RESPIRASI SERANGGA Laporan Praktikum Bio (1)

RESPIRASI SERANGGA
(Laporan Praktikum Biologi Umum)

Evelyn Faviana
1614131106

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Judul percobaan

: Respirasi Serangga

Tanggal percobaan

: 1 November 2016


Tempat percobaan

: Laboratorium Botani II

Nama

: Evelyn Faviana

NPM

: 1614131106

Fakultas

: Pertanian

Jurusan

: Agribisnis


Kelompok

: 1 ( satu )

Bandar Lampung, 15 November 2016
Mengetahui,
Asisten,

__ __Ade Safitri
_
NPM.1317021001

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupannya, makhluk hidup tentu melakukan respirasi. Respirasi atau
yang secara umum dikenal sebagai proses pernafasan. Pernafasan adalah

memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara
sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Secara kompleks, respirasi merupakan
suatu proses pembakaran senyawa organik di dalam sel untuk menghasilkan
energi bagi makhluk hidup.
Pernafasan merupakan bagian dari respirasi. Pada saat kita berolahraga, seperti
berlari dengan cepat, jantung kita akan memompa darah dengan kuat dan berdetak
dengan cepat, sehingga darah dapar mengedarkan zat-zat yang diperlukan tubuh
untuk menghasilkan energi. Kita akan menghirup udara yang mengandung
oksigen sebanyak-banyaknya agar dapat terus berlari. Selain itu, agar kondisi
tubuh lebih prima pada saat melakukan aktivitas kita memerlukan makanan,
karena jika konsumsi makanan tidak terpenuhi tubuh akan mengalami gangguan
(seperti;pingsan). Hal ini membuktikan, bahwa selain makanan kita juga
memerlukan oksigen (udara yang kita ambil) untuk terus bergerak.
Selain aktivitas yang dilakukan makhluk hidup, faktor-faktor yang menentukan
jumlah kebutuhan oksigen adalah ukuran tubuh, kadar O2, dan lainnya. Bahanbahan yang diperlukan untuk melakukan respirasi tidak hanya oksigen.
Pembelajaran lebih lanjut mengenai respirasi akan dipelajari lebih lanjut melalui
praktikum ini.

B. Tujuan


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mempelajari proses respirasi yang terjadi pada makhluk hidup.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigen
pada makhluk hidup.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Pertukaran gas antara atmosfer, darah, sel-sel disebut respirasi. Tiga proses dasar
terlibat dalam respirasi yaitu, pertama ventilasi paru atau bernapas, adalah
inspirasi (aliran masuk) dan ekspirasi (aliran keluar) udara antara atmosfer dengan
paru-paru. Proses kedua dan ketiga melibatkan pertukaran gas di dalam tubuh.
Respirasi eksternal dan respirasi paru adalah pertukaran gas antar paru-paru dan
darah. Respirasi saringan adalah pertukaran gas antara darah dan sel-sel tubuh
(Soenaryo, 1999).
Sistem pernapasan meliputi sekalian organ-organ atau struktur-struktur yang
mempuyai peranan dalam pengambilan oksigen dari medium lingkungan tempat
hewan tersebut hidup. Sistem pernapasan berperan pula dalam distribusi oksigen
ke sel-sel seluruh bagian tubuh, serta terhadap pembuangan zat-zat sisa hasil

metabolisme yang tidak dipakai oleh tubuh ke lingkungan eksternal. Secara umum
organ pernapasan dapat berupa kulit, insang, atau paru-paru serta beberapa organ
pernapasan lainnya seperti trakea yang terdapat pada serangga. Suatu organ
pernapasan apapun macamnya harus memperlihatkan adanya membran tipis yang
memisahkan lingkungan eksternal dengan medium distributor. Membran ini harus
bersifat permeable, selalu basah, vaskuler, dan mempunyai permukaan yang relatif
(Suripto, 2000).
Alat pernapasan berupa trakea, antara lain dapat ditemukan pada Insecta. Trakea
merupakan suatu pembuluh halus yang berjalan dari permukaan tubuh, bercabangcabang ke seluruh alat-alat dalam. Trakea terbentuk sebagai invaginasi dinding
tubuh, dilapisis oleh kitin. Setipa percabangan berakhir dalam sel-sel trakea, yang
mempunyai perluasan berupa trakeola intraseluler, kadang-kadang membentuk
suatu anyaman kapiler di dalam jaringan. Ujung akhir dari trakeola terisi cairan,

