Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi, Dan Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai) Medan

.BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efikasi Diri
2.1.1 Pengertian Efikasi Diri
Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara
atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan.
Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan
pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional
dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86). Bandura dalam Chowdhury (2009)
menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan
dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu.
Lebih lanjut Bandura menyatakan bahwa efikasi diri akan menetukan cara
seseorang untuk berfikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi
kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika melakukan
tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri
yang tinggi akan bisa menghadapi kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi,
stabil emosinya, bersikap dan memiliki locus of control yang tinggi.
Efikasi diri adalah kepercayaan seseorang atas kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kondisi motivasi seseorang yang lebih didasarkan
pada apa yang mereka percaya daripada apa yang secara objektif benar. Persepsi

pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi
seseorang (Indarti, 2008).

9
Universitas Sumatera Utara

Judge dalam Ghufron & Risnawita (2008), menganggap bahwa efikasi diri
adalah indikator positif dari core self evaluation untuk melakukan evaluasi diri
yang berguna untuk memahami diri. Efikasi diri merupakan salah satu aspek
pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh dalam
kehidupan manusia sehari-hari karena efikasi diri

yang dimiliki ikut

mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya perkiraan terhadap tantangan yang
akan dihadapi.
Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang
termasuk minat berwirausaha (Luthans, 2008:205). Oleh karena itu, dalam
membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri (self efficacy) terhadap

kemampuan agar usahanya dapat berhasil. Menurut Philips dan Gully dalam
Sahertian (2010:159) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang
atas kapabilitas yang dimilikinya guna mengorganisir dan melaksanakan kegiatan
yang mensyaratkan pencapian tingkat kinerja tertentu. Menurut Reveich dan
Shatte dalam Wahyuni (2013:89) mendifiniskan efikasi diri sebagai keyakinan
pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah
dengan efektif.
Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi
yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan
hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai
keberhasilan (Hidayat, 2011:156).
Menurut Bandura dalam Friedman, (2006:283) ada empat sumber penting

10
Universitas Sumatera Utara

yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri yaitu :
1. Pengalaman Keberhasilan (Mastery Experience)
Keberhasilan yang didapatkan akan meningkatkan efikasi diri yang dimilki
seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan efikasi dirinya. Apabila

keberhasilan yang didapatkan seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di
luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan
efikasi

diri. Akan tetapi, apabila keberhasilan itu didapat melalui

hambatan yang besar

dan merupakan hasil perjuangan sendiri maka hal

itu akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri.
2. Pengalaman Vikarius atau meniru (Vicarious Experience)
Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu
dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan efikasi diri
seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Efikasi tersebut didapat
melalui social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang
pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga melakukan modeling.
Namun efikasi diri yang didapat tidak akan berpengaruh bila model yang
diamati tidak memilki kemiripan atau berbeda dengan model.
3. Persuasi Sosial (Social Persuasion)

Persuasi sosial disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Informasi
tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang
berpengaruh biasanya digunakan untuk menyakinkan seseorang bahwa ia
cukup mampu melakukan suatu tugas.
4. Kondisi Fisik dan Emosional (Physiological & Emotion State)

11
Universitas Sumatera Utara

Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas
sering diartikan suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan
mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak di warnai oleh
ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somantik
lainnya. Efikasi diri biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stres dan
kecemasan sebaliknya efikasi diri yang rendah ditandai oleh tingkat stres dan
kecemasan yang tinggi pula. Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana
bagi tumbuh dan berkembangnya efikasi diri dan dapat diupayakan untuk
meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.
Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan suatu penilaian atau
persepsi subjektif induvidu terhadap kemampuan dirinya atas :

1. Tindakan
Tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang diinginkan,
antara lain:
a) Berkeinginan untuk maju & mengelolah sumber daya
b) Tekun bekerja tidak mengenal lelah dan tidak putus asa dalam
menghadapi tantangan.
c) Memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan.

2. Keyakinan Individu
Keyakinan Individu sebagai hasil persepsi tentang kemampuan yang
dimiliki, bagaimana individu berperilaku, berfikir, dan bagaimana reaksi
emosional pada situasi tertentu. Yang diharapkan untuk dapat :

12
Universitas Sumatera Utara

a) Dapat mengatasi masalah-masalah dalam bisnis
b) Dapat mengembangkan usaha
c) Yakin untuk mendapatkan laba yang tinggi
d) Kemampuan bersaing


Menurut Oosterbeek (2008) menjelaskan bahwa ada empat cara untuk
mencapai efikasi diri yakni:
1.

Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.
Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya
memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik,
sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang
meragukan kemampua dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada
dirinya sendiri.

2.

Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh
atau belajar dari pengalaman tersebut.
Jadi ada suatu model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki
kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan
melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil
sama seperti model tersebut.


3.

Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa
seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

4.

Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional).

13
Universitas Sumatera Utara

2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi
Menurut Robbins dalam Purnama dan Suyanto (2010: 179) mengatakan
bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam
mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan bebrapa kebutuhan individu.
Menurut Herzberg dalam Robbins (2006) memperkenalkan teori motivasi

higiene atau yang sering disebut dengan teori dua faktor, yang berpendapat bahwa
hubungan individu dengan pekerjaannya merupakan hubungan dasar dan bahwa
sikap seseorang terhadap kerja sangat menentukan kesuksesan atau kegagalan
individu tersebut. Herzberg juga menyatakan bahwa terdapat faktor yang
diinginkan seseorang terhadap pekerjaan mereka. Menurut Goleman dalam
Ernawati (2010:77), motivasi yaitu kemampuan untuk mendorong dan
menghasilkan energi untuk mencapai hasil atau tujuan. Menurut Gibson
(2004:184), pengertian motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan
pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai
keinginan para pegawai sekaligus tercapai tujuan perusahaan. Menurut Hasibuan
(2000:85) pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.
Abraham Sperling mengemukakan bahwa motivasi didefinisikan sebagai suatu
kecenderungan untuk beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan
diakhiri dengan penyesuaian diri, Mangkunegara (2005:93).

14
Universitas Sumatera Utara


Dari semua definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan suatu tindakan yang mendorong seseorang ingin berusaha untuk
mencapai tujuan atau sasaran usaha yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha
untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.
Menurut Wirasasmita dalam Ie dan Visantia (2013) terdapat beberapa
alasan mengapa seseorang termotivasi menjadi wirausaha:
a. Alasan keuangan, yaitu mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk
mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.
b. Alasan sosial, yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, agar dapat bertemu dengan orang banyak.
c. Alasan pelayanan,

yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat,

membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan
keluarga.
d. Alasan pemenuhan diri, yaitu menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai
sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang
lain, untuk menjadi produktif dan untuk menggunakan kemampuan
pribadi.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur
adalah be their own bosses (Hutagalung dkk, 2010).
Menurut Siagian (2009:140) Motivasi merupakan perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feelling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.

15
Universitas Sumatera Utara

Terdapat bermacam-macam teori mengenai motivasi menurut para ahli
yang menjelaskan tentang motivasi. Menurut Hariandja (2007:324), teori ini
dikelompokkan kedalam enam (6) katagori, yaitu :
1. Teori Maslow
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki
Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang
kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang
paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok
manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah
sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs) merupakan hirarki kebutuhan manusia
yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs) meliputi keamanan akan
perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi
bekerja.
c. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs)
a) Kebutuhan akan perasaan diterima di mana ia bekerja
b) Kebutuhan akan perasaan dihormati
c) Kebutuhan untuk bisa berprestasi
d) Kebutuhan untuk bisa ikut serta

16
Universitas Sumatera Utara

d. Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs) Jenis kebutuhan ini menghasilkan
kepuasan seperti kekuasaan, prestasi, status dan keyakinan akan diri sendiri.
e. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization) Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang yang dicitacitakan dan dirasakan mampu mewujudkannya.
2. Teori Dua Faktor Herzberg
Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu:
a. Hygiene Factors , yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi,
kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan
administrasi perusahaan. (Eksternal)
b. Motivation Factors , yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup
keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan
pertumbuhan dalam pekerjaan. (Internal).
3. Teori Kebutuhan ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi
yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan
adanya 3 kebutuhan pokok manusia:
a. Existence Needs (Kebutuhan Keadaan) adalah suatu kebutuhan akan tetap
bisa hidup sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari Maslow
yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman serta
Hygiene Factors dari Herzberg.

