Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH RASIO – RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

DESSY MARIANA P 100503181

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2014 Yang membuat pernyataan

Dessy Mariana P NIM. 100503181


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap kinerja yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada bank publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perbankan yang dipublikasikan melalui website sampel sebanyak 23 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012 yang diambil melalui purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, NIM, LDR, dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA . Secara parsial variabel CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, Sementara variabel LDR dan GWM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), dan Return On Assets (ROA)


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FINANCIAL RATIO TO PUBLIC BANK PERFORMANCE THAT LISTED ON BEI

This study aims to analyze the effect of the Capital Adequacy Ratio (CAR),Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses/Operating Income (OEOI), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Reserve Requirement (RR) towards performance as measured by Return On Assets (ROA) in the public bank that listed on the Indonesia Stock Exchange.

The data used in this study were obtained from the Annual Financial Statements of each bank which was published through the website www.idx.com. The number of sample used were 23 banks listed on the Indonesia Stock Exchange during 2010-2012 were taken by purposive sampling. Techniques of data analysis in this study using multiple regression analysis.

The results of this research shows that in simultant CAR, NPL, NIM, OEOI, LDR, and RR variable has significant influence to ROA. And partially,CAR has a negative and unsignificant influence to ROA. NPL and OEOI has a negative and significant influence to ROA. While LDR and RR has a positive and unsignificant influence to ROA. NIM has a positive and significant influence to ROA

Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses to Operating Income (OEOI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Reserve Requirement (RR), and Return On Asset (ROA)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus yang telah memberikan limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail,M.M,Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Pembaca Penilai yang memberikan koreksi serta petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.


(6)

6. Kedua orang tua penulis, B.T Panjaitan dan D. Pangaribuan yang selalu mendoakan, mendukung secara moral maupun materiil, memberi semangat, motivasi dan kasih sayang yang begitu besar kepada penulis. Terima kasih kedua orang tuaku atas semua pengorbanan, kesabaran dan teladan yang mama papa berikan. Semoga Bapak dan Mama senantiasa dilindungi Tuhan Yesus. Abang dan kakak penulis, yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. Sahabat-sahabat penulis : Anita Putri, Amelia Pratiwie, Fanny Difianti, Nurfadilah Susanti, Ramian Agnes, Runi Indah Pratiwi yang selalu menemani saat suka maupun duka, tempat berbagi cerita dan cita-cita. Terimakasih untuk persahabatan dan pengalaman yang sangat berharga yang kalian berikan. Dan juga semua teman-teman khususnya Departemen Akuntansi-S1 angkatan 2010. Terimakasih atas kebersamaan dan pertemanan yang terjalin selama ini. Sukses buat kita semua. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.

Medan, 2014 Penulis,

Dessy Mariana P NIM. 100503181


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK………..ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR……….xi

DAFTAR LAMPIRAN……….xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Perumusan Masalah...9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian ...10

1.3.2 Manfaat Penelitian ...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Bank Publik...13

2.1.2 Kegiatan Bank Publik...14

2.1.3 Peranan Bank Publik………...15


(8)

2.1.5 Tugas Bank Publik...19

2.1.6 Laporan Keuangan Bank ...20

2.1.7 Kinerja Keuangan Bank...21

2.1.8 Return On Asset (ROA)……….24

2.1.9 Capital Adequacy Ratio (CAR)……….25

2.1.10 Non Performing Loan (NPL)………..26

2.1.11 Net Interest Margin (NIM)………..27

2.1.12 Biaya /Pendapatan Operasional(BOPO)………….29

2.1.13 Loan to Deposit Ratio (LDR)………..29

2.1.14 Giro Wajib Minimum (GWM)………30

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...31

2.3 Kerangka Konseptual ...35

2.4 Hipotesis ...36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ...38

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data ...38

3.2.2 Sumber Data ...38

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi ...39

3.3.2 Sampel ...39

3.4 Metode Pengumpulan Data ...41

3.5 Batasan Operasional ...41

3.6 Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Variabel Dependen ...42

3.6.2 Variabel Independen ...43

3.7 Skala Pengukuran Variabel ...45

3.8 Teknis Analisis 3.8.1 Analisis Regresi Berganda………..47


(9)

3.8.2 Uji Asumsi Klasik...48

3.8.3 Uji Hipotesis ………..…………55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ………..………59

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif ………61

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas ………...65

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ……….69

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ………..71

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ………73

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ………74

4.2.4 Uji Hipotesis 4.2.4.1 Koefisien Determinasi (R2) ………...76

4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ………..78

4.2.4.3 Uji t (Uji Parsial) .………..79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………...87

5.2 Saran ……….89

DAFTARPUSTAKA………92


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...30

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ...40

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Variabel ...45

Tabel 3.3 Kriteria Nilai Uji Durbin-Watson...54

Tabel 4.1 Rata-Rata Nilai ROA, CAR, NPL, NIM, BOPO,LDR dan GWM59 Tabel 4.2 Descriptive Statistics ……….61

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas………..68

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ………69

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ………...73

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ………...74

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi ……….77

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ………79


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...35

Gambar 4.1 Grafik Histogram…………...……….66

Gambar 4.2 Normal P-Plot……….………67


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

Halaman

Lampiran 1 Nilai ROA Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………94 Lampiran 2 Nilai CAR Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………95 Lampiran 3 Nilai NPL Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………96 Lampiran 4 Nilai NIM Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………97 Lampiran 5 Nilai BOPO Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………98 Lampiran 6 Nilai LDR Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………99 Lampiran 7 Nilai GWM Bank Publik yang terdaftar

di BEI tahun 2010-2012 ………..100 Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS 16.0 ……….101


