Buku SMK Seni dan Pariwisata - Teknik Grafis Komunikasi - Jilid 1.pdf

TEKNIK GRAFIS KOMUNIKASI

JILID 1

SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

TEKNIK GRAFIS KOMUNIKASI JILID 1

U nt uk SM K

Penulis : Pujiyanto Editor : Arief Purwanto

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

PUJ PUJIYANTO t

Teknik Grafis Komunikasi Jilid 1 untuk SMK /oleh Pujiyanto ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

lxi. 74 hlm Daftar Pustaka : lvii Glosarium

: xxxiv - liii

ISBN : 978-979-060-072-0

Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK

PENGANTAR PENULIS

Alhamdulillah, saya bisa me-

2. Teman sejawat yang telah nyelesaikan buku pegangan

membantu pengadaan ma- pelajaran (Handbook) berjudul

teri demi terdukungnya ter- Teknologi Grafis Komunikasi

selesainya buku ini yang diperuntukkan kepada

3. Mahasiswa Desain Komu- Sekolah Menengah Kejuruan

nikasi Visual Jurusan Seni (SMK) maupun bagi masya-

dan Desain Fakultas Sas- rakat yang berkecimpung pada

tra Universitas Negeri Ma- Grafis Komunikasi. Buku ini

lang yang telah merelakan disusun berdasarkan Ku-

karyanya untuk dibuat rikulum Tingkat Satuan Pen-

contoh dalam buku ini didikan Sekolah Menengah

4. Mas Roy Genggam yang Kejuruan dengan ada penam-

karya baiknya dibuat con- bahan - penambahan tertentu

toh demi meningkatnya untuk memperdalam materi isi

kualitas berkarya anak buku. Buku ini disusun dengan

bangsa

gaya komunikasi akademik

5. Masmedia Surya, Cakram, dengan menampilkan teori dan

Marketing, Consept, dan praktek serta contoh-contoh

sebagainya karena gam- karya rancangan atau karya

bargambarnya kami pinjam yang telah ada di publikasikan.

untuk ditampilkan dalam buku ini

Penulis sudah mencoba se-

6. Teman di SMK se Malang maksimal mungkin untuk Raya yang telah memberi menghadirkan tulisan maupun semangat dalam penyele- gambar yang mudah dipahami saian buku ini. oleh siswa Sekolah Menengah

Kejuruan, mudah-mudahan in- Semoga buku ini bisa menjadi formasi yang penulis sam- acuan dan memberikan kasa- paikan sampai kepada sa- nah tentang bagaimana ber- saran pembaca. Buku ini tidak karya grafis yang berakar atau akan ada bila tidak ada bernuansa local genius Indo- dukungan dari berbagai pihak. nesia. Kami menyadari, bahwa Maka pada kesempatan ini tulisan buku ini sangat kurang saya sampaikan ucapan teri- dari harapan pembaca, untuk makasih kepada:

itu saya mohon saran dan ktitikan yang bersifat memba-

1. Direktur Pembinaan Seko- ngun guna kualitasnya buku lah Menengah Kejuruan

ini.

yang telah memberikan kesempatan kepada saya Malang, Akhir Tahun 2007 untuk menulis buku ini.

