Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Bank Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Yang Terdaftar Di BEI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga keuangan khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan
yang sangat krusial dalam menggerakkan roda perekonomian suatu Negara.
Pembangunan ekonomi tidak lepas dari peranan sektor perbankan
lembaga pembiayaan bagi sektor
sebagai
riil. Pembiayaan yang diberikan sektor
perbankan kepada sektor riil berperan dalam meningkatkan produktivitas.
Meningkatnya produktivitas sektor riil dapat meningkatkan iklim dunia usaha dan
investasi yang kemudian akan meningkatkan pendapatan nasional.
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana(surplus unit)
dan pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Kepercayaan terhadap lembaga
perbankan menjadi sangat penting agar fungsi intermediasi dapat berjalan dengan
baik. Fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik akan menciptakan
penggunaan dana yang optimal dan efisien. Hal ini akan berdampak pada
meningkatnya aktivitas produktif dari dana yang dipinjamkan sehingga output
aktivitas produksi akan meningkat dan lapangan kerja baru yang banyak
bermunculan menambah taraf kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
(Muharam dan Pusvitasari, 2007).
Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
Universitas Sumatera Utara
stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan (Booklet Perbankan Indonesia 2008). Saat ini
perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan yang sangat kompetitif. Hal
ini disebabkan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia baik yang beroperasi
secara lokal maupun yang beroperasi berskala internasional. Dengan semakin
kompetitifnya
persaingan
di
dunia
perbankan
maka
bank-bank
mulai
meningkatkan keunggulan kompotetitifnya untuk memberikan layanan yang
terbaik kepada para nasabahnya melalui berbagai macam produk perbankan
seperti produk dana, produk pinjaman atau produk jasa lainnya.
Sistem perbankan merupakan bagian dari sistem keuangan.Setiap Negara
memiliki keunikan pada sistem perbankannya, karena sistem itu diatur
berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah setiap Negara.Perbankan
merupakan industri yang paling banyak diatur oleh pemerintah. Hal ini
disebabkan oleh peranan perbankan dalam pengendalian moneter dan untuk
melindungi dana masyarakat dalam perbankan tersebut. Jika industri perbankan
tidak memiliki performa yang baik, efek terhadap perekonomian akan sangat
besar dan luas. Buruknya kinerja industri perbankan di suatu negara dapat
memperlambat dan juga menghambat pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
Hal ini tercermin pada krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan
tahun 1997 salah satunya disebabkan karena kelemahan dalam sistem perbankan.
Tentunya hal ini berdampak pada sektor perbankan yang mengakibatkan
munculnya berbagai permasalahan pada perbankan di Indonesia antara lain
depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Universitas Sumatera Utara
sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi
internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada
kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover
terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja
bank menurun.
Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat.
PSAK 31 menyatakan bahwa “bank merupakan industri yang dalam kegiatan
usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank
perlu dipelihara”. Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank,
dimana kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Penilaian tingkat kesehatan bank umumnya mencakup
penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar, atau yang dikenal dengan
CAMEL.
Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan
memiliki kinerja yang baik pula.Kinerja merupakan hal penting yang harus
dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola
dan
mengalokasikan
sumber
dayanya.Penilaian kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan
keuangannya.
Berdasarkan
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor:
3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib
Universitas Sumatera Utara
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1)
Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan; (3) Laporan
Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan
keuangan yang diterbitkan diharapkan dapat mencerminkan kinerja bank yang
sebenarnya.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menekankan
pada perhitungan rasio untuk dapat mengevaluasi keadaan keuangan pada masa
lalu, sekarang, dan memproyeksikan masa yang akan datang. Salah satu teknik
dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan.Rasio keuangan
menjadi salah satu alat oleh para pengambil keputusan baik bagi pihak internal
maupun eksternal dalam menentukan kebijakan selanjutnya.Bagi pihak eksternal
terutama kreditur dan investor, rasio keuangan dapat digunakan dalam
menentukan apakah suatu perusahaan wajar untuk diberikan kredit atau untuk
dijadikan lahan investasi yang baik.Bagi pihak manajemen, analisis rasio
keuangan sangat bemanfaat untuk perencanaan dan pengevaluasian kinerja suatu
perusahaan.Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi
keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan.
Rasio-rasio keuangan umumnya diklasifikasikan menjadi empat macam
yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio
likuiditas, rasio leverage, dan rasio aktivitas umumnya digunakan untuk
mengukur risiko, sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur return
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank.Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur
kinerja profitabilitas bank adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Assets
(ROA). ROE menunjukkan besarnya pengembalian atas total modal untuk
menghasikan keuntungan, sedangkan ROA menunjukkan kemampuan dari
keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan. Dalam hal ini ROE menjadi indikator utama dalam mengukur
profitabilitas bank.Return On Equity (ROE) merupakan indikator yang sangat
penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan
pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih
dari bank yang bersangkutan, dengan demikian kenaikan tersebut akan
menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya, 2005:119).
Beberapa faktor lain yang bepengaruh terhadap profitabilitas bank adalah
Capital Adequacy Ratio(CAR), Net Interest Margin(NIM), dan Operating
Expenses to Operating Income (OEOI).
