Hubungan Peran Keluarga dengan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP An-Nizam Kecamatan Medan Denai
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara
individu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson & Leny, 2010).
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai
peran masing-masing dan menciptakan srta mempertahankan suatu budaya.
Sedangkan menurut ahli Jhonson’s (1992), keluarga adalah dua atau lebih yang
mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak yang terlibat dalam kehidupan
yang terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap mempunyai ikatan emosional
dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
Keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai
anggota yaitu: ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal didalam
rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi, inteleransi dan
interdepedensi untuk mencapai tujuan bersama. Jadi penting peran dan fungsi
keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat
(Jhonson & Leny, 2010).
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Tipe Keluarga
Ada beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Keluarga inti (nulear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi tau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakeknenek, paman-bibi).
2.1.2
Peran Keluarga pada masa menstruasi
Hasil penelitian Roasih (2009) peran keluarga pada masa menstruasi
adalah:
a. Keluarga sebagai pusat pendidikan
Orangtua berperan dalam menentukan kepribadian remaja karena
orangtua mendidik, mengasuh dan membimbing remaja untuk hidup dalam
mansyarakat. Adapun peran keluarga sebagai pusat pendidik tentang
menstruasi yaitu:
1. Memberikan informasi sejak dini tentang penjelasan menstruasi yang
merupakan suatu kejadian alami yang tidak perlu dikhawatirkan.
2. Memberikan pendidikan reproduksi sesuai dengan usia anak
3. Orangtua menjadi contoh atau model tentang bagaimana cara
membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya.
4. Menjelaskan dengan bijaksana tentan pentingnya menjaga diri dari
perilaku pelecehan seksual dan seks bebas
Universitas Sumatera Utara
5. Membantu memilih atau membeli bra dan pembalut wanita apabila
anak masih merasa risih dan malu melakukannya
6. Pemberi asuhan dalam keluarga meliputi perawatan menstruasi,
perawatan genetalia, keluhan fisik, keluhan psikis. Pada perawatan
menstruasi diberikan wawasan masalah menstruasi, pada perawatan
genetalia di berikan pengetahuan tentang merawat tubuh terutama
daerah kemaluan. Keluhan fisik meliputi sakit perut, pusing, sakit
pinggang, mual dan mules, pegel-pegel, pinggang terasa mau putus,
sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut.
b. Keluarga sebagai pusat agama
Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi.
Inilah fase bagi seorang anak perempuan memasuki masa akil baligh.
Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang dipandang cukup
untuk mengemban misi kehidupan. Remaja putri memasuki umur yang
memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya sebagai hamba
Allah. Pada masa inilah berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya
masa akil baligh maka peran serta orangtua sangatlah diperlukan untuk
melakukan
pembimbingan
dan
pendampingan. Dengan
kesadaran
beragama yang diperoleh remaja dan bimbingan orangtua, remaja akan
mengetahui batasan-batasan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan selama mesntruasi, seperti larangan melakukan ibadah
Universitas Sumatera Utara
shalat dan puasa. Serta mengenalkan remaja tentang batasan aurat yang
berbeda dengan laki-laki.
c. Keluarga sebagai pusat ketenangan hidup
Dalam mempertahankan hidupnya sering orang mengalami gangguan
pikiran, frustasi dan untuk mendapat kekuatannya kembali maka keluarga
pangkal yang paling vital. Adapun peran keluarga yaitu menciptakan
hubungan yang baik dengan anaknya.
Gadis remaja belajar tentang haid umumnya dari ibu namun tidak
semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada remaja dan
sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai anak remaja
mengalami haid pertama (menarche). Hal ini menimbulkan kecemasan
pada remaja bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu
sesuatu yang tidak menyenangkan, merasa malu dan menganggap penyakit
jika saat menstruasi merasa letih dan terganggu.
2.1.3
Tugas Keluarga
Tugas keluarga ada delapan tugas pokok (Jhonson’s & Leny, 2010) yaitu:
pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-sumber
daya yang ada dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing anggotanya
sesuai dengan kedudukannya masing-masing, sosialisasi antar anggota keluarga,
pengaturan jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban anggota keluarga,
membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak.
b. Fungsi sosialisai anak dilihat dari bagaiman keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota keluarga masyarakat yang baik.
c. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaiman keluarga melindungi anak
sebagai anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi perasaan dilihat dari bagaiman keluarga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
komunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga.
e. Fungsi agama dilihatbdari bagaiman keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan
lain setelah dunia.
f. Fungsi ekonomi dilihat dari dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana mencipatkan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih saying, perhatian, dan
rasa aman, diantara keluarga serta membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga.
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
yaitu penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui makan akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
2.2.1 Tingkat Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
(2003) meliputi :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
Universitas Sumatera Utara
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkatan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami merupakan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara besar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai sebagai aplikasi atau penggunaan metode
dalam situasi nyata.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis ini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhanyang
baru. Dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu
didasarkan
pada
suatu
kriteria
yang
ditentukan
sendiri,
atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan & Dewi
(2010) adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menunjuk kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidkan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapa meningkatkan kualitas hidup.
2. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah
keburukan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibuibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
3. Umur
Menurut Elisabeth BH dalam Nursalam (2003), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Sedangkan menurut Hurclok (2004) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang akan lebih
dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal
ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
2. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
2.3 Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju
masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik
maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahna fisik, dimana
tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga
Universitas Sumatera Utara
berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.
Pada periode ini remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua
dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa
(Agutiani, 2006).
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Masa remaja awal (12-15)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan
berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak
tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman
sebaya.
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
Teman sebaya masih memilki perang yang penting, namun individu sudah
lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja ini
mulai mengembangkan kematangan tingkah laku., belajar mengendalikan
impulsifitas dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan
tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis
menjadi penting bagi individu.
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional
dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk
Universitas Sumatera Utara
menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang
dewasa, juga menjadi cirri dari tahap ini.
Proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama
masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut (Agustiani, 2006):
a. Perubahan Fisik
Rangkaian perubahan yang paling jelas dan nampak yang dialami oleh
remaja adalah perubhan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada awal
masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun
pada laki-laki. Hormon-hormon baru diproduksi oleh kelenjar edndokrin dan
membawa perubahan dalam cirri-ciri seks primer dan memunculkan cirri-ciri
seks sekunder.
b. Perubahan Emosional
Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongandorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru
menyebabkan individu merasakan hal-hal yang baru menyebabkan individu
merasakan
hal-hal
yang
belum
pernah
dirasakan
sebelumnya.
Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa
berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media masa dan minat pada jenis
seks lain remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Ini semua
menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya.
c. Perubahan Kognitif
Dalam tahap yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun ini, remaja tidak
lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, remaja mulai
Universitas Sumatera Utara
mampu berhadapan dengan aspek- aspek yang hipotesis dan abstrak dari
realitas. Kemampuan untuk berpikir yang baru ini memungkinkan individu
untuk berpikir secara abstrak, hipotesa dan kontrafaktual.
d. Hubungan Remaja Dengan Orangtua
Bagi remaja waktu dengan teman merupakan bagian penting bagi remaja
dalam kesehariannya. Teman bagi remaja merupakan tempat menghabiskan
waktu, berbicara, berbagi kesenangan dan kebebasan (Agustiani, 2006).
Teman sebaya bisa merupakan yang memberikan pengaruh negatif terhadap
anak remaja. Mereka mendorong kearah kualitas yang tidak diharapkan
seperti minum minuman keras atau kenakalan remaja lainnya, terutama pada
anak-anak yang kurang mendapatkan pengarahan dari orangtua.
Menurut Freud (1966) dalam Agustiani 2006, masa remaja merupakan
waktu terjadinya konflik internal antara ketergantungan dan dorongan untuk
autonomy. Relasi dengan teman sebaya merupakan lingkungan yang aman
untuk pengembangan kemampuan autonomy dan memisahkan remaja dari
orangtua. Tugas remaja harus melakukann penyesuaian diri terhadap model
yang telah diperankan oleh orangtuanya, teman sebaya akan menjadi sumber
dari tekanan antara 2 kekuatan set yang eksklusiv dari nilai-nilai. Jika
orangtua tidak memonitoring atau tidak mengendalikan kegiatan yang
dilakukan oleh anak remajanya, maka anak akan merasa tidak puas karena
tidak memenuhi kewajibannya dan juga bertentangan dengan budaya teman
sebayanya.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik pada uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi terjadi jika ovum tidak
dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Menstruasi berarti sel telur
yang matang terbuang percuma (Irianto, 2014).
2.4.1 Fisiologi Siklus Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam
proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahanperubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004). Ovarium
menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa
estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum
yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen
ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan
organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan
dengan
wanita
dewasa.
Estrogen
memainkan
peranan
penting
dalam
perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus
selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting
untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang
melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan
Universitas Sumatera Utara
sekresi
progesteron
berperan
penting
terhadap
plasenta
dan
untuk
mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan
oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam
perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzanne c,
2001). Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun
setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan
bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum
umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari
selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang
hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat
dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi
sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).
2.4.2 Fase-Fase Menstruasi
Siklus menstruasi menurut Anwar & Prabowo, 2011 terdiri dari yaitu:
a. Fase Proriferasi atau Fase Folikuler
Panjang fase folikuler mempunyai variasi yang cukup lebar. Pada
umumnya berkisar antara 10-14 hari. Selama fase folikuler didapatka proses
steoidogenesis, folikulogenesis dan oogenesis atau meiosis yang saling
terkait. Pada awal fase folikuler didapatkan beberapa folikel didapatkan
beberapa folikel antral yang tumbuh, tetapi pada hari ke 5-7 hanya satu
folikel dominan yang tetap tumbuh akibat sekresi FSH yang menurun.
Sebenarnya folikulogenesis sudah mulai jauh hari sebelum awal siklus
Universitas Sumatera Utara
diawali dari folikel primordial. Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang
merupakan suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya ovulasi.
Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de Graff yang masak dan menghasilkan
hormon
estrogen
yang
merangsang
keluarnya
FSH
tetapi
dapat
memperbaiki dinding endometrium yang robek.
b. Fase Ovulasi
Lonjakan LH sangat penting untuk proses ovulasi pascakeluarnya oosit
dan folikel. Lonjakan LH dipicu oleh kadar ekstrogen yang tinggi yang
dihasilkan oleh folikel pre-ovulasi. Ovulasi diperkirakan terjadi 24-36 jam
pascapuncak kadar ekstrogen dan 10-12 jam pascapuncak LH. Awal
lonjakan LH digunakan sebagai petanda atau indicator untuk menentukan
waktu kapan diperkirakan ovulasi bakal terjadi. Ovuasi terjadi sekitar 3436jam pasca awal lonjakan LH.
Lonjakan LH yang memacu sekresi prostaglandin, progesterone bersama
lonjakan FSH yang mengaktivasi enzim proreolitik, menyebakan dinding
folikel “pecah”. Kemudian sel granulose yang melekat padamembran
basalis, pada seluruh dinding folikel, berubah menjadi sel luteal menjelang
ovulasi, sel granulose cumulus yang melekat pada oosit, menjadi longgar
akibat enzim asamhialuronikyang dipicu oleh lonjakan FSH. FSH menekan
proliferasi sel cumulus, tetapi FSH bersama factor yang dikeluarkan oosit,
memacu proliferasi sel cumulus, ttapi FSH bersaa factor yang dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
oosit, memacu proliferasi sel granulose mural, sel granulose yang melekat
pada dinding folikel.
c. Fase Luteal
Menjelang dinding folikel “pecah” dan oosit keluar saat ovulasi, sel
granulose membesar, timbul vakuol dan penumpukan pigmen kuning, lutein
proses luteinisasi yang kemudian dikenal sebagai korpus luteum. Selama 3
hari pasca ovulasi, sel granulose terus membesar membentuk korpus luteum
bersama sel teka dan jaringan stroma di sekitarnya. Vaskularisasi yang
cepat, luteinisasi dan membrane basalis yang menghilang, menyebakan sel
yang membentuk korpus luteum sulit dibedakan asal mulanya.
Pasca lonjakan LH, pembuluh darah kapiler mulai menembus lapisan
granulose menuju ke tengah ruangan folikel dan mengisinya dengan darah.
LH memicu sel granulose yang telah mengalami luteinisasi, untuk
menghasilkan
Vascular
Endothelial
Growth
Factor
(VEGF)
dan
angiopoetin. Kemudian VEGF dan angiopoetin memacu angiogenesis,
pertumbuhan pembuluh darah ini merupakan hal yang penting pada proses
lueinisasi. Pada hari ke 8-9 pascaovulasi vaskularisasi mencapai puncaknya
bersamaan dengan puncak kadar progesteron dan estradiol.
Pada siklus haid normal, korpus luteum akan mengalami regresi 9-11 hari
pasa ovulasi dengan mekanisme yang belum diketahui. Kemungkinan
korpus luteum mengalami regresi akibat dampak luteolisis estrogen yang
dihasilkan korpus luteum sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3
Faktor-Faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi
Menurut Praworohardjo (2008), ada beberapa faktor yang memegang
peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
a. Faktor
enzim. Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi
tersimpannya enzimenzim hidrolitik dalam endometrium, serta
merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida.
Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan
endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian
bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida
terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluhpembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase
proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir
ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum
apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan,
karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang
mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.
b. Faktor vaskuler. Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem
vaskularisasi
dalam
lapisan
fungsional
endometrium.
Pada
pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena.
Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluransaluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari
Universitas Sumatera Utara
arteri maupun dari vena. 1.4.3 Faktor prostaglandin Endometrium
mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi
endometrium,
prostaglandin
terlepas
dan
menyebabkan
berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi
perdarahan pada haid
2.4.4
Gangguan Menstruasi
Gangguan menjelang haid biasanya disebut sebagai pre menstrual tension
(tekanan pra haid) merupakan gabungan tanda–tanda fisik dan kejiwaan, suatu
peningkatan ketegangan perasaan menjelang hari–hari datangnya haid, disertai
mudah tersinggung, sakit kepala, perasaan tertekan (depresi), dan payudara
bengkak terasa sakit (mastalgia). Ketegangan perasaan ini biasanya timbul 7–10
hari sebelum keluar darah haid (Yatim, 2001).
Hendrik (2006) mengatakan gangguan haid dan siklus dibagi menjadi :
a. Polimenorea.
Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang
siklus haid klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara
volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume
perdarahan haid biasanya.
b. Oligemenore
Oligemenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang
siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume
perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid
biasanya. Siklus haid biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase
Universitas Sumatera Utara
proliferasi yang lebih panjang di banding fase proliferasi siklus haid
klasik.
c. Amenorea
Amenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang
siklus haid klasik (oligemenorea) atau tidak terjadinya perdarahan haid,
minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua jenis.
