LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

  2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

  (LAKIP)

PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

  Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan tahun 2016 ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan.

  Hasil pengukuran kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan ini diharapkan dapat digunakan dalam mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan program kerja serta kegiatan selama tahun 2016. Disamping itu, laporan ini juga berfungsi sebagai sarana bagi Pusat Pelatihan SDM Kesehatan dalam rangka kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders sesuai Peraturan Menpan dan Refomasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporam Kinerja Instansi Pemerintah, juga sebagai sarana evaluasi mandiri (self evaluation) atas pencapaian kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan dalam upaya penyempurnaan kinerja, teruatam dalam hal dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan serta kebijakan kegiatan di tahun mendatang.

  Kami berharap penyusunan LAKIP ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

  Jakarta, 27 Januari 2017 Kepala Puslat SDM Kesehatan, dr. Embry Netty, M.Kes

  NIP 1957111119872001

DAFTAR ISI

  Halaman KATA PENGANTAR i

  DAFTAR ISI ii

  DAFTAR TABEL iii

  DAFTAR GRAFIK iv

  BAB I PENDAHULUAN

  1 BAB II PERENCANAAN KINERJA

  5 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

  8 A. Capaian Kinerja Organisasi

  8 B. Realisasi Anggaran

  16 BAB IV PENUTUP

  27 DAFTAR PUSTAKA

  28 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Pengukuran Kinerja Puslat SDM Kesehatan tahun 2016

  9 Tabel 2. Matrik Target Kinerja Berdasarkan Renstra tahun 2015-2019

  9 Tabel 3. Capaian Kinerja Puslat SDM Kesehatan s/d tahun 2016

  10 Tabel 4. Capaian Kinerja Puslat SDM Kesehatan Berdasarkan RKP

  10 Tabel 5. Efisiensi Anggaran Puslat SDM Kesehatan tahun 2016

  17 Tabel 6. Self blocking Anggaran Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016

  17 Tabel 7. Self blocking Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016 Berdasarkan Output

  17 Tabel 8. Realisasi Puslat SDM Kesehatan Pagu Sebelum Self Blocking

  18 Tabel 9. Realisasi Puslat SDM Kesehatan Pagu Setelah Self Blocking

  18 Tabel 10. Realisasi Puslat SDM Kesehatan Berdasarkan Output

  18 Tabel 11. Realisasi Puslat SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Belanja

  19 Tabel 12. Realisasi Puslat SDM Kesehatan tahun 2010-2016

  19 Tabel 13.Komposisi Capaian Kinerja Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016

  21 Tabel 14.Realisasi Anggaran Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016

  21

DAFTAR GRAFIK

  Halaman Grafik 1. Peta Anggaran Dana Dekonsentrasi Kegiatan Pelatihan SDM Kesehatan Tahun 2016

  11 Grafik 2. Perbandingan Capaian Kinerja berdasarkan Renstra (kumulatif)

  15 Grafik 3. Perbandingan Target Indikator dan Realisasi Tahun 2015 & 2016

  16 Grafik 4. Komposisi Capaian Kinerja Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016

  21 Grafik 5. SDM Puslat SDM Kesehatan Menurut Ruang Kepangkatan/Gol

  23 Grafik 6. SDM Puslat SDM Kesehatan Menurut Pendidikan

  23 Grafik 7. SDM Puslat SDM Kesehatan Menurut Jabatan

  24 Grafik 8. SDM Puslat SDM Kesehatan Menurut Usia

  24 Grafik 9. SDM Puslat SDM Kesehatan Menurut Usia

  25

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Rencana Kinerja Tahunan Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016 Lampiran 2 Perjanjian Kinerja Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016 Lampiran 3 Matriks Target Kinerja Puslat SDM Kesehatan tahun 2016 Lampiran 4 Sertfikat Lembaga Pengakareditasi Diklat Teknis & Fungsional Lampiran 5 Neraca SIMAK BMN Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016 Lampiran 6 Struktur Organisasi Puslat SDM Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Kementerian Kesehatan telah merubah struktur organisasi dan tata kerja Kemenkes dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi

  dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015, dimana terjadi perubahan nomenklatur dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur menjadi Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, kedudukan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan berada dibawah koordinasi Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

  Sebagai pertanggungjawaban Pusat Pelatihan SDM Kesehatan kepada Badan PPSDM Kesehatan atas kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain:

   Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;;

   Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

   Permenpan Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

   Permenkes Nomor: 2416/MENKES/PER/XI/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2016 ini memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari rencana program Pusat Pelatihan SDM Kesehatan yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan.

  Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelatihan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pusat Pelatihan SDM Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis kompetensi dan kebutuhan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan pengendalian mutu pelatihan sumber daya manusia kesehatan;

  2. pelaksanaan di bidang analisis kompetensi dan kebutuhan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan pengendalian mutu pelatihan sumber daya manusia kesehatan; 3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis kompetensi dan kebutuhan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan pengendalian mutu pelatihan sumber daya manusia kesehatan; dan 4. Pelaksanaan administrasi Pusat. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, berdasarkan struktur organisasi Pusat Pelatihan SDM Kesehatan dibagi menjadi:

1. Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan

  Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang analisis kompetensi dan pemetaan kebutuhan pelatihan sumber daya manusia kesehatan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan menjalankan fungsi:

  a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis kompetensi dan pemetaan kebutuhan pelatihan b. penyiapan pelaksanaan di bidang analisis kompetensi dan pemetaan kebutuhan pelatihan sumber daya manusia kesehatan.

