Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Landasan Teori
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu dan domain yang sangat mempengaruhi
dalam pembentukan tindakan seseorang (Notoatmodjo,2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Newcomb
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan.
Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku adalah kegiatan atau aktivitas
manusia, baik dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh orang
lain. Menurut Iqbal Mubarak (2007) pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan
wawancara terhadap kegiatan yang telah dilakukannya.
Menurut Mubarak (2007) Perilaku dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan Seperti mencegah penyakit, perilaku peningkatan
kesehatan.
2. Perilaku pencarian dan penggunan sistem atau fasilitas


pelayanan kesehatan

Seperti mengobati sendiri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

5

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu
adalah karena adanya beberapa alasan pokok pemikiran dan perasaan yakni dalam
pengetahuan, persepsi, kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap
objek.
2.2 NYERI
2.2.1 Definisi Nyeri
Nyeri adalah mekanisme protektif yang ada untuk menimbulkan kesadaran
bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2001).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan

jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.

2.2.2 Klasifikasi Nyeri
Menurut Hartwing dan Wilson, (2005) nyeri dapat diklasifikasikan bedasarkan
2.2.2.1 Durasi nyeri
a.Nyeri akut
Durasi nyeri akut barkaitan dengan faktor penyebab yang spesifik dan dapat
diidentifikasi. Nyeri akut dapat mereda setelah pengobatan, karena nyeri akan
menghilang apabila faktor yang merangsang reseptor nyeri dihilangkan. Nyeri akut
adalah nyeri pasca operasi, kualitas, intensitas dan durasi berkaitan dengan prosedur
bedah dan yang menimbulkan kerusakan jaringan (Hartwing dan Wilson, 2005)
b.Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlanjut walaupun diberi pengobatan, sakit
yang terus-menerus bisa karena keganasan atau non keganasan atau intermitten
seperti pada nyeri migren rekuren (Hartwing dan Wilson, 2005)

Universitas Sumatera Utara

6


2.2.2.2 lokasi
a.Nyeri kulit
Nyeri yang dirasakan di kulit atau di jaringan subkutan, misalnya nyeri yang
dirasakan ketika tertusuk jarum atau luka lecet.(Corwin, 2009)
b.Nyeri somatic dalam
Nyeri yang berasal dari tulang dan sendi, tendon, otot rangka, pembuluh
darah dan tekanan saraf dalam. Nyerinya lambat yang dapat menyebar sepanjang rute
saraf (Corwin, 2009). Misalnya sakit kepala, pada lokasi ini memiliki sedikit reseptor
sehingga lokasinya sering tidak dapat dijelaskan. Pada peradangan kronik sendi
(arthritis) yang dirasa adalan nyeri pegal tumpul yang disertai seperti tertusuk. Nyeri
tulang berasal dari stimulus resptor di periosteum, sering dirasa seperi rasa linu,
lokasi relative kurang jelas (Hartwig amd Wilson, 2005).
c.Nyeri viseral
Nyeri di rongga abdomen atau toraks, biasanya nyeri hebat dan terlokalisasi
dengan baik pada satu titik, tetapi juga dapat dialihkan ke bagian tubuh yang
berbeda.

2.2.3 Reseptor nyeri
Reseptor nyeri disebut nosiseptor, nosiseptor adalah saraf aferen


primer

untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri, ujung saraf bebas nosiseptor
berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap stimulus mekanis suhu, listrik atau
kimiawi yang menimbulkan nyeri. Distribusi nosiseptor

paling banyak di kulit,

terletak di jaringan subkutis.otot rangka dan sendi yang peka terhadap stimulus
mekanis suhu, listrik atau kimiawi yang menimbulkan nyeri (Hartwig and
Wilson,2005). Adapun zat kimia yang memperparah nyeri seperti histamine,
bradikinin, serotonin, beberapa prosraglandin (Corwin, 2009).

Universitas Sumatera Utara

7

Saraf perifer terdiri dari dari akson dengan tipe yang berbeda ada neuron
aferen atau sensorik primer, neuron motorik dan neuron pascaganglion simpatis.

