Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermu

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk
Siswa Sekolah Dasar
Oleh:
I Putu Ngurah Wage Myartawan, S.Pd., M.Pd.

Pendahuluan
Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Character Matters: How to Help Our

Children Develop Good Judgment, Integrity, and Other Essential Virtues (Lickona,
2004) menyatakan bahwa:

Children are 25 percent of the population but 100 percent of the
future. If we wish to renew society, we must raise up a generation of
children who have strong moral character. And if we wish to do that,
we have two responsibilities: first, to model good character in our own
lives, and second, to intentionally foster character development in our
young (p. xxiii).
Kutipan Lickona di atas secara tegas menyebutkan pentingnya anak-anak bagi masa


depan sebuah bangsa, dan bahwa jika sebuah bangsa ingin menciptakan perbaikan

pada masyarakatnya, maka bangsa tersebut harus memunculkan generasi anak-anak
yang mempunyai karakter yang kuat. Juga menurut Lickona, untuk menciptakan
generasi demikian, ada dua tanggung jawab yang harus dipikul oleh kita semua, yaitu

mencontohkan karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan secara sengaja
memupuk pengembangan karakter pada diri anak-anak kita.

Pendapat Lickona benar adanya. Jika kita melihat Indonesia sejak dimulainya abad

ke-21, maka kita semua akan sepakat bahwa bangsa ini kian mengalami krisis moral.

Degradasi moral, misalnya korupsi, sudah melanda tidak hanya kalangan birokrasi,
tetapi juga kalangan legislatif dan akademisi. Bahkan, generasi muda, termasuk

pelajar, yang menurut Lickona harusnya dipupuk karakter baiknya juga tak luput
dari krisis ini. Terakhir, kasus yang mencengangkan bagi kita semua, di Surabaya,

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar


seorang siswi SMP dipolisikan karena menjadi germo bagi beberapa teman-teman
sekolahnya.

Mirisnya, berbagai krisis moral ini ditengarai salah satunya disebabkan oleh
kegagalan sistem pendidikan Indonesia. Berdasarkan analisis para pakar pendidikan

di Indonesia, degradasi moral ini terjadi karena bertahun-tahun pendidikan di

Indonesia hanya berkiblat pada aspek akademis yang semata-mata diukur
berdasarkan nilai, tetapi miskin pada aspek moral atau karakternya (Kesuma dkk.,
2011). Dengan kata lain, ada sebuah tuntutan agar pelajaran di sekolah memberikan
ruang lebih bagi pendidikan karakter.

Pengembangan karakter dapat dilakukan terintegrasi dengan pembelajaran atau

kegiatan lain di sekolah, termasuk di dalamnya penyisipan muatan karakter dalam

materi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Hal ini menggarisbawahi peran
penting materi pelajaran dalam pengembangan karakter di sekolah. Karena gurulah

yang bertugas mendesain materi pelajaran, hal ini sekaligus menunjukkan betapa
peran penting guru dalam pendidikan karakter di sekolah.
Hakikat Pendidikan Karakter
Beberapa ahli pendidikan telah memberikan definisi dari pendidikan karakter. Fakri
Gaffar (2010, dalam Kesuma et al. 2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter
merupakan sebuah proses transformasi nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan

dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dengan orang tersebut. Secara

lebih mengkhusus Kesuma et al. (2011) mendefinisikan pendidikan karakter dalam
seting sekolah sebagai proses pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan

pengembangan prilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu
yang dirujuk oleh sekolah.

Selain definisi di atas, Pusat Kurikulum (2010) mendefinisikan Pendidikan Karakter

secara lebih komprehensif. Disebutkan bahwa pendidikan karakter adalah:
2


Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri

peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,

menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .

Dari ketiga definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya

pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai karakter budaya
bangsa bagi peserta didik untuk selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan
mereka sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan sebagai warga negara.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Badan Pengembangan dan Penelitian Pusat Kurukulum (2010) menyatakan adapun

tujuan dan fungsi pendidikan karakter yang diistilahkan sebagai Pendidikan Karakter
Budaya Bangsa adalah sebagai berikut:


Fungsi Pendidikan Karakter Budaya Bangsa

Badan Pengembangan dan Penelitian Pusat Kurikulum (2010) menyatakan ada 3
fungsi Pendidikan Karakter Budaya Bangsa yaitu fungsi pengembangan, perbaikan,

dan penyaringan. Mempunyai fungsi pengembangan berarti bahwa pendidikan
karakter akan mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi yang
berprilaku baik dan memiliki sikap yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.

Fungsi perbaikan maksudnya adalah pendidikan karakter akan mampu menghasilkan
peserta didik yang lebih bermanfaat. Sedangkan sebagai fungsi penyaring artinya
pendidikan karakter berfungsi untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya

bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Fungsi
penyaringan ini sangat penting sehingga jika benar-benar dilaksanakan maka materi-

materi pelajaran yang tidak sesuai dengan semangat pendidikan karakter seperti
kasus masuknya cerita perselingkuhan dalam buku pelajaran tidak akan pernah
terjadi.


3

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

Tujuan Pendidikan Karakter Budaya Bangsa

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010) menyatakan ada 5
tujuan Pendidikan Karakter, yaitu :

1. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan
warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

2. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius

3. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa

4. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan


5. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang

aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

Nilai-Nilai Pendidikan dan Karakter Budaya Bangsa
Pusat Kurikulum (2010) menyatakan ada 18 nilai karakter budaya bangsa. Semua

nilai-nilai karakter ini disarikan dari 4 sumber yang mendasari kehidupan bangsa
Indonesia yaitu agama, Pancasila, budaya bangsa Indonesia, dan tujuan pendidikan
nasional. Adapun kedelapan belas karakter tersebut adalah religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tangung jawab.

Selain semua karakter tersebut di atas, sekolah dan guru juga diberikan wewenang
untuk menambahkan ataupun mengurangi nilai karakter yang ingin dicapai sesuai
dengan lingkungan sosial sekolah yang bersangkutan.


4

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah
Peterson (dalam Dewi, 2012) menyatakan bahwa proses pencapaian sekaligus
perkembangan karakter dan intelektualitas memerlukan proses

yang lama dan

berkelanjutan. Disarankan juga bahwa pendidikan karakter ini sebaiknya diberikan
mulai dari jenjang pendidikan yang paling rendah hingga pendidikan yang paling

tinggi. Ini bertujuan agar peserta didik sedari kecil mempunyai dasar karakter yang

kuat sehingga mereka tidak terpengaruh dan tidak terjerumus dalam tindakantindakan amoral di masa kehidupan mereka selanjutnya. Selain itu, penanaman

pendidikan karakter sejak kecil akan mengurangi kemungkinan mereka untuk
bertindak yang tidak baik pada jenjang pendidikan selanjutnya.


Lebih jauh Lickona dalam Kesuma et al. (2011) menyebutkan bahwa cara terbaik
mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah adalah tidak dengan

menambahkan mata pelajaran yang baru tetapi diinsersikan ke dalam mata pelajaran
yang sudah ada. Selain itu nilai-nilai karakter juga dapat dimasukan ke dalam
kegiatan ekstrakurikuler maupun kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.

Pusat Kurikulum (2010) menyatakan bahwa ada tiga langkah menginsersikan nilainilai karakter ke dalam mata-pelajaran yaitu:
1. Tahap persiapan

Pada tahapan ini guru menyiapkan silabus dan RPP yang mendukung

terlaksananya proses pembelajaran yang berbasis kararter. Silabus-silabus
ini harus disusun dengan seksama agar mengakomodasi nilai-nilai karakter
yang ingin dicapai.

