TUGAS KULIAH PSDA Pengelolan Sda Yang Berkelanjutan Di Indonesia

MAKALAH
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
“BAGAIMANA MENGEMBANGKAN ENERGI AIR”

BY ; HARLINA. SP.,MSi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS INDONESIA
2012

KATA PENGANTAR
Energi air telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan
tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini
dalam waktu yang lebih lama. Air dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi
listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depan energi air
hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.
Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari air.Kebutuhan tenaga listrik terus
meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini seiring dengan laju pembangunan ekonomi,
laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan di sektor industri. Untuk memenuhi

kebutuhan pasokan tenaga listrik, akan menjadi lebih sulit jika hanya bergantung pada
sumber daya energi yang ada yang saat ini ketersediaannya makin terbatas. Karena itu
menjadi sangat penting untuk mengambil langkah-langkah dalam mencari sumber daya
energi lain sebagai alternatif. Namun, pemilihan sumber daya energi alternatif perlu
mempertimbangkan berbagai aspek, yang meliputi aspek ketersediaan energi, aspek
teknologi, aspek keselamatan, aspek sosial, aspek ekonomi dan lingkungan, serta aplikasi
program alih teknologi dan partisipasi industri nasional di Indonesia dalam abad ke-21. Oleh
karena itu, diharapkan bahwa pemenuhan kebutuhan tenaga listrik akan memasuki era
bauran energi yang optimum (optimum energy mix), dengan mempertimbangkan
keterbatasan dari masing-masing sumber daya energi yang dipilih, kendala lingkungan, dan
kebijakan nasional dalam diversifikasi sumber daya energi.
Agar pemanfaatan sumber energi air dapat menjadi bagian dari sistem pasokan
energi nasional yang simbiotik dan sinergistik dengan energi baru dan terbarukan serta yang
tak terbarukan, maka sumber energi air perlu diterapkan dan dikembangkan berdasarkan
pada desain teruji yang terkini dan desain maju (desain evolusioner dan inovatif dengan
penyempurnaan pada aspek keselamatan dan teknologi) agar mendapatkan penerimaan
dari seluruh lapisan masyarakat, kinerja dan keekonomian yang lebih baik serta
perlindungan yang memadai bagi masyarakat dan investor dengan prinsip dasar dan
persyaratan utamanya. Makalah ini bertujuan untuk menyampaikan perspektif dalam
pengembangan kegiatan sektor energi air


A. LATAR BELAKANG
Energi diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Pengembangan masa depan
bergantung pada peningkatan kuantitas ketersediaan sumber-sumber energi jangka panjang
yang berdasarkan pada penghematan dan kekuatan lingkungan. Pada keadaan sekarang
tidak ada pengelolaan sumber-sumber energi baik tunggal ataupun gabungan diupayakan
untuk menghadapi kebutuhan masa depan. Perhatian mengenai kebergantungan masa
depan terhadap energi hanya bergantung pada alam, karena energi menyediakan layanan
penting untuk kehidupan manusia, misalnya panas untuk menghangatkan, memasak, dan
manufaktur, atau tenaga untuk transportasi dan pekerjaan mekanik.
Saat kini penggunaan energi lebih banyak berasal dari bahan bakar yang meliputi:
minyak, gas, batu bara, nuklir, kayu dan sumber utama lainnya ( sinar matahari, angin,
kekuatan air), semua bentuk sumber eneri tersebut belum berguna jika tidak diubah terlebih
dahulu kedalam bentuk energi yang dibutuhkan.
Djajadiningrat (2000), mengatakan potensi energi air di Tanah Air terbilang tinggi,
mencapai 75 ribu megawatt. Potensi tersebut secara teori tersebar di 1.315 lokasi. Akan
tetapi, potensi energi air yang besar ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dari
total energi air 75 ribu MW, sedikitnya 34 ribu MW dapat dikembangkan untuk pusat
pembangkit listrik dengan kapasitas di atas 100 MW. Tenaga air tersebut dapat dibagi lagi
menjadi skala besar, yakni di atas 10 MW, dan skala mini sekitar 200 kilowatt hingga 10