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH RASIO-RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA BANK PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BEI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap kinerja yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada bank publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan masing-masing perbankan yang dipublikasikan melalui website sampel sebanyak 23 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012 yang diambil melalui purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, NIM, LDR, dan BOPO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROA . Secara parsial variabel CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Variabel NPL dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, Sementara variabel LDR dan GWM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Kata Kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), dan Return On Assets (ROA)


(14)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FINANCIAL RATIO TO PUBLIC BANK PERFORMANCE THAT LISTED ON BEI

This study aims to analyze the effect of the Capital Adequacy Ratio (CAR),Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses/Operating Income (OEOI), Loan to Deposit Ratio (LDR), and Reserve Requirement (RR) towards performance as measured by Return On Assets (ROA) in the public bank that listed on the Indonesia Stock Exchange.

The data used in this study were obtained from the Annual Financial Statements of each bank which was published through the website www.idx.com. The number of sample used were 23 banks listed on the Indonesia Stock Exchange during 2010-2012 were taken by purposive sampling. Techniques of data analysis in this study using multiple regression analysis.

The results of this research shows that in simultant CAR, NPL, NIM, OEOI, LDR, and RR variable has significant influence to ROA. And partially,CAR has a negative and unsignificant influence to ROA. NPL and OEOI has a negative and significant influence to ROA. While LDR and RR has a positive and unsignificant influence to ROA. NIM has a positive and significant influence to ROA

Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Operating Expenses to Operating Income (OEOI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Reserve Requirement (RR), and Return On Asset (ROA)


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Peranan lembaga perbankan sangat besar dalam kehidupan manusia saat ini. Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (Booklet Perbankan Indonesia 2008). Peranan lembaga perbankan yang sangat besar menjadikan perbankan menjadi lembaga yang sangat penting dan mendapat perhatian lebih. Perbankan menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian di suatu negara. Jika keadaan perbankan tidak stabil ataupun menurun, hal ini akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap keadaaan perekonomian suatu negara. Perekonomian yang tidak stabil juga akan berdampak ke berbagai sektor kehidupan masyarakat di negara itu.

Perkembangan di sektor perbankan yang pesat juga menimbulkan berbagai tantangan di dalamnya. Hal ini menjadikan sektor perbankan begitu kompleks dan beresiko besar. Industri perbankan yang kompleks memberikan resiko yang besar terhadap usaha bank di seluruh dunia termasuk bank – bank di Indonesia sehingga pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan dalam rangka menyehatkan perbankan nasional. Menurut data Bank Indonesia dan BPPN kebijakan yang dikeluarkan antara lain sebanyak 71 bank ditutup dan 20 bank dimerger sehingga jumlah bank berkurang dari 238 bank pada Oktober 1997 menjadi 159 bank di akhir tahun 2001. Krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia bersumber dari lemahnya kinerja perbankan. Menurut Mubarokah (2007) menyatakan bahwa

Krisis ekonomi tersebut menunjukkan bahwa industri perbankan nasional belum memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh dengan dukungan infrastruktur perbankan yang baik sehingga secara fundamental masih harus diperkuat untuk dapat mengatasi gejolak internal maupun eksternal. Belum kokohnya fundamental perbankan nasional merupakan tantangan


(16)

besar yang bukan hanya bagi industri perbankan secara umum, tetapi juga bagi Bank Indonesia sebagai otoritas pengawasnya.

Permasalahan perbankan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh peningkatan suku bunga Sertifikat Bank, Indonesia (SBI), depresiasi rupiah sehingga tingkat kredit bermasalah meningkat. Selain masalah di atas, faktor internal seperti lemahnya kondisi internal bank juga memberi andil. Kondisi internal seperti lemahnya kinerja manajemen, modal yang tidak mampu menutupi resiko, dan pemberian kredit kepada grup atau kelompok usaha yang tidak sesuai aturan menjadi penyebab kinerja sebuah bank menurun. Faktor eksternal seperti krisis ekonomi global sejak 2008 masih menyebabkan kondisi pasar keuangan global menjadi lebih rapuh.

Kinerja bank yang baik sangat diperlukan untuk menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap bank itu sendiri. Kinerja yang baik menjadi modal utama bank untuk tetap tumbuh dan berkembang. Kinerja bank yang baik ditandai dengan kesehatan bank yang baik pula. Penurunan kinerja bank mengakibatkan kepercayaan masyarakat menurun. Menurut PSAK 31 salah satu pengertian bank adalah bank merupakan industri yang dalam kegiatan usaha mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara. Kegiatan utama Bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan melakukan jasa-jasa lain dibidang perbankan. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary), yaitu perantara antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana. Oleh karena itu bank harus mampu menjaga kepercayaan masyarakat dengan menjamin kinerja tingkat likuiditas, beroperasi secara efektif dan efisien untuk mencapai profitabilitas yang tinggi.

Penilaian terhadap kinerja suatu bank tertentu dapat dilakukan dengan

melakukan analisis terhadap laporan keuangannya. Laporan keuangan yang diterbitkan diharapkan mencerminkan kinerja bank yang sebenarnya. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan


(17)

menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia ini, yang terdiri dari: (1)Laporan Tahunan; (2)Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan; (3)Laporan Keuangan Publikasi Bulanan; dan (4)Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan keuangan bank berupa neraca memberikan informasi kepada pihak di luar bank, misalnya bank sentral, masyarakat umum dan investor. Informasi yang diberikan mengenai gambaran posisi keuangannya, yang lebih jauh dapat digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya resiko yang ada pada suatu bank. Laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha bank yang bersangkutan maupun industri perbankan secara keseluruhan. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang (Etty M. Nasser dan Titik Aryati,2000).

Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik pula. Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang memakai jasa perbankan. Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006) ‛‛Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana’’.

Berdasarkan laporan keuangan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim menjadi dasar penilaian tingkat kesehatan (Etty M. Nasser dan Titik Aryati,2000). Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah memanfaatkan, mengelola dan mencapai kinerja secara optimal dengan menggunakan sumber-sumber dana yang ada yang sesuai dengan peraturan perbankan yang


(18)

berlaku. Kesehatan yang baik mencerminkan kinerja yang baik pula menyebabkan pemodal percaya dan akan menanamkan dananya pada bank tersebut.

Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan proksi rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa proksi rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Rasio CAMEL tidak hanya sebagai pengukur tingkat kesehatan bank, namun juga sebagai indikator penyusunan peringkat dan prediksi kebangkrutan bank tersebut. Penilaian kesehatan bank meliputi 4 kriteria yaitu nilai kredit 81 s/d 100 (sehat), nilai kredit 66 s/d 81 (cukup sehat), nilai kredit 51 s/d 66 (kurang sehat), dan nilai kredit 0 s/d 51 (tidak sehat).

Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, management, earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Kondisi keuangan perusahaan perbankan sedikit berbeda dengan rasio keuangan-keuangan sejenis perusahaan lainnya. Hal ini ditunjukan oleh dalam Standar Akuntansi Keuangan Perbankan yang diatur khusus dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (IAI, 1995). Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan suatu bentuk komunikasi dari manajemen kepada para owner. Dari laporan keuangan tersebut owner dapat menilai kinerja dari manajemen keuangan.

Penelitian ini menerapkan rasio- rasio keuangan yang umum digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank. Penelitian rasio keuangan baik secara individu maupun secara construct

untuk menilai kinerja dan pengujian kekuatan hubungan rasio keuangan dengan kinerja keuangan perbankan, menurut pengamatan peneliti jarang dilakukan.suatu bank. Aspek tersebut satu dengan


(19)

yang lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar. Untuk mengkur kinerja bank dapat dilihat dari profitabilitasnya yaitu Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROE digunakan untuk perusahaan pada umumnya dan ROA digunakan untuk sektor perbankan. Return On Asset (ROA) memfokuskan kepada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002). Alasan dipilihnya Return On Assets (ROA) sebagai variabel dependen karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total assets. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar.

Variabel independen dalam penelitian ini diambil dari beberapa kriteria penilaian kinerja perbankan yang diterapkan oleh Bank Indonesia yaitu aspek capital meliputi CAR, aspek asset

meliputi NPL, aspek earning meliputi NIM, dan BOPO, sedangkan aspek liquidity meliputi LDR dan GWM. Alasannya adalah karena penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity). Kelima faktor tersebut memang merupakan faktor yang menentukan kondisi suatu bank. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan permodalan perbankan dimana besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien sehingga Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh terhadap kinerja bank. Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio keuangan yang bekaitan dengan risiko kredit. Menurut Ali (2006), risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank


(20)

sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur. Non Performing Loan adalah perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang di berikan kepada debitur. Bank dikatakan mempunyai NPL yang tinggi jika banyaknya kredit yang bermasalah lebih besar daripada jumlah kredit yang diberikan kepada debitur. Apabila suatu bank mempunyai NPL yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut. Net Interest Margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga yang diukur dari selisih antar suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin

(NIM) (Mawardi, 2005). Besarnya NIM akan mempengaruhi laba-rugi Bank yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja bank tersebut. Menurut ketentuan Bank Indonesia, BOPO merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang saham) serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna (Mawardi, 2005). Dengan demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan dengan rasio BOPO akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. Sementara Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang harus dipenuhi sehingga semakin tinggi LDR maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif), dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja bank juga meningkat. Dengan demikian


(21)

besar-kecilnya rasio LDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. GWM (Giro Wajib Minimum) adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar Persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga Bank / DPK (merupakan kewajiban Bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing). GWM milik bank harus tetap terjaga untuk menghindari terjadinya dampak buruk dari sistem perbankan dan perekonomian. Dalam perhitungan GWM, DPK berpedoman kepada laporan DPK dalam Rupiah dan Valuta Asing pada Laporan Berkala Bank Publik.

Apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor tersebut (apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang menyangkut lebih dari satu faktor tersebut), maka bank tersebut akan mengalami kesulitan. Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas (meskipun bank tersebut modalnya cukup, selalu untung, dikelola dengan baik, kualitas aktiva produktifnya baik) maka apabila permasalahan tersebut tidak segera dapat diatasi maka dapat dipastikan bank tersebut akan menjadi tidak sehat. Alasan dipilihnya industri perbankan dalam hal ini bank publik karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidek bekerja dengan baik.

Mengingat pentingnya penilaian tingkat kinerja perusahaan bank publik untuk menentukan kebijakan-kebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional bank – bank publik dalam menghadapi persaingan sesama jenis usaha, maka penulis mengambil penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Publik Yang Terdaftar Di BEI”.

1.2 Perumusan Masalah


(22)

1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset (ROA)?

2. Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset (ROA) ?

3. Bagaimana pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset (ROA) ?

4. Bagaimana pengaruh Biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO) terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA) ?

5. Bagaimana pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA) ?

6. Bagaimana pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA) ?

7. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM) secara bersama-sama terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA)?

