MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA AIR

MAKALAH
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA AIR

NAMA

: MUHAMAT SOLEH HIDAYATULOH KAROUW

NIM

: 16023011

BETSI ROOROH
POLI TEKNIK NEGERI MANADO
2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan baik.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak terutama Bapak
Syukron sebagai guru mata pelajaran fisika yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca agar nantinya makalah ini akan menjadi
lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang Pembangit Listrik Tenaga
Air ini dapat memberikan manfaat baik untuk penulis ataupun pembaca.

Daftar isi

 Kata pengatar
 Daftar isi
 Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
 BAB II
PENBAHASAN

1.

Pengertian PLTA

2. Prinsip PLTA dan konversi energi
3. Defenisi PLTA
4. Prinsip Kerja pada PLTA
5.

Komponen Dasar PLTA

6.

Jenis PLTA

7.

Waduk

8.


Klasifikasi PLTA

9.

Jenis Turbin Air

 BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu sumber
energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi
pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara.
Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan
air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain

digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik.
Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan potensi
air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan untuk menciptakan
energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya
produksi yang murah pada listrik di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah
satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih
ada pula beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik
tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n b a n t u a n t u r b i n a i r )
d a n d a r i e n e r g y mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas
PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau samadengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar
orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan
air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk diketahui oleh
para mahasiswa sebagai modal awal untuk kedepannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan PLTA?

2. Bagaimana sebuah PLTA bisa beroperasi?
3. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
4. Siapa sasaran dari pembangunan PLTA?
5. Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun PLTA?
6. Apakah dampak dari pembangunan PLTA?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.
3.

Dengan

membahas

pembangunan

PLTA,

kita


bisa

mengetahui

faktor

penting

PLTA dan dampak bagi masyarakat sekitar.

BAB II
PEMBAHASAN

dalam

1. Pengertian PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator)
Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari

dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir
akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama tetap
stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial
(dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari
energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai
Daerah

Aliran

Sungai

(DAS)

yang

potensial

sebagai


sumber

air

untuk

memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut,
perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat penampungan air,
beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan perhitungan besar air yang
akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk menggerakkan turbin sebagai penggerak
sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan untuk dimiliki, dengan demikian
kontrol terhadap air yang masuk maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA
tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air
maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi
sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar
barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh
lebih 1 milyar orang.

Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan
tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah
tersebut.

c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.

2. Prinsip PLTA dan konversi energi
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis
dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan
adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi
energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa
dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air
(head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan
perubahan energi, yaitu:
a.


Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat
adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)

b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)

c.


Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya
energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya
energi mekanis.
dirumuskan: Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)

d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik
sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

3. Defenisi PLTA

PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan bertujuan merubah
(konversi) energi potensial air menjadi energi listrik. Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada
sekitar 675.000 MW

Komponen Utama PLTA beserta Fungsinya
1. Bendungan

Bendungan merupakan bagian komponen dari Pembangki Listrik Tenaga Air yang berfungsi
untuk menampung air dalam jumlah besar dan untuk menciptakan tinggi jatuh air agar tenaga
yang dihasilkan juga besar. Selain itu bendungan juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
2.

Turbine

Turbin merupakan komponen yang sangat penting pada Pembangkit Listrik Tenaga Air. Turbin
berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air yang jatuh akan mendorong balingbaling sehingga menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator.
Turbin air kebanyakan bentuknya seperti kincir angin.

3.

Generator

Generator merupakan komponen yang terhubung dengan turbin dimana generator akan
menghasilkan energi listrik. Generator bekerja seperti halnya generator lain yang ada di PLTA
ataupun generator pembangkit lainnya, yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik
sesuai dengan karakteristik yang dipasokkan.
4.

Jalur Transmisi

Berfungsi mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.

4.
1.

Prinsip Kerja pada PLTA
Bendungan
Bendungan berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air.

Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energy.
2.

Turbine

Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air
kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar
baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik

yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Adapun jenis-jenis dari turbin sesuai
dengan cara kerjanya yaitu sebagai berikut:
a)

Turbin Impuls

Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya
adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika
masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozzle yang
mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan
aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan
berputar.
b)

Turbin Pelton

Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station. Turbin pelton merupakan turbin
impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang
disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nosel.
Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah
turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang
simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu
dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang
besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter
pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin Pelton untuk pembangkit skala
besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah
mencukupi.
c)

Turbin Turgo

Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo
merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozzle membentur sudu
pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya
dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total
sekaligus menurunkan biaya perawatan.

d)

Turbin Crossflow

Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang
merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan
yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec
hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m. Turbin Zcrossflow menggunakan nozle persegi
panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu
sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur
sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan
turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
e)

Turbin Reaksi

Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu
sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan
prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam
air dan berada dalam rumah turbin.
f)

Turbin Francis

Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan
tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan
sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad
turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang
dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu
pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
g)

Turbin Kaplan & Propeller

Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari
propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu.
3.

