Penerapan Analisis Komponen Utama Dalam Penentuan Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus : SMA Negeri 1 Medan)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Menurut Lyle E.Bourne,JR.,Bruce R.Ekstrand
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang diakibatkan
oleh pengalaman dan latihan.
b. Menurut Clifford T. Morgan
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan
hasil pengalaman yang lalu.
c. Menurut Dr.Mustafa Fahmi
Belajar adalah ungkapan yang menunjuk aktivitas yang menghasilkan
perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman.
d. Menurut Guilford
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan.


Jadi dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif
tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001).

2.2

Ciri-Ciri Belajar

Berdasarkan pengertian belajar sebelumnya, maka pada hakikatnya belajar
mengarah kepada perubahan tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu karena
pengalamannya yang berulang-ulang dan perubahan tingkah laku tersebut tidak
dapat dijelaskan atas dasar kecendrungan-kecendrungan respon bawaan,

Universitas Sumatera Utara

kematangan, atau keadaan temporer dari seseorang (misalnya : keletihan, dan
sebagainya)
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu (Hamalik, 2010) :
a. Perubahan terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Kemampuan tersebut meliputi :
a. Kemampuan kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu : pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi
b. Kemampuan afektif terdiri dari lima jenis perilaku yaitu : penerimaan,
partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi dan pembentukan
pola hidup
c. Kemampuan psikomotrik terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu : persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan belajar jika terjadi
perubahan secara sadar, sengaja, usaha, bersifat kontiniu, fungsional, positif dan
aktif, serta mempunyai tujuan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati & Mudjiono, 2006).


2.3

Pengertian Prestasi Belajar

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang
akan menjadi tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan
kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Evaluasi hasil belajar adalah

Universitas Sumatera Utara

keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan
untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan, hasil belajar tersebut dapat berupa prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah hasil penilaian, hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat dan dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh sikap atau tingkah laku siswa
(Hamalik, 2009).

2.4


Variabel-variabel yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berikut ini merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa di SMA Negeri 1 Medan.

X1 = Bakat
Bakat adalah benih dari suatu sifat yang baru akan tampak nyata jika ia
mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang Seorang siswa
yang berbakat adalah mereka yang istimewa dalam kemampuan berpikir,
mengolah permasalahan yang abstrak, membuat generalisasi atas fakta-fakta
yang ada, memakai makna dan hubungan antara segala sesuatu dan memiliki
keahlian-keahlian dalam bidang tertentu. Keahlian-keahlian tersebut bisa
dalam satu bidang, dua bidang atau beberapa bidang (Poerbakawatja, 2004).

X2 = Minat
Minat adalah sesuatu yang timbul karena keinginan sendiri tanpa adanya
paksaan dari orang lain atau kecendrungan jiwa seseorang kepada sesuatu.
Minat meliputi partisipasi, pengalaman, keinginan, kebutuhan, kebiasaan pada
waktu belajar atau bekerja. Apabila siswa memiliki minat pada satu pelajaran

tertentu biasanya cendrung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan
perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik
bagi prestasi siswa.

Universitas Sumatera Utara

X3 = Motivasi siswa
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental
tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Dan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya belajar disebut sebagai motivasi, yaitu dorongan
mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk
perilaku belajar (Dimyati & Mudjiono, 2006).

Pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah sebagai berikut :
a. Mendororng timbulnya tingkah laku atau perbuatan, artinya tanpa motivasi
tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku

seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya
suatu pekerjaan (Oemar Hamalik, 2009).

X4 = Motivasi Orang tua
Pengaruh yang paling utama bagi kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
seseorang adalah keluarga, karena keluarga merupakan orang terdekat bagi
seorang anak. Banyak sekali kesempatan dan waktu bagi seorang anak untuk
bertemu dan berinteraksi dengan keluarga. Hubungan yang baik antara orang
tua dengan anak cendrung memberi stimulus dan respon yang baik. Salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap prestasi siswa adalah adanya motivasi dari
orang tua sebagai pendorong bagi siswa untuk lebih giat dalam belajar
sehingga akan memperoleh prestasi yang optimal.