  Adapun Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan terdiri atas:

a. Subbidang Analisis Kompetensi; dan b. Subbidang Pemetaan Kebutuhan Pelatihan.

2. Bidang Pengembangan Pelatihan

  Bidang Pengembangan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengembangan pelatihan sumber daya manusia kesehatan. Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Pengembangan Pelatihan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan pelatihan teknis dan fungsional sumber daya manusia kesehatan; dan b. penyiapan pelaksanaan di bidang pengembangan pelatihan teknis dan fungsional sumber daya manusia kesehatan. Adapun Bidang Pengembangan Pelatihan terdiri atas:

a. Sub Bidang Pengembangan Pelatihan Teknis, dan b. Sub Bidang Pengembangan Pelatihan Fungsional.

3. Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan

  Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengendalian mutu pelatihan.

  Dalam menjalankan tugasnya, Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan menjalankan fungsi sebagai berikut: a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang akreditasi pelatihan dan institusi pelatihan; dan b. penyiapan pelaksanaan di bidang akreditasi pelatihan dan institusi pelatihan.

  Adapun Bidang Pengendalian Mutu Pelatihan terdiri atas:

  a. Sub Bidang Akreditasi Pelatihan, dan

  b. Sub Bidang Akreditasi Institusi

4. Sub Bagian Tata Usaha

  Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta kerumahtanggaan Pusat.

  Struktur Organisasi Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Berdasarkan Permenkes 64 tahun 2015

  Puslat SDM Kesehatan

  Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan Pelatihan

  Bidang Pengembangan Pelatihan Bidang

  Pengendalian Mutu Pelatihan Sub. Bid. Analisis Kompetensi

  Sub Bid Pemetaan Kebutuhan Sub.Bid Pengembangan

  Pelatihan Teknis Sub.Bid Pengembangan Pelatihan

  Sub. Bid Akreditasi Pelatihan Sub. Bid Akreditasi Institusi Pelatihan

  Sub. Bagian Tata Usaha

  Jabatan Fungsional

BAB II PERENCANAAN KINERJA Indikator Pusat Pelatihan SDM Kesehatan yang tercantum di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019

  “ Jumlah aparatur yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi sebanyak (kumulatif)”, sedangkan tujuan Pusat Pelatihan

  SDM Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu adalah meningkatnya kualitas aparatur kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan yang bermutu. Sasaran Strategis Pusat Pelatihan SDM Kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2015- 2019 adalah : a) Tersedianya Peta dan Rencana Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

  Kesehatan dalam setiap tahapan Rencana Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kesehatan berdasarkan kajian kebutuhan pelatihan.

  b) Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kesehatan dalam setiap tahapan Rencana Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kesehatan.

  c) Terbinanya semua institusi pendidikan dan pelatihan, penyelenggara diklat lainnya, tenaga pelatih, serta tenaga kependidikan dan pelatihan secara periodik.

  d) Tersedianya sumber daya pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan, baik pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang sesuai standar, teralokasi dengan benar, dan dimanfaatkan secara optimal dan akuntabel.

  e) Berkembangnya pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  f) Menguatnya jejaring antar berbagai pemangku kepentingan baik pada tingkat daerah, nasional maupun internasional dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan aparatur kesehatan.

  g) Termanfaatkannya instalasi kajian kompetensi aparatur kesehatan dalam pengembangan pendididikan dan pelatihan yang berdampak terhadap karier aparatur kesehatan. Trilateral meeting ke- 2 di tahun 2015 antara Bappenas-Kementerian Keuangan- Kementerian Kesehatan telah menghasilkan dokumen kesepakatan pertemuan tiga pihak tersebut dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian/Lembaga tahun 2016, dokumen tersebut menghasilkan revisi sasaran dan indikator pelatihan dan menghasilkan rencana kinerja tahun sebagai berikut:

  Rencana Kinerja Tahunan

  Pada tahun 2016, rencana kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan sesuai RKT dan merupakan indikator kinerja kegiatan adalah seperti tabel di bawah ini:

  

Rencana Kinerja Tahunan

Tahun 2016

Unit Eselon II : Pusat Pelatihan SDM Kesehatan TAHUN : 2016 NO SASARAN

INDIKATOR TARGET (1) (2) (3) (4) (5)

1 Meningkatnya

  1. Jumlah SDM Kesehatan yang 21.170 Orang pelatihan SDM mendapat sertifikat pada Kesehatan pelatihan terakreditasi

  Perjanjian Kinerja

  Setelah DIPA 2016 diterbitkan, maka penetapan kinerja disesuaikan dengan target yang tercantum dalam dokumen DIPA yaitu sebagai berikut:

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN NO SASARAN

  

(1) (2) (3) (4) (5)

  Meningkatnya Jumlah SDM Kesehatan yang 21.170 Orang 1 pelatihan SDM mendapat sertifikat pada pelatihan Kesehatan terakreditasi

  Jumlah Anggaran Kegiatan : Rp. 53.097.743.000,-

  Perjanjian Kinerja dengan target indikator 21.170 orang dalam pelaksanaanya diperoleh dari penyelenggaraan pelatihan yang diselenggarakan oleh UPT di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan yaitu 3 (tiga) Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) dan 3 (tiga) Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) serta pelaksanaan pelatihan dengan dana dekon di 34 Provinsi di Indonesia dan pelatihan bidang kesehatan yang terakreditasi oleh Puslat SDM Kesehatan yang dilaksanakan oleh pihak Rumah Sakit dan swasta. Pencapaian Indikator jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi didukung oleh:

