Pengaruh Persepsi Kemanfaatan, Kemudahan Penggunaan, Risiko dan Kesesuaian terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking (Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Brigjend Katamso Medan)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Persepsi
Menurut Schifman & Kanuk (2008 : 136) persepsi didefinisikan sebagai
proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli
ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Proses ini dapat
dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia”. Dua individu mungkin
menerima stimuli yang sama dalam kondisi nyata yang sama, tetapi bagaimana
setiap orang mengenal, memilih, mengatur dan menafsirkannya merupakan proses
yang sangat individual berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai dan harapan setiap
orang itu sendiri. Pengaruh yang diberikan setiap variabel ini terhadap proses
memperoleh persepsi, dan hubungannya dengan pemasaran, akan dipelajari
dengan terinci. Tetapi pertama-tama kita akan mengkaji beberapa konsep yang
mendasari proses memperoleh persepsi:
1.
Sensasi
Sensasi merupakan respon yang segera dan langsung dari alat pancaindera
terhadap stimuli yang sederhana (iklan, kemasan, merk). Stimulus adalah
setiap unit masukan yang diterima oleh setiap indra. Contoh stimuli (yaitu,
masukan pancaindera) meliputi produk, kemasan, merk, iklan cetak dan
iklan media elektronik.
2.
Ambang Absolut
Titik terendah dimana seseorang dapat mengalami sensasi disebut ambang
absolut. Titik dimana seseorang dapat mengetahui perbedaan antara “ada
Universitas Sumatera Utara
sesuatu” dan “tidak ada apa-apa” merupakan ambang absolut orang itu
terhadap stimulus tersebut.
3.
Ambang Diferensial
Perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua macam stimuli yang
hampir serupa disebut ambang diferensial atau j.n.d. (dari singkatan Just
noticeable difference = perbedaan yang mulai bisa terlihat). Ilmuwan
Jerman abad kesembilanbelas yang bernama Ernest Weber menemukan
antara dua stimuli tidak merupakan jumlah absolut, tetapi jumlah relatif
atas intensitas stimulus pertama. Hukum Weber, sebagaimana sudah
dikenal, menyatakan bahwa semakin besar stimulus pertama, semakin
besar intensitas tambahan yang dibutuhkan supaya stimulus kedua dapat
dirasakan perbedaannya.
2.1.1
Pengelompokan Persepsi
Menurut Schifmann & Kanuk (2008 : 151) orang tidak menerima berbagai
stimuli yang mereka pilih dari lingkungan sebagai sensasi yang terpisah dan
berbeda; sebaliknya, mereka cenderung mengelompokkannya menjadi kelompokkelompok dan merasakannya sebagai satu keseluruhan. Dengan demikian
karakteristik stimulus yang dirasakan bahkan yang paling sederhana pun
dipandang sebagai fungsi dari satu keseluruhan dimana stimulus tersebut menjadi
bagian darinya. Cara pengorganisasian berdasarkan persepsi ini sangat
mempermudah kehidupan bagi individu.
Prinsip-prinsip khusus yang mendasari pengelompokan persepsi ini sering
kali disebut dengan nama yang diberikan aliran psikologi yang pertama
Universitas Sumatera Utara
mengembangkannya: psikologi Gestalt(Gestalt; dalam bahasa Jerman, berarti
pola
atau
konfigurasi).
pengelompokan
persepsi
Tiga
adalah
diantara
prinsip
figur dan
paling
dasar,
dasar
mengenai
pengelompokan,
dan
pengakhiran.
1.
Figur dan Dasar
Stimuli yang kontras dengan lingkungannya cenderung lebih besar untuk
diperhatikan. Suara harus lebih keras atau lebih lunak, warna lebih cemerlang atau
lebih pucat. Ilustrasi visual yang paling sederhana yang terdiri dari suatu figur di
atas suatu dasar (yaitu, latar belakang). Figur tersebut dianggap lebih jelas karena
berbeda dengan dasarnya, kelihat dapat dilihat dengan baik, solid, dan menjadi
latar depan. Dasar biasanya dianggap sebagai tidak tentu, tidak jelas, dan
berkesinambungan. Garis umum yang memisahkan figur dan dasar biasanya
dihubungkan dengan figur.
Orang mempunyai kecenderungan untuk mengorganisasikan persepsi
mereka ke dalam hubungan figur dan dasar. Bagaimana pola figur-dasar yang
dapat dibalik dirasakan dapat dipengaruhi oleh kesenangan atau penderitaan di
masa lalu yang berkaitan dengan satu unsur atau unsur lainnya yang dipisahkan.
Keadaan fisik konsumen juga mempengaruhi bagaimana dia merasakan ilustrasi
figur-dasar yang dapat dibalik.
2.
Pengelompokan
Individu cenderung mengelompokkan stimuli sehingga stimuli tersebut
membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai
kelompok-kelompok atau potongan-potongan informasi, daripada sebagai
kepingan-kepingan kecil informasi yang berlainan, mempermudah ingatan mereka
Universitas Sumatera Utara
maupun untuk mengingatnya kembali. Pengelompokan dapat digunakan secara
menguntungkan oleh para pemasar untuk menyatakan secara tidak langsung artiarti tertentu yang diingini dalam hubungan dengan produk-produk mereka.
Sebagai contoh, sebuah iklan teh dapat mempertunjukkan seorang pria dan wanita
muda yang minum teh sedikit demi sedikit dalam ruangan yang ditata dengan
indah di depan perapian yang menyala. Keseluruhan suasana yang secara tidak
langsung dinyatakan oleh pengelompokan stimuli menyebabkan konsumen
menghubungkan minum teh dengan suasana yang romantis, kehidupan yang
menyenangkan, dan kehangatan musim dingin.
3.
Penyelesaian
Para individu mempunyai kebutuhan untuk memperoleh penyelesaian.
Mereka menyatakan kebutuhan ini dengan mengorganisasikan persepsinya
sehingga mereka membentuk gambar yang lengkap. Walaupun pola stimuli yang
mereka terima tidak lengkap, namun mereka cenderung merasakannya sebagai
lengkap; yaitu, mereka secara sadar atau bawah sadar mengisi potongan-potongan
yang hilang. Jadi sebuah lingkaran yang bagian pinggirnya hilang selalu akan
dirasakan sebagai sebuah lingkaran, bukan bagian dari lingkaran.