17
Universitas Sumatera Utara

b. RelatednessNeeds (Kebutuhan Berhubungan) mencakup kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan
afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg.
c. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang
mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif
terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan
dan perwujudan diri dari Maslow dan motivasion factors dari Herzberg.
4. Teori Motivasi Ekspektansi
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa
orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai
tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada
pencapaian tujuan tersebut.
5. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan
bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini
menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah
yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan
yang harus dilakukan. Griffin
6. Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan dua (2) tipe
pekerja yaitu X dan Y.
a. Teori X, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan tidak
mau bekerja sama.

18
Universitas Sumatera Utara

b. Teori Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik,
berorientasi kepada perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik
untuk menjadi produktif.

2.3 Lokasi Usaha
2.3.1 Pengertian Lokasi Usaha
Menurut

Kasmir

(2006:136),

Lokasi

merupakan

tempat

untuk

menjalankan kegiatan perancanaan pengambilan keputusan, pengendalian, proses
produksi, penjualan dan tempat memajangkan barang-barang dagangan. Menurut
Kotler (2008:51) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai
dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi
pertumbuhan

ekonomis

dan

stabilitas,

persaingan,

iklim

politik,

dan

sebagainya. Menurut Foster (2008:51), lokasi toko sangat mempengaruhi tingkat
profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam jangka panjang.
Menurut Utami (2012:89), lokasi merupakan struktur fisik sebuah usaha
yang merupakan komponen utama yang terlibat dalam membentuk kesan sebuah
usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan
kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen.
Menurut Davidson dalam Rukismono dan Gunawan (2013), mengatakan
bahwa bila semua faktor mempunyai nilai yang hampir sama dalam pemutusan
pemilihan toko, pada umumnya konsumen akan memilih toko yang paling dekat,
karena hal tersebut dapat memberikan kenyamanan yang lebih bagi konsumen
dalam hal waktu, dan tenaga.

19
Universitas Sumatera Utara

Menurut Yunarto (2006:39), lokasi adalah salah satu kegiatan awal yang
harus dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi, penentuan lokasi yang
tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen.
Keputuan lokasi menyangkut kemudahan akses yang cepat dan dapat menarik
sejumlah besar konsumen. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik
(misalnya, keputusan mengenai lokasi dimana sebuah hotel atau resotran
didirikan).
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus
dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi
usaha berhubungan dengan penjualan bisnis tersebut (Indarti, 2004).
2.3.2 Faktor-Faktor Dalam Memilih Lokasi
Menurut Kristanto (2009:158), terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih lokasi, seperti:
1. Kedekatan dengan pasar
Wirausaha pada umumnya berpikir bahwa lokasi yang dekat dengan pelanggan
adalah

penting.

Pelanggan

dalam

melakukan

pembelian

juga

mempertimbangkan biaya transportasi yang diperlukan untuk melakukan
pembelian. Disamping biaya transportasi, pelanggan juga akan memikirkan
biaya keluhan, reparasi dan lain-lain.
2. Kedekatan dengan bahan baku mentah yang dibutuhkan
Kemudahan dalam mendapatkan bahan baku merupakan bagian dari biaya
bahan yang diperhitungkan dalam proses produksi. Biaya bahan yang relatif
murah akan memberikan keuntungan berupa berkurangnya biaya produksi per

20
Universitas Sumatera Utara

unit barang dan akan berimbas ke kemudahan pengusaha dalam mekaukan
strategi bersaing dalam hal harga jual yang menjadi lebih murah.
3. Peraturan daerah dan iklim bisnis
Iklim bisnis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: ekonomi, sosial,
politik, industri serta persaingan. Pengusaha harus mengetahui iklim bisnis
pada lokasi yang ingin dipilih. Apakah ada peraturan pemerintah yang
menguntungkan. Apakah ada keleluasaan yang diberikan pemerintah daerah.
Apakah trend bisnis yang akan ditawarkan dapat diterima masyarakat.
4. Tingkat upah
Pengusaha perlu memperhatikan tingkat upah yang berlaku pada lokasi yang
akan dipilih. Disamping tingkat upah, pengusaha harus memperhatikan kualitas
tenaga kerja yang dibutuhkan pada lokasi yang bersangkutan.
5. Tren populasi dan mutu kehidupan
Dibutuhkan analisa populasi dan data demografis agar dapat mengetahui situasi
lokasi, daerah yang akan dipilih secara rinci. Seperti ukuran dan kepadatan
populasi, jumlah dan ukuran keluarga, tingkat pendapatan, pendidikan, agama,
ras, trend pertumbuhan akan memberikan fakta guna penentuan lokasi.
6. Persaingan
Beberapa pengecer lebih suka masuk ke lokasi dengan persaingan yang cukup
dan memilih dekat dengan pesaing, karena bisnis yang serupa akan
meningkatkan arus lalu lintas perdagangan.
7. Kesesuaian dengan komunitas

