Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Skuad Utama Tim Bola Voli Menggunakan Metode AHP-TOPSIS

  

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 7140-7148 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Skuad Utama Tim Bola Voli

Menggunakan Metode AHP-TOPSIS

1 2 3 Hangga Eka Febrianto , Muhammad Tanzil Furqon , Sigit Adinugroho

  Program Studi Teknik nformatika, Fakultas lmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: [email protected], [email protected], [email protected]

  

Abstrak

  Olahraga adalah salah satu aktifitas fisik yang dilakukan seseorang untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan. Salah satunya olahraga yang banyak dimainkan adalah olahraga bola voli. Universitas Brawijaya yang merupakan salah satu Universitas besar di Kota Malang, saat ini juga memiliki beberapa tim bola voli yang diorganisir oleh Unit Aktivitas Bola Voli Universitas Brawijaya (UABV-UB). Dalam setiap tahunnya UABV-UB selalu menerima pendaftaran anggota baru bagi mahasiswa yang ingin bergabung. Melihat perkembangan dan besarnya minat maka hal ini membuat UABV-UB mengalami kesulitan dalam memilih pemain-pemainnya. Maka dalam ini untuk menyelesaikan permasalahan tersebut digunakanlah metode AHP-TOPSIS. Metode AHP digunakan untuk melakukan pembobotan yang terdiri dari proses membuat matriks perbandingan berpasangan, menghitung normalisasi matriks, menghitung uji konsistensi dan menghasilkan bobot krteria. Sedangkan Topsis terdiri dari proses normalisasi berpasangan dari data alternatif, setelah menghitung nilai normalisasi terbobot dari AHP dan proses normalisasi berpasangan TOPSIS. Nilai normalisasi terbobot nantinya digunakan untuk mencari nilai solusi deal positif dan negatif serta jarak antar solusi deal positif dan negatif. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung nilai preferensi setiap alternatif. Kemudian melakukann perangkingan terhadap nilai preferensi. Hasil korelasi sistem yang didapatkan dari hasil pengujian adalah sebesar 85.7%.

  Kata Kunci: Penentuan Pemain, Voli, UABV-UB, AHP-TOPSIS.

  

Abstract

Exercise is one of the physical activities that a person does to maintain and mprove the quality of health.

  

One of the most widely played sports is volleyball. Brawijaya University, which is one of the major

universities in Malang, currently also has several volleyball teams organized by UB Volleyball Activity

Unit (UABV-UB). In every year UABV-UB always receives new member registration for students who

want to join. Seeing the development and the amount of nterest then this makes UABV-UB having

difficulty in choosing the players. So in this to solve the problem is used method AHP-TOPSIS. The AHP

method is used for weighting which consists of making matched pair matrices, calculating matrix

normalization, computing consistency test and producing krteria weight. While Topsis consists of paired

normalization process of alternative data, after calculating the weighted normalization value of AHP

and paired normalization process TOPSIS. The weighted normalization value will be used to find the

positive and negative deal solution value as well as the distance between positive and negative deal

solutions. The value is used to calculate the preference value of each alternative. Then do a ranking

against the preference value. The result of system accuracy obtained from the test result is 85.7%.

  Keyword: Decision player, Volley, UABV-UB, AHP-TOPSIS

  permainan bola voli cukup banyak peminatnya, 1. karena permainan ni cukup mudah untuk

   PENDAHULUAN

  dimainkan dan pastinya menyehatkan. Hampir Bola Voli adalah salah satu cabang olahraga disetiap perlombaan cabang olahraga bola voli yang banyak ditemukan dilingkungan hampir dipastikan selalu ikut serta dan tidak masyarakat, baik itu di daerah perkotaan maupun kalah menarik dari cabang-cabang olahraga di pedesaan. Tingkat kecintaan masyarakat pada lainnya.