X5 = Fasilitas belajar dirumah
Penyediaan fasilitas belajar di rumah oleh orang tua merupakan faktor
eksternal yang juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Fasilitas belajar
yang lengkap dan tepat akan memudahkan siswa dalam menerima dan
menguasai pelajaran, siswa yang memiliki fasilitas belajar yang memadai,

Universitas Sumatera Utara


akan mendukung hasil belajar dan termotivasi serta berminat untuk belajar di
rumah dan hasil belajar yang di harapkan akan tercapai dengan baik. Fasilitas
belajar yang dibutuhkan siswa di rumah diantaranya ruang belajar yang
kondusif yang dilengkapi dengan meja, kursi, penerangan, alat-alat tulis dan
sebagainya. Belajar membutuhkan fasilitas pendukung, baik di sekolah
maupun di rumah dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal.

X6 = Kualitas Pengajaran Guru
Upaya guru memberikan pengajaran kepada siswa adalah usaha guru dalam
mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan
materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi
hasil belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya
keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak
tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa jadi melemah atau
hilang (Dimyati & Mudjiono, 2006)

X7 = Fasilitas Sekolah
Salah satu faktor pendukung terjadinya kegiatan belajar mengajar di sekolah
adalah tersedianya fasilitas di sekolah, karena fasilitas yang digunakan oleh

guru pada waktu mengajar digunakan pula oleh siswa untuk menerima bahan
yang diajarkan, salah satu bentuk fasilitas tersebut adalah alat-alat pelajaran
yang lengkap dan tepat sehingga dapat memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran
dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

X8 = Ekstrakulikuler
Siswa adalah suatu organisme hidup dan memiliki banyak kemungkinan atau
potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa
terdapat prinsip aktif yaitu keinginan berbuat dan bekerja sendiri, prinsip aktif
mengendalikan tingkah lakunya. Lembaga pendidikan yaitu sekolah perlu
mengarahkan tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan.
Potensi yang hidup perlu mendapat kesempatan berkembang ke arah tujuan

Universitas Sumatera Utara

tertentu. Salah satu cara untuk mengembangkan potensi ataupun bakat siswa
yaitu dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler. Dengan mengikuti kegiatan
tersebut siswa dapat mengembangkan kreativitas dan menjadikannya lebih
aktif tidak hanya dari segi akademik saja tteapi juga di lingkungannya.


X9 = Les Tambahan
Les tambahan atau disebut juga dengan bimbingan belajar merupakan bagian
terpenting bagi siswa, mengingat pada saat ini siswa dituntut untuk bisa
berkompetensi. Manfaat dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa
semakin kreatif pada kegiatan belajar-mengajar dan dapat meningkatkan
prestasinya di sekolah.

X10 = Pergaulan Siswa
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang sangat berpengaruh terhadap
siswa. Salah satu faktor nyata keberadaan siswa dalam lingkungan terhadap
prestasinya adalah pergaulan siswa dengan teman-temannya. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan siswa memiliki teman bergaul
yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik juga. Pengaruh-pengaruh dan
teman bergaul siswa lebih cepat masuk ke dalam jiwanya. Teman bergaul
yang tidak baik akan membawa siswa kepada tingkah laku yang tidak baik dan
belajarnya juga akan berantakan, sebaliknya bergaul dengan teman yang baik
dalam tingkah laku dan memiliki semangat untuk belajar akan membawa
pengaruh yang baik terhadap siswa sehingga dapat menjadi motivasi siswa
dalam meningkatkan prestasi belajarnya.


2.5

Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan jenisnya populasi
dibagi menjadi dua, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas. Populasi
terbatas adalah populasi yang jumlahnya dapat diketahui dengan pasti, misalnya

Universitas Sumatera Utara

jumlah murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik dan lain sebagainya.
Populasi tak terbatas adalah populasi yang tidak diketahui dengan pasti
jumlahnya, misalnya jumlah penduduk disuatu negara dikatakan tidak pasti
jumlahnya karena setiap waktu terus berubah jumlahnya (Erlina, 2011).

