Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

berguna untuk dapat mengembangkan wisata tersebut dengan strategi yang
tepat.
3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, yaitu untuk bahan
referensi, menambah wawasan dan ilmu untuk Mahasiswa/I di Jurusan
Administrasi Bisnis FISIP-USU.

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1

Pariwisata
Perkataan pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta dengan rangkaian suku

kata pari = banyak, ditambah dengan wis = melihat, dan ata = tempat. Jadi,
pariwisata merupakan terjemahan dari melihat banyak tempat. Indonesia pada

Universitas Sumatera Utara

awalnya mengenal pariwisata dengan mempergunakan bahasa asing yaitu “tourisme”.
Perubahan istilah “tourisme” menjadi “pariwisata” pertama kali dikemukakan secara
resmi oleh Prof. Priyano (Alm), ketika dilangsungkan Musyawarah Nasioal

Pariwisata II di Tretes Jawa Timur pada tanggal 12 s/d 14 Juni 1958 (Kamus Bahasa
Indonesia di www.google.com). Atas keputusan tersebut, maka selanjutnya istilah
“Dewan Tourisme” Indonesia dirubah menjadi Dewan Pariwisata Indonesia
(DEPARI).
Pada tahun 1960, DEPARI ditetapkan sebagai satu-satunya penanggung jawab
dan menyelenggarakan segala jenis pariwisata. Bersama-sama dengan bagian
kementrian perhubungan ditetapkan sebagai Biro Eksekutif untuk melaksanakan
kebijakan pemerintah dibidang kepariwisataan.
2.1.1 Definisi Pariwisata
Pengertian pariwisata secara lengkap dapat dilihat dalam Undang-undang
Republik Indonesia No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan dalam pasal 1
menyatakan:
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk meikmati oyek dan
daya tarik wisata.
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang tersebut.


Universitas Sumatera Utara

d. Kepariwisataan

adalah

segala

sesuatu

yang

berhubungan

dengan

penyelenggaraan pariwisata.
e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan oyek dan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidan tersebut.

f. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
wisata.
g. Kawasan wisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memeuhi kebutuha pariwisata.
Sedangkan pendapat para ahli mengenai pariwisata dapat dilihat berikut ini.
Pariwisata adalah lalu-lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya
untuk sementara waktu, untuk berpesiar ditempat lain, semata-mata sebagai
konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan
hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya menurut
Kurt Morgenroth (Suwardjoko, 2007:6).
Menurut McIntosh, Goeldner& Ritchie, 1995 (Indira, 2007:6) bahwa
pariwisata adalah kegiatan perjalanan seseorang ke dan tinggal di tempat lain di luar
lingkungan tempat tinggalnya untuk waktu kurang dari satu tahun terus-menerus,
dengan maksud bersenang-senang, berniaga dan keperluan-keperluan lainnya.
Kemudian Prof. Salah Wahab (Yoeti, 1983:106), dalam bukunya berjudul “An
Introduction on Tourism Theory” mengemukakan: bahwa atasan pariwisata
hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari tiga unsur
yaitu: manusia (man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata, ruang (space),

Universitas Sumatera Utara


yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan, dan waktu (time),
yakni waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan
wisata.
Jadi secara umum, Pariwisata adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai
kebutuhan dasar manusia yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang
dilakukan oleh wisatawan, didukung berbagai fasilitas dan pelayanan disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, dan pemerintah.
Pendit (2006:38) merinci penggolongan pariwisata menjadi 13 jenis wisata
antara lain wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olah raga, wisata komersil, wisata
industri, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata
maritim (marina) atau bahari, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata
bulan madu.

2.1.2 Komponen Pariwisata
Ada beberapa komponen dasar yang harus dipertimbangkan dalam priwisata
sesuai dengan kondisi lingkungan setempat dan sesuai sasaran yang akan dituju.
George McIntyre (1993), menyatakan bahwa komponen dasar pariwisata terdiri dari:
a.


Atraksi dan Kegiatan Wisata yang Menjadi Obyek/ Daya Tarik Wisata
Atraksi wisata adalah sesuatu yang menjadi daya tarik dan dapat membuat

wisatawan terkesan memiliki: rasa puas, rasa nyaman, dan rasa nikmat melihat dan

Universitas Sumatera Utara

melaksanakan wisata. Adapun yang menjadi unsur atraksi wisata terdiri dari tiga daya
tarik, yaitu:
 Sesuatu yang bersifat alami, atas dasar fitur lingkungan alam, misalnya
keadaan ekologi lingkungan, suasana alam pedesaan, suasana pegunungan,
pemandangan pantai, flora dan fauna langka.
 Sesuatu yang merupakan hasil budaya yang berupa produk fisik, misalnya:
tempat ritual keagamaan, bangunan makam, kuliner, museum, candi,
monument, bangunan bersejarah, dll.
 Sesuatu yang berupa perilaku/ kegiatan manusia yang dikemas secara khusus
sebagai atraksi wisata, misalnya: gaya hidup, pelaksanaan ritual agama,
keidupan keseharian masyarakat.
b.


