Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana Siswa Kelas III SDN Inpres Labangun Kecamatan Buko Selatan | Maleso | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4055 12992 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Kemampuan
Menulis Paragraf Sederhana Siswa Kelas III SDN Inpres
Labangun Kecamatan Buko Selatan
Alprince Maleso, Syamsuddin, dan Pratama Bayu Santosa
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis paragraf sederhana pada siswa kelas
III SDN Inpres Labangun. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam menulis paragraf sederhana. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis
melakukan penelitian tindakan kelas melalui media gambar. Jumlah siswa dalam
penelitian ini yaitu 15 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Data yang
digunakan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis, data kuantitatif diperoleh dari tes
hasil belajar siswa dan data kualitatif dari aktivitas guru dan siswa yang diperoleh
dari hasil observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas III
SDN Inpres Labangun pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kemampuan
menulis paragraf dapat meningkat di mana pada siklus I sebesar 66,7% menjadi

93,3% pada siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa media gambar
apabila diterapkan dengan baik dan benar dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis paragraf.
Kata Kunci: Kemampuan Menulis Paragraf, Media Gambar
I. PENDAHULUAN
Semua kegiatan dalam masyarakat tidak terlepas dari bahasa. Semua orang
menyadari

bahwa

interaksi

sesama

manusia

memerlukan

bahasa


untuk

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat berekspresi, menyampaikan pesan,
ide, gagasan, atau pendapat. Tidak berlebihan apabila kita mengatakan bahwa
berbahasa merupakan bagian dari kehidupan.
Dalam kehidupan berbahasa kita mengenal empat kemampuan berbahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling menunjang. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa biasanya kita melalui hubungan urutan teratur mula-mula pada waktu kecil

65

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca
dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum masuk sekolah. Keempat
keterampilan itu pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal"
(Tarigan, 1985: 1). Setiap keterampilan berbahasa erat hubungannya dengan prosesproses yang mendasari bahasa. Bahasa mencerminkan pikiran seseorang. Semakin
terampil berbahasa akan semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Untuk memperoleh
keterampilan itu, kita perlu memperbanyak latihan, karena hanya melalui latihan,

keterampilan itu dapat diperoleh. Melatih keterampilan berbahasa sama dengan
melatih keterampilan berpikir.
Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, kita melalui suatu hubungan
tahapan yang teratur pada masa pra sekolah. Biasanya anak sudah mulai belajar
menyimak dan berbicara, ketika memasuki usia sekolah anak mulai membaca dan
menulis (Tarigan, 1981: 1).
Bahasa tulis memiliki kelebihan terutama untuk hal-hal yang bersifat ilmiah.
Pembuatan makalah, skripsi, dan karya ilmiah lainnya tidak akan terlepas dari
penggunaan bahasa tulis. Untuk itu, keterampilan menulis sering dijadikan objek
penelitian. Hal ini tidak berarti mengabaikan keterampilan berbahasa yang lainnya.
Melalui tulisan kita dapat memperoleh gambaran keleluasaan wawasan dan
kemampuan seseorang dalam disiplin ilmu tertentu, baik dalam bidang ilmu bahasa
maupun ilmu lainnya.
Mengingat pentingnya keterampilan menulis dalam kehidupan masyarakat,
maka tidak heran jika pakar-pakar bahasa melalui kurikulum yang mereka susun
menggiring siswa agar menguasai bidang tersebut. Hal ini terlihat dalam rumusan
tujuan pengajaran Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan pengajaran menulis
(Kurikulum KTSP Tahun 2006), yakni siswa memiliki kemampuan berbahasa
Indonesia yang dapat digunakan untuk menulis. Tujuan ini dijabarkan untuk setiap
jenjang pendidikan. Jelaslah bahwa dalam tujuan tersebut diharapkan siswa dapat

menyampaikan ide atau pesan melalui tulisan.

