Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Bank Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2008:4).
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 atas perubahan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 bahwa “bankadalah badan usaha yang
menghimpun

dana

dari

masyarakat

dalam

bentuk


simpanan

dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Sedangkan menurut Lukman Dendawijaya (2005:14) mengatakan
bahwa “bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,
pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain - lain”.
2.1.2

Fungsi Bank
Berdasarkan pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 bahwa perbankan memiliki 3 fungsi yaitu :

Universitas Sumatera Utara


1. Penghimpun dana. Bank melakukan berbagai strategi agar masyarakat
mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan karena tujuan
utama masyarakat menyimpan uang adalah untuk melakukan investasi
dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Untuk
menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki
3 sumber dana yaitu :
a. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal
waktu pendirian.
b. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui
usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan
tabanas.
c. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa kredit likuiditas dan call money.
2. Penyalur dana. Dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat
berharga, penyertaan, dan pemilikan harta tetap.
3. Pelayananjasa bank lainnya.Bank sebagai “pelayanan lalu-lintas
pembayaran uang” melakukan berbagai kegiatan seperti pemgiriman
uang (transfer), penagihan surat – surat berharga yang berasal dari
dalam kota (clearing), penagihan surat – surat berharga yang berasal

dari luar kota dan luar negeri (inkaso, letter of credit / LC, safe deposit
box, bank garansi, bank notes, travelers chequedan jasa lainnya).

Universitas Sumatera Utara

Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of
development dan agen of services.
1. Agent Of Trust
Lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan
perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam menghimpun dana
maupun penyaluran dana. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan
baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan
kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan
ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa
diuntungkan baik dari segi penyimpanan dana, penampung dana maupun
penerima penyaluran dana tersebut.
2. Agent Of Development
Lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank

tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa.
3. Agent Of Services
Lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi.
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyalurandana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka lembaga perbankan
terbagi atas 3 jenis yaitu:
1. Bank Sentral, yaitu bank yang mempunyai tugas sebagai
pengawas perbankan. Di Indonesia yang bertindak sebagai
bank sentral adalah Bank Indonesia.
2. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah
yang salah satu kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.

3. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.3

Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan pada sektor perbankan adalah untukmenyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahanposisi
keuangan aktivitas operasi perbankan yang bermanfaat bagi pengambilan
keputusan.
Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus
Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Menurut ketentuan tersebut laporan keuangan bank terdiri dari (1) Neraca, (2)

Universitas Sumatera Utara


Laporan Perhitungan Laba Rugi,(3) Laporan Komitmen dan Kontijensi, (4)
Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan (5) Catatan atas Laporan Keuangan
(IAI, 1995).
Neraca sebagai laporan posisi keuangan bank, pada saat tertentu
aktiva dan passiva pada neraca bank tidak diklasifikasikan menurut lancar
dan tidak lancar, melainkan disusun sesuai dengantingkat likuiditas dan jatuh
tempo. Setiap pos aktiva produktif harus disajikan dalam jumlah bruto dan
dikurangi dengan penyisihan penghapusannya.
Laporan

laba

rugi

bank

disusun

multiple


step

sehingga

menggambarkan kegiatan operasi utama bank dengan kegiatan non
opersionalnya. Pos-pos laporan laba rugi harus disesuaikan dengan SKAPI
dan PAPI.
Laporan

Komitmen

dan

Kontijensi

harus

disusun

secara


sistematisagar dapat memberikan gambaran komprehensif posisi komitmen
dan kontijensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban, secara
tersendiri tanpa pos lawan. Komitmen merupakan perjanjian atau kontrak
yang tidak dapat dibatalkan (irreversible) secara sepihak. Kontijensi
merupakan kewajiban yang timbulnya bersifat kondisional.
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas yang
membagi arus kas menjadi tiga kategori yaitu arus kas operasi, arus kas
investasi dan arus kas pendanaan. Laporan arus kas diatur sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tentang laporan arus
kas.