  1) Dukungan Layanan Manajemen 2) SDM Kesehatan yang dilatih 3) Layanan Perkantoran 4) Perangkat Pengolah Data & Komunikasi 5) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Berdasarkan amanat Peraturan menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 , pada tahun

  2016 Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan pelatihan akan tetapi melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelatihan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  IKK yang tercantum di dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja (Renja) tahun 2016 untuk Pusat Pelatihan SDM Kesehatan adalah Jumlah SDM Kesehatan yang mendapat Sertifikat pada Pelatihan yang terakreditasi sebanyak 21.170 orang. Dalam pelaksanaan pencapaian indikator tersebut, dalam penyelenggaraan pelatihan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan bersinergi dengan UPT di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan yaitu 3 (tiga) Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) dan 3 (tiga) Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) serta pelaksanaan pelatihan dengan dana dekon di

  34 Provinsi di Indonesia. Adapun hasil capaian BBPK dan Bapelkes serta Provinsi melalui dana dekonsentrasi adalah sebagai berikut :

1) BBPK Jakarta

  No ALOKASI REALISASI Anggaran Fisik Anggaran % Fisik (orang) (orang)

  1. Rp. 78.098.972.000 4.984 Rp. 40.934.078.185 52,41 2.720 2) BBPK Ciloto

  No ALOKASI REALISASI Anggaran Fisik Anggaran % Fisik (orang) (orang)

1. Rp. 106.146.558.000 3.986 Rp. 64.833.586.080 61,08% 3.956

  3) BBPK Makassar No ALOKASI REALISASI

  Anggaran Fisik (orang) Anggaran % Fisik (orang)

  1. Rp. 49.913.681.000 2.465 Rp. 32.317.737.036 64.75 2.693 4) Bapelkes Cikarang

  No ALOKASI REALISASI Anggaran Fisik (orang)

  Anggaran % Fisik (orang)

  1. Rp. 53.658.046.000 945 Rp. 24.326.274.731 45,34 945 5) Bapelkes Semarang

  No ALOKASI REALISASI Anggaran Fisik (orang)

  Anggaran % Fisik (orang)

  1. Rp 36.546.146.000 1.077 Rp. 20.645.423.216 56,49 912 6) Bapelkes Batam

  No ALOKASI REALISASI Anggaran Fisik (orang)

  Anggaran % Fisik (orang)

  1. Rp. 41.280.366.000 1.929 Rp. 29.693.998.503 71.93 1.913

7) Dana Dekonsentrasi di 34 Provinsi

  1 DKI Jakarta 360 270 75 1.073.340.000 1.053.482.200

  76.61

  89.41

  8 Sumatra Barat 570 240 42.11 880.976.000 787.700.500

  85.35

  7 Sumatra Utara 1.215 723 59.51 3.244.694.00 2.769.435.255

  77.64

  6 NAD 570 214 37.54 1.517.252.000 1.177.966.000

  5 Jawa Timur 1.020 835 81.86 3.303.271.000 2.530.488.140

  98.15

  83.68

  4 DI Yogyakarta 660 210 31.82 833.853.000 697.727.676

  86.80

  3 Jawa Tengah 1.440 1102 66.67 3.899.894.000 3.385.092.022

  83.15

  N o Provinsi Target Capaian % Alokasi Realisasi %

  2 Jawa Barat 1.320 266 20.15 1.164.430.000 965.710.000

  9 Riau 450 90 20 772.300.000 641.574.100

  87.82

  24 Nusa Tenggara Timur 365 155 42.47 1.119.734.000 976.120.700

  87.17

  25 Papua 270 88 32.59 1.996.559.000 1.223.078.600

  61.26

  26 Bengkulu 420 150 47.62 945.941.000 660.140.450

  69.79

  27 Maluku Utara 150 90 60 775.060.000 704.930.000

  90.95

  28 Banten 330 324 98.18 2.047.532.000 1.933.152.000

  94.41

  29 Bangka Belitung 150 60 40 416.886.000 366.119.400

  30 Gorontalo 144 90 62.5 776.057.000 719.716.800

  23 Nusa Tenggara Barat 540 150 27.78 853.321.000 776.871.000

  92.69

  31 Kepulauan Riau 150 90 60 648.085.000 636.631.200

  98.23

  