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

7140

  Permainan voli adalah salah satu cabang olahraga yang mana dimainkan oleh dua regu dan tujuannya untuk menjatuhkan bola ke tempat lawan dengan menggunakan tangan. Jumlah anggota pemain dalam satu regu terdiri atas enam orang. Peraturan voli terdiri dari formasi pemain, tempo permainan, pelanggaran, angka, sistem pertandingan, serta kesalahan dalam permainan bola voli. Teknik-teknik dasar dari permainan bola voli terbagi atas: (1)

  Dari data yang telah dipaparkan dari tahun ketahun, peminat untuk cabang olahraga bola voli terus bertambah dan untuk pemilihan pemain yang ingin dimasukkan dalam skuad utama juga semakin sulit. Kesulitan yang dihadapi adalah karena dari banyaknya anggota, rata-rata memiliki kemampuan teknis hampir merata satu dengan yang lainnya. Pelatih juga mengalami kesulitan dalam memilih susunan pemain yang ingin dimainkan, karena kombinasi pemain juga menentukan hasil permainan dari sebuah tim. Tidak jarang kombinasi pemain yang tidak sesuai, berpengaruh pada permainan pemain lain sehingga hasil yang didapat oleh tim tersebut juga tidak maksimal

  “Sistem Pendukung Keputusan

  Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis berinisiatif untuk mengusulkan judul penilitian

  Dalam hal ini yang diusulkan adalah pendekatan metode AHP digunakan untuk menentukan bobot tiap kriteria, sedangkan metode TOPSIS digunakan untuk memilih pemain yang layak masuk skuad utama tim bola voli. Metode AHP adalah salah satu bentuk model penunjang keputusan yang mana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dalam membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menyusun suatu hirarki kriteria, dinilai secara subjektif oleh pihak yang berkepentingan lalu menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas (kesimpulan) (Zaki, 2015). Dapat dikatakan bahwa metode ini merupakan model pengambilan keputusan yang sangat komprehensif dan memperhitungkan hal-hal kualitatif dan kuantitatif.

  Pada penilitian sebelumnya menunjukkan akurasi untuk metode gabungan AHP dan TOPSIS adalah sebesar 100% sedangkan untuk metode TOPSIS menghasilkan akurasi sebesar 73.075%. Penelitian ini menunjukkan perbandingan akurasi antara metode gabungan AHP-TOPSIS dengan metode TOPSIS pada studi kasus penerimaan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) di Fakultas Teknik Universitas Gorontalo (UNG).

  Gabungan AHP dan TOPSIS dengan Metode TOPSIS”.

  “Analisis Perbandingan Metode

  Penelitian sebelumnya adalah menggunakan suatu metode pengambilan keputusan yaitu Multiple Criteria Decision Making (MCDM). Metode MCDM yang digunakan adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Simularity to Ideal Solution (TOPSIS). Untuk metode ini sebelumnya telah diteliti oleh Anissa Arfani Yusuf pada tahun 2014 dengan judul

  Berdasarkan permasalahan yang terjadi diperlukan suatu sistem pendukung keputusan sebagai alat bantu untuk menentukan pemilihan skuad utama. Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditunjukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan dan dapat membantu dalam mengambil sebuah keputusan dengan sangat tepat (Nurseta, 2014).

  (Anggoro, 2015). Untuk pemilihan pemain saat ini terbilang tidak efektif dan efisien karena masih menggunakan konsep subjektifitas yaitu menggunakan feeling dan grafik perkembangan pemain tiap latihan.

  service

  59 peserta, dan tahun 2014 berjumlah 72 peserta

  36 peserta, tahun 2012 berjumlah 47 peserta, tahun 2013 berjumlah

  Universitas Brawijaya adalah salah satu perguruan tinggi terkenal di kota Malang, sampai hingga saat ini masih memiliki tim bola voli dan dikelola oleh Unit Aktivitas Bola Voli Universitas Brawijaya (UABV-UB). Dalam setiap tahunnya, UABV-UB menerima perekrutan anggota baru bagi mahasiswa yang ingin ikut bergabung dalam tim. Dari data jumlah peserta yang terdaftar saat ini, terhitung mulai tahun 2011 berjumlah

  bermain bola voli dengan baik, keterampilan merupakan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang pemain.

  smash , dan (4) bendungan (block). Untuk dapat

  , (3)

  passing

  , (2)

  Pemilihan Skuad Utama Tim Bola Voli Menggunakan Metode AHP-TOPSIS (Studi Kasus: UABV-UB). Diharapkan dengan adanya penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat membantu memberikan solusi dan pertimbangan pada Unit Aktivitas Bola Voli Universitas Brawijaya (UABV-UB) untuk menentukan susunan skuad dan pemain utama yang akan dibawa ke sebuah kejuaraan dengan hasil yang cepat, tepat, dan akurat.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1.

