PENGARUH KERAPATAN VEGETASI DAN KONDISI
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
1
PENGARUH KERAPATAN VEGETASI DAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK
TERHADAP JUMLAH JENIS BURUNG DI WANAGAMA I, GUNUNG KIDUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Rizky Hidayat
*Minat Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada , Yogyakarta, Indoneisa .
**Laboratorium Satwa Liar, Praktikum Riset dan Manajemen Satwa Liar, Fakultas Kehutanan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai jenis-jenis burung yang
terdapat di Wanagama I yang dilaksanakan pada 7 desember 2014 serta mengetahui pengaruh kerapatan
vegetasi dan kondisi lingkungan fisik terhadap jumlah jenis burung di Wanagama I. Metode penelitian burung
menggunakan point count radius 50 m pada tiap titik pengamatan sejumlah 105 plot yang tersebar di beberapa
petak hutan Wanagama I. Untuk data vegetasi menggunakan nested sampling pada berbagai tingkatan pohon
yang diletakkan sesuai plot point count. Sedangkan data lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban dan
kelerengan juga diambil pada plot point count. Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh kerapatan vegetasi dan kondisi lingkungan fisik terhadap jumlah jenis burung. Hasil pengamatan
ditemukan sejumlah 34 jenis dari 21 suku/family. Jumlah tersebut menunjukkan adanya penurunan jumlah jenis
burung di Wanagama I dalam kurun 20 tahun terakhir. Jenis yang paling banyak berasal dari anggota suku
Sylviidae sebanyak 6 jenis, yaitu: prenjak jawa, ceret gunung, cinenen kelabu, cinenen belukar, prenjak
cokelat dan prenjak padi dan suku Cuculidae sebanyak 5 jenis antara lain : bubut besar, wiwik kelabu,
wiwik uncuing, wiwik lurik dan bubut alang-alang. Hasil uji linear berganda yang telah dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari kerapatan vegetasi dan kondisi lingkungan fisik terhadap
jumlah jenis burung. Untuk kerapatan vegetasi, variabel yang paling berpengaruh adalah kerapatan pohon
yang memiliki korelasi negatif dengan jumlah jenis burung. Kerapatan pohon berpengaruh signifikan pada
rentang 150-200 individu pohon/ha. Sedangkan untuk kondisi lingkungan fisik, suhu merupakan variabel yang
berpengaruh signifikan dan memiliki korelasi positif terhadap jumlah jenis burung. Suhu berpengaruh
signifikan pada rentang suhu antara 29 – 330C.
Kata kunci
: Wanagama I, jenis burung, kerapatan pohon, suhu
2
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
PENGANTA
Burung atau aves adalah anggota Hal ini karena burung merupakan
kelompok hewan bertulang belakang
salah satu satwa yang peka terhadap
(vertebrata) yang memiliki bulu dan perubahan
iklim
dan
kondisi
sayap. Kemampuan hidup di berbagai
lingkungan fisik yang terjadi pada
kondisi habitat dan mobilitas burung
suatu kawasan (Wahyuwigati, 2010).
yang
tinggi
didukung
oleh
Di
Indonesia
tercatat
kemampuan burung untuk terbang
(7,38%)
sehingga
berbagai
dikategorikan sebagai spesies yang
kawasan. Walaupun demikian, burung
terancam punah dalam IUCN Red List
biasanya
(Sukmantoro dkk., 2007). Indonesia
besar
dapat
melintasi
menghabiskan
waktunya
untuk
sebagian
hidup
dan
memanfaatkan pohon.
hutan
tanaman,
merupakan
burung
Hutan Wanagama I merupakan
yang
pengelolaan
selanjutnya
berkembang
secara
pada
dibiarkan
alami.
Adanya
perkembangan
spesies
burung
118
negara
yang
yang
dengan
jenis
terancam
punah
terbesar di dunia (Yuliah, 2001). Yuda
(1993)
menyebutkan
ditemukan
71
jenis
bahwa
burung
di
Wanagama I, selanjutnya di lokasi
tersebut yang
sama
Yuliah
(2001)
dalam
megakibatkan perubahan vegetasi di
penelitiannya menyebutkan terdapat
dalam
jenis,
37 jenis burung di Wanagama I. Untuk
serta
susunan
kelebatan,
kerapatan
komposisi
dapat itu, pelestarian kawasan Wanagama I
berpengaruh terhadap populasi satwa
menjadi
burung (Djuwantoko dan Hardiwinoto,
mendukung
1983).
beragam
Sedangkan
Hani’in
dalam
Subeno (2000) menyatakan bahwa di
dalam
tegakan-tegakan
Maka
tingkat
kerapatan
besarnya
upaya
jenis
interaksi
antara
mengenai
bergantung
kerapatan vegetasi.
salah
langka,
informasi
jenis-jenis
mengetahui
hutan,
satwaliar
vegetasi. mendapatkan
hutan dan komposisi burung pada
keadaan
penyelamatan
Penelitian ini bertujuan untuk
terdapat
habitat
dalam
endemik dan dilindungi khususnya
aktivitas burung terhadap vegetasi
suatu
penting
yang jenis-jenis burung.
bervariasi maka akan berpengaruh
pada
sangat
di
ilmiah
burung
Wanagama
pengaruh
I
yang
serta
kerapatan
pada vegetasi dan kondisi lingkungan fisik
satunya terhadap
Wanagama
jumlah
I.
jenis
Hasil
burung
di
penelitian
ini
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Komunitas burung dapat digunakan diharapkan
untuk mendeteksi perubahan kondisi
lingkungan
serta
data
mampu
dan
dapat menjadi
informasi
bahan
3
menyediakan
yang
masukan
dapat
dan
menggambarkan kondisi habitat yang pertimbangan dalam pengelolaan di
mendukung
kehidupannya
dan
Hutan Wanagama I, khususnya terkait
sebagai bio-indikator suatu kawasan dalam pelestarian burung.