21
Universitas Sumatera Utara

Salah satu keberhasilan bisnis adalah kesesuaian dengan ragam bisnis dan
komunitas dimana bisnis tersebut berlokasi.
8. Transportasi
Transportasi yang mudah tentu akan menekan biaya yang memiliki
konsekuensi menurunkan harga.
9. Jasa publik
Lokasi sebaiknya dilengkapi dengan jasa-jasa publik seperti: pembuangan
sampah, saluran air bersih, listrik, telepon, dekat dengan rumah sakit dan
sejenisnya.
10. Reputasi lokasi
Suatu daerah mungkin memiliki reputasi baik adakalanya suatu daerah
memiliki reputasi kurang baik dalam beberapa hal, seperti: keamanan,
tanggapan masyarakat, ras dan agama. Tempat dimana bisnis memiliki
kecendrungan selalu gagal akan membuat reputasi daerah tersebut kurang baik
dan memiliki pengaruh terhadap pemilihan lokasi.

2.3.3 Karakteristik Yang Mempengaruhi Lokasi
Menurut Levi (2007:213) dalam jurnalnya Tezza Anwar (2007:137), ada
beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu
toko yaitu :
1. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas menuju lokasi
tersebut
2. Karakteristik dari lokasi

22
Universitas Sumatera Utara

3. Biaya yang terkait dengan pemilihan lokasi tersebut
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap
beberapa faktor berikut. (Tjiptono, 2014 : 159)
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi
umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak
pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
a.

Banyaknya orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar
terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering kali
terjadi secara spontan, tanpa perencanaan, dan tanpa melalui usaha-usaha
khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan,
misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran dan
ambulans.

4.

Tempat pakir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda
dua maupun roda empat.

5.

Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di
kemudian hari.

6.

Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.
Contohnya rumah makan berdekatasn dengan daerah kos, asrama
mahasiswa, dan perkantoran.Kompetisi, yaitu lokasi pesaing. Contohnya
dalam menentukan lokasi wartel (warung telefon), perlu dipertimbangkan

23
Universitas Sumatera Utara

apakah di jalan atau daerah yang sama terdapat banyak wartel lainnya.
Uniknya, dalam beberapa industri, justru ada kecenderungan perusahaan
sejenis menempati lokasi berdekatan, contohnya bengkel, showroom
mobil, pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel dan lain-lain.
7. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel
kendaraan bermotor terlalu dekat berdekatan dengan pemukiman
penduduk.
Sedangkan menurut Lamb & Daniel, (2002) faktor-faktor yang penting
dalam pemilihan sebuah lokasi adalah:
a. Karakteristik sosial ekonomis sekitarnya
b. Arus lalu lintas
c. Biaya tanah
d. Peraturan kawasan
e. Transportasi publik
f. Keberadaan pesaing
g. Kemungkinan terlihat
h. Tempat parkir
i. Lokasi masuk dan keluar
j. Kemudahan akses
k. Keselamatan dan keamanan
Menurut (Yazid, 2001) kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih
lokasi adalah:
a. Karakteristik dan ukuran populasi