MW. Hingga 2000-an, pemanfaatan tenaga air berskala besar untuk pembangkit listrik di
Indonesia baru mencapai 4.208 MW atau sekitar 5,6 persen dari potensi yang ada. Di Pulau
Jawa saja pemanfaatannya baru 53 persen atau sebesar 2.389 MW.
Hydropower adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air
di seluruh permukaan bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, telah diketahui
bahwa air memiliki siklus, dimana air menguap, kemudian terkondensasi menjadi awan. Air
akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran
tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut. Di laut juga
terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang
dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang berhembus
di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis air),
suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.
Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang
dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada
lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan

air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang
berasal dari energi kinetik air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar
715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari
kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.

Mengingat pentingnya peranan energi air, oleh karena itu diperlukan peningkatan
dalam

pengelolaan

sumberdaya

baik

hayati

ataupun

non

hayati,

dengan

mempertimbangkan keseimbangan atau nilai – nilai ekologi, ekonomi, dan sosial budaya,

kesemuanya itu dengan harapan kelak anak cucu kita dapat menikmatinya pula
B. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ENERGI AIR
Pelaksanaan pembangunan Indonesia akhir-akhir menghadapi tantangan yang
sangat berat, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan tuntutan akan
pelayanan oleh masyarakat. Tantangan ini semakin berat sejak krisis ekonomi menghantam
Indonesia sejak tahun 1997 lalu. Dalam upaya keluar dari krisis dan mengatasi berbagai
persoalan ekonomi seperti pengangguran, bangsa Indonesia harus meningkatkan
pemanfaatan sumber-sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam, sumber daya
buatan, maupun sumber daya manusia. Energi dan sumber daya mineral merupakan salah
satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB nasional, sehingga menjadi
sektor yang diandalkan dalam pembiayaan pembangunan nasional, termasuk dalam
menyerap tenaga kerja. Namun demikian perlu disadari bahwa pemanfaatan energi dan
sumber daya mineral tidak dapat didasarkan pada pertimbangan ekonomi semata, namun
juga harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan lain seperti lingkungan hidup dan
pengembangan wilayah.
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada
air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga
air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki
air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik.
Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air

yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18
kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian
kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai dikembangkan. Besarnya tenaga
air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air. Dalam
hubungan dengan reservoir air maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada
reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. Selain memanfaatkan air jatuh
hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar. Dalam hal ini energi yang tersedia
merupakan energi kinetik

1. Kincir Air

Gambar 1. Kincir air
Kincir air merupakan sarana untuk merubah energi air menjadi energi mekanik
berupa torsi pada poros kincir. Ada beberapa tipe kincir air yaitu : Kincir Air Overshot, Kincir
Air Undershot, Kincir Air Breastshot, Kincir Air Tub
a) Kincir Air Overshot
Kincir air overshot bekerja bila air yang
mengalir jatuh ke dalam bagian sudu-sudu
sisi bagian atas, dan karena gaya berat air
roda kincir berputar. Kincir air overshot

adalah
Gambar 2. Kincir air Overshot
Sumber.http://osv.org/education/WaterPower

kincir

air

yang

paling

banyak

digunakan dibandingkan dengan jenis kincir
air yang lain.

Keuntungan
► Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%.
► Tidak membutuhkan aliran yang deras.

► Konstruksi yang sederhana.
► Mudah dalam perawatan.
► Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terisolir.
Kerugian
► Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan air,
sehingga memerlukan investasi yang lebih banyak.
► Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi.

► Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
► Daya yang dihasilkan relatif kecil.

b) Kincir Air Undershot
Kincir air undershot bekerja bila air yang
mengalir, menghantam dinding sudu yang
terletak pada bagian bawah dari kincir air.
Kincir air tipe undershot tidak mempunyai
tambahan keuntungan dari head.Tipe ini
cocok dipasang pada perairan dangkal
pada daerah yang rata.


Tipe ini disebut

juga dengan ”Vitruvian”. Disini aliran air
Gambar.3 Kincir air Undershot
Sumber.http://osv.org/education/WaterPower

berlawanan

dengan

arah

sudu

yang

memutar kincir.