Pujiyanto

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI C. Gagasan dalam Rekayasa

C. Gagasan dalam Rekayasa

Kata Sambutan

Estetika Grafis Komunikasi

Kata Pengantar

Grafis Komunikasi / 21

D. Penekanan Penguasaan

Daftar Isi

Dalam Grafis Komunikasi /

Sinopsis

E. Nirmana dalm Grafis

Deskripsi Konsep

Komu-nikasi / 28

Penulisan

F. Pendalaman / 29

Peta Kompetensi

IV. Etika Rancangan Desain

Grafis Komunikasi /30

I. Pendahuluan / 1

A. Pedoman Periklanan Obat

A. Batasan Desain Grafis

Bebas / 32 Komunikasi / 2

B. Pedoman Periklanan Obat

B. Muatan Lokal Dalam

Tradisional / 40 Desain Grafis Komunikasi

C. Pedoman Periklanan Alat /4 Kesehatan, Kosmetika,

C. Pendalaman / 5

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga / 46

II. Desain,Teknologi, Grafis,

D. Pedoman Periklanan Ma- dan Komunikasi / 6 kanan - Minuman / 51

A. Pengertian Desain / 6

E. Pendalaman / 55

B. Pengertian dan Perkembangan Teknologi /

V. Unsur-unsur Desain Grafis

7 Komunikasi / 56

C. Pengertian dan

A. Titik / 56

Perkembangan Grafis / 11

B. Garis / 56

D. Pengertian dan Proses Ko-

C. Bidang / 60 munikasi / 13

D. Ruang / 60

E. Pendalaman / 17

E. Bentuk / 61

F. Tekstur / 62

III. Estetika Desain Grafis

G. Warna / 63 Komunikasi / 18

H. Pendalaman / 66

A. Pengertian Estetika / 18

B. Estetika dalam Industri

VI. Prinsip-prinsip Grafis

Grafis Komunikasi / 19 Komunikasi / 67

A. Keselarasan (Harmoni) /

5. Gambar Kerja (Atwork) / / 69

B. Kesebandingan (Proporsi)

C. Irama (Ritme) / 69

G. Pendalaman / 217

D. Keseimbangan (Balance) /

70 VIII. Gambar Teknik Grafis

E. Penekanan (Emphasis) / Komunikasi / 218

73 A. Sejarah gambar teknik /

F. Pendalaman / 75

B. Bahan dan peralatan / 219

C. Dasar-dasar Menggambar Grafis Komunikasi / 75

VII. Elemen Desain

Proyeksi / 226

1. Menggambar Proyeksi dan Alat / 75

A. Menyiapkan Bahan

Orthogonal / 226

B. Tipografi (Huruf) / 75

2. Menggambar Proyeksi

1. Pengertian Huruf / 75 Irisan / 228

2. Perkembangan Huruf / 76

3. Menggambar Proyeksi

3. Daya Tarik Huruf / 80 Putaran / 228

4. Teknik Pembuatan Huruf

4. Menggambar Proyeksi dengan Cara Manual / 82

Bukaan / 229

5. Gaya Tipografi (Huruf) / 83

5. Menggambar Proyeksi

6. Variasi Huruf / 89 Isometri / 230

7. Penataan Huruf / 93

D. Dasar-dasar Menggambar

8. Penegasan Tipografi (Hu- Perspektif / 231 ruf) / 98

1. Menggambar Perspektif

9. Elemen Teks / 104 Satu Titik Mata / 233

C. Ilustrasi (Gambar) / 115

2. Menggambar Perspektif

1. Teknik Menggambar / 115 Dua Titik Mata / 235

2. Obyek Ilustrasi / 128

3. Menggambar Perspektif

3. Ilustrasi sebagai Komu- Tiga Titik Mata / 236 nikasi / 136

4. Obyek dalam Tampilan

4. Ilustrasi Teknik Fotografi / Perspektif / 237 155

E. Pendalaman / 241

D. Warna / 201

1. Komposisi Warna / 201

IX. Teknologi Cetak Printing

2. Penerapan Warna / 204 (Sablon) / 242

E. Corporate Identity / 207

A. Sekilas Tentang Sablon /

1. Logo / 208

2. Lambang / 209

B. Alat dan Bahan

3. Brand / 209

1. Alat / 243

4. Pictograf / 210

2. Bahan / 247

F. Layout / 211

C. Proses Persiapan Cetak /

1. Layout Miniatur / 212

2. Layout Kasar / 212

1. Pembuatan Desain dan

3. Layout Komprehenshif / Klise / 249 213

4. Proses Layout / 213

2. Proses Mengafdruk / 250

A. Penekanan pada Produk

D. Proses Mencetak / 256 yang Disampaikan / 334

B. Penekanan pada Sisi Visu- Diperhatikan dalam

E. Hal yang Perlu

alnya /338 Mencetak / 258

C. Penekanan pada Teknik

1. Perhatian Terhadap Alat Penyampaian / 342 dan Bahan / 259

D. Pendalaman / 349

2. Perhatian Terhadap Proses Cetak / 260

XIII. Kreatifitas dalam

3. Perhatian Setelah Proses

Merancang Desain

Cetak / 261

Grafis Komunikasi

F. Membersihkan Screen /

A. Terobosan Desainer

G. Pendalaman / 263 untuk Berkreatifitas / 350

B. Kreatifitas Perancangan

dan Hambatannya / 353 Komunikasi / 264

X. Komputer Grafis

C. Sikap Mental dalam Usaha

A. Media Kerja Photoshop / Dunia Grafis Komunikasi / 264

B. Merubah Gambar / 289

D. Pendalaman / 357

C. Teknik photoshop / 309

XIV. Produk Grafis

XI. Jenis Media Grafis Komunikasi yang

Komunikasi / 320

Mengarah Tuntutan

A. Kemasan Produk / 320 Pasar / 358

1. Maksud dan Tujuan

A. Pasar sebagai Sasaran Desain Kemasan / 320

Produk / 358

2. Fungsi Desain Kemasan /

1. Faktor Geografis / 358 321

2. Faktor Demografis / 359

3. Bahan Desain Kemasan /

3. Faktor Psikologis / 360 322

4. Faktor Behavioristik / 361

4. Faktor Ekonomi Dalam

B. Pasar sebagai Tuntutan Desain Kemasan / 326

Kebutuhan Konsumen /

5. Strategi Promosi Melalui

De-sain Kemasan / 327

1. Produk yang Dibutuhkan

6. Kualitas Desain Kemasan / Konsumen / 364 329

2. Produk yang Mengacu

B. Media Lini Atas / 330 pada Siklus Hidup

C. Media Lini Bawah / 330 Produksi / 365

D. Pendalaman / 333

C. Pendalaman / 366

XII. Penekanan Penyampaian XV.Free Design / 367

Desain Media Grafis

A. Kita Kaya Berbagai Bentuk

Komunikasi

Seni / 367 / 334

1. Pola Penguatan Eksistensi

D. Menyelesaikan Desain, Bentuk Seni / 369

Merawat Bahan dan

2. Pola Penumbuhan Bentuk Peralatan / 448 Seni / 369

E. Pembahasan / 448

3. Pola Progresifitas Estetik atau Bentuk Spiritual / 370

XVIII.Bugeting / 449

A. Pra Desain/Produksi (Free Pijakan Karya Grafis / 371

B. Lokal Jenius Sebagai

Design) / 449

1. Pelestarian / 371

B. Desain/Produksi (Design) /

2. Penggalian / 373

3. Pengembangan / 373

C. Paska Desain/Produksi

4. Penciptaan / 375 (Post Design) / 450

C. Pendalaman / 375

D. Strategi Pembiayaan 450

E. Pendalaman / 451

XVI. Design: Aplikasinya /

XIX. Penutup / 452 376

A. Mempersiapkan Tempat, Bahan dan Peralatan Kerja Desain / 377

B. Pembuatan Corporate Iden-tity / 378

C. Penerapan / 385

1. Kemasan Produk / 385

2. Media Masa / 396

3. Merancang Media Lini Atas (Above The Line)/ 409

4. Merancang Media Lini Bawah (Bellaw The Line) / 415

D. Final Design / 439

E. Menyelesaikan Pekerjaan, Merawat Bahan dan Peralatan Desain / 442

F. Pendalaman / 442

XVII. Post Design / 443

A. Mempersiapkan Tempat, Bahan dan Peralatan Desain / 443

B. Penerbitan Rancangan Grafis ke Masmedia / 444

C. Pemasangan Rancangan Grafis Media Luar / 445

Teknologi Gafis Komunikasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, teru- tama bagi mereka yang ber- gerak dibidang industri dan teknologi. Seperti yang tam- pak sekarang ini dimana per- kembangan industri dan teknologi sangat pesat kema- juannnya sehingga mengha- rapkan hadirnya media sarana komunikasi yang mampu meningkatkan usahanya. Me- lalui media sarana komunikasi yang handal diharapkan dapat mempengaruhi khalayak sa- saran sebagai konsumen yang dapat diujudkan berupa media cetak maupun menggunakan sarana elektronik.

Dampak dari perkembangan komunikasi secara global yang antara lain adalah perkem- bangan dunia pertelevisian, internet, cetak surat kabar jarak jauh, pasopati dan sebagainya. Seperti halnya dengan perkembangan komu- nikasi di Indonesia, media sarana komunkasi sangat pe- sat terutama bidang surat kabar dan televisi yang tidak jauh berbeda bila dibanding- kan dengan negara-negara maju.

Dalam bidang media sarana surat kabar telah terjadi kemajuan suatu proses visua- lisasi, misalnya; bidang tata- letak (lay-out), pemilihan huruf, dan isi berita, maka secara visual penampilan warna dise- suaikan dengan obyek penya- jian. Peran media grafis komunikasi bukan sebagai penawaran produk/ jasa saja melainkan suatu hiburan yang selalu ditunggu pembaca/ pemirsa.

Sejalan dengan kemajuan di bidang komunikasi secara glo- bal, yaitu dalam menghadapi pasar bebas untuk memacu sumber daya manusia guna mengantisipasi perkembangan teknologi dan industri. Sumber daya manusia yang handal mempunyai keahlian di bidang grafis komunikasi baik secara manual maupun elektronik sangat dibutuhkan. Salah satu upaya tersebut adalah mem- beri pembinaan dan pembim- bingan melalui program pen- didikan teknologi grafis komu- nikasi.

