Analisis Sebaran Dan Kerapatan Vegetasi Pantai Pada Daerah Bekas Tsunami Aceh

9

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Luas wilayah Aceh adalah 59.950,77 km2 , terdiri atas 17 kabupaten, 4 kota,
241 kecamatan dan 5.985 kelurahan/desa. Cakupan wilayah Provinsi NAD
meliputi wilayah hutan seluas 33.356,13 km2, lahan persawahan seluas 3.565,10
km2, dan lahan kering seluas 23.029,54 km2 (Bappeda, 2005). Berdasarkan
Peraturan Presiden RI No. 30 tahun 2005, panjang garis pantai utara – timur
adalah 761 km dan panjang garis pantai barat - selatan adalah 706 km (Sari dkk,
2006)
26 Desember 2004 adalah hari yang tidak pernah dilupakan oleh masyarakat
Aceh, gempa bumi berkekuatan 9,1 Skala Richter mengguncang sebagian besar
Aceh (Janudianto dkk, 2012). Gempa tektonik disertai gelombang pasang tsunami
(Naryanto, 2009). Dampak dari kejadian gelombang tsunami sampai mencapai 13
km dari muka air laut. Air pasang dari gelombang tsunami tersebut mencapai 2
km dari garis pantai yang sebagian besar berupa dataran rendah (Naryanto, 2009).
bencana yang terjadi telah menimbulkan kerusakan lingkungan dan kerugian
materian dan non material. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh gempa
bumi dan gelombang Tsunami dapat menimbulkan rusaknya permukiman
penduduk dan ekosistem lingkungan hidup khususnya kawasan pesisir pantai

(Arifin, 2005)
Tinggi gelombang tsunami yang mencapai pantai akan menimbulkan
kerusakan yang berbeda. Gelombang ini akan terus bergerak dengan kecepatan
tinggi menghantam daratan dan melewati daerah yanag berada dibawahnya
(Zaitunah dan Cecep , 2011). Salah satu daerah yang terkena adalah kawasan

Universitas Sumatera Utara

10

pesisir, kawasan pesisir sangat dekat bahkan berbatasan langsung dengan laut.
Akibatnya kawasan pesisir mengalami kerusakan parah, sebagian besar vegetasi
pelindung

kawasan

pesisir

mati


akibat

hantaman

gelombang

tsunami

(Suryawan dan Mahmud, 2005).
Vegetasi pantai di sepanjang pantai berfungsi sebagai benteng pelindung
dari tsunami, juga menjadi tempat berkembangnya satwa yang sangat peka dengan
tanda-tanda terjadinya tsunami, sehingga dapat memberi isyarat kepada
masyarakat akan datangnya tsunami. Fungsi lain yaitu mampu menahan tiupan
angin kencang, hempasan gelombang laut, dan terpaan pasir yang bergulung di
sepanjang pantai, mencegah meluasnya wilayah bergaram di sekitar pantai,
menetralkan

angin

dari


lautan

yang

mengandung

salinitas

tinggi

(Rahayu dkk., 2016). Sebelum tsunami pada beberapa tempat bagian bibir pantai
kawasan pantai Aceh sudah mengalami abrasi akibat kerusakan vegetassi pantai,
dan peralihan fungsi lahan, sehingga garis pantai menjadi tidak stabil. Oleh karena
itu pada saat tsunami kawasan pesisir mengalami perubahan (degradasi), hampir
semua vegetasinya hancur sehingga kawasan pesisir tidak lagi berfungsi
sebagaimana mestinya (Suryawan, 2007).
Selain bencana alam pertumbuhan penduduk yang tinggi di wilayah pesisir
dan pulau kecil mengakibatkan kebutuhan akan pemukiman, lahan perikanan dan
pariwisata semakin meningkat sehingga ekosistem pesisir mengalami degradasi

terutama hutan mangrove dan pantai (Suryawan, 2007). Penggunaan lahan di
pesisir pantai lebih diutamakan pada bidang yang lain daripada digunakan sebagai
hutan pantai, terutama karena sektor lain ini lebih memberikan keuntungan jangka
pendek dan kehidupan pertanian di wilayah pedesaan di Aceh (Hanley dkk). Data

Universitas Sumatera Utara

11

tentang vegetasi di kawasan pesisir dan kondisi fisik pantai dapat digunakan
sebagai acuan untuk program rehabilitasi kawasan pesisir di Nanggroe Aceh
Darussalam pasca tsunami, serta dapat di jadikan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan untuk mengurangi/meminimalisir dampak bencana
Tsunami yang akan datang. Data tersebut antara lain indeks keragaman jenis
vegetasi dan jenis-jenis penyusun lingkungan pesisir, tipe vegetasi pelindung di
kawasan pesisir dan kondisi fisik kawasan pesisir (Suryawan, 2007).

Universitas Sumatera Utara

12


Tujuan
1. Mengetahui sebaran dan kerapatan vegetasi pada tahun 2016
2. Mengetahui perubahan kerapatan vegetasi pantai sebelum tsunami tahun
2004 dan tahun 2016

Manfaat penelitan
1. Sarana informasi bagi masyarakat maupun peneliti yang dekat dengan
wilayah penelitian maupun jauh.
2. Sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dalam pengelolaan
kawasan pesisir khususnya pemanfaatan hutan pantai dalam menemalisir
dampak tsunami.

Universitas Sumatera Utara