  4. Keempat menghitung nilai-nilai normalisasi matriks perbandingan dengan rumus, masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom berpasangan dari langkah ketiga.

  10. Menjumlahkan kolom nilai kepentingan

  9. Menghitung nilai kepentingan dengan rumus, nilai bobot sintesis yang didapat pada langkah 6 dibagi dengan nilai elemen kolom bobot prioritas.

  8. Menghitung nilai bobot-bobot prioritas dengan rumus, yaitu masing-masing elemen kolom eigen yang kedmuia dibagi dengan jumlah nilai eigen yang sudah dijumlahkan.

  7. Menjumlahkan kolom eigen

  6. Menghitung nilai bobot sintesis dengan rumus, menjumlahkan setiap elemen nilai normalisasi matriks berpasangan secara horizontal. (2)

  5. Kelima menghitung nilai eigen (lamda) dengan rumus, mengalikan elemen-elemen kolom matriks baris langkah 2 kemudian dibagi dengan seper jumlah kriteria-kriteria.

  (1)

  i

  VOLI

  Bola voli adalah salah satu olahraga yang sangat unik karena olahraga ini merupakan permainan kesalahan yang memiliki tujuan mendapatkan bola untuk dipukulkan ke daerah lapangan lawan atau memaksa lawan akan membuat kesalahan dalam menangani bola yang dipukulkan. Ada 3 posisi dalam permainan bola voli yaitu spikker , Tosser dan Libero .

  A. Apabila elemen A sama pentingnya dengan B maka masing-masing bernilai = 1.

  B, maka B lebih esensial 1/ dibandingkan dengan elemen

  2. Kedua menyusun kriteria-kriteria yang didapatkan dari langkah pertama serta dijadikan dalam bentuk matriks berpasangan. Dalam pembobotan tingkat kepentingan atau penilaian perbandingan matriks berpasangan ini berlaku hukum aksioma recipcrocal , artinya apabila suatu elemen A dinilai lebih penting dibandingkan dengan elemen

  1. Pertama menentukan jenis-jenis kriteria dari calon pemain yang akan dimasukkan ke dalam skuad utama.

  Analisis Hirarki Proses (AHP) adalah suatu metode yang paling sering digunakan untuk menilai tindakan yang dikaitkan dengan perbandingan bobot kepentingan antara faktor serta perbandingan beberapa alternatif pilihan. AHP merupakan pendekatan dasar dalam pengambilan atau membuat keputusan. AHP mempunyai tujuaan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sangat kompleks atau tidak berkerangka dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit, mengatasi antara nasionalitas dan intuisi, memilih hasil terbaik dari sejumlah alternatif yang telah dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriterianya (Sulisworo, 2009). Beberapa langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP yang dilakukan penulis di dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

  2.3. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP)

  Pembuatan keputusan meliputi pengindetifikasian masalah, pencarian alternatif untuk penyelesaian masalah, evaluasi dari alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang manajer dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia dapat mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan manager dalam pembuatan keputusan diharapkan dapat ditingkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, dan hal ini tentu akan sangat meningkatkan kinerja kerja manager yang bersangkutan.

  Secara harfiah, sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan, baik kemampuan pemecahan masalah-masalah ataupun kemampuan pengkomunikasian masalah yang semi terstruktur. Sedangkan secara khususnya, sistem pendukung keputusan yaitu sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manager maupun sekelompok manager dalam memecahkan masalah semiterstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Turban dan Aronson, 1998).