SINOPSIS

Teknologi grafis komunikasi merupakan pengetahuan dan keterampilan dalam meran- cang media komunikasi cetak. Media grafis yang dirancang mengacu pada kualitas pene- rapan estetik melalui unsur- unsur grafis dan prinsip-prinsip grafis. Secara visual dan verbal, teknologi grafis komu- nikasi sangat memperhatikan eleven-elemen yang ada, antara lain tipografi, ilustrasi, warna, corporate Identity, dan lay-out.

Dalam penciptaan karya grafis, baik media lini atas maupun media lini bawah tetap melalui statu proses yang dikelom- pokkan menjadi tiga, yaitu free design/Para desain, design/ produk, dan post design/paska desain (produk). Tapa-tahapan inilah yang harus dilakukan bagi calon desainer/praktisi gra-fis dalam mewujudkan karya-nya. Semua karya grafis komunikasi tetap mengacu pada pasar, agar pesan yang sampaikan diterima oleh masyarakat.

DISKRIPSI KONSEP PENULISAN

Unsur-unsur Grafis

TEKNOLOGI GRAFIS KOMUNIKASI

Prinsip-prinsip Grafis

Corporate Identity

Layout

Media Lini Atas

Media Lini Bawah

Free Design

Design/Prouk

Post Design

PETA KONPETENSI

Tuntutan perkembangan ja- man harus ditangkap secara kritis, dalam waktu singkat dapat ditindaklanjuti dengan program yang tersistem dan terintegrasi. Dunia grafis sela- yaknya harus mampu tampil di depan dalam merespon tun- tutan jaman sehingga dapat mempercepat penyiapan kua- litas Sumberdaya Manusia.

Sumber Daya Manusia yang tidak siap pada saat sistem kehidupan berkembang sesuai dengan tuntutan jaman, meng- akibatkan terhambatnya sebu-

ah proses kemajuan suatu bangsa. Pada masa lalu per- soalan ini tidak terasa sebagai persoalan yang cukup serius karena parameter dan eva- luasi tidak secara cepat dapat dilakukan. Bahkan terhambat- nya sebuah proses kemajuan bangsapun tidak terasa dalam jangka waktu yang lama.

Pada era globalisasi ini per- kembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam bidang Teknologi Infor- masi dan Komunikasi menun- jukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan Teknologi tersebut telah meru- bah peradaban dunia dari masyarakat industri ke masya- rakat informasi. Perkembang- an teknologi informasi dan komunikasi telah dimanfaatkan

oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di berbagai bidang termasuk di dalamnya bidang Teknologi Grafis Ko- munikasi.

Sampai saat ini tenaga-tenaga profesional di Indonesia yang mempunyai kemampuan di bidang Desain Grafis Komuni- kasi masih sangat kurang. Hal ini jelas mempengaruhi struk- tur dan kesempatan tenaga kerja baik secara nasional maupun regional. Untuk mak- sud tersebut diperlukan tenaga profesional dalam bidang De- sain Grafis Komunikasi yang dapat memberikan kepuasan lagi para pengguna tenaga kerja dalam bidang Desain Gafis Komunikasi tersebut.

Desain Gafis Komunikasi me- rupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehi- dupan masyarakat, terutama bagi mereka yang bergerak dibidang industri dan tekno- logi. Seperti yang tampak sekarang ini dimana perkem- bangan industri dan teknologi sangat pesat kemajuannnya sehingga mengharapkan ha- dirnya suatu media sebagai sarana komunikasi yang mam- pu meningkatkan usahanya. Sebuah media sebagai sarana komunikasi yang handal diha- rapkan dapat mempengaruhi khalayak sasaran sebagai

I. PENDAHULUAN

konsumen yang dapat diwu- yang berarti menggambar, judkan berupa media cetak kadang-kadang diartikan da- maupun menggunakan sarana lam pengertian “merancang, elektronik.

menciptakan bentuk, susunan, garis, bentuk (bidang, earna

Perkembangan komunikasi se- (nada), dan tekstur biasa cara global antara lain adalah diartikan juga merancang, pola perkembangan dunia perte- dua maupun tiga dimensi, me- levisian, internet, cetak surat milih dan menyusun, meme- kabar jarak jauh, pasopati dan cahkan masalah bertujuan sebagainya. Seperti halnya menciptakan susunan, orga- dengan perkembangan Desain

nisasi”.

Gafis Komunikasi di Indonesia, media sarana komunikasi sa- Kata Grafis mengandung dua ngat pesat terutama bidang pengertian, yaitu Graphein media cetak yang tidak jauh (Latin: garis) kemudian menja- berbeda bila dibandingkan di Graphic Arts atau Komu- dengan negara-negara maju.

nikasi Grafis dan Graphishe Vakken (Belanda: pekerjaan

Dalam bidang media cetak, cetak) kemudian menjadi telah berkembang dengan Grafika yang diartikan sebagai pesat seperti proses visu-

percetakan.

alisasi, misalnya; bidang tata letak (lay-out), pemilihan huruf, Adapun Komunikasi (Latin: ilustrasi, warna, dan isi berita, Communis) yang artinya mem- maka secara visual penam- beritahukan yang mengan- pilan warna disesuaikan de- dung maksud memberikan dan ngan obyek penyajian. Peran menyebarkan informasi, berita, iklan atau media periklanan pesan, ide-ide, agar hal-hal bukan sebagai penawaran yang memberitahukan itu men- produk/jasa saja melainkan jadi milik bersama. suatu hiburan yang selalu

Ketiga pengertian keilmuan di ditunggu pembaca. atas dalam Desain Grafis

Komunikasi adalah keteram-

pilan dalam menciptakan me-

A. Batasan Desain Grafis

dia informasi berupa cetakan

dua dimensi yang bersifat Tugas yang diberikan dalam statis. menyusun buku ini adalah Ada tiga keilmuan yang men-

Komunikasi

Desain Grafis Komunikasi, dasar dalam bidang Desain istilah ini dijabarkan menjadi Grafis Komunikasi, yaitu De- Desain, Grafis, dan Komu- sain, Komunikasi, dan Desain nikasi. Istilah desain berasal (Seni). Dalam Terapan, dua dari bahasa Perancis “desiner” keilmuan yang hampir sama Desain Grafis Komunikasi, dasar dalam bidang Desain istilah ini dijabarkan menjadi Grafis Komunikasi, yaitu De- Desain, Grafis, dan Komu- sain, Komunikasi, dan Desain nikasi. Istilah desain berasal (Seni). Dalam Terapan, dua dari bahasa Perancis “desiner” keilmuan yang hampir sama

grafi, warna, tata letak, dan proses percetakan yang diser-

Komunikasi Visual dalam pe- tai pula pengertian tentang ngertian yang luas adalah bahan dan biaya. Tujuan berbagai kegiatan komunikasi utama teknologi grafis komu- yang menggunakan media dua nikasi, tidak saja menciptakan dimensi maupun tiga dimensi, atau perencanaan fungsional baik statis maupun dinamis, estetik, tetapi juga informatif seperti produk percetakan, dan komunikatif dengan ma- televisi, film, animasi, dan syarakat. Bila dilengkapi de- enternet. Adapun komunikasi ngan unsur psikologi massa

Gambar 1.1: Lingkup Desain Grafis Komunikasi

Grafis merupakan bagian dari dan teori pemasaran, maka komunikasi visual yang meng- karya teknologi grafis komu- arah ke media dua dimensi nikasi merupakan media pro- bersifat statis, seperti produk- mosi yang sangat potensial. produk percetakan.