Sebuah bank memerlukan modal dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan
operasionalnya.Seluruh
bank
di
Indonesia
diharuskan
untuk
menyediakan modal minimum dengan tujuan untuk menutupi kemungkinan
timbulnya resiko-resiko kerugian dari aktiva yang mengandung resiko seperti
kredit yang diberikan kepada masyarakat.Kurangnya modal yang dimiliki bank
dapat berdampak pada profitabilitas bank.Hal ini dicerminkan pada rasio CAR
(Capital Adequacy Ratio) yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam
Universitas Sumatera Utara
memiliki modal yang cukup untuk menutupi kerugian dari aktiva berisiko sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Sebagai organisasi bisnis berbasis keuntungan, bank memperoleh
pendapatan yang besar, namun juga memiliki biaya yang selalu dikeluarkan secara
rutin. Biaya yang melebihi pendapatan akan menimbulkan suatu masalah yang
jika dibiarkan maka bank akan menjadi tidak produktif lagi dalam menghasilkan
laba. Oleh karena itu, rasio OEOI (Operating Expenses to Operating Income)
dapat digunakan dalam menggambarkan bagaimana tingkat efisiensi suatu bank
dalam mengelola biaya terhadap pendapatannya.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, salah satu proksi dari risiko pasar
adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan dengan
suku bunga pinjaman yang diberikan. Hal ini tercermin pada rasio NIM (Net
Interest Margin), besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi bank yang pada
akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul“Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Bank Terhadap
Profitabilitas Pada Perbankan Yang Terdaftar Di BEI”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return
On Equity (ROE) ?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On
Equity (ROE) ?
3. Bagaimana pengaruh Operating Expenses to Operating Income
(OEOI) terhadap Return On Equity (ROE) ?
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap Return On Equity (ROE)
2. Untuk menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap
Return On Equity (ROE)
3. Untuk menganalisis pengaruh Operating Expenses to Operating
Income (OEOI) terhadap Return On Equity (ROE)
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor
dalam berinvestasi dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest
Universitas Sumatera Utara
Margin(NIM), danOperating Expenses to Operating Income (OEOI)
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di
sektor perbankan.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan kontribusi
sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan
perbankan mengenai tingkat rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Net
Interest Margin (NIM), danOperating Expenses to Operating Income
(OEOI) dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga keuangan khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan
yang sangat krusial dalam menggerakkan roda perekonomian suatu Negara.
Pembangunan ekonomi tidak lepas dari peranan sektor perbankan
lembaga pembiayaan bagi sektor
sebagai
riil. Pembiayaan yang diberikan sektor
perbankan kepada sektor riil berperan dalam meningkatkan produktivitas.
Meningkatnya produktivitas sektor riil dapat meningkatkan iklim dunia usaha dan
investasi yang kemudian akan meningkatkan pendapatan nasional.
Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana(surplus unit)
dan pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Kepercayaan terhadap lembaga
perbankan menjadi sangat penting agar fungsi intermediasi dapat berjalan dengan
baik. Fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik akan menciptakan
penggunaan dana yang optimal dan efisien. Hal ini akan berdampak pada
meningkatnya aktivitas produktif dari dana yang dipinjamkan sehingga output
aktivitas produksi akan meningkat dan lapangan kerja baru yang banyak
bermunculan menambah taraf kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
(Muharam dan Pusvitasari, 2007).
Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
Universitas Sumatera Utara
stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan
dan dapat dipertanggungjawabkan (Booklet Perbankan Indonesia 2008). Saat ini
perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan yang sangat kompetitif. Hal
ini disebabkan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia baik yang beroperasi
secara lokal maupun yang beroperasi berskala internasional. Dengan semakin
kompetitifnya
persaingan
di
dunia
perbankan
maka
bank-bank
mulai
meningkatkan keunggulan kompotetitifnya untuk memberikan layanan yang
terbaik kepada para nasabahnya melalui berbagai macam produk perbankan
seperti produk dana, produk pinjaman atau produk jasa lainnya.
Sistem perbankan merupakan bagian dari sistem keuangan.Setiap Negara
memiliki keunikan pada sistem perbankannya, karena sistem itu diatur
berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah setiap Negara.Perbankan
merupakan industri yang paling banyak diatur oleh pemerintah. Hal ini
disebabkan oleh peranan perbankan dalam pengendalian moneter dan untuk
melindungi dana masyarakat dalam perbankan tersebut. Jika industri perbankan
tidak memiliki performa yang baik, efek terhadap perekonomian akan sangat
besar dan luas. Buruknya kinerja industri perbankan di suatu negara dapat
memperlambat dan juga menghambat pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
Hal ini tercermin pada krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan
tahun 1997 salah satunya disebabkan karena kelemahan dalam sistem perbankan.
Tentunya hal ini berdampak pada sektor perbankan yang mengakibatkan
munculnya berbagai permasalahan pada perbankan di Indonesia antara lain
depresiasi rupiah, peningkatan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Universitas Sumatera Utara
sehingga menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah. Lemahnya kondisi
internal bank seperti manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada
kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat mengcover
terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank tersebut menyebabkan kinerja
bank menurun.