Universitas Sumatera Utara

Catatan atas laporan keuangan harus menjelaskan pos-pos laporan
keuangan pokok dan catatan tentang posisi devisa menurut jenis mata uang
serta kegiatannya, seperti kegiatan wali amanat, custodianship, dan
penyaluran kredit kelolaan (IAI, 1995).
Menurut ketentuan Bank Indonesia, setiap bank harus menyajikan
laporan keuangan seperti disebut di atas namun setiap bank diwajibkan

menyampaikan beberapa jenis laporan lainnya untuk disampaikan kepada
Bank Indonesia (BI). Laporan lainnya tersebut antara lain :
1. Laporan Tahunan, berupa :
a. Laporan tahunan yang diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar
di BI yang disertai dengan surat komentar dari akuntan publik.
b. Laporan realisasi rencana kerja bank.
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan, berupa laporan realisasi
perkreditan bank terhadap rencana kerja bank.
3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan, berupa :
a. Laporan beserta lampiran per kantor (LBU)
b. Laporan perkreditan bank umum per kantor ( LPBU)
c. Laporan pelanggaran batas maksimal pemberian kredit (BMPK)
4. Laporan

Keuangan

Konsolidasi,

berupa


laporan

keuangan

yang

memberikan gambaran obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan
aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa yang juga didasarkan pada
substansi atas peristiwa ekonomi.

Universitas Sumatera Utara

5. Laporan Publikasi Lain, berupa :
a. Kerugian transaksi derivative yang melebihi 10% dari modal bank
beserta tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi selambatlambatnya pada hari kerja berikutnya.
b. Laporan khusus mengenai setiap temuan audit yang diperkirakan
dapat mengganggu kelangsungan usaha bank yang ditandatangani
direktur utama dan ketua dewan audit selambat-lambatnya 15 hari
kerja sejak adanya temuan audit.

c. Laporan atas setiap penyalahgunaan yang dilakukan melalui sarana
teknologi sistem informasi.
d. Laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern , ditanda
tangani oleh direktur utama dan ketua dewan audit selambatlambatnya 2 bulan setelah akhir Juni dan akhir Desember.

2.1.4

Analisis Rasio Keuangan
Analisis

rasio

merupakan

cara

pemrosesan

dan

penginterpretasianinformasi akuntansi yang menjelaskan hubungan tertentu
antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Menurut Wild et.al. (2012:40) “analisis rasiomerupakan salah satu alat
analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Sebuah rasio
menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas”.
Dengan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan

Universitas Sumatera Utara

suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan
angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir,2000).
Rasio keuangan diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu:
1. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio leverage, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan
dana dari hutang (pinjaman).
3. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan
aset-asetnya.
4. Rasio profitabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dalam suatu periode tertentu.
Analisis rasio keuangan juga dapat mengungkapkan hubungan penting
dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang
sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang
membentuk rasio sehingga dapat menentukan apakah terdapat perbaikan atau
penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan.

2.1.5

Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Menurut
Michelle & Megawati (2005) “profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian
dividen perusahaan”.
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para
investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk

Universitas Sumatera Utara

menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang
rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi
perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas
efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.
MenurutBrigham(1993:79) “profitabilitas perusahaan merupakan
salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan
suatu alat analisis untuk dapat menilainya. Alat analisis yang dimaksud
adalah rasio-rasio keuangan. Rasioprofitabilitas mengukur efektifitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan
dan investasi”.
Pada sektor perbankan, profitabilitas menjadi ukuran spesifik dari
kinerjasebuah bank, dimana profitabilitas merupakan tujuan dari manajemen
perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham,
optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan meminimalisasi risiko yang ada.

2.1.6 Return On Equity (ROE)
ROE(Return On Equity) merupakan rasio antaralaba sesudah pajak
terhadap total modal sendiri (equity) yang berasal dari setoran modal pemilik,
laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
ROE menunjukkan semakin efisien bank menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba atau keuntungan bersih.

Universitas Sumatera Utara

Return On Equity (ROE) menjadi salah satu indikator penting yang
digunakan untuk mengukur tingkat kembalian bank atau efektivitas bank
dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) dengan memanfaatkan
ekuitas yang dimiliki oleh bank.Bagi para pemegang saham dan calon
investor, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh

laba

bersih

yang

dikaitkan

dengan

pembayaran

dividen.Kenaikan dalam rasio ROE berarti terjadi peningkatan laba bersih
dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan
menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya, 2005:119).
Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return)
yang tinggi pula bagi para investor sehingga hal ini berpengaruh pada
meningkatnya daya tarik investor terhadap perusahaan. ROE dapat
dirumuskan sebagai berikut :