  2.2. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

  3. Ketiga menjumlahkan kolom-kolom matriks berpasangan dari langkah kedua.

  1

  11

  2 =1

  . (6) Dimana: r ij = nilai normalisasi tiap alternatif

  X ij = nilai alternatif

  terhadap kriteria Dengan i = 1, 2, 3,............m j = 1, 2, 3,.......n

  2. Pembobotan pada matriks yang sudah dinormalisasikan kemudian akan diberikan bobot W =

  (w1,w2,…,wn), sehingga weighted normalized matrix V dapat dihasilkan pada persamaan (7): = [

  11

  √∑

  ⋯

  1

  1

  ⋮ ⋱ ⋮

  1

  3,…, m dan j =1, 2, 3…, n

  ⋯

2.4. TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCY BY SIMILARITY TO

  3. Menentukan solusi ideal positif dan negatif.

  (7) Dengan i =1, 2,

  .

  11. Menghitung nilai-nilai eigen maksimum dengan menggunakan rumus, yaitu max

  =

  ∑ n i

  (3)

  12. Menghitung nilai-nilai Indeks Konsistensi, dengan menggunakan rumus, yaitu CI =

  max−n n−1

  i

  jika rasio konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan sudah bisa dinyatakan dengan benar (Kusrini, 2007).

  (4)

  13. Menghitung nilai Rasio Konsistensi, dengan menggunakan rumus, yaitu CR =

  CI RI .

  (5)

  14. Memeriksa konsitensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data

  judgement harus diperbaiki kembali. Namun

  1 ].

IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

  • =

  (8)

  Solusi ideal positif dinotasikan dengan A + dan solusi ideal negatife dinotasikan dengan A

  • - , terlihat pada persamaan (8) dan (9): Menentukan Solusi Ideal (+) & (-)

  {( | ∈ )( | ∈ `), = 1,2,3, … , } = {

  Topsis adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria atau alternatif pilihan yang mana merupakan alternatif-alternatif yang mempunyai jarak terkecil dari solusi ideal positif dan jarak terbesar dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean . Namun, alternatif yang mempunyai jarak terkecil dari solusi ideal positif, tidak harus mempunyai jarak terbesar dari solusi ideal negative. Oleh karena itu, TOPSIS sangat mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif secara bersamaan. Solusi optimalnya dalam metode TOPSIS didapatkan dengan menentukan kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif lalu TOPSIS merangking alternatif berdasarkan prioritas nilai kedekatan relatif suatu alternatif terhadap solusi ideal positif. Alternatif- alternatif yang telah dirangking kemudian dijadikan sebagai referensi bagi pengambil keputusan untuk memilih solusi terbaik yang diinginkan (Subakti,2002). Sementara itu, prosedur dari metode TOPSIS menurut (Yusuf,2013),

  • ,
  • , … ,
  • }

  2

  3,…, n dan j berhubung dengan

  1

  Separation measure untuk solusi ideal positif

  jarak dari suatu alternatif ke solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Perhitungan matematisnya ditunjukkan pada persamaan (10) dan (11):

  Separation measure merupakan pengukuran

  4. Menghitung Separation Measure

  cost kriteria }

  3,…, n dan j berhubung dengan

  J’ = {j=1, 2,

  benefit kriteria }

  ke- j J = {j=1, 2,

  −

  V baris ke-i dan kolom

  Dimana: V ij = elemen matriks

  1. Normalisasi Matriks Keputusan Setiap elemen-elemen pada matriks akan dinormalisasikan untuk mendapatkan matriks normalisasi R. Setiap normalisasi dari nilai r ij dapat dilakukan dengan perhitungan yang terdapat pada persamaan (6)

  − dengan perhitungan pada persamaan (8) (Arinta,

  , … ,

  2 −

  ,

  1 −

  1,2,3, … , } = {

  = {( | ∈ )( | ∈ `), =

  } (9)

  2

  . (10) = − )

  √∑ (

  =1 2015).