Penurunan kinerja bank dapat menurunkan pula kepercayaan masyarakat.
PSAK 31 menyatakan bahwa “bank merupakan industri yang dalam kegiatan
usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank
perlu dipelihara”. Bank Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank,
dimana kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Penilaian tingkat kesehatan bank umumnya mencakup
penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar, atau yang dikenal dengan
CAMEL.
Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan
memiliki kinerja yang baik pula.Kinerja merupakan hal penting yang harus
dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola
dan
mengalokasikan
sumber
dayanya.Penilaian kinerja suatu bank dapat dilakukan dengan menganalisis
laporan
keuangannya.
Berdasarkan
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor:
3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib
Universitas Sumatera Utara
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1)
Laporan Tahunan; (2) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan; (3) Laporan
Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4) Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan
keuangan yang diterbitkan diharapkan dapat mencerminkan kinerja bank yang
sebenarnya.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menekankan
pada perhitungan rasio untuk dapat mengevaluasi keadaan keuangan pada masa
lalu, sekarang, dan memproyeksikan masa yang akan datang. Salah satu teknik
dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan.Rasio keuangan
menjadi salah satu alat oleh para pengambil keputusan baik bagi pihak internal
maupun eksternal dalam menentukan kebijakan selanjutnya.Bagi pihak eksternal
terutama kreditur dan investor, rasio keuangan dapat digunakan dalam
menentukan apakah suatu perusahaan wajar untuk diberikan kredit atau untuk
dijadikan lahan investasi yang baik.Bagi pihak manajemen, analisis rasio
keuangan sangat bemanfaat untuk perencanaan dan pengevaluasian kinerja suatu
perusahaan.Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak
pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi
keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan.
Rasio-rasio keuangan umumnya diklasifikasikan menjadi empat macam
yaitu rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio
likuiditas, rasio leverage, dan rasio aktivitas umumnya digunakan untuk
mengukur risiko, sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur return
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk
mengukur kinerja suatu bank.Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur
kinerja profitabilitas bank adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Assets
(ROA). ROE menunjukkan besarnya pengembalian atas total modal untuk
menghasikan keuntungan, sedangkan ROA menunjukkan kemampuan dari
keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan. Dalam hal ini ROE menjadi indikator utama dalam mengukur
profitabilitas bank.Return On Equity (ROE) merupakan indikator yang sangat
penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan
pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih
dari bank yang bersangkutan, dengan demikian kenaikan tersebut akan
menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya, 2005:119).
Beberapa faktor lain yang bepengaruh terhadap profitabilitas bank adalah
Capital Adequacy Ratio(CAR), Net Interest Margin(NIM), dan Operating
Expenses to Operating Income (OEOI).
Sebuah bank memerlukan modal dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan
operasionalnya.Seluruh
bank
di
Indonesia
diharuskan
untuk
menyediakan modal minimum dengan tujuan untuk menutupi kemungkinan
timbulnya resiko-resiko kerugian dari aktiva yang mengandung resiko seperti
kredit yang diberikan kepada masyarakat.Kurangnya modal yang dimiliki bank
dapat berdampak pada profitabilitas bank.Hal ini dicerminkan pada rasio CAR
(Capital Adequacy Ratio) yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam
Universitas Sumatera Utara
memiliki modal yang cukup untuk menutupi kerugian dari aktiva berisiko sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan.
Sebagai organisasi bisnis berbasis keuntungan, bank memperoleh
pendapatan yang besar, namun juga memiliki biaya yang selalu dikeluarkan secara
rutin. Biaya yang melebihi pendapatan akan menimbulkan suatu masalah yang
jika dibiarkan maka bank akan menjadi tidak produktif lagi dalam menghasilkan
laba. Oleh karena itu, rasio OEOI (Operating Expenses to Operating Income)
dapat digunakan dalam menggambarkan bagaimana tingkat efisiensi suatu bank
dalam mengelola biaya terhadap pendapatannya.
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, salah satu proksi dari risiko pasar
adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan dengan
suku bunga pinjaman yang diberikan. Hal ini tercermin pada rasio NIM (Net
Interest Margin), besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi bank yang pada
akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul“Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Bank Terhadap
Profitabilitas Pada Perbankan Yang Terdaftar Di BEI”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return
On Equity (ROE) ?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On
Equity (ROE) ?
3. Bagaimana pengaruh Operating Expenses to Operating Income
(OEOI) terhadap Return On Equity (ROE) ?
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR)
terhadap Return On Equity (ROE)
2. Untuk menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap
Return On Equity (ROE)
3. Untuk menganalisis pengaruh Operating Expenses to Operating
Income (OEOI) terhadap Return On Equity (ROE)
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi investor
dalam berinvestasi dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest
Universitas Sumatera Utara
Margin(NIM), danOperating Expenses to Operating Income (OEOI)
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di
sektor perbankan.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan kontribusi
sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan
perbankan mengenai tingkat rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Net
Interest Margin (NIM), danOperating Expenses to Operating Income
(OEOI) dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan.
Universitas Sumatera Utara