1) Amenorea primer Amenorea primer yaitu tidak terjadinya haid
sekalipun pada perempuan yang mengalami amenorea. 2) Amenorea
sekunder Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya haid yang di selingi
dengan perdarahan haid sesekali pada perempuan yang mengalami
amenorea.
d. Hipermenorea (Menoragia)
Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan haid yang terlalu banyak
dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).
e. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih sedikit dari biasanya
tetapi tidak mengganggu fertilitasnya. Mansjoer (1999) mengatakan
beberapa gangguan haid adalah : a. Premenstrual tension (ketegangan
prahaid). Ketegangan pra haid adalah keluhan-keluhan yang biasanya
mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan
menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung
terus sampai haid berhenti. b. Mastodinia. Mastodinia adalah nyeri pada
payudara
dan
pembesaran
payudara
sebelum
menstruasi.
c.
Universitas Sumatera Utara
Mittleschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) Mittleschmerz adalah rasa nyeri
saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai dengan
perdarahan/bercak. d. Dismenore. Dismenore adalah nyeri haid
menjelang atau selama haid sampai membuat perempuan tersebut tidak
dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.
2.4.5
Hal-hal yang diperbolehkan dan tidak diperboleh saat menstruasi
Menurut Hendrik (2008), hal-hal yang diperbolehkan bagi wanita yang
sedang mengalami menstruasi diantaranya:
1. Berdzikir kepada Allah.
Al-Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya (nomor 971) meriwayatkan
dengan sanadnya sampai kepada Ummu ‘Athiyah radhiallahu ‘anha, ia
berkata, “Kami dulunya diperintah untuk keluar (ke lapangan shalat
Ied, pent.) pada Hari Raya sampai-sampai kami mengeluarkan gadis
dari pingitannya dan wanita-wanita haid. Mereka ini berada di
belakang orang-orang (yang shalat), mereka bertakbir dan berdo’a
dengan takbir dan do’anya orang-orang yang hadir. Mereka
mengharapkan berkah hari tersebut dan kesuciannya.
2. Sujud Tilawah
Seorang wanita yang sedang mengalami haid, diperbolehkan baginya
untuk melakukan sujud Tilawah ketika mendengarkan ayat-ayat
Sajdah karena hal itu bukanlah shalat dan tidak disyaratkan dalam
keadaan suci.
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang tidak diperbolehkan bagi wanita yang sedang mengalami
menstruasi diantaranya:
1. Shalat.
Seorang wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan untuk
melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat. Sebab seorang wanita
yang sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk
melakukan shalat.
2. Puasa.
Wanita yang sedang mendapatkan haid dilarang menjalankan puasa
dan untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya dihari yang
lain.
3. Berwudhu’.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang
menyentuh Al-Quran. Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang
suci. Jumhur Ulama sepakat bahwa orang yang berhadats besar
termasuk juga orang yang haidh dilarang menyentuh mushaf AlQuran.
4. Masuk ke Mesjid
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ku
halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh.
2.4.6
Kebersihan Genitalia dan Perawatan saat Menstruasi
Menurut Hendrik (2008), menjaga kebersihan adalah usaha untuk
mempertahankan atau memperbaiki kesehatan, jadi perilaku menjaga kebersihan
Universitas Sumatera Utara
saat menstruasi adalah usaha untuk mempertahankan atau memeperbaiki
kesehatan dengan memelihara kebersihan organ reproduksi saat menstruasi.
Tujuan dari menjaga kebersihan saat menstruasi adalah untuk pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi
sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan
derajat kesehatan seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
Perilaku yang dimaksud adalah perilaku sehat dan perilaku tidak sehat
yang dimulai oleh diri sendiri seperti contoh perilaku sehat yaitu mengganti
pembalut 4-5 kali sehari disaat menstruasi dapat mencegah berbagai penyakit
yang ditimbulkan oleh kuman yang menempel dipembalut yang otomatis
menempel pada kulit dari pada perilaku yang tidak sehat seperti hanya
menggunakan dan mengganti pembalut 1 kali sehari sehingga darah menstruasi
dalam waktu lama menempel pada kulit dan dapat menimbulkan kuman
berkembang biak, dengan begitu menjaga kebersihan diri saat menstruasi juga
merupakan komponen yang penting dalam status perilaku kesehatan seseorang.
Pada saat menstruasi diperlukan alat untuk menampung cairan darah
menstruasi yang saat ini banyak digunakan adalah pembalut wanita yang relatif
mudah dan nyaman. Mengganti pembalut dengan teratur akan mencegah
timbulnya bakteri yang menyebabkan gangguan pada vagina seperti bau,
keputihan yang dapat menyebabkan infeksi. Untuk mencegah infeksi pada alat
reproduksi seharusnya mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut
Universitas Sumatera Utara
dan cara membersihkan vagina yang efektif adalah menyemprotkan air langsung
ke vagina. Cara membersihkan vagina harus dengan air bersih dari arah depan ke
belakang, jangan menyiram dari belakang atau membersihkan dengan tangan yang
telah menyentuh lubang dubur (anus) yang banyak mengandung kuman.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memliki
hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara
individu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson & Leny, 2010).
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai
peran masing-masing dan menciptakan srta mempertahankan suatu budaya.