��� =

���������ℎ������ℎ�����
× 100%
������������

2.1.7 Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio antara modal sendiri
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). CAR menjadi rasio
kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank.Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko.Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu

Universitas Sumatera Utara

membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas (Kuncoro dkk, 2002).
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:121) “Capital Adequacy Ratio
(CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untukmenunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko, misalnya kredit yang diberikan”.CAR memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank sendiri
disamping bank juga memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank,
seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR dapat
dirumuskan sebagai berikut :

��� =

���������
× 100%
�����������������������������

Berdasarkan standar yang ditetapkan Bank for International Settlement
(BIS), Bank Indonesia mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimal
8% dari aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) (SE BI Nomor 26/5/BPPP
tanggal 29 Mei 1993).

2.1.8 Net Interest Margin (NIM)
NIM(Net Interest Margin) merupakan rasio antara pendapatan bunga
terhadap rata-rata aktiva produktif. NIMmencerminkan risiko pasar yang
timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan

Universitas Sumatera Utara

bank (Hasibuan, 2006). Bank dikatakan sehat apabila memiliki NIM diatas
2%. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIMmaka bank perlu menekan
biaya dana. Biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada
masing‐masing sumber dana bank yang bersangkutan.
Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh bank akan
menentukan berapa persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang
diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan nettobank.
Dalam hal ini tingkat suku bunga sangat menentukan besarnya NIM. Semakin
besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva
produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). NIM dapat
dirumuskan sebagai berikut :
��� =

��������������������ℎ
× 100%
���������������

Pendapatan bunga bersih diperoleh dari selisih pendapatan bunga
dengan beban bunga.Aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva
produktif yang menghasilkan bunga (interest bearing assets).

2.1.9 Operating Expenses to Operating Income(OEOI)
Operating Expenses to Operating Income atau dikenal sebagai rasio
BOPOmerupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi.
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha utamanya seperti biaya bunga, biaya pemasaran,

Universitas Sumatera Utara

biaya tenaga kerja dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi merupakan
pendapatan utama bank yaitu pendapatan yang diperoleh dari penempatan
dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya.
Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Lukman
Dendawijaya, 2005:120).Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional.Semakin rendah rasio OEOI berarti semakin
efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya (Almilia
dan Herdiningtyas, 2005). Dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan
yang diperoleh bank akan semakin besar.OEOI dapat dirumuskan sebagai
berikut :
���� =

����������������
× 100%
���������������������

Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio OEOI adalah di
bawah 90%, karena jika rasio OEOI melebihi 90% hingga mendekati angka
100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam
menjalankan operasionalnya. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, kategori atau predikat yang akan diperoleh
bank dari besaran nilai Operating Expenses to Operating Income (OEOI)
yang dimiliki adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
No
1
2
3
4
5

Predikat
Sangat Sehat
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat

Besaran Nilai OEOI
50 – 75%
76 – 93%
94 – 96%
96 – 100%
>100%

Peringkat Bank Berdasarkan Nilai Operating Expenses to Operating
Income (OEOI)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti
1

Desi Ariyani
(2009)

2

Dina Rizkiah
(2009)

Tabel 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian
Analisis Pengaruh CAR, Variabel independen :
FDR, BOPO dan NPF
CAR, FDR, BOPO,
terhadap profitabilitas
NPF
pada PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk (Januari
Variabel dependen :
2005-April 2008)
ROE

Pengaruh FDR, BOPO
dan NPF terhadap
profitabilitas (ROE)
Perbankan Syariah di
Indonesia

Variabel independen :
FDR, BOPO, NPF
Variabel dependen :
ROE

Hasil Penelitian
CAR dan BOPO
secara parsial
mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap
profitabilitas
sedangkan FDR dan
NPF secara parsial
tidak mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap
profitabilitas
FDR secara parsial
berpengaruh
signifikan terhadap
ROE sedangkan
BOPO dan NPF

Universitas Sumatera Utara

3

4

Pandu
Mahardian
(2008)

Wisnu Mawardi
(2004)

Analisis Pengaruh Rasio
CAR, BOPO,
NPL, NIM dan LDR
Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan
(Studi Kasus Perusahaan
Perbankan Yang Tercatat
di BEJ Periode Juni 2002
– Juni 2007)