Sebuah studi klasik menemukan bahwa tugas yang tidak selesai akan lebih
diingat dengan baik daripada tugas yang selesai. Satu penjelasan untuk fenomena
ini adalah bahwa orang yang memulai suatu tugas akan meningkatkan kebutuhan
untuk menyelesaikannya. Jika ia terhalang melakukan hal tersebut, ketegangan
akan timbul yang dinyatakan dengan ingatan yang meningkat terhadap tugas yang
tidak selesai itu. Ini disebut pengaruh zeigernik. Mendengar awal pesan akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kebutuhan untuk mendengar sisanya, seperti menunggu diberi
sebelah sepatu lagi.
2.2.
Persepsi Kemanfaatan
Persepsi Kemanfaatan (perceived usefulness) merupakan suatu ukuran
dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi
orang yang menggunakannya (Wibowo, 2008 : 28). Persepsi manfaat juga
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Jogiyanto,2007 : 30).
Persepsi kemanfaatan merupakan suatu kepercayaan tentang proses
pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007 : 31). Menurut Lewis (2010) terjadi
hubungan yang signifikan antara persepsi kemanfaatan dengan sikap penggunaan
teknologi informasi.
2.3.
Persepsi Kemudahan Dalam Penggunaan
Perceived ease of use merupakan seberapa besar teknologi dirasakan
relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Persepsi individu berkaitan dengan
kemudahan dalam menggunakan Mobile Banking (perceived ease of use)
merupakan tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu
akan bebas dari kesalahan. Persepsi ini kemudian akan berdampak pada perilaku,
yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem,
semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi (Igbaria, 2000 : 36).
Sedangkan menurut Davis (1989 : 18) pengertian perceived ease of use
didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan
Universitas Sumatera Utara
mobilebanking merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras
dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan mobile
banking dan kemudahaan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan
keinginan pemakai.
2.4.
Persepsi Risiko
Persepsi konsumen mengenai berbagai resiko, tergantung pada orang,
produk, situasi, dan budaya.Resiko adalah suatu keadaan uncertainty yang
dipertimbangkan orang untuk memutuskan atau tidak melakukan transaksi secara
online.Orang-orang
benar-benar
mempertimbangkan
jarak
dan
suasana
impersonal dalam transaksi online dan infrastruktur global yang banyak
mengandung unsur resiko.Besarnya resiko yang dirasakan tergantung pada
konsumen tertentu. Beberapa konsumen cenderung merasakan tingkat resiko yang
tinggi pada berbagai situasi konsumsi; konsumen lain cenderung merasakan
resiko yang kecil. Resiko didefinisikan sebagai perkiraan subyektif konsumen
untuk menderita kerugian dalam menerima hasil diinginkan (Pavlou, 2001 : 58).
Menurut Dowling dan Staelin dalam Pavlou (2001 : 59), kalau resiko itu
meningkat dari sekedar informasi sampai pada keputusan pembelian produk
(transaksi), resiko diasosiasikan dengan kepercayaan (kepercayaan). Dalam
penelitian ini indikator resiko dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh bank
untuk memperkecil resiko dari penggunaan internet banking, diharapkan tindakan
yang dilakukan oleh bank untuk memperkecil resiko akan berdampak positif pada
minat konsumen untuk menggunakan teknologi yang ditawarkan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Beberapa Tipe Risiko Yang Dirasakan
Menurut Dowling dan Staelin dalam Pavlou (2001 : 60) tipe risiko utama
yang dirasakan para konsumen ketika mengambil keputusan mengenai produk
meliputi risiko fungsional, risiko fisik, risiko keuangan, risiko sosial, risiko
psikologis dan risiko waktu.
1.
Risiko Fungsional adalah risiko bahwa produk tidak mempunyai kinerja
seperti yang diharapkan.
2.
Risiko Fisik adalah risiko terhadap diri dan orang lain yang dapat
ditimbulkan produk.
3.
Risiko Keuangan adalah risiko bahwa produk tidak akan seimbang dengan
harganya.
4.
Risiko Sosial adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat
menimbulkan rasa malu dalam lingkungan sosial.
5.
Risiko Psikologis adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat
melukai ego konsumen.
6.
Risiko Waktu adalah risiko bahwa waktu yang digunakan untuk mencari
produk akan sia-sia jika produk tersebut tidak bekerja seperti yang
diharapkan.
2.5.
Persepsi Kesesuaian
Kesesuian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sikap
penggunaan mobile banking seperti dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan
Schierz (2009 : 36). Schierz memasukkan konstruk kesesuaian sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap penggunaan layanan mobile banking. Persepsi
Universitas Sumatera Utara
kesesuaian merupakan Kecocokan dan kekonsistenan suatu inovasi produk akan
ide-ide, nilai, kepercayaan, pengalaman masa lalu dan kebutuhan saat ini. Fen Lin
(2010) meneliti tentang pengaruh kesesuaian terhadap sikap penggunaan layanan
mobile banking. Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dari 368 kuesioner
yang digunakan, disebutkan bahwa terdapat pengaruh atau hubungan antara
kesesuaian dengan sikap pengguna layanan mobile banking. Hal ini berarti
kesesuaian teknologi baru cenderung mempengaruhi sikap para pengguna layanan
teknologi informasi.
2.6.
Minat
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).
Menurut Crow and Crow minat adalahpendorong yang menyebabkan seseorang
memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu ( Johny
Killis, 1988 : 26 ). Menurut Witherington dalam Arikunto, “Minat adalah
kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang
mengandung kaitan dengan dirinya.” (1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas
pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian seseorang.Perhatian
adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat
menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi tertentu
adalah perangsang yang datang pada mekanisme penerima seseorang , karena
pada suatu waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari
sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih
karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu.
Universitas Sumatera Utara
Kesadaran yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut
minat.Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian, rasa
senang, harapan dan pengalaman.
2.6.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu
“Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor
emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988 :26).
Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor
yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang
berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2.
Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong
oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,
perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3.
Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu.
Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan minat ada
tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif dan dorongan
emosional.Timbulnya minat pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya
individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan
dorongan sosial dan dorongan emosional.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Fungsi Minat
Menurut Crow and Crow ( Johny Killis 1988) menyatakan ”....the word
interested may be used to the motivatoring force which courses and individual to
give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat disini dimaksudkan
bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun aktivitas tertentu, sementara
ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau
aktivitas tertentu sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian
terhadap seseorang, sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan
adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek
yang bersangkutan.Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas
dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang dan
pengalaman.
2.6.3
Macam-Macam Minat
Pada hakekatnya, terdapat beberapa jenis minat:
1.
Minat primitif atau biologis
Minat yang timbul dari kebutuhan – kebutuhan jasmani berkisar pada soal
makanan, kenyamanan, dan aktivitas. Ketiga hal ini meliputi kesadaran
tentang kebutuhan yang terasa akan sesuatu yang dengan langsung dapat
memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
Universitas Sumatera Utara
2.
