Problem Solving Permasalahan Pangan deng

Problem Solving Permasalahan Pangan dengan
Memanfaatkan MOCAF ( Modified cassava flour) sebagai Bahan
Baku “Beras Cerdas” guna Meningkatkan Ketahanan Pangan
Indonesia
Oleh :Liya Kholida
email:[email protected]

Meskipun tercatat sebagai negara agraris, nyatanya Indonesia masih doyan
impor beras dari negara-negara Vietnam, Thailand, Pakistan, India, dan Myanmar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir beberapa media
online, terdapat beberapa komoditas pangan yang selalu diimpor RI. Komoditas
Berdasarkan data BPS yang dilansir beberapa media online, terdapat beberapa
komoditas pangan yang selalu diimpor RI. Komoditas tersebut antara lain ‘beras’.
Sepanjang tahun 2012, impor beras mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$ 945,6
juta. Negara terbesar yang memasok beras ke tanah air adalah Vietnam dengan
total 1,1 juta ton senilai US$ 564,9 juta. Selain itu, Thailand yang telah
mengimpor 315,4 ribu ton dengan nilai US$ 186,2 juta sepanjang tahun 2012.
Kemudian, India dengan total beras impor 259 ribu ton dengan nilai US$ 122,2
juta, Pakistan 133,1 ribu ton dengan nilai US$ 52,5 juta, China sebanyak 3.099
ton dengan nilai US$ 11,2 juta dan negara lainnya (beranda,203). Sedangkan
menurut finencedetik.com (04/10/201) di bulan Agustus 2013 saja, Indonesia

sudah mengimpor beras hingga 35.818 ton dengan nilai US$ 19,132 juta. Jika
diakumulasikan dari bulan Januari hingga Agustus 2013, banyaknya beras yang
masuk ke Indonesia dari 5 negara tersebut tercatat sedikitnya 302.707 ton beras
dengan nilai US$ 156,332 juta.
Permasalahan impor beras yang tinggi tersebut salah satunya dipengaruhi
oleh tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang cukup tinggi terhadap bahan
pangan beras. Berdasarkan Galih (2013), data tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia terhadap beras sekitar 134 kg per kapita. Walaupun kita menyadari
bahwa beras merupakan bahan pangan pokok utama masyarakat Indonesia.

Keadaan ini dapat mengancam ketahanan pangan negara kita. Jika kita melihat
bahwa produksi beras Indonesia dari tahun ke tahun yang menurun tidak
diimbangi dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras yang terus
meningkat. Walaupun selama ini keadaan ini bisa teratasi dengan mengimport
beras. Namun sampai kapan negara ini akan terus mengimport beras? Pertanyaan
ini perlu kita perhatikan yang tida boleh dibiarkan, karena permasalahan ini bisa
semakin besar mengingat penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Menurut
Husodo (2001) menyatakan pada tahun 2035 diperkirakan akan bertambah
menjadi hampir dua kali lipat dari jumlah sekarang, menjadi kurang lebih 400
juta jiwa. Akibatnya hingga kurun waktu tersebut, Indonesia memerlukan

tambahan persediaan pangan lebih dari dua kali persediaan saat ini.
Dari permasalahan pangan di atas, sebenarnya ada beberapa solusi yang
dapat dilakukan oleh bangsa kita agar memiliki ketahanan pangan yang baik.
Diantara solusi tersebut ialah diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah
suatu proses pemanfaatan dan pengembangan suatu bahan pangan sehingga
penyediaannya semakin beragam (Galih,2001). Latar belakang pengupayaan
diversifikasi pangan adalah melihat potensi negara kita yang sangat besar dalam
sumber daya hayati, maka dari itu saya sangat tertarik untuk mengenalkan
MOCAF (Modified cassava flour). MOCAF merupakan sebuah produk tepung
dari singkong yang diproses menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu secara
fermentasi yang ditemukan oleh dosen Unieversitas Jember Ir. Subagio.
Berrsama dengan sejumlah pemuda terpelajar yang andal dan suka bekerja keras,
Ir. Subagio akhirnya berhasil mengembangkan industri modifikasi tepung ketela /
singkong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. MOCAF berhasil memunculkan
karakter tepung ketela yang baru dengan warna lebih putih serta aroma dan rasa
yang sedap, tidak lagi beraroma maupun berasa singkong. Dengan kelebihan ini,
MOCAF bisa menjadi substitusi tepung terigu, beras, ketan, dan tapioka, di
samping menghasilkan produk-produk tertentu. Menurut penuturan Ir. Subagio,
pada kompas (8/10/10) Keunggulan lain, MOCAF memiliki kandungan mineral
kalsium yang lebih tinggi dibandingkan dengan padi dan gandum. MOCAF tidak