2. Tahap implementasi

Pada tahap ini kegiatan-kegiatan pembelajaran yang digunakan harus


dipilih dengan tepat agar nilai-nilai karakter yang ingin dicapai dapat
diwujudkan. Selain itu pertemuan di kelas juga diarahkan untuk melatih
siswa menjadi lebih menghargai, bertanggung jawab, mandiri, dan jujur.

5

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

3. Tahap evaluasi

Pada tahapan ini, dilakukan penilaian terhadap penerapan pendidikan

karakter yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil ini selanjutnya akan
digunakan sebagai balikan untuk pelaksanaan proses pembeajaran
berbasis karakter selanjutnya.

Dari ketiga langkah di atas, maka pengembangan materi bermuatan (terinsersi)

karakter dapat dilakukan pada tahap perencanaan, yakni ketika guru menyusun RPP.

Demikian karena ketika membuat RPP, guru akan menentukan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai (termasuk nilai-nilai karakternya) termasuk materi yang akan
digunakan dalam pembelajaran.

Karakteristik Pebelajar Anak-Anak
Karena umur dan tingkat perkembangannya yang berbeda, pebelajar anak-anak
memilik karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa. Harmer (2007)

mengemukakan ada delapan ciri khas pebelajar anak-anak, yaitu: 1) mereka akan
mampu merespon terhadap makna meskipun mereka tidak memahami arti tiap kata;
2) mereka belajar lebih secara tidak langsung ketimbang secara langsung, dan
mereka belajar dari berbagai sumber belajar di sekeliling mereka daripada hanya dari

satu sumber belajar; 3) pemahaman mereka tidak hanya karena penjelasan, tetapi
juga dari apa yang mereka lihat dan dengar, dan yang terpenting, ketika mereka

memiliki kesempatan menyentuh dan berinteraksi; 4) mereka sulit memahami

konsep abstrak seperti aturan gramatika; 5) secara umum mereka menunjkkan

antusiasme dalam belajar dan rasa ingin tahu tentang dunia di sekitarnya; 6) mereka
butuh perhatian secara individual dan persetujuan dari gurunya; 7) mereka senang

berbicara tentang diri mereka dan merespon dengan sangat baik terhadap

pembelajaran yang menggunakan diri mereka dan kehidupan mereka sebagai topik
pembelajaran di kelas; dan 8) mereka memiliki lingkup perhatian yang terbatas,

6

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

kecuali jika aktivitas pembelajaran benar-benar menarik dan melibatkan mereka,
cepat bosan, dan mudah kehilangan minat, kurang lebih setelah 10 menit.

Ketika menyusun materi bermuatan karakter, karakteristik belajar anak-anak ini
harus menjadi perhatian. Misalnya, materi tidak boleh terlalu abstrak (gramatika),
sehingga harus kontekstual dan ada di sekitar mereka, tidak mengandung penjelasan

yang panjang lebar, tetapi sebaiknya lebih bersifat multimodal (dapat dilihat,

didengar, disentuh, dan dilakukan) terutama hal-hal yang berbau cerita, tidak
panjang, dan memberi kesempatan merespon makna (penggugahan) karena mereka
sudah mampu memahami makna.

Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Pebelajar Anak -Anak
Menilik pada karakteristik pebelajar anak-anak diatas maka ini akan berimplikasi
pada proses pembelajaran ataupun aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan di
kelas. Cameron (2008) menyatakan

aktivitas belajar-mengajar bagi anak-anak

haruslah kongruen artinya aktivitas-aktivitas itu disesuaikan dengan umur anak,
pengalaman dan lingkungan sosiokultural mereka serta tingkat kebahasaan yang

diajarkan haruslah mampu menjadi dasar bagi pembelajaran yang akan mereka
hadapi pada jenjang pendidikan selanjutnya. Materi pembelajaran yang diberikan

pada anak-anak harus real atau nyata dan dengan dikerjakan secara bersama-sama
seperti misalnya pemecahan masalah, permainan (game), dan puzzle (Wilis dalam