Minat Kultural atau Sosial
Menurut Witherington yang dikutip Suharsini Arikunto (1983 : 18).,
“Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah
atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.” Batasan ini lebih
memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian
seseorang.Perhatian adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak
perangsang yang dapat menimpa mekanisme penerimaan seseorang.
Orang, masalah atau situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada
mekanisme penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya
satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang
tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari
bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang
menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat.
2.7.
Mobile Banking
Perbankan di Indonesia pada masa sekarang ini telah mengikuti
perkembangan teknologi informasi komunikasi. Menurut Bank Indonesia dalam
situs
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/perpustakaan/buku/koleksi/Default.aspx,
Mobile banking pada umumnya disebut M-Banking yang merupakan sebuah
sistem layanan dari sebuah lembaga keuangan seperti Bank untuk melakukan
sejumlah transaksi keuangan yang dapat diakses langsung oleh nasabah melalui
perangkat mobile seperti telepon seluler. Fasilitas mobile banking adalah sebuah
fasilitas dari bank dalam era modern ini yang mengikuti perkembangan teknologi
dan komunikasi. Fasilitas mobile banking ini merupakan fasilitas dalam
Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang bergerak dan diakses melalui telepon selular berbasis GSM. MBanking digunakan dengan menu yang sudah tersedia di SIM Card yang saat ini
menggunakan
media
Short
Message
Service.
Dalam
telepon
seluler,
kemampuannya mampu bergerak (hal ini disebut dengan mobile) tanpa batas
ruang dan waktu, juga memungkinkan manusia untuk berjalan dengan aktivitas
yang sedang dijalankan. Telepon seluler bekerja dengan cara menerima sinyal
elektromagnetik dari sebuah pemancar. Pemancar telepon seluler disebut dengan
Base Transceiver Station . BTS biasanya diletakan pada tempat tertentu dengan
cara irisan-irisan daerah yang disebut cell dan ditandai dengan antena yang
dipasang pada daerah tersebut. Jika salah seorang sedang ada yang melakukan
perjalanan jarak jauh maka ponsel mereka akan menerima sinyal dari satu BTS ke
BTS lainnya. Teknologi pada telepon seluler yang digunakan saat ini
menggunakan GSM dan CDMA. Perbedaan antara GSM dan CDMA terletak pada
bagaimana suara yang dikirimkan dari pengirim ke penerima.
Sistem
kerja
dari
jaringan
GSM
(Global
System
for
Mobile
Communications) bekerja dengan mengompresi suara yang masuk ke jaringan
GSM ke dalam format digital sehingga mempunyai jaringan yang terkadang
bersifat kecil untuk ditangkap dari sebuah telepon seluler jika sedang berada di
tempat yang terpencil Setiap pengguna GSM memiliki sebuah SIM Card
(Subscriber Identity Module) untuk mendapatkan layanan dari operator GSM.
Telepon seluler merupakan sebuah sistem komunikasi yang sudah
dipastikan pada masa sekarang ini dipakai sebagai alat komunikasi yang berguna
bagi setiap orang. Dalam sistem perbankan yang memiliki akses M-banking,
dimana setiap orang dapat dengan mudah memakai fasilitas seperti transfer dana,
Universitas Sumatera Utara
informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar uang, pembayaran kartu
kredit, telepon, listrik dan asuransi, juga dapat digunakan untuk pembelian isi
ulang pulsa. Dalam keunggulan dari M-banking tersebut, dikeluarkan aturan oleh
Bank Indonesia mengenai pengelolaan dan manajemen risiko penyelenggaraan
kegiatan internet banking (termasuk pada mobile banking) berdasarkan peraturan
Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tentang penerapan Manajemen Risiko pada
aktivitas pelayanan jasa bank melalui sistem internet.
Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini pada mobile banking
telah menciptakan jenis-jenis dan peluang bisnis yang baru dimana transaksitransaksi bisnis semakin banyak dilakukan secara elektronik. Sehubungan dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi tersebut memungkinkan setiap orang
dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti transaksi melakukan jual-beli.
Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam
segala aspek kehidupan kita. Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada
pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga
dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank di
Indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu mobile banking yang merupakan
bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media internet. Mobile
banking juga dipergunakan sebagai transaksi perbankan antara pihak bank dan
nasabah dengan menggunakan smartphone.Smartphone merupakan sebuah
perangkat telepon yang memiliki fitur fasilitas yang menggunakan mobile internet
seperti email, chatting, dan fitur aplikasi langsung dari Bank. Banyak konsumen
yang menggunakan mobile banking pada telepon selular mereka karena
mempermudah mereka dalam memberikan akses informasi yang cepat pada
Universitas Sumatera Utara
jumlah tabungan dan catatan transaksi. Dalam sistem mobile banking harus ada
sistem mekanisme yang dapat menelusuri sistem mobile banking padasmartphone
berjalan dengan baik dan lancar saat digunakan oleh nasabah-nasabah bank
tersebut.
2.8.
Penelitian Terdahulu
Hasil
penelitian
tentang
Pengaruh
persepsi
kemanfaatan, persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi resiko dan persepsi kesesuaian terhadap minat
menggunakan mobile banking. antara lain pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, diantaranya adalah :
1.
GILANG RIZKY AMIJAYA (2010)
Judul
:
Pengaruh
Persepsi
Teknologi
Informasi,
Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah
Bank Dalam Menggunakan Internet Banking.
Hasil Penelitian
:
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan,
maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
a. Variabel persepsiteknologi informasi berpengaruh positif terhadap
minat ulang nasabah menggunakan internet banking.
b. Variabel kemudahan dalam penggunaan berpengaruh positif terhadap
minat ulang nasabah menggunakan internet banking.
c. Variabel fitur layanan berpengaruh positif terhadap minat ulang nasabah
dalam menggunakan internet banking.
Universitas Sumatera Utara
2.
FITRIA MAGDALENA SUPRAPTO (2010)
Judul
: Pengaruh Persepsi Keamanan Web dan Kesesuaian
lifestyle terhadap minat penggunaan Internet Banking: Technology
Acceptance Model Yang Dimodifikasi.
Hasil Penelitian
:
a. Minat penggunaan internet banking dipengaruhi oleh sikap penggunaan
dansikap ditentukan oleh persepsi kegunaan, persepsi keamanan web,
dan
persepsi
kesesuaian
lifestyle.
Persepsi
Kegunaaan
menginterpretasikan bahwa dengan menggunakan internet banking
responden merasa lebih dapat meningkatkan kinerjanya.Persepsi
keamanan web mengindikasikan bahwa dalam menggunakan internet
banking responden cenderung merasa aman dan tidak perlu khawatir.