24
Universitas Sumatera Utara

b. Ketersediaan tenaga kerja
c. Kedekatan dengan sumber produksi
d. Promosi
e. Basis ekonomi
f. Kesesuaian dengan sarana
g. Situasi persaingan
h. Kemudahan lokasi toko
2.4 Keberhasilan Usaha
2.4.1 Defenisi Keberhasilan Usaha
Menurut Astamoen (2005:251), Keberhasilan usaha adalah suatu proses
dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan
benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang
harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami.
Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
anggota dari perusahaan tersebut bertambah.
Menurut Anoraga dalam Sazali (2011), keberhasilan usaha dapat tercapai
jika memiliki persiapan yang matang, yaitu dengan menyiapkan rencana usaha.
Rencana usaha dapat menjadi acuan dalam semua aktivitas yang akan
dilaksanakan usaha tersebut, apapun jenis usaha yang dilakukan. Suryana (2006:7)
menggambarkan seorang yang berhasil berwirausaha sebagai orang yang mampu

25
Universitas Sumatera Utara

menggabungkan nilai, sifat utama dan sikap dengan modal pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan praktik.
Keberhasilan suatu usaha ditunjukkan dengan adanya hubungan yang
signifikan antara keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan yang dimiliki
usaha tersebut, Dalimunthe dalam Tanjung (2012). Suatu usaha yang baik dapat
terus tumbuh dan berkembang jika memiliki sensitivitas yang baik terhadap
perubahan yang terjadi, adaktif, memiliki rasa kebersamaan dan rasa saling
memiliki terhadap identitas usaha yang dijalankan, memiliki toleransi sehingga
mampu terbuka pada setiap peluang yang ada dan pada umumnya sangat
konservatif, De Geus dalam Situmorang (2011:83).
Menurut Tanjung (2012), ada beberapa langkah-langkah menuju
keberhasilan usaha yaitu :
1. Adanya ide serta visi misi yang jelas pada bisnis
2.Membuat perencanaan usaha, pengorganisasian, dan cara menjalankannya.
3. Kemauan dan keberanian menghadapi resiko.
4. Mengembangkan hubungan yang baik kepada semua pihak yang terkait dengan
kepentingan usaha.
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Menurut Basrowi (2014, 19-26) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu :
a. Motivasi
b. Usia
c. Pengalaman
d. Pendidikan

26
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Tambunan (2002:14) ada banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah:
1. Kekuatan modal
2. Kualitas sumber daya manusia
3. Penguasaan teknologi
4. Sistem manajemen
5. Jaringan bisnis dengan pihak luar
6. Tingkat entrepreneurship
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah
sebagai berikut:
1. Kebijakan ekonomi
2. Sistem perekonomian
3. Sistem perburuhan dan kondisi perburuhan
4. Tingkat pendidikan masyarakat
5. Lingkungan global

Dari faktor-faktor diatas yang dinilai dominan dalam mempengaruhi
keberhasilan usaha mikro adalah faktor internal yaitu tingkat kewirausahaan yang
akan membentuk perilaku kewirausahaan dari pengusaha untuk mengelola
usahanya menggunakan cara-cara yang berbeda dan lebih efisiensi guna
menunjang keberhasilan usaha yang ingin dicapai.

27
Universitas Sumatera Utara

Pendidikan
Pola Pikir

Passion

Keberhasilan
Usaha
Perilaku

Pareto

Sumber: Tarigan dan Yenawan (2013)

Gambar 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
2.4.3 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha
Keberhasilan hidup pada dasarnya merupakan dambaan setiap orang
sehingga orang akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Dalam banyak
studi, para peneliti mengidentifikasi karakteristik seorang wirausaha yang berhasil
sebagai berikut (Basrowi, 2013:21) :
a.

Komitmen dan ketabahan hati secara total.

b.

Bergerak maju untuk mencapai tujuan dan tumbuh.

c.

Peluang dan orientasi pada tujuan.

d.

Mengambil inisiatif dan tanggung jawab pribadi.

e.

Konsisten terhadap pemecahan masalah.

f.

Realisme dan mempuinyai sense of humor.

g.

Mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan mencari risiko.

h.

Memiliki obsesi untuk mendapatkan peluang

28
Universitas Sumatera Utara

i.

Memiliki kreatifitas dan fleksibilitas.

j.

Memiliki kemampuan leadership.

k.

Selalu terbuka untuk bekerja sama.

l.

Keinginan untuk belajar dari kegagalan.

m. Memiliki motivasi yang besar untuk sukses.
n.

Berkemauan dan bekemampuan melihat, megakui dan mengharagai potensi
pihak orang lian.

o.