Fasilitas Akomodasi dan Pelayanannya
Keberadaan fasilitas akomodasi ini sangat penting, yakni untuk memberikan

pelayanan terhadap wisatawan yang membutuhkan tempat tinggal sementara (hotel,
motel, guess houses, losmen, penginapan) selama berada di daerah tujuan wisata atau
selama mengujungi suatu obyek wisata.
c.

Fasilitas Transportasi dan Pelayanannya
Fasilitas transportasi meliputi infrastruktur jalan yang dilalui oleh wisatawan

dari tempat tinggal menuju obyek wisata yang akan dituju. Fasilitas transportasi juga
mencakup alat/ sarana transportasi (terminal, area parkir, bandara, pelabuhan laut,
kapal laut, pesawat, mobil, kendaraan bermotor lainnya, dll.) yang dipakai oleh
wisatawan pada saat mengunjungi obyek wisata disuatu daerah tujuan wisata.

Universitas Sumatera Utara

d.


Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia dapat berperan sebagai pelaku pariwisata maupun

pengelola

usaha priwisata, misalnya: sebagai wisatawan, sebagai penjual jasa

pelayanan terhadap wisatawan, maupun sebagai pengembang dan pengelola industri
pariwisata.
e.

Fasilitas Pelayanan Lainnya
Unsur ini berperan sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan kepada

wisatawan, misalnya: pusat informasi pariwisata, jaringan komunikasi, took retail,
penjualan souvenir, fasilitas air bersih, pelayanan jasa pos,dll. yang fungsinya untuk
mendukung pelayanan pada wisatawan.
f.

Unsur-unsur Institusional

Unsur ini meliputi: program pemasaran dan promosi, kebijakan tentang

pariwisata, peraturan lain yang terkait dengan pariwisata, struktur organisasi
pariwisata publik maupun swasta, kebijakan mengenai pemberian insentif bagi
investor di bidang pariwisata, program pendidikan dan pelatihan pariwisata, program
lingkungan, program sosioekonomis,dll.
Dari

keenam

komponen

yang

diungkapan

oleh

George


tersebut,

Burkart dan Medlik (dalam Wardiyanto, 2011:26) merangkum dalam empat (4)
komponen, yaitu:
 Atraction (atraksi wisata)
 Aksesbilitas (infrastuktur transportasi)
 Amenitas (sarana dan prasarana)

Universitas Sumatera Utara

 Accelary (kelembagaan)
2.1.3 Kawasan Wisata
Pengertian kawasan berasal dari bahasa Sansekerta, kawaśan yang berarti
daerah. Sedangkan waśa artinya wewenang, kuasa. Di dalam wikipedia dijelaskan
daerah yang memiliki ciri khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan fungsional
kegiatan tertentu (http://id.wikipedia.org).
Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budi daya. Undang- Undang No. 10 tahun 2009 disebutkan dengan istilah Kawasan
Strategis Pariwisata, terdapat dalam pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama
pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai
pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial
dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta
pertahanan dan keamanan.
Menurut Ismayanti (2010:144), Usaha Kawasan Wisata merupakan usaha
yang kegiatannya membangun dan mengelola kawasan dengan luas tertentu yang
dibangun atau disediakan untuk kepentingan dan memenuhi kebutuhan pariwisata.
Kemudian disebutkan lagi bahwa hal – hal yang harus diperhatikan adalah
kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan
sosial budaya; nilai-nilai agama, adat istiadat, pandangan serta nilai – nilai yang

Universitas Sumatera Utara

hidup dalam masyarakat; kelestarian budaya dan lingkungan hidup; kelangsungan
usaha pariwisata; tata ruang; rencana induk pembangunan pariwisata daerah.
Kawasan wisata dibagi dalam dua konsep dasar yaitu kawasan pariwisata
murni dan kawasan pariwisata terbuka.
 Kawasan pariwisata murni adalah kawasan yang seluruh lahan diperuntukkan
bagi pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata.

 Kawasan pariwisata terbuka adalah kawasan yang bobot utamanya untuk
pengembangan pariwisata, yang dapat pula digunakan untuk kegiatan lain,
seperti pemukiman, hutan, perkebunan, pertanian, perindustrian (Ismayanti,
2010: 145).
Berdasarkan pengertian dan konsep kawasan pariwisata di atas dapat
dikatakan bahwa Taman Wisata Iman dapat digolongkan kawasan pariwisata murni,
karena kegiatan yang ada di dalam kawasan merupakan hal-hal yang seluruhnya
berkaitan dengan wisata seperti perjalanan wisata, akomodasi, fasilitas, dan penjualan
souvenir.
2.1.4 Potensi Wisata
Potensi wisata menurut Mariotti (Suwardjoko 2007:50) adalah segala sesuatu
yang terdapat di daerah tujuan wisata,dan merupakan daya tarik agar orang-orang
mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
Jadi secara umum yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang
dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata. Potensi wisata dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1.

Potensi Alam
Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang

alam daerah, misalnya pantai, hutan, dll. (keadaan fisik suatu daerah).
2.