Serat pascaganlion simpatis dan motorik adalah serat aferen (membawa implus dari
medula spinalis ke jaringan dan organ efektor), badan sel neuron aferen primer
terletak di akar dorsal ( posterior) nervus spinalis, setelah keluar dari badan selnya di
ganglion akar dorsal, akson saraf eferen terbagi dua; satu masuk ke kornu dorsalis
medulla spinalis dan satu lagi mempersarafi jaringan. Serat-serat aferen sensori
diklasifikasi bedasarkan diameter, derajat mielinisasi dan kecepatan hantarnya.Serat
aferen alfa dan A-beta

berukuran paling besar dan bermielin

serta kecepatan

hantaran tertinggi. Serat ini berespon terhadap sentuhan, tekanan dan sensasi
kinestatik. Namun, tidak berespon jika mendapat rangsangan nyeri yang menggangu
makanya ia tidak termasuk nosiseptor dan golongan serat aferen primer serabut
myelin berdiameter kecil (A-delta) dan akson tidak bermielin ( serabut c), termasuk
nosiseptor karena ia berespon apabila dirangsang nyeri yang menggangu. Kemapuan
mendeteksi nyeri akan hilang jika akson A-delta dan C dihambat. Serat A-alfa dan Abeta yang besar dan bermielin membawa implus yang memerantarai sentuhan,
tekanan, dan propriosepsi dan serat A-delta yang kecil bermielin dan serabut C yang
tidak bemyelin,yang membawa implus nyeri. Aferen-aferen primer menyatu di sel-sel

kornu dorsalis medulla spinalis,masuk ke

zona lissauer. Serat pascaganglion

simpatos adalah serat eferen dan terdiri dari serat-serat C tidak bermielin (Gambar.1)
(Hartwig and Wilson, 2005).

Universitas Sumatera Utara

8

Gambar 1: Reseptor Nyeri
Sumber :McGraw-hill

2.2.4 Perjalanan Nyeri
Antara stimulus dan pengalaman subjektif nyeri ada empat proses
1. Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang menggangu sehingga
menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri, menyebabkan depolarisasi
nosiseptor dan memicu stimulus nyeri, mengaktivkan nosiseptor oleh zat
kimia penghasil nyeri yang berasl dari tempat cedera jaringan.


Universitas Sumatera Utara

9

2. Transmisi nyeri proses penyaluran implus nyeri dari transduksi melewati
saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan jaringan
neuronpemancar yang naik dari medulla spinalis ke otak.
3. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desenden
dari otak yang mempengaruhi transmisi nyeri melibatkan faktor-faktor
kimiawi yang meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer.
4. Persepsi nyeri pengalaman subjektif

nyeri yang dihasilkan oleh aktivitas

transmisi nyeri oleh saraf (Hartwig and Wilson, 2005).
2.2.5 Patofisiologi
Implus nyeri berasal dari nosiseptor disalurkan ke SSP melalui salah satu jenis
saraf eferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan termal disalurkan
melalui serat A-delta dan implus dari nosiseptor polimodal diangkut oleh serabut c

(Sherwood, 2001). Nyeri biasanya dipersepsi sebagai sensasi tertusuk yang mudah
ditentukan lokasinya ( jalur nyeri cepat) diikuti sensasi nyeri tumpul yang lokasinya
kurang jelas dan menetap lama ( jalur nyeri lambat,dialtifkan oleh zat kimia terutama
bradikinin,dalam keaddaan normal dia inaktif dan diaktif oleh enzim-enzim yang
dikeluarkan ke dalam CES oleh jaringan yang rusak). Serat-serat aferen bersinaps
antarneuron di tanduk dorsal korda spinalis, salah satu neurotransmitter yang
dikeluarkan adalah substansi p (Sherwood, 2001).

Universitas Sumatera Utara

10

Gambar 2:Biosintesis Prostaglandin
Sumber :Wilman and Gan, 2009

2.3 ANALGESIK (ANTI NYERI)
Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri diakibatkan oleh berbagai rangsangan pada
tubuh,misalnya: rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga menimbulkan
kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasan mediator nyeri seperti bradikinin

dan prostaglandin yang akhirnya mengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer dan
diteruskan ke otak (Syeima, 2009).

