Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Statistik Pendidikan 1 bagi Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Tadulako | Thalib | Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan 2375 7109 1 PB
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BAGI
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FKIP UNTAD
Muh. Mansyur Thalib
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Abstrak
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan tutor
sebaya dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi bimbingan dan
konseling dalam mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan? Dan
bagaimanakah pengembangan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
menggunakan metode tutor sebaya pada pembelajaran Metodologi Penelitian
Pendidikan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan
mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengembangkan
pembelajaran dengan metode tutor sebaya pada pembelajaran mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Rancangan penelitian ini terdiri dari 4 tahap,
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Sasaran penelitian ini adalah 27 mahasiswa semester 6 peserta mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi dan teknik tes, dan selanjutnya hasil
penelitian dianalisis secara komparatif anatar skor tiap siklus. Hasil peneltian
menujukkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya dalam penyesaian tugas atau
latihan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar hasil belajar mahasiswa pada
mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Indikator utama dalam hal ini
adalah terjadinya peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan, yaitu sebesar 44,44 % mahasiswa pada siklus 1,
37,04 % mahasiswa pada siklus 2 dan 48,15 % mahasiswa pada siklus 3.
Kata Kunci: Metode tutor sebaya, peserta tutor, hasil belajar.
121
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
I. Pendahuluan
Matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan adalah salah satu mata kuliah
kependidikan yang wajib diikuti`dan dilulusi oleh setiap mahasiswa program
studi Bimbingan dan Konseling. Mata kuliah ini merupakan prasyarat untuk
memprogramkan mata kuliah seminar dan skripsi (tugas akhir). Oleh sebab itu
merupakan mata kuliah yang perlu ditingkatkan pembinaannya, agar mahasiswa
dapat memperloeh prestasi belajar yang optimal. Keadaan yang ditemukan oleh
peneliti sebagai pengajar dan penanggungjawab mata kuliah tersebut di
antaranya; (1) masih ada mahasiswa kurang tertarik mengikuti mata kuliah
tersebut, (2) adanya kecenderungan mahasiswa mengaharapkan bantuan
temannya dalam menyelesaikan tugas atau ujian, (3) ketika mahasiswa diberi
kesempatan untuk bertanya, ternyata jarang mahasiswa yang mau bertanya, (4)
ketika mahasiswa diminta untuk maju ke depan untuk mengerjakan latihan,
ternyata mahasiswa enggan dan saling mendorong, (5) masih ada mahasiswa
yang tidak tertarik memiliki/mengkopi materi yang telah disediakan, (6) pada
saat mengikuti ujian mahasiswa kebanyakan ingin duduk di kursi bagian
belakang.
Kondisi belajar tersebut menimbulkan beberapa permasalahan; pertama,
mahasiswa kurang menguasai materi kuliah sehingga mereka merasa takut untuk
mengikuti ujian; kedua, prestasi/hasil ujian yang diperoleh mahasiswa menjadi
rendah dan kurang memuaskan. Hal ini akan berdampak pada kurangnya
kesiapan mahasiswa untuk mengikuti/memprogramkan
matakuliah lanjutan
yaitu mata kuliah seminar dan skiripsi. Atas dasar kenyataan tersebut, maka
perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu
dalam penggunaan strategi ataupun metode pembelajaran sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal
yang diduga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, yaitu dengan metode tutor sebaya.
Melalui tutor sebaya, mahasiswa tidak hanya dijadikan sebagai objek
pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu mahasiswa diajak untuk
122
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan
cara demikian mahasiswa kurang menguasai dapat bertanya kepada temannya
dengan bebas santai sambil belajar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. bagaimanakah
pengembangan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan
metode tutor sebaya pada pembelajaran metodologi penelitian pendidikan?, dan
b) sejauh manakah penggunaan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa dalam matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan?
Melalui penelitian ini diharapkan; a) dapat mengidentifikasi langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan pembelajaran dengan
metode tutor sebaya pada pembelajaran
mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan, dan b) meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan.
II. Kajian Pustaka
1. Metodologi Penelitian Pendidikan
Sebagaimana isi kurikulum program studi bimbingan dan konseling dan
telah dibuat bahan ajar sebagai pegangan dalam pembelajaran bahwa materi
pokok mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, meliputi: (a) konsep dasar
penelitian pendidikan, meliputi; pengertian penelitian pendidikan, jenis
penelitian pendidikan, tujuan penelitian pendidikan, dan kegunaan penelitian
pendidikan, (b) studi pendahuluan, meliputi; sumber informasi dokumen sumber
informasi lapangan, sumber informasi pustaka, (c) merancang bagian
pendahuluan maliputi; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, hipotesis dan definisi operasioanl, (d) merancang kajian
pustaka meliputi; cara merujuk, cara mengutif kutipan langsung, cara menguti
kutipan tidak langsung, jenis bahan rujukan, cara mencatat bahan rujukan, (e)
metode penelitian meliputi; rancangan penelitian, populasi sampel, instrument
penelitian, pengmpulan data, dan analisis data (Muh. Mansyur Thalib, 2010).
123
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
2. Hakikat, Interaksi dan Hasil Belajar
Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh Martinis Yamin (2005)
menyatakan bahwa: “ Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi “, sementara itu Edward Thorndike (dalam Hamzah B.
Uno, 2010) berpendapat, bahwa belajar adalah proses orang memperoleh
berbagai
kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Nana Sujana (2000)
mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:
(1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi
aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional. (2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu
memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya. (3) Belajar harus dapat menimbulkan
“reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk
mencapai tujuan instruksional. (4) Belajar itu proses kontinyu maka
harus tahap demi tahap menurut discovery; (5) Belajar adalah
proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; (5) Belajar
harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan intruksional yang harus dicapai; (6) Belajar memerlukan
saran yang cukup,sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; (7)
Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan
efektif; (8) Belajar perlu ada interaksi antara mahasiswa dengan
lingkungannya.
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Karena prestasi itu
sendiri merupakan hasil belajar yang biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut
Syaiful Bahri Djamara (2000) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat
bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah
menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru
berkat pengalaman baru. Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks.
Hal ini disebabkan banyak faktor yang terkandung di dalamnya, baik yang
berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal.
124
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
3. Tutor Sebaya
Metode tutor sebaya dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan
mahasiswa yang memiliki daya serap yang tinggi, mahasiswa tersebut
mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode
ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi mahasiswa yang berperan sebagai
tutor maupun bagi mahasiswa yang diajarkan. Peran dosen adalah mengawasi
kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain
Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar
mahasiswa, hal ini bisa terjadi ketika mahasiswa yang lebih mampu
menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu mahasiswa lain
yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus
dialokasikan agar mahasiswa saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau
dalam kelompok kecil.
Tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk
membantu memenuhi kebutuhan mahasiswa. Ini merupakan pendekatan
kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di
antara mahasiswa yang bekerja bersama. Tutor Sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat
apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, mahasiswa juga
mengembangkan
kemampuan
yang
lebih
baik
untuk
mendengarkan,
berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil
dibandingkan dosen. Mahasiswa melihat masalah dengan cara yang berbeda
dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
III. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalahmasalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (Stephen Isaac,
1994). Sedangkan menurut Suhardjono (2007) mengatakan bahwa penelitian
125
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang
sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada
penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin yang
dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart sebagaimana dalam Kasihani
Kasbalah (1999). Rancangan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun diagram alur tahap
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan:
0 = Refleksi awal
1 = Rencana tindakan siklus 1
2 = Tindakan siklus 1
3 = Observasi siklus 1
4 = Refleksi siklus 1
5 = Rencana tindakan siklus 2
6 = Tindakan siklus 2
7 = Observasi siklus 2
8 = Refleksi siklus 2
? = Kesimpulan atau rencana siklus 3
2. Setting Penelitian
a.
Lokasi Penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan di kampuas FKIP Untad dengan menggunakan
ruangan FKIP 05. Terjadwal pada program studi Bimbingan dan Konseling
FKIP Untad, semester 6 tahuan ajaran 2012/2013.
b. Sasaran Penelitian :
Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Untad, yang memperogramkan mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jumlah mahasiswa peserta aktif pada mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan sebanyak 52 orang. Dari jumlah
tersebut dipilih mahasiswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata kelas
126
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
untuk dijadikan sebagai sasaran penelitian. Adapun jumlah mahasiswa peserta
mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Metodologi Penelitian Pendidikan
yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata kelas dan dijadikan sebagai
sasaran penelitian adalah sebanyak 27 orang.
3. Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan beberapa persiapan, yaitu: (1) tes awal untuk
menetukan kelompok yang menjadi tutor (27 mahasiswa sebagai subjek
penelitian dibagi menjadi 3 kelompok tutorial), (2) menentukan pokok bahasan,
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, hipotesis, dan definisi operasional. (3) bahan ajar dan media,
(4) Satuan Acara Perkuliahan SAP, (5) soal latihan dan tugas yaitu membuat
bagian pendahuluan, (6) alat/media yang diperlukan (LCD) Proyektor, spidol,
(7) format penilaian (unjuk kerja) dan observasi, dan (8) membentuk kelompok
tutorial.
b. Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan,
yaitu; (1) melaksanakan pembelajaran model secara klasikal tanpa membedakan
antara mahasiswa dalam satu kelas, (2) Memberi kesempatan kepada kelas
untuk bertanya, (3) membentuk lepmpok 9 mahasiswa perkelompok, dan
mununjuk 3 orang mahasiswa sebagai tutor, (4) memberikan tugas kepada
mahasiswa dalam bentuk perorangan, (5) mahasiswa mengerjakan tugasnya
masing-masing dalam kelompoknya dan dibantuan oleh tutor sebaya (temannya),
dan (6) hasil kerja dikumpulkan dan ditampilkan di sedan kelas.. (7) Pada akhir
jam perkuliahan dosen melakukan tanya jawab dan menjelaskan kesimpulan dari
kegiatan belajar.
c. Observasi
Kegiatan observasi diarahkan pada 2 sasaran yaitu tutor dan peserta
tutorial. Pengamatan terhadap tutor difokuskan pada 5 aspek observasi yaitu:
penguasaan tutor, kemampuan tutor membantu peserta , keseriusan tutor dalam
membatu peserta , kualitas interaksi dengan peserta , dan kemampuan kontrol
tugas peserta. Selanjutnya pengamatan terhadap peserta tutorial difokuskan pada
5 aspek observasi, yaitu; keingintahuan, keseriusan peserta dalam tutorial,
keterbukaan menerima bantuan, kualitas interaksi dengan tutor, dan ketepatan
waktu penyelesaian tugas
d. Reflesksi
Pada tahap ini dilakukan evalusi berdasarkan data yang diperoleh dari
lembar observasi, wawancara, dan hasil tes tindakan siklus pertama, kemudian
berdasarkan hasil observasi dan analisis hasil evaluasi siklus pertama, maka
127
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
dilakukan refleksi guna mengidentifikasi kelemahan yang terjadi pada saat
tutorial terjadi, kemudian membuat rencana untuk tindakan pada siklus
berikutnya.
SIKLUS 2
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 diulang pada siklus kedua
dengan materi yang berbeda. Materi kuliah pada siklus kedua ini yaitu
merancang kajian pustaka meliputi; membuat rujukan untuk variable bebas dan
variable terikat berdasarkan sumber pustaka yang ditemukan.
Pada siklus kedua dikembangkan tahapan-tahapan yang ada pada siklus
pertama dengan mempertimbangkan hasil refleksi dan hasil evaluasi saklus
pertama, yaitu memprkecil anggota kelompok tutorial. Setiap kelompk hanya
terdiri dari 4 – 5 orang, dan masing-masing satu tutor. Dengan demikian maka
pada siklus kedua ini terjadi penambahan tutor menjadi 6 orang. Pada akhir
siklus ini juga dilakukan pengamatan dan tes untuk mengukur penguasaan materi
kuliah yang telah dipelajari. Hasil yang diperoleh pada saklus kedua
dikumpulkan serta dianalisis. Hasilnya digunakan untuk perencanaan siklus
berikutnya.
SIKLUS 3
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama dan kedua akan
diulang pada siklus ketiga dengan materi yang berbeda. Materi kuliah pada siklus
kedua ini yaitu merancang metode penelitian, meliputi; rancangan penelitian,
populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan
analisis data penelitian
Pada siklus ketiga dikembangkan tahapan-tahapan yang ada pada siklus
sebelumnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi dan hasil evaluasi saklus
sebelumnya, yaitu setiap kelompk hanya terdiri dari 4 – 5 orang, dan masingmasing satu tutor. Dengan demikian maka pada siklus kedua ini terjadi
penambahan tutor menjadi 6 orang. Tutor dibebaskan dari tugas, saehingg
mereka berkonsentrasi pada membantu temannya. Pada akhir siklus ini juga
dilakukan pengamatan dan tes untuk mengukur penguasaan materi kuliah yang
telah dipelajari. Hasil yang diperoleh pada saklus kedua dikumpulkan serta
dianalisis. Hasilnya digunakan untuk penarikan kesimpulan.
4. Cara Pengumpulan Data
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan, ditentukan teknik
pengumpulan data yang berorientasi pada observasi partisipasif (Gantina
Komalasari, dkk. 2011), yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berjalan. Pengambilan data dilakukan dengan
observasi dan tes. Untuk memudahkan dan terkumpulnya data maka peneliti
menggunakan format observasi (unjuk kerja) dan soal-soal ujian sesuai dengan
meteri yang telah dipelajari oleh mahasiswa. Soal tersebut berbentuk tes uraian.
128
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
5. Kriteria Penilaian
Penilaian kinerja tutor dan kegiatan peserta tutorial dinilai dengan
menggunakan criteria sebagai berikut: 1 = Kurang , 2 = Cukup, 3 = Baik, dan 4
= Baik sekali.
Penilaiam hasil belajar peserta tutorial dinilai dengan
mengunakan kriteria sebagai beikut: 26 - 30 = Sangat Baik ( A), 21 – 25 = Baik
(B), 16 – 20 = Cukup (C), 11 – 15 = Kurang (D), dan < 11 = Sangat Kurang (E)
6. Analisis Data
Untuk menganalisa data, peneliti menggumpulkan dan mengolah data
secara kuantitatif dari format observasi dan format penilaian (unjuk kerja) dari
setiap siklus. Untuk mengetahui meningkat hasil belajar sebagai efek dari metode
turorial maka dilakukan perbandingan klasifikasi hasil belajar antara satu siklus
dengan sebelumnya. Hasil peningkatan tersebut kemudian dipersentasekan dan
ditarik kesimpulan.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
a. Siklus 1
Hasil penelitian siklus 1, baik berupa hasil observasi maupun hasil
evaluasi dapat ditampilkan pada tabel 4, 5, dan 6 berikut:
Tabel 4. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap tutor
(siklus1)
No
Aspek observasi terhadap tutor
1
2
3
Penguasaan materi
Kemampuan tutor membantu peserta
Keseriusan tutor dalam membatu
peserta
Kualitas interaksi dengan peserta
Kemampuan kontrol tugas peserta
Jumlah
Persentase
4
5
P-1
3
3
2
Siklus 1
P-2
P-3
3
3
3
3
3
3
Rerata
3,0
3,0
2,67
2
2
12
60
2
2
13
65
2,0
2,0
38
63,33
2
2
13
65
Tabel 5. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap peserta
(siklus1)
No
1
2
3
Aspek observasi terhadap peserta
tutorial
Keingin tahuan
Keseriusan peserta dalam tutorial
Keterbukaan menerima bantuan
P-1
2
3
2
Siklus 1
P-2
P-3
3
3
3
4
2
3
Rerata
2,67
3,33
2,33
129
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
4
5
Kualitas interaksi dengan tutor
Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Jumlah
Persentase skor
2
2
11
55
3
3
14
70
3
3
16
80
2,67
2,67
41
68,33
Tabel 6 Peningkatan klasifikasi hasil belajar (siklus 1)
No.
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
130
Inisial
Peserta
Anh
Muh
Ism
Irs
Moh
Per
And
Nen
Del
Sua
Mer
Sar
Ayu
Rif
Dav
Riz
Hai
Rin
Skor Hasil Belajar
Klasifikasi Siklus I Klasifikasi
S. kurang
20
Cukup
Keterangan
Meningkat
14
Kurang
15
Kurang
Tetap
18
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
20
Cukup
Tetap
16
Cukup
16
Cukup
Tetap
18
Cukup
26
S. tinggi
Meningkat
8
S. kurang
10
S. kurang
Tetap
14
Kurang
18
Cukup
Meningkat
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
18
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
24
Tinggi
Meningkat
10
S. kurang
10
S. kurang
Tetap
8
S. kurang
14
Kurang
Meningkat
6
S. kurang
12
Kurang
Meningkat
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
14
Kurang
22
Tinggi
Meningkat
18
Cukup
18
Cukup
Tetap
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
awal
10
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Ind
Lus
Umu
Dar
Nur
Ria
Hay
Dia
Kha
•
20
Cukup
18
Cukup
Tetap
16
Cukup
24
Tinggi
Meningkat
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
16
Cukup
20
Cukung
Tetap
14
Kurang
14
Kurang
Tetap
14
Kurang
18
Cukup
Meningkat
16
Cukup
24
Tinggi
Meningkat
16
Cukup
18
Cukup
Tetap
18
Cukup
18
Cukup
Tetap
b. Siklus 2
Hasil penelitian siklus 2, baik berupa hasil observasi maupun hasil
evaluasi dapat ditampilkan pada tabel 7, 8, dan 9 berikut:
Tabel 7. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap tutor
(siklus2)
No
Aspek observasi terhadap tutor
1
2
3
Penguasaan materi
Kemampuan tutor membantu peserta
Keseriusan tutor dalam membatu
peserta
Kualitas interaksi dengan peserta
Kemampuan kontrol tugas peserta
Jumlah
Persentase skor
4
5
P-1
3
3
3
Siklus 2
P-2
P-3
3
3
3
3
3
4
Rerata
3,00
3,00
3,33
3
3
15
75
3
3
15
75
3,33
3,00
47
78,33
4
3
17
85
Tabel 8. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap peserta
(siklus2)
No
1
2
3
4
Aspek observasi terhadap peserta
tutorial
Keingin tahuan
Keseriusan peserta dalam tutorial
Keterbukaan menerima bantuan
Kualitas interaksi dengan tutor
P-1
3
3
3
3
Siklus 2
P-2
P-3
3
3
3
4
3
4
3
4
Rerata
3,00
3,33
3,33
3,33
131
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
5
Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Jumlah
Persentase skor
3
15
75
3
15
75
4
19
95
3,33
49
81,67
Tabel 9. Peningkatan klasifikasi hasil belajar (siklus 2)
No.