mengandung glutein sehingga cocok untuk penyandang autis. Keunggulan
MOCAF lainnya yaitu bisa diolah menjadi “Beras Cerdas”. “Beras Cerdas” yang

terbuat dari MOCAF ini merupakan sebuah inovasi baru yang ditemukan oleh Ir.
Subagio beserta rekan-rekannya, yang mana penelitiannya tersebut telah di
publikasikan pada makalah ilmiah ristek dalam prosding yang berjudul
“Pengemangan Beras Cerdas sebagai pengemangan MOCAF” pada 29-30
November 2012. maka dari itu saya sangat ingin mengenalka beras cerdas ini
sebagai trobosan baru mengatasi impor beras yang terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan penduduk , sehingga menyulitkan pencapaian swasembada
beras nasional. Diversifikasi pangan “beras cerdas”ini bisa menjwab persoaalan
yang sedang kita hadapi sekarang. Karena beras dan nasi telah mengakar pada
budaya pangan masyarakat, maka diperlukan produk yang dikembangkan mirip
beras (beras analog) dengan tidak mengubah penyiapan pangan di tingkat rumah
tangga. Teknologi beras analog yang dikembangkan di samping harus memenuhi
kriteria tersebut, juga harus berbahan baku tepung lokal (MOCAF), dan
mengandung nutrisi yang minimal sebaik beras. Untuk itu telah dikembangkan
beras analog, yang disebut dengan “Beras Cerdas”, menurut suabagio et al (2012)
hal tersebut karena “Beras Cerdas” mempunyai konsep 5 kecerdasan: (1) cerdas
dalam bahan baku, (2) cerdas dalam proses produksi, (3) cerdas dalam cara

masak (4) cerdas dalam pemanfaatan bagi kesehatan, dan (5 ) cerdas untuk
pembangunan nutrisi, ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dengan konsep tersebut,
Beras Cerdas dapat diterima dan digunakan sebagai alternatif makanan pokok
non -beras, sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap beras, dan dapat
meningkatkan konsumsi bahan pangan lokal lainnya . Di jember MOCAF ini
sudah dikemangkan dalam berbagai olahan sperti dawet dari MOCAF, Mie jamur
terbuat dari MOCAF, Nasi pecel MOCAF,

berbagai olahan roti dan kue seperti

brownies, kareana kecintan saya terhdap MOCAF dan karena memang rasanya
yang lezat perlu kiranya saya menulis artikel tentang MOCAF ini guna membantu
program diversifikasi pangan/ swasembada pangan untuk mengurangi
ketergantungan pangan terutama beras yang bisa dibantu dengan adanya beras
cerdas ini. Kelebihan Produksi beras cerdas yaitu dapat dilakukan industri rumah
tangga, restoran maupun industri . Beras cerdas yang dihasilkan memiliki nutrisi
yang lebih tinggi dibandingkan beras biasa dan disukai oleh panelis dengan
takaran saji sebesar 93,02 gram (disajikan) dan 97,21gram (prasmanan). konsumsi

beras cerdas terbukti bisa menurunkan kadar gula darah pasien diabetes mellitus

rata - rata sebesar 24,2 persen selama tiga minggu. Berdasarkan karakteristik
nutrisional dan fungsional tersebut, beras cerdas berpotensi untuk digunakan
sebagai pangan alternatif pengganti beras.
Konsep ketahanan pangan di Indonesia berdasar pada Undang-Undang RI
nomor 7 tahun 1996 tentang pangan yaitu ketahanan pangan adalah suatu kondisi
dimana setiap individu dan rumah tangga memiliki akses secara fisik, ekonomi,
dan ketersediaan pangan yang cukup, aman, serta bergizi untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat. Selain itu
aspek pemenuhan kebutuhan pangan penduduk secara merata dengan harga yang
terjangakau oleh masyarakat juga tidak boleh dilupakan. Namun dengan adanya
MOCAF ini dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional. Selain digunakan
sebagai bahan beras cerdas MOCAF bisa digunakan sebagai tepung terigu.
MOCAF yang dibuat dari ubi kayu, merupakan diversitifikasi produk berbasis
potensi lokal, akan mengurangi ketergantungan kita akan bahan pangan impor
seperti terigu dan beras. Selain itu harga MOCAF yang relatif murah akan
meningkatkan akses pangan penduduk miskin. MOCAF dapat menciptakan
peluang usaha dan lapangan kerja, karena proses produksi MOCAF melibatkan
petani, koperasi dan industri. Mocaf yang dihasilkan dapat digunakan sebagai
bahan baku industri pangan skala rumah tangga, menengah bahkan industri besar.
Dalam daftar Wikipedia Indonesia tercatat sebaga Negara ke -3 produksi singkong