dan melalui cairan inilah oksigen dan karbondioksida berdifusi ke dalam sel-sel
jaringan di dekatnya (Suntoro, 2001).
Bernafas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah
pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya
kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti
menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari
lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke

lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses
pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna
memperoleh energi. Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea, sementara pada hewan –
hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan
secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel – sel tubuhnya. Dari alat
pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh
sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan
untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi (Campbell, 2000).
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut
sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut
saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar
(oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna
memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida
(CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan – hewan tingkat
rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen
dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan
disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu
tidak mutlak. Untuk bernafas, hewan – hewan tertentu memiliki alat pernafasan.

Alat – alat pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari
lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh kelingkungan
luar. Alat – alat pernafasan pada hewan berbeda – beda sesuai dengan
perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat menggunakan

paru – paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru – paru dilengkapi
dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru – paru juga
menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang hidup diperairan
(hewan akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang. Serangga
umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan invertebrata yang
lain memiliki organ yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan pada dasarnya
berupa alat pemasukan dan alat pengangkutan udara. Apabila alat pemasukan ke
dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan oksigen dilakukan dengan cara difusi,
misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen masuk secara difusi melalui
permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam darah, oksigen
di ikat oleh pigmen – pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah merah
(Syamsuri, 2003).

III.


METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat

Adapun praktikum ini dilakukan pada pukul 8.00 WIB sampai 10.00 WIB. Dan
dilaksanakan di labotarium botani II, FMIPA, Universitas Lampung, Bandar
Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer, pipet tetes,
dan penghitung waktu. Sedangkan, bahan yang digunakan adalah kapas, KOH ,
vaselin, dua buah jangkrik dengan jenis kelamin yang berbeda dan larutan eosin.

C. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambil salah satu jangkrik, lalu timbanglah. Catatlah.
3. Ambilah KOH lalu bungkus ke dalam kapas.

4. Masukkanlah kapas yang berisi KOH tersebut ke dalam tabung respirometer.
5. Masukkan jangkrik yang sudah ditimbang ke dalam tabung respirometer.

6. Hubungkan tabung respirometer dengan sambungan tabung pipa dan letakkan
ke alas respirometer.
7. Oleskanlah sambungan tersebut dengan vaselin agar tidak ada udara yang
masuk atau keluar.
8. Teteskanlah larutan eosin pada ujung pipa kapiler berskala dengan
menggunakan pipet tetes. Usahakan agar larutan eosin tepat di titik 0.
9. Amati kedudukan perubahan larutan eosin setiap dua menit pada pipa kapiler
berskala. Hitunglah jarak yang ditempuh larutan eosin tersebut kemudian catat
hasil pengamatan.
10. Lakukan kembali cara kerja tersebut dengan jangkrik yang berjenis kelamin
berbeda.
11. Rapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

Jangkrik Jantan, Massa Tubuh = 0.8 gram
N
Waktu ( menit )
Kecepatan (ml)
o
1
2
0.9
2
4
1.6
3
6
2.5
4
8
3.1
Jangkrik Betina, Massa Tubuh = 0.9 gram

N
Waktu ( menit )
Kecepatan (ml)
o
1
2
3.8
2
4
7.5
3
5
9.0

B. Pembahasan

Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh hasil pada dua menit pertama
jangkrik jantan menghirup udara sebanyak 0.9 ml dan jangkrik betina menghirup
udara sebanyak 3.8 ml. Pada dua menit berikutnya, jangkrik jantan menghirup
udara sebanyak 1.6 ml dan jangkrik betina menghirup udara sebanyak 7.5 ml.
Pada menit ke-6, jangkrik jantan menghirup udara sebanyak 2.5 ml, dan pada
menit ke 5 jangkrik betina menghirup udara sebanyak 9.0 ml. Pada menit ke-8
jangkrik betina menghirup udara sebanyak 3.1 ml.