32 Papua Barat 150 87 58 1.906.999.000 1.909.999.000 100

  33 Sulawesi Barat 150 87 58 684.232.000 613.658.700

  89.69

  34 Kalimantan Utara

  80 TOTAL 18.164 9.290 48.857.518.000 42.128.689.858

  86.4 Dalam mencapai target pelatihan dengan menggunakan dana dekonsentrasi

  tersebut, berdasarkan hasil monitoring evaluasi (monev) serta diperoleh dari

  feedback pengelola program di provinsi terhadap pelaksanaan program pelatihan

  91.04

  95.17

  83.07

  98.69

  10 Jambi 548 230 41.97 864.534.000 849.120.100

  98.22

  11 Sumatra Selatan 660 540 81.82 2.879.294.000 2.335.769.980

  81.12

  12 Lampung 1.020 570 55.88 2.230.782.000 1.950.009.600

  87.41

  13 Kalimantan Barat 510 150 29.41 772.785.000 742.925.067

  96.14

  14 Kalimantan Tengah 390 270 69.23 2.179.266.000 1.772.587.868

  81.34

  15 Kalimantan Selatan 576 180 31.58 645.800.000 637.313.900

  16 Kalimantan Timur 390 87 22.31 783.342.000 599.039.300

  22 Bali 510 240 47.06 947.162.000 901.430.200

  76.47

  17 Sulawesi Utara 576 180 31.25 1.319.820.000 1.248.268.000

  94.58

  18 Sulawesi Tengah 570 300 52.63 1.565.132.000 1.560.788.400

  99.72

  19 Sulawesi Selatan 914 908 99.34 3.523.430.000 3.037.846.107

  86.22

  20 Sulawesi Tenggara 642 204 31.78 1.219.287.000 1.086.902.000

  89.14

  21 Maluku 360 116 32.22 1.069.018.000 888.116.400

  83.08

  dengan menggunakan dana dekosentrasi, berikut adalah review serta masukan yang diperoleh: 1) Provinsi mengalami keterlambatan turunnya DIPA, SK PPK dan Bendahara, ditambah adanya anggaran yang masih di blokir sehingga pelaksanaan pelatihan menjadi bergeser dan merubah rencana pelaksanaan kegiatan yang sudah dibuat. 2) Beberapa provinsi lebih mengutamakan melaksanakan kegiatan yang bersumber dana APBD . 3) Koordinasi dan komunikasi antara Dinas Kesehatan dengan Bapelkes Daerah perlu ditingkatkan terkait kebijakan pelaksanaan pelatihan.

  4) Dari 34 Provinsi , hanya 1 (satu) provinsi yang tidak dapat melaksanakan pelatihan dengan dana dekon yaitu Kalimantan Utara, dikarenakan terbatasnya sumber daya. 5) Pelatihan prioritas Keluarga Sehat berhasil dilaksanakan di 9 (sembilan) provinsi dengan capaian 82.32%, semua provinsi yang ditunjuk berhasil melaksanakan pelatihan Keluarga Sehat hanya volume pelatihan tidak mencapai target, dari 5.000 orang yang ditargetkan tercapai 4.116 orang. 6) Pelaksanaan Pelatihan Manajemen Puskesmas menunggu revisi kurikulum dan modul pelatihan yang baru selesai di bulan Juli 2016, dan pelaksanaan ToT nya berlangsung di akhir Agustus sehingga ketika provinsi baru akan melaksanakan pelatihan tersebut sudah terbentur kebijakan efisiensi, sehingga banyak provinsi yang tidak dapat melaksanakan pelatihan Manajemen Puskesmas. Dari target 2.207 orang hanya tercapai 893 orang (40.46%). 7) Kebijakan efisiensi anggaran berdampak pada tidak terlaksananya beberapa pelatihan yang sudah direncanakan dan dianggarkan, pagu awal dana dekonsentrasi di kegiatan pelatihan SDM kesehatan adalah Rp. 99.678.757.000, dengan total efisiensi adalah Rp. 50.821.239.000, dari sisa anggaran yang telah diefisiensi, realisasi yang berhasil dicapai oleh provinsi adalah 86% yaitu sebesar Rp. 42.128.686.858, Capaian tersebut dapat tergambar dalam grafik dibawah ini:

  Grafik 1 Peta Anggaran Dana Dekonsentrasi Kegiatan Pelatihan SDM Kesehatan

  Tahun 2016

  99.678.757.000 100.000.000.000 80.000.000.000 50.821.239.000

  45.857.518.000 42.128.686.858 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 Pagu Awal Efisiensi Pagu setelah Realisasi

  Efisiensi

  8) Terdapat 9 (sembilan) jenis pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan dana dekonsentrasi pada tahun 2016, target dan capaian dapat dilihat dari tabel berikut:

  8 Manajemen Posyandu bagi Kader 1.820

  Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2016 yang telah ditandatangani oleh Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan dan Kepala Badan PPSDM Kesehatan dimana sasarannya adalah meningkatnya pelatihan SDM Kesehatan dengan indikator kinerja Jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi. Indikator tersebut diperoleh dari sertifikat pelatihan terakreditasi yang dikeluarkan oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan.

  TOTAL 18.164 9.290 51.15

  1.360 715 52.57

  9 Sanitasi Makanan Minuman pada Penyelenggara Makanan

  4.73

  86

  7 Surveilans dalam mendukung Advokasi Kesehatan 2.030 1.497 73.74

  

No Pelatihan Target Capaian %

  6 Promosi Kesehatan bagi Kader 1.815 847 46.67

  5 Manajemen Kesehatan bagi Pengelola Poskestren 1.290 177 13.72

  4 Bantuan Hidup dasar bagi Masyarakat Awam 1.430 209 14.62

  3 Petugas Pemeriksa Kesehatan Jamaah Haji (PPKJH) 1.200 661 55.08

  2 Manajemen Puskesmas 2.207 893 40.46

  1 Keluarga Sehat 5.000 4.116 82.32

  Pengukuran kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tahun 2016 dapat diurakan pada tabel 1 dibawah ini:

  Tabel 1. Pengukuran Kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan

  Tahun 2016 KEGIATAN

  Persentase Rencana

  Pencapaian tingkat Sasaran Indikator Kinerja Satuan Realisasi tingkat capaian

  Capaian (target)

  (target)