  ∑

  Dengan i = 1, 2, 3,…,n

  Akurasi = (8) ∑

  Separation measure untuk solusi ideal negatif − −

  2 i

  3. DAN PERANCANGAN

  . (11) METODOLOGI = − )

  √∑ (

  =1

  Dalam bab ini akan dibahas metodologi Dengan i =

  1,2,3,…,n + yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan Dimana: S i = jarak alternatif Ai dengan penulis dalam skripsi ini, yang meliputi: studi solusi ideal positif i - literatur, studi lapangan, analisa kebutuhan,

  S = jarak alternatif Ai dengan perancangan, implementasi, pengujian, dan solusi ideal negatif + kesimpulan. Gambar 3.1 ini merupakan diagram

  V j = solusi ideal positif [i] - j alir yang digunakan dalam metologi ini. V = solusi ideal negatif [i] V ij = matriks normalisasi

STUDI LITERATUR

  terbobot [i][j]

  5. Menghitung kedekatan relatif dengan ideal + positif - Kedekatan relatif dari alternatif A dengan STUDI LAPANGAN solusi ideal A direpresentasikan pada persamaan (12)

  −

  , dengan < C i < 1 dan = 1, 2, ANALISA KEBUTUHAN

  i

  = + −

  • (12) 3,…,m. Dimana: C i = kedekatan tiap

  PERANCANGAN

  • + alternatif terhadap solusi ideal

  D i = jarak alternatif Ai + dengan solusi ideal positif

  D i = jarak alternatif Ai

  IMPLEMENTASI

  dengan solusi ideal negatif i = 1, 2,…..m

  Nilai C i yang lebih besar menunjukkan

  PENGUJIAN

  alternatif yang terpilih karena memiliki nilai tertinggi dari hasil perhitungan TOPSIS

  6. Mengurutkan pilihan

KESIMPULAN DAN SARAN

  Alternatif dapat dirangkingkan berdasarkan urutan C i . Oleh karena itu, alternatif terbaik

  Gambar

  1 Diagram Proses Metodologi

  adalah salah satu yang berjarak terpendek dengan solusi ideal dan berjarak terjauh dengan solusi ideal negatif.

  3.1. STUDI LITERATUR

  Pengujian korelasi adalah suatu ukuran Studi literatur bertujuan untuk mempelajari kedekatan hasil pengukuran terhadap angka kemudian memahami konsep-konsep aplikasi sebenarnya Pada

  (true value / reference value).

  agar nantinya saat dilakukan perancangan tidak penelitian yang ditulis oleh penulis didalam akan mengalami banyak kendala-kendala. Pada skripsi ini, pengujian korelasi dilakukan untuk tahap ini akan mempelajari beberapa teori-teori mengetahui kemampuan sistem dalam membuat yang digunakan dalam pengerjaan skripsi. Teori- keputusan. Korelasi dilakukan dengan teori yang digunakan untuk mendukung menghitung jumlah diagnosis yang tepat dibagi penulisan skripsi didapatkan dari buku, jurnal,

  e- dengan jumlah data. Korelasi ini dapat diperoleh book, dan dari penelitan-penelitian sebelumnya yang memiliki topik pembahasan yang hampir sama atau berhubungan dengan skripsi ini.

  3.2. STUDI LAPANGAN

  2. Melakukan perhitungan menggunakan metode AHP-TOPSIS.

  3.7. KESIMPULAN DAN SARAN

  ∑ 100% (8)

  = ∑

  Untuk memperoleh presentase korelasi dilakukanlah pencocokan hasil keluaran dari aplikasi dengan hasil keluaran dari pelatih. Korelasi dilakukan dengan menghitung jumlah diagnosis yang paling tepat dibagi dengan jumlah data. Korelasi dapat diperoleh dengan perhitungan yang telah ditunjukkan pada persamaan (8).

  Pengujian dilakukan bagaimana menunjukkan bahwa aplikasi nanatinya dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengujian yang akan dilakukan adalah dengan membandingkan hasil dari aplikasi dengan data pemain yang layak masuk dalam skuad tim yang didapat dari observasi wawancara dengan pelatih. Proses perhitungannya adalah setelah mendapatkan nilai bobot dari AHP kemudian dilanjutkan dengan TOPSIS yang akan menghasilkan perangkingan sesuai dengan posisi dari yang tertinggi hingga yang terendah. Dan apabila keluaran dari hasil aplikasi sesuai dengan keputusan pelatih yang didapat dari hasil wawancara, maka dapat diakatakan aplikasi sudah sesuai dengan yang diharapkan.