(Paillissona,
2002).
Adanya
burung
jenis tertentu atau perginya burung
jenis tertentu merupakan gejala yang
berhubungan
erat
dengan
kondisi
lingkungan fisik.
ALAT DAN METODE
vegetasi sesuai dengan fungsi
Lokasi dan Waktu
alat masing-masing. Data yang
diambill
meliputi
suhu,
Alat yang digunakan dalam kelembaban dan kelerengan.
penelitian ini berupa teropong
binokuler,
buku
petunjuk
lapangan
burung
Sumatra,
Jawa, Bali dan Kalimantan (Mc
Kinnon
dkk.,
2010)
untuk
mengenali jenis burung yang
ditemukan
di
lapangan.
Rollmeter dan pitameter untuk
mengambil data vegetasi serta
thermohigrometer
dan
clinometer untuk memperoleh
data lingkungan fisik. Selain itu
juga menggunakan GPS untuk
mencari dan menandai plotplot yang sudah ditentukan.
Sedangkan
bahan
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
satwa
burung,
Analisis
Data vegetasi berupa jumlah
individu pada tiap tingkatan
hidup
kemudian
kerapatan
dihitung
vegetasinya
menggunkan rumus:
kerapatan=
jumlah individu
luas plot sample (ha)
Untuk mengetahui pengaruh
kerapatan
vegetasi
(pada
berbagai tingkat pertumbuhan)
dan kondisi lingkungan fisik
(suhu,
kelembaban
dan
kelerengan) terhadap jumlah
jenis
burung
menggunakan
analisa regresi linear berganda
dengan ketentuan jumlah jenis
burung
(variabel
dependent)
dan kerapatan vegetasi serta
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
lingkungan
fisik
(suhu,
kelembaban dan kelerengan)
kondisi
lingkungan
fisik
(variabel independent). Analisa
dan vegetasi. Dengan Lokasi regresi
dilakukan
penelitian di Hutan Pendidikan
menggunakan
Wanagama I, Gunung Kidul,
Excel dan software R. statistic
Daerah
Istimewa
Desember 2013.
Identifikasi jumlah dan jenis
burung
dilakukan
metode
point
count radius 50 m pada setiap
plot pengamatan yang telah
secara
sistematis
dengan jarak antar plot 200 m
dan
waktu
pengamatan
berkisar 5-10 menit.
Jumlah
total 105 plot yang tersebar di
beberapa petak Wanagama I.
Pengambilan data vegetasi
dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari
Metode Pengambilan Data
ditentukan
Ms.
Yogyakarta 3.0.2 .
dilaksanakan pada tanggal 7
menggunakan
bantuan
dengan
metode
hasil
pengamatan
ditemukan 34 jenis burung dari
21 suku. Sedangkan dari jenisjenis tersebut, anggota yang
berasal dari satu suku yang
paling banyak dijumpai adalah
Sylviidae,
yaitu;
sebanyak
Prenjak
familiaris),
(Cettia
6
jawa
jenis
(Prinia
Ceret
Gunung
vulcania),
Cinenen
Kelabu (Orthotomus ruficeps),
Cinenen Belukar (Orthotomus
atrogularis),
Prenjak
Cokelat
(Prinia polychroa) dan Prenjak
Padi
(Prinia
inornata).
Suku
nested sampling, yakni berupa lainnya yang sering dijumpai
petak
ukur
kuadrat
ditempatkan
sesuai
pengamatan
point
Pengamatan
dilakukan
yang adalah Cuculidae sebanyak 5
plot-plot jenis, yaitu jenis; Bubut Besar
count. (Centropus
sinensis),
pada Kelabu
Wiwik
(Cacomantis
berbagai tingkatan yaitu; 1 x1
merulinus),
m (rumput), 2 x 2m (semai,
(Cacomantis
semak dan tumbuhan bawah),
Wiwik
5x5
sonneratii) dan Bubut Alang-
m
(sapihan),
10x10m
Wiwik
Lurik
Uncuing
sepulcralis),
(Cacomantis
(tiang) dan 20x20m (pohon).
Alang (Centropus bengalensis).