Variabel independen :
CAR, BOPO, NPL,
NIM, LDR

Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Kinerja Keuangan Bank
Umum di Indonesia
(Studi Kasus Pada Bank
Umum dengan Total
Asset Kurang dari 1
Triliyun )

Variabel Independen :
BOPO, NPL, NIM,
CAR

Variabel dependen :
ROA

Variabel Dependen :
ROA

secara parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROE
variabel CAR, NIM,
dan LDR
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA serta
BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA.
Sementara untuk
variabel NPL
memiliki
pengaruh negatif
terhadap ROA, akan
tetapi tidak
signifikan.
CAR dan
NIMmempunyai
pengaruh positif
terhadap ROA,
sedangkan variabel
BOPO dan NPL
berpengaruh negatif
terhadap ROA

Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang
diuraikan sebagai berikut :


Desy Ariyani (2009) meneliti tentang Analisis Pengaruh CAR, FDR,
BOPO dan NPF terhadap profitabilitas

pada PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk (Januari 2005-April 2008). Penelitian ini meggunakan 5
variabel yaitu CAR, FDR, BOPO, NPF sebagai variabel independen dan
ROE sebagai variabel dependen. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa CAR dan BOPO secara parsial mempunyai pengaruh signifikan

Universitas Sumatera Utara

terhadap profitabilitas sedangkan FDR dan NPF secara parsial tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


Dina Rizkiah (2009) meneliti tentang Pengaruh FDR, BOPO dan NPF
terhadap profitabilitas (ROE) Perbankan Syariah di Indonesia. Terdapat 4
variabel dalam penelitian ini yaitu FDR, BOPO, NPF sebagai variabel
independen dan ROE sebagai variabel dependen. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa variabel FDR secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap ROE sedangkan variabel BOPO dan NPF secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE.



Pandu Mahardian (2008) meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio CAR,
BOPO,NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan(Studi
Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 –
Juni 2007). Terdapat 6 variabel dalam penelitian ini yaituCAR, BOPO,
NPL, NIM, LDR sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel
dependen. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel CAR, NIM, dan
LDRberpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO
berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk
variabel NPL memilikipengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak
signifikan.



Wisnu Mawardi (2004) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus
Pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliyun ).
Periodisasi data yang digunakan adalah 1998 sampai dengan 2001. Hasil

Universitas Sumatera Utara

penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit
(NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif
dan signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh
positif dan modal (CAR) yang tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA).
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan
dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang
diteliti, menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti dan mampu
membedakan nilai variabel pada berbagai populasi dan/atau yang berbeda
(Sugiyono, 2008:477). Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan
kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:

Capital Adequacy Ratio(CAR)
(X1)

Net Interest Margin (NIM)
(X2)

Operating Expenses to
Operating Income(OEOI)
(X3)
H3

H1

H2

Return On Equity (ROE)
(Y)

H3

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas yang diukur dengan ROE
sebagai variabel dependen dan menggunakan rasio – rasio keuangan bank seperti
CAR, NIM, dan OEOI sebagai variabel independen.Gambar 2.1 diatas
menjelaskan pengaruh CAR, NIM, dan OEOI terhadap ROE.
Dalam hal ini CAR memiliki pengaruh terhadap profitabilitas karena CAR
merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh
aktiva beresiko (Lukman Dendawijaya, 2005:121), maka tinggi rendahnya nilai
CAR suatu bank akan mempengaruhi kinerja dan kemampuan bank untuk
melaksanakan kegiatan operasionalnya. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut
mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabilitas. Kemudian NIM, semakin besar nilai NIM maka akan
meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank
sehingga akan mempengaruhi laba-rugi bank yang akhirnya akan berpengaruh
pada profitabilitas bank. Kemudian OEOI, proses produktivitas yang efisien akan
meningkatkan output perusahaan dan tentunya akan meningkatkan laba
perusahaan. Semakin rendah nilai OEOI berarti semakin efisien bank tersebut
dalam mengendalikan biaya operasionalnya, sehingga dengan adanya efisiensi
biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
yang baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:93).

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On
Equity (ROE)
2. H2: Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap Return On
Equity (ROE)
3. H3 : Operating Expenses to Operating Income(OEOI) berpengaruh
terhadap Return On Equity (ROE)

Universitas Sumatera Utara