66

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Kemampuan keterampilan menulis untuk kelas III Sekolah Dasar, seperti
tuntutan kurikulum; tidak hanya mereka terampil membuat kalimat yang runtut dan
mudah dipahami tapi siswa kelas III SD juga dituntut dapat menyusun beberapa
kalimat sehingga membentuk satu paragraf.
Berdasarkan pengamatan peneliti pada siswa kelas III di SDN Inpres
Labangun pada umumnya siswa belum mampu menulis dengan baik, terutama dalam
menulis paragraf, penyebabnya karena siswa masih banyak yang belum pintar
membaca dan menulis terutama penguasaan kosakata. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian, dimana dalam observasi awal menunjukkan
keterampilan menulis paragraf sederhana di kelas III SDN Inpres Labangun masih
sangat kurang dan belum memuaskan dengan rata-rata nilai di bawah nilai ketuntasan
yang ditetapkan yaitu 70.
Dalam hal ini, peran guru sangat penting. Seorang guru bukan hanya harus
menguasai materi ajar tetapi juga harus memiliki dan menguasai teknik-teknik

pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik, seorang guru harus
memperhatikan karakteristik anak dan berbagai teori belajar yang dikemukakan oleh
para ahli, serta penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi ajar sehingga dapat
tercipta proses pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien. Menurut Wijaya dan
Rusyan (1994: 37) media berperan sebagai perangsang belajar dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih
tujuan-tujuan belajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba memperbaiki pembelajaran dengan
menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf
sederhana di kelas III SDN Inpres Labangun.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK), dengan ciri
utamanya adalah adanya tindakan yang berulang dan direncanakan dua siklus.

67

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Tujuannya untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini

direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap yang meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3)
tahap evaluasi/observasi, dan 4)tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan
yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005; 30)
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Inpres Labangun Kecamatan Buko Selatan
Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari
sampai bulan Februari tahun 2014. Analisis data dilakukan sesudah pengumpulan
data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2)
menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan (Arikunto, 1997:34).
1) Mereduksi data
Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan
menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal
pengumpulan data sampai dengan penyusunan laporan penelitian.
2) Penyajian data
Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana sehingga
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

68


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
3) Verifikasi Data/Penyimpulan
Setelah data disusun ke dalam bentuk tabel dilakukan, data diverifikasi dan
penyimpulan dengan teknik prosentase dan konfirmasi dengan kriteria penilaian.
Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data dari hasil tes,
data kuantitatif dari hasil prosentase keberhasilan anak dalam menyelesaikan
tugas individual, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :
1)

Tuntas Belajar Individu

Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan rumus
sebagai berikut :
DSI =

S

y


w

x 100 % (Arikunto, 1997:34).

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika prosentase daya serap
individu sekurang-kurangnya 70 persen.
2) Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi
sampel dalam penelitian ini sebagai berikut:
KBK =

J

J

w y

w


y

x 100 % (Arikunto, 1997:34).

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 persen siswa telah
tuntas secara individual
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas adalah apabila hasil data yang

diperoleh telah menunjukkan hasil belajar siswa kelas III Inpres Labangun selama
kegiatan pembelajaran. Minimal 70 persen dan ketuntasan belajar klasikal minimal
80 persen dari jumlah siswa yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang diberlakukan di SDN Inpres Labangun.

69

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Hasil observasi diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap guru (objek)

di dalam kelas, yang disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Observasi Guru
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indikator yang diamati
Skor
Menyampaikan tujuan pembelajaran
4
Memotivasi siswa
4
Menjelaskan materi pelajaran dan menyampaikan materi
4
tentang menulis paragraf sederhana
Membagikan LKS dan siswa mengisi dan membimbing

3
siswa.
Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa.
4
Memberikan penghargaan kepada siswa baik upaya
3
maupun hasil belajar individu dan kelompok.
Jumlah skor nilai indikator
22
Jumlah skor maksimal
24
Prosentase nilai rata-rata
91,7
Dari data lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus

I, hasil analisis aktivitas guru menunjukkan prosentase nilai rata-rata (NR) sebesar 91,
7% dan berada dalam kategori sangat baik.
Data hasil observasi diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap
siswa di dalam kelas, dimana dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Observasi Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Indikator yang diamati
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru.
Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Siswa mengajukan pertanyaan
Siswa belajar dalam kelompok
Siswa mengerjakan LKS
Siswa menjawab tugas yang diberikan oleh guru
Siswa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang lebih
baik dan menerima penghargaan dari guru baik secara

Skor
4
4
4
4
3
4
3
3

70

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
individu maupun kelompok
Jumlah skor nilai indikator
Jumlah skor maksimal
Prosentase nilai rata-rata

29
32
90,6

Dari data lembar observasi 2 di atas, setelah observasi kegiatan siswa pada
siklus I diperoleh nilai rata-rata 90,6 atau berada dalam kategori baik.
Setelah melakukan pembelajaran menggunakan media gambar dengan
memberikan tes evaluasi di akhir siklus I, maka data hasil belajar kognitif siswa dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil belajar kognitif siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14
15.

Nama Siswa
Fre
Alp
Abi
Sak
Vir
Ulf
Mon
Maw
Adi
Ari
Lao
Fau
Zul
Anj
Riv
Jumlah Perolehan
Jumlah Keseluruhan
Nilai rata-rata
Prosentase ketuntasan klasikal

Nilai
70
65
75
65
60
70
70
75
75
75
70
65
70
60
70
1035
1500
69
66,7

Predikat
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
10

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III SDN
Inpres Labangun sudah menunjukkan hasil yang baik (69%). Siswa yang tuntas ada
10 orang sehingga ketuntasan klasikal mencapai 66,7%, artinya belum mencapai
kategori tuntas yaitu 80 persen, sehingga masih perlu diperbaiki.

71

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Siklus I yang dilaksanakan dalam pertemuan pertama diperoleh beberapa hal
yang menjadi bahan refleksi untuk dapat melanjutkan penelitian ke siklus II. Hasil
refleksi tersebut adalah interaksi antar siswa dalam kelompok dalam mengerjakan
LKS masih kurang. Hal ini disebabkan, siswa tidak biasa menerima siswa lain dalam
kelompoknya. Mereka biasanya dalam membentuk kelompok belajar cenderung
memilih temannya yang lebih dekat. Ada beberapa siswa di dalam satu kelompok
yang tidak aktif bekerjasama menyelesaikan LKS karena ia mengharapkan teman
kelompoknya yang lain untuk mengerjakan efektifnya masih kurang . Penggunaan
LKS sebagai sarana belajar. Ini terlihat dari jawaban siswa pada tes siklus I, dimana
beberapa item soal yang diujikan diangkat dari tes pada LKS dan kebanyakan siswa
menjawab salah. Siswa masih tidak disiplin dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari
sejumlah siswa pada pelajaran saat pelajaran berlangsung masih ada yang
belajar/mengerjakan pelajaran lain, keluar masuk kelas dan mengganggu temannya.
Ada juga siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas. Dalam hal menjawab pertanyaan
ataupun bertanya, siswa malu selalu menunggu jawaban dari teman yang berada di
dekatnya dan bekerja sama pada saat pelaksanaan tes mereka tidak bersungguhsungguh dalam menjawab soal dari tes siklus I. Ini disebabkan karena siswa tidak
percaya diri dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Selain itu, siswa juga selalu
mengharapkan remedial untuk perbaikan nilai. Dari hasil tes belajar pada siklus I,
prosentase siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 69 persen masih rendah dari
indikator keberhasilan yaitu 80 persen.
Siklus II
Data hasil observasi melalui pengamatan terhadap guru (peneliti) di dalam
kelas, dimana dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Observasi Guru
No

Indikator yang diamati

Skor

1.
2.
3.