Universitas Sumatera Utara

11

Obat merupakan bahan yang sangat berpotensi bila digunakan dengan tepat
karena obat dapat mencegah, menyembuhkan penyakit atau mengatasi masalah
kesehatan. Namun sebaliknya, jika tidak digunakan dengan tepat, obat bukan saja
tidak berguna bahkan bisa merugikan, karena obat merupakan bahan kimia yang
selain memiliki efek terapi, juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan
(BPOM, 2013).
Food and Drug Administration menyarankan konsumen untuk mengikuti
petunjuk bila menggunakan rasa sakit umum dan penurun demam. Bahan aktif,
asetaminofen dan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID), aman dan efektif
bila arah label atau nasihat dari seorang profesional kesehatan diikuti. Menggunakan
lebih dari yang direkomendasikan dapat menyebabkan cedera serius.
Ibuprofen termasuk ke dalam kelas obat yang dikenal sebagai obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Obat-obat ini mengurangi rasa sakit dengan

memblokir produksi molekul nyeri. NSAID mengurangi nyeri yang terasa di sendi,
otot, dan jaringan lunak lainnya. Sebuah enzim yang terkait COX-1, berperan dalam
melindungi lapisan perut. Karena kebanyakan NSAID menghambat COX- 1
meningkatka risiko sakit maag dan gastrointestinal (GI) perdarahan (Dean, 2011)
Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isomeform disebut COX-1 dan COX2, dikode oleh gen yang berbeda dan ekspresinya bersifat unik. COX-1 esensial dalam
melindungi beberapa fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan khususnya
ginjal, saluran cerna dan trombosit. Di mukosa lambung, aktivasi COX-1
menghasilkan prostasiklin yang bersifat sitoprotektif. Siklooksigenase 2 awalnya
diduga diinduksi berbagai stimulus inflamatoar, termasuk sitokin,endotoksin dan
growth factor. COX-2 juga mempunyai fungsi fisiologis yaitu di ginjal,jaringan
vaskular dan pada proses perbaikan (Wilman and Gan, 2009).

Universitas Sumatera Utara

12

2.3.1 JENIS-JENIS ANALGESIK
a.Parasetamol (asetaminofen)
Di Indonesia asetaminofen lebih dikenal dengan nama parasetamol dan
tersedia sebagai obat bebas, merupakan salah satu obat yang sering digunakan untuk

mengobati nyeri dari ringan sampai sedang, parasetamol bekerja dengan menghambat
pg yang lemah.
Farmakokinetik
Parasetamol diberikan secara oral, penyerapannya dihubungkan dengan
tingkat pengosongan perut dan konsentrasi darah, puncak biasanya tercapai dalam
30-60 menit (Furst and Munster, 2002). Diabsorbsi dengan cepat dan sempurna
melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma di capai dalam waktu ½
jam dan massa paruh 1-3 jam. Dalam plasma 25 % parasetamol terikat protein
plasma, dimetabolisme oleh enzim mikrosomal hati. Diekskresi melalui ginjal,
sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjungasi (Wilman and Gan, 2009).
Indikasi
Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala,
mialgia, nyeri pasca persalinan dan keadaan lain. Sebaiknya tidak diberikan terlalu
lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati anti nyeri. Jika dosis terapi tidak
bermanfaat, dosis besar tidak menolong (Wilman and Gan, 2009)
Efek samping
Dalam dosis terapetik bisa terjadi peningkatan enzim hati kadang bisa terjadi
tanpa adanya ikterus. Dengan menelan dosis 15 g parasetamol, bisa menyebabkan
kejadian yang fatal

kematian dapat terjadi

karena hepatotoksisitas yang hebat

dengan nekrosis lobules sentral. Penggunaan semua jenis analgesik secara menahun

Universitas Sumatera Utara

13

terutama kombinasi berpotensi menjadi nefropati analgesic (Furst and Munster,
2002).
Kontra indikasi
Obat ini tidak dianjurkan pada seseorang yang mengalami kekurangan
G-6-PD (Setter and Baker, 2010). Dosis yang dianjurkan tablet dengan 500 mg
parasetamol atau sirup yang mengandung 125mg/5ml.dan ada juga dosis untuk
dewasa 300 mg-1g per kali beri dengan dosis maksimun 4 g/hari, bisa diberi 3 sampai
4 kali dalam sehari dengan pemberian maksimum 6 kali sehari (Wilman and Gan,
2009).
b.IBUPROFEN
Ibuprofen adalah pereda nyeri golongan non-steroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs) yang bisa ditemukan di banyak toko obat. Ibuprofen adalah derivate
asam propionate. Obat ini bersifat analgesic dengan daya antiinflamasi yang tidak
terlalu kuat (Wilman and Gan, 2009). Menurut McGettigan, naproxen dan ibuprofen
adalah obat penghilang rasa sakit yang paling aman untuk jantung, asalkan digunakan
dalam dosis rendah.
Farmakodinamik
Menghambat

sintesis

prostaglandin

dalam

jaringan

tubuh

dengan

menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase, COX-1 dan COX-2 (Medscape).
Farmakokinetik
Ibuprofen dimetabolisme secara estensif via CYP2C8 dan CYP2C9 di dalam
hati (Furst and Munster, 2002). Diabsorbsi cepat melalui lambung dan kadar
maksimal dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2
jam,90% ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat,