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
132
Inisial
Peserta
Anh
Muh
Ism
Irs
Moh
Per
And
Nen
Del
Sua
Mer
Sar
Ayu
Rif
Dav
Riz
Hai
Rin
Skor Hasil Belajar
Siklus 1 Klasifikasi Siklus 2 Klasifikasi
20
Cukup
20
Cukup
Keterangan
Tetap
15
Kurang
25
Tinggi
Meningkat
22
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
20
Cukup
23
Tinggi
Meningkat
16
Cukup
16
Cukup
Tetap
26
S. tinggi
27
S. tinggi
Tetap
10
S. kurang
14
Kurang
Meningkat
18
Cukup
20
Cukup
14
Kurang
16
Cukup
Tetap
Meningkat
22
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
24
Tinggi
25
Tinggi
Tetap
10
S. kurang
13
Kurang
Meningkat
14
Kurang
16
Cukup
Meningkat
12
Kurang
12
Kurang
Tetap
14
Kurang
14
Kurang
Tetap
22
Tinggi
22
Tinggi
Tetap
18
Cukup
23
Tinggi
Meningkat
14
Kurang
15
Kurang
Tetap
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Ind
Lus
Umu
Dar
Nur
Ria
Hay
Dia
Kha
•
18
Cukup
23
Tinggi
Meningkat
24
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
14
Kurang
18
Cukup
Meningkat
20
Cukung
20
Cukup
Tetap
14
Kurang
17
Cukup
Meningkat
18
Cukup
20
Cukup
Tetap
24
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
18
Cukup
20
Cukup
Tetap
18
Cukup
19
Cukup
Tetap
c. Siklus 3
Hasil penelitian siklus 3, baik berupa hasil observasi maupun hasil
evaluasi dapat ditampilkan pada tabel 10, 11, dan 12 berikut:
Tabel 10. Persentase skor hasil observasi terhadap tutor
(siklus3)
No
Aspek observasi terhadap tutor
1
2
3
Penguasaan materi
Kemampuan tutor membantu peserta
Keseriusan tutor dalam membatu
peserta
Kualitas interaksi dengan peserta
Kemampuan kontrol tugas peserta
Jumlah
Persentase skor
4
5
P-1
3
3
3
Siklus 3
P-2
P-3
3
3
3
3
3
4
Rerata
3,00
3,00
3,33
3
3
15
75
3
4
16
80
3,33
3,67
49
81,67
4
4
18
90
Tabel 11. Persentase skor hasil observasi terhadap peserta
(siklus 3)
No
1
2
Aspek observasi terhadap peserta
tutorial
Keingin tahuan
Keseriusan peserta dalam tutorial
P-1
3
4
Siklus 3
P-2
P-3
3
3
3
4
Rerata
3,00
3,67
133
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
3
4
5
Keterbukaan menerima bantuan
Kualitas interaksi dengan tutor
Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Jumlah
Persentase skor
3
3
3
16
80
4
4
4
18
90
4
4
4
19
95
3,67
3,67
3,67
53
88,33
Tabel 12. Skor hasil tindakan tutorial (siklus 3)
No.
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
134
Inisial
Peserta
Anh
Muh
Ism
Irs
Moh
Per
And
Nen
Del
Sua
Mer
Sar
Ayu
Rif
Dav
Riz
Hai
Rin
Skor Hasil Belajar
Klasifikasi Siklus 3 Klasifikasi
Cukup
24
Tinggi
Keterangan
Meningkat
25
Tinggi
25
Tinggi
Tetap
24
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
23
Tinggi
26
S. tinggi
Meningkat
16
Cukup
18
Cukup
Tetap
27
S. tinggi
26
S. tinggi
Tetap
14
Kurang
16
Cukup
Meningkat
20
Cukup
26
S. tinggi
Meningkat
16
Cukup
19
Cukup
Tetap
24
Tinggi
27
S. tinggi
Meningkat
25
Tinggi
25
Tinggi
Tetap
13
Kurang
23
Tinggi
Meningkat
16
Cukup
21
Tinggi
Meningkat
12
Kurang
16
Kurang
Meningkat
14
Kurang
15
Kurang
Tetap
22
Tinggi
22
S. tinggi
Meningkat
23
Tinggi
24
Tinggi
15
Kurang
18
Cukup
Tetap
Meningkat
Siklus 2
20
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Ind
Lus
Umu
Dar
Nur
Ria
Hay
Dia
Kha
•
23
Tinggi
22
Tinggi
Tetap
24
Tinggi
21
Tinggi
Tetap
18
Cukup
25
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
17
Cukup
21
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
17
Cukup
Tetap
24
Tinggi
23
Tinggi
Tetap
20
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
19
Cukup
21
Tinggi
Meningkat
2. Pembahasan
a. Peserta tutorial pada penelitian ini adalah mahasiswa yang memiki
kemampuan awal di bawah rata-rata kemampuan klasikal pada mata kuliah
Metodologi
Penelitian
Pendidikan.
Adapun
jumlah
peserta
yang
kemampuannya berada di bawah rata-rata kelas adalah sebanyak 27 peserta,
dengan rincian sebagai berikut: 13 atau 48,15 % peserta yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi cukup, 9 atau 33,33 %
peserta yang
memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi kurang, dan 5 atau 18,52 %
peserta yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi sangat kurang.
Keadaan tersebut menggambarkan bahwa ke 27 mahasiswa tersebut perlu
segera dilakukan tindakan layanan untuk membantu meningkatkan hasil
belajarnya agar terhindar dari kegagalan dalam perkuliahan. Itulah menjadi
alasan perlunya dilakukan peneitian ini.
b. Hasil observasi terhadap kegiatan tutor pada siklus 1 menunjukkan bahwa
rerata skor observasi bervariasi dari 2,00 (cukup) sampai dengan 3,00 (baik)
dengan persentase rerata 63,33%. Selanjutnya hasil observasi terhadap
perserta tutorial pada siklus 1 menunjukan bahwa rerata skor observasi
bervasiasi dari 2,33 (lebih dari cukup) sampai dengan 3,33 (lebih dari baik)
dengan persentase rerata sebesar 68,33%. Kedua hal itu memberikan indikasi
135
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
bahwa
ternyata
pelaksanaan
tutorial
belum
maksimal
sebagaimana
diharapkan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penyebab tutor tidak dapat
bekerja maksimal karena jumlah anggota kelompok sebesar 9 orang dinilai
terlalu banyak, membuat tutor menjadi kewalahan dalam memberikan bantuan
tutorial kepada masing-masing peserta tutorial. Selain itu juga kelompok yang
berada pada posisi duduk di bagian kelakang cenderung kurang serius,
Didugan mereka merasa kurang dipantau dan menganggap tugas adalah hanya
latihan biasa saja dan tidak mempengaruhi nilai akhir. Hal tersebut menjadi
salah satu pertimbangan untuk merancang strategi kegiatan tutorial pada
siklus berikutnya.
c. Hasil belajar mahasiswa pada siklus 1 menunjukkan bahwa dari 27 peserta
yang mengikuti kegiatan tutorial, hasilnya menunjukkan bahwa ada 1 atau
3,70 % peserta yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi
sangat
tinggi, ada 6 atau 22,22 % peserta yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi tinggi, ada 10 atau 37, 04 % peserta yang memperoleh hasil belajar
dengan klasifikasi cukup, ada 8 atau 29,63 % peserta yang memperoleh hasil
belajar dengan klasifikasi kurang, dan 2 atau 7,41 % peserta yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi sangat kurang. Hasil siklus 1 menunjukkan
perubahan dalam bentuk peningkatan hasil belajar dari pra tindakan dengan
hasil siklus 1. Pada pra tindakan tidak ada peserta yang memiliki hasil belajar
yang tergolong tinggi dan sangat tinggi. Namun hasil siklus 1 menunjukkan
bahwa ada 1 atau 3,70 % peserta yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi sangat tinggi
dan ada 6 atau 22,22 % peserta yang hasil belajar
dengak klasifikasi tinggi. Pada pra tindakan ada 12 atau 37, 04 % peserta
yang memiliki hasil belajar dengan klasifikasi cukup, namun pada siklus 1
menurun menjadi 10 atau 44,44 % peserta. Selanjutnya pada pra tindakan ada
10 atau 37, 04 % peserta yang memiliki hasil belajar dengan` klasifikasi
kurang, namun hasil siklus 1 menurun manjadi 8 atau 29,63 % peserta.