Sementara persepsi kesesuaian lifestyle menunjukkan bahwa fasilitas
internet banking ini sesuai/cocok dengan gaya hidup responden.
b. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan secara empiris bahwa minat
penggunaaninternet banking dipengaruhi oleh sikap dan sikap
ditentukan oleh persepsi kemudahan penggunaan. Hal tersebut
dikarenakan aplikasi internet banking ini dirasa tidak mudah untuk
digunakan oleh responden.Responden merasa tidak mudah atau
kesulitan dengan panduan untuk mengaplikasikan yang mungkin saja
diperoleh melalui artikel-artikel online namun karena kebutuhan yang
terdesak akhirnya masyarakat terpaksa untuk menggunakannya.
Masyarakat menggunakan internet banking karena hanya ingin
Universitas Sumatera Utara
mengikuti trend yang ada sehingga mudah atau tidaknya suatu aplikasi
tidak mempengaruhi seseorang dalam menggunakan internet banking.
3.
MUHAMMAD HABIBI ACHMAD ZAKY (2011)
Judul
:Pengaruh
Kepercayaan,
Persepsi
Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat
Penggunaan Mobile Banking Syariah.
Hasil Penelitian
:
Penelitian ini menggambarkan minat seseorang dalam penggunaan mobile
banking syariah yang dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara lain :
kepercayaan, persepsi kegunaan,persepsi kemudahan dan persepsi
kenyamanan yang di mediasi oleh sikap. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sikap berpengaruh terhadap minat penggunaan mobile banking
syariah dan sikap sebagai mediasi dipengaruhi oleh persepsi kegunaan dan
persepsi kenyamanan dalam penggunaan mobile banking syariah.Persepsi
kegunaan merupakan suatu hal yang dapat menggambarkan dimana
seseorang
dapat
merasakan
efek
manfaat
dari
suatu
teknologi
tersebut.Persepsi kenyamanan disini menggambarkan bahwa seseorang
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam merasakan kondisi
nyaman dalam penggunaan mobile banking syariah tersebut dan penelitian
ini menghasilkan konstruk kepercayaan dan persepsi kemudahan tidak
berpengaruh
terhadap
sikap
penggunaan
mobile
banking
syariah.Kepercayaan dapat simpulkan merupakan hal yang mesti dibangun
terlebih dahulu dengan kuat sehingga dapat mempengaruhi seseorang
dalam menggunakan perangkat teknologi tersebut.Persepsi kemudahan
Universitas Sumatera Utara
disini disimpulkan bahwa mudah tidaknya suatu teknologi tidak
berpengaruh bagi seorang pengguna teknologi yang umumnya dimasa kini
telah mengenal teknologi dengan sangat baik.
4.
ANIK SUSANTI (2010)
Judul
: Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan,
Persepsi Resiko dan Persepsi Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan
Mobile Banking.
Hasil Penelitian
:
a. Berdasarkan hasil pengujian model (Uji F) dapat disimpulkan bahwa
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi risiko dan persepsi
kepercayaam, XI, X2, X3, X4, secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap minat menggunakan mobile banking nasabah BRI
Syariah kantor wilayah Yogyakarta.
b. Berdasarkan hasil pengujian model ( Uji t) dapat disimpulkan bahwa:
1) Persepsi kegunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
2) Persepsi kemudahan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
3) Persepsi
risiko
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
4) Persepsi kepercayaan berpengaruhsignifikan terhadap minat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
5.
GIGA BAWA LAKSANA
Judul
:
Pengaruh
Persepsi
Kemanfaatan,
Persepsi
Kemudahan Penggunaan, Persepsi Resiko dan Persepsi Kesesuaian
Terhadap Minat MenggunakanMobile Banking.
Hasil Penelitian
:
a. Berdasarkan pada hasil uji, didapatkan bahwa seluruh variabel bebas
yang terdiri dari Persepsi Kemanfaatan, Persepsi Kemudahan
Penggunaan, Persepsi Resiko, dan Persepsi Kesesuaian mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu Minat
Menggunakan Mobile Banking.
b. Variabel Persepsi Kesesuaian memiliki pengaruh paling besar dan
dominan terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking dibandingkan
dengan variabel yang lainnya.
2.9.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan
program software statistik. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat
nasabah
dalam
menggunakan
mobile
banking
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya antara lain : Pengaruh persepsi kemanfaatan, persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi resiko dan Persepsi kesesuaian.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1.
Kerangka Berfikir
Persepsi Kemanfaatan
(X1)
Persepsi Kemudahan
Penggunaan (X2)
Minat Menggunakan
Mobile Banking (Y)
Persepsi Risiko (X3)
Persepsi Kesesuaian
(X4)
2.10. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain :
1. Persepsi Kemanfaatan
Ho :Tidak terdapat pengaruh persepsi kemanfaatansecara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat pengaruh Persepsi kemanfaatan dalampenggunaan
Secara signifikan terhadap minat nasabah menggunakan mobile
Banking.
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan
Ho :Tidak terdapatpengaruh
secara signifikan
persepsi kemudahan penggunaan
terhadap minat nasabah menggunakan
mobile banking
Universitas Sumatera Utara
Ha : Terdapat pengaruh Persepsi
kemudahanpenggunaan secara
signifikanterhadap minat nasabah menggunakan mobile banking.
3. Persepsi Risiko
Ho :Tidakterdapat pengaruh
persepsi risiko secara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat pengaruh persepsi risiko secara signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan mobile banking
4. Persepsi Kesesuaian
Ho :Tidak terdapat pengaruh persepsi kesesuaian secara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat
pengaruh
persepsi
kesesuaian secara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
5. Ho :Tidak terdapat pengaruh
persepsi kemanfaatan, kemudahan
penggunaan, risiko dan kesesuaiansecara signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat pengaruh Persepsikemanfaatan, kemudahan dalam
penggunaan, risiko dan kesesuaian secara signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan mobile banking.
Universitas Sumatera Utara
LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Persepsi
Menurut Schifman & Kanuk (2008 : 136) persepsi didefinisikan sebagai
proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur dan menafsirkan stimuli
ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Proses ini dapat
dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia”. Dua individu mungkin
menerima stimuli yang sama dalam kondisi nyata yang sama, tetapi bagaimana
setiap orang mengenal, memilih, mengatur dan menafsirkannya merupakan proses
yang sangat individual berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai dan harapan setiap
orang itu sendiri. Pengaruh yang diberikan setiap variabel ini terhadap proses
memperoleh persepsi, dan hubungannya dengan pemasaran, akan dipelajari
dengan terinci. Tetapi pertama-tama kita akan mengkaji beberapa konsep yang
mendasari proses memperoleh persepsi:
1.
