Hubungan Iklim (Curah Hujan, Kecepatan Angin, Kelembaban, dan Temperatur Udara) Terhadap Kejadian DBD di Kota Medan tahun 2010-2014
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
menular dan hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia bahkan paling
tinggi dibanding dengan negara lain di ASEAN. Medan merupakan kota endemis
untuk penyakit DBD dan memiliki jumlah kasus tertinggi di Sumatera Utara.
Iklim merupakan salah satu faktor pendukung yang memengaruhi kejadian DBD.
Lokasi penelitian di Kota Medan dengan pengambilan data yang dicatat
dari tahun 2010-2014 di Dinas Kesehatan Kota Medan dan Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Kota Medan. Penelitian ini menggunakan desain studi
ekologi time trend dimana unit analisisnya berupa waktu yaitu perbulan dan
pertahun selama 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, dan suhu terhadap kejadian DBD di
Kota Medan tahun 2010-2014. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat menggunkaan uji korelasi pearson dan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan signifikan curah hujan
dengan kasus DBD perbulan dan pertahun di Kota Medan, ada hubungan
kelembaban udara perbulan dan berhubungan tinggi (r= 0,732), berpola positif,
begitu juga kelembaban pertahun di Kota Medan yang berkorelasi tinggi (r=
0,958). Ada hubungan kecepatan angin perbulan dan berkorelasi yang tinggi (r=
0,843), berpola positif, begitu juga dengan kecepatan angin pertahun di Kota
Medan yang berkorelasi tinggi (r= 0,961). Ada hubungan temperatur udara
perbulan dan berkorelasi tinggi (r= 0,897), berpola negatif, begitu juga temperatur
udara pertahun di Kota Medan berkorelasi yang tinggi (r= 0,935).
Kesimpulan yang diperoleh adalah curah hujan perbulan dan pertahun
tidak berhubungan dengan kasus DBD di Kota Medan, sedangkan kecepatan
angin, kelembaban udara, dan temperatur udara berhubungan dengan kasus DBD
di Kota Medan. Rata-rata curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara, dan
temperatur udara tertinggi terjadi antara bulan Oktober sampai dengan Desember.
Rata-rata kasus DBD perbulan tertinggi terjadi dibulan November sedangkan
kasus DBD pertahun tertinggi terjadi pada tahun 2010. Kasus DBD tertinggi
terjadi di Kecamatan Johor, Sunggal, dan Helvetia. Sedangkan kasus DBD
terendah terjadi di Kecamatan Medan Maimun.
Kata Kunci: DBD, Iklim, Kota Medan.
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) was a contagious disease and still an
issue in Indonesia, even be the highest compared with other countries in ASEAN.
Medan was a endemic city for dengue disease and had the highest cases in North
Sumatera. The climate was one of the contributing factors that affected the
incidence of dengue.
The research location was in Medan by taking the recorded data from
the 2010-2014 in Health Department of Medan and the Meteorology and
Geophysics of Medan. This study used a study design in which ecology time trend
analysis unit in the form of a time that was per month and per year for 5 years.
This study aimed to determine the relationship of precipitation, humidity, wind
speed, and temperature on the incidence of dengue in Medan City year 20102014. Data analysis was performed using univariate and bivariate and used
Pearson correlation test and simple linear regression.
The results of this study were no significant relationship rainfall with
dengue cases per month and per year in Medan City, no relationship the humidity
mount and related high (r = 0.732), patterned positive, as well as moisture per
year in Medan City were highly correlated (r = 0.958). There was a relationship
monthly wind speed and high correlated (r = 0.843), a positive pattern, as well as
the annual wind speed in Medan highly correlated (r = 0.961). There was a
relationship monthly air temperature and highly correlated (r = 0.897), a
negative pattern, as well as annual air temperature in Medan City high correlated
(r = 0.935).
The conclusion was the monthly and annual rainfall not associated with
dengue cases in Medan City, while the wind speed, the humidity, and air
temperature associated with dengue cases in Medan City. Average rainfall, the
wind speed, the humidity, and air temperature is highest between October to
December. Average monthly highest dengue cases occurred in November while
the highest dengue cases per year occured in 2010. The highest dengue cases
occurred in the district of Johor, Sunggal, and Helvetia. While the lowest dengue
cases occurred in the district of Medan Maimun.
