Makalah konsep Dan dasar gizi
makalah konsep dasar gizi
MAKALAH
KONSEP DASAR ILMU GIZI
Disusun Oleh :
Na’imatus Sa’diyah
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2015
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian nutrisi, Ilmu gizi, 4 sehat 5 sempurna dan gizi seimbang
2.1.1
Nutrisi
2.1.2
Ilmu gizi
2.1.3
Pengertian 4 Sehat 5 Sempurna
2.1.4
Gizi Seimbang
2.2 Sejarah Ilmu Gizi
2.3 Perkembangan ilmu gizi
2.3.1
Perkembangan Ilmu Gizi Indonesia dan Dunia
2.4 Pengelompokkan Zat Gizi.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia memerlukan makanan untuk dikonsumsi setiap harinya untuk
memberikan energi, menjaga kelangsungan hidup serta memelihara fungsi
tubuh. Setiap jenis makanan yang kita konsumsi mengandung beberapa zat gizi.
Kandungan zat gizi dari masing-masing makanan akan berbeda satu dengan
yang lain sesuai komposisi di dalamnya.
Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2009).
Ilmu gizi merupakan ilmu yang wajib diketahui sebagai seorang individu yang
memiliki kebutuhan akan hidup dan berkembang biak. Sebagai tenaga
kesehatan wajib memahami dan mengaplikasikannya dimasyarakat sebagai
contoh yang baik dan juga untuk meningkatkan kesehatan dan mencukupi
kebutuhan nutrisi di masyarakat. Terlebih lagi indonesia merupakan negara
berkembang yang rata – rata masyarakatnya berpenghasilah kecil dan kurang
memperhatikan kecukupan kebutuhan nutrisi perhari, terbukti pada tahun 2014
masih banya ditemukan kasus – kasus kelaparan, mal nutrisi, dan lain – lain.
Mulai dari kehidupan di kota, hingga desa/ pedalaman. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya pengertian tentang ilmu gizi dan juga angka pendapatan mereka
yang mimimum.
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah mempelajari konsep dasar ilmu gizi diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari – hari maupun
dimasyarakat.
1.2.2 Tujuan khusu
1.
gizi
Mampu menjelaskan dan memahami konsep dasar ilmu kesehatan
2.
Mampu menjelaskan perkembangan ilmu gizi di dunia dan indonesia
3.
Memahami pembagian gizi menurut kebutuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.5 Pengertian nutrisi, Ilmu gizi, 4 sehat 5 sempurna dan gizi seimbang
2.5.1
Nutrisi
1.
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
3.
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan,
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organorgan, serta menghasilkan energi.
4.
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan
makanan.
5.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6.
Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa
berkaitan dengan makanan dan tubuhmanusia. Dalam bahasa Inggris, food
menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
1.
Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatantubuh
(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses kehidupan dalam tubuh).
2.
Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembanganotak, kemampuan
belajar, produktivitas kerja.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan
minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet
yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada
pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar
nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal
di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular,
bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga
fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit
kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis
adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam
tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal
Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif
sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai
bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat
membantu efektiftas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan
mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat
kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil
ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan
dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami
penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit
yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga
mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun
1497 atau lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada waktu itu
Vasco da Gama dalam pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih
dari separuh anak buahnya yang meninggal akibat penyakit ini.[butuh rujukan]
Baru pada permulaan abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahawa
penyakit ini diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
2.1.2 Ilmu gizi
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
Sayangnya makanan sekarang bisa dibilang hampir sedikit sekali gizi yang
dikandungnya. Contohnya: banyak sekali penggunaan bahan kimia seperti
pestisida pada sayur - sayuran biarpun proses penanamannya organik tapi tidak
luput dari yang namanya pestisida, sedangkan untuk buah - buahan sekarang
serba import, buah yang diimport membutuhkan kurang lebih 1 bulan dalam
proses distribusinya itu menyebabkan kandungan gizi dalam buah - buahan juga
berkurang.
2.1.3 Pengertian 4 Sehat 5 Sempurna
Slogan 4 Sehat 5 Sempurna dicetuskan oleh Prof.Poerwo Soedarmo yang dikenal
sebagai bapak gizi Indonesia pada tahun 1950. Slogan ini mengacu ke slogan
"Basic Four" dari Amerika. "Basic Four" ini diciptakan tahun 1940-an bertujuan
mencegah pola makan orang Amerika yang cenderung banyak lemak, tinggi
gula, dan kurang serat.
Komposisi 4 sehat 5 sempurna adalah sebagai berikut:
1.
Makanan Pokok
Makanan pokok yaitu makanan yang menjadi sumber energi dalam tubuh. Dalam
hal ini yang termasuk makanan sumber energi adalah makanan yang kaya akan
karbohidrat seperti nasi, jagung, gandum, kentang, oat, serta umbi-umbian.
2.
Lauk Pauk
Lauk pauk adalah makanan utama pendamping makanan pokok. Lauk pauk
berfungsi sebagai sumber zat pembangun untuk tubuh. Makanan lauk pauk
banyak yang mengandung protein misalnya seperti telur, daging, ikan, tahu dan
tempe.
3.
Sayur-Sayuran
Sayuran yang baik untuk kesehatan tubuh adalah sayuran yang berwarna hijau
karena sayuran ini mengandung banyak vitamin, serat, dan protein nabati yang
sangat berguna bagi kesehatan, seperti bayam, tomat, terong, dan lainnya.
4.
Buah-Buahan
Buah-buahan kaya akan vitamin yang berperan untuk kesegaran dan kesehatan
tubuh. Selain itu buah-buahan juga mengandung mineral dan serat yang baik
untuk kesehatan pencernaan.
5.
Susu
Dalam rumusan makanan 4 sehat 5 sempurna ini, susu merupakan makanan
pelengkap, dalam artian susu tidak wajib ada, namun akan lebih baik jika dapat
melengkapi dengan susu.
2.1.4
Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat –zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fsik,
kebersihan, dan berat badan (BB)ideal. Prinsip Gizi Seimbang divisualisasi sesuai
dengan budaya dan pola makan setempat. Di Indonesia dalam bentuk tumpeng
dengan nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi
Seimbang” (TGS). TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih
makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai
kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan
sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fsik, sakit).
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah
itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan
pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3-8 porsi.
Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber
vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk
menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan
sayur dalam PGS sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di
sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dilahap setiap hari sedikit
lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2-3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga
dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk
susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di
potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan
oncom. Terakhir dan menempati puncak TGS makanan dalam potongan yang
sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi
seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain,
yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat
badan. Selain itu, buku ini dilengkapi juga dengan contoh anjuran pembagian
makanan dan set hidangan per hari untuk setiap golongan umur, Daftar Bahan
Penukar, Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur
untuk beberapa zat gizi, dan daftar Indeks Massa Tubuh (IMT).
Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda
menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu
macam TGS tidak cukup. Diperlukan beberapa macam TGS untuk ibu hamil dan
menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang divisualisasi
berupa “piramida” Gizi Seimbang. Tidak semua negara menggunakan piramida,
tetapi disesuaikan dengan budaya dan pola makan setempat. Misalnya, di
Thailand dalam bentuk piramida terbalik sebagai “bendera”, dan di China
sebagai “pagoda” dengan tumpukan rantang. Para pakar gizi yang bergabung
dalam Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid
nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi piramida sesuai dengan budaya
Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk selanjutnya
akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” . Tumpeng Gizi Seimbang
dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan
jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi,
balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil,
menyusui, aktivitas fsik, sakit).
1.
Tumpeng Gizi Seimbang meragakan 4 prinsip Gizi Seimbang:
a.
Aneka ragam makanan sesuai kebutuhan
b.
Kebersihan
c.
Aktivitas fsik
d.
Memantau berat badan ideal.
Tumpeng Gizi Seimbang terdiri atas beberapa potongan tumpeng:
a.
Satu potongan besar
b.
Dua potongan sedang
c.
Dua potongan kecil
d.
Satu potongan terkecil di puncak.
Luas potongan Tumpeng Gizi Seimbang menunjukkan porsi makanan yang harus
dikonsumsi setiap orang per hari. Tumpeng Gizi Seimbang yang terdiri atas
potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan bagian
terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah
itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan
pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi.
Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber
vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk
menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan
sayur dalam Pedoman Gizi Seimbang sengaja dibuat lebih besar dari buah yang
terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dimakan setiap
hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di
lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu
dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan,
sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu,
tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak Tumpeng Gizi Seimbang makanan dalam
potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan
dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi
Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan
dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada
kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan,
dan jenis aktivitas, maka satu macam Tumpeng Gizi Seimbang tidak cukup.
Diperlukan beberapa macam Tumpeng Gizi Seimbang untuk ibu hamil dan
menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
2.2
Sejarah Ilmu Gizi
Pada konferensi pangan sedunia yang diadakan oleh FAO tahun 1992 di Roma
dan Genewa, antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang
semula menggunakan slogan sejenis "Basic Four" memperbaiki menjadi
"Nutrition Guide for Balance Diet". Keputusan FAO tersebut diterapkan di
Indonesia dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai Pedoman Gizi
Seimbang dan menjadi bagian dari program perbaikan gizi. Namun, Pedoman
Gizi Seimbang kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang salah
dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 sehat 5 sempurna. Baru pada
tahun 2009 secara resmi Pedoman Gizi Seimbang diterima masyarakat, sesuai
dengan Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara
eksplisit "Gizi Seimbang" dalam program perbaikan gizi.
Dulu kita mengenal pedoman makan berslogan “4 sehat 5 sempurna”(4S5S)
yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, di tahun
1950-an. Namun, sejak tahun 1990-an, pedoman tersebut dianggap tak lagi
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hal ini juga
sesuai dengan adanya perubahan pedoman “Basic Four” di Amerika Serikat—
yang merupakan acuan awal 4S5S pada masa itu—menjadi “Nutrition Guide for
Balance Diet”. Di Indonesia, “Nutrition Guide for Balance Diet” diterjemahkan
menjadi “Pedoman Gizi Seimbang” (PGS).
Pada konferensi pangan sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang
diadakan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations),
dalam rangka menghadapi beban ganda mengenai gizi di Negara berkembang,
antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula
menggunakan pedoman sejenis “Basic Four” memperbaiki menjadi “Nutrition
Guide for Balance Diet”. Indonesia menerapkan keputusan FAO tersebut dalam
kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PGS dan menjadi bagian dari program
perbaikan gizi. Namun, PGS kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman
yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4S5S. Baru pada
tahun 2009 secara resmi PGS diterima oleh masyarakat, sesuai dengan UndangUndang Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi
Seimbang” dalam program perbaikan gizi.
2.3
PERKEMBANGAN ILMU GIZI
Dilihat dari segi sifatnya, ilmu gizi dibedakan menjadi 2, yakni gizi yang
berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan
perorangan dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut
gizi kesehatan masyarakat (public health nutrition).Kedua sifat keilmuan ini
akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri, yakni cabang
ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut gizi klinik (clinical nutrition) dan
cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat (community
nutrition).
Kedua cabang ilmu gizi ini dibedakan berdasarkan hakekat masalahnya. Gizi
klinik berkaitan dengan masalah gizi pada individu yang sedang menderita
gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh sebab itu, sifat
dari gizi klinik adalah lebih menitikberatkan padakuratif daripada preventif dan
promotifnya. Sedangkan gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan
pada pencegahan (prevensi) dan peningkatan (promosi).
0leh karena sifat kedua keilmuan ini berbeda maka akan menyebabkan
perbedaan jenis profesi yang menangani kedua pokok masalah tersebut. Gizi
klinik berurusan dengan masalah klinis pada individu yang mengalami gangguan
gizi maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya.
Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada
abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad
ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu
evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu
makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu
evolusi.
Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari
makanan adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktiftas utama dari
manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama
makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya.
Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi
sebagian penduduk modern sekarang.
Di abad-abad sebelum masehi flosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM),
yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya
berspekulasi tentang peran makanan dalam “pemeliharaan kesehatan dan
penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika yang
belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’.
Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan
yang dapat dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang
juga tentang hubungan antara makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro,
yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626)
berpendapat bahwa “makan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang
umur”. Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang
sesuatu yang dimakan (makanan) yang berhubungan dengan kesehatan
semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang
yang kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu untuk melakukan
berbagai percobaan.
Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang
mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan adanya
hubungan antara proses pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam tubuh
dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh oleh
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).
Lavoisier bersama seorang ahli fsika Laplace merintis untuk pertama kalinya
penelitian kuantitatif mengenai pernapasan dengan percobaan binatang
(kelinci). Oleh karena itu Lavoisier selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan
ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Gizi Dunia.
Penemuan Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi itu diantaranya :
1.
Tahun 1687 Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur
tentang makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh.
2.
Dr.Lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan /
scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C.
Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai pencegah Sariawan/Scorbut.
3.
Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita
akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan
kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempercepat
proses penyembuhannya. Suster Florence Nightingale dikenal juga sebagai
Tokoh Keperawatan Dunia
4.
Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan
Komponen utama penghasil energi tubuh.
5.
Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk (18661932) dikenal sebagai Pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter.
(kkal)
6.
Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin
dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam
lemak.
7.
Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis
kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya
dalam tubuh manusia serta kualitas protein yang dilihat dari struktur yaitu asam
amino yang essensial maupun yang non essensial.
Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King melanjutkan penelitian vitamin
kemudian terus berkembang hingga muncul “ SCIENCE of NUTRION. Adalah
Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri
yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang
terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul
bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000).
Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara
kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi
saja, sehingga muncul Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994)
adalah “The NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences”.
Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi merupakan ilmu yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
2.3.1
Perkembangan Ilmu Gizi Indonesia dan Dunia
Bangaimana Perkembangan Ilmu Gizi di Indonesia, berikut beberapa hasil
penelitian dalam sejarah perkebangan Ilmu Gizi di Indonesia.
1.
Belanda mendirikan “Laboratorium Kesehatan (15-1-1888) di Jakarta.
Tujuannya menanggulangi penyakit beri-beri di Indonesia dan Asia.
2.
Tahun 1934 Lembaga Makanan Rakyat
3.
Tahun 1938, bermula dari Tahun 1919, Jansen dan Donath meneliti
masalah Gondok di wonosobo, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda
menfaslitasi pembentukan Lembaga Eijkman. Beberapa Kegiatannya berupa
survai gizi di tahun 1927-1942, oleh Jansen dan Kawan-kawan pada 7 lokasi
bertempat di jawa, seram dan lampung yang bertujuan Mengamati Pola Makan,
Keadaan Gizi, Pertanian dan perekonomian. Lembaga ini juga berhasil
melakukan Analisis Bahan Makanan yang sekarang dikenal sebagai Daftar
Komposisi Bahan Makanan disingkat atau dikenal dengan DKBM
4.
Tahun 1930, De Hass dkk menemukan defsiensi Vitamin A, (1935) meneliti
tentang KEP (Kurang Energi Protein).
5.
Tahun 1950, Lembaga Makanan Rakyat berada dibawah Kementerian
Kesehatan RI ( diketuai Prof. Poerwo Soedarmo Pendiri PERSAGI atau dikenal
juga sebagai Bapak Gizi Indonesia. Bapak Poerwo Soedarmo juga berhasil
memperkenalkan promosi gizi yang baik dengan istilah “Empat Sehat Lima
Sempurna” yang begitu populer pada waktu itu sampai pada pemerintahan Orde
Baru.
Penelitian-Penelitian di Indonesia ini yang kemudian menarik perhatian WHO
dan dijadikan sebagai rekomendasinya adalah
1.
Domen (1952-1955) penelitian tentang kwashiorkor (istilah gizi buruk
karena kekuranagn protein) dan Xeropthalmia (Istilah Kebutaan Akibat
kekurangan Vitamin A)
2.
Klerk (1956) penelitian tentang Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB)
anak Sekolah yang dapat memberikan gambaran Status Gizi Anak SD pada masa
balitanya.
3.
Gailey ( 1957 – 1958 ) tentang Kelaparan di Gunung Kidul menghasilkan
teori Kelaparan
KELAPARAN (Hunger) menurut E.Kennedy,(2002) sebagai kutipan dari penelitian
Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor tentang kelaparan adalah
Rasa “tidak enak” dan sakit, akibat kurang /tidak makan,baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi berulang-ulang, serta
dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat badan dan
gangguan kesehatan.
4.
Prof. Poerwo Soedarmao Mencetak Tenaga Ahli Gizi ( AKZI dan FKUI)
5.
Dan tahun 1950-2010 perkembangan ilmu gizi di Indonesia sangat pesat,
sampai –sampai teori-teori gizi yang baru ditemukan belum sampai diterapkan
muncul lagi ilmu yang terbaru dari hasil penelitian terbaru dari ilmu gizi.
Dari Perkembangan Ilmu Gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar
Negeri, Penjelasan mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan
semakin jelas yaitu makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang
tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan
meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam lemak dan sejumlah Karbohidart
sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non essensial dapat disistesis oleh
tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan
atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.
Melihat perkembangan yang begitu pesat baik di Indonesia maupun di Dunia
Badan Dunia WHO membagi ruang lingkup ilmu gizi ke dalam tiga kelompok
besar. Pertama, kelompok gizi biologi dan metabolik. Kedua, kelompok gizi
perorangan, sepanjang siklus hidup. Ketiga, kelompok gizi masyarakat, baik
bersifat lokal, nasional, regional dan global.
Ilmu Gizi Kemudian dibagi menurut Ruang Lingkupnya yaitu Ilmu gizi dibagi
dalam dua bidang keilmuan yang dilihat dari segi sifatnya yakni :
1.
Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan disebut Gizi
kesehatan perorangan(Clinical Nutrition) yaitu Gizi Klinik lebih menitikberatkan
pada kuratif daripada preventif dan promotifnya. Dengan pendekatan kuratif
prosesnya dimulai dari Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien,
Pemeriksaan antropomotri beserta tindak lanjut terhadap gangguannya,
Pemeriksaan radiologi dan tes laboratoium yang bertalian dengan status nutrisi
pasien, Suplementasi Oral, enteral dan parenteral, Interaksi timbal balik antara
nutrien dan obat-obatan
2.
Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut Gizi
kesehatan masyarakat (Public Health Nutrition) Yaitu Gizi Masyarakat berkaitan
dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat, oleh sebab itu sifatnya lebih
ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) . Termasuk
juga tentang Bahan Tambahan makanan ( Pewarna, penyedap dan bahan-bahan
kontaminan lainnya
Catatan dari sejarah dan ruang lingkup ilmu gizi ini ada beberapa istilah dan
pengertian dari ilmu gizi yang perlu diketahui yaitu
1.
Kesehatan adalah keadaan sehat (normal) secara fsik, mental, spiritual
dan social yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup produktif secara
social dan ekonomis (UU Kesehatan 2009)
2.
Makanan adalah Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi berguna
bila dimasukan kedalam tubuh.
3.
Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam bahan makanan
4.
Gizi adalah segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan
kesehatan
5.
Diet adalah Kecukupan makanan dan minuman seseorang yang dimakan
sehari-hari yang dibagi dalam tiga pengertian. Pertama; makanan yang dimakan
sehari, Kedua ; makanan yang dimakan menurut aturan tertentu dan Ketiga :
makanan yang ditentukan macam dan jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan
gizi tubuh atau untuk kepentingan pnyembuhan penyakit.
6.
Kecukupan Diet (dietary Allowance) adalah Batas dan intake yang
direkomendasikan kepada semua orang dengan memperhatikan kebutuhan
induvidu dan keadaan fsiologis induvidu
7.
Pelayanan Gizi adalah Pelayanan yang membantu masyarakat baik
individu maupun kelompok masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit
untuk mendapat makanan yang sesuai guna mencapai status gizi yang sebaikbaiknya
8.
Asuhan Gizi adalah Suatu kegiatan pelayanan gizi kepada seseorang
pasien, yang melibatkan berbagai bidang keahlian yang didalam terdapat
kegiatan : Membuat diagnosa masalah gizi, Menentukan kebutuhan gizi, Memilih
alternatif bentuk sediaan zat gizi, dan Memilih cara pemberian zat gizi.
2.4
Pengelompokkan Zat Gizi
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.
1.
Zat Gizi Makro
merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak. Zat gizi ini
digunakan untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, sebagai sumber
tenaga agar bisa beraktivitas, dan sebagai zat pengatur sistem di dalam tubuh.
Jenis zat gizi makro, manfaat dan sumbernya yaitu:
a.