Potensi Kebudayaan
Potensi kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik

berupa adat istiadat kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah berupa
bangunan, monument, dll.
3.

Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik

wisata, lewat pementasan tarian/ pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu
daerah.

2.2

Pengembangan Produk

2.2.1 Pengembangan Produk Wisata
Kotler dan Amstrong (1997:317) berpendapat produk sebagai sesuatu yang
ditawarkan kepada konsumen atau pangsa pasar untuk memuaskan kemauan dan
keinginan termasuk di dalam obyek fisik, layanan, SDM yang terlibat dalam
organisasi dan terobosan atau ide-ide baru.
Secara umum produk wisata (Tourism Product) merupakan suatu bentukan
yang nyata (tangible product) dan tidak nyata (intangible product), dikemas dalam
suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila seluruh

Universitas Sumatera Utara

rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi orang
yang melakukan perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut.
Menurut Kotler (2003:408) produk wisata dibagi menjadi empat (4) tingkatan,
yaitu, produk inti (core product) yang menjadi sasaran utama wisatawan dalam
melakukan kegiatan wisata, produk penunjang (facilitating product) berupa barang
atau jasa yang harus tersedia apabila wisatawan menggunakan produk inti, produk
pendukung (supporting product) yang berfungsi untuk meningkatkan nilai produk
inti, dan tingkatan yang terakhir adalah produk tambahan (augmented product)
merupakan citra/image keseluruhan dari tingkatan produk.
Keempat tingkatan tersebut sangat erat kaitannya dengan packaging yang
merupakan kombinasi dari pelayanan dan daya tarik wisata yang saling berkaitan,
programming yang merupakan pengembangan aktivitas tertentu acara, atau program
untuk meningkatkan niat konsumsi wisatawan terhadap wisata, people merupakan
sumber daya manusia pengelola jalannya wisata, dan partnership atau kemitraan
Assaury (Rendi 2015:22) mengatakan bahwa pengembangan produk (product
development) adalah suatu kegatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi
kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat
memberikan daya guna maupun daya pemuas lebih besar.
Secara umum pengembangan produk merupakan suatu usaha yang dilakukan
perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali,
menambah desain atau model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan
konsumen atau pelanggan.

Universitas Sumatera Utara

Pengembangan produk wisata adalah usaha dalam menghadapi perubahan
produk wisata ke arah yang lebih baik dalam meningkatkan daya tarik wisatawan,
baik dala peninngkatan pelayanan, desain wisata, fasilitas, dll.
Dalam pengembangan produk wisata perlu mempertimbangkan (Ali Hasan
2015:127):
 Dalam kondisi tertentu, pengembangan produk dilakukan dari produk yang
sudah ada, dengan lebih menekankan pada style, tampilan produk dan nilai
tambah untuk meningkatkan daya tarik yang lebih besar, daripada membuka
destinasi baru.
 Pengembangan produk harus mempertimbangkan partisipasi masyarakat
lokal, budaya, karakter ikatan sosial, dan lingkungan alam. Manajemen dan
masyarakat lokal dapat menikmati keuntungan dari pariwisata dalam
keselarasan dengan budaya, sosial, dan lingkungan setempat.
 Kerja sama antar unit daerah, dikoordinasikan dengan dukungan teknologi
informasi dan komunikasi untuk merangsang apresiasi terhadap pentingnya
pengembangan

produk

untuk

kepentingan

masyarakat

local

secara

keseluruhan.
 Situasi dan tren pariwisata dipertimbangkan, karena akan menjadi faktor
penentu permintaan pasar.
a.

Pengembangan Produk Wisata Terkait Wisatawan

Universitas Sumatera Utara

Produk wisata dapat berkembang dengan baik jika mampu memenuhi
kebutuhan wisatawan. Abraham Maslow (Wardiyanto 2011:8) menyatakan motivasi
wisatawan melakukan perjalanan adalah sebagai berikut:
 Motivasi Fisik: memperoleh sesuatu yang berhubungan dengan hasrat untuk
mengembalikan kondisi fisik, istirahat, santai, olahraga atau pemeliharaan
kesehatan.
 Motivasi Kultural: untuk melihat dan mengetahui kependudukan dan
kebudayaan daerah wisata yang dituju.
 Motivasi Interpersonal: untuk melarikan diri dari kesibukan rutin sehari-hari.
 Motivasi Status dan Harga Diri: untuk menunjukkan kedudukan, status dalam
masyarakat tertentu demi prestige pribadinyadan ada kalanya dihubungkan
dengan perjalanan bisnis, dinas, pendidikan, profesi, hobi, dan lain-lain.
Beberapa hal penting dalam pengembangan produk wisata terkait wisatawan
(Ali Hasan 2015:161) adalah sebagai berikut:
1.

Penyesuaian Produk dengan Pengalaman Wisatawan
Memahami krakteristik sikap dan preferensi wisatawan terhadap produk-

produk wisata yang berbeda satu sama lain berdasarkan hal berikut:
 Unvisitors or unexperienced visitors
Wisatawan tipe ini belum pernah megunjungi destinasi atau belum
berpengalaman dalam membeli peroduk wisata. Wisatawan ini terbuka
pada proses edukasi, namun belum bisa menyesuaikan diri dengan budaya
yang ada.