  1

  2

  3

  4

  5

  6 Jumlah SDM Meningkatnya Kesehatan yang

  34.142 pelatihan SDM mendapat sertifikat orang 21.170 161% Kesehatan pada pelatihan terakreditasi Jumlah Anggaran Kegiatan tahun 2016 : Rp. 51.370.149.000,- Jumlah Realisasi Anggaran kegiatan tahun 2016 : Rp. 27.668.102.080,- (53.86%)

  Dari Tabel 1 diatas, capaian kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Tahun 2016 terhadap target tahun ini mencapai 161%, didapat dari jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi. Berdasarkan sasaran yang tercantum dalam Rencana strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 dimana sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pendidikan dan pelatihan aparatur dan Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah aparatur yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi sebanyak 45.000 orang (kumulatif selama 5 tahun). Pada tabel 2 dijelaskan lebih lanjut terkait matrik target kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan yang tercantum pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 dibawah ini:

  Tabel 2 Matrik Target Kinerja Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 N Program/ Sasaran Indikator Cara Perhitungan Baseline TARGET o kegiatan

  (2014) 2015 2016 2017 2018 2019

1 Pendidikan & Meningkatnya Jumlah aparatur 5.000 9.000 18.000 27.000 36.000 45.000

  Berdasarkan jumlah Pelatihan pendidikan & yang mendapat sertifikat yang diterbitkan untuk Aparatur pelatihan sertfikat ada peserta pelatihan yang aparatur pelatihan yang telah mengikuti terakreditasi pelatihan terakreditasi (kumulatif)

  Bila capaian kinerja Puslat SDM Kesehatan tahun 2016 disandingkan terhadap Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 maka diperoleh capaian sebagai berikut:

  Tabel 3 Capaian Kinerja sampai dengan Tahun 2016 Terhadap Renstra 2015-2019 KEGIATAN

  Persentase tingkat capaian Pencapaian Rencana tingkat (target) Renstra Realisasi

  Sasaran Indikator Kinerja Satuan s/d 2016 (kumulatif) Capaian (target) (kumulatif)

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Meningkatnya Jumlah aparatur yang orang 18.000 44.736 248% Pendidikan dan mendapat sertifikat Pelatihan pada pelatihan Aparatur terakreditasi

  Capaian kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tahun 2016 terhadap target Renstra tahun 2015-2019 mencapai 248%, hal ini diperoleh dari total capaian yang diperoleh di tahun 2015 (10.594) dan total di tahun 2016 (34.142) yaitu 44.736 terhadap total kumulatif target Renstra sebesar 18.000 orang sampai dengan tahun 2016, dimana per tahunnya target yang ingin dicapai sebesar 9.000 orang. Capaian tahun 2016 didapat dari jumlah pelatihan yang diselenggarakan di UPT (BBPK dan Bapelkes) dan di provinsi dengan menggunakan dana dekonsenstrasi dan pelatihan yang diselenggarakan unit program, swasta dan rumah sakit.

  Grafik 2 Perbandingan Capaian Indikator terhadap Renstra

  Tahun 2015-2016 (kumulatif)

  44.736 45.000 40.000 35.000

  18.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000

  Target Capaian

  Dalam Trilateral meeting ke-2 di tahun 2015 antara Bappenas-Kementerian Keuangan-Kementerian Kesehatan menghasilkan kesepakatan dokumen dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang kemudian dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tahun 2016, dimana didalamnya terdapat revisi terhadap sasaran dan indikator pelatihan sebagaimana diuraikan dalam tabel dibawah ini:

  Tabel 4 Capaian Kinerja Tahun 2016 Terhadap Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016

  KEGIATAN Persentase tingkat capaian Pencapaian

  (target) Rencana Rencana tingkat Sasaran Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian (target) Kerja Pemerintah

  Th 2016

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Meningkatnya Jumlah SDM Kesehatan orang 21.170 34.142 161% Pelatihan SDM yang mendapat Kesehatan sertifikat pada pelatihan terakreditasi Dari tabel diatas tergambar bahwa bila disandingkan dengan target berdasarkan Rencana Kerja Tahunan tahun 2016 maka diperoleh capaian sebesar 161% dimana angka 34.142 diperoleh dari jumlah SDM Kesehatan yang mendapat pelatihan terakreditasi baik dari pelatihan yang diselenggarakan di UPT (BBPK dan Bapelkes), di provinsi dengan dana dekon maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh swasta (yayasan, rumah sakit dan unit program). Perbandingan target dan capaian kinerja di tahun 2015 dan 2016 tergambar dalam grafik dibawah ini:

  Grafik 3 Perbandingan Target Indikator dengan Realisasi Tahun 2015 &2016

  34.142 Tahun 2016

  35.000 30.000 21.170 25.000

  Tahun 2015 20.000 10.594

  9.000 15.000 10.000 5.000

B. Realisasi Anggaran

  Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2016, dimana Kementerian/Lembaga diminta untuk melakukan penghematan dan pemotongan belanja tahun anggaran 2016, serta melakukan identifikasi secara mandiri terhadap program dan kegiatan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran yang akan dihemat dan memastikan anggaran tersebut tidak dapat dicairkan melalui blokir mandiri (self blocking), maka Puslat SDM Kesehatan pada tahun 2016 telah melakukan efisiensi serta self blocking anggaran sebagaimana diuraikan dalam tabel 4 berikut:

  Tabel 5 Efisiensi Anggaran Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016