Sedangkan menurut ahli Jhonson’s (1992), keluarga adalah dua atau lebih yang
mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak yang terlibat dalam kehidupan
yang terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap mempunyai ikatan emosional
dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.
Keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai
anggota yaitu: ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal didalam
rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi, inteleransi dan
interdepedensi untuk mencapai tujuan bersama. Jadi penting peran dan fungsi
keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat
(Jhonson & Leny, 2010).
Universitas Sumatera Utara
2.1.1 Tipe Keluarga
Ada beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Keluarga inti (nulear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi tau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakeknenek, paman-bibi).
2.1.2
Peran Keluarga pada masa menstruasi
Hasil penelitian Roasih (2009) peran keluarga pada masa menstruasi
adalah:
a. Keluarga sebagai pusat pendidikan
Orangtua berperan dalam menentukan kepribadian remaja karena
orangtua mendidik, mengasuh dan membimbing remaja untuk hidup dalam
mansyarakat. Adapun peran keluarga sebagai pusat pendidik tentang
menstruasi yaitu:
1. Memberikan informasi sejak dini tentang penjelasan menstruasi yang
merupakan suatu kejadian alami yang tidak perlu dikhawatirkan.
2. Memberikan pendidikan reproduksi sesuai dengan usia anak
3. Orangtua menjadi contoh atau model tentang bagaimana cara
membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya.
4. Menjelaskan dengan bijaksana tentan pentingnya menjaga diri dari
perilaku pelecehan seksual dan seks bebas
Universitas Sumatera Utara
5. Membantu memilih atau membeli bra dan pembalut wanita apabila
anak masih merasa risih dan malu melakukannya
6. Pemberi asuhan dalam keluarga meliputi perawatan menstruasi,
perawatan genetalia, keluhan fisik, keluhan psikis. Pada perawatan
menstruasi diberikan wawasan masalah menstruasi, pada perawatan
genetalia di berikan pengetahuan tentang merawat tubuh terutama
daerah kemaluan. Keluhan fisik meliputi sakit perut, pusing, sakit
pinggang, mual dan mules, pegel-pegel, pinggang terasa mau putus,
sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut.
b. Keluarga sebagai pusat agama
Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi.
Inilah fase bagi seorang anak perempuan memasuki masa akil baligh.
Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang dipandang cukup
untuk mengemban misi kehidupan. Remaja putri memasuki umur yang
memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya sebagai hamba
Allah. Pada masa inilah berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya
masa akil baligh maka peran serta orangtua sangatlah diperlukan untuk
melakukan
pembimbingan
dan
pendampingan. Dengan
kesadaran
beragama yang diperoleh remaja dan bimbingan orangtua, remaja akan
mengetahui batasan-batasan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan selama mesntruasi, seperti larangan melakukan ibadah
Universitas Sumatera Utara
shalat dan puasa. Serta mengenalkan remaja tentang batasan aurat yang
berbeda dengan laki-laki.
c. Keluarga sebagai pusat ketenangan hidup
Dalam mempertahankan hidupnya sering orang mengalami gangguan
pikiran, frustasi dan untuk mendapat kekuatannya kembali maka keluarga
pangkal yang paling vital. Adapun peran keluarga yaitu menciptakan
hubungan yang baik dengan anaknya.
Gadis remaja belajar tentang haid umumnya dari ibu namun tidak
semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada remaja dan
sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai anak remaja
mengalami haid pertama (menarche). Hal ini menimbulkan kecemasan
pada remaja bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu
sesuatu yang tidak menyenangkan, merasa malu dan menganggap penyakit
jika saat menstruasi merasa letih dan terganggu.
2.1.3
Tugas Keluarga
Tugas keluarga ada delapan tugas pokok (Jhonson’s & Leny, 2010) yaitu:
pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-sumber
daya yang ada dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing anggotanya
sesuai dengan kedudukannya masing-masing, sosialisasi antar anggota keluarga,
pengaturan jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban anggota keluarga,
membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak.
b. Fungsi sosialisai anak dilihat dari bagaiman keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota keluarga masyarakat yang baik.
c. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaiman keluarga melindungi anak
sebagai anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi perasaan dilihat dari bagaiman keluarga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
komunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga.
e. Fungsi agama dilihatbdari bagaiman keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga
menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan
lain setelah dunia.
f. Fungsi ekonomi dilihat dari dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
g. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana mencipatkan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan
sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih saying, perhatian, dan
rasa aman, diantara keluarga serta membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga.
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
yaitu penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui makan akan
menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO
yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
2.2.1 Tingkat Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
(2003) meliputi :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
Universitas Sumatera Utara
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkatan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami merupakan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara besar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai sebagai aplikasi atau penggunaan metode
dalam situasi nyata.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis ini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhanyang
baru. Dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Universitas Sumatera Utara
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu
didasarkan
pada
suatu
kriteria
yang
ditentukan
sendiri,
atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan & Dewi
(2010) adalah sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menunjuk kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidkan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapa meningkatkan kualitas hidup.
2. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah
keburukan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibuibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
3. Umur
Menurut Elisabeth BH dalam Nursalam (2003), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Sedangkan menurut Hurclok (2004) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang akan lebih
dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal
ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
2. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
2.3 Remaja
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju
masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik
maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahna fisik, dimana
tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang
disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga
Universitas Sumatera Utara
berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa.
Pada periode ini remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua
dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa
(Agutiani, 2006).
Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Masa remaja awal (12-15)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan
berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak
tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman
sebaya.
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru.
Teman sebaya masih memilki perang yang penting, namun individu sudah
lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja ini
mulai mengembangkan kematangan tingkah laku., belajar mengendalikan
impulsifitas dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan
tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis
menjadi penting bagi individu.
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang
dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional
dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk
Universitas Sumatera Utara
menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang
dewasa, juga menjadi cirri dari tahap ini.
Proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama
masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut (Agustiani, 2006):
a. Perubahan Fisik
Rangkaian perubahan yang paling jelas dan nampak yang dialami oleh
remaja adalah perubhan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada awal
masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun
pada laki-laki. Hormon-hormon baru diproduksi oleh kelenjar edndokrin dan
membawa perubahan dalam cirri-ciri seks primer dan memunculkan cirri-ciri
seks sekunder.
b. Perubahan Emosional
Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongandorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru
menyebabkan individu merasakan hal-hal yang baru menyebabkan individu
merasakan
hal-hal
yang
belum
pernah
dirasakan
sebelumnya.
Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa
berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media masa dan minat pada jenis
seks lain remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Ini semua
menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya.
c. Perubahan Kognitif
Dalam tahap yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun ini, remaja tidak
lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, remaja mulai
Universitas Sumatera Utara
mampu berhadapan dengan aspek- aspek yang hipotesis dan abstrak dari
realitas. Kemampuan untuk berpikir yang baru ini memungkinkan individu
untuk berpikir secara abstrak, hipotesa dan kontrafaktual.
d. Hubungan Remaja Dengan Orangtua
Bagi remaja waktu dengan teman merupakan bagian penting bagi remaja
dalam kesehariannya. Teman bagi remaja merupakan tempat menghabiskan
waktu, berbicara, berbagi kesenangan dan kebebasan (Agustiani, 2006).
Teman sebaya bisa merupakan yang memberikan pengaruh negatif terhadap
anak remaja. Mereka mendorong kearah kualitas yang tidak diharapkan
seperti minum minuman keras atau kenakalan remaja lainnya, terutama pada
anak-anak yang kurang mendapatkan pengarahan dari orangtua.
Menurut Freud (1966) dalam Agustiani 2006, masa remaja merupakan
waktu terjadinya konflik internal antara ketergantungan dan dorongan untuk
autonomy. Relasi dengan teman sebaya merupakan lingkungan yang aman
untuk pengembangan kemampuan autonomy dan memisahkan remaja dari
orangtua. Tugas remaja harus melakukann penyesuaian diri terhadap model
yang telah diperankan oleh orangtuanya, teman sebaya akan menjadi sumber
dari tekanan antara 2 kekuatan set yang eksklusiv dari nilai-nilai. Jika
orangtua tidak memonitoring atau tidak mengendalikan kegiatan yang
dilakukan oleh anak remajanya, maka anak akan merasa tidak puas karena
tidak memenuhi kewajibannya dan juga bertentangan dengan budaya teman
sebayanya.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik pada uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi terjadi jika ovum tidak
dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Menstruasi berarti sel telur
yang matang terbuang percuma (Irianto, 2014).
2.4.1 Fisiologi Siklus Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran
pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam
proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahanperubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004). Ovarium
menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa
estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum
yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen
ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan
organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan
dengan
wanita
dewasa.
Estrogen
memainkan
peranan
penting
dalam
perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus
selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting
untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang
melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan
Universitas Sumatera Utara
sekresi
progesteron
berperan
penting
terhadap
plasenta
dan
untuk
mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan
oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam
perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzanne c,
2001). Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun
setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan
bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum
umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari
selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang
hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat
dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi
sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).
2.4.2 Fase-Fase Menstruasi
Siklus menstruasi menurut Anwar & Prabowo, 2011 terdiri dari yaitu:
a. Fase Proriferasi atau Fase Folikuler
Panjang fase folikuler mempunyai variasi yang cukup lebar. Pada
umumnya berkisar antara 10-14 hari. Selama fase folikuler didapatka proses
steoidogenesis, folikulogenesis dan oogenesis atau meiosis yang saling
terkait. Pada awal fase folikuler didapatkan beberapa folikel didapatkan
beberapa folikel antral yang tumbuh, tetapi pada hari ke 5-7 hanya satu
folikel dominan yang tetap tumbuh akibat sekresi FSH yang menurun.
Sebenarnya folikulogenesis sudah mulai jauh hari sebelum awal siklus
Universitas Sumatera Utara
diawali dari folikel primordial. Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang
merupakan suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya ovulasi.
Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de Graff yang masak dan menghasilkan
hormon
estrogen
yang
merangsang
keluarnya
FSH
tetapi
dapat
memperbaiki dinding endometrium yang robek.
b. Fase Ovulasi
Lonjakan LH sangat penting untuk proses ovulasi pascakeluarnya oosit
dan folikel. Lonjakan LH dipicu oleh kadar ekstrogen yang tinggi yang
dihasilkan oleh folikel pre-ovulasi. Ovulasi diperkirakan terjadi 24-36 jam
pascapuncak kadar ekstrogen dan 10-12 jam pascapuncak LH. Awal
lonjakan LH digunakan sebagai petanda atau indicator untuk menentukan
waktu kapan diperkirakan ovulasi bakal terjadi. Ovuasi terjadi sekitar 3436jam pasca awal lonjakan LH.
Lonjakan LH yang memacu sekresi prostaglandin, progesterone bersama
lonjakan FSH yang mengaktivasi enzim proreolitik, menyebakan dinding
folikel “pecah”. Kemudian sel granulose yang melekat padamembran
basalis, pada seluruh dinding folikel, berubah menjadi sel luteal menjelang
ovulasi, sel granulose cumulus yang melekat pada oosit, menjadi longgar
akibat enzim asamhialuronikyang dipicu oleh lonjakan FSH. FSH menekan
proliferasi sel cumulus, tetapi FSH bersama factor yang dikeluarkan oosit,
memacu proliferasi sel cumulus, ttapi FSH bersaa factor yang dikeluarkan
Universitas Sumatera Utara
oosit, memacu proliferasi sel granulose mural, sel granulose yang melekat
pada dinding folikel.
c. Fase Luteal
Menjelang dinding folikel “pecah” dan oosit keluar saat ovulasi, sel
granulose membesar, timbul vakuol dan penumpukan pigmen kuning, lutein
proses luteinisasi yang kemudian dikenal sebagai korpus luteum. Selama 3
hari pasca ovulasi, sel granulose terus membesar membentuk korpus luteum
bersama sel teka dan jaringan stroma di sekitarnya. Vaskularisasi yang
cepat, luteinisasi dan membrane basalis yang menghilang, menyebakan sel
yang membentuk korpus luteum sulit dibedakan asal mulanya.
Pasca lonjakan LH, pembuluh darah kapiler mulai menembus lapisan
granulose menuju ke tengah ruangan folikel dan mengisinya dengan darah.
LH memicu sel granulose yang telah mengalami luteinisasi, untuk
menghasilkan
Vascular
Endothelial
Growth
Factor
(VEGF)
dan
angiopoetin. Kemudian VEGF dan angiopoetin memacu angiogenesis,
pertumbuhan pembuluh darah ini merupakan hal yang penting pada proses
lueinisasi. Pada hari ke 8-9 pascaovulasi vaskularisasi mencapai puncaknya
bersamaan dengan puncak kadar progesteron dan estradiol.
Pada siklus haid normal, korpus luteum akan mengalami regresi 9-11 hari
pasa ovulasi dengan mekanisme yang belum diketahui. Kemungkinan
korpus luteum mengalami regresi akibat dampak luteolisis estrogen yang
dihasilkan korpus luteum sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3
Faktor-Faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi
Menurut Praworohardjo (2008), ada beberapa faktor yang memegang
peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
a. Faktor
enzim. Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi
tersimpannya enzimenzim hidrolitik dalam endometrium, serta
merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida.
Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan
endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian
bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida
terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluhpembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase
proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir
ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum
apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan,
karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang
mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.
b. Faktor vaskuler. Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem
vaskularisasi
dalam
lapisan
fungsional
endometrium.
Pada
pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena.
Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluransaluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari
Universitas Sumatera Utara
arteri maupun dari vena. 1.4.3 Faktor prostaglandin Endometrium
mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi
endometrium,
prostaglandin
terlepas
dan
menyebabkan
berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi
perdarahan pada haid
2.4.4
Gangguan Menstruasi
Gangguan menjelang haid biasanya disebut sebagai pre menstrual tension
(tekanan pra haid) merupakan gabungan tanda–tanda fisik dan kejiwaan, suatu
peningkatan ketegangan perasaan menjelang hari–hari datangnya haid, disertai
mudah tersinggung, sakit kepala, perasaan tertekan (depresi), dan payudara
bengkak terasa sakit (mastalgia). Ketegangan perasaan ini biasanya timbul 7–10
hari sebelum keluar darah haid (Yatim, 2001).
Hendrik (2006) mengatakan gangguan haid dan siklus dibagi menjadi :
a. Polimenorea.
Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang
siklus haid klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara
volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume
perdarahan haid biasanya.
b. Oligemenore
Oligemenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang
siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume
perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid
biasanya. Siklus haid biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase
Universitas Sumatera Utara
proliferasi yang lebih panjang di banding fase proliferasi siklus haid
klasik.
c. Amenorea
Amenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang
siklus haid klasik (oligemenorea) atau tidak terjadinya perdarahan haid,
minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua jenis.