Dalam perkembangannya, du- Bidang Desain Grafis Komu- nia Desain Grafis Komunikasi nikasi mencangkup berbagai meliputi dunia kegiatan yang bidang, yaitu menyangkut tek- sangat luas, mencakup semua Dalam perkembangannya, du- Bidang Desain Grafis Komu- nia Desain Grafis Komunikasi nikasi mencangkup berbagai meliputi dunia kegiatan yang bidang, yaitu menyangkut tek- sangat luas, mencakup semua

da, iklan layanan masyarakat, dan sebaginya

Tegasnya semua kebutuhan informasi visual cetak yang perlu dikomunikasikan dari seseorang atau kelompok ke- pada orang lain atau masya- rakat menjadi bidang kegiatan teknologi grafis komunikasi. Hal ini sesuai dengan tuntutan hidup efektif yang selalu mem- butuhkan informasi yang cu- kup dan baik.

Bidang profesi Desain Grafis Komunikasi dapat terserap di tempat perusahaan penerbitan kuku, perusahaan penerbitan surat kabar, perusahaan pe- nerbitan majalah, perusahaan periklanan, perusahaan desain kemasan, periklanan (Adve- rtysing), ilustrator, fotografer, dan sebagainya. Selain itu Desain Grafis Komunikasi juga menjadi penunjang pada non- komunikasi, seperti lembaga swasta/pemerintah, pariwisata,

hotel, pabrik/manufacture, dan usaha dagang.

B. Muatan Lokal Dalam Desain Grafis Komu- nikasi

Sejalan dengan kemajuan di bidang Desain Grafis Komu- nikasi secara global, maka untuk mengantisipasi perkem- bangan teknologi dan industri tersebut diperlukan upaya pe- ningkatan sumberdaya ma- nusia guna menghadapi pasar bebas.

Sumberdaya manusia yang handal dan mempunyai keah- lian di bidang komunikasi yang baik secara manual maupun elektronik sangat dibutuhkan. Salah satu upaya lagi pening- katan kemampuan sumber- daya manusia tersebut adalah dengan memberikan pembina- an dan pendampingan melalui program pendidikan Desain Grafis Komunikasi.

Desain Grafis Komunikasi merupakan salah satu pro- gram pendidikan “unggulan” era teknologi informasi dan komunikasi ini.

Lulusan program studi ini juga diharapkan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan “da- lam peningkatan” sumber daya manusia di bidang Desain Grafis Komunikasi yang ber- muatan

Local-Genius

Ke- Timuran berkharakter budaya Indonesia.

Penguatan muatan lokal ini dimaksudkan agar sumber da-

ya manusia yang dihasilkan mempunyai “sense of belong- ing” dan menghargai budaya yang kita miliki sebagai dasar penciptaan karya Desain Gafis Komunikasi yang mempunyai ciri khas Indonesia.

Gambar 1.2: Tampilan Punakawan yang digayakan sesuai kebutuhan grafis

Gambar 1.3:

Sumber ide Punakawan yang diaplikasikan

ke media grafis komunikasi

C. Pendalaman

Carilah Karya Desain Grafis Komunikasi yang mempunyai ciri local genius yang telah beredar / terbit. Cobalah sau- dara mengevaluasi, apa kele- bihan dan kekurangan desain tersebut

A. Pengertian Desain

Istilah desain berasal dari bahasa Perancis “desiner” yang berarti menggambar, kadang-kadang diartikan da- lam pengertian “merancang, menciptakan bentuk, susunan, garis, bentuk (bidang, earna (nada), dan tekstur biasa diartikan juga merancang, pola dua maupun tiga dimensi, memilih dan menyusun, me- mecahkan masalah yang ber- tujuan menciptakan susunan, organisasi”.

Desain merupakan bidang ketrampilan, pengetahuan dan pengalaman manusia yang mencerminkan keterkaitannya dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan keroha- nian dan keberadaanya. Se- cara khusus, desain dikaitkan dengan konfigurasi, komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena buatan manusia.

Aspek desain menghendaki pertimbangan; bahan, fungsi, keefektifan, lingkungan dima- na produk tersebut akan di- operasikan serta skibat produk tersebut terhadap manusia.

Pada pokoknya desain selalu mengiringi manusia selama manusia itu bergaul dengan alat atau perkakas. Desain tak pernah menjadi tujuan akhir, dia tak pernah pula terpisah

dari hasil akhirnya, desain adalah suatu kegiatan yang bertujuan.

Secara khusus maupun umum dapat disimpulkan bahwa de- sain adalah menciptakan se- suatu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan hasil semaksimal mungkin yang di- mulai dari menggambar hing-

ga menjadi hasil akhir. Desain adalah suatu proses

kreatif (seni), yaitu pemecahan sementara dari masalah-ma- salah dalam proses desain yang ada bias dibuat atau ditiru. Pada umumnya tidak ada satupun prosedur logis yang dapat menuntun perma- salahan menuju suatu peme- cahan masalah. Suatu solusi diketemukan dengan bantuan; keterampilan, kecerdasan, ke- cekatan, ingatan yang baik, kecakapan menyusun pola, pencarian dan penemuan se- cara acak dalam batas-batas lingkup pemecahan, pikiran- pikiran ikutan, dan sebagai- nya. Desain sangat tergantung pada konsep yang tidak pasti (terukur) seperti bakat de- sainer, kepekaan akan me- nangkap obyek yang akan digarap. Hanya dalam bebe- rapa kasus dalam pemecahan desain dapat berhasil melalui pengaturan ukuran elemen dalam suatu bidang.

II. DESAIN, TEKNOLOGI, GRAFIS, DAN KOMUNIKASI

B. Pengertian dan Perkem meningkatkan harkat hidup

bangan Teknologi

masyarakat banyak, teknologi pada hakekatnya juga mengu-

Teknologi secara harafiah bah pelbagai dimensi kehi- adalah ilmu mengenai teknik. dupan, baik yang berakibat Teknik ialah metode, cara, alami, hubungan kemasyara- keterampilan untuk membuat katan, maupun nilai-nilai bu- sesuatu atau mencapai se- daya. Apabila teknologi secara suatu. Dalam arti yang sempit, sederhana diartikan sebagai teknologi diartikan dengan ilmu yang mengaji masalah istilah pemberian dan praktek teknik atau cara, maka format ilmu terapan pada industri awal yang dapat dilacak atau yang mempunyai nilai praktis. ditelusur melalui berbagai Pengertian agak luas, tekno- peralatan yang telah diha- logi adalah semua proses silkan nenek moyang kita pada yang berhubungan dengan ba- masa-masa prasejarah. Pe- han, teknologi bukanlah bakat nyempurnaan teknik asah dari atau kodrat melainkan keilmu- monofasial ke arah bifasial, an yang harus dipelajari baik dari kapak genggam ke arah ilmu terapan maupun sebagai kapak sepatu, dari bahan batu keterampilan tangan. Tekno- ke arah bahan logam dan logi dalam makna sangat luas, seterusnya adalah indikasi berarti cara-cara membuat evolusi perkembangan tekno- atau mengerjakan suatu pro- logi. duk.