1.3Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset (ROA).


(23)

2. Untuk menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset (ROA).

3. Untuk menganalisis pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja bank publik yang diukur dengan Return On Asset (ROA).

4. Untuk menganalisis pengaruh biaya operasional/pendapatan operasional(BO/PO) terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA).

5. Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA).

6. Untuk menganalisis pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA).

7. Untuk menganalisis pengaruh pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), Biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM) secara bersama-sama terhadap kinerja bank publik yang diukur Return On Asset (ROA).

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi analis internal bank

Hasil penelitian untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang kinerja keuangan bank.

2. Bagi investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasinya di sektor perbankan.


(24)

3. Bagi akademis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris mengenai pengaruh kinerja bank publik yang diukur dengan rasio-rasio keuangan.


(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Bank Publik

Pengertian bank menurut Pasal 1 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yaitu Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (G.M Verryn Stuart, 2009)

Pengertian bank publik menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank publik bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank publik sering disebut bank komersial (commercial bank).

2.1.2 Kegiatan Bank Publik

Kegiatan bank publik secara lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Menghimpun Dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat


(26)

dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini yaitu simpanan Giro (Demand Deposit), simpanan Tabungan (Saving Deposit), simpanan Deposito (Time Deposit).

2. Menyalurkan Dana (Lending)

Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. Secara umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi yaitu, kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit produktif, kredit konsumtif, kredit profesi

3. Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit). Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal. Disamping itu, juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan yaitu


(27)

kiriman uang (Transfer), kliring (Clearing), inkaso (Collection), safe deposit box, kartu kredit (bank card), bank notes, bank garansi, bank draft, letter of credit (L/C),

cek wisata (Travellers Cheque), menerima setoran-setoran, melayani pembayaran-pembayaran, dan berrmain di dalam pasar modal.

2.1.3 Peranan Bank Publik

1. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan

Dewasa ini bank publik ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan sebagai toko serba ada bagi penyedia jasa, baik dibidang keuangan maupun nonkeuangan, di samping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara keuangan.

2. Sebagai Jantung Perekonomian

Dipandang dari segi perekonomian, bank publik berperan sebagai jantungnya perekonomian negara. Uang ibarat darah perekonomian yang mengallir ke dalam bank, kemudian oleh bank diedarkan kembali kedalam sistem perekonomian untuk menjalankan proses perekonomian. Kemampuan sistem bank publik untuk melaksanakan perannya yang sangat menentukan dalam perekonomian secara efektif dan efisien tergantung manajemen bank yang efisien dan efektif pula.

3. Melaksanakan Kebijakan Moneter

Bank publik berperan sebagai wahana mengefektifkan jalannya kebijaksanaan. Pemerintah di bidang moneter dan perekonomian melalui pengendalian uang yang beredar dengan mematuhi giro wajib minimum. Bank publik bertindak sebagai sarana yang menjalankan


(28)

kebijaksaan Bank Sentral. Peranan bank dipengaruhi dan diatur oleh sejumlah Undang– Undang dan peraturan pemerintah serta ketentuan bank sentral.

2.1.4 Jenis Dan Usaha Bank Publik

Jenis usaha bank publik dapat yang diizinkan oleh Undang–Undang perbankan Tahun 1992 meliputi :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjamgka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2. Memberikan Pinjaman ( Kredit). 3. Menerbiitkan surat pengakuan utang.

4. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun atas perintah nasabahnya, seperti :

a. Surat – surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunnya tidak lebih lama daripada kebiasaan perdagangan surat–surat yang dimaksud.

b. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya.

c. Kertas Perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah. d. Sertifikat Bank Indonesia.

e. Obligasi

f. Surat utang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.

g. Instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. 5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah, maupun untuk kepentingan bank


(29)

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi, maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran atas tagihan dari surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat

berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

11. Membeli dari suatu poerdaganngan agunan, baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan aguna yang dibeli wajib dicairkan secepatnya.

12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.

13. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemrintah.

14. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang–undang perbankan dan peraturan yang berlaku.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana disebutkan diatas, bank publik dapat pula :

1. Melakukan kegiatan valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Melakukan peryertaan modal pada bank dan perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa rumah, modal antara perusahaan efek, asuransi, serta lembga kliring


(30)

penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.

4. Bertindak sebagai pendiri dan pembina atau pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangan dan pensiun yang berlaku.

2.1.5 Tugas Bank Publik

Setelah menguraikan peranan bank publik dalam perekonomian, selanjutnya perlu dikemukakan tugas yang dilakukan bank publik agar dapat menjalankan peranannya itu. Tugas yang harus dilakukan bank publik dapat digolongkan atas :

1) Menghimpun dana dari tabungan masyarakat. 2) Menyediakan dana untuk dipinjamkan ( kredit). 3) Menyediakan jasa lalu lintas pembayaraan. 4) Menciptakan uang giral.

5) Menyediakan fasilitas untuk mempelancar perdagangan luar negeri, 6) Menyediakan jasa – jasa trusty (wali amanat)

7) Menyediakan berbagai jasa yang bersifat "off balance sheet" seperti jasa safety deposit boxes, inkaso, pialang, save keeping, garansi bank, dan lain – lain.

2.1.6 Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan pada sektor perbankan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan, aktivitas operasi perbankan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.