Universitas Sumatera Utara

 First time visitors
Tipe ini merupakan wisatawan yang berkunjung untuk pertama kali dan
masih sensitif terhadap harga. Pihak wisata sulit untuk mengomunikasikan
kualitas produk dan hanya bergantung pada harga untuk bisa meenjual
produk wisata. Keunikan perlu diberitahukan kepada wisatawan tipe ini,
karena pada umumnya mereka masih minim pengetahuan, agar di lain
kesempatan memiliki niat berkujung kembali.
 Repeat visitors
Wisatawan ini merupakan pengunjung ulang yang biasanya adalah para
wisatawan yang mendukung produk dan pengembangan produk tersebut.
Wisatawan ini cenderung lebih menghargai keunikan karakteristik suatu
destinasi.
2.

Penawaran Daya Saing Produk
Tidak ada pilihan lain untuk menarik wisatawan, selain membuat produk

wisata tersebut memiliki nilai tambah yang lebih strategis dibanding dengan wisata
lain, memiliki nilai tawar yang lebih unggul dari yang lainnya baik produk alami
maupun produk buatan, dan ragam budaya.
3.

Inovasi Produk Wisata
Penawaran produk wisata melalui inovasi dengan cara menemukan atau

menciptakan sebuah komunitas yang peduli lingkungan dan menyukai cara hidup
hijau (green life), memperaktikkan hidup sebagai komunitas yang berorientasi
pada keberlanjutan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Perbedaan Produk
Hanya produk wisata unik yang dapat menemukan cara untuk membedakan

diri dari produk wisata lain dan wisatwan mengakui keunggulannya. Keunikan
produk yang khas, pelayanan yang baik sesuai kebutuhan wisatawan akan mudah
diingat sehingga dalam pengembangan produk juga semakin tertata sesuai target.
b.

Kebijakan Pariwisata Sebagai Industri
Dalam perspektif industri pariwisata, menurut Soetomo WE (2011: 20),

“sektor kepariwisataan tingkat keberhasilan pembangunannya banyak bergantung
pada komponen dan variabel yang lain dari pada pembangunan pada umumnya”.
Artinya, tingkat keberhasilan pembangunan kepariwisataan banyak bergantung pada
partisipasi sektor yang lain, misalnya sektor perhubungan, sektor lingkungan, sektor
pendidikan, sektor sosial, sektor ekonomi, hankam, agama dan sektor – sektor yang
yang lainnya, baik formal maupun non formal. Sehingga dalam industri pariwisata
dihindari egoisme sektoral. Pendapat Soetomo WE (2011:15), tentang pembangunan
kepariwisataan mendasarkan pemahaman tidak boleh digarap secara parsial, akan
tetapi harus integral, menghindari egoisme sektoral, dan arogansi institusional serta
perlunya sinkronisasi dan koordinasi menjadi pemikiran baru pada pembangunan
kepariwisataan.
Ridwan (2012:47) menyatakan pendapatnya tentang kebijakan perencanaan
pengembangan pariwisata, bahwa perencanaan pengembangan pariwisata pada
dasarnya adalah untuk mencari titik temu antara penawaran dengan permintaan. Oleh
karena itu, dalam melakukan perencanaan pengembangan pariwisata seharusnya
terlebih dahulu mengidentifikasi produk wisatanya (penawaran) yang ada di daerah

Universitas Sumatera Utara

tujuan wisata dan pasar wisatawan (permintaan), baik aktual maupun potensial
kemudian dilakukan suatu analisis terhadap kedua aspek tersebut agar tercapai.
Konsep pendekatan kesesuaian antara permintaan dapat dilihat pada gambar berikut:
PENAWARAN

PERMINTAAN

PRODUK WISATA
1. Atraksi
2. Aksesbilitas
3. Amenitas

Kepuasan
Kualitas
Nilai Jual

WISATAWAN
1. Motivasi
2. Keinginan
3. Kebutuhan

KONSEP STRATEGIS
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA
Gambar 2.1 Konsep Pendekatan Kesesuaian Penawaran dan Permintaan
Sumber: Rendi Redona (Skripsi, 2015:22)
2.2.2 Siklus Hidup Produk
Pada dasarnya setiap produk memiliki siklus hidup mulai awal produk
tersebut diciptakan, adapun siklus hidup produk menurut Kotler dan Amstrong
(1997:324), yaitu:
 Pengembangan

produk:

diawali

ketika

perusahaan

menemukan

dan

mengembangkan gagasan produk baru.
 Perkenalan: masa pertumbuhan penjualan yang lambat ketika produk
diperkenalkan di pasar.
 Pertumbuhan: masa penerimaan pasar yang cepat dan keuntungan meningkat.