Karbohidrat
Menghasilkan energi bagi tubuh (sumber 50-70% dari total energi yang
dibutuhkan). Sumbernya banyak terdapat di makanan pokok seperti beras,
kentang, jagung, singkong, dan lain-lain.
b.
Protein
Membangun dan memelihara jaringan tubuh, berperan sebagai pembentukan
antibodi atau zat kekebalan tubuh. Protein juga dapat membantu keseimbangan
kadar air dalam tubuh. Berdasarkan sumbernya, protein dikelompokkan ke
dalam protein hewani dan protein nabati. Protein hewani sebagain besar
terdapat di daging-dagingan seperti ikan segar, telur, daging ayam, daging sapi,
susu, keju, dan lain-lain. Protein nabati banyak terdapat di kacang-kacangan
seperti kedelai, kacang hijau, tempe, tahu, dan oncom.
c.
Lemak
Penghasil energi tubuh, melindungi organ penting seperti jantung, ginjal. Lemak
juga memelihara suhu tubuh dan sumber asam lemak penting (omega 3, omega
6, DHA) yang membantu proses pembentukan sel saraf balita maupun janin di
masa kehamilan. Sumbernya terdapat di minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya),
mentega, margarin, daging ayam dan daging sapi.
2.
Zat Gizi Mikro
merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun cuma
sedikit, zat gizi mikro sangat penting untuk membantu mengatur berbagai fungsi
tubuh. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral:
Beberapa contoh vitamin
Vitamin A: termasuk vitamin larut dalam lemak. Vitamin A penting
untuk pertumbuhan, terutama kesehatan kulit, mata, dan menjaga daya tahan
tubuh. Sumber makanan vitamin A yaitu hati, kuning telur, sayuran berwarna
hijau tua seperti daun singkong, serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna
kuning-jingga.
Vitamin B: termasuk vitamin larut air. Ada banyak jenis vitamin B yaitu,
vitamin B1, B2, B3, B6, dan B12. Kumpulan vitamin B disebut dengan vitamin B
kompleks. Vitamin B kompleks penting untuk mencegah penyakit beri-beri,
memproduksi sel-sel darah merah, serta dapat membantu mengubah
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi energi. Makanan sumber vitamin B yaitu
susu, telur, ikan, keju, daging, kecambah, gandum, serealia, kacang-kacangan,
kentang, pisang, sayuran berwarna hijau, dan sebagainya.
Vitamin C: termasuk vitamin larut air yang berfungsi membantu
penyerapan kalsium, mencegah infeksi, membantu penyembuhan penyakit,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah kanker serta penyakit jantung.
Makanan sumber vitamin C antara lain terdapat pada sayur dan buah terutama
yang berasa asam seperti jeruk, nenas, rambutan, dan sebagainya.
Vitamin D: Jenis vitamin larut lemak yang membantu penyerapan
kalsium, penting untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat.
Makanan sumber vitamin D yaitu kuning telur, hati, mentega, susu, keju, ikan,
dan minyak hati-ikan.
Beberapa contoh mineral
Kalsium: kelompok mineral makro yang berfungsi dalam pembentukan
tulang dan gigi serta mengatur proses pembekuan darah. Sumbernya terdapat
dalam susu dan hasil olahan susu seperti keju, ikan jika dimakan dengan tulang
termasuk ikan kering.
Zat besi: termasuk mineral mikro yang dibutuhkan kurang dari 100mg
per hari. Berperan dalam menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, membentuk sel
darah merah, dan untuk sistem kekebalan tubuh. Sumber makanannya seperti
daging, ayam, dan ikan. Selain itu juga terdapat dalam telur, serealia tumbuk,
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah seperti alpukat dan
stroberi.
Iodium: jenis mineral mikro yang berfungsi dalam pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Iodium juga penting dalam perkembangan otak. Makanan
sumber iodium yaitu ikan, udang, kerang, dan ganggan laut. Tidak ada makanan
yang sempurna atau mengandung semua jenis zat gizi, oleh karena itu,
makanlah makanan yang beragam dalam hal jenisnya, berimbang jumlahnya,
agar kebutuhan tubuh akan zat gizi terpenuhi dengan baik.
BAB III
PENUTUP
33.1 Kesimpulan
ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana
gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat –zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB)ideal.
Prinsip Gizi Seimbang divisualisasi sesuai dengan budaya dan pola makan setempat. Di
Indonesia dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut
sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS). TGS dirancang untuk membantu setiap orang
memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan
menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan
(hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).
Dari Perkembangan Ilmu Gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar Negeri,
Penjelasan mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu
makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh
sehingga harus dikonsumsi dari makanan meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam
lemak dan sejumlah Karbohidart sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non
essensial dapat disistesis oleh tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini
dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu : karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air
33.2 Saran
Untuk mahasiswa : Mahasiswa bisa mengerti, menjelaskan, dan mengaplikasikan
konsep dasar ilmu Gizi dalam kehidupan sehari – hari maupun dimasyarakat
Untuk Institut Pendidikan : Mengembangkan teori baru dan memonitori
mahasiswa dalam praktek.
Daftar pustaka
https://arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/
http://dinkes.jogjaprov.go.id/gizi/index.php/home/baca/24/Sejarah-danPengertian-Gizi-Seimbang
http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi
http://satrianiachmad.wordpress.com/2013/09/17/mengenal-pengelompokan-zatgizi/
http://gizigizi-nutrition.blogspot.com/2011/11/pengelompokkan-zat-gizi.html
MAKALAH
KONSEP DASAR ILMU GIZI
Disusun Oleh :
Na’imatus Sa’diyah
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2015
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian nutrisi, Ilmu gizi, 4 sehat 5 sempurna dan gizi seimbang
2.1.1
Nutrisi
2.1.2
Ilmu gizi
2.1.3
Pengertian 4 Sehat 5 Sempurna
2.1.4
Gizi Seimbang
2.2 Sejarah Ilmu Gizi
2.3 Perkembangan ilmu gizi
2.3.1
Perkembangan Ilmu Gizi Indonesia dan Dunia
2.4 Pengelompokkan Zat Gizi.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia memerlukan makanan untuk dikonsumsi setiap harinya untuk
memberikan energi, menjaga kelangsungan hidup serta memelihara fungsi
tubuh. Setiap jenis makanan yang kita konsumsi mengandung beberapa zat gizi.
Kandungan zat gizi dari masing-masing makanan akan berbeda satu dengan
yang lain sesuai komposisi di dalamnya.
Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2009).
Ilmu gizi merupakan ilmu yang wajib diketahui sebagai seorang individu yang
memiliki kebutuhan akan hidup dan berkembang biak. Sebagai tenaga
kesehatan wajib memahami dan mengaplikasikannya dimasyarakat sebagai
contoh yang baik dan juga untuk meningkatkan kesehatan dan mencukupi
kebutuhan nutrisi di masyarakat. Terlebih lagi indonesia merupakan negara
berkembang yang rata – rata masyarakatnya berpenghasilah kecil dan kurang
memperhatikan kecukupan kebutuhan nutrisi perhari, terbukti pada tahun 2014
masih banya ditemukan kasus – kasus kelaparan, mal nutrisi, dan lain – lain.
