Analisis Tindak Tutur Ilokusi Permohonan dan Penolakan dalam Percakapan Bahasa Jepang (Studi Kasus Buku Nameraka Nihongo Kaiwa)

ABSTRAK

Analisis Tindak Tutur Ilokusi Permohonan dan Penolakan dalam
Percakapan Bahasa Jepang (Studi Kasus Buku Nameraka Nihongo Kaiwa)
Percakapan adalah peristiwa berbahasa lisan antara dua atau lebih penutur
yang saling memberikan informasi dan mempertahankan hubungan yang baik.
Dari setiap proses percakapan tersebut mengakibatkan peristiwa tutur dan tindak
tutur. Peristiwa tutur adalah interaksi yang terjadi antara penutur dan lawan tutur
dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Tindak tutur adalah segala tindak tutur
yang dilakukan melalui berbahasa, segala yang kita lakukan ketika berbahasa.
Tindak tutur sangat dekat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Salah
satu tindak tutur yang saling berhubungan pada saat bertutur adalah tindak tutur
permohonan dan penolakan. Dalam hal ini banyak bentuk tindak tutur
permohonan dan penolakan yang sesuai dengan status sosial, jenis kelamin, usia,
dan lain-lain.
Pada skripsi ini ada 2 rumusan masalah :
1. Apa bentuk-bentuk tindak tutur permohonan dan penolakan pada
percakapan bahasa Jepang dalam buku Nameraka Nihongo Kaiwa ?
2. Bagaimana penggunaan tindak tutur permohonan dan penolakan pada
percakapan bahasa Jepang dalam buku Nameraka Nihongo Kaiwa ?
Penulis menggunakan teori pragmatik, tindak tutur ilokusi, teori mengenai

bentuk permohonan dan penolakan bahasa Jepang, teori kesantunan bahasa
Jepang, dan teori kontekstual.

62
Universitas Sumatera Utara

Setelah menganalisis data mengenai tindak tutur ilokusi permohonan
dan penolakan dalam bahasa Jepang khususnya dalam buku Nameraka Nihongo
kaiwa, dapat disimpulkan :
4.

Tindak tutur ilokusi permohonan dan penolakan yang terdapat dalam buku
Nameraka Nihongo Kaiwa masing-masing berjumlah 13 percakapan. Namun,
penulis menganalisis hanya 7 percakapan bentuk permohonan dan 5
percakapan bentuk penolakan.

5.

Bentuk dan penggunaan tindak tutur permohonan yang terdapat dalam buku
Nameraka Nihongo Kaiwa, yaitu :

h. Verba te ‘て’, digunakan oleh keluarga dan hubungan yang dekat, baik
laki-laki maupun perempuan bisa menggunakan bentuk ini.
i.

Verba te kure ‘てくれ’, digunakan oleh laki-laki, teman akrab, seusia,
maupun orang yang lebih muda.

j.

Verba te moraemasenka ‘てもらえませんか’, digunakan kepada siapa
saja, sebagai rasa hormat terhadap lawan tutur.

k. Verba te kureru ‘ て く れ る ’, digunakan oleh orang yang berada
disebelahnya, orang yang sudah akrab, seusia, atau orang yang lebih
muda.
l.

Verba te kurenai ‘ て くれない’, digunakan oleh orang dekat seperti
keluarga dan teman.


m. Verba te kudasai ‘てください’, digunakan oleh orang yang memiliki
hak/pangkat yang sama atau orang yang lebih rendah kedudukannya.

63
Universitas Sumatera Utara

Bentuk ini juga bersifat umum, lawan tutur atau penutur beranggapan
bahwa hal yang diinginkan adalah hal yang wajar.
n. Bentuk permohonan secara tak langsung, digunakan oleh siapa saja dan
kepada siapa saja. Hal ini dikarenakan bentuk ini besifat umum,
menunjukkan ungkapan yang digunakan untuk memaparkan keadaan
sekarang seperti perasaan, keadaan, dan keinginan.
6.

Bentuk dan penggunaan tindak tutur ilokusi penolakan yang terdapat dalam
buku Nameraka Nihongo Kaiwa, yaitu :
c. Penolakan Secara Langsung
2. Bentuk いや, digunakan oleh orang seusia atau orang yang lebih
muda.
d. Penolakan Secara Tak Langsung

4. Bentuk penolakan yang menjelaskan alasan, penyebab kepada penutur
mengapa menolak dalam buku Nameraka Nihongo Kaiwa ada dua,
yaitu :
c. Bentuk penolakan pada cuplikan 2, digunakan oleh tamu kepada
petugas stasiun untuk menolaknya.
d. Bentuk penolakan pada cuplikan 4, digunakan oleh sesama tamu,
namun tamu yang usianya lebih tua menolak tamu yang usianya
lebih muda.
5. Bentuk penolakan yang mengulangi pernyataan penutur, digunakan
oleh teman, seusia, rekan kerja, atau orang yang lebih muda.
6. Bentuk penolakan pengisi waktu jeda, digunakan oleh teman, keluarga,
dan orang yang lebih muda.

64
Universitas Sumatera Utara

4.

Ragam bahasa yang digunakan dalam tindak tutur permohonan dan
penolakan dalam buku Nameraka Nihongo Kaiwa adalah ragam bahasa

teineigo, kenjoogo, dan futsuu kei.

65
Universitas Sumatera Utara