Menyampaikan tujuan pembelajaran
Memotivasi siswa
Menjelaskan materi pelajaran dan menyampaikan materi

4
4
4

72

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

4.
5.
6.
7.

tentang menulis paragraf sederhana
Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
Menggunakan media alat peraga.
Memberikan evaluasi kepada seluruh siswa.
Kejelasan dan menyampaikan konsep
Jumlah skor nilai indikator
Jumlah skor maksimal
Prosentase nilai rata-rata

4
4
4
4
24
24
100

Hasil analisis aktivitas guru diperoleh secara umum dan hasil observasi siklus
II meningkat dan berada dalam kategori baik. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar didapatkan nilai dari lembar observasi di akhir siklus I
dan II. Dari data lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus II
hasil analisis aktivitas guru diperoleh prosentase nilai rata-rata (nr) sebesar 100% dan
berada dalam kategori sangat baik.
Data hasil observasi yang diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap
siswa di dalam kelas, dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Observasi Siswa
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8

Indikator yang diamati
Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru.
Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan guru.
Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
Siswa mengajukan pertanyaan.
Siswa belajar dalam kelompok.
Siswa memperhatikan media gambar.
Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru
Siswa berusaha untuk memperoleh hasil belajar yang lebih
baik dan menerima penghargaan dari guru baik secara
individu maupun kelompok.
Jumlah skor nilai indikator
Jumlah skor maksimal
Prosentase nilai rata-rata

Skor
4
4
4
4
4
4
4
4

32
32
100

Dari data lembar observasi pada tabel 5 di atas, setelah di analisis observasi
kegiatan siswa pada siklus II diperoleh prosentase nilai rata-rata sebesar 100 persen

73

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
atau berada dalam kategori sangat baik. Dari hasil ini dapat dilihat dengan jelas
peningkatan yang baik, yang menunjukkan bahwa minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran sudah baik.
Setelah melakukan pembelajaran menggunakan media gambar dengan
memberikan tes evaluasi di akhir siklus II, maka data hasil belajar kognitif siswa
dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Evaluasi Akhir Siklus II
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Nama Siswa
Fre
Alp
Abi
Sak
Vir
Ulf
Mon
Maw
Adi
Ari
Lao
Fau
Zul
Anj
Riv
Jumlah Perolehan
Jumlah Keseluruhan
Nilai rata-rata
Prosentase Ketuntasan Klasikal

Nilai
95
75
75
70
80
75
65
80
80
80
85
70
85
70
85
1370
1500
91,3
93,3

Predikat
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
14

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III SDN
Inpres Labangun sudah membaik (91,3%). Siswa yang tuntas ada 14 orang sehingga
ketuntasan klasikal mencapai 93,3 persen artinya sudah melampaui kategori tuntas
yaitu 80 persen.
Pelaksanaan tindakan sebagai perbaikan dari pelaksanaan siklus I memberikan
dampak positif terhadap aktivitas siswa. Secara umum hasilnya semakin sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam tes akhir siklus II, siswa bersemangat mengerjakan

74

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
soal dan tidak lagi mengharap dari teman ataupun mengharap akan ada remedial
karena mereka sudah terlatih mengerjakan soal-soal pada setiap pertemuan. Hasil tes
siswa menunjukkan prosentase siswa yang dinyatakan lulus 93,3 persen, yang sudah
memenuhi standar.
Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
siswa kelas III yang diajar dengan memanfaatkan media gambar. Pernyataan ini
didukung oleh hasil analisis data secara deskriptif, hasil belajar siswa kelas III
SDN Inpres Labangun untuk siklus I berada pada kategori baik, dengan melihat
bahwa jumlah siswa tuntas 10 siswa dari 15 (66,7%). Sedangkan pada siklus II
jumlah siswa berada pada kategori baik sekali dengan jumlah siswa yang tuntas 14
orang dari 15 siswa (93,3%). Apabila nilai rata-rata dibandingkan dengan tabel
pedoman pengkategorian hasil belajar, maka hasil belajar untuk siklus I maupun
siklus II berada pada kategori baik. Meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan
karena penggunaan media gambar, sehingga siswa lebih bersemangat dan bergairah
dalam menerima pelajaran. Gambar mampu mengarahkan kepada suatu persepsi yang
berbeda atau memberi gambaran sesuatu yang nyata, sehingga mampu mengantar
imajinasi siswa kepada suatu proses sesungguhnya terjadi.
Berdasarkan deskripsi data informasi yang diperoleh dari kegiatan awal
pembelajaran dengan media gambar hingga akhirnya tindakan yang terdiri atas dua
siklus, yakni siklus I, hasil observasi dan hasil evaluasi lewat tes hasilnya belum
menggembirakan. Hal ini dapat berarti hasilnya belum selesai dengan ketentuan yang
menjadi kesepakatan bersama antara guru peneliti dan teman sejawat dalam
rancangan semula. Berhubung hasil masih sangat rendah, maka tindakan kedua harus
dilaksanakan pada (siklus II).
Pelaksanaan proses pembelajaran dalam siklus II, sama seperti pada siklus I.
Namun perhatian sangat difokuskan pada pembelajaran menggunakan media gambar.
Murid dilatih, diberi tugas baik lisan pun secara tertulis melalui contoh-contoh yang
sederhana.
75