setelah Nigeria dan brazil, singkong inilah bahan dasar dari produksi MOCAF.
Produksi MOCAF sebagai industri hulu dan penggunaan MOCAF oleh industri
hilir akan menciptakan berbagai peluang usaha dan lapangan kerja. Selain
MOCAF dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Industri pembuatan MOCAF
dengan sendirinya akan meningkatkan permintaan ubi kayu sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan petani. MOCAF juga dapa meningkatkan
pemanfaatan lahan marginal. Lahan marginal di Indonesia sangat luas dan bila
tidak digunakan akan menyebabkan erosi, kebakaran dan menurunnya kesuburan
tanah. Tanaman ubi kayu sangat adaftif sehingga dapat tumbuh dan berproduksi di
lahan kering. Penggunaan MOCAF sebagai novel food ingredient (bahan pangan
baru), pada industri pangan dapat meningkatkan efisiensi usaha dan ketahanan

pangan nasional. Proses produksi MOCAF dengan system inti-mitra dengan
petani sebagi ujung tombak akan menyerap tenaga kerja dan akan meningkatkan
penghasilan petani. Oleh karena itu pengembangan industri MOCAF terutama
dalam mendukung deservikasi ‘beras cerdas’ membutuhkan dukungan kebijakan
dan kemauan politik dari pemerintah sehingga dapat berkembang guna
meningkatkan ketahanan pangan indonesia. Semoga ini merupakan salah satu
Problem Solving permasalahan pngan indonesia untuk mencegah krisis pangan
yang sedang terjadi sekaang ini sehingga menengemabalikan peran Indonesia

yang selalu disebut-sebut sebagai ‘Negara Agraris’ yang akan kaya akan sumber
daya alam bukan miskin sumber pangan. Sehingga perlu kiraya kita bersama
mempromosikan MOKAF “Beras Cerdas” sebagai salah satu inovasi uggul
tingkat nasional dan internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Internet
Beranda.2013. Bahan Pangan Indonesia Masih Impor.
http://beranda.miti.or.id/10-bahan-pangan-indonesia-masih-impor/. (07
November 2013).
Kusuma.2013. Indonesia Masih Doyan Impor Beras Sebulan Sudah Beli RP 190
miliar.http://finance.detik.com/read/2013/10/04/084459/2377549/4/indonesiamasih-doyan-impor-beras-sebulan-sudah-beli-rp-190-miliar. (November 2013)
Nelson.2013.Tepung Mocaf ( Modified cassava flour) sebagai produk ketahanan
panagan masa depan.
http://distan.riau.go.id/index.php/component/content/article/54-teknologi/329tepung-mocaf-produk-ketahanan-pangan-masa-depan. (07 November 2013)
Wikipedia.________. Ketelapohon. http://id.wikipedia.org/wiki/Ketela_pohon .
(07 November 2013).
Tokoh Indonesia. 2010. http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/287wiki-tokoh/2946-sepotong-roti-tawar-moca. (07 November 2013).


Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson Dalam Menyelesaikan Permasalahan Pengolahan Data Siswa Kelas VI SDN Baletbaru 02 Sukowono Jember Tahun Pelajaran 2014/2015

1 59 5

Diversifikasi Pangan: Bentuk Pembangunan Inkusif Untuk Pemerataan Kesejahteraan dan Kedaulatan Pangan Nasional

0 21 1

Pengaruh Idiosyncratic Presiden Yudhoyono Dalam Penyelesaian Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Malaysia (Tahun 2004-2011)

5 45 150

Problem Posing Melatih Kemampuan Mahasis

0 9 16

Tinjauan Atas Laporan Simpan Pinjam KPRI "Persaudaraan"Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Holtikultura Kabupaten Cianjur

1 18 59

Tinjauan Hukum Mengenai Alih Fungsi Lahan Pertanian Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan pertanian Pangan Berkelanjutan Juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

1 12 1

Pengaruh Pyhsical Aspect, Reliability, Personal Interaction, Problem Solving, dan Policy terhadap Loyalitas Pelanggan Ritel ( Studi pada Chandra Supermarket & Dept. Store Metro )

2 24 113

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56

Studi Komparatif antara Jaringan Syaraf Tiruan Boltzman Machine dan Algoritma Genetika untuk Optimasi Traveling Salesman Problem

0 0 9

On Subclass of Bazileviˇc Function B1 (α), It’s Distortion and the Fekete-Szeg¨o Problem

0 0 10