Teknologi sederhana sudah Sementara itu, aspek tekno- muncul semenjak pada pe- logi juga tampak perkem- riode primitif (prasejarah) yang bangannya melalui peralatan berhubungan dengan kebu- itu sendiri, baik tipologi pera- tuhan manusia baik lahiriyah latan yang bersifat manual maupun spiritual, yaitu ba- maupun masinal. Demikian ju- gaimana menciptakan bentuk

ga teknologi bahan, yang tidak gambar sederhana, seperti hanya berkisar pada pengo- yang ditemukan pada dinding lahan bahan itu sendiri, akan gua di Lascaux dan Altamira. tetapi juga bertalian dengan Pada awal ini teknologi dalam kemungkinan bahan lain yang membuat media grafis komu- dapat dipergunakan maupun nikasi sangatlah sederhana aplikasi bahan satu dengan dengan menggunakan alat lainnya dalam suatu produk.

runcing dengan cara goresan tangan untuk menghasilkan

Adanya teknologi semua kegi- karya bersimbol untuk ber- atan menjadi serba mudah komunikasi antar manusia dan cepat dan rasional, tentu

atau dengan Yang Maha selain segi positip yang dapat Kuasa.

Gambar 2.1: Goresan tangan sebuah tanda di

goa menunjukkan sederhananya teknologi

yang digunakan saat itu

Gambar 2.2: Lukisan yang mengarah ke serat-serat kayu

Teknologi sederhana pem- buatan ilustrasi (klise) pertama kali dibuat dengan cukil tangan pada tahun 1423. Teknik yang digunakan adalah dengan ba- han kayu ke arah serat mem- bujur yang dicukil dengan sebilah pisau. Pada tahun ini juga Laurens Janszoon Koster menemukan sistem cetak de- ngan menggunakan metode huruf-huruf lepas, kemudian disempurnakan oleh Peter Schoffer pada tahun 1458.

Pada tahun 1798 Alays Sene- felder memperkenalkan tek-nik cetak datar atau litho-graphy sebagai cikal bakal metode cetak offset, yang dimung- kinkan lebih berkembang me- dia komunikasi, seperti mas media, buku, poster, iklan dan sebagainya.

Sekitar akhir abad 18 ditemu- kannya teknik membuat ilus-

trasi secara sederhana seba- gai pengembangan teknik tahun 1423, yaitu posisi serat kayu yang melintang agar hasilnya lebih halus berkua- litas. Teknologi secara masinal ditandai di Inggris, yaitu Revolusi Industri yang ditandai dengan penggunaan mesin uap. Dari perkembangan ini hingga menyebar ke Benua Eropa dan Amerika, meskipun berbagai gagasan sudah dilontarkan sebelum abad 18.

Perkembangan Teknologi Gra- fis mulai pada tahun 1808 terciptalah mesin penyusun huruf (typesetting machines) pertama yang dite-mukan di

Inggris oleh William Church. Jenis mesin ini menggunakan huruf-huruf yang sudah di- tuang (dari logam). Pada tahun 1855 Tacheotype Den- mark menemukan mesin per- tama otomatis dengan sistem urai.

Gambar 2.3 (kiri): Alois Senefelder penemu lithography pada tahun 1797

Gambar 2.4: Sebuah mesin cetak woodcut produksi tahun 1870-an

Gambar 2.5: Linotype temuan Ottmar Mergenthaler tahun 1885

Gambar 2.6: Mesin offset dari Heidelberg tahun 2004

Mesin cetak woodcut yang diproduksi tahun 1870-an, iklannya dibuat di Scientific American 1875. Charles Kas- tenbein Jerman tahun 1869 merupakan penemu mesin pertama yang dapat dipa- sarkan dalam jumlah lebih banyak. Secara teknis untuk mengoperasikan mesin ini hanya diperlukan tenaga 4 orang.

Tahun 1885 Ottmar Mergen- thaler menemukan mesin Li- notype, yaitu penggabungan jenis mesin tuang dengan mesin penyusun dalam satu mesin. Jenis mesin ini meru- pakan jenis mesin paling baik dekade ini, dan dalam perkem- bngannya jenis ini masih menjadi acuan sebagai dasar pembuatan mesin baru.

Tahun 1916 Ludlow mene- mukan pelengkap mesin cetak untuk menghindari kekurang- an spasi dan huruf agar lebih konsisten dan teratur, khusus- nya penggunaan huruf-huruf besar, garis vertikal maupun horisontal, dan ornamen pada sebuah poster. Dekade tahun 2000-an muncul teknologi komputer dan mesin cetak glosy maupun vinyl yang me- mudahkan pencetakan tanpa menggunakan klise. Teknik ini menangkap masyarakat yang membutuhkan produk publi- kasi/komunikasi secara cepat dan tepat.

Gambar 2.7: Iklan parfum tahun 1878

C. Pengertian dan Perkem bangan Grafis

Grafis diambil dari kata Yunani ”Graphikos”, merupakan me- dia kreatif yang awalnya terbatas pada menulis, meng- gores, memahat yang bertu- juan untuk membuat tulisan. Perkembangan selanjutnya grafis adalah gambar atau tulisan yang dihasilkan mema- lui metode cetak. Grafis umumnya diarahkan ke karya dua dimensional, antara lain; menggambar, menulis, me- warna, menata yang berhu- bungan dengan karya media cetak. Media grafis cetak merupakan karya yang dapat menimbulkan akibat serta pengaruh terhadap masya- rakat, bisa bersifat pene- rangan, pengumuman, mem- pengaruhi baik yang bersifat komersial maupun non komer- sial.

Sejarah grafis komunikasi sa- ngat terlihat di kota Romawi pada pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM), yaitu media komunikasi berupa pa- pan pengumuman dari gib putih. Media grafis yang dikeluarkan oleh Dewan Per- wakilan Politik memuat berita tentang budak-budak tersebut dikenal dengan nama Acta Diurna yang artinya ”peristiwa seharihari”, seperti berita da- lam pertandingan Gladiator. Revolusi Industri di Inggris sangat mempengaruhi penge- tahuan bidang grafis komu-

nikasi seperti adanya surat kabar sekaligus media komu- nikasi/iklan sering bermun- culan dalam surat kabar waktu itu. Perkembangan ini mempe- ngaruhi media grafis komu- nikasi di negara Amerika dan Eropa hingga akhirnya memi- cu pertumbuhan perusahaan periklanan.