Keuntungan
 Konstruksi lebih sederhana

 Lebih ekonomis
 Mudah untuk dipindahkan
Kerugian
 Efisiensi kecil
 Daya yang dihasilkan relatif kecil
c)

Kincir Air Breastshot
Kincir air Breastshot merupakan perpaduan
antara tipe overshot dan undershot dilihat
dari energi yang diterimanya. Jarak tinggi
jatuhnya tidak melebihi diameter kincir, arah
aliran air yang menggerakkan kincir air
disekitar sumbu poros dari kincir air. Kincir

Gambar 4. Kincir air Breastshot
Sumberhttp://osv.org/education/WaterPower

air jenis ini menperbaiki kinerja dari kincir air
tipe under shot


Keuntungan
► Tipe ini lebih efisien dari tipe under shot
► Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek
► Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran datar

Kerugian
► Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit)
► Diperlukan dam pada arus aliran datar
► Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot
d) Kincir Air Tub
Kincir air Tub merupakan kincir air yang
kincirnya diletakkan secara horisontal dan
sudu-sudunya

miring

terhadap

garis

vertikal, dan tipe ini dapat dibuat lebih kecil
dari

pada

tipe overshot

maupun

tipe

undershot. Karena arah gaya dari pancuran
air menyamping maka, energi yang diterima
Gambar 5. Kincir air Breastshot
Sumber.http://osv.org/education/WaterPower

oleh kincir yaitu energi potensial dan kinetik.

Keuntungan
 Memiliki konstruksi yang lebih ringkas
 Kecepatan putarnya lebih cepat
Kerugian
 Tidak menghasilkan daya yang besar
 Karena komponennya lebih kecil membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih teliti
1.1. Penggunaan Kincir Air
a) Mesin penggiling gandum
Mesin penggiling gandum dengan penggerak kincir air sudah digunakan sejak abad
pertama sebelum masehi, pada jaman kerajaan Romawi dan walaupun terkesan kuno tapi
mesin penggiling ini masih tetap dipakai sampai sekarang.
b) Mesin pemintal benang
Mesin pemintal benang yang digerakan oleh kincir air ini pertama kali diperkenalkan
oleh dua insinyur Inggris, adalah Richards Arkwright dan James Hargreaves yang pada
tahun 1773. dan mulai dibuat di USA pada tahun 1780-an. Pada abad ke-19
penggunaan mesin ini sudah digunakan untuk pembuatan secara massal, jadi orang
tidak lagi membuat pakaiannya sendiri.
c) Mesin gergaji kayu

Mesin gergaji kayu dengan penggerak kincir air banyak ditemukan di New
England,USA, pada tahun 1840-an
d) Mesin tekstil
Mesin tekstil dengan penggerak kincir air ini digunakan oleh industri tekstil pada
abad ke-19. karena sumber energinya berupa air, maka pengeluaran untuk produksi dapat
diminimalisir. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, lambat laun mesin ini mulai
ditinggalkan
1.2. Pengembangan kincir air
Penggunaan kincir air sebagai energi listrik dilakukan oleh masyarakat Pekalongan,
Jawa Tengah, Warga Desa Kapundutan, Kecamatan Lebak Barang. Mereka memanfaatkan
air sungai yang mengalir deras di daerah tersebut sebagai pembangkit kincir untuk
menghasilkan energi listrik yang multi manfaat, murah, dan ramah lingkungan. Hingga
sekarang Desa Kapundutan dan sekitarnya belum mendapat aliran listrik dari PLN, sehingga
warga secara swadaya membuat kincir air sebagai pembangkit listrik untuk menerangi
ratusan rumah serta menghidupkan berbagai peralatan listrik. Energi listrik yang dihasilkan
kincir air tersebut mampu menerangi sedikitnya 135 rumah warga di tiga dusun selama 24
jam, bahkan aliran listrik juga dapat digunakan untuk menghidupkan komputer, televisi,
mesin pengangkat air, serta peralatan listrik lainnya.
Sejak puluhan tahun lalu, kincir air di sepanjang aliran Sungai Kemenyep merupakan
pemasok utama energi listrik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan
mengandalkan aliran air sungai tersebut. Meskipun wilayah ini tidak dilairi listrik dari PLN,
namun warga dapat menikmati listrik tanpa merusak lingkungan alam serta tidak
mengeluarkan biaya bulanan. Para pengguna listrik tenaga kincir air tersebut hanya dikenai
iuran antara Rp10.000-Rp15.000 setiap beberapa bulan untuk biaya perawatan, terutama
jika ada dinamo atau bagian kincir lainnya yang rusak maka uang tersebut digunakan untuk
ongkos perbaikan.
Selain pembuatannya mudah, bahan yang dubutuhkan untuk membuatan kincir air
pembangkit energi listrik tersebut juga mudah didapat, antara lain kayu, dinamo, kawat,
serta kabel yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari kincir ke rumah-rumah
warga yang tersebar hingga ke pelosok-pelosok hutan.
Biaya pembuatan satu kincir dibutuhkan sekitarRp1,5 juta untuk menerangi 4-6
rumah warga, kincir terbuat dari kayu jati tersebut kemudian dipasang di tengah sungai yang
aliran airnya deras agar putaranya tidak tersendat sehingga energi listrik yang dihasilkan