Universitas Sumatera Utara

 Kedewasaan: masa pertumbuhan penjualan yang melambat karena produk
telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial, umumnya pada tahap ini
menahan serangan produk pesaing.
 Penurunan: masa ketika penjualan dan laba merosot.
2.3

Strategi

2.3.1 Definisi Strategi
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu strat gos yang artinya adalah
komandan perang dalam jaman tersebut. Adapun pada pengertiannya saat ini, strategi
adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang diitujukan
untuk mencapai tujuan yang umumnya adalah “kemenangan”.

Menurut Glueck dan Jauch (1998:12), strategi adalah rencana yang disatukan,
luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yaitu dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. sehingga
dapat disimpulkan pengertian strategi secara umum dan khusus, yaitu:
 Pengertian umum: Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin

puncak yang berfokus pada jangka panjang organisasi, disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
 Pengertian khusus: Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Universitas Sumatera Utara

Dari uraian diatas diketahui bahwa strategi memiliki beberapa sifat, yaitu,
menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasi (menyatu/unified), mencakup
seluruh aspek organisasi (menyeluruh/comprehesif) , dan seluruh strategi akan cocok/
sesuai seluruh bagian organisasi (integral/integrated).
2.3.2 Tipe-tipe Strategi
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi,
yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis (Rangkuti, 2014:7).
1.

Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi
pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
2.

Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,

apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu
divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.
3.

Strategi Bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karea

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi
pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi,
dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Jenis-jenis Strategi
Menurut David (2012:252), strategi dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
1.

Strategi-strategi Integrasi
 Integrasi ke Depan
Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha untuk
memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau
peritel. Satu cara yang efektif untuk menerapkan integrasi ke depan adalah
pewaralabaan (franchising). Bisnis ini memanfaatkan pewaralabaan untuk
mendistribusikan produk atau jasa mereka. Bisnis dapat melakukan ekspansi
secara cepat melalui pewaralabaan karena biaya dan peluang yang muncul
disebar di kalangan banyak individu.
 Integrasi ke Belakang
Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi yang
mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok
perusahaan. Strategi tersebut sangat tepat ketika pemasok perusahaan yang
ada saat ini tidak bisa diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan perusahaan.
 Integrasi Horizontal
Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu pada strategi yang
mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atau pesaing
perusahaan. Integrasi horizontal menjadi sebuah strategi yang sangat efektif
ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di suatu

Universitas Sumatera Utara

wilayah tertentu tanpa bertentangan dengan aturan pemerintah, ketika
organisasi bersaing di sebuah industri yang sedang berkembang, ketika
meningkatnya skala ekonomi, ketika organisasi memiliki modal maupun
sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan ketika pesaing melemah karena
kurangnya keterampilan manajerial.
2.

Strategi-strategi Intensif
 Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan
peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini
melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi
penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan,
penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekslusif, atau pelipat
gandaan upaya-upaya pemasaran.

 Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produksi
atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Strategi
ini sangat efektif ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat
diandalkan, tidak mahal dan berkualitas baik, ketika organisasi sangat berhasil
dalam bisnis yang dijalankanya, ketika pasar baru yang belum dikembangkan
dan belum jenuh muncul, ketika organisasi mengelola perluasan operasi.
 Pengembangan Produk

Universitas Sumatera Utara

Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi yang
mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini.
3.

Strategi Diversivikasi
 Diversifikasi Terkait
Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian strategis
lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Strategi diversifikasi terkait
berupaya mentransfer keahlian yang bernilai secara kompetitif, tips dan trik
teknologis, atau kapabilitas lain dari satu bisnis ke bisnis yang lain,
memadukan aktivitas-aktivitas terkait dari bisnis yang terpisah ke dalam satu
operasi tunggal untuk mencapai biaya yang lebih rendah, memanfaatkan
merek yang sudah dikenal luas, kerja sama lintas bisnis untuk menciptakan
kekuatan dan kapabilitas sumber daya yang bernilai secara kompetitif.
 Diversivikasi Tak Terkait
Strategi diversivikasi tak terkait lebih memilih portofolio bisnis yang sanggup
memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industrinya sendiri, alihalih berupaya memanfaatkan kesesuaian strategis rantai nilai di antara bisnis.
Diversifikasi tak terkait melibatkan usaha untuk mencari dan mengakuisisi
perusahaan-perusahaan yang asetnya bernilai rendah, atau secara finansial
sedang tertekan, atau yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi namun
kekuraga modal invetasi.

4.

Strategi Defensif

Universitas Sumatera Utara

 Penciutan
Penciutan (retrenchment) terjadi manakala sebuah organisasi melakukan
pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset untuk membalik
penjualan dan laba yang menurun. Penciutan dirancang untuk memperkuat
kompetensi khusus dasar asuatu organisasi. Penciutan bisa melibatkan
penjualan lahan dan bangunan untuk mendapatkan kas yang dibutuhkan,
memangkas lini produk, menutup bisnis yang tidak menguntungkan, menutup
parik yang using, megotomasisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan
membangun sistem pengendalian beban.
 Divestasi
Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut dengan divestasi
(divestiture). Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal guna akuisisi
atau investasi strategis lebih jauh. Divestasi dapat mejadi bagia dari
keseluruhan strategi penciutan untuk membebaskan organisasi sari bisnis yang
tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang
tidak begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain.
 Likuidasi
Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk kekayaan
berwujud disebut likuidasi (liquidation). Likuidasi merupakan pengakuan
kekalahan dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara
emosional. Namun demikian lebih baik mengentikan operasi daripada terus
menerus menderita kerugian uang dalam jumlah yang besar.