  3.6 PENGUJIAN

  3. Menghasilkan beberapa output berupa urutan perangkingan pemain berdasarkan posisi. Dari urutan tersebut menunjukkan pemain yang dipilih berdasarkan rangkingnya pada setiap posisi.

  Implementasi aplikasi meliputi: 1. Pembuatan antar muka.

  Studi lapangan yang akan dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui kondisi terkini dari tim bola voli Unit Aktivitas Bola Voli Universitas Brawijaya (UABV-UB) Malang. Dalam studi lapangan ini dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan latihan rutin yang dilakukan oleh tim bola voli UABV-UB. Kegiatan ini juga dilakukan untuk mengamati pola permainan dan kemampuan dari masing-masing pemain yang dimiliki UABV-UB.

  XAMPP dan bahasa pemrograman web (PHP dan HTML).

  Implementasi aplikasi adalah yang menerapkan metode AHP-TOPSIS dilakukan berdasarkan perancangan aplikasi. Implementasi perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek yaitu menggunakan implementasi basis data MySQL dengan aplikasi

  3.5 IMPLEMENTASI

  Pada tahap ini penulis mula-mula merancang bagaimana suatu aplikasi akan mampu memenuhi semua kebutuhan fungsional aplikasi ini. Teori-teori dari pustaka dan data dari test digabungkan dengan ilmu yang didapat kemudian diimplementasikan untuk merancang dan mengembangkan suatu sistem penentuan skuad dan pemain utama tim bola voli.

  3.4 PERANCANGAN

  Tahap yang dilakukan pada tahap ini adalah untuk menentukan tahapan-tahapan apa saja yang dapat dilakukan oleh aplikasi. Pada tahap ini dijelaskan tentang batasan dari aplikasi dan tujuan yang dapat dicapai oleh user nantinya.

  3.3 ANALISA KEBUTUHAN

  Pengambilan kesimpulan dilakukan setelah semua tahapan-tahapan perancangan, implementasi, dan pengujian aplikasi telah selesai dilakukan dan didasarkan pada kesesuaian antara teori dan praktik. Kesimpulan diambil untuk menjawab rumusan masalah nantinya yang sudah dijabarkan sebelumnya. Tahapan yang terakhir adalah saran yang dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi I dalam pembuatan Pendukung Keputusan “Sistem

  Pemilihan Skuad Utama Tim Bola Voli pada Unit

  TOPSIS

  Aktivitas Bola Voli studi kasus Universitas Brawijaya (UABV-UB) dan

  Malang” Menghitung Normalisasi menyempurnakan penulisan serta untuk Matriks Keputusan memberikan pertimbangan atas pengembangan aplikasi selanjutnya. Menghitung Normalisasi Matriks Keputusan Terbobot

3.8 PERANCANGAN

  Menghitung Solusi Ideal

  Perancangan membahas mengenai Positif dan Negatif rancangan iplementasi dan proses iplementasi. Dalam implementasi terhadap metode AHP dan Menghitung Separasi TOPSIS akan digambarkan dengan diagram alir Positif dan Negatif yang ditunjukkan pada gambar AHP Start 2. Preferensi Setiap Menghitung Nilai Alternatif Normalisasi Matriks Membuat Matriks Perbandingan

Berpasangan Pemain Inti Tim

Kriteria dan Subkriteria Input Data Mengurutkan Nilai Preferensi Menghitung Nilai Eigen Menghitung Bobot Sintesis

  Bola Voli End N Menghitung Bobot Prioritas Gambar

  2 Proses Penggunaan Metode Menghitung Nilai Kepentingan AHP dan TOPSIS Menghitung Nilai Eigen Maksimum 4.

  IPLEMENTASI Cek Konsistensi (CI & CR) Hasil iplementasi dengan menggunakan metode AHP-TOPSIS yang dibuat sesuai dengan CR <= 0,1 perancangan, terdapat 3 fitur yaitu nilai Y alternative, kriteria dan hitung spk serta hasil I dari topsis.