(31)

Berdasarkan peraturan Bank Sentral, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan kepada Bank Sentral dan bank publik, setiap enam bulan yang terdiri atas laporan inti dan laporan pelengkap. Laporan inti terdiri atas neraca dan daftar perhitungan laba/rugi. Laporan pelengkap terdiri dari laporan komitmen dan kontijensi, laporan perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum, laporan transaksi valuta asing dan dervatif, laporan kualitas aktif produktif dan derivative, perhitungan rasio keuangan, pengurus bank dan pemilik bank. Menurut IAI (1995) menyatakan bahwa

Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurut ketentuan tersebut laporan keuangan bank terdiri dari (1) Neraca, (2) Laporan Perhitungan Laba Rugi, (3) Laporan Komitmen dan Kontijensi, (4) Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan (5) Catatan atas Laporan Keuangan.

2.1.7 Kinerja Keuangan Bank

Kinerja merupakan suatu gambaran tentang kondisi dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Pengertian dari kinerja merupakan hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen ( Helfert, 1996:67). Hal ini dimaksudkan kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam mengambil keputusan. Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan internal maupun eksternal melalui informasi.

Pengukuran kinerja bertujuan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi


(32)

mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik (Munawir, 1995 :85).

Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

2. Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3. Pengukuran sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Kinerja keuangan perbankan merupakan hasil yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen bank itu sendiri (Basran Desvian, 2005). Menurut Achmad dan Kusno (2003) menyatakna bahwa

Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Penilaian kinerja keuangan perbankan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan manajemen didalam mengelola suatu badan usaha yang dapat diproksi dengan ketentuan indikator financial ratio, penilaian kesehatan perbankan (peraturan Bank Indonesia), fluktuasi harga saham dan return saham.


(33)

Untuk mengukur kesehatan dan kinerja bank berpedoman pada Undang-undang RI No 7 tahun 1992 pasal 29 tentang perbankan menyebutkan beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut :

a. Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank Indonesia menetapkan ketentuan kesehatan atau kinerja bank dengan memperlihatkan aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

c. Bank wajib memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI, 1996) kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa yang akan datang. Kemampuan bank dalam membentuk giro wajib minimum yang dipelihara oleh bank pada Bank Indonesia juga harus diperhatikan, dimana giro wajib minimum diperoleh bank dari dana pihak ketiga. Berikut ketentuan dari giro wajib minimum dalam rupiah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu (a) GWM primer sebesar 8 % dari DPK, (b) GWM sekunder sebesar 2,5 % dari DPK, (c) GWM LDR sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif.

2.1.8 Return On Asset

Return on Assets atau ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Return On Asset bank juga


(34)

digunakan untuk mengetahui hubungan antara organisasi dan kinerja keuangan bank-bank retail sehingga strategi organisasi dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat dapat diformulasikan (Adeyemi-Belo, 2000). Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

��� = ����������

����� ���������%

Tujuan ROA (Bank Indonesia, 2007) adalah mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini maka dapat terlihat kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya sehingga dapat diartikan apabila kinerja ROA semakin tinggi maka bank secara manajemen semakin mampu mengelola aktiva dalam memperoleh pendapatan dan atau menekan penggunaan biaya.

2.1.9 Capital Adequacy Ratio

Peranan modal sangat penting karena selain digunakan untuk kepentingan ekspansi, juga digunakan sebagai “buffer” untuk menyerap kerugian kegiatan usaha. Dalam hal ini Bank wajib memenuhi ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang berlaku untuk peningkatan modal (SE. Intern BI, 2004). Secara teknis, analisis tentang permodalan disebut juga sebagai analisis solvabilitas, atau juga disebut capital adequacy


(35)

analysis, yang mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang dilakukan secara efisien,

Capital Adequacy Ratio atau CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalkan kredit yang diberikan bank. CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain. (Lukman Dendawijaya, 2000:122).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 1 Mei 2004, rasio

CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:

��� = ���������

��������������������������������%

Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank of International Settlement (BIS)

seluruh bank yang ada di Indonesia wajib untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari

aktiva tertimbang menurut risiko (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

2.1.10 Non Perfoming Loan

Seperti perusahaan pada umumnya, bisnis perbankan juga dihadapkan pada berbagai

risiko, salah satunya adalah risiko kredit. Menurut peraturan Bank Indonesia salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan

counterparty memenuhi kewajiban. Risiko kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman ke masyarakat (Susilo, et al, 1999).


(36)

Disebabkan oleh beberapa hal debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga, dan lain-lain. Tidak

terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan

tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya telah diperkirakan.

Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap suatu resiko kredit adalah rasio

Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan besarnya jumlah kredit bermasalah pada suatu

bank dibanding dengan total keseluruhan kreditnya. Rumus perhitungan NPL adalah sebagai

berikut (Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

���

=

����������������������

�����������

x 100%

Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang harus disediakan bank guna menutup kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar (dalam hal ini kredit bermasalah) menjadi kecil. Bank melakukan peninjauan, penilaian, dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit (Ali, 2004). Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai Non Performing Loan (NPL) yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.

2.1.11 Net Interest Margin

NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan


(37)

bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut (Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

���=���������������������

��������������� ���%

Bank dikatakan sehat apabila memiliki NIM diatas 2%. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka bank perlu menekan biaya dana. Biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing - masing sumber dana bank yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dibayarkan oleh bank akan menentukan berapa persen bank menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank.

Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interest margin (NIM) suatu perusahaan, maka semakin besar pula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika net interest margin (NIM) semakin kecil, return on asset juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.

2.1.12 Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BOPO)

Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan


(38)

apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna (Mawardi, 2005).

Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.

���� = ����������������

������������������������%

Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karena jika rasio BOPO melebihi 90% hingga mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya.