Sedangkang
untuk
Pengambilan data lingkungan
fisik dilakukan pada masing-
4
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
masing
plot
bersamaan
pengamatan
dengan
pengambilan data burung dan
Tabel 1. Daftar Jenis Burung di Wanagama I
N
o
Status
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Suku
IUC
N
CITE
S
Peratura
n
1
Ayam-hutan Hijau
Gallus varius
Phasianidae
LC
-
-
2
Bentet coklat
Lanius cristatus
Laniidae
LC
-
-
3
Bentet kelabu
Lanius schach
Laniidae
LC
-
-
4
Bondol jawa
Lonchura leucogastroides
Ploceidae
LC
-
-
5
Bubut besar
Centropus sinensis
Cuculidae
LC
-
-
6
Centropus bengalensis
Cuculidae
LC
-
-
7
Bubut alang-alang
Burung madu
sriganti
Nectarinia jugularis
Nectariniidae
LC
-
Dilindungi
8
Cekakak Jawa
Halcyon cyanoventris
Alcedinidae
LC
-
Dilindungi
9
Cekakak sungai
Todirhamphus chloris
Alcedinidae
LC
-
Dilindungi
10
Ceret gunung
Cettia vulcania
Sylviidae
LC
-
-
11
Cinenen belukar
Orthotomus atrogularis
Sylviidae
LC
-
-
12
Cinenen kelabu
Orthotomus ruficeps
Sylviidae
LC
-
-
13
Cucak kutilang
Pycnonotus aurigaster
Pycnonotidae
LC
-
-
14
Elang Ular bido
Spilornis cheela
Pandionidae
LC
II
Dilindungi
15
Gagak hutan
Corvus enca
Corvidae
LC
-
-
16
Gelatik-batu kelabu
Parus major
Paridae
LC
-
-
17
Kacamata biasa
Zosterops palpebrosus
Zosteropidae
LC
-
-
18
Kareo Padi
Amaurornis phoenicurus
Rallidae
LC
-
-
19
Kepudang hitam
Oriolus hosii
Oriolidae
LC
-
-
20
Layang-layang batu
Hirundo tahitica
Hirundinidae
LC
-
-
21
Merbah cerukcuk
Pycnonotus gioavier
Pycnonotidae
LC
-
-
22
Perkutut
Geopelia striata
Cisticolidae
LC
-
-
23
Perenjak jawa
Prinia familiaris
Sylviidae
LC
-
-
24
Perenjak coklat
Prinia polychroa
Sylviidae
LC
-
-
25
Perenjak padi
Prinia inornata
Sylviidae
LC
-
-
26
Pipit benggala
Amandava amandava
LC
-
-
27
Sepah hutan
LC
-
-
29
Takur ungkut-ungkut
Pericrocotus flammeus
Megalaima
haemacephala
Estrildidae
Campephagida
e
Ramphastidae
NT
-
-
30
Tekukur Biasa
Streptopelia chinensis
Columbidae
LC
-
-
31
Walet Linci
Collocalia Linchi
Apodidae
LC
-
-
32
Wiwik Lurik
Cacomantis sonneratii
Cuculidae
LC
-
-
33
Wiwik kelabu
Cacomatis merulinus
Cuculidae
LC
-
-
34
Wiwik uncuing
Cacomantis sepulcralis
Cuculidae
LC
-
-
5
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Berdasarkan table 1. pengamatan Gunung
(Cettia
vulcania),
6
Cinenen
ditemukan 34 jenis burung dari 21
Kelabu (Orthotomus ruficeps), Cinenen
suku.
Belukar
Sedangkan
dari
jenis-jenis
(Orthotomus
atrogularis),
tersebut, anggota yang berasal dari
Prenjak Cokelat (Prinia polychroa) dan
satu suku yang paling banyak dijumpai
Prenjak Padi (Prinia inornata). Suku
adalah
lainnya yang sering dijumpai adalah
Sylviidae,
sebanyak
6
jenis
yaitu; Prenjak jawa (Prinia familiaris), Cuculidae sebanyak 5 jenis,
Ceret
7
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
yaitu jenis; Bubut Besar (Centropus
sinensis), Wiwik Kelabu (Cacomantis
merulinus),
Wiwik
Hal tersebut mennunjukkan bahwa
kerapatan
vegetasi
Uncuing berpengaruh
yang
signifikan
paling
terhadap
(Cacomantis sepulcralis), Wiwik Lurik jumlah jenis burung adalah kerapatan
(Cacomantis
sonneratii)
dan
Bubut pohon dan memiliki korelasi negatif
Alang-Alang (Centropus bengalensis).
dengan jumlah jenis burung, artinya
semakin besar kerapatan pohon maka
Analisis Regresi Linear Berganda,
semakin kecil jumlah jenis burung yang
Pengaruh Kerapatan Vegetasi dan hadir.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
Kondisi Lingkungan Fisik Terhadap
berdasarkan jenis-jenis burung yang
Jumlah Jenis Burung
ditemukan sebagian besar merupakan
Analisis regresi ini dilakukan untuk
mengetahui
pengaruh
kondisi
seberapa
kerapatan
lingkungan
jenis yang lebih menyukai vegetasi
signifikan terbuka
vegetasi
fisik
dan
terhadap
jumlah jenis burung
seperti
Sylviidae
dan
jenis
dari
Cuculidae.
suku
Menurut
McKinnon dkk., (2010), jenis-jenis dari
suku tersebut lebih menyukai habitat
hutan
sekunder
terbuka,
menghuni
Tabel 2. Hasil analisis regresi pengaruh
padang alang-alang, semak rendah,
kerapatan
kondisi
aktif di lantai hutan dan puncak pohon
lingkungan fisik terhadap jumlah jenis
untuk mencari makan di tanah atau
vegetasi
dan
burung di Wanagama I
Estimate
Std.Error
6,13274
8
Rapat
pohon
0,00316
9
Suhu
0,26646
1
AIC : 420,26
Intercep
t
Pr(>|t|)
1,92864
7
Tvalu
e
3,180
0,00129
4
2,448
0,0160
6*
0,06084
9
4,379
2,89 x
105 ***
0,0019
5 **
terbang
jarak
pendek
mengepak-
ngepak di atas vegetasi.