Berikutnya pada pra tindakan ada 5 atau 18,52 % peserta yang memiliki hasil
be;ajar dengan klasifikasi sangat kurang, namun hasil siklus 1 menurun
menjadi 2 atau 7,41 % peserta. Dengan membandingkan antara skor pra136
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
tindakan dengan skor hasil siklus 1, ternyata ada 12 atau 44,44 % mahasiswa
yang meningkat hasil belajarnya, dan selebihnya 15 atau 55,56 % mahasiswa
yang tidak meningkat hasil belajarnya. Oleh sebab itu maka kegiatan tutorial
dilajutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus 2 dengan mempertimbangan
kelemahan yang terjadi pada siklus 1.
d. Hasil observasi terhadap kegiatan tutor pada siklus 2 menunjukkan bahwa
rerata skor observasi bervariasi dari 3,00 (cukup) sampai dengan 3,33 (lebih
dari baik) dengan persentase rerata 78,33%. Selanjutnya hasil observasi
terhadap perserta tutorial pada siklus 2 menunjukan variasi dari 3,00 (cukup)
sampai dengan 3,33 (lebih dari baik) dengan persentase rerata sebesar
81,67%. Kedua hal itu memberikan indikasi bahwa ternyata pelaksanaan
tutorial sudah terjadi peningkatan dari siklus 1, namun belum maksimal
sebagaimana diharapkan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penyebab tutor
tidak dapat bekerja maksimal karena tutor selain membatu untuk memberikan
tutorial kepada temannya juga masih terbebani dengan tugas individu yang
harus juga akan diselesaikan bersama dengan temannya. Akibatnya tutor
menjadi kewalahan dalam memberikan bantuan kepada masing-masing
peserta tutorial. Selain itu juga masing-masing kelompok masih harus
dikontrol keseriusannya dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut menjadi salah
satu pertimbangan untuk merancang strategi kegiatan tutorial pada siklus
berikutnya.
c. Hasil belajar mahasiswa pada siklus 2 menunjukkan bahwa dari 27 mahasiswa
yang mengikuti kegiatan tutorial pada siklus 2, ternyata hasil menunjukkan
bahwa ada 1 atau 3,70 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi sangat tinggi, ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi tinggi, ada 11 atau 40,74 % mahasiswa yang
memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi cukup, ada 5 atau 18,52 %
mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi kurang, dan
tidak ada atau 0 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi sangat kurang. Hasil siklus 2 menunjukkan perubahan dalam
bentuk peningkatan hasil belajar statistik pendidikan 1 dari 6 atau 22,22 %
137
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
mahasiswa yang hasil belajarnya tergolong tinggi pada siklus 1 meningkat
menjadi 8 atau 29,63 % mahasiswa pada siklus 2.. Mahasiswa yang hasil
belajarnya tergolong kurang menurun jumlahnya dari 8 atau 29,63 %
mahasiswa pada silkus 1 menurun jumlahnya mejadi
7 atau 25,93 %
mahasiswa pada siklus 2. Sedangkan mahasiswa yang hasil belajarnya
tergolong klasifikasi sangat kurang menurun jumlahnya dari 2 atau 7,41 %
mahasiswa pada siklus 1 menjadi 1 atau 3,70 %. Mahasiswa yang siklus 2.
Dengan membandingkan antara skor skor hasil siklus 1 dengan skor hasil
siklus 2, ternyata ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang meningkat hasil
belajarnya, dan selebihnya 17 atau 62,96 % mahasiswa yang tidak meningkat
hasil belajarnya. Oleh sebab itu maka kegiatan tutorial dilajutkan ke siklus
berikutnya yaitu siklus 3 dengan mempertimbangan kelemahan yang terjadi
pada siklus 2
6. Hasil observasi terhadap kegiatan tutor pada siklus 3 menunjukkan bahwa
rerata skor observasi bervariasi dari 3,00 (cukup) sampai dengan 3,67 (lebih
dari baik) dengan persentase rerata 81,67%. Selanjutnya hasil observasi
terhadap perserta tutorial pada siklus 3 menunjukan variasi dari 3,00 (cukup)
sampai dengan 3,33 (lebih dari baik) dengan persentase rerata sebesar 88,33
%. Kedua hal itu memberikan indikasi bahwa ternyata pelaksanaan tutorial
sudah terjadi peningkatan dari siklus 3, namun belum maksimal sebagaimana
diharapkan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penyebab tutor tidak dapat
bekerja maksimal karena tutor masih ada juga yang ragu atas kemampuannya
untuk memberikan bantuan tutorial pada temannya.
Selain itu ada
kecenderungan bebrapa peserta yang memang betul-betul memiliki kelemahan
dalam mempelajari materi kuliah statistik karena bakat berhitungnya yang
memang lemah. Walaupun sebenarnya penelitian ini dapat dilajutkan ke siklus
berikutnya lagi namun peneltian menetapkan untuk menghentikan penelitian
ini sampai pada siklus 3. Hasil penelitian ini akan menjadi laporan
pertanggungjawaban penelitian.
7. Hasil belajar mahasiswa pada siklus 3 menunjukkan bahwa dari 27 mahasiswa
yang mengikuti kegiatan tutorial, ternyata hasil menunjukkan bahwa ada 1
138
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
atau 3,70 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi
sangat tinggi, ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar
dengan klasifikasi tinggi, ada 11 atau 40,74 % mahasiswa yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi cukup, ada 5 atau 18,52 % mahasiswa yang
memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi kurang, dan tidak ada atau 0 %
mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi sangat kurang.
Hasil siklus 3 menunjukkan perubahan dalam bentuk peningkatan hasil belajar
statistik pndidikan 1. Peningkat tersebut terjadi pada jumlah mahasiswa yang
hasil belajarnya tergolong sangat tinggi meningkat dari 1 atau 3,70 %
mahasiswa pada siklus 2 menjadi 3 atau 11,11 % mahasiswa pada siklus 3.
Mahasiswa yang hasil belajarnya tergolong tinggi meningakat dari 8 atau
29,63 % mahasiswa pada siklus 2 menjadi 15 atau 55,56 % mahasiswa pada
siklus 3. Mahasiswa yang hasil belajarnya tergolong cukup menurun
jumlahnya dari 10 atau 37,04 % mahasiswa pada siklus 2 menurun menjadi 5
atau 18,52 % mahasiswa pada siklus 3. Mahasiswa yang hasil belajarnya
tergolong kurang, menurun jumlahnya dari 7 atan 25,93 % mahasiswa pada
siklus 2 menjadi 1 atau 3,70 % mahasiwa pada siklus 3. Dengan
membandingkan antara skor skor hasil siklus 1 dengan skor hasil siklus 2,
ternyata ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang meningkat hasil belajarnya,
dan selebihnya 17 atau 62,96 % mahasiswa yang tidak meningkat hasil
belajarnya. Karena kegiatan perkulihan ini sudah berakhir dan materi statistik
pendidikan 1 sudah selesai dibahas, maka tindakan turorial sebagai kegiatan
rangkaian penelitian ini di hentikan sampai di sini. Sehingga pekerjaan
selanjutnya adalah melaporkan hasilnya.
V. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah dan pengujian atau penjelasan hipotesis
tindakan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka pada bagian akhir
tulisan ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
139
•
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
a. Penggunaan tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Metodologi Peneitian Pendidikan.
Indikator utama adalah terjadinya peningkatan jumlah persentase mahasiswa
yang meningkat hasil belajarnya yaitu sebesar 44,44 % mahasiswa pada
siklus 1, 37,04 % mahasiswa pada siklus 2 dan 48,15 % mahasiswa pada
siklus 3.
b. Pembentukan kelompok tutor sebaya lebih efektif pada bentuk kelompok
kecil yaitu 4-5 orang mahasiswa dan dilayani oleh seorang tutor sebaya.
c. Langkah efektif dalam tutorial adalah dengan diawali dengan melakukan
pembelajaran klasikal dan tanya jawab, kemudian dilajutkan dengan tugas
yang dilaksanakan dalam bentuk tutorial sebaya.
2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan ;
a Metode tutor sebaya ini sebaiknya dicobakan oleh dose-dosen lain pada mata
kuliah yang diampuh dan memiliki materi berlatih atau berpraktek pada
mahasiswa.
b.Diharapkan ada medifikasi lain dari metode tutor sebaya yang diterapkan pada
peneltian ini agar terjadi pengembangan.
c.Kepada pimpinan FKIP Untad, agar dapat senantiasa mengupayakan adanya
fasilitas biaya untuk melaksanakan penelitian serupa pada penelitian lainnya.
Daftra Pustaka
Gantina Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes dalam Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta: PT Indeks
Hamzah B. Uno. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Kasihani Kasbolah E.S. 1990. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
Martinis Yamin, 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press
Muh. Mansyur Thalib. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan (Bahan Ajar).
Palu: Untad Press
140
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Stephen Isaac. 1994. Handbook In Research and Evaluation. San Diego, California:
EdITS Publisher.
Suhardjono, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
141
•
PENGGUNAAN METODE TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN BAGI
MAHASISWA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FKIP UNTAD
Muh. Mansyur Thalib
Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Abstrak
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan tutor
sebaya dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa program studi bimbingan dan
konseling dalam mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan? Dan
bagaimanakah pengembangan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
menggunakan metode tutor sebaya pada pembelajaran Metodologi Penelitian
Pendidikan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
mahasiswa pada mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan
mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mengembangkan
pembelajaran dengan metode tutor sebaya pada pembelajaran mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Rancangan penelitian ini terdiri dari 4 tahap,
yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Sasaran penelitian ini adalah 27 mahasiswa semester 6 peserta mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus dengan
teknik pengumpulan data melalui observasi dan teknik tes, dan selanjutnya hasil
penelitian dianalisis secara komparatif anatar skor tiap siklus. Hasil peneltian
menujukkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya dalam penyesaian tugas atau
latihan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar hasil belajar mahasiswa pada
mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Indikator utama dalam hal ini
adalah terjadinya peningkatan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan, yaitu sebesar 44,44 % mahasiswa pada siklus 1,
37,04 % mahasiswa pada siklus 2 dan 48,15 % mahasiswa pada siklus 3.