2.1.13 Loan to Deposit Ratio

Loan to Deposit Ratio atau LDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang telah diterima oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 1 mei 2004, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR =

�������������������������


(39)

LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Semakin tinggi rasio tersebut berarti semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

2.1.14 Giro Wajib Minimum

Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas moneter dan sektor keuangan adalah melalui penerapan kewajiban memelihara giro wajib minimum. Penerapan kebijakan giro wajib minimum perlu disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi likuiditas perbankan serta dengan memperhatikan peran bank dalam pelaksanaan fungsi intermediasi. Giro wajib minimum (GWM) merupakan perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. Rumus untuk menghitung Giro Wajib Minimum yaitu :

GWM =

���������������������

�������������������������������

100%

Berdasarkan Surat Edaran Bnak Indonesia No.23/17/13PPP tanggal 28 Februari 1992, besarnya GWM adalah 2%. Terhitung sejak 1997, besarnya GWM 3% dan sejak tahun 1998 menjadi 5%.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu


(40)

1 Pandu Mahardian

(2008)

Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO,

NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus

Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007)

Variabel independen : CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR

Variabel dependen : ROA

variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan.

2 Wisnu

Mawardi (2004)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliyun )

Variabel Independen : BOPO, NPL, NIM, CAR

Variabel Dependen : ROA

CAR dan NIM mempunyai pengaruh positif terhadap ROA, sedangkan variabel BOPO dan NPL berpengaruh negatif terhadap ROA

3 Ponttie Prasnanugraha

P (2007)

Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di

Indonesia(Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di

Indonesia)

Variabel Independen : CAR, BOPO, NIM, NPL, LDR

Variabel Dependen : ROA

CAR,BOPO, NIM, NPL, LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap ROA

4 Rusdiana (2012)

Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Yang Terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia periode 2008-2011 )

Variabel Independen : CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, DPK Variabel Dependen : ROA NIM, NPL, BOPO LDR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA sedangkan CAR, LDR, dan DPK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA


(41)

5 Tiara Kusuma Hapsari

(2011)

Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi Terhadap ROA (Studi Empiris Pada Bank Umum Yang Listing Di BEI 2005-2009)

Variabel Independen : CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi Variabel Dependen : ROA BOPO berpengaruh negativf dan signifikan terhadap ROA. Variabel LDR dan GWM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR, NPL, dan CR tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap ROA.

Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang diuraikan sebagai berikut :

 Pandu Mahardian (2008) meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Terdapat 6 variabel dalam penelitian ini yaitu CAR, BOPO, NPL, NIM, LDR sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan.

 Wisnu Mawardi (2004) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliyun ). Periodisasi data yang digunakan adalah 1998 sampai dengan 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit


(42)

(NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM).

 Ponttie Prasnanugraha P (2007) meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio-rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia (Studi Empiris Bank-bank Umum Yang Beroperasi Di Indonesia). Obyek penelitian adalah bank-bank umum yang beroperasi di Indonesia pada tahun 2005. Terdapat 6 variabel dalam penelitian ini yaitu CAR, BOPO, NIM, NPL, dan LDR sebagai variabel independen sedangkan variabel dependen adalah ROA. Hasil penelitian menunjukkan variabel CAR, BOPO, NIM, NPL dan LDR secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap ROA.

 Rusdiana (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum Yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2008-2011 ). Terdapat 6 variabel yaitu CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, dan DPK dalam penelitian ini sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel bebas CAR, LDR, dan DPK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansinya berada diatas 0,05, sementara itu variabel bebas NIM, NPL, dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap ROA karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Dari keenam variabel bebas atau independen diatas yang hipotesisnya ditolak yaitu LDR.  Tiara Kusuma Hapsari (2011) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh CAR, NPL,

BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi (CR) Terhadap ROA (Studi Empiris Pada Bank Umum Yang Listing Di BEI 2005-2009). Terdapat variabel CAR, NPL, BOPO, LDR, GWM, dan Rasio Konsentrasi (CR) sebagai variabel independen dan variabel ROA sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Variabel LDR dan GWM berpengaruh positif


(43)

dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR, NPL, dan CR tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap ROA.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penenlitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris (Iskandar, 2008:55). Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Non Performing Loan(NPL)

(X2)

Net Interest Margin (NIM) (X3)

Biaya Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO)

(X4)

Loan to Deposit Ratio (LDR) (X5)

Giro Wajib Minimum (GWM) (X6)

Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)

Kinerja Bank Publik (ROA) (Y)


(44)

Dalam penelitian ini menggunakan kinerja bank umum yang diukur dengan ROA sebagai variabel dependen dan menggunakan rasio – rasio keuangan bank seperti CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR dan GWM sebagai variabel independen. Gambar 2.1 diatas menjelaskan pengaruh CAR, terhadap ROE. Dalam hal ini CAR memiliki pengaruh terhadap profitabilitas karena CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva beresiko (Lukman Dendawijaya, 2005:121), maka tinggi rendahnya nilai CAR suatu bank akan mempengaruhi kinerja dan kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang selanjutnya diuji kebenarannya sesuai dengan model dan analisa yang cocok. Hipotesis penelitian dirumuskan atas kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris ( Purwanto, 2007 :137)

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA). 2. H2 : Non Perfoming Loan (NPL) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA). 3. H3 :Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA).

4. H4 :Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA).


(45)

5. H5 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA). 6. H6 : Giro Wajib Minimum (GWM) berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA). 7. H7 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Net Interest Margin

(NIM), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM) secara simultan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA).


(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). 3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Data penelitian ini merupakan pooling data atau data panel. Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang ( cross section).