Sensasi
Sensasi merupakan respon yang segera dan langsung dari alat pancaindera
terhadap stimuli yang sederhana (iklan, kemasan, merk). Stimulus adalah
setiap unit masukan yang diterima oleh setiap indra. Contoh stimuli (yaitu,
masukan pancaindera) meliputi produk, kemasan, merk, iklan cetak dan
iklan media elektronik.
2.
Ambang Absolut
Titik terendah dimana seseorang dapat mengalami sensasi disebut ambang
absolut. Titik dimana seseorang dapat mengetahui perbedaan antara “ada
Universitas Sumatera Utara
sesuatu” dan “tidak ada apa-apa” merupakan ambang absolut orang itu
terhadap stimulus tersebut.
3.
Ambang Diferensial
Perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua macam stimuli yang
hampir serupa disebut ambang diferensial atau j.n.d. (dari singkatan Just
noticeable difference = perbedaan yang mulai bisa terlihat). Ilmuwan
Jerman abad kesembilanbelas yang bernama Ernest Weber menemukan
antara dua stimuli tidak merupakan jumlah absolut, tetapi jumlah relatif
atas intensitas stimulus pertama. Hukum Weber, sebagaimana sudah
dikenal, menyatakan bahwa semakin besar stimulus pertama, semakin
besar intensitas tambahan yang dibutuhkan supaya stimulus kedua dapat
dirasakan perbedaannya.
2.1.1
Pengelompokan Persepsi
Menurut Schifmann & Kanuk (2008 : 151) orang tidak menerima berbagai
stimuli yang mereka pilih dari lingkungan sebagai sensasi yang terpisah dan
berbeda; sebaliknya, mereka cenderung mengelompokkannya menjadi kelompokkelompok dan merasakannya sebagai satu keseluruhan. Dengan demikian
karakteristik stimulus yang dirasakan bahkan yang paling sederhana pun
dipandang sebagai fungsi dari satu keseluruhan dimana stimulus tersebut menjadi
bagian darinya. Cara pengorganisasian berdasarkan persepsi ini sangat
mempermudah kehidupan bagi individu.
Prinsip-prinsip khusus yang mendasari pengelompokan persepsi ini sering
kali disebut dengan nama yang diberikan aliran psikologi yang pertama
Universitas Sumatera Utara
mengembangkannya: psikologi Gestalt(Gestalt; dalam bahasa Jerman, berarti
pola
atau
konfigurasi).
pengelompokan
persepsi
Tiga
adalah
diantara
prinsip
figur dan
paling
dasar,
dasar
mengenai
pengelompokan,
dan
pengakhiran.
1.
Figur dan Dasar
Stimuli yang kontras dengan lingkungannya cenderung lebih besar untuk
diperhatikan. Suara harus lebih keras atau lebih lunak, warna lebih cemerlang atau
lebih pucat. Ilustrasi visual yang paling sederhana yang terdiri dari suatu figur di
atas suatu dasar (yaitu, latar belakang). Figur tersebut dianggap lebih jelas karena
berbeda dengan dasarnya, kelihat dapat dilihat dengan baik, solid, dan menjadi
latar depan. Dasar biasanya dianggap sebagai tidak tentu, tidak jelas, dan
berkesinambungan. Garis umum yang memisahkan figur dan dasar biasanya
dihubungkan dengan figur.
Orang mempunyai kecenderungan untuk mengorganisasikan persepsi
mereka ke dalam hubungan figur dan dasar. Bagaimana pola figur-dasar yang
dapat dibalik dirasakan dapat dipengaruhi oleh kesenangan atau penderitaan di
masa lalu yang berkaitan dengan satu unsur atau unsur lainnya yang dipisahkan.
Keadaan fisik konsumen juga mempengaruhi bagaimana dia merasakan ilustrasi
figur-dasar yang dapat dibalik.
2.
Pengelompokan
Individu cenderung mengelompokkan stimuli sehingga stimuli tersebut
membentuk gambar atau kesan yang menyatu. Persepsi mengenai stimuli sebagai
kelompok-kelompok atau potongan-potongan informasi, daripada sebagai
kepingan-kepingan kecil informasi yang berlainan, mempermudah ingatan mereka
Universitas Sumatera Utara
maupun untuk mengingatnya kembali. Pengelompokan dapat digunakan secara
menguntungkan oleh para pemasar untuk menyatakan secara tidak langsung artiarti tertentu yang diingini dalam hubungan dengan produk-produk mereka.
Sebagai contoh, sebuah iklan teh dapat mempertunjukkan seorang pria dan wanita
muda yang minum teh sedikit demi sedikit dalam ruangan yang ditata dengan
indah di depan perapian yang menyala. Keseluruhan suasana yang secara tidak
langsung dinyatakan oleh pengelompokan stimuli menyebabkan konsumen
menghubungkan minum teh dengan suasana yang romantis, kehidupan yang
menyenangkan, dan kehangatan musim dingin.
3.
Penyelesaian
Para individu mempunyai kebutuhan untuk memperoleh penyelesaian.
Mereka menyatakan kebutuhan ini dengan mengorganisasikan persepsinya
sehingga mereka membentuk gambar yang lengkap. Walaupun pola stimuli yang
mereka terima tidak lengkap, namun mereka cenderung merasakannya sebagai
lengkap; yaitu, mereka secara sadar atau bawah sadar mengisi potongan-potongan
yang hilang. Jadi sebuah lingkaran yang bagian pinggirnya hilang selalu akan
dirasakan sebagai sebuah lingkaran, bukan bagian dari lingkaran.
Sebuah studi klasik menemukan bahwa tugas yang tidak selesai akan lebih
diingat dengan baik daripada tugas yang selesai. Satu penjelasan untuk fenomena
ini adalah bahwa orang yang memulai suatu tugas akan meningkatkan kebutuhan
untuk menyelesaikannya. Jika ia terhalang melakukan hal tersebut, ketegangan
akan timbul yang dinyatakan dengan ingatan yang meningkat terhadap tugas yang
tidak selesai itu. Ini disebut pengaruh zeigernik. Mendengar awal pesan akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kebutuhan untuk mendengar sisanya, seperti menunggu diberi
sebelah sepatu lagi.
2.2.
Persepsi Kemanfaatan
Persepsi Kemanfaatan (perceived usefulness) merupakan suatu ukuran
dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi
orang yang menggunakannya (Wibowo, 2008 : 28). Persepsi manfaat juga
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu
teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Jogiyanto,2007 : 30).
Persepsi kemanfaatan merupakan suatu kepercayaan tentang proses
pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2007 : 31). Menurut Lewis (2010) terjadi
hubungan yang signifikan antara persepsi kemanfaatan dengan sikap penggunaan
teknologi informasi.