Keywords: DHF, Climate, Medan.
iv
Universitas Sumatera Utara
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
menular dan hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia bahkan paling
tinggi dibanding dengan negara lain di ASEAN. Medan merupakan kota endemis
untuk penyakit DBD dan memiliki jumlah kasus tertinggi di Sumatera Utara.
Iklim merupakan salah satu faktor pendukung yang memengaruhi kejadian DBD.
Lokasi penelitian di Kota Medan dengan pengambilan data yang dicatat
dari tahun 2010-2014 di Dinas Kesehatan Kota Medan dan Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Kota Medan. Penelitian ini menggunakan desain studi
ekologi time trend dimana unit analisisnya berupa waktu yaitu perbulan dan
pertahun selama 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, dan suhu terhadap kejadian DBD di
Kota Medan tahun 2010-2014. Analisis data dilakukan secara univariat dan
bivariat menggunkaan uji korelasi pearson dan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan signifikan curah hujan
dengan kasus DBD perbulan dan pertahun di Kota Medan, ada hubungan
kelembaban udara perbulan dan berhubungan tinggi (r= 0,732), berpola positif,
begitu juga kelembaban pertahun di Kota Medan yang berkorelasi tinggi (r=
0,958). Ada hubungan kecepatan angin perbulan dan berkorelasi yang tinggi (r=
0,843), berpola positif, begitu juga dengan kecepatan angin pertahun di Kota
Medan yang berkorelasi tinggi (r= 0,961). Ada hubungan temperatur udara
perbulan dan berkorelasi tinggi (r= 0,897), berpola negatif, begitu juga temperatur
udara pertahun di Kota Medan berkorelasi yang tinggi (r= 0,935).
Kesimpulan yang diperoleh adalah curah hujan perbulan dan pertahun
tidak berhubungan dengan kasus DBD di Kota Medan, sedangkan kecepatan
angin, kelembaban udara, dan temperatur udara berhubungan dengan kasus DBD
di Kota Medan. Rata-rata curah hujan, kecepatan angin, kelembaban udara, dan
temperatur udara tertinggi terjadi antara bulan Oktober sampai dengan Desember.
Rata-rata kasus DBD perbulan tertinggi terjadi dibulan November sedangkan
kasus DBD pertahun tertinggi terjadi pada tahun 2010. Kasus DBD tertinggi
terjadi di Kecamatan Johor, Sunggal, dan Helvetia. Sedangkan kasus DBD
terendah terjadi di Kecamatan Medan Maimun.
Kata Kunci: DBD, Iklim, Kota Medan.
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) was a contagious disease and still an
issue in Indonesia, even be the highest compared with other countries in ASEAN.
Medan was a endemic city for dengue disease and had the highest cases in North
Sumatera. The climate was one of the contributing factors that affected the
incidence of dengue.
The research location was in Medan by taking the recorded data from
the 2010-2014 in Health Department of Medan and the Meteorology and
Geophysics of Medan. This study used a study design in which ecology time trend
analysis unit in the form of a time that was per month and per year for 5 years.
This study aimed to determine the relationship of precipitation, humidity, wind
speed, and temperature on the incidence of dengue in Medan City year 20102014. Data analysis was performed using univariate and bivariate and used
Pearson correlation test and simple linear regression.
The results of this study were no significant relationship rainfall with
dengue cases per month and per year in Medan City, no relationship the humidity
mount and related high (r = 0.732), patterned positive, as well as moisture per
year in Medan City were highly correlated (r = 0.958). There was a relationship
monthly wind speed and high correlated (r = 0.843), a positive pattern, as well as
the annual wind speed in Medan highly correlated (r = 0.961). There was a
relationship monthly air temperature and highly correlated (r = 0.897), a
negative pattern, as well as annual air temperature in Medan City high correlated
(r = 0.935).
The conclusion was the monthly and annual rainfall not associated with
dengue cases in Medan City, while the wind speed, the humidity, and air
temperature associated with dengue cases in Medan City. Average rainfall, the
wind speed, the humidity, and air temperature is highest between October to
December. Average monthly highest dengue cases occurred in November while
the highest dengue cases per year occured in 2010. The highest dengue cases
occurred in the district of Johor, Sunggal, and Helvetia. While the lowest dengue
cases occurred in the district of Medan Maimun.
Keywords: DHF, Climate, Medan.
iv
Universitas Sumatera Utara