Setelah dilakukan analisis regresi
linear berganda, dihasilkan persamaan
:
Y =−6,133 ±1,929 ¿+ (−0,00317 ± 0,0013 ) X 1+(0,2665 ± 0,06085) X 2
Keterangan :
Y = Jumlah jenis burung
Gambar
X1= Kerapatan Pohon
kerapatan
X2= Suhu
burung.
1.
Grafik
pohon
coplot
dengan
hubungan
jumlah
jenis
8
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Sedangkan kondisi lingkungan fisik
yang berpengaruh signifikan adalah
suhu karena memiliki korelasi positif
dan mencari
terbuka.
makan
di
vegetasi
KESIMPULAN
dengan jumlah jenis burung. Semakin
tinggi suhu di kawasan maka jumlah
jenis burung
semakin
yang
besar.
kerapatan
hadir pun
Sehingga
pohon
menyebabkan
dengan
rendah
lantai
juga
hutan
yang
terbuka,
1. Dari hasil pengamatan dan studi
literature
menurut
Yuda
(1993)
menyebutkan bahwa ditemukan 71
jenis
burung
selanjutnya
di
Wanagama
Yuliah
(2001)
I,
dalam
maka suhu di kawasan tersebut pun
penelitiannya menyebutkan terdapat
akan naik atau tinggi karena intensitas
37 jenis burung di Wanagama I dapat
cahaya
langsung
diketahui bahwa, terjadi penurunan
menuju masuk ke lantai hutan tanpa
jumlah jenis burung di Wanagama I .
terhalang vegetasi. Oleh karena itu
Saat ini terdapat 34 jenis burung dari
jumlah jenis burung yang hadir pun
21
semakin meningkat karena jenis yang
anggota
matahari
yang
hadir merupakan jenis yang menyukai
habitat
terbuka
dipaparkan
sperti
diatas.
yang
Grafik
telah
coplot
menunjukkan kondisi yang ideal untuk
meningkatkan
jumlah
jenis
burung
pada rentang suhu antara 29 – 33 0C.
Namun
apabila
hal
tersebut
suhu
berdasarkan
>
hasil
tidak
berlaku
330C
karena
gambar
coplot
menunjukkan titik yang stabil atau
tidak adanya peningkatan jumlah jenis
burung.
suku,
yang
dari
didominasi
suku
oleh
Sylviidae
dan
Cuculidae.
2.
Kerapatan vegetasi yang paling
berpengaruh
jumlah
signifikan
jenis
kerapatan
terhadap
burung
pohon
dan
adalah
memiliki
korelasi negatif dengan jumlah jenis
burung. Dengan
pada
rentang
kerapatan pohon
150-200
individu
pohon/ha. Sedangkan untuk kondisi
lingkungan fisik yang berpengaruh
signifikan
terhadap
jumlah
jenis
burung adalah suhu yang memiliki
korelasi positif dengan jumlah jenis
burung. Suhu berpengaruh signifikan
pada rentang suhu antara 29 – 330C.
SARAN
3. Perlu
pohon
dilakukan
dengan
penjarangan
rentang
9
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
kerapatan
pohon
individu/ha.
4. Untuk menaikan
burung
perlu
di
150-200
jumlah
hutan
dilakukan
jenis
wanagama
penanaman
tanaman pakan untuk burung
terutama burung yang menyukai
buah-buahan.
5. Ketegasan
dan
sosialisasi
terhadap masyarakat agar tidak
Gambar 2. Grafik coplot hubungan suhu
dengan jumlah jenis burung.
Bahwa
pengaruh
berdasarkan
tersebut
bisa
hasil
uji
menangkap burung di kawasan
hutan Wanagama I.
.
digunakan
untuk menghadirkan jumlah jenis yang
diinginkan
seperti
jenis
yang
berperilaku
menyukai lahan terbuka,
hidup di padang alang-alang
Djuwantoko,. dan Suryo H., 1983. Studi
Peranan Vegetasi Sebagai Habitat
Satwa
Burung
di
Wanagama
I.
Subeno.,
2000.
Kelimpahan Satwa Burung di Hutan
Fakultas Kehutanan UGM. Lembaga
Pendidikan
Penelitian UGM. Yogyakarta.
Gunungkidul.
MacKinnon, Jhon., Karen Phillips, dan
Bas
van
Balen.
2010.
Burung-
burung di Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan.
Seri
Lapangan.
Panduan
LIPI/Perhimpunan
Pelestarian Burung Liar Indonesia.
Paillissona, J.M., Reeber, S. Mariona L.
2002. Bird Assemblages as BioIndicators
of
Management
Disturbance
UGM.
In
Water
Regime
and
Hunting
Natural
Wet
Wanagama
Fakultas
Lembaga
Yogyakarta.
Wahyuwigati,
I,
Kehutanan
Penelitian
UGM.
R.,
2010.
Keanekaragaman Jenis Burung Pada
Berbagai
Tipe
Penggunaan
di
Kawasan DAS Tulis. Skripsi. Fakultas
Kehutanan
Bogor.
Konsentrasi
Mada.
Universitas
Yogyakarta.
Gadjah
Tidak
dipublikasikan.
Yuda, P. 1993. Burung-Burung yang
Hidup di Wanagama I Yogyakarta.
Kutilang. Yogyakarta.
Yuliah. 2001. Keanekaragaman Jenis
10
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Grasslands. Biological Conservation
Burung
di
I 106: 115 – 127
Sekitarnya.
Wanagama
Skripsi.
I
dan
Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta. Tidak
dipublikasikan.