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf, yang
dapat dilihat dengan meningkatnya hasil belajar kelas III SDN Inpres Labangun
Kecamatan Buko Selatan, dengan daya serap klasikal pada siklus I 66,7 menjadi 93,3
pada siklus II.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, guru peneliti mengemukakan saran-saran
sebagai berikut:
Kemampuan belajar yang telah dicapai oleh murid kelas III SDN Inpres Labangun
dalam pelajaran dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi.
Guru berusaha membantu memudahkan pemahaman murid terhadap materi
pembelajaran yang disajikan di kelas dengan memilih dan menerapkan metode yang
tepat agar dapat menciptakan suasana belajar yang baik dan lancar. Disamping itu,
dengan menerapkan strategi/ metode pembelajaran yang baik murid akan berminat
belajar.
Masalah yang dihadapi dalam pengajaran dari pendidikan pada umumnya harus
segera dicarikan solusinya agar tidak berkepanjangan.
Bagi pihak sekolah, hendaknya dapat melengkapi fasilitas dan sarana perpustakaan
dan memfungsikan kembali fasilitas belajar yang ada di sekolah, sehingga
pengetahuan peserta didik akan membaik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani.2004. Media Pengajaran. Jakarta: Pustaka Utama. Grafindo
Akhadiah dkk. 1991. Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di Kelas II SD
Negeri Ngaglik Sardonoharjo Dengan Menggunakan Pendekatan Proses dan
Media Gambar. Jurnal Penelitian dan Evaluasi. 2003. Nomor 6 tahun V.
128-140.
Arief S Sadirman. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta:
UNS Press.

76

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X
Azhar Arsyad. 2009. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Briggs. 1970. Pendidikan llmu sosial. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2005. Didaktik / Metode Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Dwi Rianarwati. 2006. Komposisi Praktis. Yogyakarta: PT. Hanindita
Gagne. 1970. Psikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit Citra Aditya Bhakti.
Keraf. 1997. Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta.
Marwoto. 1985.Peningkatan Ketrampilam Menulis Deskripsi dengan Menggunakan
Media Gambar Ilustrasi pada Siswa Kelas X TKR 2 SMK Muhammadiyah 1
Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Muhibbin Syah.2004. Psikologi Pendidikan. Cet. III, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasucha, Yakub Drs. dkk. 2011. Bahasa Indonesia: untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Rahadi, Ansto. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta :DikjenDiktiDepdikbud
Sadiman, Arief S. 2011. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Santiyasa, I Wayan, 2007, Landasan Konseptual Media Pembelajaran” (Makalah
Disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-Guru SMA Negeri
Banjar.
Sudjana. 2007. Media Pengajaran. Jakarta :SinarBaruAlgensindo
Suharsimi Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Tarigan. 1985. Pengenalan Media Pembelajara (Bahan ajar untuk Diklat E-Training
PPTK TK dan PLB.
Wiyanto. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

77

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10
ISSN 2354-614X

1