Berorientasi pada masa depan.
Menurut Situmorang (2012:84) ada beberapa faktor yang menghambat

suatu usaha masuk dalam kategori usaha yang luar biasa, yaitu :
1. Faktor Psikologis
Pemimpin tidak berani mengambil resiko dan cenderung merasa nyaman
dengan kondisi yang ada (comfort zone).
2. Resitensi Karyawan
Sumberdaya

manusia

yang

ada

tidak

merasa

tertantang

untuk

mengembangkan diri, memberikan ide mereka, ataupun melakukan inovasi.
Hal ini disebabkan oleh lingkungan perusahaan yang membiasakan hal
tersebut. Begitu juga ditambah dengan masalah pengelolaan SDM yang
kurang baik.
3. Tekanan dari Pihak Luar
Tekanan eksternal bisa berasal dari keluarga, lingkungan sekitar dan
sebagainya.

29
Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Indikator Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dapat diukur dari berbagai segi diantaranya laba usaha
yang berhasil dicapai oleh para pengusaha dalam kurun waktu tertentu.
Keberhasilan

usaha

diidentikkan

dengan

perkembangan

perusahaan.

Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahn akumulasi modal,
jumlah karyawan, volume penjualan ,dan lain-lain. Beberapa indikator dalam
menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:
1.

Laba (profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara
pendapatan dengan biaya.

2.

Produktivitas dan efisiensi
Besar kecilnya produktivitas

suatu usaha akan sangat menentukan besar

kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan
pada

akhirnya

menentukan

besar

kecilnya

pendapatan,

sehingga

mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.
3.

Daya saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk
merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dikatakan berhasil,
bila dapat mengalahkan pesaingatau paling tidak masih bias bertahan
menghadapi pesaing.

4.

Kompetensi dan etika usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan ,hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga
dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

30
Universitas Sumatera Utara

5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi dua yaitu trust internal dan trust eksternal. Trust
internal adalah amanah dari segenap orang yang ada dalam perusahaan
sedangkan trust eksternal adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari
segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah,
maupun masyarakat luas bahkan juga pesaing.
2.4.5 Upaya Mencapai Keberhasilan Usaha
Seorang produsen atau wirausahawan dalam menjalankan uahanya banyak
mengalami peristiwa jatuh bangun. Terkadang wirausahawan harus menanggung
risiko kerugian, tetapi pada suatu ketika memperoleh keuntungan. Sehingga dalam
dunia usaha selalu ada risiko atau ketidakpastian usaha.
Untuk mencapai keberhasilan usaha, seorang wirausahawan setidaknya
melakukan upaya sebagai berikut (Sunyoto, 2013:93) :
a.

Mempunyai keyakinan usaha untuk berhasil.

b.

Menerima gagasan/ide baru.

c.

Menaklukan diri sendiri.

d.

Menerima saran orang lain.

e.

Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu belajar.

f.

Mempunyai motivasi kerja yang tinggi
Selain berpikir positif, seorang wirausahwan dalam menggali peluang

pasar setidaknya mempunyai modal utama untuk meraih keberhasilan
(Sunyoto,2013:93) yaitu :
1.

Pola pikir yang mengarah pada sikap dan kemauan untuk sukses.

31
Universitas Sumatera Utara

2.

Kepribadian yang kuat untuk sukses.

3.

Kecakapan dalam mengelola untuk sukses.

4.

Menerapkan manajemen usaha yang baik.

5.

Berani memikul risiko dalam usaha

No.

Tabel 2.1
Karakteristik wirausahawan yang berhasil dalam usaha
Karakteristik
Ciri

1

Percaya Diri

2

Pemecahan Masalah

3

Berprestasi Tinggi

4

Pengambil Risiko

5

Ikatan Emosi

6

Tingkat Energi
Tinggi

7
8

Pengendalian
Pribadi
Pemikiran Kreatif

9

Pengendalian Diri

10

Pemilih obyektif

Mengandalkan tingkat percaya dirinya yang
tinggi dalam mencapai sukses.
Cepat mengenali dan memecahkan masalah
yang dapat menghalangi kemampuannya
mencapai tujuans ukses.
Bekerja keras dan bekerjasama dengan para
ahli untuk memperoleh prestasi.
Tidak takut mengambil
risiko, tetapi
akan
Menghindari risiko tinggi jika
dimungkinkan.
Tidak akan meperbolehkan hubungan
emosional yang menggangu sukses
usahanya.
Berdedikasi tinggi dan bersedia bekerja
dengan jam kerja yang panjang untuk
membangun usahanya.
Mengenali arti pentingnya pribadinya bagi
kegiatan usahanya.
Akan selalu mencari suatu cara yang lebih
baik dalam melakukan sesuatu di dalam
usaha.
Mengendalikan semua yang mereka
lakukan.
Mengakui jika terjadi kesalahan.