  No Pagu Awal Efisensi Pagu setelah Efisiensi

  1 Rp. 53.097.743.000 Rp. 1.727.594.000 Rp. 51.370.149.000

  Sedangkan self blocking anggaran secara menyeluruh yang dilakukan di tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 6

  

Self blocking Anggaran Puslat SDM Kesehatan Tahun 2016

No Pagu Efisensi Pagu setelah Self blocking

  1 Rp. 51.370.149.000 Rp. 19.235.241.000 Rp. 32.134.908.000

  Dari anggaran self blocking tersebut bila dirinci lebih lanjut dari hasil pemetaan dan identifikasi tiap program yang dilaksanakan pada tahun 2016, diperoleh rincian anggaran yang telah melewati proses identifikasi dari masing-masing sub bidang berdasarkan kegiatan mana saja yang jika dikaji dengan waktu pelaksanaannya tidak dapat dilaksanakan sampai dengan akhir tahun anggaran, tabel 7 dibawah ini menggambarkan rincian tersebut berdasarkan output:

  Tabel 7

  Self Blocking Anggaran Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Berdasarkan Output Kode Kegiatan Pagu Self Blocking

  2076.028 Dukungan Layanan Manajemen Rp 16.415.945.000 Rp. 5.882.592.000 2076.029 SDM Kesehatan yang Dilatih Rp 31.817.057.000 Rp. 13.352.604.000 2076.994 Layanan Perkantoran Rp 2.500.000.000

2076.996 Perangkat Pengolah Data & Komunikasi Rp 238.045.000 Rp. 45.000

2076.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Rp 399.102.000

  TOTAL Rp. 51.370.149.000 Rp. 19.235.241.000

  Berdasarkan kebijakan self blocking seperti yang telah diuraikan diatas, maka realisasi Puslat SDM Kesehatan tahun 2016 diuraikan ke dalam 2 (dua) pembanding pagu, yaitu pagu awal sebelum dan pagu setelah self blocking, sebagaimana dapat dijelaskan oleh tabel 8 dan tabel 8 dibawah ini:

  Tabel 8 Realisasi Puslat SDM Kesehatan Pagu sebelum Self Blocking

  Pagu Realisasi % Realisasi % (bruto)* Realisasi (netto) Realisasi Rp. 51.370.149.000 Rp. 28.442.401.190

  55.37 Rp. 27.668.102.080

  53.86

  • disclaimer: Realisasi berbasis akrual dan bersifat Bruto

  Tabel 9 Realisasi Puslat SDM Kesehatan setelah Self Blocking

  Pagu Setelah Self Realisasi % Realisasi %

Blocking (bruto)* Realisasi netto Realisasi

  Rp 32.134.908.000 Rp. 28.442.401.190

  88.51 Rp. 27.668.102.080

  86.10

  • disclaimer: Realisasi berbasis akrual dan bersifat Bruto

  Realisasi pada tahun 2016 jika dijabarkan ke dalam masing-masing output maka dapat terihat dalam tabel 10 dibawah ini : Tabel 10

  Realisasi Anggaran Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan Output*

  No Nama Output Output PAGU Realisasi % 1 2076.028

  Rp 16.415.945.000 Rp 8.972.683.818

  56.01 Dukungan Layanan Manajemen 2 2076.029

  Rp 31.817.057.000 Rp 16.183.519.507

  52.60 SDM Kesehatan yang Dilatih 3 2076.994

  Rp 2.500.000.000 Rp 2.277.615.255

  91.10 Layanan Perkantoran 4 2076.996

  Rp 238.045.000 Rp 234.283.500

  98.42 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 5 2076.997

  Rp 399.102.000 Rp 0 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran TOTAL Rp 51.370.149.000 Rp 27.668.102.080

  53.86

  • Disclaimer: Realisasi Berbasis Akrual dan Bersifat Bruto

  Dari tabel 10 diatas dapat tergambar bahwa dari total 5 (lima) output yang akan dicapai di tahun 2016 dalam upaya mendukung pencapaian indikator, hanya ada 1 (satu) output yang tidak dapat terserap dikarenakan belum terbitnya revisi PP 21 tahun 2013 tentang Tarif PNBP di lingkungan Kementerian Kesehatan berakibat tidak ada penerimaan di tahun 2016, sehingga tidak ada penerimaan negara bukan pajak yang dapat digunakan kembali untuk belanja modal. Sedangkan realisasi anggaran menurut jenis belanja terdiri dari belanja barang sebesar Rp 27.433.818.580 atau 53.76% dari pagu anggaran sebesar Rp. 51.032.752.000, sedangkan belanja modal terealisasi sebesar 69.44 % dari pagu anggaran sebesar Rp 337.397.000 . Rincian realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja diuraikan oleh tabel dibawah ini:

  Tabel 11 Realisasi Anggaran Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Tahun 2016 berdasarkan Jenis Belanja

  NO SUMBER DANA ALOKASI REALISASI (Rp) Rp %

  1. Belanja Barang 51.032.752.000 27.433.818.580

  53.76

  2. Belanja Modal 337.397.000 234,283,500 69,44 JUMLAH 51.370.149.000 27.668.102.080

  53.86 Jika realisasi tersebut dibandingkan terhadap realisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan

  Aparatur/Pusat Pelatihan SDM Kesehatan pada 5 (lima) tahun terakhir, maka diperoleh gambaran sebagai berikut: Tabel 12

  Realisasi Anggaran Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Tahun 2010-2016

  Tahun Pagu Anggaran Realisasi % 2012 Rp 70.231.708.000 Rp 48.120.616.354

  68.5 2013 Rp 71.945.238.000 Rp 59.860.565.370

  83.2 2014

  Rp 41.283.464.000 Rp 35.850.947.320

  85.69 2015 Rp 65.905.820.000 Rp 39.697.095.358

  60.23 2016 Rp. 51.370.149.000 Rp 27.668.102.080

  53.86 Pencapaian indikator Pusat Pelatihan SDM Kesehatan didasarkan pada perjanjian kinerja DIPA Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tahun 2016, dimana dari kategori pencapaian fisik sebesar 161% dengan pencapaian realisasi anggaran sebesar 53.86%, namun jika disandingkan dengan pagu setelah selfblocking sebesar 32.134.908.000, maka realisasi Puslat SDM Kesehatan mencapai 86.10%. Dari target indikator Rencana Kerja (Renja) dan tahun 2016 yaitu jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi sebanyak 21.170 orang dengan anggaran sebanyak Rp. 405.127.180.000,- diperoleh pencapaian realisasi fisik sebanyak 34.142 orang (161%), dengan total penggunaan anggaran sebesar Rp. 282.547.886.695 (69,74%).

  Tahun 2016 merupakan tahun pertama bagi Puslat SDM Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan kegiatan pelatihan, akan tetapi sesuai tugas dan fungsi Puslat SDM Kesehatan dalam Permenkes Nomor 64 tahun 2015 diuraikan bahwa Puslat SDM Kesehatan fokus terhadap penyusunan kebijakan teknis terkait penyelenggaraan pelatihan seperti penyusunan Norma, Standar, Peraturan dan Ketentuan (NSPK) serta penyusunan kurikulum dan modul pelatihan dalam upaya mendukung pencapaian indikator kinerja Puslat SDM Kesehatan. Dalam upaya memastikan penyelenggaraan pelatihan sesuai mutu dan standar yang telah ditetapkan, pada tahun 2016 Puslat SDM Kesehatan secara aktif melakukan quality control dan monitoring evaluasi (monev) pelatihan, pada tahun 2016 Puslat SDM kesehatan telah melakukan quality control terhadap 138 pelatihan baik yang dilaksanakan oleh UPT (BBPK dan Bapelkes), Bapelkes daerah melalui dana dekon maupun penyelenggaraan pelatihan oleh pihak swasta (RS dan Yayasan) serta unit program Kementerian Kesehatan.

  Pada tahun yang sama, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan menerima delegasi penuh dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai lembaga diklat pengekreditasi Diklat Teknis dan Fungsional di Kementerian Kesehatan melalui Surat Keputusan Kepala LAN yang merupakan wujud dari pelaksanaan amanat UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan pasal 31 ayat (2) dimana pelatihan tenaga kesehatan harus memenuhi program pelatihan dan tenaga pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan standar kompetensi serta diselenggarakan oleh institusi penyelenggara pelatihan yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan

  Peraturan Perundang-undangan. Berdasarkan delegasi tersebut, Puslat SDM Kesehatan telah melakukan akreditasi terhadap 9 (sembilan) institusi penyelenggara pelatihan di daerah (Bapelkes Daerah). Dalam upaya mendukung indikator kinerja, pada tahun 2016, Puslat SDM Kesehatan berhasil mengakreditasi 201 jenis pelatihan yang terbagi dalam:

  

No Jenis Pelatihan Jumlah Pelatihan

Terakreditasi

  1 Teknis Manajemen

  8

  2 Teknis Upaya Kesehatan 140

  3 Teknis Profesi

  47

  4 Teknis Penunjang Profesional

  2

  5 Fungsional

  4 TOTAL 201

  Total jumlah SDM Kesehatan yang dilatih di tahun 2016 diperoleh dari pelatihan yang diselenggarakan di BBPK, Bapalkes, Bapelkes daerah dengan menggunakan dana dekonsentrasi serta pelatihan lain yang tidak menggunakan APBN namun penyelenggaraan pelatihannya telah terakreditasi dan sertifikatnya dikeluarkan oleh Puslat SDM Kesehatan.

  Rincian komposisi capaian indikator jumlah SDM Kesehatan yang mendapat sertifikat pada pelatihan yang terakreditasi dapat dilihat dalam tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 13

  Komposisi Capaian Kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tahun 2016

  No Penyelenggara Pelatihan Capaian % (orang)

  

1 UPT (BBPK dan Bapelkes) 13.139

  38

  

2 Bapelkes daerah (dana dekon) 9.290

  27.21

  3 Lain-lain ( Unit Program, RS dan Swasta) 11.713

  34.31 TOTAL 34.142 100 Grafik 4 Komposisi Capaian Kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tahun 2016

  13.139 11.713 15.000 9.290 10.000 5.000

  UPT (BBPK dan Dana Dekon Lainnya Bapelkes)

  Secara fisik, pencapaian indikator kinerja telah melewati target, karena anggaran yang tersedia melebihi target 21.170 orang, namun secara penyerapan anggaran kurang dari 80%, hal ini disebabkan karena:

  a. Perubahan nomenklatur Perubahan nomenklatur Puslat SDM Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 dimana berakibat pada proses pencairan penganggaran sehingga DIPA baru dapat dilaksanakan pada bulan Maret 2016 serta tiap sub bidang masih dalam tahap koordinasi dengan tugas dan fungsi yang baru.