  Gambar

  3 Iplementasi Halaman Topsis Hasil Perangkingan

  5. PENGUJIAN

  Pada bab pengujian bertujuan membahas mengenai proses-proses pengujian implementasi metode AHP dan TOPSIS pada penentuan skuad dan pemain inti tim bola voli. Proses pengujian pada sistem akan dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengujian korelasi berdasarkan posisi pemain dan pengujian korelasi pemain inti tim bola voli. Pengujian korelasi nantinya akan digunakan untuk mengetahui seberapa baik hasil pengukuran dari sistem terhadap keputusan dari pelatih untuk menentukan skuad dan pemain inti dalam tim. Pada pengujian ini penulis menggunakan data 50 pemain yang terdiri dari

  33 calon pemain

  ID _PEMAIN POSISI

  7 100% = 85.7%

  Dari hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada uji korelasi didapatkan korelasi susunan pemain inti dari sistem dibandingkan dengan keputusan pelatih adalah sebesar 85.7%. Hasil dari sistem ini telah diuji coba oleh pelatih dalam pertandingan dan hasilnya adalah menang. Hal ini menunjukkan bahwa metode AHP dan TOPSIS memiliki korelasi yang baik untuk permasalahan dengan objek penentuan pemain inti tim bola voli.

  6. PENUTUP

  6.1. Kesimpulan

  Menurut hasil dari perancangan, implementasi, dan pengujian yang telah dilakukan pada penelitian penentuan skuad dan pemain inti tim bola voli menggunakan metode AHP dan TOPSIS, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Metode AHP dan TOPSIS dapat diimplementasikan dalam sistem aplikasi penentuan skuad dan pemain utama tim bola voli. Hal ini dibuktikan dengan pengujian korelasi pemain berdasarkan posisi dan tim utama yang masuk. Oleh sebab itu dapat dikatakan sistem dapat berjalan dengan sangat baik sesuai dengan yang diharapkan.

  2. Dari pengujian korelasi yang telah dilakukan maka didapatkan korelasi susunan pemain inti dari sistem aplikasi dibandingkan dengan susunan pemain dari pelatih dengan nilai sebesar 85.7%. Sedangkan pengujian korelasi berdasarkan posisi keseluruhan didapatkan korelasi adalah sebesar 70%. Oleh sebab itu dari hasil ini menunjukkan bahwa metode AHP dan TOPSIS memiliki korelasi yang cukup baik jika digunakan untuk menentukapan pemain-pemain inti, dan memiliki korelasi yang kurang baik jika digunakan untuk menentukan pemain-pemain berdasarkan posisinya.

  = 7 − 1

  spiker

  Tabel

  1 orang pemain libero dan 3 pemain cadangan.

  Untuk susunan pemain inti utama membutuhkan tujuh orang pemain yang terdiri dari 5 orang pemain spiker, 1 orang pemain tosser dan

  Uji korelasi pada kasus ini bertujuan membandingkan hasil yang didapat dari sistem dengan keputusan dari pelatih dalam menentukan skuad dan pemain inti yang akan masuk ke dalam tim. Hasil dari uji korelasi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar korelasi yang dihasilkan oleh sistem dalam menentukan susunan pemain dengan susunan pemain yang telah ditentukan sebelumnya oleh pelatih. Keputusan pelatih sendiri berasal dari penentuan susunan pemain pelatih yang sering digunakan saat pertandingan berdasarkan dari hasil latihan yang telah sering dilakukan oleh para pemain.

  , 8 calon pemain libero dan akan dipilih hanya 7 pemain inti dalam skuad utama tim bola voli UABV-UB.

  tosser

  , 9 pemain

1 Data Perbandingan Hasil Keputusan Pelatih Dan Keluaran Sistem

ID_PEMAIN POSISI

  1 Spiker

  14 Spiker

  Pemain Utama Keputusan Pelatih Keputusan Sistem

  Saran yang bisa didapat dan digunakan pada penentuan skuad dan pemain utama tim bola voli menggunakan metode AHP dan TOPSIS antara lain:

  6.2. SARAN

  12 Spiker

  12 Spiker

  2 Spiker

  2 Spiker

  15 Spiker

  24 Spiker

  14 Spiker

  1 pemain yang tidak sesuai. Perbedaan ini dapat dilihat pada posisi spiker dengan nama pemain Eril dan Cipto Priyambodo. Sehingga korelasi dari penentuan pemain inti tim bola voli menggunakan metode AHP dan TOPSIS adalah sebagai berikut :

  41 Tosser

  Berdasarkan data pada tabel 1 didapatkan hasil berupa 7 pemain yang memiliki kesesuaian dengan keputusan pelatih sedangkan

  36 Tosser

  36 Tosser

  15 Spiker

  23 Spiker

  4 Spiker

  24 Spiker

  43 Libero Pemain Cadangan

  43 Libero

  1 Spiker

  41 Tosser

  1. Kriteria dan bobot pada sistem ini bersifat statis atau tidak bisa ubah. Untuk pengembangan lebih lanjut, aplikasi diharapkan dapat melakukan perubahan jumlah kriteria serta perubahan nilai bobot kriteria atau dapat dikatakan nilai kriteria dan bobot bersifat dinamis.

  2. Penelitian selanjutnya dapat ditambahkan data perbandingan dari pihak pelatih atau staf tim bola voli pada pengujian korelasi sehingga mendapatkan beberapa nilai korelasi yang dapat digunakan untuk perbandingan pihak pelatih atau staf tim bola voli.

  Pemasaran Minuman Kopi Mneggunakan Metode AHP dan TOPSIS . Malang:

  A, Dewi, Ika Atsari., 2014. Analisis Strategi Bauran

  Wahyuningsih, Ninik, Dania Wike

  Decision Support System and Intelligent System . Fifth Edition. Prentice-Hall, Inc.

  Remaja Rosdakarya. Turban, Efraim dan Jaye Aronson., 1998.

  13 September 2015] Suryadi, K. dan M. Ali Ramdhani., 1998. Sistem Pendukung Keputusan . Bandung: PT.

  /analisis-hierarki-proses/ > [Diakses:

  S1. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. Tersedia di: < http://blog.uad.ac.id/sulisworo/2009/04/16

  Sulisworo, D., 2009. Analisis Hierarki Proses .

DAFTAR PUSTAKA

  Diponegoro

  Sport and Excercise . Edisi Empat . Canada: Human Kinetics Inc.

  Keputusan Penentuan Lokasi Cabang Usaha Kuliner Dengan Menggunakan Metode TOPSIS-AHP . S1. Universitas Brawijaya, FILKOM.

  Negeri Gorontalo. Zaky, Ian M., 2015. Sistem Pendukung

  Metode Gabungan AHP Dan Topsis Dengan Metode Topsis . Gorontalo: Universitas

  A., 2014. Analisis Perbandingan

  Universitas Brawijaya, Fakultas Teknologi Pertanian. Yusuf, Annisa,

  Anhar, Alfian dan Agus, W., 2012. Kombinasi

  Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) dan AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam Menentukan Objek Wisata Terbaik di Pulau Bali . Malang: Universitas Brawijaya

  Anggoro, Betty, K., 2015. Penentuan Pemain

  Utama Tim Bola Voli Menggunakan Metode Promethee . S1. Malang: Universitas

  Brawijaya, FILKOM. Cole, Diana & John, K., 2007. Physiology of

  Kusrini., 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem

  Pengantar Penggunaaan AHP (Analytical Hierarchy Process) dalam Pengambilan Keputusan. Tersedia di:

  Pendukung Keputusan . Yogyakarta: Andi

  Kusumaningrum, R., 2006. Perancangan Model

  Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

  Subakti, Irfan., 2002. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Sistem).

  Analytic Hierarchy Process . University of Pittsburg: USA.

  Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Industri Berdasarkan Proses Hierarki Analitik . Semarang: Universitas

  Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Mikro Kredit Sales (MKS) Menggunakan Metode AHP dan Topsis . Malang: Universitas Brawijaya, FILKOM.

  Putri, Sunna Rezkyarum., 2015. Sistem

  14 September 2015]

  04/pengantar-penggunaan-ahp- analytical.html > [diakses

  < http://mawardisyana.blogspot.co.id/2013/

  Saaty, T.L., 2008. Decision Making With The