2.3.
Persepsi Kemudahan Dalam Penggunaan
Perceived ease of use merupakan seberapa besar teknologi dirasakan
relatif mudah untuk dipahami dan digunakan. Persepsi individu berkaitan dengan
kemudahan dalam menggunakan Mobile Banking (perceived ease of use)
merupakan tingkat dimana individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu
akan bebas dari kesalahan. Persepsi ini kemudian akan berdampak pada perilaku,
yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem,
semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi (Igbaria, 2000 : 36).
Sedangkan menurut Davis (1989 : 18) pengertian perceived ease of use
didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan
Universitas Sumatera Utara
mobilebanking merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras
dari pemakainya. Konsep ini mencakup kejelasan tujuan penggunaan mobile
banking dan kemudahaan penggunaan sistem untuk tujuan sesuai dengan
keinginan pemakai.
2.4.
Persepsi Risiko
Persepsi konsumen mengenai berbagai resiko, tergantung pada orang,
produk, situasi, dan budaya.Resiko adalah suatu keadaan uncertainty yang
dipertimbangkan orang untuk memutuskan atau tidak melakukan transaksi secara
online.Orang-orang
benar-benar
mempertimbangkan
jarak
dan
suasana
impersonal dalam transaksi online dan infrastruktur global yang banyak
mengandung unsur resiko.Besarnya resiko yang dirasakan tergantung pada
konsumen tertentu. Beberapa konsumen cenderung merasakan tingkat resiko yang
tinggi pada berbagai situasi konsumsi; konsumen lain cenderung merasakan
resiko yang kecil. Resiko didefinisikan sebagai perkiraan subyektif konsumen
untuk menderita kerugian dalam menerima hasil diinginkan (Pavlou, 2001 : 58).
Menurut Dowling dan Staelin dalam Pavlou (2001 : 59), kalau resiko itu
meningkat dari sekedar informasi sampai pada keputusan pembelian produk
(transaksi), resiko diasosiasikan dengan kepercayaan (kepercayaan). Dalam
penelitian ini indikator resiko dilihat dari tindakan yang dilakukan oleh bank
untuk memperkecil resiko dari penggunaan internet banking, diharapkan tindakan
yang dilakukan oleh bank untuk memperkecil resiko akan berdampak positif pada
minat konsumen untuk menggunakan teknologi yang ditawarkan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Beberapa Tipe Risiko Yang Dirasakan
Menurut Dowling dan Staelin dalam Pavlou (2001 : 60) tipe risiko utama
yang dirasakan para konsumen ketika mengambil keputusan mengenai produk
meliputi risiko fungsional, risiko fisik, risiko keuangan, risiko sosial, risiko
psikologis dan risiko waktu.
1.
Risiko Fungsional adalah risiko bahwa produk tidak mempunyai kinerja
seperti yang diharapkan.
2.
Risiko Fisik adalah risiko terhadap diri dan orang lain yang dapat
ditimbulkan produk.
3.
Risiko Keuangan adalah risiko bahwa produk tidak akan seimbang dengan
harganya.
4.
Risiko Sosial adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat
menimbulkan rasa malu dalam lingkungan sosial.
5.
Risiko Psikologis adalah risiko bahwa pilihan produk yang jelek dapat
melukai ego konsumen.
6.
Risiko Waktu adalah risiko bahwa waktu yang digunakan untuk mencari
produk akan sia-sia jika produk tersebut tidak bekerja seperti yang
diharapkan.
2.5.
Persepsi Kesesuaian
Kesesuian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sikap
penggunaan mobile banking seperti dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan
Schierz (2009 : 36). Schierz memasukkan konstruk kesesuaian sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap penggunaan layanan mobile banking. Persepsi
Universitas Sumatera Utara
kesesuaian merupakan Kecocokan dan kekonsistenan suatu inovasi produk akan
ide-ide, nilai, kepercayaan, pengalaman masa lalu dan kebutuhan saat ini. Fen Lin
(2010) meneliti tentang pengaruh kesesuaian terhadap sikap penggunaan layanan
mobile banking. Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dari 368 kuesioner
yang digunakan, disebutkan bahwa terdapat pengaruh atau hubungan antara
kesesuaian dengan sikap pengguna layanan mobile banking. Hal ini berarti
kesesuaian teknologi baru cenderung mempengaruhi sikap para pengguna layanan
teknologi informasi.
2.6.
Minat
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada
sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ).
Menurut Crow and Crow minat adalahpendorong yang menyebabkan seseorang
memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu ( Johny
Killis, 1988 : 26 ). Menurut Witherington dalam Arikunto, “Minat adalah
kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang
mengandung kaitan dengan dirinya.” (1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas
pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian seseorang.Perhatian
adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat
menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau situasi tertentu
adalah perangsang yang datang pada mekanisme penerima seseorang , karena
pada suatu waktu tertentu hanya satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari
sekian banyak perangsang tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih
karena disadari bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu.
Universitas Sumatera Utara
Kesadaran yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut
minat.Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian, rasa
senang, harapan dan pengalaman.
2.6.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang menimbulkan minat yaitu
“Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif sosial dan faktor
emosional yang ketiganya mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988 :26).
Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor
yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang
berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2.
Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong
oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,
perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
3.
Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau objek tertentu.
Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang menimbulkan minat ada
tiga yaitu dorongan dari diri individu, dorongan sosial dan motif dan dorongan
emosional.Timbulnya minat pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya
individu mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan
dorongan sosial dan dorongan emosional.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Fungsi Minat
Menurut Crow and Crow ( Johny Killis 1988) menyatakan ”....the word
interested may be used to the motivatoring force which courses and individual to
give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat disini dimaksudkan
bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun aktivitas tertentu, sementara
ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau
aktivitas tertentu sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian
terhadap seseorang, sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan
adanya minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek
yang bersangkutan.Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan aktivitas
dibandingkan aktivitas yang lain karena ada perhatian, rasa senang dan
pengalaman.
2.6.3
Macam-Macam Minat
Pada hakekatnya, terdapat beberapa jenis minat:
1.
Minat primitif atau biologis
Minat yang timbul dari kebutuhan – kebutuhan jasmani berkisar pada soal
makanan, kenyamanan, dan aktivitas. Ketiga hal ini meliputi kesadaran
tentang kebutuhan yang terasa akan sesuatu yang dengan langsung dapat
memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.
Universitas Sumatera Utara
2.