Mulai dari kehidupan di kota, hingga desa/ pedalaman. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya pengertian tentang ilmu gizi dan juga angka pendapatan mereka
yang mimimum.
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah mempelajari konsep dasar ilmu gizi diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari – hari maupun
dimasyarakat.
1.2.2 Tujuan khusu
1.
gizi
Mampu menjelaskan dan memahami konsep dasar ilmu kesehatan
2.
Mampu menjelaskan perkembangan ilmu gizi di dunia dan indonesia
3.
Memahami pembagian gizi menurut kebutuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.5 Pengertian nutrisi, Ilmu gizi, 4 sehat 5 sempurna dan gizi seimbang
2.5.1
Nutrisi
1.
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2.
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
3.
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan,
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organorgan, serta menghasilkan energi.
4.
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan
makanan.
5.
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6.
Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7.
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa
berkaitan dengan makanan dan tubuhmanusia. Dalam bahasa Inggris, food
menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
1.
Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatantubuh
(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses kehidupan dalam tubuh).
2.
Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembanganotak, kemampuan
belajar, produktivitas kerja.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan
minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet
yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada
pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar
nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal
di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular,
bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga
fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit
kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis
adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam
tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal
Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif
sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai
bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat
membantu efektiftas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan
mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat
kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil
ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan
dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami
penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit
yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga
mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun
1497 atau lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada waktu itu
Vasco da Gama dalam pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih
dari separuh anak buahnya yang meninggal akibat penyakit ini.[butuh rujukan]
Baru pada permulaan abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahawa
penyakit ini diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
2.1.2 Ilmu gizi
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu
tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
Sayangnya makanan sekarang bisa dibilang hampir sedikit sekali gizi yang
dikandungnya. Contohnya: banyak sekali penggunaan bahan kimia seperti
pestisida pada sayur - sayuran biarpun proses penanamannya organik tapi tidak
luput dari yang namanya pestisida, sedangkan untuk buah - buahan sekarang
serba import, buah yang diimport membutuhkan kurang lebih 1 bulan dalam
proses distribusinya itu menyebabkan kandungan gizi dalam buah - buahan juga
berkurang.
2.1.3 Pengertian 4 Sehat 5 Sempurna
Slogan 4 Sehat 5 Sempurna dicetuskan oleh Prof.Poerwo Soedarmo yang dikenal
sebagai bapak gizi Indonesia pada tahun 1950. Slogan ini mengacu ke slogan
"Basic Four" dari Amerika. "Basic Four" ini diciptakan tahun 1940-an bertujuan
mencegah pola makan orang Amerika yang cenderung banyak lemak, tinggi
gula, dan kurang serat.
Komposisi 4 sehat 5 sempurna adalah sebagai berikut:
1.
Makanan Pokok
Makanan pokok yaitu makanan yang menjadi sumber energi dalam tubuh. Dalam
hal ini yang termasuk makanan sumber energi adalah makanan yang kaya akan
karbohidrat seperti nasi, jagung, gandum, kentang, oat, serta umbi-umbian.
2.
Lauk Pauk
Lauk pauk adalah makanan utama pendamping makanan pokok. Lauk pauk
berfungsi sebagai sumber zat pembangun untuk tubuh. Makanan lauk pauk
banyak yang mengandung protein misalnya seperti telur, daging, ikan, tahu dan
tempe.
3.
Sayur-Sayuran
Sayuran yang baik untuk kesehatan tubuh adalah sayuran yang berwarna hijau
karena sayuran ini mengandung banyak vitamin, serat, dan protein nabati yang
sangat berguna bagi kesehatan, seperti bayam, tomat, terong, dan lainnya.
4.
Buah-Buahan
Buah-buahan kaya akan vitamin yang berperan untuk kesegaran dan kesehatan
tubuh. Selain itu buah-buahan juga mengandung mineral dan serat yang baik
untuk kesehatan pencernaan.
5.
Susu
Dalam rumusan makanan 4 sehat 5 sempurna ini, susu merupakan makanan
pelengkap, dalam artian susu tidak wajib ada, namun akan lebih baik jika dapat
melengkapi dengan susu.
2.1.4
Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat –zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fsik,
kebersihan, dan berat badan (BB)ideal. Prinsip Gizi Seimbang divisualisasi sesuai
dengan budaya dan pola makan setempat. Di Indonesia dalam bentuk tumpeng
dengan nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi
Seimbang” (TGS). TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih
makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai
kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan
sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fsik, sakit).
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah
itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan
pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3-8 porsi.
Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber
vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk
menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan
sayur dalam PGS sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di
sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dilahap setiap hari sedikit
lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2-3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga
dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk
susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di
potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan
oncom. Terakhir dan menempati puncak TGS makanan dalam potongan yang
sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi
seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain,
yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan pantau berat
badan. Selain itu, buku ini dilengkapi juga dengan contoh anjuran pembagian
makanan dan set hidangan per hari untuk setiap golongan umur, Daftar Bahan
Penukar, Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur
untuk beberapa zat gizi, dan daftar Indeks Massa Tubuh (IMT).
Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda
menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu
macam TGS tidak cukup. Diperlukan beberapa macam TGS untuk ibu hamil dan
menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang divisualisasi
berupa “piramida” Gizi Seimbang. Tidak semua negara menggunakan piramida,
tetapi disesuaikan dengan budaya dan pola makan setempat. Misalnya, di
Thailand dalam bentuk piramida terbalik sebagai “bendera”, dan di China
sebagai “pagoda” dengan tumpukan rantang. Para pakar gizi yang bergabung
dalam Yayasan Institut Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid
nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi piramida sesuai dengan budaya
Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk selanjutnya
akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” . Tumpeng Gizi Seimbang
dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan
jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi,
balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil,
menyusui, aktivitas fsik, sakit).
1.
Tumpeng Gizi Seimbang meragakan 4 prinsip Gizi Seimbang:
a.
Aneka ragam makanan sesuai kebutuhan
b.
Kebersihan
c.
Aktivitas fsik
d.
Memantau berat badan ideal.
Tumpeng Gizi Seimbang terdiri atas beberapa potongan tumpeng:
a.
Satu potongan besar
b.
Dua potongan sedang
c.
Dua potongan kecil
d.
Satu potongan terkecil di puncak.
Luas potongan Tumpeng Gizi Seimbang menunjukkan porsi makanan yang harus
dikonsumsi setiap orang per hari. Tumpeng Gizi Seimbang yang terdiri atas
potongan-potongan itu dialasi oleh air putih. Artinya, air putih merupakan bagian
terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah
itu, di atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan
pokok (sumber karbohidrat). Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi.
Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan buah sebagai sumber
vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk
menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan
sayur dalam Pedoman Gizi Seimbang sengaja dibuat lebih besar dari buah yang
terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus dimakan setiap
hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di
lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu
dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan,
sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu,
tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak Tumpeng Gizi Seimbang makanan dalam
potongan yang sangat kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan
dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip Gizi
Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan
dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada
kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan,
dan jenis aktivitas, maka satu macam Tumpeng Gizi Seimbang tidak cukup.
Diperlukan beberapa macam Tumpeng Gizi Seimbang untuk ibu hamil dan
menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
2.2
Sejarah Ilmu Gizi
Pada konferensi pangan sedunia yang diadakan oleh FAO tahun 1992 di Roma
dan Genewa, antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang
semula menggunakan slogan sejenis "Basic Four" memperbaiki menjadi
"Nutrition Guide for Balance Diet". Keputusan FAO tersebut diterapkan di
Indonesia dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai Pedoman Gizi
Seimbang dan menjadi bagian dari program perbaikan gizi. Namun, Pedoman
Gizi Seimbang kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman yang salah
dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 sehat 5 sempurna. Baru pada
tahun 2009 secara resmi Pedoman Gizi Seimbang diterima masyarakat, sesuai
dengan Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara
eksplisit "Gizi Seimbang" dalam program perbaikan gizi.
Dulu kita mengenal pedoman makan berslogan “4 sehat 5 sempurna”(4S5S)
yang dipopulerkan oleh Prof. Poerwo Soedarmo, Bapak Gizi Indonesia, di tahun
1950-an. Namun, sejak tahun 1990-an, pedoman tersebut dianggap tak lagi
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Hal ini juga
sesuai dengan adanya perubahan pedoman “Basic Four” di Amerika Serikat—
yang merupakan acuan awal 4S5S pada masa itu—menjadi “Nutrition Guide for
Balance Diet”. Di Indonesia, “Nutrition Guide for Balance Diet” diterjemahkan
menjadi “Pedoman Gizi Seimbang” (PGS).
Pada konferensi pangan sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang
diadakan oleh FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations),
dalam rangka menghadapi beban ganda mengenai gizi di Negara berkembang,
antara lain ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula
menggunakan pedoman sejenis “Basic Four” memperbaiki menjadi “Nutrition
Guide for Balance Diet”. Indonesia menerapkan keputusan FAO tersebut dalam
kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai PGS dan menjadi bagian dari program
perbaikan gizi. Namun, PGS kurang disosialisasikan sehingga terjadi pemahaman
yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4S5S. Baru pada
tahun 2009 secara resmi PGS diterima oleh masyarakat, sesuai dengan UndangUndang Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit “Gizi
Seimbang” dalam program perbaikan gizi.
2.3
PERKEMBANGAN ILMU GIZI
Dilihat dari segi sifatnya, ilmu gizi dibedakan menjadi 2, yakni gizi yang
berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan
perorangan dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut
gizi kesehatan masyarakat (public health nutrition).Kedua sifat keilmuan ini
akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu sendiri, yakni cabang
ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut gizi klinik (clinical nutrition) dan
cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat (community
nutrition).
Kedua cabang ilmu gizi ini dibedakan berdasarkan hakekat masalahnya. Gizi
klinik berkaitan dengan masalah gizi pada individu yang sedang menderita
gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh sebab itu, sifat
dari gizi klinik adalah lebih menitikberatkan padakuratif daripada preventif dan
promotifnya. Sedangkan gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi pada
kelompok masyarakat. Oleh sebab itu sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan
pada pencegahan (prevensi) dan peningkatan (promosi).
0leh karena sifat kedua keilmuan ini berbeda maka akan menyebabkan
perbedaan jenis profesi yang menangani kedua pokok masalah tersebut. Gizi
klinik berurusan dengan masalah klinis pada individu yang mengalami gangguan
gizi maka profesi kedokteranlah yang lebih tepat untuk menanganinya.
Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia purba dan pada
abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad
ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu
evolusi. Disini para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu
makanan dan dikenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu
evolusi.
Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya dari
makanan adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktiftas utama dari
manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu. Fungsi utama
makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan fungsi satu-satunya.
Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga masih sering atau berlaku bagi
sebagian penduduk modern sekarang.
Di abad-abad sebelum masehi flosof Junani bernama Hippocrates (460-377 SM),
yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam salah satu tulisannya
berspekulasi tentang peran makanan dalam “pemeliharaan kesehatan dan
penyembuhan penyakit” yang menjadi dasar perkembangan ilmu dietetika yang
belakangan dikenal dengan “Terapi Diit’.
Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan kesehatan
yang dapat dicapai dengan pengaturan makanan tetapi kemudian berkembang
juga tentang hubungan antara makanan dan panjang umur. Misalnya Cornaro,
yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-1464) dan Francis Bacon (1561-1626)
berpendapat bahwa “makan yang diatur dengan baik dapat memperpanjang
umur”. Memasuki abad ke-17 dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang
sesuatu yang dimakan (makanan) yang berhubungan dengan kesehatan
semakin banyak dan jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang
yang kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu untuk melakukan
berbagai percobaan.
Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk ilmu-ilmu yang
mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting adalah penemuan adanya
hubungan antara proses pernapasan yaitu proses masuknya O2 ke dalam tubuh
dan keluarnya CO2, dengan proses pengolahan makanan dalam tubuh oleh
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794).
Lavoisier bersama seorang ahli fsika Laplace merintis untuk pertama kalinya
penelitian kuantitatif mengenai pernapasan dengan percobaan binatang
(kelinci). Oleh karena itu Lavoisier selain sebagai Bapak Ilmu Kimia, dikalangan
ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak Ilmu Gizi Dunia.
Penemuan Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi itu diantaranya :
1.
Tahun 1687 Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini mengatur
tentang makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak baik untuk tubuh.
2.
Dr.Lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi sariawan /
scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak mengandung vitamin C.
Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai pencegah Sariawan/Scorbut.
3.
Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-penderita
akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal Pemberian makanan
kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mempercepat
proses penyembuhannya. Suster Florence Nightingale dikenal juga sebagai
Tokoh Keperawatan Dunia
4.
Liebig (1803-1873) Analisis Protein, KH dan Lemak. Yang merupakan
Komponen utama penghasil energi tubuh.
5.
Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk (18661932) dikenal sebagai Pakar dalam pengukuran energi dengan kalorimeter.
(kkal)
6.
Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan vitamin
dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam
lemak.
7.
Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan analisis
kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan dan peranannya
dalam tubuh manusia serta kualitas protein yang dilihat dari struktur yaitu asam
amino yang essensial maupun yang non essensial.
Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King melanjutkan penelitian vitamin
kemudian terus berkembang hingga muncul “ SCIENCE of NUTRION. Adalah
Suatu cabang ilmu pengetahuan kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri
yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang
terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul
bila terdapat kekurangan zat gizi, ( Soekirman, 2000).
Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai bermunculan secara
kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para ahli gizi dan sarjana gizi
saja, sehingga muncul Ilmu gizi yang menurut komite Thomas dan Earl (1994)
adalah “The NUTRITION SCIENCES are the most interdisciplinary of all sciences”.
Yang arti bebasnya menyatakan bahwa ilmu gizi merupakan ilmu yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
2.3.1
Perkembangan Ilmu Gizi Indonesia dan Dunia
Bangaimana Perkembangan Ilmu Gizi di Indonesia, berikut beberapa hasil
penelitian dalam sejarah perkebangan Ilmu Gizi di Indonesia.
1.
Belanda mendirikan “Laboratorium Kesehatan (15-1-1888) di Jakarta.
Tujuannya menanggulangi penyakit beri-beri di Indonesia dan Asia.
2.
Tahun 1934 Lembaga Makanan Rakyat
3.
Tahun 1938, bermula dari Tahun 1919, Jansen dan Donath meneliti
masalah Gondok di wonosobo, kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda
menfaslitasi pembentukan Lembaga Eijkman. Beberapa Kegiatannya berupa
survai gizi di tahun 1927-1942, oleh Jansen dan Kawan-kawan pada 7 lokasi
bertempat di jawa, seram dan lampung yang bertujuan Mengamati Pola Makan,
Keadaan Gizi, Pertanian dan perekonomian. Lembaga ini juga berhasil
melakukan Analisis Bahan Makanan yang sekarang dikenal sebagai Daftar
Komposisi Bahan Makanan disingkat atau dikenal dengan DKBM
4.
Tahun 1930, De Hass dkk menemukan defsiensi Vitamin A, (1935) meneliti
tentang KEP (Kurang Energi Protein).
5.
Tahun 1950, Lembaga Makanan Rakyat berada dibawah Kementerian
Kesehatan RI ( diketuai Prof. Poerwo Soedarmo Pendiri PERSAGI atau dikenal
juga sebagai Bapak Gizi Indonesia. Bapak Poerwo Soedarmo juga berhasil
memperkenalkan promosi gizi yang baik dengan istilah “Empat Sehat Lima
Sempurna” yang begitu populer pada waktu itu sampai pada pemerintahan Orde
Baru.
Penelitian-Penelitian di Indonesia ini yang kemudian menarik perhatian WHO
dan dijadikan sebagai rekomendasinya adalah
1.
Domen (1952-1955) penelitian tentang kwashiorkor (istilah gizi buruk
karena kekuranagn protein) dan Xeropthalmia (Istilah Kebutaan Akibat
kekurangan Vitamin A)
2.
Klerk (1956) penelitian tentang Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB)
anak Sekolah yang dapat memberikan gambaran Status Gizi Anak SD pada masa
balitanya.
3.
Gailey ( 1957 – 1958 ) tentang Kelaparan di Gunung Kidul menghasilkan
teori Kelaparan
KELAPARAN (Hunger) menurut E.Kennedy,(2002) sebagai kutipan dari penelitian
Prof Soekirman Ph.D Guru Besar Ilmu Gizi IPB Bogor tentang kelaparan adalah
Rasa “tidak enak” dan sakit, akibat kurang /tidak makan,baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja diluar kehendak dan terjadi berulang-ulang, serta
dalam jangka waktu tertentu menyebabkan penurunan berat badan dan
gangguan kesehatan.
4.
Prof. Poerwo Soedarmao Mencetak Tenaga Ahli Gizi ( AKZI dan FKUI)
5.
Dan tahun 1950-2010 perkembangan ilmu gizi di Indonesia sangat pesat,
sampai –sampai teori-teori gizi yang baru ditemukan belum sampai diterapkan
muncul lagi ilmu yang terbaru dari hasil penelitian terbaru dari ilmu gizi.
Dari Perkembangan Ilmu Gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar
Negeri, Penjelasan mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan
semakin jelas yaitu makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang
tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus dikonsumsi dari makanan
meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam lemak dan sejumlah Karbohidart
sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non essensial dapat disistesis oleh
tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini dikelompokkan
atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air.
Melihat perkembangan yang begitu pesat baik di Indonesia maupun di Dunia
Badan Dunia WHO membagi ruang lingkup ilmu gizi ke dalam tiga kelompok
besar. Pertama, kelompok gizi biologi dan metabolik. Kedua, kelompok gizi
perorangan, sepanjang siklus hidup. Ketiga, kelompok gizi masyarakat, baik
bersifat lokal, nasional, regional dan global.
Ilmu Gizi Kemudian dibagi menurut Ruang Lingkupnya yaitu Ilmu gizi dibagi
dalam dua bidang keilmuan yang dilihat dari segi sifatnya yakni :
1.
Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan perorangan disebut Gizi
kesehatan perorangan(Clinical Nutrition) yaitu Gizi Klinik lebih menitikberatkan
pada kuratif daripada preventif dan promotifnya. Dengan pendekatan kuratif
prosesnya dimulai dari Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien,
Pemeriksaan antropomotri beserta tindak lanjut terhadap gangguannya,
Pemeriksaan radiologi dan tes laboratoium yang bertalian dengan status nutrisi
pasien, Suplementasi Oral, enteral dan parenteral, Interaksi timbal balik antara
nutrien dan obat-obatan
2.
Ilmu Gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang disebut Gizi
kesehatan masyarakat (Public Health Nutrition) Yaitu Gizi Masyarakat berkaitan
dengan gangguan gizi pada kelompok masyarakat, oleh sebab itu sifatnya lebih
ditekankan pada pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) . Termasuk
juga tentang Bahan Tambahan makanan ( Pewarna, penyedap dan bahan-bahan
kontaminan lainnya
Catatan dari sejarah dan ruang lingkup ilmu gizi ini ada beberapa istilah dan
pengertian dari ilmu gizi yang perlu diketahui yaitu
1.
Kesehatan adalah keadaan sehat (normal) secara fsik, mental, spiritual
dan social yang memungkinkan setiap induvidu dapat hidup produktif secara
social dan ekonomis (UU Kesehatan 2009)
2.
Makanan adalah Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi berguna
bila dimasukan kedalam tubuh.
3.
Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam bahan makanan
4.
Gizi adalah segala sesuatu tentang makanan dan hubungannya dengan
kesehatan
5.
Diet adalah Kecukupan makanan dan minuman seseorang yang dimakan
sehari-hari yang dibagi dalam tiga pengertian. Pertama; makanan yang dimakan
sehari, Kedua ; makanan yang dimakan menurut aturan tertentu dan Ketiga :
makanan yang ditentukan macam dan jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan
gizi tubuh atau untuk kepentingan pnyembuhan penyakit.
6.
Kecukupan Diet (dietary Allowance) adalah Batas dan intake yang
direkomendasikan kepada semua orang dengan memperhatikan kebutuhan
induvidu dan keadaan fsiologis induvidu
7.