Universitas Sumatera Utara

2.4

Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal

2.4.1 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Fred (2012: 190) terdapat 6 kekuatan internal utama yang
mempengaruhi suatu lingkungan internal perusahaan yaitu:
1.

Manajemen
Fungsi manajemen (functions of management) terdiri dari lima aktivitas

pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan
pengontrolan.
2.

Pemasaran
Pemasaran

dapat

dideskripsikan

sebagai

proses

pendefinisian,

pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
akan produk dan jasa. Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep
pemasaran yang disebut bauran pemasaran. Menurut Yazid (2003:18) dalam
pemasaran jasa terdapat 7 elemen pemasaran yaitu:
1) Product
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan
sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam
produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi
membeli benefit dan value dari produk tersebut yang disebut the offer. Dalam
hal produk wisata juga erat kaitannya dengan motivasi (motives) dan atraksi
(attraction).
2) Price

Universitas Sumatera Utara

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada
konsumen dan mempengaruhi image produk, serta kepuasan konsumen untuk
membeli.
3) Place
Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas
saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.
4) Promotion
Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi.
Promotion mix terdiri dari advertising, personal selling, sales promotion,
public relation, word of mouth, dan direct mail.
5) People
Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi
sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan seleksi, trainning,
motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.
6) Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik jasa mencakup semua hal yang tangible berkenaan dengan suatu
jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan, dan peralatan.
7) Process
Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur,
jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, di mana jasa
dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

Universitas Sumatera Utara

3.

Keuangan/Akuntansi
Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu organisasi sangat

penting untuk merumuskan strategi secara efektif. Faktor keuangan sering mengubah
strategi yang ada dan menggeser rencana penerapan.
4.

Produksi/Operasi
Fungsi produksi/operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang

mengubah input menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi/operasi menangani
input, transformasi, dan output yang beragam dari satu industri dan pasar ke industri
dan pasar yang lain.
5.

Penelitian dan Pengembangan
Area operasi internal kelima yang harus dicermati kekuatan dan

kelemahannya adalah penelitian dan pengembangan - litbang (research and
development). Manajemen fungsi litbang yang efektif membutuhkan kemitraan yang
strategis dan operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis penting
lainnya. Misi litbang secara keseluruhan menjadi luas, termasuk mendukung bisnis
yang sudah ada, mambantu peluncuran bisnis baru, mengembangkan produk baru,
memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperdalam
atau memperluas kapabilitas teknologis perusahaan.
6.

Sistem Informasi Manajemen
Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan

bagi semua keputusan manajerial. Tujuan sistem informasi manajemen adalah
meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan
manajerial. Sistem informasi manajemen mengumpulkan data mengenai pemasaran,

Universitas Sumatera Utara

keuangan, produksi, dan hal-hal yang terkait dengan personalia secara internal, juga
faktor-faktor sosial, budaya, demografis, lingkungan, ekonomi, politik, pemerintahan,
hukum dan teknologi secara eksternal.
2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Fred (2012: 120) terdapat 4 kekuatan eksternal utama yang
mempengaruhi suatu perusahaan yaitu sebagai berikut:
1.

Kekuatan Ekonomi
Faktor ekonomi memiliki dampak langsung terhadap daya tarik potensial dari

beragam strategi. Sebagai contoh, ketika tingkat suku bunga naik, dana yang
diperlukan untuk ekspansi modal menjadi lebih mahal atau tidak tersedia. Selain itu,
ketika pasar bertumbuh, kekayaan konsumen dan bisnis meluas.
2.

Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang

besar atas hampir semua produk, jasa, pasar dan konsumen. Organisasi-organisasi
kecil, besar, laba, dan nirlaba di semua industri dikejutkan dan ditantang oleh peluang
dan ancaman yang muncul dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografis,
dan lingkungan.
3.

Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum
Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi,

deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Faktor-faktor
politik, pemerintahan, dan hukum dapat merepresentasikan peluang dan ancaman
utama baik bagi organisasi kecil maupun besar. Untuk industri dan perusahaan yang

Universitas Sumatera Utara

sangat bergantung pada kontrak atau subsidi pemerintah, ramalan politik bisa menjadi
bagian terpenting bagi suatu perusahaan.
4.

Kekuatan Teknologi
Kekuatan teknologi mempresentasikan peluang dan ancaman besar yang harus

dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan teknologi bisa secara dramatis
mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses
produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif organisasi. Kemajuan teknologi
dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan pengembangbiakan produk yang baru
dan lebih baik, mengubah posisi biaya kompetitif relatif dalam suatu industri, serta
mengakibatkan produk dan jasa yang ada saat ini usang. Kemajuan teknologi bisa
menciptakan keunggulan kompetitif baru yang lebih baik daripada keunggulan
kompetitif yang ada.