Kata Kunci: Metode tutor sebaya, peserta tutor, hasil belajar.
121
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
I. Pendahuluan
Matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan adalah salah satu mata kuliah
kependidikan yang wajib diikuti`dan dilulusi oleh setiap mahasiswa program
studi Bimbingan dan Konseling. Mata kuliah ini merupakan prasyarat untuk
memprogramkan mata kuliah seminar dan skripsi (tugas akhir). Oleh sebab itu
merupakan mata kuliah yang perlu ditingkatkan pembinaannya, agar mahasiswa
dapat memperloeh prestasi belajar yang optimal. Keadaan yang ditemukan oleh
peneliti sebagai pengajar dan penanggungjawab mata kuliah tersebut di
antaranya; (1) masih ada mahasiswa kurang tertarik mengikuti mata kuliah
tersebut, (2) adanya kecenderungan mahasiswa mengaharapkan bantuan
temannya dalam menyelesaikan tugas atau ujian, (3) ketika mahasiswa diberi
kesempatan untuk bertanya, ternyata jarang mahasiswa yang mau bertanya, (4)
ketika mahasiswa diminta untuk maju ke depan untuk mengerjakan latihan,
ternyata mahasiswa enggan dan saling mendorong, (5) masih ada mahasiswa
yang tidak tertarik memiliki/mengkopi materi yang telah disediakan, (6) pada
saat mengikuti ujian mahasiswa kebanyakan ingin duduk di kursi bagian
belakang.
Kondisi belajar tersebut menimbulkan beberapa permasalahan; pertama,
mahasiswa kurang menguasai materi kuliah sehingga mereka merasa takut untuk
mengikuti ujian; kedua, prestasi/hasil ujian yang diperoleh mahasiswa menjadi
rendah dan kurang memuaskan. Hal ini akan berdampak pada kurangnya
kesiapan mahasiswa untuk mengikuti/memprogramkan
matakuliah lanjutan
yaitu mata kuliah seminar dan skiripsi. Atas dasar kenyataan tersebut, maka
perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi dan pendekatan, baik itu
dalam penggunaan strategi ataupun metode pembelajaran sehingga proses
pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal
yang diduga menjadi penyebab rendahnya hasil belajar mahasiswa pada mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, yaitu dengan metode tutor sebaya.
Melalui tutor sebaya, mahasiswa tidak hanya dijadikan sebagai objek
pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu mahasiswa diajak untuk
122
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan
cara demikian mahasiswa kurang menguasai dapat bertanya kepada temannya
dengan bebas santai sambil belajar.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. bagaimanakah
pengembangan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan
metode tutor sebaya pada pembelajaran metodologi penelitian pendidikan?, dan
b) sejauh manakah penggunaan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar
mahasiswa dalam matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan?
Melalui penelitian ini diharapkan; a) dapat mengidentifikasi langkahlangkah yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan pembelajaran dengan
metode tutor sebaya pada pembelajaran
mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan, dan b) meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan.
II. Kajian Pustaka
1. Metodologi Penelitian Pendidikan
Sebagaimana isi kurikulum program studi bimbingan dan konseling dan
telah dibuat bahan ajar sebagai pegangan dalam pembelajaran bahwa materi
pokok mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, meliputi: (a) konsep dasar
penelitian pendidikan, meliputi; pengertian penelitian pendidikan, jenis
penelitian pendidikan, tujuan penelitian pendidikan, dan kegunaan penelitian
pendidikan, (b) studi pendahuluan, meliputi; sumber informasi dokumen sumber
informasi lapangan, sumber informasi pustaka, (c) merancang bagian
pendahuluan maliputi; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, hipotesis dan definisi operasioanl, (d) merancang kajian
pustaka meliputi; cara merujuk, cara mengutif kutipan langsung, cara menguti
kutipan tidak langsung, jenis bahan rujukan, cara mencatat bahan rujukan, (e)
metode penelitian meliputi; rancangan penelitian, populasi sampel, instrument
penelitian, pengmpulan data, dan analisis data (Muh. Mansyur Thalib, 2010).
123
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
2. Hakikat, Interaksi dan Hasil Belajar
Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh Martinis Yamin (2005)
menyatakan bahwa: “ Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi “, sementara itu Edward Thorndike (dalam Hamzah B.
Uno, 2010) berpendapat, bahwa belajar adalah proses orang memperoleh
berbagai
kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Nana Sujana (2000)
mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:
(1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi
aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional. (2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu
memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya. (3) Belajar harus dapat menimbulkan
“reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk
mencapai tujuan instruksional. (4) Belajar itu proses kontinyu maka
harus tahap demi tahap menurut discovery; (5) Belajar adalah
proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; (5) Belajar
harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan intruksional yang harus dicapai; (6) Belajar memerlukan
saran yang cukup,sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; (7)
Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan
efektif; (8) Belajar perlu ada interaksi antara mahasiswa dengan
lingkungannya.
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Karena prestasi itu
sendiri merupakan hasil belajar yang biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut
Syaiful Bahri Djamara (2000) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat
bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah
menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru
berkat pengalaman baru. Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks.
Hal ini disebabkan banyak faktor yang terkandung di dalamnya, baik yang
berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal.
124
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
3. Tutor Sebaya
Metode tutor sebaya dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan
mahasiswa yang memiliki daya serap yang tinggi, mahasiswa tersebut
mengajarkan materi/latihan kepada teman-temannya yang belum faham. Metode
ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi mahasiswa yang berperan sebagai
tutor maupun bagi mahasiswa yang diajarkan. Peran dosen adalah mengawasi
kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain
Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar
mahasiswa, hal ini bisa terjadi ketika mahasiswa yang lebih mampu
menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu mahasiswa lain
yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus
dialokasikan agar mahasiswa saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau
dalam kelompok kecil.
Tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk
membantu memenuhi kebutuhan mahasiswa. Ini merupakan pendekatan
kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di
antara mahasiswa yang bekerja bersama. Tutor Sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat
apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, mahasiswa juga
mengembangkan
kemampuan
yang
lebih
baik
untuk
mendengarkan,
berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil
dibandingkan dosen. Mahasiswa melihat masalah dengan cara yang berbeda
dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
III. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalahmasalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (Stephen Isaac,
1994). Sedangkan menurut Suhardjono (2007) mengatakan bahwa penelitian
125
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang
sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada
penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin yang
dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart sebagaimana dalam Kasihani
Kasbalah (1999). Rancangan ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun diagram alur tahap
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan:
0 = Refleksi awal
1 = Rencana tindakan siklus 1
2 = Tindakan siklus 1
3 = Observasi siklus 1
4 = Refleksi siklus 1
5 = Rencana tindakan siklus 2
6 = Tindakan siklus 2
7 = Observasi siklus 2
8 = Refleksi siklus 2
? = Kesimpulan atau rencana siklus 3
2. Setting Penelitian
a.
Lokasi Penelitian :
Penelitian ini dilaksanakan di kampuas FKIP Untad dengan menggunakan
ruangan FKIP 05. Terjadwal pada program studi Bimbingan dan Konseling
FKIP Untad, semester 6 tahuan ajaran 2012/2013.
b. Sasaran Penelitian :
Sasaran penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 Program Studi
Bimbingan dan Konseling FKIP Untad, yang memperogramkan mata kuliah
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jumlah mahasiswa peserta aktif pada mata
kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan sebanyak 52 orang. Dari jumlah
tersebut dipilih mahasiswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata kelas
126
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
untuk dijadikan sebagai sasaran penelitian. Adapun jumlah mahasiswa peserta
mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Metodologi Penelitian Pendidikan
yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata kelas dan dijadikan sebagai
sasaran penelitian adalah sebanyak 27 orang.