Minat Kultural atau Sosial
Menurut Witherington yang dikutip Suharsini Arikunto (1983 : 18).,
“Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah
atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.” Batasan ini lebih
memperjelas pengertian minat tersebut dalam kaitannya dengan perhatian
seseorang.Perhatian adalah pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak
perangsang yang dapat menimpa mekanisme penerimaan seseorang.
Orang, masalah atau situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada
mekanisme penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya
satu perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang
tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari
bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran yang
menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat.
2.7.
Mobile Banking
Perbankan di Indonesia pada masa sekarang ini telah mengikuti
perkembangan teknologi informasi komunikasi. Menurut Bank Indonesia dalam
situs
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/perpustakaan/buku/koleksi/Default.aspx,
Mobile banking pada umumnya disebut M-Banking yang merupakan sebuah
sistem layanan dari sebuah lembaga keuangan seperti Bank untuk melakukan
sejumlah transaksi keuangan yang dapat diakses langsung oleh nasabah melalui
perangkat mobile seperti telepon seluler. Fasilitas mobile banking adalah sebuah
fasilitas dari bank dalam era modern ini yang mengikuti perkembangan teknologi
dan komunikasi. Fasilitas mobile banking ini merupakan fasilitas dalam
Universitas Sumatera Utara
komunikasi yang bergerak dan diakses melalui telepon selular berbasis GSM. MBanking digunakan dengan menu yang sudah tersedia di SIM Card yang saat ini
menggunakan
media
Short
Message
Service.
Dalam
telepon
seluler,
kemampuannya mampu bergerak (hal ini disebut dengan mobile) tanpa batas
ruang dan waktu, juga memungkinkan manusia untuk berjalan dengan aktivitas
yang sedang dijalankan. Telepon seluler bekerja dengan cara menerima sinyal
elektromagnetik dari sebuah pemancar. Pemancar telepon seluler disebut dengan
Base Transceiver Station . BTS biasanya diletakan pada tempat tertentu dengan
cara irisan-irisan daerah yang disebut cell dan ditandai dengan antena yang
dipasang pada daerah tersebut. Jika salah seorang sedang ada yang melakukan
perjalanan jarak jauh maka ponsel mereka akan menerima sinyal dari satu BTS ke
BTS lainnya. Teknologi pada telepon seluler yang digunakan saat ini
menggunakan GSM dan CDMA. Perbedaan antara GSM dan CDMA terletak pada
bagaimana suara yang dikirimkan dari pengirim ke penerima.
Sistem
kerja
dari
jaringan
GSM
(Global
System
for
Mobile
Communications) bekerja dengan mengompresi suara yang masuk ke jaringan
GSM ke dalam format digital sehingga mempunyai jaringan yang terkadang
bersifat kecil untuk ditangkap dari sebuah telepon seluler jika sedang berada di
tempat yang terpencil Setiap pengguna GSM memiliki sebuah SIM Card
(Subscriber Identity Module) untuk mendapatkan layanan dari operator GSM.
Telepon seluler merupakan sebuah sistem komunikasi yang sudah
dipastikan pada masa sekarang ini dipakai sebagai alat komunikasi yang berguna
bagi setiap orang. Dalam sistem perbankan yang memiliki akses M-banking,
dimana setiap orang dapat dengan mudah memakai fasilitas seperti transfer dana,
Universitas Sumatera Utara
informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar uang, pembayaran kartu
kredit, telepon, listrik dan asuransi, juga dapat digunakan untuk pembelian isi
ulang pulsa. Dalam keunggulan dari M-banking tersebut, dikeluarkan aturan oleh
Bank Indonesia mengenai pengelolaan dan manajemen risiko penyelenggaraan
kegiatan internet banking (termasuk pada mobile banking) berdasarkan peraturan
Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 tentang penerapan Manajemen Risiko pada
aktivitas pelayanan jasa bank melalui sistem internet.
Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini pada mobile banking
telah menciptakan jenis-jenis dan peluang bisnis yang baru dimana transaksitransaksi bisnis semakin banyak dilakukan secara elektronik. Sehubungan dengan
perkembangan teknologi dan komunikasi tersebut memungkinkan setiap orang
dengan mudah melakukan perbuatan hukum seperti transaksi melakukan jual-beli.
Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam
segala aspek kehidupan kita. Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada
pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga
dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perbankan. Bank di
Indonesia mulai memasuki dunia maya yaitu mobile banking yang merupakan
bentuk layanan perbankan secara elektronik melalui media internet. Mobile
banking juga dipergunakan sebagai transaksi perbankan antara pihak bank dan
nasabah dengan menggunakan smartphone.Smartphone merupakan sebuah
perangkat telepon yang memiliki fitur fasilitas yang menggunakan mobile internet
seperti email, chatting, dan fitur aplikasi langsung dari Bank. Banyak konsumen
yang menggunakan mobile banking pada telepon selular mereka karena
mempermudah mereka dalam memberikan akses informasi yang cepat pada
Universitas Sumatera Utara
jumlah tabungan dan catatan transaksi. Dalam sistem mobile banking harus ada
sistem mekanisme yang dapat menelusuri sistem mobile banking padasmartphone
berjalan dengan baik dan lancar saat digunakan oleh nasabah-nasabah bank
tersebut.
2.8.
Penelitian Terdahulu
Hasil
penelitian
tentang
Pengaruh
persepsi
kemanfaatan, persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi resiko dan persepsi kesesuaian terhadap minat
menggunakan mobile banking. antara lain pernah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, diantaranya adalah :
1.
GILANG RIZKY AMIJAYA (2010)
Judul
:
Pengaruh
Persepsi
Teknologi
Informasi,
Kemudahan, Resiko dan Fitur Layanan Terhadap Minat Ulang Nasabah
Bank Dalam Menggunakan Internet Banking.
Hasil Penelitian
:
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan,
maka kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
a. Variabel persepsiteknologi informasi berpengaruh positif terhadap
minat ulang nasabah menggunakan internet banking.
b. Variabel kemudahan dalam penggunaan berpengaruh positif terhadap
minat ulang nasabah menggunakan internet banking.
c. Variabel fitur layanan berpengaruh positif terhadap minat ulang nasabah
dalam menggunakan internet banking.
Universitas Sumatera Utara
2.
FITRIA MAGDALENA SUPRAPTO (2010)
Judul
: Pengaruh Persepsi Keamanan Web dan Kesesuaian
lifestyle terhadap minat penggunaan Internet Banking: Technology
Acceptance Model Yang Dimodifikasi.
Hasil Penelitian
:
a. Minat penggunaan internet banking dipengaruhi oleh sikap penggunaan
dansikap ditentukan oleh persepsi kegunaan, persepsi keamanan web,
dan
persepsi
kesesuaian
lifestyle.