1) Amenorea primer Amenorea primer yaitu tidak terjadinya haid
sekalipun pada perempuan yang mengalami amenorea. 2) Amenorea
sekunder Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya haid yang di selingi
dengan perdarahan haid sesekali pada perempuan yang mengalami
amenorea.
d. Hipermenorea (Menoragia)
Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan haid yang terlalu banyak
dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).
e. Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih sedikit dari biasanya
tetapi tidak mengganggu fertilitasnya. Mansjoer (1999) mengatakan
beberapa gangguan haid adalah : a. Premenstrual tension (ketegangan
prahaid). Ketegangan pra haid adalah keluhan-keluhan yang biasanya
mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan
menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung
terus sampai haid berhenti. b. Mastodinia. Mastodinia adalah nyeri pada
payudara
dan
pembesaran
payudara
sebelum
menstruasi.
c.
Universitas Sumatera Utara
Mittleschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) Mittleschmerz adalah rasa nyeri
saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai dengan
perdarahan/bercak. d. Dismenore. Dismenore adalah nyeri haid
menjelang atau selama haid sampai membuat perempuan tersebut tidak
dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual,
sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.
2.4.5
Hal-hal yang diperbolehkan dan tidak diperboleh saat menstruasi
Menurut Hendrik (2008), hal-hal yang diperbolehkan bagi wanita yang
sedang mengalami menstruasi diantaranya:
1. Berdzikir kepada Allah.
Al-Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya (nomor 971) meriwayatkan
dengan sanadnya sampai kepada Ummu ‘Athiyah radhiallahu ‘anha, ia
berkata, “Kami dulunya diperintah untuk keluar (ke lapangan shalat
Ied, pent.) pada Hari Raya sampai-sampai kami mengeluarkan gadis
dari pingitannya dan wanita-wanita haid. Mereka ini berada di
belakang orang-orang (yang shalat), mereka bertakbir dan berdo’a
dengan takbir dan do’anya orang-orang yang hadir. Mereka
mengharapkan berkah hari tersebut dan kesuciannya.
2. Sujud Tilawah
Seorang wanita yang sedang mengalami haid, diperbolehkan baginya
untuk melakukan sujud Tilawah ketika mendengarkan ayat-ayat
Sajdah karena hal itu bukanlah shalat dan tidak disyaratkan dalam
keadaan suci.
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang tidak diperbolehkan bagi wanita yang sedang mengalami
menstruasi diantaranya:
1. Shalat.
Seorang wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan untuk
melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat. Sebab seorang wanita
yang sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk
melakukan shalat.
2. Puasa.
Wanita yang sedang mendapatkan haid dilarang menjalankan puasa
dan untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya dihari yang
lain.
3. Berwudhu’.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang
menyentuh Al-Quran. Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang
suci. Jumhur Ulama sepakat bahwa orang yang berhadats besar
termasuk juga orang yang haidh dilarang menyentuh mushaf AlQuran.
4. Masuk ke Mesjid
Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ku
halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh.
2.4.6
Kebersihan Genitalia dan Perawatan saat Menstruasi
Menurut Hendrik (2008), menjaga kebersihan adalah usaha untuk
mempertahankan atau memperbaiki kesehatan, jadi perilaku menjaga kebersihan
Universitas Sumatera Utara
saat menstruasi adalah usaha untuk mempertahankan atau memeperbaiki
kesehatan dengan memelihara kebersihan organ reproduksi saat menstruasi.
Tujuan dari menjaga kebersihan saat menstruasi adalah untuk pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi
sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan
derajat kesehatan seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
Perilaku yang dimaksud adalah perilaku sehat dan perilaku tidak sehat
yang dimulai oleh diri sendiri seperti contoh perilaku sehat yaitu mengganti
pembalut 4-5 kali sehari disaat menstruasi dapat mencegah berbagai penyakit
yang ditimbulkan oleh kuman yang menempel dipembalut yang otomatis
menempel pada kulit dari pada perilaku yang tidak sehat seperti hanya
menggunakan dan mengganti pembalut 1 kali sehari sehingga darah menstruasi
dalam waktu lama menempel pada kulit dan dapat menimbulkan kuman
berkembang biak, dengan begitu menjaga kebersihan diri saat menstruasi juga
merupakan komponen yang penting dalam status perilaku kesehatan seseorang.
Pada saat menstruasi diperlukan alat untuk menampung cairan darah
menstruasi yang saat ini banyak digunakan adalah pembalut wanita yang relatif
mudah dan nyaman. Mengganti pembalut dengan teratur akan mencegah
timbulnya bakteri yang menyebabkan gangguan pada vagina seperti bau,
keputihan yang dapat menyebabkan infeksi. Untuk mencegah infeksi pada alat
reproduksi seharusnya mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut
Universitas Sumatera Utara
dan cara membersihkan vagina yang efektif adalah menyemprotkan air langsung
ke vagina. Cara membersihkan vagina harus dengan air bersih dari arah depan ke
belakang, jangan menyiram dari belakang atau membersihkan dengan tangan yang
telah menyentuh lubang dubur (anus) yang banyak mengandung kuman.
Universitas Sumatera Utara