5.

Kekuatan Kompetitif
Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing penting bagi

perumusan strategi yang berhasil. Mengidentifikasi pesaing tidak selalu mudah
karena banyak perusahaan memiliki divisi-divisi yang bersaing di industri yang
berbeda. Banyak perusahaan multidivisional umumnya tidak menyediakan informasi
penjualan dan laba menurut divisi karena alasan kompetitif.
2.5

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah idetifikasi berbagai faktor secara sistematis utuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2014:19). Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat dimaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities),

Universitas Sumatera Utara

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman
(Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Dengan demikian perencanaan
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dengan faktor internal
Kekuatan dan Kelemahan.

Gambar 2.2 Analisis SWOT
Sumber: Blogspot (Adam Nugraha, 2012)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada.Strategi pemasaran yang diterapkan dalam kondisi ini adalah strategi yang
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif ( Growth Oriented Strategy )
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi pemasaran yang diterapkan adalah menggunakan

Universitas Sumatera Utara

kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara Strategi
Diversiasi (Produk/Pasar)
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dipihak
lain menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Harus segera
mencari Strategi Bertahan (Defensif).
2.6

Analisis Matriks

Tahap I : The Input Stage
1.

Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan
berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
Tahapan Kerja
a. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang mempunyai
dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal

Universitas Sumatera Utara

yang mencakup perihal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi
perusahaan.
b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang
lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan
rata-rata industrinya.
c. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana:
1 = di bawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata
4 = sangat bagus
Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan
demikian nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.
d. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua
critical success factors.
e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan
cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari
ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1,0
menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang
ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
Tabel 2.1
Matriks EFE

Universitas Sumatera Utara

Key External Factors

Bobot

Rating

Skor

Peluang (Opportunities)
Ancaman (Threats)
Total
Sumber: Husein Umar (2005:249)

2.

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan

berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan
informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional
perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem
informasi, dan produksi/operasi.
Tahapan Kerja
Pada prinsipnya, tahapan kerja pada matriks IFE sama dengan matriks EFE:
a. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses).
b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang
lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah
seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan
rata-rata industrinya.

Universitas Sumatera Utara

c. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki
nilai:
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada
industri di mana perusahaan berada.
d. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan
nilai skornya.
e. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan
bahwa secara internal perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada
di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks
EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya
tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.

Key External Factors

Tabel 2.2
Matriks IFE
Bobot
Rating

Skor

Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
Total
Sumber: Husein Umar (2005:249)

Universitas Sumatera Utara

Tahap II: The Matching Stage
1.

Matriks SWOT
Matriks

Strengths-Weakness-Opportunities-Threats

(SWOT)

merupakan

matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat
tipe strategi.
a. Strategi SO (Strength- Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluangpeluang yang ada di luar perusahaan.
b. Strategi WO (Weakness- Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
c. Strategi ST (Strength- Threat)
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi
dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
d. Strategi WT (Weakness- Threat)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi
kelemahan internal serta menghindari ancaman.
Tabel 2.3
Matriks SWOT

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Husein Umar (2005:252)

2.

Matriks Internal-Eksternal (IE)
IE Matrix bermanfaat untuk memposisikan suatu strategi bisnis perusahaan ke

dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. IE Matrix terdiri atas dua dimensi, yaitu total
skor dari IFE Matrix pada sumbu X dan total skor dari EFE Matrix pada sumbu Y.
Perlu diingatkan kembali bahwa masing-masing strategi bisnis perusahaan harus
membentuk IFE Matrix dan EFE Matrix-nya. Pada sumbu X dari IE Matrix, skornya
ada tiga yaitu: skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor
2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang
sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE Matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah,
skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE Matrix memiliki tiga
implikasi strategi yang berbeda, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Strategi bisnis yang berada pada sel I,II, atau IV dapat digambarkan sebagai
Grow dan Build. Strategi-strategi yang cocok bagi strategi bisnis ini adalah
Strategi Intensif seperti Market Penetration, Market Development, dan
Product Development atau Strategi Terintegrasi seperti Backward Integration,
Forward Integration, dan Horizontal Integration.
b. Strategi bisnis yang berada pada sel-sel III, V atau VII paling baik
dikendalikan

dengan strategi-strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi

yang umum dipakai yaitu strategi Market Penetration dan Product
Development.
c. Strategi bisnis yang berada pada sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan
strategi Harvest atau Divestiture. Perusahaan yang dianggap paling sukses
adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I.
Tabel 2.4
Matriks IE

Sumber: Husein Umar (2005:235)
2.7

Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan

strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT. Berapa penelitian
terdahulu adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Kesimpulan Umum

Angga

Strategi

Dengan adanya panorama alam yang indah dan suasana

Pradikta

Pengembangan

dan

(2013)