Di Indonesia media garfis diperkenalkan di Hindia Belan-

da pada tahun 1602 dengan teknologi percetakan oleh para pedagang besar VOC. Pada tahun 1615 dalam surat kabar Bataviaasche Nouvelles mun- cul tulisan tangan indah (silografi) yang mempercantik bentuk visual poster. 17 Agus- tus 1744 surat kabar ini menerbitkan iklan pertama dengan bahasa Belanda. Pada tahun 1809 namanya berganti menjadi Bataviasche Kolono- ale Courant menggunakan managemen baru dengan memperhitungkan ketentuan dari tarif iklan.

Gambar 2.8 (kiri): Iklan tahun 1914

Gambar 2.9: Iklan cetak tahun 1957

Tahun 1825 di Minahasa terbit ”Tjahaja Sijang” yang perta- makali memuat iklan produk obat tradisonal. Tahun 1865 terbit ”Bientang Timoor” yang memuat iklan tentang surat kabarnya. Perkembangan me- dia grafis komunikasi pada tahun 1870 mulai adanya blosur sebagai media promosi dan informasi.

Tahun 1914 Penonjolan keku- atan kreatif naskah grafis komunikasi yang provokatif dan persuasif dalam bentuk question headline. Visualisasi dialog antara pria dan wanita dengan teknik yang seder- hana namun cukup artistik.

Periode 1930-1942 perekono- mian Hindia Belanda mulai membaik, hal ini membang- kitkan gairah kembali biro iklan yang mempromosikan produk atau merek. Datangnya Je- pang mengakibatkan berhenti- nya industri periklanan yang sebelumnya dikelola secara profesional berubah untuk ke- pentingan perang untuk men- dukung kepentingan militer pihak Jepang.

Gambar 2.10:

Iklan media cetak terbaik Citra Pariwara 1998

Pada tahun 1954 dibentuklah Perserikatan Biro Reklame Indonesia (PBRI), yang kemu- dian diganti namanya menjadi Persatuan Biro Reklame Indo- nesia dalam Kongres Reklame Seluruh Indonesia pertama. Organisasi ini selaku wadah dalam membuat media grafis komunikasi (iklan) surat kabar, meskipun terbatas pada iklan- iklan komersial dan produk- produk ringan. Sejak tahun 1968 biro iklan tidak lagi menggunakan tenaga kol- portir, karena pemasang iklan sudah datang sendiri.

Perekonomian Indonesia mu- lai tumbuh pesat pada awal 1970-an diwarnai oleh ber- munculnya beberapa peru- sahaan multinasional. Perusa- haan ini membawa angin segar bagi biro iklan di Indonesia untuk mempromo- sikan produknya melalui media grafis komunikasi. Desember 1980 di Jakarta dilangsungkan konvensi masyarakat per- iklanan Indonesia mengesah- kannya Kode Etik Periklanan Indonesia, merupakan tatanan bagaimana biro iklan dan karyanya mempunyai tatanan yang berkualitas dan benar. Memasuki abad ke 20 meru- pakan melesatnya teknologi yang begitu cepat, seperti cetak jarak jauh, cetak cepat, cetak dalam skala kecil, kesemuanya ini tenaga pro- fesionalesme grafis komuni-

kasi dituntut untuk mengi- kutinya.

D. Pengertian dan Proses Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin ”Communis” yang artinya memberitahukan, berpartisipasi, menjadikan mi- lik bersama. Jadi komunikasi mengandung maksud membe- rikan dan menyebarkan infor- masi, berita, pesan, ide-ide, nilai menggugah partisipasi agar hal-hal yang membe- ritahukan itu menjadi milik bersama. Komunikasi meru- pakan salah satu cara yang dapat dipergunakan oleh se- tiap orang untuk mencapai suatu konsesus, sehingga memperoleh apa yang di- inginkan.

Gambar 2.11: Komunikasi tidak dibatasi usia, jenis kelamin, tempat dan sebagainya

Komunikasi terdapat dua pengertian, yaitu:

1. Komunikasi secara umum, adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social rela- tion). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, dikarenakan berhubungan menimbulkan interaksi sosial (social interaction).

2. Komunikasi paradigmatis, adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk mem- beritahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.

Komunikasi ialah menyam- paikan pesan dari pihak yang satu kepada pihak lain yang diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan, gambar, isyarat, bunyi-bunyian dan bentuk kode yang mengan- dung arti dan dimengerti oleh orang lain.

Berkomunikasi melibatkan dua pihak, yakni pihak ”sumber” yang mengirimkan pesan, dan pihak ”penerima” yang mene- rima pesan. Bila orang berca- kap-cakap atau memberikan informasi, kedua orang terse- but bergantian menjadi sum- ber dan penerima. Ketika orang pertama berbicara atau memberikan informasi, ia bertindak sebagai sumber yang menyampaikan pesan, dan pihak kedua bertindak sebagai penerima pesan. Se- bagai tanggapan atas pesan tersebut, giliran orang kedua berbicara atau menyampaikan informasi sebagai sumber, dan orang pertama beralih dari sumber menjadi penerima pesan yang disampaikan oleh orang ke dua.

Komunikasi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

1. Komunikasi Langsung, ya- itu komunikasi yang tidak menggunakan alat (media) yang disebut pula dengan proses primer. Komunikasi ini berbentuk bahasa, gerakan- gerakan, aba-aba dan seba- gainya yang mempunyai arti khusus.

2. Komunikasi Tak Langsung, yaitu komunikasi yang meng- gunakan alat, benda (media) yang disebut proses sekunder. Dalam kegiatan proses sekun- der ini orang menggunakan mekanisme melipatgandakan jumlah penerima pesan.

Pengertian tersebut di atas, Kata proses pada komunikasi komunikasi merupakan pe- merupakan pernyataan komu- nyampaian pesan mengan- nikasi yang berlangsung seca- dung makna yang dilakukan ra kontinu. oleh dua orang atau lebih

Proses komunikasi merupa- untuk memberi tahu atau kan percakapan antar pribadi mengubah sikap (attitude), dua orang atau lebih, yaitu pendapat (opinion), atau peri- sumber (seseorang) mengirim laku (behavior). Agar komu- pesan melalui saluran kepada nikasi berjalan dengan baik penerima (orang lain), yang dan efektif, maka diperlukan: kemudian ditanggapi oleh pe-

1. Penciptaan suasana ko- nerima dalam bentuk balikan. munikasi yang mengun- Jika semua proses komu- tungkan

nikasi tersebut berjalan de-

2. Penggunaan bahasa yang ngan baik komunikasi akan mudah ditangkap dan di- berjalan dengan lancar, maka mengerti

terjadilah peragihan informasi

3. Pesan yang menguntung- antara seseorang dengan kan dan dapat menggugah orang lain. komunikan.

4. Pesan dapat menumbuh-

1. Sumber

kan suatu penghargaan Sumber adalah orang, kelom- komunikan.

pok, badan, atau lembaga

5. Keterampilan dalam me- yang mengirim pesan. Segala

mecahkan masalah. macam pengalaman, perasa-

6. Keterampilan an, gagasan, suasana hatinya pengembangan ide yang mempengaruhi pesan yang sistematis

disampaikan.