2.6


Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (Supranto,
2010). Teknik sampling secara statistik dapat didefinisikan sebagai suatu teknik
untuk menentukan jumlah sampel, sehingga setiap sampel terpilih dalam
penelitian dapat mewakili populasinya. Metode slovin dipilih sebagai teknik
sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan perhitungan sebagai
berikut (Arikunto, 2010) :
n

N
1 Ne 2

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

2.7

Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam penelitian ini untuk uji validitas
pengumpul data dengan menggunakan metode korelasi product moment yang
rumusnya sebagai berikut (Situmorang, 2008) :

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
r xy

= koefisien korelasi

X

= skor pertanyaan

Y

= skor total

n

= jumlah sampel

Untuk

menentukan

valid/tidaknya

suatu

instrumen

dengan

cara

mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan tabel nilai
koefisien (r ) pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95 %.
Apabila rxy ≥ rtabel → valid dan apabila rxy < rtabel → tidak valid

2.8

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Internal Consistency Realibility, yaitu dengan
membandingkan nilai Cronbach’s Alpha hitung dengan Cronbach’s Alpha yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 0,6. Nilai Cronbach’s

Alpha dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Situmorang, 2008) :

Keterangan:
= nilai (koefisien) Alpha Cronbach
= banyaknya variabel penelitian
= jumlah varians variabel penelitian
= varians total

Universitas Sumatera Utara

2.9

Analisis Komponen Utama (AKU)

Analisis komponen utama adalah teknik statistik yang digunakan manakala
peneliti tertarik pada sekumpulan data yang saling berkorelasi. Tujuannya adalah
untuk menemukan sejumlah variabel yang koheren dalam sub kelompok yang
secara relatif independen terhadap yang lain. Analisis komponen utama kebalikan
dari analisis faktor dimana analisis komponen utama bersifat konvergen dan
analisis faktor bersifat divergen (Tabachnick, 1983)
Analisis komponen utama (AKU) biasanya digunakan untuk :
1. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang mendasari data variabel
ganda.
2. Mengurangi banyaknya dimensi himpunan variabel asal yang terdiri atas
banyak variabel dan saling berkorelasi.
3. Menetralisir variabel-variabel asal yang memberikan sumbangan informasi
yang relatif kecil
Analisis komponen utama (AKU) terkonsentrasi pada penjelasan struktur variansi
dan kovariansi melalui suatu kombinasi linear variabel-variabel asal, dengan
tujuan utama melakukan reduksi data dan membuat interpretasi. Analisis
komponen utama lebih baik digunakan jika variabel-variabel asal saling
berkorelasi. Didalam proses dasar analisis faktor metode yang digunakan untuk
melakukan proses ekstraksi adalah analisis komponen utama, metode ini dipilih
karena tujuan utama analisis faktor adalah untuk mereduksi data. Umumnya
analisis komponen utama merupakan analisis intermediate yang berarti hasil
komponen utama dapat digunakan untuk analisis selanjutnya (Supranto, 2010).

2.10

Analisis Faktor (AF)

Analisis faktor merupakan salah satu analisis statistik multivariate yang
menitikberatkan pada data yang mempunyai hubungan yang sangat erat secara
bersama-sama pada masing-masing variabel, tanpa membedakan antara variabel

Universitas Sumatera Utara

terikat (Y) dan variabel bebas (X). Proses analisis faktor mencoba menemukan
hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel-variabel yang saling
independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa
kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal (Santoso, 2010).

Secara umum analisis faktor atau analisis komponen utama bertujuan
untuk mereduksi data dan menginterpretasikannya sebagai suatu variabel baru
yang berupa variabel bentukan. Andaikan

dari p buah variabel awal/asal

terbentuk k buah faktor/komponen dimana k 1 maka
faktor tersebut akan dimasukkan ke dalam model.

e. Factor Loading (faktor muatan) adalah korelasi sederhana antara variabel

dengan faktor.

Universitas Sumatera Utara

f. Factor loading plot, ialah suatu plot dari variabel asli dengan
menggunakan factor loadings sebagai koordinat.

g. Factor matrix , yaitu memuat semua factor loading dari seluruh variabel
dalam seluruh variabel yang dikembangkan.

h. Factor scores, yaitu skor komposit yang diestimasi untuk setiap responden
pada faktor yang diderivasi.

i. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) measure of sampling adequacy (MSA),
merupakan suatu indeks yang digunakan untuk menguji kesesuaian
analisis faktor. Nilai KMO berkisar antar 0,5-1,0 artinya jika nilai kurang
dari 0,5 analisis faktor tidak tepat untuk digunakan. Rumus untuk
menghitung KMO adalah sebagai berikut :
i

KMO
i

i k

i k

r 2 ik

r 2 ik

i

i k

a 2 ik

Keterangan :
r2ik = Kuadrat matriks korelasi sederhana
a 2 ik = Kuadrat matriks korelasi parsial

j. Measure of sampling adequacy (MSA), yaitu suatu indeks perbandingan
antara koefisien korelasi parsial untuk setiap variabel. MSA digunakan
untuk mengukur kecukupan sampel. Rumus untuk menghitung MSA adalah
sebagai berikut :
i k

MSAI
i k

r 2 ik

r2
1 k

a 2 ik

Keterangan :
r2ik = Kuadrat matriks korelasi sederhana
a 2 ik = Kuadrat matriks korelasi parsial

k. Percentage of variance, merupakan persentase varian total yang
disumbangkan oleh setiap factor.

Universitas Sumatera Utara

l. Residuals, yaitu selisih antara korelasi yang terobservasi berdasarkan
input correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diestimasi dari
matriks factor.

m. Scree plot, merupakan plot dari eigenvalue sebagai sumbu tegak dan
banyaknya faktor sebagai sumbu datar, untuk menentukan banyaknya
faktor yang bisa di tarik.

2.13 Langkah-Langkah Pelaksanaan Analisis Faktor
1. Merumuskan Masalah
Perumusan masalah dalam analisis faktor akan melibatkan beberapa kegiatan
seperti mengidentifikasi variabel, yaitu variabel yang digunakan harus
disesuaikan berdasarkan penelitian sebelumnya, teori dan keinginan dari
peneliti. Tujuan analisis faktor harus dididentifikasi. Ukuran variabel yang
sesuai adalah interval atau rasio. Untuk menentukan banyaknya sampel
berdasarkan analisis faktor sedikitnya 4 atau 5 kali banyaknya variabel.

2. Membentuk Matriks Korelasi
Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar
analisis faktor menjadi tepat, variabel-variabel yang akan dianalisis harus
berkorelasi.

3. Ekstraksi Faktor
Terdapat dua metode ekstraksi faktor dalam analisis faktor yaitu principal
component analysis (PCA) dan common factor analysis (CFA). Didalam PCA

total variance pada data yang diperhatikan yaitu diagonal matriks korelasi,
setiap elemennya sebesar 1 dan full variance digunakan untuk dasar
pembentukan faktor, yaitu variabel-variabel baru sebagai pengganti variabelvariabel lama yang jumlahnya lebih sedikit dan tidak lagi berkorelasi satu
sama lain.

Universitas Sumatera Utara

4. Penentuan Jumlah Faktor
Dalam

meringkas informasi yang terdapat dalam variabel asli, sejumlah

faktor yang lebih sedikit akan diekstraksi. Beberapa jenis prosedur untuk
menentukan banyaknya faktor yang harus diekstraksi antara lain :

a. Penentuan berdasarkan eigenvalues
Dalam pendekatan ini, hanya faktor dengan eigenvalue lebih besar dari 1,00
yang akan dipertahankan. suatu Eigenvalue adalah jumlah varians yang
dijelaskan oleh setiap faktor. Faktor dengan nilai eigenvalue lebih kecil dari
1,00 tidak lebih baiik dari sebuah variabel asli, karena variabel asli telah
dibakukan (standardized) yang artinya rata-ratanya 0 dan standart deviasinya
1.

b. Penentuan berdasarkan scree plot
Scree plot merupakan suatu plot dari eigenvalue sebagai fungsi banyaknya
faktor dalam upaya mengekstraksi. Biasanya plot akan berbeda antara slope
tegak faktor dengan eigenvalue yang besar dan makin mengecil pada sisa
faktor yang tidak perlu diektraksi. Pengecilan slope ini yang disebut scree.