stabil, karena jika aliran air sungai surut atau putaran roda kincir tersendat akibat tersangkut
sampah, maka daya listrik yang dihasilkan rendah atau tidak stabil. Agar energi listrik yang
dihasilkan stabil, lanjut dia, kincir tersebut hanya membutuhkan perawatan dengan
memberikan pelumas setiap seminggu sekali, serta rutin membersihkan sampah-sampah
yang menyangkut di sekitar kincir. Sementara itu, keberadaan kincir air sebagai pembangkit
listrik sangat bermanfaat bagi warga yang bermukim di daerah pegunungan dan tidak
terjangkau listrik PLN. Selain menyalakan enam buah lampu masing-masing 15 volt dan dua
lampu neon, juga menghidupkan televisi, mesin pengangkat air, dan menyetrika dengan
menggunakan energi listrik dari kincir air. Daya yang dihasilkan kincir juga tidak kalah
dengan listrik PLN, baik lampu ataupun televisi dapat menyala terang dan siap digunakan
selama 24 jam tanpa dikenai biaya bulanan.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

Gambar 5. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di perkebunan teh yang dibangun
pada tahun 1926
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik
skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran
irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan
jumlah debit air]. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang
berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan
energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya,
mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air
maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di
samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan
membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah
pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai
untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari
putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator. Mikrohidro

bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air
2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt [3]. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan
mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya
peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro.
Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan.
Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro
terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW
digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok
untuk menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan
pedesaan. Beberapa keuntungan yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga listrik
mikrohidro adalah sebagai berikut :
1. Dibandingkan dengan pembangkit listrik jenis yang lain, PLTMH ini cukup murah
karena menggunakan energi alam.
2. Memiliki konstruksi yang sederhana dan dapat dioperasikan di daerah terpencil
dengan tenaga terampil penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
3. Tidak menimbulkan pencemaran.
4. Dapat dipadukan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air terjamin.
Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh
aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik. Sebuah
skema mikrohidro memerlukan dua hal yaitu, debit air dan ketinggian jatuh (head) untuk
menghasilkan tenaga yang dapat dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi
energi dari bentuk ketinggian dan aliran (energi potensial) ke dalam bentuk energi
mekanik dan energi listrik.
Lokasi Pengembangan mikrohidro
Istilah mikrohidro biasanya dipakai untuk pembangkit listrik yang menghasilkan
output di bawah 500 KW, sementara minihidro untuk output 500 KW. Lebih besar dari itu
biasa disebut dengan PLTA. Potensi pengembangan PLTMH di Indonesia juga masih
sangat terbuka. Dari seluruh 75.000 MW potensi kelistrikan tenaga air, 10 persen, atau
7.500 MW bisa digunakan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Saat ini, yang baru
dimanfaatkan baru sebesar 60 MW. Pembangkit listrik berskala besar itu tidak sepenuhnya