Gambar 2.12: Proses Komunikasi

2. Pesan urutan racana yaitu satu Pesan ialah pikiran dan pe- disampaikan lebih dulu, kemu- rasaan sumber yang dituang- dian yang kedua, dan yang kan ke dalam bentuk yang terakhir. dapat diserap oleh indera. Jika

c) Penggarapan pesan ilah kita berbicara, bicara itu keputusan pada sumber untuk pesan. Jika kita menulis, tulis- memutuskan unsur sandi yang an itu pesan. Dalam pesan akan digunakan, dan bagai- ada tiga yang harus diperhati- mana racananya untuk kan yaitu; sandi pesan, menyusun informasi yang kandungan pesan, dan peng-

akan

garapan pesan. disampaikan.Penggarapan pe-

a) Sandi pesan, ialah seke- san adalah sebagai pengam- lompok lambang yang dapat bilan keputusan oleh sumber disusun sehingga mengan- komunikasi dalam memilih dan dung makna bagi sejumlah menyusun sandi dan kandung- orang. Sesuatu disebut sandi an pesan. jika memiliki sekelompok unsur

3. Saluran

dan aturan penyusunan (tata, Saluran ialah komunikasi se- susun, sintaksis). Seperti Ba- bagai penghantar sandi. Kata hasa Indonesia yang me-miliki diteruskan kepada orang lain unsur bunyi, huruf, kata, dan melalui gelombang udara, sebagainya yang disusun ungkapan wajah, isyarat, dan sehingga memberi makna. gerak-gerik diteruskan oleh Jika hendak menyandi sebuah gelombang cahaya. Makin ba- pesan terlebih dahulu menge- nyak saluran yang dimanfa- tahui macam sandi yang atkan untuk mengirim pesan digunakan sehingga dapat me- makin besar peluangnya ko- mutuskan seperti sandi yang munikasi berhasil mencapai mana, unsur sandi yang mana,

sasarannya.

dan kalimat atau racana unsur sandi yang mana kita pilih.

4. Penerima Penerima ialah orang, kelom-

b) Kandungan pesan merupa- pok orang, badan, atau lem- kan bahan, isi, atau informasi baga yang menerima pesan. di dalam pesan sebagai pilihan Pesan diteruskan kepada sumber dalam usaha meng- penerima melalui gelombang ungkapkan maksudnya. Kan- udara dan/atau gelombang ca- dungan pesan memiliki unsur haya. Pesan merupakan infor- susunan kalimat (racana) ter- masi yang dituangkan dalam tentu, seperti dalam menyam- sandi, sehingga penerima paikan tiga buah informasi, harus mengubah sandi ke da- maka dalam penyampaiannya lam bentuk lain yang dapat diurutkan sesuai dengan

Gambar 2.13: Komunikasi jangan mleset sasaran

digunakan oleh penerima. Penerima dapat dipengaruhi dunia pengalaman sehingga antara informasi yang dibe- rikan sumber kepada penerima belum tentu sama.

5. Gangguan Gannguan merupakan sesuatu yang mempengaruhi pesan yang diterima penerima dari hasil kiriman sumber. Pene- rima dalam menangkap pesan kadang tidak sesuai dengan harapan pengirim pesan (sum- ber), hal ini disebabkan oleh gangguan yang mempenga- ruhi penerima, seperti bising, latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan lain-lain.

6. Balikan Balikan ialah tanggapan jas- mani dan rokhani pada pene- rima atas pesan yang disam- paikan kepadanya. Berdasar tanggapan tersebut, sumber dapat mengetahui apakah diterima atau tidak pesan yang disampaikan. Jika balikan me- nunjukkan kurang memuaskan karena pesan tidak dapat diterima, diterima dengan susah, penafsiran yang salah, sumber akan pe-ngirim pesan lagi dengan maksud agar dapat difahami oleh penerima.

Tujuan komunikasi yang pen- ting adalah supaya pesan yang disampaikan komuni- kator sampai di komunikan dan dapat menimbulkan reaksi atau dampak pada komuni- kan.

Proses komunikasi merupa- kan cara penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang atau lebih dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) secara langsung atau tidak langsung, sehingga membuahkan pemikiran guna menggugah hatinya untuk be- reaksi atau bertindak. Pesan yang disampaikan komunika- tor adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbau- an, anjuran, dan sebagainya. Pesan yang disampaikan ko- munikator kepada komunikan belum tentu berhasil dengan apa yang diharapkan (sama seperti yang disampaikan ko- munikan), hal ini diakibatkan kurang pemahaman atau penerimaan informasi yang disebabkan keterbatasan latar belakang komunikan.

E. Pendalaman

Berlatihlah berkomunikasi se- cara langsung maupun tak langsung dengan sesama teman, di lingkunngan kelu- arga, tetangga, dan sekolah.

A. Pengertian Estetika

Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara meres- pon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempe- lajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.

Teorikus Seni dan Desain de- wasa ini cenderung untuk menggunakan istilah estetika sebagai suatu kegiatan pe- ngamatan yang tidak terpisah dari pengalaman Seni dan Desain. Kemudian estilah es- tetika berkembang menjadi keindahan, yaitu usaha untuk mendapatkan suatu penger- tian yang umum tentang karya yang indah, penilaian kita terhadapnya dan motif yang mebdasari tindakan yang men- ciptakannya.

Estetika adalah hal yang mem- pelajari kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan pengalaman estetik pen- cipta dan pengamatannya. Estetika dalam kontek pen- ciptaan menurut John Hosper

merupakan bagian dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya yang indah. Dari pengertian ini, bila dipa- hami bahwa estetika adalah ilmu yang mempelajari kualitas estetik suatu benda atau karya dan daya impuls serta penga- laman estetik pencipta mau- pun penghayat terhadap ben-

da atau karya. Dari beberapa pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa estetika adalah hal-hal yang mempelajari keindahan yang berasal dari obyek maupun keindahan yang berasal dari subyek (pengamatan / pencip- ta). Keindahan yang berasal dari subyek penciptanya ber- kaitan dengan proses kreatif dan fisolofisnya.

Pengertian estetika terus berkembang sesuai dengan peradaban, konsepsi hidup manusia, keadaan dan jaman- nya, seperti pandangan estetik dari sudut ekomoni yang berkonsepsi kecil itu indah, efisien itu indah, murah itu indah, dan sebagainya.

Apa alasan orang ingin me- ngenal estetika?.

Pertama, karena karya-karya seni dan desain yang alami maupun yang buatan begitu berharga sehingga dipelajari ciri-ciri khasnya demi karya seni dan desain itu sendiri.