1
PENGARUH KERAPATAN VEGETASI DAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK
TERHADAP JUMLAH JENIS BURUNG DI WANAGAMA I, GUNUNG KIDUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Rizky Hidayat
*Minat Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada , Yogyakarta, Indoneisa .
**Laboratorium Satwa Liar, Praktikum Riset dan Manajemen Satwa Liar, Fakultas Kehutanan, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai jenis-jenis burung yang
terdapat di Wanagama I yang dilaksanakan pada 7 desember 2014 serta mengetahui pengaruh kerapatan
vegetasi dan kondisi lingkungan fisik terhadap jumlah jenis burung di Wanagama I. Metode penelitian burung
menggunakan point count radius 50 m pada tiap titik pengamatan sejumlah 105 plot yang tersebar di beberapa
petak hutan Wanagama I. Untuk data vegetasi menggunakan nested sampling pada berbagai tingkatan pohon
yang diletakkan sesuai plot point count. Sedangkan data lingkungan fisik meliputi suhu, kelembaban dan
kelerengan juga diambil pada plot point count. Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh kerapatan vegetasi dan kondisi lingkungan fisik terhadap jumlah jenis burung. Hasil pengamatan
ditemukan sejumlah 34 jenis dari 21 suku/family. Jumlah tersebut menunjukkan adanya penurunan jumlah jenis
burung di Wanagama I dalam kurun 20 tahun terakhir. Jenis yang paling banyak berasal dari anggota suku
Sylviidae sebanyak 6 jenis, yaitu: prenjak jawa, ceret gunung, cinenen kelabu, cinenen belukar, prenjak
cokelat dan prenjak padi dan suku Cuculidae sebanyak 5 jenis antara lain : bubut besar, wiwik kelabu,
wiwik uncuing, wiwik lurik dan bubut alang-alang. Hasil uji linear berganda yang telah dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari kerapatan vegetasi dan kondisi lingkungan fisik terhadap
jumlah jenis burung. Untuk kerapatan vegetasi, variabel yang paling berpengaruh adalah kerapatan pohon
yang memiliki korelasi negatif dengan jumlah jenis burung. Kerapatan pohon berpengaruh signifikan pada
rentang 150-200 individu pohon/ha. Sedangkan untuk kondisi lingkungan fisik, suhu merupakan variabel yang
berpengaruh signifikan dan memiliki korelasi positif terhadap jumlah jenis burung. Suhu berpengaruh
signifikan pada rentang suhu antara 29 – 330C.
Kata kunci
: Wanagama I, jenis burung, kerapatan pohon, suhu
2
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
PENGANTA
Burung atau aves adalah anggota Hal ini karena burung merupakan
kelompok hewan bertulang belakang
salah satu satwa yang peka terhadap
(vertebrata) yang memiliki bulu dan perubahan
iklim
dan
kondisi
sayap. Kemampuan hidup di berbagai
lingkungan fisik yang terjadi pada
kondisi habitat dan mobilitas burung
suatu kawasan (Wahyuwigati, 2010).
yang
tinggi
didukung
oleh
Di
Indonesia
tercatat
kemampuan burung untuk terbang
(7,38%)
sehingga
berbagai
dikategorikan sebagai spesies yang
kawasan. Walaupun demikian, burung
terancam punah dalam IUCN Red List
biasanya
(Sukmantoro dkk., 2007). Indonesia
besar
dapat
melintasi
menghabiskan
waktunya
untuk
sebagian
hidup
dan
memanfaatkan pohon.
hutan
tanaman,
merupakan
burung
Hutan Wanagama I merupakan
yang
pengelolaan
selanjutnya
berkembang
secara
pada
dibiarkan
alami.
Adanya
perkembangan
spesies
burung
118
negara
yang
yang
dengan
jenis
terancam
punah
terbesar di dunia (Yuliah, 2001). Yuda
(1993)
menyebutkan
ditemukan
71
jenis
bahwa
burung
di
Wanagama I, selanjutnya di lokasi
tersebut yang
sama
Yuliah
(2001)
dalam
megakibatkan perubahan vegetasi di
penelitiannya menyebutkan terdapat
dalam
jenis,
37 jenis burung di Wanagama I. Untuk
serta
susunan
kelebatan,
kerapatan
komposisi
dapat itu, pelestarian kawasan Wanagama I
berpengaruh terhadap populasi satwa
menjadi
burung (Djuwantoko dan Hardiwinoto,
mendukung
1983).
beragam
Sedangkan
Hani’in
dalam
Subeno (2000) menyatakan bahwa di
dalam
tegakan-tegakan
Maka
tingkat
kerapatan
besarnya
upaya
jenis
interaksi
antara
mengenai
bergantung
kerapatan vegetasi.
salah
langka,
informasi
jenis-jenis
mengetahui
hutan,
satwaliar
vegetasi. mendapatkan
hutan dan komposisi burung pada
keadaan
penyelamatan
Penelitian ini bertujuan untuk
terdapat
habitat
dalam
endemik dan dilindungi khususnya
aktivitas burung terhadap vegetasi
suatu
penting
yang jenis-jenis burung.
bervariasi maka akan berpengaruh
pada
sangat
di
ilmiah
burung
Wanagama
pengaruh
I
yang
serta
kerapatan
pada vegetasi dan kondisi lingkungan fisik
satunya terhadap
Wanagama
jumlah
I.
jenis
Hasil
burung
di
penelitian
ini
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Komunitas burung dapat digunakan diharapkan
untuk mendeteksi perubahan kondisi
lingkungan
serta
data
mampu
dan
dapat menjadi
informasi
bahan
3
menyediakan
yang
masukan
dapat
dan
menggambarkan kondisi habitat yang pertimbangan dalam pengelolaan di
mendukung
kehidupannya
dan
Hutan Wanagama I, khususnya terkait
sebagai bio-indikator suatu kawasan dalam pelestarian burung.