bisa menjawab, masalah pemenuhan kebutuhan energi. Tidak juga dalam, keseimbangan
penyebaran. Sebenarnya, dengan jalur distribusi kabel puluhan kilometer, menjadi kurang
efektif. Konsep yang ditawarkan adalah "Pembangkit Listrik Bertumpu Pada Masyarakat",
dalam hal ini mikrohidro. (Tri Mumpuni, 2004), namun PLTMH ini merupakan salah satu
alternatif solusi yang dapat menembus keterbatasan akses transportasi, teknologi, hingga
biaya. Sumber energi yang dihasilkan PLTMH ini merupakan sebuah alternatif yang
menggunakan teknologi sederhana. Hal ini dapat terlihat di sepanjang sungai besar di
wilayah Jawa Barat selatan. Masyarakat sebenarnya telah terbiasa memanfaatkan energi
aliran sungai untuk penerangan di rumahnya. Dengan bermodalkan generator murah buatan
Cina dan turbin sederhana dari kayu yang ditempatkan dalam sebuah power house, listrik
telah bisa dihasilkan. Jalur distribusi pun hanya mengandalkan kabel-kabel yang
direntangkan langsung menuju rumah. Hasilnya? Meskipun lampu agak redup namun cukup
untuk mengusir kegelapan saat malam hari. Bagi kebanyakan pihak, PLTMH masih
dianggap sesuatu yang jauh dari kata "untung". PLTMH hanya berbicara dalam ruang
lingkup lokal dan tak ada yang berbicara dengan kepentingan lain, namun
3. Energi Hidroelektrik
Energi Hidroelectrik adalah energi air. Air yang bergerak menyimpan energi alami
yang sangat besar,baik dari air bagian dari sungai yang mengalir ataupun air yang berupa
ombak di lautan. Kekuatan air yang berasal dari sungai dapat merusak tempat
penyimpanannya dan menyebabkan banjir atau ombak tinggi yang merusak garis pantai
pendek dan hal itu dapat divisualisasikan jumah kekuatan yang terlibat. Energi air dapat
dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit listrik tenaga air tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi terbarukan karena
air secara terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem
hidroelectrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak
seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus
selama 24 jam setiap harinya.
Tenaga Ombak.
Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa tenaga ombak dapat menghasilkan dua
terawatts energi setiap tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi listrik dunia saat ini dan
setara dengan energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit listrik bertenaga minyak, gas,
batu bara dan nuklir. Total energi terbarukan di dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan
dapat memenuhi kebutuhan energi dunia lebih dari 5000 kali. Tapi hingga kini pemanfaatan
tenaga ombak masih bersifat teori. Bahkan teknologinya masih belum dikembangkan, dan

masih sangat awal untuk memprediksikan secepat apa ini akan berkontribusi pada
gambaran energi global.

Tenaga Sungai
Pada tahun 2003, 16 persen listrik dunia diproduksi oleh pembangkit listri tenaga air.
Tenaga air memanfaatkan energi air yang bergerak dari tingkat tinggi ke tingkat rendah
(contoh, air mengalir kebawah) makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air maka makin
besar listrik dapat dihasilkan, Sayangnya, bendungan yang dapat beroperasi untuk tenaga
air dapat menenggelamkan ekosistem. Air membutukan komunitas hilir, petani dan
ekosistem seharusnya juga dihitung sebagai bagian komunitas. Lebih lanjut, energi air dari
bendungan tidak bisa diandalkan selama musim kering yang panjang dan musim kemarau
ketika sungai kering atau volumenya berkurangBagaimanapun juga, sistem hidro skala kecil
dapat menghasilkan listrik cukup besar tanpa membutuhkan bendungan yang besar.
klasifikasi sebagai “kecil,” ‘Mini,” “mikro,” tergantung pada berapa banyak listrik yang
diproduksinya, sistem hidro kecil menangkap energi sungai tanpa mengambil banyak air dari
aliran alaminya. Tenaga air berskala kecil merupakan sumber energi yang ramah
lingkungan dengan perkembangan yang potensial, tapi ini tidak akan mencapai potensialnya
kecuali kita memberikannya kesempatan.
Lokasi Penerapan Hidroelektrik
Penerapan energi hidroelektrik dapat dilihat di kota Itaipu, yang hanya berjarak 100
km dari Indian. Dan kota ini butuh banyak energi. Jadi dibangunlah bendungan hidroelektrik
di sungai.

