Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase tumbuh kembang yang
dinamis dalam kehidupan seorang invidu. Masa ini merupakan periode transisi
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan
perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Menurut WHO batasan
usia remaja adalah 12 hingga 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan,
definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang
berusia 10 hingga 19 tahun dan belum kawin (Lestari & Purwandari, 2002).
Masa remaja ditandai oleh masa pubertas, yaitu waktu seorang anak
perempuan mampu mengalami konsepsi yakni menarche atau haid pertama, dan
adanya mimpi basah pada anak laki-laki dan jika dipandang dari aspek psikologis
dan sosialnya, masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan
dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja
dimana yang lebih ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya
mengarah kepada kemampuan bereproduksi (Moersintowati, 2002). Menstruasi
pertama kali yang dialami seorang perempuan pada umumnya terjadi pada usia
sekitar 14 tahun. Menarche merupakan pertanda berakhirnya masa pubertas, masa
peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Kebiasaan rutin itu akan
terus berlangsung setiap bulan sehingga disebut datang bulan, namun wanita

sering mengalami banyak masalah dengan tamu yang teratur datang tiap bulan ini.
Mulai dari ketidaksiapan, tidak nyaman, cemas dan hal-hal lain (Lestari &

Universitas Sumatera Utara

Purwandari, 2002). Pada masa remaja terjadi perubahan organ fisik secara cepat
dan tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan yang membingungkan remaja
sehingga perlu adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan
sekitarnya, agar dalam sistem perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat jasmani, rohani dan sosial (Widyastuti, 2009).
Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal bagi remaja
dalam berperilaku sehat dan bertanggung jawab. Belum semua remaja
memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi.
Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman dapat membuat remaja kearah
perilaku beresiko, adanya anggapan melakukan hubungan seks sekali tidak terjadi
kehamilan merupakan cerminan belum memahami proses terjadinya kehamilan
(Muadz, 2009).
Nagar dan Aimol (2010) menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh
remaja tentang menstruasi akan mempengaruhi persepsi remaja tentang
menstruasi. Jika persepsi yang dibentuk remaja tentang menstruasi positif, maka

hal ini akan berpengaruh pada kesiapan remaja dalam menghadapi menstruasi.
Kesiapan menghadapi menstruasi adalah keadaan yang menujukkan bahwa
seseorang siap untuk mencapai kematangan fisik yaitu datangnya menstruasi
pertama pada saat menginjak usia 10-16 tahun yang terjadi secara periodik atau
berulang-ulang. Hal ini ditandai dengan adanya pemahaman yang mendalam
tentang proses menstruasi sehingga siap menerima dan mengalami sebagai proses
yang normal.

Universitas Sumatera Utara

Anak pertama kali melakukan interaksi komunikasi dalam lingkungan adalah
dengan keluarga. Sebenarnya semua remaja putri langsung menceritakan kepada
ibunya, namun sebagian besar menceritakan kepada orang lain. Sebagian besar
remaja putri menceritakan kepada kawan dekatnya mengenai menstruasi.
Umumnya anak perempuan akan memberitahu saat menstruasi pertama kali
kepada keluarganya, namun tidak semua keluarga dapat memberitahu informasi
tentang menstruasi kepada anaknya. Kondisi ini akan menimbulkan kecemasan
pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi adalah sesuatu
yang tidak menyenangkan atau serius. Akibatnya, anak mengembangkan sikap
negatif terhadap menstruasi dan melihatnya sebagai penyakit (Llewellyn-Jones,

2005).
Keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan proses
sosialisasi (Sarwono, 2008) menyatakan bahwa keluarga diharapkan dapat
menjadi media komunikasi untuk memberikan informasi dan pelatihan moral bagi
pemahaman dan pengembangan seksual anak. Orang tua merupakan guru yang
paling utama, orangtua yang mendampingi anak remaja putri mereka dari kecil
hingga dewasa sehingga pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan faktor
penting dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pendidikan dalam keluarga adalah
agar anak berkembang secara maksimal yaitu meliputi seluruh aspek
perkembangan anaknya yaitu jasmani, akal, dan rohani. Pendidikan seksualitas
informal dalam keluarga biasanya terjalin dalam bentuk komunikasi yang hangat
antara anak dan anggota keluarga lainnya. Orangtua sampai saat ini masih ragu

Universitas Sumatera Utara

ragu untuk menjelaskan tentang masa pubertas dan hubungan seksual kepada
anak-anak mereka (Ibrahim, 2005).
Orangtua bertugas untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah mereka
miliki. Biasanya remaja sudah mempunyai sedikit informasi dari teman-temannya
atau dari buku-buku. Hanya saja seringkali informasi yang mereka miliki hanya

berdasarkan terkaan atau dugaan yang mereka berikan terhadap adanya
perubahan-perubahan fisik yang mereka alami. Dalam hal ini peranan orangtua
sangat penting untuk membekali anak dengan pengetahuan tentang menstruasi
dengan lengkap dan benar agar anak tidak salah mempersepsikan tentang
mentruasi (Sarwono, 2008).
Harapan orang tua pada remaja menarche itu tentunya cara bersosialisasi
salah satunya adalah di harapkan anak tidak salah dalam bergaul, rasa tanggung
jawab itu meliputi jaga diri, jaga kehormatan, jadi wanita sholeha dan punya rasa
tanggung jawab. Pada penerapan etika meliputi berbicara sopan dan diharapkan
anak supaya mudah tersenyum pada orang lain. Tanggung jawab itu sendiri sudah
menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 08 Mei 2015
kepada siswi putri kelas 1 SMP An-Nizam secara acak. Didapatkan bahwa dari 10
siswi putri terdapat 7 siswi yang mengatakan bahwa mengetahui tentang
mesntruasi dari teman-teman sebayanya dan dari buku yang pernah dibacanya.
Mereka mengatakan bahwa dari keluarga belum ada menyampaian informasi
tentang menstruasi pertama kepada mereka.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan beberapa hal di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
dengan judul hubungan peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang
mesntruasi.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka pertanyaan penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana peran keluarga kepada remaja putri tentang menstruasi di
SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai.
1.2.2 Bagaimana pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP AnNizam Kecamatan Medan Denai.
1.2.3 Bagaimana hubungan antara Pengetuahan Remaja Putri tentang
Menstruasi dengan Peran Keluarga Di SMP An-Nizam Kecamatan
Medan Denai.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan
Remaja Putri tentang Menstruasi Di SMP An-Nizam Kecamatan Medan
Denai.
1.3.2

Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui peran keluarga pada remaja putri di SMP AnNizam Kecamatan Medan Denai.
b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di
SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai.

Universitas Sumatera Utara

c. Untuk

mengetahui

hubungan

antara

peran

keluarga

dengan


pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP An-Nizam
Kecamatan Medan Denai.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.4.1

Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan informasi

yang berguna bagi pendidikan di sekolah, khususnya terkait dengan peran
keluarga dan pengetahuan remaja putri dalam upaya meningkatkan
pengetahuan

remaja putri tentang menstruasi. Penelitian ini juga

bermanfaat untuk mengukur dan mengetahui hubungan peran keluarga
dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP An-Nizam
Kecamatan Medan Denai.
1.4.2


Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai informasi yang penting dan tambahan pengetahuan bagi

petugas kesehatan khusunya perawat komunitas untuk mengetahui
hubungan peran keluarga dengan pengetahuan remaja putri tentang
menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai.
1.4.3

Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan

informasi atau sumber data bagi penelitian lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai hubungan peran keluarga dengan
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi lainnya.

Universitas Sumatera Utara