(Paillissona,
2002).
Adanya
burung
jenis tertentu atau perginya burung
jenis tertentu merupakan gejala yang
berhubungan
erat
dengan
kondisi
lingkungan fisik.
ALAT DAN METODE
vegetasi sesuai dengan fungsi
Lokasi dan Waktu
alat masing-masing. Data yang
diambill
meliputi
suhu,
Alat yang digunakan dalam kelembaban dan kelerengan.
penelitian ini berupa teropong
binokuler,
buku
petunjuk
lapangan
burung
Sumatra,
Jawa, Bali dan Kalimantan (Mc
Kinnon
dkk.,
2010)
untuk
mengenali jenis burung yang
ditemukan
di
lapangan.
Rollmeter dan pitameter untuk
mengambil data vegetasi serta
thermohigrometer
dan
clinometer untuk memperoleh
data lingkungan fisik. Selain itu
juga menggunakan GPS untuk
mencari dan menandai plotplot yang sudah ditentukan.
Sedangkan
bahan
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah
satwa
burung,
Analisis
Data vegetasi berupa jumlah
individu pada tiap tingkatan
hidup
kemudian
kerapatan
dihitung
vegetasinya
menggunkan rumus:
kerapatan=
jumlah individu
luas plot sample (ha)
Untuk mengetahui pengaruh
kerapatan
vegetasi
(pada
berbagai tingkat pertumbuhan)
dan kondisi lingkungan fisik
(suhu,
kelembaban
dan
kelerengan) terhadap jumlah
jenis
burung
menggunakan
analisa regresi linear berganda
dengan ketentuan jumlah jenis
burung
(variabel
dependent)
dan kerapatan vegetasi serta
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
lingkungan
fisik
(suhu,
kelembaban dan kelerengan)
kondisi
lingkungan
fisik
(variabel independent). Analisa
dan vegetasi. Dengan Lokasi regresi
dilakukan
penelitian di Hutan Pendidikan
menggunakan
Wanagama I, Gunung Kidul,
Excel dan software R. statistic
Daerah
Istimewa
Desember 2013.
Identifikasi jumlah dan jenis
burung
dilakukan
metode
point
count radius 50 m pada setiap
plot pengamatan yang telah
secara
sistematis
dengan jarak antar plot 200 m
dan
waktu
pengamatan
berkisar 5-10 menit.
Jumlah
total 105 plot yang tersebar di
beberapa petak Wanagama I.
Pengambilan data vegetasi
dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari
Metode Pengambilan Data
ditentukan
Ms.
Yogyakarta 3.0.2 .
dilaksanakan pada tanggal 7
menggunakan
bantuan
dengan
metode
hasil
pengamatan
ditemukan 34 jenis burung dari
21 suku. Sedangkan dari jenisjenis tersebut, anggota yang
berasal dari satu suku yang
paling banyak dijumpai adalah
Sylviidae,
yaitu;
sebanyak
Prenjak
familiaris),
(Cettia
6
jawa
jenis
(Prinia
Ceret
Gunung
vulcania),
Cinenen
Kelabu (Orthotomus ruficeps),
Cinenen Belukar (Orthotomus
atrogularis),
Prenjak
Cokelat
(Prinia polychroa) dan Prenjak
Padi
(Prinia
inornata).
Suku
nested sampling, yakni berupa lainnya yang sering dijumpai
petak
ukur
kuadrat
ditempatkan
sesuai
pengamatan
point
Pengamatan
dilakukan
yang adalah Cuculidae sebanyak 5
plot-plot jenis, yaitu jenis; Bubut Besar
count. (Centropus
sinensis),
pada Kelabu
Wiwik
(Cacomantis
berbagai tingkatan yaitu; 1 x1
merulinus),
m (rumput), 2 x 2m (semai,
(Cacomantis
semak dan tumbuhan bawah),
Wiwik
5x5
sonneratii) dan Bubut Alang-
m
(sapihan),
10x10m
Wiwik
Lurik
Uncuing
sepulcralis),
(Cacomantis
(tiang) dan 20x20m (pohon).
Alang (Centropus bengalensis).