Persepsi
Kegunaaan
menginterpretasikan bahwa dengan menggunakan internet banking
responden merasa lebih dapat meningkatkan kinerjanya.Persepsi
keamanan web mengindikasikan bahwa dalam menggunakan internet
banking responden cenderung merasa aman dan tidak perlu khawatir.
Sementara persepsi kesesuaian lifestyle menunjukkan bahwa fasilitas
internet banking ini sesuai/cocok dengan gaya hidup responden.
b. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan secara empiris bahwa minat
penggunaaninternet banking dipengaruhi oleh sikap dan sikap
ditentukan oleh persepsi kemudahan penggunaan. Hal tersebut
dikarenakan aplikasi internet banking ini dirasa tidak mudah untuk
digunakan oleh responden.Responden merasa tidak mudah atau
kesulitan dengan panduan untuk mengaplikasikan yang mungkin saja
diperoleh melalui artikel-artikel online namun karena kebutuhan yang
terdesak akhirnya masyarakat terpaksa untuk menggunakannya.
Masyarakat menggunakan internet banking karena hanya ingin
Universitas Sumatera Utara
mengikuti trend yang ada sehingga mudah atau tidaknya suatu aplikasi
tidak mempengaruhi seseorang dalam menggunakan internet banking.
3.
MUHAMMAD HABIBI ACHMAD ZAKY (2011)
Judul
:Pengaruh
Kepercayaan,
Persepsi
Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat
Penggunaan Mobile Banking Syariah.
Hasil Penelitian
:
Penelitian ini menggambarkan minat seseorang dalam penggunaan mobile
banking syariah yang dipengaruhi oleh bebrapa faktor antara lain :
kepercayaan, persepsi kegunaan,persepsi kemudahan dan persepsi
kenyamanan yang di mediasi oleh sikap. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sikap berpengaruh terhadap minat penggunaan mobile banking
syariah dan sikap sebagai mediasi dipengaruhi oleh persepsi kegunaan dan
persepsi kenyamanan dalam penggunaan mobile banking syariah.Persepsi
kegunaan merupakan suatu hal yang dapat menggambarkan dimana
seseorang
dapat
merasakan
efek
manfaat
dari
suatu
teknologi
tersebut.Persepsi kenyamanan disini menggambarkan bahwa seseorang
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam merasakan kondisi
nyaman dalam penggunaan mobile banking syariah tersebut dan penelitian
ini menghasilkan konstruk kepercayaan dan persepsi kemudahan tidak
berpengaruh
terhadap
sikap
penggunaan
mobile
banking
syariah.Kepercayaan dapat simpulkan merupakan hal yang mesti dibangun
terlebih dahulu dengan kuat sehingga dapat mempengaruhi seseorang
dalam menggunakan perangkat teknologi tersebut.Persepsi kemudahan
Universitas Sumatera Utara
disini disimpulkan bahwa mudah tidaknya suatu teknologi tidak
berpengaruh bagi seorang pengguna teknologi yang umumnya dimasa kini
telah mengenal teknologi dengan sangat baik.
4.
ANIK SUSANTI (2010)
Judul
: Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan,
Persepsi Resiko dan Persepsi Kepercayaan Terhadap Minat Menggunakan
Mobile Banking.
Hasil Penelitian
:
a. Berdasarkan hasil pengujian model (Uji F) dapat disimpulkan bahwa
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi risiko dan persepsi
kepercayaam, XI, X2, X3, X4, secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap minat menggunakan mobile banking nasabah BRI
Syariah kantor wilayah Yogyakarta.
b. Berdasarkan hasil pengujian model ( Uji t) dapat disimpulkan bahwa:
1) Persepsi kegunaan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
2) Persepsi kemudahan tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
3) Persepsi
risiko
berpengaruh
signifikan
terhadap
minat
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
4) Persepsi kepercayaan berpengaruhsignifikan terhadap minat
Universitas Sumatera Utara
menggunakan mobile banking BRI Syariah kantor wilayah
Yogyakarta.
5.
GIGA BAWA LAKSANA
Judul
:
Pengaruh
Persepsi
Kemanfaatan,
Persepsi
Kemudahan Penggunaan, Persepsi Resiko dan Persepsi Kesesuaian
Terhadap Minat MenggunakanMobile Banking.
Hasil Penelitian
:
a. Berdasarkan pada hasil uji, didapatkan bahwa seluruh variabel bebas
yang terdiri dari Persepsi Kemanfaatan, Persepsi Kemudahan
Penggunaan, Persepsi Resiko, dan Persepsi Kesesuaian mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu Minat
Menggunakan Mobile Banking.
b. Variabel Persepsi Kesesuaian memiliki pengaruh paling besar dan
dominan terhadap Minat Menggunakan Mobile Banking dibandingkan
dengan variabel yang lainnya.
2.9.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan
program software statistik. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu minat
nasabah
dalam
menggunakan
mobile
banking
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya antara lain : Pengaruh persepsi kemanfaatan, persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi resiko dan Persepsi kesesuaian.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1.
Kerangka Berfikir
Persepsi Kemanfaatan
(X1)
Persepsi Kemudahan
Penggunaan (X2)
Minat Menggunakan
Mobile Banking (Y)
Persepsi Risiko (X3)
Persepsi Kesesuaian
(X4)
2.10. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain :
1. Persepsi Kemanfaatan
Ho :Tidak terdapat pengaruh persepsi kemanfaatansecara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat pengaruh Persepsi kemanfaatan dalampenggunaan
Secara signifikan terhadap minat nasabah menggunakan mobile
Banking.
2. Persepsi Kemudahan Penggunaan
Ho :Tidak terdapatpengaruh
secara signifikan
persepsi kemudahan penggunaan
terhadap minat nasabah menggunakan
mobile banking
Universitas Sumatera Utara
Ha : Terdapat pengaruh Persepsi
kemudahanpenggunaan secara
signifikanterhadap minat nasabah menggunakan mobile banking.
3. Persepsi Risiko
Ho :Tidakterdapat pengaruh
persepsi risiko secara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat pengaruh persepsi risiko secara signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan mobile banking
4. Persepsi Kesesuaian
Ho :Tidak terdapat pengaruh persepsi kesesuaian secara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat
pengaruh
persepsi
kesesuaian secara signifikan
terhadap minat nasabah menggunakan mobile banking
5. Ho :Tidak terdapat pengaruh
persepsi kemanfaatan, kemudahan
penggunaan, risiko dan kesesuaiansecara signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan mobile banking
Ha : Terdapat pengaruh Persepsikemanfaatan, kemudahan dalam
penggunaan, risiko dan kesesuaian secara signifikan terhadap
minat nasabah menggunakan mobile banking.
Universitas Sumatera Utara