5. Rotasi Faktor
Hasil atau output yang penting dari analisis faktor adalah matriks faktor pola
(factor pattern matrix) yang memuat koefisien yang digunakan untuk

mengekspresikan variabel yang dibakukan (standardized) dinyatakan dalam
faktor. Koefisien-koefisien ini yang disebut muatan faktor (factor loading)
yang merupakan korelasi antara faktor dengan variabelnya. Suatu koefisien
dengan nilai absolut yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel
berkorelasi

sangat

kuat.

Koefisien

tersebut

bisa

digunakan

untuk

menginterpretasi faktor. Beberapa literatur menyarankan besarnya nilai untuk
batasan factor loadings adalah ≥ 0,3, ≥0,4 atau ≥0,5.
Dalam melakukan rotasi faktor, diharapkan setiap faktor memiliki factor
loading atau koefisien yang tidak nol atau signifikan hanya untuk beberapa

Universitas Sumatera Utara

variabel. Dan diharapkan agar setiap variabel memiliki factor loading
signifikan hanya dengan beberapa faktor saja, atau jika mungkin hanya
dengan satu faktor saja. Rotasi tidak berpengaruh terhadap komunalitas dan
persentase total varians yang dijelaskan. Namun demikan, rotasi berpengaruh
terhadap persentase varians dari setiap faktor.

Ada dua metode rotasi yang berbeda yaitu : orthogonal dan oblique
rotation. Rotasi dikatakan orthogonal rotation jika sumbu dipertahankan

tegak lurus sesamanya (bersudut 90 drajat). Metode orthogonal rotation dapat
dibedakan menjadi : quartimax, varimax, dan equimax. Rotasi dikatakan
oblique rotation jika sumbu tidak dipertahankan harus tegak lurus sesamanya

dan faktor-faktor tidak berkorelasi. Oblique rotation akan digunakan jika
faktor-faktor pada populasi diperkirakan berkorelasi kuat. Metode ini dapat
dibedakan menjadi oblimin, promax, dan orthobolique. Metode rotasi yang
banyak digunakan ialah varimax procedure. Prosedur ini merupakan metode
orthogonal yang berusaha meminimumkan banyaknya variabel dengan
muatan tinggi pada satu faktor, dengan demikian memudahkan interpretasi
mengenai faktor. Rotasi orthogonal menghasilkan faktor-faktor yang tidak
berkorelasi satu sama lain.

6. Interpretasi Faktor
Interpretasi faktor dipermudah dengan mengenali (mengidentifikasi) variabel
yang mempunyai nilai loading yang besar pada faktor yang sama. Faktor
tersebut kemudian bisa diinterpretasikan menurut variabel-variabel yang
mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor tersebut. Cara lain yang
dapat digunakan adalah melalui pivot variabel dengan faktor loading sebagai
koordinat. Variabel pada ujung suatu sumbu ialah variabel yang mempunyai
high loadings hanya pada faktor tertentu, sedangkan variabel yang dekat

dengan titik asal memiliki muatan rendah low loading pada kedua faktor.
Variabel yang tidak dekat dengan sumbu salah satu faktor berarti berkorelasi
dengan kedua faktor tersebut. Jika sebuah faktor tidak dapat dengan jelas
didefinisikan dalam batas variabel awalya, maka disebut faktor umum.

Universitas Sumatera Utara

7. Menentukan Ketepatan Model (Model fit)
Untuk mengetahui apakah model dapat dinyatakan sudah tepat dan layak
digunakan yaitu dengan melihat selisih atau nilai residual antara matriks
korelasi sebelum dilakukan analisis faktor dengan matriks korelasi setelah
dilakukan analisis faktor. Untuk menentukan sebuah model sesuai atau tidak,
maka nilai absolut residuals harus kurang dari 0,05 sehingga model tersebut
dapat diterima.

Universitas Sumatera Utara