Sedangkang
untuk
Pengambilan data lingkungan
fisik dilakukan pada masing-
4
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
masing
plot
bersamaan
pengamatan
dengan
pengambilan data burung dan
Tabel 1. Daftar Jenis Burung di Wanagama I
N
o
Status
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Suku
IUC
N
CITE
S
Peratura
n
1
Ayam-hutan Hijau
Gallus varius
Phasianidae
LC
-
-
2
Bentet coklat
Lanius cristatus
Laniidae
LC
-
-
3
Bentet kelabu
Lanius schach
Laniidae
LC
-
-
4
Bondol jawa
Lonchura leucogastroides
Ploceidae
LC
-
-
5
Bubut besar
Centropus sinensis
Cuculidae
LC
-
-
6
Centropus bengalensis
Cuculidae
LC
-
-
7
Bubut alang-alang
Burung madu
sriganti
Nectarinia jugularis
Nectariniidae
LC
-
Dilindungi
8
Cekakak Jawa
Halcyon cyanoventris
Alcedinidae
LC
-
Dilindungi
9
Cekakak sungai
Todirhamphus chloris
Alcedinidae
LC
-
Dilindungi
10
Ceret gunung
Cettia vulcania
Sylviidae
LC
-
-
11
Cinenen belukar
Orthotomus atrogularis
Sylviidae
LC
-
-
12
Cinenen kelabu
Orthotomus ruficeps
Sylviidae
LC
-
-
13
Cucak kutilang
Pycnonotus aurigaster
Pycnonotidae
LC
-
-
14
Elang Ular bido
Spilornis cheela
Pandionidae
LC
II
Dilindungi
15
Gagak hutan
Corvus enca
Corvidae
LC
-
-
16
Gelatik-batu kelabu
Parus major
Paridae
LC
-
-
17
Kacamata biasa
Zosterops palpebrosus
Zosteropidae
LC
-
-
18
Kareo Padi
Amaurornis phoenicurus
Rallidae
LC
-
-
19
Kepudang hitam
Oriolus hosii
Oriolidae
LC
-
-
20
Layang-layang batu
Hirundo tahitica
Hirundinidae
LC
-
-
21
Merbah cerukcuk
Pycnonotus gioavier
Pycnonotidae
LC
-
-
22
Perkutut
Geopelia striata
Cisticolidae
LC
-
-
23
Perenjak jawa
Prinia familiaris
Sylviidae
LC
-
-
24
Perenjak coklat
Prinia polychroa
Sylviidae
LC
-
-
25
Perenjak padi
Prinia inornata
Sylviidae
LC
-
-
26
Pipit benggala
Amandava amandava
LC
-
-
27
Sepah hutan
LC
-
-
29
Takur ungkut-ungkut
Pericrocotus flammeus
Megalaima
haemacephala
Estrildidae
Campephagida
e
Ramphastidae
NT
-
-
30
Tekukur Biasa
Streptopelia chinensis
Columbidae
LC
-
-
31
Walet Linci
Collocalia Linchi
Apodidae
LC
-
-
32
Wiwik Lurik
Cacomantis sonneratii
Cuculidae
LC
-
-
33
Wiwik kelabu
Cacomatis merulinus
Cuculidae
LC
-
-
34
Wiwik uncuing
Cacomantis sepulcralis
Cuculidae
LC
-
-
5
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Berdasarkan table 1. pengamatan Gunung
(Cettia
vulcania),
6
Cinenen
ditemukan 34 jenis burung dari 21
Kelabu (Orthotomus ruficeps), Cinenen
suku.
Belukar
Sedangkan
dari
jenis-jenis
(Orthotomus
atrogularis),
tersebut, anggota yang berasal dari
Prenjak Cokelat (Prinia polychroa) dan
satu suku yang paling banyak dijumpai
Prenjak Padi (Prinia inornata). Suku
adalah
lainnya yang sering dijumpai adalah
Sylviidae,
sebanyak
6
jenis
yaitu; Prenjak jawa (Prinia familiaris), Cuculidae sebanyak 5 jenis,
Ceret
7
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
yaitu jenis; Bubut Besar (Centropus
sinensis), Wiwik Kelabu (Cacomantis
merulinus),
Wiwik
Hal tersebut mennunjukkan bahwa
kerapatan
vegetasi
Uncuing berpengaruh
yang
signifikan
paling
terhadap
(Cacomantis sepulcralis), Wiwik Lurik jumlah jenis burung adalah kerapatan
(Cacomantis
sonneratii)
dan
Bubut pohon dan memiliki korelasi negatif
Alang-Alang (Centropus bengalensis).
dengan jumlah jenis burung, artinya
semakin besar kerapatan pohon maka
Analisis Regresi Linear Berganda,
semakin kecil jumlah jenis burung yang
Pengaruh Kerapatan Vegetasi dan hadir.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
Kondisi Lingkungan Fisik Terhadap
berdasarkan jenis-jenis burung yang
Jumlah Jenis Burung
ditemukan sebagian besar merupakan
Analisis regresi ini dilakukan untuk
mengetahui
pengaruh
kondisi
seberapa
kerapatan
lingkungan
jenis yang lebih menyukai vegetasi
signifikan terbuka
vegetasi
fisik
dan
terhadap
jumlah jenis burung
seperti
Sylviidae
dan
jenis
dari
Cuculidae.
suku
Menurut
McKinnon dkk., (2010), jenis-jenis dari
suku tersebut lebih menyukai habitat
hutan
sekunder
terbuka,
menghuni
Tabel 2. Hasil analisis regresi pengaruh
padang alang-alang, semak rendah,
kerapatan
kondisi
aktif di lantai hutan dan puncak pohon
lingkungan fisik terhadap jumlah jenis
untuk mencari makan di tanah atau
vegetasi
dan
burung di Wanagama I
Estimate
Std.Error
6,13274
8
Rapat
pohon
0,00316
9
Suhu
0,26646
1
AIC : 420,26
Intercep
t
Pr(>|t|)
1,92864
7
Tvalu
e
3,180
0,00129
4
2,448
0,0160
6*
0,06084
9
4,379
2,89 x
105 ***
0,0019
5 **
terbang
jarak
pendek
mengepak-
ngepak di atas vegetasi.