Jangkrik betina membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan jangkrik
jantan. Karena semakin besar massa tubuh jangkrik maka semakin banyak oksigen

yang dibutuhkan sehingga semakin cepat respirasinya, jika massa tubuh jangkrik
ringan maka semakin sedikit oksigen yang dibutuhkan sehingga semakin lama
respirasinya. Selain itu, betina lebih banyak melakukan respirasi karena memiliki
system hormonal yang lebih kompleks.
Pada praktikum ini organisme yang kami teliti adalah jangkrik dengan
klasifikasinya sebagai berikut:
Kerajaan/Kingdom

: Animalia

Filum/Phylum

: Arthropoda

Kelas/Class

: Insecta

Bangsa/Ordo

: Orthoptera

Suku/Famili

: Gryllidae

Marga/Genus

: Gryllids

Jenis/Spesies

: Gryllus sp.

Tujuan dari penggunaan KOH berbentuk kristal pada percobaan ini adalah sebagai
pengikat gas hasil respirasi dari serangga yaitu gas CO2 yang dihembuskan ke
ruangan respirometer. Dengan rumus reaksi kimianya sebagai berikut;
2KOH + CO2 → K2CO3 + H2O
Penggunaan larutan eosin pada percobaan dapat menunjukkan skala oksigen yang
digunakan pada proses respirasi jangkrik. Yang mana oksigen di dalam
respirometer tersebut dapat dihitung dari skala yang ada melalui pergerakannya.
Saat eosin bergerak maka dapat diketahui jika jangkrik sedang mulai bernafas atau
menghirup O2 bebas yang tersedia di respirometer. Kecepatan pernafasannya per 2
menit dapat dilihat dari pergerakan yang ada pada titik awal skala sampai titik
akhir skala .
Penggunaan vaselin pada percobaan ini adalah agar udara yang berada di dalam
tabung respirometer tidak dapat keluar dan udara yang di luar tidak dapat masuk
melalui celah-celah antara mulut tabung dengan sambungan tabung pipa. Untuk
mengurangi kesalahan praktikum dan memperbesar keakuratan hasil praktikum.
Penggunaan respirometer pada praktikum ini adalah sebagai alat untuk mengukur
respirasi dari suatu hewan atau tumbuhan yang ingin diukur respirasinya. Dari alat

ini kita dapat melihat jumlah oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup dan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Prinsip kerja respirometer adalah bahwa dalam
pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang
dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang
tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang
tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi.
Rumus kimia dari proses respirasi adalah:
C6H12O6 + O2 ———————————> 6CO2 + H2O + Energi

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan:
1. Respirasi merupakan proses yang menggunakan karbohidrat dan oksigen untuk
menghasilkan energi, dengan zat sisanya adalah karbondioksida dan uap air.
2. Faktor yang mempengaruhi respirasi adalah ukuran dan massa tubuh, jenis
kelamin, usia, suhu, aktivitas, dan emosi dari organisme tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.2015.Laporan Praktikum Biologi Mengukur Respirasi Hewan.
http://desywidyan.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-biologimengukur.html.Diakses pada tanggal 10 November 2016 pukul 19:27 WIB.
Anonim2.2015.Laporan Praktikum Biologi Respirasi.
http://anisneztart.blogspot.co.id/2015/03/laporan-pratikum-biologi-respirasipada.html.Diakses pada tanggal 10 November 2016 pukul 19:31
Campbell, Neil A.2000.Biologi.Jakarta : Erlangga.
Soenaryo.1999.Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup.Malang: MSREP-SKA.
Suripto. 2000. Struktur Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Syamsuri. 2003. Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas IX Semester 2. Jakarta :
Erlangga.
Suntoro. 2001. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRAN