KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PEMBENTUKAN K

LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini berjudul “PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
KEPRAMUKAAN” oleh Vivi Alvia Dewi telah diujikan dalam siding terbuka gudep KC 04033/04-034 Racana Syekh Nurjati-Nyi Mas Rarasantang pangkalan IAIN Syekh Nurjati
Cirebon pada hari……..tanggal………..2014.
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Tanda
Kecakapan Umum (TKU) pada golongan pandega.
Cirebon, agustus 2014
Sidang terbuka
Ketua

sekertaris

Merangkap anggota

merangkap

anggota

Anggota
Penguji I


1

Penguji II

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa dipanjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “
Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan”. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya
serta sampailah kepada kita selaku umatnya amin.
Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan cara membina karakter ke arah yang lebih
baik lagi tanpa menghilangkan jati diri kita sebagai seorang pelajar dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan membuat kita menjadi generasi bangsa yang berahlak mulia
dan cerdas.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Tanda
Kecakapan Umum (TKU) pada golongan pandega. Tulisan ini menceritakan bagaimana
seorang pramuka membentuk karakter lewat kegiatan yang dilakukan dalam kepramukaan.
Segala usaha telah dilakuan untuk terselesaikannya karya tulis ilmiah ini, namun
dalam usaha yang maksimal itu dapat disadari bahwa tidak ada suatu mahluk pun yang
sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi

penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Cirebon, agustus 2014

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------ 1
A. Latar belakang --------------------------------------------------------------------------- 1
B. Rumusan masalah ----------------------------------------------------------------------- 2
C. Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------2
BAB II Dasar Teori ------------------------------------------------------------------------------- 3
A. Pengertian karakter ----------------------------------------------------------------------- 3
B. Pembentukan karakter ------------------------------------------------------------------- 7
C. Gerakan Pramuka------------------------------------------------------------------------- 8
BAB III Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Kepramukaan ------------------------ 13

A. Pramuka sebagai pendidikan karakter------------------------------------------------ 13
B. Mengenali karakter pada pramuka siaga -------------------------------------------- 18
C. Contoh dan dampak dalam kehidupan sehari-hari---------------------------------- 21
BAB IV PENUTUP ----------------------------------------------------------------------------- 22
A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------ 22
B. Saran -------------------------------------------------------------------------------------- 23
DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyusunan karya ilmiah ini adalah keprihatinan kepada pemuda-pemudi
zaman sekarang yang akhir-akhir ini banyak tersebar berita yang memprihatinkan.
Contohnya dalam dunia pendidikan, misalnya, ada fenomena ketidak jujuran dalam
mengerjakan ujian nasional. Di kalangan anak-anak muda, banyak di antara mereka
yang kurang menghargai orang tua ataupun guru. Ada pula berita-berita tentang
keterlibatan pemuda dan pelajar pada perbuatan-perbuatan melanggar hukum serta

lunturnya rasa malu melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai sosial
dan agama. Kekerasan dan tawuran antar pelajar, bahkan antar mahasiswa ataupun
antar kelompok masyarakat, juga tak jarang kita jumpai beritanya.
Era globalisasi saat ini yang menjadi tantangan bagi generasi muda dalam
pembentukan karakter diri. Maraknya pergaulan bebas, narkoba, dan budaya
dikalangan remaja membuat semakin rusaknya moral, intelektual dan fisik mereka.
Berbagai keluhan dan kerisauan kemudian muncul dari orang tua dan masyarakat
mengenai kehidupan anak-anak mereka dimasa sekarang maupun dimasa yang akan
datang akibat maraknya budaya pop, glamor, santai serta krisis moral yang melanda
masyarakat modern. Generasi muda merupakan pemangku estafet kepemimpinan
suatu negara. Kejayaan negara yang akan datang tergantung dari bagaimana generasi
mudanya saat ini. Peranan generasi muda sangatlah besar. Oleh karena itu, perlu
adanya pembinaan yang baik agar dapat terbentuk karakter generasi muda yang baik
pula.

4

Untuk membentuk suatu karakter anak bangsa perlu dilakukan kegiatan yang
dapat membentuk karakternya maka dari itu gerakan pramuka sangatlah tepat
dikarenakan gerakan pramuka merupakan suatu wadah generasi muda untuk

pendidikan karakter. Pendidikan yang berbasis di luar sekolah ini, memiliki tugas dan
tanggung jawab dalam membina generasi muda. Di era globalisasi dan kemajuan
teknologi seperti saat ini, Pramuka tetap memiliki arti penting sehingga harus secara
terus menerus dilakukan dalam rangka membangun rasa cinta Tanah Air di kalangan
remaja. Untuk itu Gerakan Pramuka harus memiliki daya tarik tersendiri bagi para
remaja sehingga mereka berminat masuk organisasi kepramukaan.
Berdasarkan Latar Belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
suatu tema psikologi yang berjudul: “PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI
KEGIATAN KEPRAMUKAAN”
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karakter?
2. Bagaimana menumbuhkan karakter pemuda pemudi yang sesuai dengan bangsa?
3. Bagaimana peranan pramuka dalam menumbuhkan karakter pemuda?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakter
2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan karakter pemuda yang sesuai dengan
bangsa?
3. Untuk mengetahui peranan pramuka dalam pembentukan karakter

5


BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Karakter
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut
ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang
mengarahkan tindakan seorang individu. Karakter menurut kamus ilmiah populer
Internasional (Budiono, 2005: 288) adalah watak, tabiat, pembawaan, kebiasaan.
Secara istilah karakter diartikan sebagai keseluruhan dari pada perasaan-perasaan dan
hasrat-hasrat yang telah berarah, seperti yang diorganisir oleh kehendak manusia
(Sardjonoprijo, 1982: 90).
Karakteristik setiap individu didasari dengan delapan jenis kecerdasan.
Dimana semuanya dapat dikembangkan dengan berbagai jenis kegiatan. Kedelapan
jenis kecerdasan tersebut meliputi: spasial visual, linguistic, interpersonal, musical,
natural, body kinestetik, intrapersonal dan logis matematik. Yang biasa juga disebut
SLIM N BILL. Setiap kecerdasan tersebut dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan
yang sesuai dengan jenis kecerdasan yang akan dikembangkan.
Karakter seseorang berkembang berdasarkan potensi yang dibawa sejak lahir
atau yang dikenal sebagai karakter dasar yang bersifat biologis. Akultualisasi karakter

dalam bentuk perilaku sebagai hasil perpaduan antara karakter biologis dan hasil
hubungan atau interaksi dengan lingkungannya. Elemen-elemen dasar dari karakter,
menurut Kerschensteiner dalam (Kartono, 2005: 84), yaitu daya kemauan, yaitu: daya
aktivitas yang ulet, akal yang jelas, ceria atau terang: daya berfikir yang logis,
perasaan halus: kemudahan dan banyaknya keterharuan jiwa mencakup baik rasahalus yang bersifat indrawi maupun bersifat jiwani.

6

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran dan kebiasaan.
Hal ini karena didalam pikiran terdapat seluruh program yang terbentuk dari
pengalaman hidupnya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang
akhirnya dapat membentuk pola berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya.
Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika
program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka
perilakunya

membawa

kerusakan


dan

menghasilkan

penderitaan.

Masalah

pembentukan karakter, yaitu segi: sifat-sifat yang bisa berubah dan aspek-aspek yang
bisa dididik. Karakter di bagi menjadi dua yaitu: Pertama, karakter biologis, yang
mencakup fungsi-fungsi psikis lebih rendah, diantaranya: dorongan-dorongan, nafsu
dan insting-insting (pembawaan alami atau hewani). Bagian karakter ini tidak bisa
dibentuk. Dengan kata lain, karakter yang biologis itu tidak bisa dibentuk dan tidak
bisa dididik. Kedua, karakter yang intelingibel, yang mencakup fungsi-fungsi lebih
tinggi: daya kemauan, kejelasan dari akal, perasaan halus. Fungsi-fungsi psikis ini
juga berupa unsur- unsur bawaan sejak lahir (Zubaedi. 2011: 86). Namun fungsifungsi tersebut bisa dibentuk atau dididik. Jadi pada segi ini bagian karakter tersebut
bisa dididik.dengan kata lain: bagian tersebut menjadi alat-bantu bagi para pendidik
untuk membentuk segi-segi etis dari karakter.
Pendidikan karakter saat ini menjadi fokus program Kementerian Pendidikan
Nasional. Pendidikan karakter diberikan sejak usia dini sangat penting dikarenakan

saat ini banyak kasus yang melibatkan anak negeri ke arah perpecahan bangsa, mulai
korupsi, tidak menghargai nyawa orang lain, tidak menghargai orang tua, tidak
disiplin, makelar kasus, video porno serta kasus lainnya yang sudah keluar dari
karakter Bangsa Indonesia, yang dikenal ramah tamah, gotong royong, menghargai
orang lain. Tentu ada yang belum klik dengan proses Pendidikan selama ini, disisi

7

lain untuk membangun karakter bangsa yang beradab jalan yang efektif melaui proses
pendidikan.
Maka Pendidikan karater yaitu proses pewarisan budaya pada generasi muda
untuk membentuk kepribadian sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap dan bertindak. Pendidikan karakter tertuang dalam Undang-Undang No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung. Sehingga pendidikan karakter sudah menjadi kewajiban yang harus

diberikan pada peserta didik dalam segala satuan pendidikan.
Dalam tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter merupakan gambaran
tentang kuwalitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh satuan
pendidikan, serta menjadi dasar dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa.
Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah
diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada
perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Menurut Daniel Golemen
dalam bukunya Kecerdasan Ganda menyebutkan bahwa kecerdasan emosional dan
sosial dalam kehidupan dibutuhkan 80%, sedangkan kecerdasan intektual hanya
sebesar 20%. Untuk itu pendidikan karakter akan mudah diberikan melalui jalur
pendidikan, salah satunya adalah pendidika nonformal. Jadi kecerdasan emosional
dan sosial lebih membawa dampak pada perjalanan hidup bahkan karier anak
dikemudian hari.

8

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa
peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan
akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang
selama ini ada di sekolah perlu segera dikaji, dan dicari alternatif-alternatif solusinya,

serta

perlu

dikembangkan

secara

lebih

operasional

sehingga

mudah

di

implementasikan dalam proses pembelajaran di kelas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia
negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru,
karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. kriteria
pencapaian pendidikan karkter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku,
tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.
Selain di lingkungan pendidikan ada kegiatan yang dapat membantu
pembentukan karakter yaitu Kegiatan Ekstra Kurikuler yang merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta
potensi dan prestasi peserta didik.
B. Pembentukan karakter
Pembentukan karakter berkaitan erat dengan bagaimana kita membentuk
kebiasaan dan membiasakan dalam kehidupan kita sehingga terbentuklah karakter dan
sifat dari kebiasaan. Karakter seseorang akan membedakan manusia satu dengan yang

9

lain, yang membedakan manusia baik dan buruk, maka karater suatu bangsa berguna
untuk membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Untuk menentukan dan membangun karater, percaya diri dan berpegang teguh
pada prinsip merupakan faktor utama yang harus dimiliki suatu bangsa. Dalam hal ini,
petuah “Be your self” atau “Jadilah dirimu sendiri” sangatlah tepat. Namun
melaksanakan hal ini bukanlah hal yang mudah, untuk melakukannya, kita
membutuhkan:
1.

Hasrat utuk menemukan diri sendiri

2.

Menentukan cita-cita

3.

Meninggalkan sesuatu yang bersikap semu untuk memulai kehidupan yang nyata

4.

Memiliki kemantapan hati untuk melangkah kedepan

5.

Memadupadankan kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, dan spiritual.
Pembentukan karakter juga dapat dilakukan melalui musik. Musik–musik

yang didengar secara langsung atau tak langsung akan mempengaruhi kepribadian,
sikap, dan kejiwaan seseorang. Jika ia sering mendengarkan lagu bertemakan keras
dan perpecahan, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang keras dan tidak suka
perdamaian, sesuai dengan anggapan “Idolaku, panutanku”. Sebaliknya jika ia suka
mendengarkan lagu lagu halus dan bertema perdamaian ia akan berusaha menjadi
seorang yang berjiwa sosial dan cinta lingkungan.
Maka bisa disimpulkan bahwa mereka yang sering mendengarkan musik yang
bertemakan rasa patriot, maka ia akan menjadi pribadi yang patriot dan menjadi
pembela bagi bangsanya. Musik yang dapat menimbulkan rasa patriot dan bela negara
adalah semua jenis aliran/genre musik tetapi memiliki lirik tentang patriotisme,
persatuan dan kesatuan bangsa, cinta tanah air, bela negara, dan realita kehidupan

10

bangsa Indonesia saat ini yang dikemas secara menarik dengan gaya bahasa yang
lebih interaktif.
Adapun Pembinaan watak, kepribadian dan akhlak mulia dilakukan melalui
kegiatan:
1. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
3. Pengamalan moral Pancasila;
4. Pemahaman sejarah perjuangan bangsa;
5. Rasa percaya diri;
6. Kepedulian dan tanggung jawab serta disiplin.
C. Gerakan pramuka
Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan
pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan!
Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat
orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti
kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan
memberi pertolongan.
“Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti
rakyat muda yang suka berkarya. “Pramuka” merupakan sebutan bagi anggota
Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina
Pramuka, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan
yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,
sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar

11

Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan
yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan
bangsa Indonesia.
Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pemahaman, bahwa pendidikan
kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan yang dilaksanakan diluar
lingkungan

sekolah

dan

keluarga

dalam

bentuk

kegiatan

yang

menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan praktis yang dilakukan di alam terbuka
dengan berpedoman pada prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang
sasaran akhirnya adalah pembentukan watak peserta didik.
Gerakan Pramuka diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan
kesinambungan gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan
tunas bangsa menjadi generasi yang dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan
bangsa,

bertanggungjawab

serta

mampu

mengisi

kemerdekaan

Indonesia.

Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan
bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar
lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode
pendidikan tertentu. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum
muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan
asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui suatu
sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka. Dasar Penyelenggaraan
Gerakan Pramuka sebagai Landasan Hukum diatur berdasarkan :
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan
Pramuka.

12

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang
Penganugerahan Pandji kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda
karana.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka. Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan
landasan Gerak setiap aktifitas dalam menjalankan Organisasi dan manajemen di
Gerakan Pramuka
Landasan kepramukaan secara umum dinyatakan dalam tiga unsur, yaitu
tujuan, prinsip dan metode. Landasan ini merupakan perumusan umum dan abstrak,
yang tetap berlaku dengan sempurna sepanjang masa, tidak terkait dengan kurun
waktu atau korteks tertentu.
Tujuan Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina anak muda
Indonesia agar menjadi : Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat mental dan tinggi
moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilan yang kuat dan sehat. Yang kedua
menjadikan Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan
patuh kepada Negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri, serta
secara bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara,
memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal,
nasional, maupun internasional.
Prinsip Dasar kepramukaan adalah Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya, Peduli
terhadap diri pribadinya dan Taat kepada kode kehormatan pramuka

13

Metode Konsep dasar kepramukaan adalah pendidikan diri. Pendidik utama
anak muda adalah dirinya sendiri, metode kepramukaan adalah perangkat yang telah
dirancang untuk menuntun dan mendorong masing-masing anak muda pada jalan
pertumbuhan pribadi yang berdasarkan sistem belajar progresif melalui Pengamatan
kode kehormatan, Kegiatan yang menarik dan meningkat yang mengandung
pendidikan yang sesuai dengan rohani dan jasmani peserta didik, Sistem tanda
kecakapan, Sistem Among, Belajar dan melakukannya, Satuan terpisah untuk putra
dan putri, Kegiatan di alam terbuka.
Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan
melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang
baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri
tersebut.
Yang mana hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok
penggalang, dimana mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam
mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat terlihat
latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam
prakteknya.
Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni
nyiur ,yang mana ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya
upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada
dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah wadah pelatihan dan
pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup
berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun yang tidak hanya bisa
bergantung kepada orang lain.

14

Dewasa ini ada sebuah kenyataan yang teramat pahit atau mungkin juga
sebuah cobaan dan tantangan yang teramat berat, ketika semakin banyak jumlah
remaja penyandang masalah sosial. Mereka terjebak kedalam perilaku yang
menyimpang dan telah lutut dan menghambakan dirinya kepada tata nilai asing.
Mereka berpotensi untuk menimbulkan berbagai problema sosial dimasyarakat. Di
samping itu secara internal terdapat pula ketidak siapan mental dan rohani pada
sebagian remaja, sehingga mereka gagal untuk mempertahankan diri dari pengaruh
negative yang menyesatkan.
Oleh karena itu Pendidikan Ke-Pramukaan di anggap paling ideal untuk
digunakan sebagai pendekatan penanaman nilai karakter dan Budaya bangsa karena,
semua indikator yang termuat didalam nilai karakter bangsa merupakan pengamalan
dan dijiwai dalam dasa darma Pramuka, sementara kompetensi dari Dasa Darma
Pramuka tertuang jelas dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarakat
Kecakapan Khusus (SKK) yang harus diujikan oleh eserta didik, dan mendapatkan
penghargaan langsung dari hasil jerih payahnya. Disamping itu, dalam proses
pembelajaran disekolah semua peserta didik yang masuk dalam kegiatan pendidikan
kepramukaan memiliki perbedaan sikap yang relatif lebih bagus dan selalu terpilih
dalam melaksanakan kegiatan diluar sekolah baik kegiatan sipatnya membutuhkan
keberanian dan kemauan yang ihlas dalam menjalankan tugas dari sekolah, bila
dibandingan dengan sswa yang tidak pernah aktif dalam pendidikan kepramukaan.

15

BAB III
PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN

A. Pramuka sebagai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memang harus dilakukan sejak dini menanamkan nilai
karakter buadaya pendidikan, bahkan sejak dalam usia dini yang menurut pada ahli
berada pada usia lahir hingga 6 (enam) tahun, atau bisa disebut masa keemasan (the
golden age). Masa ini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat
menentukan bagi anak, sekaligus masa kritis yang menentukan tahap pertumbuhan
dan perkembangan selanjutnya. Itu sebabnya pendidikan karakter akan lebih tepat
apabila dilakukan sejak dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
Berbagai aktifitas yang menyenangkan dan menarik dapat menjadi bagian dari
cara Gerakan Pramuka untuk membentuk karakter diri individu. Pendidikan
kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,
praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan (PDK dan MK) yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah sangat relevan
dengan pendidikan karakter bangsa terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan
karakter dengan nilai-nilai Dasa Dharma, sehingga sangat tepatlah bila lewat pramuka
pendidikan karakter dibentuk.
Gerakan Pramuka mengawali dengan usia peserta didik 7 tahun hingga 25
tahun dengan sebutan anggota muda, yang dibagi dalam golongan Pramuka Siaga (710), Pramuka Penggalang (11-15), Pramuka Penegak (16-20) dan Pramuka Pandega

16

(21-25). Pembagian golongan berdasarkan perkembangan dan karakteristik baik baik
fisik maupun psikis.
Sistem among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang bertujuan
membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin dan mandiri dalam hubungan
timbal balik antar manusia. Sistem among selalu terimplimentasikan dalam kegiatan
pramuka mulai tingkatan anggota siaga hingga dewasa, dengan cara atau pola yang
dipergunakan disesuaikan dengan usia peserta didik, sehingga memudahkan dalam
menanamkan karakter bangsa dan dapat tersimpan lama dalam memory pikiran.
Terdapat 3 prinsip dalam sistem among, yaitu di depan menjadi teladan, ditengah
membangun kemauan dan di belakang mendorong dan memberikan motivasi
kemandirian.
Dalam menanamkan dan menumbuhkan karakter bangsa, dikepramukaan
mempergunakan 10 pilar yang menjadi kode kehormatan. Kode kehormatan
mempunyai makna suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai
akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi
standart tingkah laku pramuka di masyarakat. 10 pilar tersebut bernama dasa dharma,
yaitu:
1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia,
3. Patriot yang sopan dan ksatria;
4. Patuh dan suka bermusyawarah;
5. Rela menolong dan tabah;
6. Rajin, terampil, dan gembira;
7. Hemat, cermat, dan bersahaja;
8. Disipilin, berani, dan setia;

17

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
Dalam mengimplemasikan 10 pilar tersebut, antara anggota penggalang,
penegak dan pandega hingga anggota dewasa disesuaikan dengan perkembangan
rohani dan jasmani. Sedangkan untuk anggota siaga pilar yang digunakan untuk
menanamkan pendidikan karakter melalui Dwi darma, yang berbunyi sebagai berikut
“ Siaga itu menurut ayah dan bundanya, serta siaga itu berani dan tidak putus asa”.
Mengingat usia siaga masih senang dengan bermain, maka dalam menanamkan
norma pramuka melalui media permainan dan visual serta contoh dari bunda dan
ayahdanya.
Sedangkan dalam Pendidikan budaya dan karakter bangsa yang bersumber
pada Agama, Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional teridentifikasi 18
Nilai karakter, Nilai tersebut antara lain :
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.( merupakan bentuk pengamalan dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang
maha esa )
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.( Bentuk pengamalan
dharma ke 10. Suci dalam fikiran perkataan dan perbuatan )

18

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. ( merupakan bentuk pengamalan
dharma ke 1. Takwa kepada Tuhan yang maha esa )
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan. ( Bentuk pengamalan darma ke 8. Disiplin Berani dan setia )
5. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain. ( bentuk pengamalan darma ke 4. Patuh dan suka bermusyawarah )
6. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya ( bentuk pengamalan darma ke
3. Patriot yang sopan dan ksatria )
7. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa. ( bentuk pengamalan darma ke 3. Patriot yang sopan dan ksatria )
8. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia )

19

9. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan. ( Bentuk pengamalan darma ke 2. Cinta alam dan
kasih sayang sesama manusia )
10. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. ( Bentuk pengamalan darma ke 9.
bertanggung jawab dan dapat dipercaya ).
11. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
12. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
13. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
14. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

20

15. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama
dengan orang lain.
16. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), Negara
17. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
kebajikan bagi dirinya.
18. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
B. Mengenali Karakter Pada Pramuka Siaga
Semua orang sudah tahu bahwa dalam perkembangan zaman saat ini,
pendidikan karakter sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Terutama
pembelajaran anak sekolah dasar yang pada dasarnya sedang mengalami
perkembangan kecerdasan secara pesat baik emosional maupun intelektualnya. Oleh
karena itu, untuk menanggulangi adanya pengaruh yang negatif dalam perkembangan
kecerdasannya dibutuhkan suatu pendidikan karakter yang tepat.
Pramuka sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar dapat
menjadi sarana seorang guru untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang berpengaruh
dalam pendidikan karakter siswanya. Karena kegiatan belajar mengajar saat ini lebih

21

mengedepankan peningkatan kecerdasan siswa dalam menguasai materi pembelajaran
dan kurang mengedepankan dalam pendidikan karakter siswanya. Melalui kegiatan
pramuka tersebut diharapkan siswa sekolah dasar dapat terdidik karakternya menuju
ke arah yang lebih positif dan dapat menerapkan nilai nilai luhur kepramukaan dalam
kehidupan sehari. Oleh karena itu kegiatan pramuka di sekolah dasar dapat menjadi
suatu sarana dalam mendidik karakter siswa.
Pendidikan karakter lebih mudah diberikan pada usia dini, hal ini akan mudah
diterima dan tersimpan dalam memori anak, akan membawa pengaruh pada
perkembangan watak dan pribadi anak hingga dewasa. Dalam dunia kepramukaan
anak usia dini termasuk ke dalam kategori pramuka siaga.
Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihayati dengan mengenal dan
memahami sifat, karakternya baik yang positif maupun yang negatif. Disamping itu
ciri-ciri anak usia siaga yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan dan
perkembangan antara lain:
1. Jasmani: aktif bergerak, belum dapat menguasai diri, keseimbangan motorik
masih perlu dilatih.
2. Rohani: pancainderanya merupakan alat penemu khayalan dan fantasinya besar,
ingin menemukan yang baru
3. Social: berpusat pada diri sendiri, belum menemukan “akunya”, suka meniru
walaupun ramai-ramai dan sebagainya
Perkembangan kejiwaan anak usia siaga perlu dihadapi dengan mengenal dan
memahami sifat-sifat dan karakteristiknya, antara lain:
1. yang positif
a. suka bermain, bergerak dan bekerja
b. suka meniru, senang mengkhayal

22

c. suka menyanyi, gemar mendengar cerita
d. suka bertanya, ingin tahu, ingin mencoba
e. suka pamer, suka disanjung, senang kejutan
f. spontan, lugu, polos, mudah kagum dan suka humor
g. bersenda gurau, gemar berlomba dan bersaing
h. gemar membanding-bandingkan
i. selalu mencari hal-hal yang baru, cepat bosan dan lain-lain.
2. yang negatif
a. labil, emosional, egois
b. manja, mudah putus asa
c. sensitif, rawan, mudah kecewa
d. kurang perhitungan, tidak mau mengalah
e. kurang peduli kebersihan jasmaninya
f. masih malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain
Bermain adalah dunia anak-anak seusia pramuka siaga, bermain sebagai
proses pendidikan, merupakan alat utama pembinaan pramuka siaga dimana mereka
dengan riang dan gembira penuh semangat dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri
dalam kegiatan permainan. Giat bermain berarti giat dalam proses pendidikan.
Pramuka siaga merupakan peserta didik golongan pertama dalam gerakan
pramuka sebagai bibit awal yang kelak diharapkan bertunas dan berkembang dengan
baik melalui kepramukaan. Dengan demikian usia siaga merupakan pembentukan
sebagai modal dasar yang ditujukan pada prilaku yang diharapkan, dari itu semua
maka pola yang sebaiknya dikembangkan adalah pemberian adab “adibuhum” atau
peraturan (regulasi). Karena dalam usia Siaga inilah saatnya untuk mengembangkan
kecerdasan sosial anak.

23

Dengan bermain

anak dapat mengembangkan

sikap sosial,

belajar

berkomunikasi, belajar berorganisasi, belajar menghargai orang lain, belajar mencapai
keharmonisan dan kompromi dengan orang lain. Anak juga akan tumbuh menjadi
orang dewasa yang utuh, sehat jiwa dan bahagia. Tanpa unsur bermain yang
menyenangkan dan bergerak, ia akan tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang
tegas, stres, dan neurotik.
As’adi Muhammad (2010: 132-134) menguraikan manfaat bermain.
Permainan bagi anak adalah suatu aktifitas yang sangat disukai, dan memberikan
dukungan yang sangat baik dalam menerima pelajaran/ latihan. Melalui permainan
anak akan mengalami rasa bahagia. Melalui perasaan suka cita, saraf/neuron di otak
anak saling berkoneksi secara cepat guna membentuk suatu memori baru. Itulah yang
membuat anak mudah belajar sesuatu melalui permainan. Aktivitas bermain akan
membuatnya mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya dan mengenal jati
dirinya. Kegiatan bermain merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang
di berbagai bidang kehidupannya, seperti fisik, intelektual, emosi dan social.
C. Contoh dan dampak dalam kehidupan sehari-hari
Pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam
kegiatan sehari-hari yang sejalur dengan dasa dharma yaitu melalui hal-hal berikut,
contohnya upacara pada setiap kali akan melakukan latihan dapat menumbuhkan rasa
nasionalisme yang tinggi, beribadah / sholat bersama, berdoa waktu mulai dan selesai
pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, orang tua, atau teman, itu merupakan
pengamalan dari dasa dharma pertama. Membuang sampah pada tempatnya, penuh
kasih sayang, perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan pengamalan
dari dasa dharma ke dua, tidak berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, tidak
berkelahi, tidak memalak, berlaku sopan merupakan dampak pengamalan dasa

24

dharma ketiga, memperoleh nilai tinggi, memperoleh prestasi dalam olah raga atau
kesenian pengamalan dasa dharma ke enam, menolong orang lain tanpa pamrih
pengamalan dasa dharma ke lima, berani menentang atau mengoreksi perilaku teman
yang tidak terpuji dampak pengamalan dasa dharma ke delapan, datang tepat pada
waktunya, bekerja keras dampak bentuk pengamalan dasa dharma ke sembilan, dan
lain-lain.
Gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai
peranan besar dalam pendidikan karakter generasi muda. Pendidikan karakter dari
Pramuka diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan di alam terbuka. Sehingga
kegiatan Pramuka menjadi menarik dan menyenangkan. Tetapi tetap berpegang teguh
pada metode kepramukaan. Kegiatan-kegiatan menarik dalam pramuka yang berada
di alam terbuka misalnya yaitu:bernyanyi, wide game, berkemah, menjelajah, dan api
unggun dll.
Semua kegiatan kepramukaan sangat memberi manfaat bagi pendidikan
karakter peserta didik. Peserta didik dapat bekerja sama satu sama lain dalam
memecahkan persoalan ketika ia sedang dalam situasi yang sulit, mempunyai jiwa
tolong menolong, menambah keberanian dan percaya diri, dan pramuka juga dapat
melatih peserta didik untuk menjadi pribadi yang lebih berdisiplin. Oleh karena itu
kegiatan pramuka di sekolah dasar sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter
siswa sekolah dasar.

25

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, dari uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa:
1. Pendidikan karakter saat ini memang harus segera dilakukan, mengingat
perkembangan masyarakat yang berjalan. Karakter budaya Indonesia yang sudah
dikagumi bangsa lain jangan sampai pupus oleh gesekan mental generasi muda
yang lebih menyenangi budaya asing. Namun dengan budaya asing yang masuk
ke Indonesia justru menjadi motivasi untuk lebih mencintai budaya bangsa
sendiri. Untuk itu pendidikan karakter sudah tidak bisa di tunda lagi.
2. Gerakan Pramuka adalah suatu wadah atau tempat dilaksanakannya proses
Pendidikan Kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab
orang dewasa yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga
dalam bentuk kegiatan yang menantang dan menarik minat kaum muda yang
disesuaikan dengan usia, perkembangan jasmani dan rohani, serta jenis kelamin
peserta didik, yang dilakukan di alam terbuka dengan berpedoman pada Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan sebagai ciri khas yang
membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan pendidikan lainnya.

26

B. Saran
Pendidikan karakter tidak akan tercapai kepada siswa kalau wahana tidak
sesuai dan dalam penyampainya (gurunya) belum tertanam nilai karakter tersebut,
karena sesungguhnya pembentukan karakter itu bukan hanya setahun atau dua tahun
tapi lima bahkan puluhan tahun bisa muncul karakter yang terbentuk dari proses
pembelajaran, yang pada giliranya nanti akan menjadi kebudayaan, sehingga
merupakan sebuah keniscayaan jika semua guru dan kepala sekolah ditanamkan
karakter dan budaya bangsa itu melalui pendidikan ke-pramukaan.

27