3. Pelaksanaan Tindakan
SIKLUS 1
a. Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan beberapa persiapan, yaitu: (1) tes awal untuk
menetukan kelompok yang menjadi tutor (27 mahasiswa sebagai subjek
penelitian dibagi menjadi 3 kelompok tutorial), (2) menentukan pokok bahasan,
meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, hipotesis, dan definisi operasional. (3) bahan ajar dan media,
(4) Satuan Acara Perkuliahan SAP, (5) soal latihan dan tugas yaitu membuat
bagian pendahuluan, (6) alat/media yang diperlukan (LCD) Proyektor, spidol,
(7) format penilaian (unjuk kerja) dan observasi, dan (8) membentuk kelompok
tutorial.
b. Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan,
yaitu; (1) melaksanakan pembelajaran model secara klasikal tanpa membedakan
antara mahasiswa dalam satu kelas, (2) Memberi kesempatan kepada kelas
untuk bertanya, (3) membentuk lepmpok 9 mahasiswa perkelompok, dan
mununjuk 3 orang mahasiswa sebagai tutor, (4) memberikan tugas kepada
mahasiswa dalam bentuk perorangan, (5) mahasiswa mengerjakan tugasnya
masing-masing dalam kelompoknya dan dibantuan oleh tutor sebaya (temannya),
dan (6) hasil kerja dikumpulkan dan ditampilkan di sedan kelas.. (7) Pada akhir
jam perkuliahan dosen melakukan tanya jawab dan menjelaskan kesimpulan dari
kegiatan belajar.
c. Observasi
Kegiatan observasi diarahkan pada 2 sasaran yaitu tutor dan peserta
tutorial. Pengamatan terhadap tutor difokuskan pada 5 aspek observasi yaitu:
penguasaan tutor, kemampuan tutor membantu peserta , keseriusan tutor dalam
membatu peserta , kualitas interaksi dengan peserta , dan kemampuan kontrol
tugas peserta. Selanjutnya pengamatan terhadap peserta tutorial difokuskan pada
5 aspek observasi, yaitu; keingintahuan, keseriusan peserta dalam tutorial,
keterbukaan menerima bantuan, kualitas interaksi dengan tutor, dan ketepatan
waktu penyelesaian tugas
d. Reflesksi
Pada tahap ini dilakukan evalusi berdasarkan data yang diperoleh dari
lembar observasi, wawancara, dan hasil tes tindakan siklus pertama, kemudian
berdasarkan hasil observasi dan analisis hasil evaluasi siklus pertama, maka
127
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
dilakukan refleksi guna mengidentifikasi kelemahan yang terjadi pada saat
tutorial terjadi, kemudian membuat rencana untuk tindakan pada siklus
berikutnya.
SIKLUS 2
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 diulang pada siklus kedua
dengan materi yang berbeda. Materi kuliah pada siklus kedua ini yaitu
merancang kajian pustaka meliputi; membuat rujukan untuk variable bebas dan
variable terikat berdasarkan sumber pustaka yang ditemukan.
Pada siklus kedua dikembangkan tahapan-tahapan yang ada pada siklus
pertama dengan mempertimbangkan hasil refleksi dan hasil evaluasi saklus
pertama, yaitu memprkecil anggota kelompok tutorial. Setiap kelompk hanya
terdiri dari 4 – 5 orang, dan masing-masing satu tutor. Dengan demikian maka
pada siklus kedua ini terjadi penambahan tutor menjadi 6 orang. Pada akhir
siklus ini juga dilakukan pengamatan dan tes untuk mengukur penguasaan materi
kuliah yang telah dipelajari. Hasil yang diperoleh pada saklus kedua
dikumpulkan serta dianalisis. Hasilnya digunakan untuk perencanaan siklus
berikutnya.
SIKLUS 3
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama dan kedua akan
diulang pada siklus ketiga dengan materi yang berbeda. Materi kuliah pada siklus
kedua ini yaitu merancang metode penelitian, meliputi; rancangan penelitian,
populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan
analisis data penelitian
Pada siklus ketiga dikembangkan tahapan-tahapan yang ada pada siklus
sebelumnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi dan hasil evaluasi saklus
sebelumnya, yaitu setiap kelompk hanya terdiri dari 4 – 5 orang, dan masingmasing satu tutor. Dengan demikian maka pada siklus kedua ini terjadi
penambahan tutor menjadi 6 orang. Tutor dibebaskan dari tugas, saehingg
mereka berkonsentrasi pada membantu temannya. Pada akhir siklus ini juga
dilakukan pengamatan dan tes untuk mengukur penguasaan materi kuliah yang
telah dipelajari. Hasil yang diperoleh pada saklus kedua dikumpulkan serta
dianalisis. Hasilnya digunakan untuk penarikan kesimpulan.
4. Cara Pengumpulan Data
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan, ditentukan teknik
pengumpulan data yang berorientasi pada observasi partisipasif (Gantina
Komalasari, dkk. 2011), yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berjalan. Pengambilan data dilakukan dengan
observasi dan tes. Untuk memudahkan dan terkumpulnya data maka peneliti
menggunakan format observasi (unjuk kerja) dan soal-soal ujian sesuai dengan
meteri yang telah dipelajari oleh mahasiswa. Soal tersebut berbentuk tes uraian.
128
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
5. Kriteria Penilaian
Penilaian kinerja tutor dan kegiatan peserta tutorial dinilai dengan
menggunakan criteria sebagai berikut: 1 = Kurang , 2 = Cukup, 3 = Baik, dan 4
= Baik sekali.
Penilaiam hasil belajar peserta tutorial dinilai dengan
mengunakan kriteria sebagai beikut: 26 - 30 = Sangat Baik ( A), 21 – 25 = Baik
(B), 16 – 20 = Cukup (C), 11 – 15 = Kurang (D), dan < 11 = Sangat Kurang (E)
6. Analisis Data
Untuk menganalisa data, peneliti menggumpulkan dan mengolah data
secara kuantitatif dari format observasi dan format penilaian (unjuk kerja) dari
setiap siklus. Untuk mengetahui meningkat hasil belajar sebagai efek dari metode
turorial maka dilakukan perbandingan klasifikasi hasil belajar antara satu siklus
dengan sebelumnya. Hasil peningkatan tersebut kemudian dipersentasekan dan
ditarik kesimpulan.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
a. Siklus 1
Hasil penelitian siklus 1, baik berupa hasil observasi maupun hasil
evaluasi dapat ditampilkan pada tabel 4, 5, dan 6 berikut:
Tabel 4. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap tutor
(siklus1)
No
Aspek observasi terhadap tutor
1
2
3
Penguasaan materi
Kemampuan tutor membantu peserta
Keseriusan tutor dalam membatu
peserta
Kualitas interaksi dengan peserta
Kemampuan kontrol tugas peserta
Jumlah
Persentase
4
5
P-1
3
3
2
Siklus 1
P-2
P-3
3
3
3
3
3
3
Rerata
3,0
3,0
2,67
2
2
12
60
2
2
13
65
2,0
2,0
38
63,33
2
2
13
65
Tabel 5. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap peserta
(siklus1)
No
1
2
3
Aspek observasi terhadap peserta
tutorial
Keingin tahuan
Keseriusan peserta dalam tutorial
Keterbukaan menerima bantuan
P-1
2
3
2
Siklus 1
P-2
P-3
3
3
3
4
2
3
Rerata
2,67
3,33
2,33
129
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
4
5
Kualitas interaksi dengan tutor
Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Jumlah
Persentase skor
2
2
11
55
3
3
14
70
3
3
16
80
2,67
2,67
41
68,33
Tabel 6 Peningkatan klasifikasi hasil belajar (siklus 1)
No.
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
130
Inisial
Peserta
Anh
Muh
Ism
Irs
Moh
Per
And
Nen
Del
Sua
Mer
Sar
Ayu
Rif
Dav
Riz
Hai
Rin
Skor Hasil Belajar
Klasifikasi Siklus I Klasifikasi
S. kurang
20
Cukup
Keterangan
Meningkat
14
Kurang
15
Kurang
Tetap
18
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
20
Cukup
Tetap
16
Cukup
16
Cukup
Tetap
18
Cukup
26
S. tinggi
Meningkat
8
S. kurang
10
S. kurang
Tetap
14
Kurang
18
Cukup
Meningkat
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
18
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
24
Tinggi
Meningkat
10
S. kurang
10
S. kurang
Tetap
8
S. kurang
14
Kurang
Meningkat
6
S. kurang
12
Kurang
Meningkat
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
14
Kurang
22
Tinggi
Meningkat
18
Cukup
18
Cukup
Tetap
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
awal
10
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Ind
Lus
Umu
Dar
Nur
Ria
Hay
Dia
Kha
•
20
Cukup
18
Cukup
Tetap
16
Cukup
24
Tinggi
Meningkat
12
Kurang
14
Kurang
Tetap
16
Cukup
20
Cukung
Tetap
14
Kurang
14
Kurang
Tetap
14
Kurang
18
Cukup
Meningkat
16
Cukup
24
Tinggi
Meningkat
16
Cukup
18
Cukup
Tetap
18
Cukup
18
Cukup
Tetap
b. Siklus 2
Hasil penelitian siklus 2, baik berupa hasil observasi maupun hasil
evaluasi dapat ditampilkan pada tabel 7, 8, dan 9 berikut:
Tabel 7. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap tutor
(siklus2)
No
Aspek observasi terhadap tutor
1
2
3
Penguasaan materi
Kemampuan tutor membantu peserta
Keseriusan tutor dalam membatu
peserta
Kualitas interaksi dengan peserta
Kemampuan kontrol tugas peserta
Jumlah
Persentase skor
4
5
P-1
3
3
3
Siklus 2
P-2
P-3
3
3
3
3
3
4
Rerata
3,00
3,00
3,33
3
3
15
75
3
3
15
75
3,33
3,00
47
78,33
4
3
17
85
Tabel 8. Rerata dan persentase skor hasil observasi terhadap peserta
(siklus2)
No
1
2
3
4
Aspek observasi terhadap peserta
tutorial
Keingin tahuan
Keseriusan peserta dalam tutorial
Keterbukaan menerima bantuan
Kualitas interaksi dengan tutor
P-1
3
3
3
3
Siklus 2
P-2
P-3
3
3
3
4
3
4
3
4
Rerata
3,00
3,33
3,33
3,33
131
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
5
Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Jumlah
Persentase skor
3
15
75
3
15
75
4
19
95
3,33
49
81,67
Tabel 9. Peningkatan klasifikasi hasil belajar (siklus 2)
No.
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
132
Inisial
Peserta
Anh
Muh
Ism
Irs
Moh
Per
And
Nen
Del
Sua
Mer
Sar
Ayu
Rif
Dav
Riz
Hai
Rin
Skor Hasil Belajar
Siklus 1 Klasifikasi Siklus 2 Klasifikasi
20
Cukup
20
Cukup
Keterangan
Tetap
15
Kurang
25
Tinggi
Meningkat
22
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
20
Cukup
23
Tinggi
Meningkat
16
Cukup
16
Cukup
Tetap
26
S. tinggi
27
S. tinggi
Tetap
10
S. kurang
14
Kurang
Meningkat
18
Cukup
20
Cukup
14
Kurang
16
Cukup
Tetap
Meningkat
22
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
24
Tinggi
25
Tinggi
Tetap
10
S. kurang
13
Kurang
Meningkat
14
Kurang
16
Cukup
Meningkat
12
Kurang
12
Kurang
Tetap
14
Kurang
14
Kurang
Tetap
22
Tinggi
22
Tinggi
Tetap
18
Cukup
23
Tinggi
Meningkat
14
Kurang
15
Kurang
Tetap
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Ind
Lus
Umu
Dar
Nur
Ria
Hay
Dia
Kha
•
18
Cukup
23
Tinggi
Meningkat
24
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
14
Kurang
18
Cukup
Meningkat
20
Cukung
20
Cukup
Tetap
14
Kurang
17
Cukup
Meningkat
18
Cukup
20
Cukup
Tetap
24
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
18
Cukup
20
Cukup
Tetap
18
Cukup
19
Cukup
Tetap
c. Siklus 3
Hasil penelitian siklus 3, baik berupa hasil observasi maupun hasil
evaluasi dapat ditampilkan pada tabel 10, 11, dan 12 berikut:
Tabel 10. Persentase skor hasil observasi terhadap tutor
(siklus3)
No
Aspek observasi terhadap tutor
1
2
3
Penguasaan materi
Kemampuan tutor membantu peserta
Keseriusan tutor dalam membatu
peserta
Kualitas interaksi dengan peserta
Kemampuan kontrol tugas peserta
Jumlah
Persentase skor
4
5
P-1
3
3
3
Siklus 3
P-2
P-3
3
3
3
3
3
4
Rerata
3,00
3,00
3,33
3
3
15
75
3
4
16
80
3,33
3,67
49
81,67
4
4
18
90
Tabel 11. Persentase skor hasil observasi terhadap peserta
(siklus 3)
No
1
2
Aspek observasi terhadap peserta
tutorial
Keingin tahuan
Keseriusan peserta dalam tutorial
P-1
3
4
Siklus 3
P-2
P-3
3
3
3
4
Rerata
3,00
3,67
133
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
3
4
5
Keterbukaan menerima bantuan
Kualitas interaksi dengan tutor
Ketepatan waktu penyelesaian tugas
Jumlah
Persentase skor
3
3
3
16
80
4
4
4
18
90
4
4
4
19
95
3,67
3,67
3,67
53
88,33
Tabel 12. Skor hasil tindakan tutorial (siklus 3)
No.
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
134
Inisial
Peserta
Anh
Muh
Ism
Irs
Moh
Per
And
Nen
Del
Sua
Mer
Sar
Ayu
Rif
Dav
Riz
Hai
Rin
Skor Hasil Belajar
Klasifikasi Siklus 3 Klasifikasi
Cukup
24
Tinggi
Keterangan
Meningkat
25
Tinggi
25
Tinggi
Tetap
24
Tinggi
24
Tinggi
Tetap
23
Tinggi
26
S. tinggi
Meningkat
16
Cukup
18
Cukup
Tetap
27
S. tinggi
26
S. tinggi
Tetap
14
Kurang
16
Cukup
Meningkat
20
Cukup
26
S. tinggi
Meningkat
16
Cukup
19
Cukup
Tetap
24
Tinggi
27
S. tinggi
Meningkat
25
Tinggi
25
Tinggi
Tetap
13
Kurang
23
Tinggi
Meningkat
16
Cukup
21
Tinggi
Meningkat
12
Kurang
16
Kurang
Meningkat
14
Kurang
15
Kurang
Tetap
22
Tinggi
22
S. tinggi
Meningkat
23
Tinggi
24
Tinggi
15
Kurang
18
Cukup
Tetap
Meningkat
Siklus 2
20
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Ind
Lus
Umu
Dar
Nur
Ria
Hay
Dia
Kha
•
23
Tinggi
22
Tinggi
Tetap
24
Tinggi
21
Tinggi
Tetap
18
Cukup
25
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
17
Cukup
21
Tinggi
Meningkat
20
Cukup
17
Cukup
Tetap
24
Tinggi
23
Tinggi
Tetap
20
Cukup
22
Tinggi
Meningkat
19
Cukup
21
Tinggi
Meningkat
2. Pembahasan
a. Peserta tutorial pada penelitian ini adalah mahasiswa yang memiki
kemampuan awal di bawah rata-rata kemampuan klasikal pada mata kuliah
Metodologi
Penelitian
Pendidikan.
Adapun
jumlah
peserta
yang
kemampuannya berada di bawah rata-rata kelas adalah sebanyak 27 peserta,
dengan rincian sebagai berikut: 13 atau 48,15 % peserta yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi cukup, 9 atau 33,33 %
peserta yang
memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi kurang, dan 5 atau 18,52 %
peserta yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi sangat kurang.
Keadaan tersebut menggambarkan bahwa ke 27 mahasiswa tersebut perlu
segera dilakukan tindakan layanan untuk membantu meningkatkan hasil
belajarnya agar terhindar dari kegagalan dalam perkuliahan. Itulah menjadi
alasan perlunya dilakukan peneitian ini.
b. Hasil observasi terhadap kegiatan tutor pada siklus 1 menunjukkan bahwa
rerata skor observasi bervariasi dari 2,00 (cukup) sampai dengan 3,00 (baik)
dengan persentase rerata 63,33%. Selanjutnya hasil observasi terhadap
perserta tutorial pada siklus 1 menunjukan bahwa rerata skor observasi
bervasiasi dari 2,33 (lebih dari cukup) sampai dengan 3,33 (lebih dari baik)
dengan persentase rerata sebesar 68,33%. Kedua hal itu memberikan indikasi
135
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
bahwa
ternyata
pelaksanaan
tutorial
belum
maksimal
sebagaimana
diharapkan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penyebab tutor tidak dapat
bekerja maksimal karena jumlah anggota kelompok sebesar 9 orang dinilai
terlalu banyak, membuat tutor menjadi kewalahan dalam memberikan bantuan
tutorial kepada masing-masing peserta tutorial. Selain itu juga kelompok yang
berada pada posisi duduk di bagian kelakang cenderung kurang serius,
Didugan mereka merasa kurang dipantau dan menganggap tugas adalah hanya
latihan biasa saja dan tidak mempengaruhi nilai akhir. Hal tersebut menjadi
salah satu pertimbangan untuk merancang strategi kegiatan tutorial pada
siklus berikutnya.
c. Hasil belajar mahasiswa pada siklus 1 menunjukkan bahwa dari 27 peserta
yang mengikuti kegiatan tutorial, hasilnya menunjukkan bahwa ada 1 atau
3,70 % peserta yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi
sangat
tinggi, ada 6 atau 22,22 % peserta yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi tinggi, ada 10 atau 37, 04 % peserta yang memperoleh hasil belajar
dengan klasifikasi cukup, ada 8 atau 29,63 % peserta yang memperoleh hasil
belajar dengan klasifikasi kurang, dan 2 atau 7,41 % peserta yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi sangat kurang. Hasil siklus 1 menunjukkan
perubahan dalam bentuk peningkatan hasil belajar dari pra tindakan dengan
hasil siklus 1. Pada pra tindakan tidak ada peserta yang memiliki hasil belajar
yang tergolong tinggi dan sangat tinggi. Namun hasil siklus 1 menunjukkan
bahwa ada 1 atau 3,70 % peserta yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi sangat tinggi
dan ada 6 atau 22,22 % peserta yang hasil belajar
dengak klasifikasi tinggi. Pada pra tindakan ada 12 atau 37, 04 % peserta
yang memiliki hasil belajar dengan klasifikasi cukup, namun pada siklus 1
menurun menjadi 10 atau 44,44 % peserta. Selanjutnya pada pra tindakan ada
10 atau 37, 04 % peserta yang memiliki hasil belajar dengan` klasifikasi
kurang, namun hasil siklus 1 menurun manjadi 8 atau 29,63 % peserta.
Berikutnya pada pra tindakan ada 5 atau 18,52 % peserta yang memiliki hasil
be;ajar dengan klasifikasi sangat kurang, namun hasil siklus 1 menurun
menjadi 2 atau 7,41 % peserta. Dengan membandingkan antara skor pra136
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
tindakan dengan skor hasil siklus 1, ternyata ada 12 atau 44,44 % mahasiswa
yang meningkat hasil belajarnya, dan selebihnya 15 atau 55,56 % mahasiswa
yang tidak meningkat hasil belajarnya. Oleh sebab itu maka kegiatan tutorial
dilajutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus 2 dengan mempertimbangan
kelemahan yang terjadi pada siklus 1.
d. Hasil observasi terhadap kegiatan tutor pada siklus 2 menunjukkan bahwa
rerata skor observasi bervariasi dari 3,00 (cukup) sampai dengan 3,33 (lebih
dari baik) dengan persentase rerata 78,33%. Selanjutnya hasil observasi
terhadap perserta tutorial pada siklus 2 menunjukan variasi dari 3,00 (cukup)
sampai dengan 3,33 (lebih dari baik) dengan persentase rerata sebesar
81,67%. Kedua hal itu memberikan indikasi bahwa ternyata pelaksanaan
tutorial sudah terjadi peningkatan dari siklus 1, namun belum maksimal
sebagaimana diharapkan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penyebab tutor
tidak dapat bekerja maksimal karena tutor selain membatu untuk memberikan
tutorial kepada temannya juga masih terbebani dengan tugas individu yang
harus juga akan diselesaikan bersama dengan temannya. Akibatnya tutor
menjadi kewalahan dalam memberikan bantuan kepada masing-masing
peserta tutorial. Selain itu juga masing-masing kelompok masih harus
dikontrol keseriusannya dalam mengerjakan tugas. Hal tersebut menjadi salah
satu pertimbangan untuk merancang strategi kegiatan tutorial pada siklus
berikutnya.
c. Hasil belajar mahasiswa pada siklus 2 menunjukkan bahwa dari 27 mahasiswa
yang mengikuti kegiatan tutorial pada siklus 2, ternyata hasil menunjukkan
bahwa ada 1 atau 3,70 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi sangat tinggi, ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi tinggi, ada 11 atau 40,74 % mahasiswa yang
memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi cukup, ada 5 atau 18,52 %
mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi kurang, dan
tidak ada atau 0 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan
klasifikasi sangat kurang. Hasil siklus 2 menunjukkan perubahan dalam
bentuk peningkatan hasil belajar statistik pendidikan 1 dari 6 atau 22,22 %
137
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
•
mahasiswa yang hasil belajarnya tergolong tinggi pada siklus 1 meningkat
menjadi 8 atau 29,63 % mahasiswa pada siklus 2.. Mahasiswa yang hasil
belajarnya tergolong kurang menurun jumlahnya dari 8 atau 29,63 %
mahasiswa pada silkus 1 menurun jumlahnya mejadi
7 atau 25,93 %
mahasiswa pada siklus 2. Sedangkan mahasiswa yang hasil belajarnya
tergolong klasifikasi sangat kurang menurun jumlahnya dari 2 atau 7,41 %
mahasiswa pada siklus 1 menjadi 1 atau 3,70 %. Mahasiswa yang siklus 2.
Dengan membandingkan antara skor skor hasil siklus 1 dengan skor hasil
siklus 2, ternyata ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang meningkat hasil
belajarnya, dan selebihnya 17 atau 62,96 % mahasiswa yang tidak meningkat
hasil belajarnya. Oleh sebab itu maka kegiatan tutorial dilajutkan ke siklus
berikutnya yaitu siklus 3 dengan mempertimbangan kelemahan yang terjadi
pada siklus 2
6. Hasil observasi terhadap kegiatan tutor pada siklus 3 menunjukkan bahwa
rerata skor observasi bervariasi dari 3,00 (cukup) sampai dengan 3,67 (lebih
dari baik) dengan persentase rerata 81,67%. Selanjutnya hasil observasi
terhadap perserta tutorial pada siklus 3 menunjukan variasi dari 3,00 (cukup)
sampai dengan 3,33 (lebih dari baik) dengan persentase rerata sebesar 88,33
%. Kedua hal itu memberikan indikasi bahwa ternyata pelaksanaan tutorial
sudah terjadi peningkatan dari siklus 3, namun belum maksimal sebagaimana
diharapkan. Hasil refleksi menunjukkan bahwa penyebab tutor tidak dapat
bekerja maksimal karena tutor masih ada juga yang ragu atas kemampuannya
untuk memberikan bantuan tutorial pada temannya.
Selain itu ada
kecenderungan bebrapa peserta yang memang betul-betul memiliki kelemahan
dalam mempelajari materi kuliah statistik karena bakat berhitungnya yang
memang lemah. Walaupun sebenarnya penelitian ini dapat dilajutkan ke siklus
berikutnya lagi namun peneltian menetapkan untuk menghentikan penelitian
ini sampai pada siklus 3. Hasil penelitian ini akan menjadi laporan
pertanggungjawaban penelitian.
7. Hasil belajar mahasiswa pada siklus 3 menunjukkan bahwa dari 27 mahasiswa
yang mengikuti kegiatan tutorial, ternyata hasil menunjukkan bahwa ada 1
138
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
atau 3,70 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi
sangat tinggi, ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang memperoleh hasil belajar
dengan klasifikasi tinggi, ada 11 atau 40,74 % mahasiswa yang memperoleh
hasil belajar dengan klasifikasi cukup, ada 5 atau 18,52 % mahasiswa yang
memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi kurang, dan tidak ada atau 0 %
mahasiswa yang memperoleh hasil belajar dengan klasifikasi sangat kurang.
Hasil siklus 3 menunjukkan perubahan dalam bentuk peningkatan hasil belajar
statistik pndidikan 1. Peningkat tersebut terjadi pada jumlah mahasiswa yang
hasil belajarnya tergolong sangat tinggi meningkat dari 1 atau 3,70 %
mahasiswa pada siklus 2 menjadi 3 atau 11,11 % mahasiswa pada siklus 3.
Mahasiswa yang hasil belajarnya tergolong tinggi meningakat dari 8 atau
29,63 % mahasiswa pada siklus 2 menjadi 15 atau 55,56 % mahasiswa pada
siklus 3. Mahasiswa yang hasil belajarnya tergolong cukup menurun
jumlahnya dari 10 atau 37,04 % mahasiswa pada siklus 2 menurun menjadi 5
atau 18,52 % mahasiswa pada siklus 3. Mahasiswa yang hasil belajarnya
tergolong kurang, menurun jumlahnya dari 7 atan 25,93 % mahasiswa pada
siklus 2 menjadi 1 atau 3,70 % mahasiwa pada siklus 3. Dengan
membandingkan antara skor skor hasil siklus 1 dengan skor hasil siklus 2,
ternyata ada 10 atau 37,04 % mahasiswa yang meningkat hasil belajarnya,
dan selebihnya 17 atau 62,96 % mahasiswa yang tidak meningkat hasil
belajarnya. Karena kegiatan perkulihan ini sudah berakhir dan materi statistik
pendidikan 1 sudah selesai dibahas, maka tindakan turorial sebagai kegiatan
rangkaian penelitian ini di hentikan sampai di sini. Sehingga pekerjaan
selanjutnya adalah melaporkan hasilnya.
V. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah dan pengujian atau penjelasan hipotesis
tindakan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka pada bagian akhir
tulisan ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
139
•
Muh. Mansur Thalib, Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar….
a. Penggunaan tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Metodologi Peneitian Pendidikan.
Indikator utama adalah terjadinya peningkatan jumlah persentase mahasiswa
yang meningkat hasil belajarnya yaitu sebesar 44,44 % mahasiswa pada
siklus 1, 37,04 % mahasiswa pada siklus 2 dan 48,15 % mahasiswa pada
siklus 3.
b. Pembentukan kelompok tutor sebaya lebih efektif pada bentuk kelompok
kecil yaitu 4-5 orang mahasiswa dan dilayani oleh seorang tutor sebaya.
c. Langkah efektif dalam tutorial adalah dengan diawali dengan melakukan
pembelajaran klasikal dan tanya jawab, kemudian dilajutkan dengan tugas
yang dilaksanakan dalam bentuk tutorial sebaya.
2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan ;
a Metode tutor sebaya ini sebaiknya dicobakan oleh dose-dosen lain pada mata
kuliah yang diampuh dan memiliki materi berlatih atau berpraktek pada
mahasiswa.
b.Diharapkan ada medifikasi lain dari metode tutor sebaya yang diterapkan pada
peneltian ini agar terjadi pengembangan.
c.Kepada pimpinan FKIP Untad, agar dapat senantiasa mengupayakan adanya
fasilitas biaya untuk melaksanakan penelitian serupa pada penelitian lainnya.
Daftra Pustaka
Gantina Komalasari, dkk. 2011. Asesmen Teknik Non Tes dalam Perspektif BK
Komprehensif. Jakarta: PT Indeks
Hamzah B. Uno. 2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Kasihani Kasbolah E.S. 1990. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
Martinis Yamin, 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press
Muh. Mansyur Thalib. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan (Bahan Ajar).
Palu: Untad Press
140
Tri Sentra Jurnal Ilmu Pendidikan Vol.2 Edisi 4 Juli-Desember 2013
•
Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Stephen Isaac. 1994. Handbook In Research and Evaluation. San Diego, California:
EdITS Publisher.
Suhardjono, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
141