Pembangunan bendungan Itaipu akan berpengaruh besar pada kehidupan

masyarakatnya, Air tercemar polusi, sehingga tak bisa minum dari air sungai oleh karena
masyarakat harus membeli air kemasan yang mahal. Dan semuanya semakin memburuk,
air sungai akan membuat sakit, pembangunan bendungan menyebabkankan tak ada lagi
ikan. Ketika air berhenti mengalir, maka akan terjadi polusi, kemudian akar pohon dan juga

ikan akan mengalami kepunahan akibat dari gangguan habitat. Semua itu merusak
lingkungan Itaipu layaknya sebuah monster yang memiliki konstruksi besi setara dangan
380 Menara Eiffel. Pembangkit hidroelekrtiknya menghasilkan energi yang setara dengan 12
reaktor nuklir. Luar biasa. Selama bertahun-tahun kita menganggap bendungan sebagai
wujud kemajuan dan simbol modernisasi yang kita banggakan. Bendungan juga membuat
kita terpukau karena mampu mengendalikan air, mengubah air menjadi energi listrik dengan
biaya murah. Dan semakin besar bendungan semakin besar manfaatnya.
Kini energi hidroelektrik mewakili 20% dari total produksi listrik. Sudah dibangun
hampir 50 ribu bendungan besar di seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan listrik yang
makin besar. Namun ada hal yang dilupa bahwa ada konsekuensi yang harus dibayar. Kisah
bendungan Itaipu dan lainnya seharusnya membuat kita berpikir. Keuntungan dan
kerugiannya.
Lain halnya dengan sungai terpanjang di Cina. Dari Tibet hingga Laut Cina Timur,
terbentang lebih dari 6000 km. Di sungai inilah Bendungan Three Canyon dibangun.
Bendungan terbesar di dunia. Panjangnya 2 km. Butuh 12 tahun untuk membangunnya dan
dana 20 miliar Euro untuk mendirikan dinding yang berfungsi memasok listrik bagi lebih dari
100 juta warga Cina.

Bendungan ini awalnya dibangun untuk menanggulangi banjir. Di abad sebelumnya
banjir itu mengakibatkan kematian lebih dari 300 ribu orang. Sepuluh tahun lalu banjir
melanda hingga seluas setengah negara Perancis. Lebih dari 10 juta orang pergi dari
tempat tinggal mereka. Pemerintah mencanangkan siaga darurat negara. Menyelamatkan
nyawa bukan satu-satunya alasan membangun bendungan Three Canyon. Dengan laju
penuh, turbin-turbin ini akan meghasilkan energi yang setara dengan 18 reaktor nuklir, tapi