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain. Menurut Sugiyono (2008:193) sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian berupa laporan keuangan perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu


(47)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua bank publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010 hingga 2012, yaitu sebanyak 36 perusahaan.Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2001).

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 2010:121). Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu(Sugiyono, 2008:122). Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Bank publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2012 2. Bank publik yang memiliki laporan keuangan tahunan selama periode 2010-2012 3. Bank publik yang menyajikan data-data rasio yang dibutuhkan selama

periode2010-2012

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 23 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel 3.1 berikut ini :


(48)

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama

Perusahaan

Kode Bank

Kriteria

Sampel 1 2 3

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO √ √ √ Sampel 1

2 Bank ICB Bumiputera Tbk BABP √ √ √ Sampel 2

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA √ √ √ Sampel 3

4 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK √ √ √ Sampel 4

5 Bank Central Asia Tbk BBCA √ √ √ Sampel 5

6 Bank Bukopin Tbk BBKP √ √ √ Sampel 6

7 PT Bank Mestika Dharma Tbk. BBMD √ √ √ Sampel 7

8 Bank Negara Indonesia Tbk BBNI √ √ √ Sampel 8

9 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP √ √ - -

10 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI √ √ √ Sampel 9 11 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN √ √ - -

12 Bank Mutiara Tbk BCIC √ √ √ Sampel 10

13 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN √ √ √ Sampel 11

14 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS √ √ - -

15 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk BJBR √ √ - -

16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk BJTM √ - - -

17 Bank QNB Kesawan Tbk BKSW √ √ - -

18 PT Bank Maspion Indonesia Tbk. BMAS √ - - -

19 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI √ √ - -

20 Bank Bumi Arta Tbk BNBA √ √ √ Sampel 12

21 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA √ √ √ Sampel 13

22 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII √ √ √ Sampel 14

23 Bank Permata Tbk BNLI √ √ √ Sampel 15

24 Bank Sinarmas Tbk BSIM √ √ √ Sampel 16

25 Bank of India Indonesia Tbk BSWD √ √ - -

26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN √ √ - - 27 Bank Victoria International Tbk BVIC √ √ - -

28 Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC √ √ √ Sampel 17 29 Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA √ √ √ Sampel 18 30 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR √ √ √ Sampel 19

31 Bank Mega Tbk MEGA √ √ - -

32 PT Bank Mitraniaga Tbk. NAGA √ - - -

33 Bank OCBC NISP Tbk NISP √ √ √ Sampel 20

34 PT Bank National Nobu Tbk. NOBU √ √ √ Sampel 21

35 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN √ √ √ Sampel 22

36 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA √ √ √ Sampel 23 3.4 Metode Pengumpulan Data


(49)

a. Studi Pustaka

Dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan kemudian melakukan telaah pustaka dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, studi artikel, buku, penelitian terdahulu dan sumber-sumber lainnya.

b. Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan masing- masing Bank yang diperoleh dari Website Bursa Efek Indonesia yait

3.5 Batasan Operasional

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian ini, yaitu diantaranya:

1. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2010– 2012

2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada bank publik yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Penelitian ini meneliti variabel-variabel antara lain Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Perfoming Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), dan Beban Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA)

3.6 Definisi Operasional Variabel 3.6.1Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) yang merupakan indikator dari kinerja keuangan. Return on Assets atau ROA merupakan


(50)

rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Return on Asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimilikinya. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang didapat perusahaan semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

��� = ����������

����� ���������%

3.6.2 Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2008:59) ”Variabel independen (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel independent berupa rasio-rasio keuangan antara lain CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR, dan GWM. Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut :

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan, surat berharga , tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain-lain (Lukman Dendawijaya, 2000:122). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 6/73/INTERN DPNP tgl 24 Desember 2004):

��� = ���������


(51)

b. Non Performing Loan(NPL).

Rasio keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap suatu resiko kredit adalah rasio

Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan besarnya jumlah kredit bermasalah pada

suatu bank dibanding dengan total keseluruhan kreditnya. Rumus perhitungan NPL

adalah sebagai berikut (Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

���

=

����������������������

�����������

x 100%

c. Net Interest Margin (NIM)

NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut (Surat Edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

���=���������������������

��������������� ���%

d. Beban Operasional/ Pendapatan Opersional (BOPO)

Menurut Bank Indonesia, efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional.

���� = ����������������


(52)

e. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio atau LDR merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang telah diterima oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 1 mei 2004, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR =

�������������������������

��������������������

���

%

f. Giro Wajib Minimum (GWM)

Giro wajib minimum (GWM) merupakan perbandingan giro pada Bank Indonesia dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. Rumus untuk menghitung Giro Wajib Minimum yaitu :

GWM =

���������������������

�������������������������������

���

%

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Ringkasan skala pengukuran variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Dependen Pengukuran Skala

1 ROA ���������ℎ

����������� × 100% Rasio

No Variabel Independen


(53)

1 CAR ���������

���� × 100% Rasio

2 NPL �����ℎ���������������ℎ

����������� × 100% Rasio

3 NIM ��������������������ℎ

��������������� × 100% Rasio

4 BOPO ����������������

���������������������× 100% Rasio

5 LDR �����ℎ�������������������

�����������ℎ�������� × 100% Rasio

6 GWM ���������������������

������ℎ�����������ℎ������ℎ�����× 100% Rasio

3.8 Teknik Analisis

Menurut Sugiyono (2008:206) menyatakan bahwa

Teknik analisis data yang digunakan adalah Statistik desktiptif – komparatif, yaitu suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih kemudian membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dan yang lainnya dilanjutkan dengan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis kinerja bank umum dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan, yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), NIM (Net Interest Margin), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), LDR (Loan to Deposit Ratio), dan Giro Wajib Minimum (GWM) yang kemudian masing-masing rasio tersebut diuji pengaruhnya terhadap rasio ROA (Return on Asset). Sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan maka alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS).