Obyek Wisata

kenyamanan yang dimiliki oleh Obyek Wisata Waduk

Waduk Gunung

Gunungrowo Indah maka pengunjung tidak akan bosan

Rowo Indah Dalam

dalam berkunjung. Sehingga tidak terpengaruh dengan

Upaya

munculnya obyek wisata baru serta persaingan antar

Meningkatkan

obyek wisata. Maka pemerintah harus meningkatkan

Pendapatan Asli

sarana

Daerah (Pad)

menunjang seperti membangun wahana permainan air,

Kabupaten Pati

outbond, gardu pandang, kereta wisata dan fasilitas-

suasana

dan

obyek

prasarana

wisata

yang

serta

memberikan

infrastruktur

yang

fasilitas penunjang lainnya sehingga menarik dan
member kenyamanan bagi pengunjung. Disamping itu
perbaikan jalan yang rusak dan pelebaran jalan tentunya
dapat memudahkan akses bagi pengunjung Obyek
Wisata Waduk Gunungrowo Indah.
Fanny

Identifikasi Potensi

Program pengembangan produk ekowosata yang dapat

Maharani

Dan Program

dikembangkan di Desa Tihingan berdasarkan strategi

Suarka (2011)

Pengembangan

dari analisis SWOT diantaranya adalah; Pengembangan

Produk Ekowisata

Paket Ekowisata Berbasis Pertanian, Paket Mempelajari

Di Desa Tihingan,

Budaya

Kecamatan

Mengelola Ekowisata di Desa Tihingan, Program

Lokal,

Membentuk

Kelembagaan

Universitas Sumatera Utara

untuk

Banjarangkan,

Pengembangan

Kabupaten

Menyediakan

Klungkung

Kepariwisataan di Desa Tihingan.

Frans Carolus

Potensi

Pengembangan

Rumbarar

Pengembangan

ekowisata dapat memberikan dampak positif bagi

(2010)

Ekowisata Danau

masyarakat lokal. Fasilitas yang terdapat di sekitar

Habema Pada

Danau Habema masih kurang memadai. Model wisata

Kawasan Taman

yang dapat ditampilkan adalah model pariwisata

Nasional Lorentz

berbasis lingkungan, hal ini guna mengurangi kerusakan

Provinsi Papua

terhadap biofisik serta budaya lokal yang ada.

Rendi Redona

Strategi

a)Strategi SO (Strength Opportunity) : Program

(2015)

Pengembangan

Pengembangan Produk Tambahan (Visitor Service/

Produk Kawasan

Hospitality):pengembangan kegiatan, penataan usaha

Wisata Gunung

makan dan minum, Pengadaan Tourist Information

Tidar

Center (TIC) melalui pembangunan museum budaya.

(Studi Kasus

b)Strategi WO (Weakness Opportunity): Program

Terhadap Kawasan

Pengembangan Pemasaran Produk Inti dan Promosi

Wisata Spiritual

Produk Tambahan. c)Strategi ST (Strength Threat):

Gunung Tidar,

Program Pengembangan Kawasan Pariwisata Spiritual

Kecamatan

Berkelanjutan:

Magelang Selatan,

kehidupan sosial masyarakat dan nilai situs budaya fisik

Magelang, Jawa

dan

non

Promosi,
Sarana

fisik,

Danau

dan
Pokok

Habema

peningkatan

Membangun
dan

pengembangan

Penunjang

sebagai

kualitas

dan

daerah

lingkungan,

ekonomi

Universitas Sumatera Utara

kreatif

Tengah)

masyarakat.

d)Strategi

WT

(Weakness

Threat):

Program Pengembangan Kelembagaan dan SDM
(Destination Management Organization): Pembentukan
Local

Working

Group

Destinasi

dan

Program

untuk

menguji

peningkatan kualitas SDM dan Budaya.
Ulva Nila Santi Perencanaan

Berdasarkan

analisis

SWOT

(2010)

Strategis

kestrategisan isu maka diperoleh ada 1 isu yang sangat

Pengembangan

strategis yaitu isu untuk meningkatkan kerjasama

Objek Wisata

dengan pihak-pihak terkait. Ada 2 isu yang cukup

Candi Cetho Oleh

strategis yaitu isu untuk meningkatkan promosi untuk

Dinas Pariwisata

semakin menjaring banyaknya wisatawan dan isu untuk

Dan Kebudayaan

mengusahakan

Kabupaten

penanggulangan bencana alam. Ada 3 isu yang kurang

Karanganyar

strategis yaitu isu untuk menyediakan guide yang

adanya

alokasi

dana

untuk

profesional, isu untuk memberikan sosialisasi dan
pembinaan

kepada

masyarakat

yang

sering

menggunakan candi serta program pelestarian Candi
Cetho.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Bentuk Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengembangan Objek Wisata Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dairi Oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Dairi

23 144 112

Ekotaksonomi Tumbuhan Paku Di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara

5 87 89

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

16 84 174

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 15

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 1 2

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 9

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

1 1 2

Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Produk Ekowisata (Studi Kasus Taman Wisata Iman (TWI), Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

0 0 9

Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi Terkait Pengembangan Taman Wisata Iman (TWI) dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

0 0 4

Strategi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Dairi Terkait Pengembangan Taman Wisata Iman (TWI) dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

0 0 2