kehausan akan energi ini memiliki harga. Dimana penduduk Kota Wu Shan harus
mengosongkan 2 juta rumah. Mereka yang tak mau pindah harus ditangkap. Bahkan kadang
dipenjara dengan hukuman berat ,setelah itu pemerintah Cina mengumumkan migrasi
populasi baru. Total 12 juta orang harus meralakan kehidupan demi migrasi terbesar
sepanjang sejerah Cina. Dan arus sungai akan memberikan energi bagi Negara ini. Tapi
ketika air mengalir melalui bendungan, tidak demikian dengan sedimen. Lumpur yang
ditumpuk oleh banjir menyuburkan dan membentuk lansekap selama ribuan tahun. Kini
sebagian tertahan di bendungan. Tak ada kritik maupun ancaman yang bisa menghentikan
karya kegeniusan manusia ini kecuali mungkin dari alam itu sendiri. Tahun 1999, muncul
retakan besar di bendungan. Sejak itu bendungan ditutup, lalu kualitas bahan yang
digunakan dipertanyakan. Padahal area ini rentan akan gempa bumi. Tentu bendungan
berguna, tapi banyak juga kerugiannya. Di Argentina terdapat danau buatan dimana
bendungannya telah membanjiri hutan. Pohon-pohon mulai membusuk tergenang oleh air.
Melepaskan sejumlah besar metana, salah satu gas rumah kaca paling berbahaya yang
meyebabkan pemanasan global. Jadi kita tak bisa lagi menganggap energi hidroelektrik tak
bermasalah di negara beriklim tropis. Tak hanya pohon yang terkena banjir, manusia juga.
Diperkirakan sepanjang abad ke-20, sekitar 40-80 juta orang diusir untuk menciptakan
waduk.
Bendungan yang berada di selatan iguazu ini dibangun dengan mengusir 20 ribu
orang secara paksa dan tanpa ganti rugi apapun. Pentungan dan peluru karet digunakan
untuk menghalau penentang pembangunan bendungan di awal 80-an. Karena menolak
kehidupan mereka ditelan oleh air, banyak yang melihat rumah mereka dihancurkan dan
dibakar. Pengusiran demi pembangunan bendungan Yacireta adalah contoh pelanggaran
HAM.
3. Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Air Dengan Tinggi Tekan Kecil Di Saluran
Irigasi
Di saluran irigasi tersimpan potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik tenaga air berukuran kecil. Debit saluran irigasi umumnya tetap, sehingga
mempunyai kelebihan untuk pembangkit listrik tenaga air dibandingkan dengan sungaisungai kecil yang debitnya berfluktuasi tinggi. Jika dijumlahkan sumberdaya air yang ada di
saluran irigasi untuk membangkitkan tenaga listrik potensinya cukup besar. Listrik dari
pembangkit listrik tenaga air ini akan bermanfaat untuk membantu kemajuan pedesaan yang
belum terjangkau listrik PLN dalam hal memberi penerangan, sumber tenaga untuk radio, tv,
dan industri rumah tangga. Upaya penyediaan tenaga listrik tersebut dapat dilakukan
dengan membangun pembangkit listrik tenaga air sederhana, mudah dioperasikan dan
pemeliharaannya serta dapat dibuat di bengkel-bengkel kecil. Tipe pembangkit listrik tenaga

air dengan tinggi tekan kecil yang dikembangkan yaitu turbin modified closed cross flow
yang disingkat dengan MdCCF. Seri turbin yaitu 225-750, 300 750. Unit ini memerlukan
biaya konstruksi tambahan bagi pekerjaan sipilnya, seperti intake, bak kontrol, saluran
penghubung dan saluran keluar.
Lokasi Penerapan
Pembangkit listrik tenaga air berukuran kecil ini diuji coba di laboratorium hidrolika Pusat
Litbang Sumber Daya Air. Penerapan prototipe dilakukan di saluran irigasi Cibeber daerah
Sagaranten Sukabumi Jawa Barat.

KESIMPULAN
Ada beberapa hal yang dapt disimpulkan bahwa :

1. Energi air merupakan energi yang termanfaatkan dibanyak belahan dunia, jika
dieksploitasi dengan benar maka energi ini mampu berpotensi untuk menyediakan
kebutuhan konsumsi energi dunia dalam waktu yang lebih lama dan menguntungkan
dari segi ekonomi dan lingkungan
2. Pengembangan teknologi energi air dapat berupa kincir air, pembangkit listrik tenaga
mikrohidro, energi hidroelektrik, dan teknologi pembangkit tenaga listrik tenaga air
dengan tinggi tekanan kecil di saluran irigasi
3. Dari berbagai macam pengembangan energi air, maka setiap penerapan dalam
pengembangan energi air memiliki keuntungan atau kelebihan dan kekurangan,
tergantung dari cara atau mekanika dari pengelolaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. IBEKA-JICA.
Jakarta.
Anonim. 2003. Pedoman Pengelolaan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTMH Leuwi
Kiara, Kabupaten Tasikmalaya. Dinas Pertambangan dan Energi. Bandung.
Hendar, Ujang. 2007. Desain, Manufacturing dan Instalasi Turbin Propeller Open Flume Ø
125 Mm di Cv Cihanjuang Inti Teknik Cimahi-Jawa Barat. Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
Bogor.
Indartono, Yuli Setyo.2008. Krisis Energi di Indonesia : Mengapa dan Harus Bagaimana.
Dalam : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/
Kjølle, Arne. 2001. Hydropower in Norway, Mechanical Equipment. Norwegian University of
Science and Technology. Trondheim.
http://www.pplh.or.id
http://www.indonesiapower.co.id
http://www.pplh.or.id/canedit/koments.php
www.pikiran-rakyat.com/cetak/

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121