Pelayanan Gizi adalah Pelayanan yang membantu masyarakat baik
individu maupun kelompok masyarakat dalam keadaan sehat maupun sakit
untuk mendapat makanan yang sesuai guna mencapai status gizi yang sebaikbaiknya
8.
Asuhan Gizi adalah Suatu kegiatan pelayanan gizi kepada seseorang
pasien, yang melibatkan berbagai bidang keahlian yang didalam terdapat
kegiatan : Membuat diagnosa masalah gizi, Menentukan kebutuhan gizi, Memilih
alternatif bentuk sediaan zat gizi, dan Memilih cara pemberian zat gizi.
2.4
Pengelompokkan Zat Gizi
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro.
1.
Zat Gizi Makro
merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah banyak. Zat gizi ini
digunakan untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, sebagai sumber
tenaga agar bisa beraktivitas, dan sebagai zat pengatur sistem di dalam tubuh.
Jenis zat gizi makro, manfaat dan sumbernya yaitu:
a.
Karbohidrat
Menghasilkan energi bagi tubuh (sumber 50-70% dari total energi yang
dibutuhkan). Sumbernya banyak terdapat di makanan pokok seperti beras,
kentang, jagung, singkong, dan lain-lain.
b.
Protein
Membangun dan memelihara jaringan tubuh, berperan sebagai pembentukan
antibodi atau zat kekebalan tubuh. Protein juga dapat membantu keseimbangan
kadar air dalam tubuh. Berdasarkan sumbernya, protein dikelompokkan ke
dalam protein hewani dan protein nabati. Protein hewani sebagain besar
terdapat di daging-dagingan seperti ikan segar, telur, daging ayam, daging sapi,
susu, keju, dan lain-lain. Protein nabati banyak terdapat di kacang-kacangan
seperti kedelai, kacang hijau, tempe, tahu, dan oncom.
c.
Lemak
Penghasil energi tubuh, melindungi organ penting seperti jantung, ginjal. Lemak
juga memelihara suhu tubuh dan sumber asam lemak penting (omega 3, omega
6, DHA) yang membantu proses pembentukan sel saraf balita maupun janin di
masa kehamilan. Sumbernya terdapat di minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung, dan sebagainya),
mentega, margarin, daging ayam dan daging sapi.
2.
Zat Gizi Mikro
merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun cuma
sedikit, zat gizi mikro sangat penting untuk membantu mengatur berbagai fungsi
tubuh. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral:
Beberapa contoh vitamin
Vitamin A: termasuk vitamin larut dalam lemak. Vitamin A penting
untuk pertumbuhan, terutama kesehatan kulit, mata, dan menjaga daya tahan
tubuh. Sumber makanan vitamin A yaitu hati, kuning telur, sayuran berwarna
hijau tua seperti daun singkong, serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna
kuning-jingga.
Vitamin B: termasuk vitamin larut air. Ada banyak jenis vitamin B yaitu,
vitamin B1, B2, B3, B6, dan B12. Kumpulan vitamin B disebut dengan vitamin B
kompleks. Vitamin B kompleks penting untuk mencegah penyakit beri-beri,
memproduksi sel-sel darah merah, serta dapat membantu mengubah
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi energi. Makanan sumber vitamin B yaitu
susu, telur, ikan, keju, daging, kecambah, gandum, serealia, kacang-kacangan,
kentang, pisang, sayuran berwarna hijau, dan sebagainya.
Vitamin C: termasuk vitamin larut air yang berfungsi membantu
penyerapan kalsium, mencegah infeksi, membantu penyembuhan penyakit,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah kanker serta penyakit jantung.
Makanan sumber vitamin C antara lain terdapat pada sayur dan buah terutama
yang berasa asam seperti jeruk, nenas, rambutan, dan sebagainya.
Vitamin D: Jenis vitamin larut lemak yang membantu penyerapan
kalsium, penting untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat.
Makanan sumber vitamin D yaitu kuning telur, hati, mentega, susu, keju, ikan,
dan minyak hati-ikan.
Beberapa contoh mineral
Kalsium: kelompok mineral makro yang berfungsi dalam pembentukan
tulang dan gigi serta mengatur proses pembekuan darah. Sumbernya terdapat
dalam susu dan hasil olahan susu seperti keju, ikan jika dimakan dengan tulang
termasuk ikan kering.
Zat besi: termasuk mineral mikro yang dibutuhkan kurang dari 100mg
per hari. Berperan dalam menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, membentuk sel
darah merah, dan untuk sistem kekebalan tubuh. Sumber makanannya seperti
daging, ayam, dan ikan. Selain itu juga terdapat dalam telur, serealia tumbuk,
kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah seperti alpukat dan
stroberi.
Iodium: jenis mineral mikro yang berfungsi dalam pertumbuhan dan
perkembangan tubuh. Iodium juga penting dalam perkembangan otak. Makanan
sumber iodium yaitu ikan, udang, kerang, dan ganggan laut. Tidak ada makanan
yang sempurna atau mengandung semua jenis zat gizi, oleh karena itu,
makanlah makanan yang beragam dalam hal jenisnya, berimbang jumlahnya,
agar kebutuhan tubuh akan zat gizi terpenuhi dengan baik.
BAB III
PENUTUP
33.1 Kesimpulan
ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana
gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat –zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB)ideal.
Prinsip Gizi Seimbang divisualisasi sesuai dengan budaya dan pola makan setempat. Di
Indonesia dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk selanjutnya akan disebut
sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” (TGS). TGS dirancang untuk membantu setiap orang
memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan
menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan
(hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).
Dari Perkembangan Ilmu Gizi tersebut diatas baik di Indonesia maupun di Luar Negeri,
Penjelasan mengenai makanan dan hubungannya dengan kesehatan semakin jelas yaitu
makanan atau unsur-unsur (zat-zat) gizi essensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh
sehingga harus dikonsumsi dari makanan meliputi vitamin, mineral, asam amino, asam
lemak dan sejumlah Karbohidart sebagai energy. Dan unsur-unsur (zat-zat) gizi non
essensial dapat disistesis oleh tubuh dari senyawa atau zat gizi tertentu. Unsur-unsur gizi ini
dikelompokkan atau digolongkan dalam 6 golongan besar yaitu : karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral dan air
33.2 Saran
Untuk mahasiswa : Mahasiswa bisa mengerti, menjelaskan, dan mengaplikasikan
konsep dasar ilmu Gizi dalam kehidupan sehari – hari maupun dimasyarakat
Untuk Institut Pendidikan : Mengembangkan teori baru dan memonitori
mahasiswa dalam praktek.
Daftar pustaka
https://arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/
http://dinkes.jogjaprov.go.id/gizi/index.php/home/baca/24/Sejarah-danPengertian-Gizi-Seimbang
http://id.wikipedia.org/wiki/Nutrisi
http://satrianiachmad.wordpress.com/2013/09/17/mengenal-pengelompokan-zatgizi/
http://gizigizi-nutrition.blogspot.com/2011/11/pengelompokkan-zat-gizi.html