Cameron 2011). Selain itu, pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak harus
mempunyai makna dan tujuan yang jelas, dan tidak terlalu menekankan pada bentuk

bahasa. Aktivitas yang dilakukan di kelas haruslah mempunyai awal dan akhir yang
jelas serta mampu melibatkan semua siswa secara aktif ( Cameron, 2011).
Mengembangkan Materi
Praktek di lapangan selama penerapan Pendidikan Karakter sesuai Kurikulum KTSP

menunjukkan bahwa guru hanya mencantumkan unsur-unsur karakter apa yang akan
7

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

ditekankan dalam setiap pertemuan. Padahal penginsersian muatan karakter dapat
dilakukan mulai dari aspek materi pelajaran yang akan digunakan.

Sebagaimana diusulkan oleh Pusat Kurikulum (2010) sebagaimana sudah dikemukan

di atas, penginsersian muatan karakter dapat dilakukan melalui 3 tahap: persiapan,
implementasi, dan evaluasi. Dari ketiga tahap ini, secara logika pengembangan
materi

dilakukan

pada

tahap

persiapan.

Karena

sifatnya

muatan,

pada

pelaksanaanya, pengembangan materi ini bahasa Inggris sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan penyisipan materi karakter dalam materi

inti ini. Tetapi, harus diupayakan agar materi inti dan materi karakter yang dimuatkan
menyatu dan menjadi satu bagian materi yang selaras dan koheren. Langkah
sederhananya adalah sebagai berikut.

1. Tentukan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD) dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai;

2. Tentukan aspek nilai-nilai/karakter (dari 18 karakter) yang dapat disisipkan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut;

3. Pilih atau kembangkan materi bahasa Inggris (inti) yang akan digunakan untuk

mencapai KD/tujuan pembelajaran yang telah direncanakan; materi bisa
berbasis cerita, berupa gambar, video, kartun, dan sebagainya.

4. Kembangkan materi bahasa Inggris tersebut sehingga mengakomodasi
pengembangan nilai/karakter yang telah ditentukan;

5. Pengembangan materi ini harus mengakomodasi prinsip-prinsip karakteristik
pebelajar anak-anak sebagaimana dikemukan di atas;

6. Setelah materi bermuatan karakter berhasil dikembangkan, perkirakan
langkah-langkah pembelajaran yang menarik dan inovatif dengan mengacu

pada prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak yang telah
dikemukakan di atas. Hal ini penting karena materi harus bisa digunakan dan

sejalan dengan langkah-langkah pembelajaran. Lanjutkan dengan aspek-aspek
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) lainnya.

8

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

Contoh Pengembangan Materi Bermuatan Karakter

Sekarang, kita mencoba menerapkan langkah-langkah pengembangan materi tadi

dalam praktek. Dalam aplikasinya, kita akan melakukannya satu demi satu langkahlangkah tersebut.

 Menentukan SK, KD dan tujuan pembelajaran
Kelas IV Semester 1:

SK: BERBICARA: mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana

dalam konteks kelas

KD: 2.2 Bercakap-cakap untuk meminta/memberi jasa/barang secara

berterima yang melibatkan tindak tutur: meminta bantuan; 2.3 Bercakapcakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan

tindak tutur: berterima kasih; 2.4 Mengungkapkan kesantunan secara
berterima yang melibatkan ungkapan: thank you, dan please serta you are

welcome.

Tujuan Pembelajaran: 1) melalui konteks yang diberikan guru, siswa dapat
membuat kalimat meminta bantuan dengan kata help ditambah ekspresi

kesantunan; 2) melalui konteks yang diberikan, siswa dapat merespon

bantuan seseorang dengan ungkapan kesantunan; 3) melalui konteks tertentu
siswa dapat merespon ucapan terima kasih seseorang; 4) siswa dapat
membuat kalimat sederhana berisi apa yang dapat dia bantu terhadap situasi
yang membutuhkan bantuan tertentu yang diberikan.