Universitas Sumatera Utara

14

kira-kira 90 % dari dosis yang diabsorbsi akan diekskresi melalui urin sebagai
metabolit atau konjugatnya (Wilman and Gan, 2009).
Indikasi
Ibuprofen adalah obat anti-inflamasi (NSAID) yang digunakan untuk
mengobati nyeri ringan sampai sedang, dan membantu untuk meredakan gejala
arthritis (osteoarthritis, rheumatoid arthritis, atau remaja artritis), seperti peradangan,
pembengkakan, kekakuan, dan nyeri sendi. Ibuprofen tidak menyembuhkan artritis,
hanya membantu ketika anda menggunakan atau memimunnya (Pubmed, 2012)
Efek samping
Obat

anti-inflamasi

dapat

menyebabkan,

Iritasi

gastrointestinal

dan

perdarahan terjadi, Walaupun tidak sesering aspirin (Furst and Munster, 2002). Bisa
juga menyebabkan gangguan ginjal, gagal jantung dan sirosis dan meningkatkan
resiko penyakit kardiovascularskular seperti miokardiak infark (Setter and Baker ,
2010). Efeknya yang jarang terjadi ialah eritema kulit, sakit kepala trombosipenia,
ambilopia toksik yang reversible (Wilman and Gan, 2009).
Kontra indikasi
Obat ini di kontra indikasikan terhadap orang mempunyai alergi asa,
gangguan perdarahan, ulkus duodenum / lambung / tukak, stomatitis, SLE, ulcerative
colitis, penyakit saluran cerna atas, akhir kehamilan (dapat menyebabkan penutupan
dini ductus arteriosus) (Medscape). Dosis yang dianjurkan adalah 400 mg dalam 4
kali beri dalam sehari (Wilman and Gan, 2009).

Universitas Sumatera Utara

15

d.ASAM MEFENAMAT
Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma, terikat dengan
protein sehingga interaksinya terhadap antikoagulan harus diperhatikan.
farmakodinamik
Menghambat

sintesis

prostaglandin

dalam

jaringan

tubuh

dengan

menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase, COX-1 dan COX-2 (Medscape).
farmakokinetik
Asam mefenamat mempunyai waktu paruh selama 2 jam, Puncak Plasma
Waktu: 2-4 jam (1 g dosis) dicapai pada hari kedua administrasi (1 g dosis, 4x
sehari),dimetabolosme di hati oksidasi / konjugasi, metabolit asam 3'-hidroksimetil
dan 3'-karboksil dan konjugasi asam glukuronat mereka kskresi: urin 66% (dosis
tunggal), feses 20-25 (Medscape).
Indikasi
Pada nyeri yang akut,dismenore.
Efek samping
Terhadap saluran cerna misalnya dispepsia, diare dan gejala iritasi lain
terhadap mukosa lambung, obat ini meningkatkan efek dari antikoagulansi oral,
Kontra indikasi pada ibu hamil, tidak boleh dipakai lebih dari 1 minggu (Furst and
Munster, 2002).Dosis yang dianjurkan adalah 250-500mg dalam sehari dengan
pemberian 2-3 kali dalam sehari.

Universitas Sumatera Utara

16

d.Diklofenak
Diklofenak adalah derivat sederhana dari phenilacetic acid yang menyerupai
flurbiprofen dan meclofenamate.
farmakodinamik
Menghambat COX-1 & COX-2, sehingga menghambat sintesis prostaglandin
(Medscape,2013). Obat ini menghambat siklooksigenase yang relative non selektif
dan kuat, mengurangi bioavailabilitas asam arakidonat (Furst and Munster, 2002).
Farmakokinetik
Obat ini diserap dengan cepat, tetapi bioavailabilitasnya hanya 30-70 %
kerena mengalami metabolime first pass (lintas pertama), metabolism berlangsung
dengan CYP3A4 dan CYP2C9 menjadi metabolit tidak aktif. Waktu paruhnya1-3 jam,
diklofenak diaakumulasi di cairan synovial sehingga efek terapi di sendi jauh lebih
panjang dari waktu paruh obat (Wilman and Gan, 2009).
Indikasi
Sebagai anti inflamasi, analgesik,antipiretik, rheumatoid arthritis,osteoarthritis
dan dismenorrhea (Medscape)
Efek samping
Menurut Furst and Munster (2002), Kira-kira 20% dari pengguna diclofenak
mengalami distress gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal yang terselubung dan
dapat timbulnya ulserasi lambung. Dan kira-kira 1-10% dapat mengalami distensi
perut & perut kembung, sakit perut atau kram, Sembelit, diare, dispepsia, mual, ulkus
peptikum / perdarahan GI, dan edema (Medscape)

