35. TIFA Tips Menyusun Proposal

TIPS MENYUSUN PROPOSAL
Banyaknya proposal yang diterima, mengakibatkan kompetisi sangat tinggi dan seleksi yang
semakin ketat. Salah satu cara menghindari hal tersebut adalah dengan mengirimkan proposal
yang berkualitas, dengan gagasan yang orisinil. Berdasarkan pengalaman Tifa, berikut ini adalah
kesalahan umum yang sangat sering terjadi sehingga proposal tidak masuk dalam proses seleksi
proposal Yayasan Tifa:
1. Tema Sangat Luas
Proposal dengan tema yang luas tidak mampu menunjukkan fokus isu yang akan
dikerjakan. Jauh lebih baik mengambil tema yang fokus dengan penjelasan yang
kontekstual dan mampu menggambarkan posisi tema tersebut dalam kerangka kerja
yang lebih makro.

2. Indikator keberhasilan tidak terukur
Proposal harus mampu menunjukkan bagaimana sukses atau keberhasilan dapat
diukur. Karenanya menunjukkan indikator keberhasilan yang SMART (spesific,
measurable, achievable, relevant and time-bond) adalah sebuah keharusan.

3. Kegiatan yang hanya satu kali
Kegiatan yang hanya satu kali (one short event), tanpa bisa menjelaskan kaitannya
dengan kegiatan lain, serta tindak lanjut yang pasti, cenderung untuk tidak
memperlihatkan potensi outcome dan dampak yang lebih luas.


4. Penulisan yang kurang tepat
a. Proposal terlalu panjang atau terlalu pendek
Proposal yang terlalu panjang lebar tidak selalu dianggap yang terbaik. Sebaliknya,
proposal yang terlalu pendek dan kurang memberi penjelasan juga merupakan proposal
yang tidak memenuhi syarat. Yang terpenting adalah proposal mampu mengidentifikasi
persoalan secara jeli, dan mengemukakan intervensi secara tepat. Proposal juga harus
mampu menunjukan relevansi program dengan misi dan visi Tifa.
b. Bahasa tepat guna
Hindari bahasa yang terlalu berbunga-bunga. Pakai bahasa yang sewajarnya,
menunjukkan fakta yang ada dan tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan (jump to
conclusion).
c. Informasi berlebihan
Informasi yang berlebihan dalam proposal belum tentu mendapat perhatian lebih. Lebih
baik menunjukkan informasi yang proporsional, dan menggambarkan kompetensi
pengaju dalam program dimaksud. Proposal yang fokus, didukung data kuat, dengan
bahasa yang jernih, dapat mengundang perhatian. Jika proposal dianggap menarik, Tifa
akan meminta informasi tambahan, jika diperlukan.
d. Ambisius
Banyaknya kegiatan dalam satu program dengan penjadwalan sangat pendek adalah

contoh proposal yang ambisius. Proposal sebaiknya memberi gambaran yang realistis
dari segi kemampuan organisasi melakukan program dengan target yang ingin dicapai
dalam kurun waktu yang tepat.