III. ESTETIKA DESAIN GRAFIS KOMUNIKASI

Kedua, ia mesti berpendapat

B. Estetika dalam Industri

bahwa pengalaman estetika

Grafis Komunikasi

(pengalaman mengenai karya seni dan desain) itu begitu Kesederhanaan belum tentu berharga baik untuk kelom- jelek, tetapi sebaliknya bisa poknya maupun masing-ma- jadi menarik. Karya yang me- sing anggotanya sehingga narik tidak harus rumit atau karya seni dan desain itu mesti mewah. Karya yang rumit dipelajari. Cara mempelajari- biasanya datang dari kese- nya: dari sudut pandang apa- derhanaan, tetapi bagaimana kah kualitas-kualitas karya ini desainer bisa menampilkan mencapai tujuan.

suatu karya yang membuat orang terheran-heran (punya

Ketiga, mungkin dikira bahwa greget). Orang kadang tidak pengalaman ini begitu bernilai menyangka kalau pengam- pada dirinya sendiri sehingga bilan ide yang sederhana yang membutuhkan pengujian dan datang dari kehidupan sehari- penelitian mengenai kualitas- hari bisa lahir hebat suatu kualitas karya seni dan desain karya yang luar biasa. Karya itu.

yang hebat akan membuat Estetika merupakan penge- reaksi di penghayat (yang

tahuan yang mempelajari dan melihat), padahal ide yang memahami melalui penga- dihadirkan tersebut pernah matan hal ikhwal keindahan dijumpai/dilihat dalam kehi- baik pada obyek maupun dupan sekeliling kita. subyek atau pencipta dan pe- Adanya keserhanaan dan ke- ngamatan melalui proses jelian dalam menangkap suatu kreatis dan fisolofis. Keindah- obyek menjadi karya dan an bisa didapatkan dima-na mengkomunikasikan / mengin- saja, misalnya alam, benda formasikan kembali melalui seni dan desain. Dalam ber- media lain yang dapat dite- karya, desainer dalam mencip- rima, dipahami oleh masya- takan karya desain selalu rakat. memuaskan secara estetik (psikologi) dirinya dan orang Budaya dan seni di Indonesia lain (konsumen). Jadi karya sangat indah bila divisuali- yang diciptakan oleh desainer sasikan ke dalam karya grafis adalah karya yang memenuhi komunikasi. Adanya budaya kebutuhan hidup manusia dan seni, kita bisa berkarya secara fisik dan psikologis penuh fariasi bernafaskan (estetik).

Indonesia ke dalam suatu media. Kita tentu mengetahui

tentang wayang purwa, sebut saja tokoh punakawan; Semar,

Gambar 3.1:

Tampilan Punakawan pada karya grafis pada mainan anak-anak

Bagong, Petruk, dan Gareng). Kalau tokoh ini dikemas menjadi media dengan tampil- an kesederhanaan dengan fungsi yang beda maka akan kelihatan lain.

Ide kadang munculnya dari pengalaman atau kejadian kehidupan sehari-hari. Dari permasalahan itulah, desainer mencoba mengangkat dan mengerjakan semaksimal mungkin menjadi karya besar yang menarik. Sebaik apapun karya grafis komunikasi bila tidak bisa dipahami atau tidak sampai ke sasaran, maka media tersebut dikatakan tidak bnerhasil. Maka media grafis komunikasi tujuan utama ada- lah mengkomunikasikan infor- masi ke pada masyarakat (audien) dengan cara pen- dekatan visualisasi budaya.

Penggabungan estetika de- ngan teknologi dalam industri grafis komunikasi merupakan suatu yang kompleks dan mengarah pada perkemban- gan penggayaan tertentu ber- dasarkan kebutuhan praktis. Maka dari itu kualitas estetik yang ditampilkan merupakan kerja sama berbagai pihak untuk menentukan sesuatu yang dianggap sesuai, me- ngundang minat beli, mengan- dung roh budaya serta dinamis menghadapi berbagai kondisi perkembangan lingukungan.

Bagi seorang desainer grafis bekerja di industri merupakan organisasi yang komplek, yaitu satu unit dengan unit yang lainnya saling mengisi dan saling berperan, untuk ikut campur menentukan estetik desain. Seorang desainer gra- fis harus bekerja sama dengan bagian pemasaran, keuangan, produksi, teknisi, dan bagian lain. Tugas masing-masing bagian tersebut menurut Kotler adalah sebagai berikut:

1. Bagian pemasaran bertu- gas merencanakan dan me- masarkan produk-produk yang akanh dipasarkan, karena bagian pemasaran merupakan unit kerja industri yang paling banyak tahu tentang desain yang diminati konsumen. Ka- rena itulah bagian pemasaran adalah mengumpulkan data tentang selera pasar yang layak jual.

2. Bagian keuangan bertugas menentukan anggaran pro- duksi, yang fleksibel sesuai kebutuhan dan penetapan harga produk desain berda- sarkan pasar yang dibantu dengan bagian pemasaran.

3. Bagian produksi bertugas merencanakan efektifitas dan efisiensi produk.

4. Bagian teknisi bertugas memacu produksi dan mere- kayasa teknologi agar dapat memproduksi lebih cepat dengan biaya lebih ringan.

Seorang desainer memang bukan pelaku utama dalam melaksanakan tugas produksi, karena dalam produksi diper- lukan peran banyak orang (unit kerja) untuk mengka- silkan karya yang baik. Desainer adalah seorang pe- rencana produk desain, na- mun ia bekerjasama dengan pelaksana unit kerja jika ia tidak dapat bekerjasama ia tidak akan mendapatkan hasil yang dikehendaki. Desainer tidak dapat bekerja sendiri bila desain yang ciptaannya ingin diterima masyarakat. Desainer juga harus mengetahui pro- ses, karena setiap proses merupakan bagian yang vital dari desain serta secara langsung merefleksikan suk- ses atau kegagalan langkah produksi berikutnya. Oleh ka- rena itu setiap proses produksi adalah berupa pembagian kerja, sehingga tanggung-

jawab sepenuhnya terle-tak pada para pekerja di setiap unit kerja.

Desainer di lingkungan indus- tri selalu diburu waktu dalam membuat grafis komunikasi, karena tuntutan pemasaran/ pesanan. Dalam industri wak- tu sangat menentukan upaya pelemparan produk/jasa ke masyarakat. Hal ini terus dila- kukan untuk berlomba mena- rik minat pembeli / pemesan, sehingga industri atau peru- sahaan akan selalu cepat bertindak dan melempar/ mengkomunikasikan produk/ jasa bila tidak ingin ditinggal pelanggan. Produksi grafis komunikasi memerlukan wak- tu lama dan panjang, seolah- olah bertentangan dengan kondisi yang ada di peru- sahaan (industri) yang harus cepat membuat dan melem- par/mengkomunikasikan kar- ya-karya baru.

C. Gagasan dalam Reka- yasa Estetik Grafis Ko- munikasi