 Menentukan nilai/karakter yang diinsersikan

Melihat KD dan tujuan pembelajaran di atas, maka nilai/karakter yang dapat
diinsersikan

dalam

sosial/komunikatif.

materi

pelajaran

adalah

toleransi,

peduli

 Mengembangkan materi inti

Aspek kosakata: penggunaan kata help , penanda kesopanan: please , you
are welcome .

Kalimat (ungkapan): please help , thanks/thank you , you are welcome .
9

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

Kalimat sederhana:

Mom is cleaning the house.
I will help ......... the floor.

I will help ......... the table, etc.

 Menyisipkan materi nilai/karakter

Penggunaan video: menceritakan ada seorang anak melihat temannya jatuh,
kemudian siswa bisa diberikan pertanyaan apa yang sebaiknya mereka
lakukan dalam situasi seperti ini? Tetapi dalam video, anak tersebut malah

ditertawakan temannya. Selanjutnya guru dapat menggugah perasaan siswa
dengan memberi pertanyaan apakah tindakan seperti ini baik atau tidak.

(Source: http://www.youtube.com/watch?v=kLRMuYf0HEY)
 Sebagai penutup, kelas bisa menyanyikan lagu Barney I love you dan guru
menekankan seperti inilah kita semestinya hidup dalam kebersamaan, saling
tolong-menolong.

Untuk mengembangkan materi ini diperlukan keterampilan berinternet, mengunduh

video, dan mengembangkan materi. Dengan kemajuan teknologi, berbagai materi
yang relevan bisa diperoleh di internet, termasuk berbagai macam video yang
relevan dengan anak-anak di YouTube. Hanya saja, diperlukan keterampilan memilah
dan memilih dari guru agar materi yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan karakter pebelajar bahasa Inggris anak-anak.

10

Myartawan, I P. N. W. 2013. Pengembangan Materi Bahasa Inggris Bermuatan Karakter untuk Siswa Sekolah Dasar

Simpulan
Pendidikan karakter di sekolah sebaiknya dilakukan dengan tidak melalui
pembentukan mata pelajaran baru, tetapi melalui insersi ke dalam pembelajaran dan

kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Sesuai dengan saran Puskur (2010), insersi

pendidikan karakter ini dapat dilakukan pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Khusus terkait dengan pengembangan materi bahasa Inggris bermuatan

karakter, prakteknya dilakukan pada tahap persiapan, di mana pertama guru harus
terlebih dahulu menentukan SK, KD, tujuan pembelajaran, serta nilai-nilai/karakter
yang mungkin dikembangkan didasarkan atas SK/KD dan tujuan pembelajaran.
Selanjutnya, guru mengembangkan materi inti bahasa Inggris berdasarkan SK, KD,

dan tujuan pembelajaran. Di sini guru harus mencari celah di mana materi karakter
dapat dimuatkan dalam materi inti sehingga materi bahasa Inggris bermuatan
karakter yang dikembangkan dapat terlihat sebagai sebuah keutuhan yang selaras.
Daftar Pustaka
Cameron, L. Teaching Languages to Young Learners. Cambridge: Cambridge
University Press.
Dewi, D. N. D. R. 2012. Designing Character Building Based Syllabus and Teaching
Manual for Teaching English to Young Learners. Tesis takterpublikasi.
Singaraja: Program Pascasarjana Undiksha.
Harmer, J. 2007. The Practice of English Language Teaching, 4th Edition. Essex:
Pearson.
Kesuma, D., Triatna, C., dan Permana, J. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan
Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lickona, T. 2004. Character Matters: How to Help Our Children Develop Good
Judgment, Integrity, and Other Essential Virtues. New York: Touchstone.
Puskur. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan
Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa:
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Puskur,
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.

11