Generator
Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin

berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari
turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit

listrik lainnya.
Generator mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Tergantung pada karakteristik
jaringan yang dipasok, produsen bisa memilih antara: Generator sinkronus yang dilengkapi
dengan sistem eksitasi DC (rotasi atau statis) yang terkait dengan regulator tegangan, untuk
memberikan tegangan, frekuensi dan control sudut fase sebelum generator disambungkan ke
jaringan dan memasok energi reaktif yang diperlukan oleh sistem tenaga ketika generator telah
disambungkan ke jaringan.
Generator ansinkronus adalah motor induksi sederhana yang tidak menggunakan pengaturan
voltage dan berjalan pada kecepatan yang secara langsung terkait dengan frekuensi sistem.
Mereka menarik arus eksitasinya dari jaringan, sehingga menyerap energi reaktif dari
magnetismenya sendiri. Efisiensi generator ansinkronus adalah 2 sampai 4 per sen di bawah
efisiensi generator sinkronus selama seluruh kisaran operasi. Secara umum, ketika daya melebihi
5000 kVA maka generator sinkronus perlu dipasang. Tegangan kerja dari generator bervariasi
sesuai dengan dayanya. Tegangan pembangkitan standard adalah 380 V atau 430 V sampai
dengan 1400 kVA dan 6000/6600 untuk pembangkit yang lebih besar. Pembangkitan pada
tegangan 380 V atau 430 V memungkinkan penggunaan transformer distribusi strandard sebagai
transformer saluran keluar dan penggunaan arus buatan untuk memasok ke dalam sistem daya
pembangkit.
h)

Jalur Transmisi

PLTA umumnya terletak jauh dari tempat-tempat di mana tenaga listrik itu digunakan atau pusatpusat beban ( load contres). Karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan melalui
kawat-kawat atau saluran transmisi. Karena tegangan generator pada umumnya rendah, antara 6
KV sampai 24 KV, maka tegangan ini biasanya dinaikkan dengan pertolongan transformator
daya ke tingkat tegangan yang lebih tinggi antara 30 KV sampai 500 KV (di beberapa negara
maju bahkan sudah sampai 1000 KV).
Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini,selain untuk memperbesar daya hantar dari saluran yang
berbanding lurus dengan kuadrat tegangan,juga untuk memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh
tegangan pada saluran. Sudah jelas, dengan mempertinggi tegangan tingkat isolasi-pun harus
lebih tinggi, dengan demikian biaya peralatan juga tinggi.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-tama dilakukan pada gardu induk
( GI ), di mana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah misalnya : dari 500 KV ke

150 KV atau dari 150 KV ke 70 KV. Kemudian penurunan kedua dilakukan pada gardu induk
distribusi dari 150 KV ke 20 KV atau dari 70 KV ke 20 KV.

5. Komponen Dasar PLTA
Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan
air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
a. Turbin
b. Generator
c. Travo
d. Bendungan

6. Jenis PLTA
a.

PLTA jenis terusan air (water way)

Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak
kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.

b. PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai, pembuatan
bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna
membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listrik.
c.

PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

7. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan.
Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.

8. Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
a. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air,
irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga
listrik.
b. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip
dasar

hidraulika

saat

perencanaannya.

Ada

empat

jenis

pembangkit

yang

menggunakan prinsip ini.
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan
permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang
mempunyai banyak unit.
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan
ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa
kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan
normal.
e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di
pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran
berupa tanggul.
f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
i.

Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan

ii.

Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan

iii.

Kapasitas menengah PLTA sampai dengan

: 100 kW

: 1000 kW
: 10000 kW

iv.

Kapasitas tertinggi diatas

: 10000 kW

g. Berdasarkan ketinggian tekanan air
i.

PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari

:dibawah 15 m

ii.

PLTA dengan tekan air menengah berkisar

iii.

PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar

:71 m – 250 m

iv.

PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi

:diatas 250 m

:15 m – 70 m

h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi pembangkit
listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk
penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur jalannya air
dari kolam penyimpanan itu.

9. Jenis Turbin Air
a. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin
dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai
baling-baling dari kipas angin.
b. Turbin Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi
terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air
menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga
turbin Francis jugadisebut sebagai turbin reaksi.
c. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air
turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai
turbin impuls.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.
Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan
pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian
banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume
efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh
air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan
seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar balingbaling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke
generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak
banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo
step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

DAFTAR PUSTAKA

M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.
Pembangkit Listrik Tenaga Air, 1991. Cet 1. -, Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1995.

Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi

ekonomi. Cet 1. Edisi Kedua/ Revisi- Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UIPress).
http://tumoutou.net/3_sem1_012/b_nababan.htm
http://rafflesia.wwf.or.id/library/admin/attachment/clips/2006-08-02-006-00C4-00104-0904.pdf
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/04/pembangkit-listrik-tenaga-air.html
http://anekasurya.indonetwork.co.id/profile/aneka-surya-com-perakitan-penjualandan-penyedia-pembangkit.htm