Setelah dilakukan analisis regresi
linear berganda, dihasilkan persamaan
:
Y =−6,133 ±1,929 ¿+ (−0,00317 ± 0,0013 ) X 1+(0,2665 ± 0,06085) X 2
Keterangan :
Y = Jumlah jenis burung
Gambar
X1= Kerapatan Pohon
kerapatan
X2= Suhu
burung.
1.
Grafik
pohon
coplot
dengan
hubungan
jumlah
jenis
8
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Sedangkan kondisi lingkungan fisik
yang berpengaruh signifikan adalah
suhu karena memiliki korelasi positif
dan mencari
terbuka.
makan
di
vegetasi
KESIMPULAN
dengan jumlah jenis burung. Semakin
tinggi suhu di kawasan maka jumlah
jenis burung
semakin
yang
besar.
kerapatan
hadir pun
Sehingga
pohon
menyebabkan
dengan
rendah
lantai
juga
hutan
yang
terbuka,
1. Dari hasil pengamatan dan studi
literature
menurut
Yuda
(1993)
menyebutkan bahwa ditemukan 71
jenis
burung
selanjutnya
di
Wanagama
Yuliah
(2001)
I,
dalam
maka suhu di kawasan tersebut pun
penelitiannya menyebutkan terdapat
akan naik atau tinggi karena intensitas
37 jenis burung di Wanagama I dapat
cahaya
langsung
diketahui bahwa, terjadi penurunan
menuju masuk ke lantai hutan tanpa
jumlah jenis burung di Wanagama I .
terhalang vegetasi. Oleh karena itu
Saat ini terdapat 34 jenis burung dari
jumlah jenis burung yang hadir pun
21
semakin meningkat karena jenis yang
anggota
matahari
yang
hadir merupakan jenis yang menyukai
habitat
terbuka
dipaparkan
sperti
diatas.
yang
Grafik
telah
coplot
menunjukkan kondisi yang ideal untuk
meningkatkan
jumlah
jenis
burung
pada rentang suhu antara 29 – 33 0C.
Namun
apabila
hal
tersebut
suhu
berdasarkan
>
hasil
tidak
berlaku
330C
karena
gambar
coplot
menunjukkan titik yang stabil atau
tidak adanya peningkatan jumlah jenis
burung.
suku,
yang
dari
didominasi
suku
oleh
Sylviidae
dan
Cuculidae.
2.
Kerapatan vegetasi yang paling
berpengaruh
jumlah
signifikan
jenis
kerapatan
terhadap
burung
pohon
dan
adalah
memiliki
korelasi negatif dengan jumlah jenis
burung. Dengan
pada
rentang
kerapatan pohon
150-200
individu
pohon/ha. Sedangkan untuk kondisi
lingkungan fisik yang berpengaruh
signifikan
terhadap
jumlah
jenis
burung adalah suhu yang memiliki
korelasi positif dengan jumlah jenis
burung. Suhu berpengaruh signifikan
pada rentang suhu antara 29 – 330C.
SARAN
3. Perlu
pohon
dilakukan
dengan
penjarangan
rentang
9
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
kerapatan
pohon
individu/ha.
4. Untuk menaikan
burung
perlu
di
150-200
jumlah
hutan
dilakukan
jenis
wanagama
penanaman
tanaman pakan untuk burung
terutama burung yang menyukai
buah-buahan.
5. Ketegasan
dan
sosialisasi
terhadap masyarakat agar tidak
Gambar 2. Grafik coplot hubungan suhu
dengan jumlah jenis burung.
Bahwa
pengaruh
berdasarkan
tersebut
bisa
hasil
uji
menangkap burung di kawasan
hutan Wanagama I.
.
digunakan
untuk menghadirkan jumlah jenis yang
diinginkan
seperti
jenis
yang
berperilaku
menyukai lahan terbuka,
hidup di padang alang-alang
Djuwantoko,. dan Suryo H., 1983. Studi
Peranan Vegetasi Sebagai Habitat
Satwa
Burung
di
Wanagama
I.
Subeno.,
2000.
Kelimpahan Satwa Burung di Hutan
Fakultas Kehutanan UGM. Lembaga
Pendidikan
Penelitian UGM. Yogyakarta.
Gunungkidul.
MacKinnon, Jhon., Karen Phillips, dan
Bas
van
Balen.
2010.
Burung-
burung di Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan.
Seri
Lapangan.
Panduan
LIPI/Perhimpunan
Pelestarian Burung Liar Indonesia.
Paillissona, J.M., Reeber, S. Mariona L.
2002. Bird Assemblages as BioIndicators
of
Management
Disturbance
UGM.
In
Water
Regime
and
Hunting
Natural
Wet
Wanagama
Fakultas
Lembaga
Yogyakarta.
Wahyuwigati,
I,
Kehutanan
Penelitian
UGM.
R.,
2010.
Keanekaragaman Jenis Burung Pada
Berbagai
Tipe
Penggunaan
di
Kawasan DAS Tulis. Skripsi. Fakultas
Kehutanan
Bogor.
Konsentrasi
Mada.
Universitas
Yogyakarta.
Gadjah
Tidak
dipublikasikan.
Yuda, P. 1993. Burung-Burung yang
Hidup di Wanagama I Yogyakarta.
Kutilang. Yogyakarta.
Yuliah. 2001. Keanekaragaman Jenis
10
Jurnal Praktikum Riset 28, Januari 2014
Grasslands. Biological Conservation
Burung
di
I 106: 115 – 127
Sekitarnya.
Wanagama
Skripsi.
I
dan
Fakultas
Kehutanan UGM. Yogyakarta. Tidak
dipublikasikan.