Sumber: Danang Sunyoto (2013:94-95)

32
Universitas Sumatera Utara

2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
dan Tahun
Penelitian
Petrika Fitri
(2015)

Revina Septika
(2015)

Fauzi Viki
Ramdhani
(2014)

Judul
Penelitian

Variabel
Penelitian

Teknik
Analisis

Hasil Penelitian

Pengaruh Self
Esteem dan
Kecerdasan
Emosi Terhadap
Keberhasilan
Usaha Pada Toko
Grosir Eceran di
Kawasan Padang
Bulan Medan
Pengaruh Modal,
Pemilihan Lokasi
dan Pengetahuan
yang Mendorong
Keberhasilan
Usaha Mobil Data
Internet di
Sepanjang Jl. Dr
Mansyur Medan.

1.Self esteem
2.Kecerdasan
emosi
3.Keberhasilan
usaha

Analisis
regresi
berganda

1.Secara parsial pengetahuan
kewirausahaan
dan
kemandirian
pribadi
berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap kinerja
usaha

1.Modal
2.Pemilihan
Lokasi
3.Pengetahuan
4.Keberhasilan
Usaha

Analisis
regresi
Berganda

Pengaruh Jiwa
Kewirausahaan
dan Lokasi Usaha
Terhadap
Keberhasilan
Usaha (Survei
Pada Sentra UKM
Industri Rajut
Binong Jati
Bandung)

1.Jiwa
kewirausahaan
2.Lokasi usaha
3.Keberhasilan
usaha

Analisis
deskriptif
dan
verifikatif

1. Secara parsial, variabel
lokasi dan pengetahuan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel
keberhasilan usaha
2. Sedangkan variabel modal
berpengaruh secara positif dan
tidak berpengaruh signifikan
terhadap keberhasilan usaha
3. Variabel dominan dalam
penelitian ini adalah variabel
lokasi.
1.Jiwa Kewirausahaan dan
Lokasi Usaha secara bersamasama berpengaruh terhadap
Keberhasilan Usaha yang
artinya memberikan pengaruh
positif secara signifikan.

33
Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel

Nama Peneliti
dan Tahun
Penelitian

Judul Penelitian

Variabel
Penelitian

Teknik
Analisis

Hasil Penelitian

Marom, Shaike,
Robert N. Lussier
(2014)

A Business Success
Versus Failure
Prediction Model
For Small Business
in Israel

1. capital,
record
keeping and
financial
control
2. planning
3. profesional
advice
4.age
of
owner
5. chance
of
success

The primary
methodology
of this study
was survey
research
using the
previously
validated

Mei Ie dan
Eni Visantia
(2013)

Pengaruh Efikasi
Diri dan Motivasi
Terhadap
Keberhasilan Usaha
Pada Pemilik Toko
Pakaian di Pusat
Grosir Metro Tanah
Abang, Jakarta.
Efikasi diri dan
Motivasi Terhadap
Keberhasilan Usaha
pada Usaha
Fotocopy dan Alat
Tulis Kantor di
Kecamatan
Panyabungan,Kabu
paten Mandailing
Natal.

1. Efikasi Diri
2. Motivasi
3.Keberhasila
n Usaha

Analisis
Regresi
Berganda

1. efikasi diri
2. motivasi
3.keberhasilan
usaha

1. analisis
deskriptif
2.analisis
regresi
berganda

1. Faktor Modal berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
keberhasilan
usaha.
2. Faktor
keuanganberpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
keberhasilan
usaha.
3. Faktor
perencanaan
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
keberhasilan usaha.
4. faktor tenaga profesional
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
keberhasilan usaha.
umur
pemilik
5. faktor
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
keberhasilan usaha.
1. Efikasi diri dan motivasi
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadapkeberhasilan
usaha pada pemilik toko
pakaian di Pusat Grosir
Metro
TanahAbang,
Jakarta.
1. efikasi diri dan motivasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
keberhasilan
usaha fotokopi dan alat
tulis
di
kecamatan
panyabungan, kabupaten
mandailing natal.