Data dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Analisis statistik yang dilakukan antara lain dengan menggunakan alat analisis. Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.


(54)

3.8.1 Analisis Regresi Berganda

Regresi linier berganda yaitu suatu model linier regresi yang variabel dependennya merupakan fungsi linier dari beberapa variabel bebas. Regresi linier berganda sangat bermanfaat untuk meneliti pengaruh beberapa variabel yang berkorelasi dengan variabel yang diuji.

Hubungan fungsi antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen dapat dilakukan dengan analisis regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil atau

ordinary least square (OLS) untuk menganalisis pengaruh CAR, NPL, NIM, BOPO, LDR dan GWM terhadap ROA, dengan model dasar sebagai berikut :

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6 + e Keterangan :

Y = Return On Assets (ROA) a = Konstanta

X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) X2 = Non Perfoming Loan (NPL) X3 = Net Interest Margin (NIM)

X4 = Beban Operasional/Pendapatan Operasional(BOPO)

X5 = Loan to Deposit Ratio (LDR) X6 = Giro Wajib Minimum (GWM) b1...b6 = Koefisien Regresi


(55)

3.8.2Uji Asumsi Klasik

Karena data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang mendasari model regresi. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedatisitas dan autokorelasi. Adapun uji asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui tingkat signifikansi data apakah terdistribusi dengan normal atau tidak, maka dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Deteksi normalitas yang sering digunakan pada program SPSS adalah dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik (Santoso, 2001). Apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.


(56)

Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.

Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot yaitu :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data dapat pula dilakukan melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

Ho : data terdistribusi secara normal ( sig. > 0,05) Ha : data tidak terdistribusi normal ( sig. < 0,05 )

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik, maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.


(1)

Lampiran 7: Nilai GWM perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2010-2012

No

Kode

Nama Perusahaan

Tahun

2010

2011

2012

1

AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

8.30

8.29

8.24

2

BABP

Bank ICB Bumiputera Tbk

9.33

8.22

8.41

3

BACA Bank Capital Indonesia Tbk

8.13

10.89

9.90

4

BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk

8.12

9.01

8.37

5

BBCA Bank Central Asia Tbk

8.2

9.9

9.0

6

BBKP

Bank Bukopin Tbk

8.07

8.08

8.03

7

BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk

10.56

8.11

8.10

8

BBNI

Bank Negara Indonesia Tbk

8.2

8.7

8.5

9

BBRI

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

8.05

9.33

10.64

10

BCIC

Bank Mutiara Tbk

8.11

8.14

8.11

11

BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

8.3

8.3

8.1

12

BNBA Bank Bumi Arta Tbk

8.41

9.31

11.36

13

BNGA Bank Cimb Niaga Tbk

8.30

8.26

8.77

14

BNII

Bank Internasional Indonesia Tbk

8.15

8.09

8.15

15

BNLI

Bank Permata Tbk

8.20

8.34

8.26

16

BSIM

Bank Sinarmas Tbk

8.02

9.24

9.45

17

BVIC

Bank Victoria International Tbk

8.63

8.94

9.13

18

INPC

Bank Artha Graha Internasional Tbk

8.08

8.07

8.08

19

MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk

9.66

8.04

8.03

20

NISP

Bank OCBC NISP Tbk

8.27

8.16

8.41

21

NOBU PT Bank NationaLnobu Tbk

11.25

9.55

11.55

22

PNBN

Bank Pan Indonesia Tbk

8.11

8.01

8.02


(2)

Lampiran 8

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS 16.0

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 69 -1.64 5.15 2.0326 1.22489

CAR 69 9.41 489.58 2.4490E1 57.80037

NPL 69 .00 8.82 1.6813 1.70830

NIM 69 1.02 11.30 5.6107 2.13565

BOPO 69 45.38 191.08 8.5897E1 23.79205

LDR 69 40.22 105.08 7.8641E1 13.60552

GWM 69 8.01 11.55 8.6712 .89398

Valid N (listwise) 69

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (Data Asli)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 69

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .92866811

Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .131

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.091

Asymp. Sig. (2-tailed) .185

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Data sekunder diolah


(3)

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CAR .671 1.490

NPL .922 1.085

NIM .690 1.449

BOPO .869 1.151

LDR .572 1.747

GWM .637 1.571

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil Uji Autokorelasi dengan

Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .652a .425 .370 .97257 1.862

a. Predictors: (Constant), GWM, NIM, NPL, BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Data sekunder yang diolah

Analisis Regresi

Hasil Koefisien Determinasi

Hasil Uji F

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .652a .425 .370 .97257

a. Predictors: (Constant), GWM, NIM, NPL, BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA


(4)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.380 6 7.230 7.644 .000a

Residual 58.645 62 .946

Total 102.025 68

a. Predictors: (Constant), GWM, NIM, NPL, BOPO, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.127 1.957 1.087 .281

CAR -.002 .002 -.077 -.652 .517

NPL -.102 .072 -.143 -1.425 .159

NIM .247 .066 .430 3.713 .000

BOPO -.018 .005 -.351 -3.403 .001

LDR .000 .011 -.003 -.026 .980

GWM .036 .165 .026 .216 .829

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Data sekunder yang diolah


(5)

Normal Probability Plot


(6)