Universitas Sumatera Utara

17

Kontra indikasi
Obat

ini

tidak

dapat

digunakan

oleh

seseorang

yang

mengalami

hipersensitivitas terhadap diklofenak aspirin, depresi sumsum tulang, CABG, ulkus
peptikum, stomatitis, kolitis ulserativ, GI, akhir kehamilan (dapat menyebabkan
penutupan dini ductus arteriosus)( Medscape, 2013). Dosis yang dianjurkan 100-150
mg dalam sehari dengan pemberian 2-3 kali dalam sehari (wilman and gan, 2009)
e.INDOMETASIN
Indometasin merupakan derivate indol-asam asetat, karena toksisitasnya obat
tidak dianjurkan diberi kepada anak ,wanita hamil, pasien dengan gangguan psikatri
dan penyakit lambung.
farmakodinamik
Menghambat

sintesis

prostaglandin

dalam

jaringan

tubuh

dengan

menghambat minimal 2 isoenzim siklooksigenase ,COX-1 dan COX-2 (Medscape,
2013).
Menurut Furst and Munster (2002) indometasin menghambat COX yang
potensial dan nonselektif, bisa juga menghambat

phospholipase

A dan C,

mengurangi migrasi PMN dan pertumbuhans sel T dan B.
Farmakokinetik
Absorbsinya setelah pemberian secara oral cukup baik, 92-99% terikat pada
protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati, diekskresikan dalam bentuk asal
maupun metabolit melalui urin atau empedu.waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam
(Wilman and Gan,2007). Kadar puncak serum mencapai 2 jam dengan konsentrasi
efektif antara 0,3-3 mg/l (Setter and Baker, 2010).

Universitas Sumatera Utara

18

Indikasi
Indometasin mempunyai efak analgesic-antipiretik disertai anti inflamasi,
sehingga dapat digunakan untuk rheumatoid arthritis, bursitis ,dan tendonitis.

Efek samping
Efek sampingnya tergantung dosis efek terhadap saluran cerna dapat berupa
nyeri abdomen, perdarahan lambung dan pankreatitis dan bisa sakit kepala yang berat
(20-25%) (Wilman and Gan, 2007), dapat juga menyebabkan transient renal
insufficiency (40%), Jaundice (15%), sakit kepala (12%) (Medscape).
Kontra indikasi
Obat ini dikontra indikasikan pada orang yang mengalami hipersensitivitas,
alergi ASA, sejarah aspirin triad, CABG, gangguan perdarahan, ulkus duodenum /
lambung / tukak, stomatitis, kolitis ulserativa, penyakit saluran cerna atas, akhir
kehamilan (dapat menyebabkan penutupan dini ductus arteriosus),Pada neonatus:
Gangguan ginjal, infeksi (Medscape).
Dosis yang dianjurkan 25 mg sehari dalam pemberian

2-4 kali,untuk

mengurangi gejala rematik di mala hari obat ini diberi 50-100 mg sebelum tidur
(Wilman and Gan, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Keluarga Lansia Tentang Insomnia Di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tahun 2010

0 42 79

Gambaran Pengetahuan Masyarakat Ayer Keroh, Melaka Tentang Penggunaan Obat Anti Nyeri Yang Dijual Bebas Tahun 2010

1 31 63

Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau tentang Filariasis

4 80 95

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

0 6 111

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

0 0 13

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

0 0 2

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

0 0 13

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

0 1 3

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Tentang Anti Nyeri Parasetamol Dan Anti Nyeri Lainnya

0 1 31

Hubungan Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Anti Nyeri Terhadap Pengobatan Sendiri pada Nyeri Akut (Studi Di Kelurahan Wadowetan Kecamatan Bantarujeg Majalengka)

0 0 5