Self-Efficacy in the
Face of Threats to
Entrepreneurial
Success:
Mind-Sets Matter

1.Success
Treath
2.Self efficacy
3.Business
Success

1.analisis
regresi
berganda

Rina Wahyuni
Daulay dan Frida
Ramadini
(2013)

Jeffrey M.
Pollack, Jeni L.
Burnette, and
Crystal L. Hoyt
(2012)

1.

Interaksi Implicit teori
(Efikasi)
x
ancaman
sukses signifikan.
2. Hubungan yang tidak
signifikan dari ancaman
sukses dengan efikasi diri
diantara individu dengan
teori incremental-oriented
yang kuat

34
Universitas Sumatera Utara

Sumber: Data diolah

2.6 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel
yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan
sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan
variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,
2010:60). Variabel yang akan diteliti antara lain keberhasilan usaha sebagai
variable terikat, efikasi diri, motivasi dan lokasi sebagai variable bebas.
2.6.1 Pengaruh Efikasi diri terhadap Keberhasilan Usaha
Efikasi diri (kepercayaan diri) merupakan suatu panduan sikap dan
keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, Wijandi dalam
Suryana dan Bayu (2010:165). Keyakinan pada diri individu ini akan mengontrol
pikiran, perasaan dan perilakunya. Proses berwirausaha gagal dan bangkitnya ini
tentunya adalah suatu pengalaman yang dijalani individu yang membutuhkan
keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan tugas dan menjadi
wirausaha sukses Ie dan Visantia,(2013).
Efikasi diri merupakan faktor yang ikut mempengaruhi kinerja seseorang
dalam mencapai suatu tujuan tertentu, Robbins dalam Ernawati (2010:77).
Kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan
ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan,
Zimmerer dalam Suryana & Bayu (2010: 165).

35
Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usaha karena motivasi utama seseorang untuk menajdi seorang entrepreneur
adalah be their own bosses,Hutagalung dkk dalam Daulay dan Ramadini (2013:
3). Motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam
mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
memuaskan beberapa kebutuhan individu, Zimmerer dalam Purnama dan Suyanto
(2010: 179). Motivasi berkaitan dengan sejauh mana komitmen seseorang
terhadap pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan usaha. Jika dalam
menjalankan suatu usaha atau pekerjaan dengan motivasi yang rendah seseorang
tidak akan memiliki komitmen dalam menjalankan usaha atau pekerjaannya yang
dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha (Ie dan Visantia,2013).
2.6.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha
Menurut Kristanto (2009:158), salah satu faktor yang sangat penting
dalam keberhasilan suatu usaha adalah lokasi. Lokasi dapat sangat mempengaruhi
biaya produksi dan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaanperusahaan lain. Ketika sebuah usaha mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan
harus dapat mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya
tarik dari setiap lokasi.
Berdasarkan teori di atas dan penjelasannya, maka dibuatlah kerangka
konseptual yang menunjukkan hubungan variable X1 (Efikasi Diri), X2

36
Universitas Sumatera Utara

(Motivasi), dan X3 (Lokasi) terhadap Y (Keberhasilan Usaha) yaitu sebagai
berikut :
Efikasi Diri
(X1)

Motivasi
(X2)

Keberhasilan Usaha
(Y)

Lokasi Usaha
(X3)
\
Sumber: Kristanto (2009:158), (Ie dan Visantia,2013), (Zimmerer, 2008)

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang
merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono,
2009:96).
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis
penelitian ini adalah:
H1

:

Efikasi Diri Berpengaruh Signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha
(Studi Kasus pada pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan

Medan

Denai).

37
Universitas Sumatera Utara

H2

:

Motivasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha (
Studi Kasus pada pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan
Denai).

H3

:

Lokasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi
Kasus pada pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai).

H4

:

Efikasi Diri, Motivasi dan Lokasi Berpengaruh Signifikan Terhadap
Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada pengusaha di Pusat Industri
Kecil Jalan Medan Denai).

38
Universitas Sumatera Utara