  b. Revisi PP terkait PNBP Belum adanya keputusan terkait revisi PP No tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kementerian Kesehatan berakibat tidak dapat terealisasinya anggaran yang terkait dengan PNBP, yaitu sebesar Rp. 554.542.000 c. Revisi POK

  Adanya revisi DIPA sebanyak 3 (tiga) kali (Maret, Juli dan Oktober) dan revisi terakhir terbit pada triwulan IV (Oktober 2016), sehingga hal ini mempengaruhi dalam proses dan jadwal pelaksanaan kegiatan.

  d. Kebijakan Efisiensi , Refocusing dan Self blocking TA 2016 Adanya kebijakan pemerintah terkait efisiensi dan refocusing anggaran yang terjadi sampai dengan 3 (tiga) kali di tahun 2016. Pada periode efisiensi jilid II,

  Puslat SDM Kesehatan melakukan efisiensi sebesar Rp. 1.727.594.000. Kebijakan efisiensi tersebut tidak hanya berakibat pada pengurangan anggaran tetapi juga pengurangan volume output di masing-masing Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) dan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) sehingga Puslat SDM Kesehatan melalui Kepala Badan PPSDM Kesehatan mengirimkan surat permohonan persetujuan pengurangan volume output kepada Menteri Kesehatan yang kemudian telah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan.

  Dari segi Sumber Daya yang digunakan oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan dalam mencapai target indikator kinerja adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

  Rincian Sumber Daya Manusia (SDM) Pusat Pelatihan SDM Kesehatan per Desember 2016, sebagai berikut:

a. Menurut golongan ruang/kepangkatan:

   : 17 orang Golongan IV

   : 63 orang Golongan III

   : 15 orang Golongan II

   : 1 orang Gol I

  Grafik 5 SDM Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Menurut Golongan Ruang/ Kepangkatan

  1% 18% 15% Golongan I Golongan II Golongan III 66% Golongan IV

  1 1,04% TOTAL 96 100

  3. S1

  8. SD

  1 1,04%

  7. SLTP

  32 33,33%

  6. SLTA

  2 2,08%

  5. D3

  1 1,04%

  4. D4

  33 34,38%

  24 25,00%

  b. Menurut pendidikan: Grafik 6

  2. S2

  2 2,08%

  1. S3

  S3 S2 S1 D4 D3 SLTA SLTP SD No Tingkat Pendidikan Jumlah %

  2,08% 33,33% 1,04% 1,04%

  2,08% 25,00% 34,38% 1,04%

   Jabatan Fungsional Umum : 81 orang

   Jabatan Fungsional Tertentu : 4 orang, terdiri dari:

   Jabatan Struktural : 11 orang

  c. Menurut jabatan:

  SDM Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Menurut Pendidikan

  • Widyaiswara : 3 orang
  • Arsiparis Penyelia : 1 orang

  Grafik 7 SDM Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Menurut Jabatan

   Usia 60 - 65 tahun : 4 orang

   Usia 50 - 59 tahun : 38 orang

   Usia 40 – 49 tahun : 19 orang

   Usia 30 - 39 tahun : 32 orang

   Usia 20 – 29 tahun : 3 orang Grafik 8

  SDM Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Menurut Usia Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa SDM yang dimiliki oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan mendukung pencapaian anggaran dan kinerja Pusat Pelatihan SDM Kesehatan di tahun 2016.

  11; 12% 4; 4% 81; 84% Struktural

  JFT JFU

d. Menurut usia:

  2. Sumber Daya Anggaran

  Berdasarkan revisi DIPA terakhir tahun 2016, alokasi belanja Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan tergambar pada tabel dibawah ini:

  Tabel 14 Realisasi Anggaran Kegiatan Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Tahun 2016

  

Tahun Pagu Anggaran Realisasi* %

2016 Rp. 51.370.149.000,- Rp. 28.442.401.190,- 55,37

  • disclaimer: Realisasi berbasis akrual dan bersifat Bruto

  3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

  Pusat Pelatihan SDM Kesehatan memiliki gedung kantor yang berada di gedung Badan PPSDM Kesehatan, terletak di lantai 7 dan beralamat di Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Sarana dan prasarana yang ada baik barang bergerak maupun tidak bergerak tidak bergerak yaitu peralatan dan mesin dengan kondisi masih baik sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 berjumlah 846 buah/unit senilai Rp. 4.292.614.642.-. Aset tetap yang tidak digunakan berjumlah 18 buah/unit senilai Rp. 3.862.000,- .Aset tak berwujud berupa software komputer sebanyak 7 unit senilai Rp. 524.040.000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran (Hasil SIMAK-BMN terlampir).

Dokumen yang terkait

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HIV PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE BEST FIRST SEARCH

0 0 15

PENGARUH KESEJAHTERAAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA, TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Lembaga Kursus dan Pelatihan Nissan Fortuna Kudus Pati Jepara)

0 0 15

PENGARUH KOMPETENSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA DENGAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA GURU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KABUPATEN PATI

0 0 17

PENGARUH TRAIT KEPRIBADIAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA

0 0 14

1 PENGARUH AKUNTABILITAS PUBLIK DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi pada SKPD Kota Salatiga) Oleh: Nama : Cynthia Widyasari NIM : 232013702 TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh

2 3 53

UJI EMPIRIS MODEL KESUKSESAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD) DALAM RANGKA PENINGKATAN TRANSPARASI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DAERAH ( DI KABUPATEN PATI)

0 0 14

PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN PENGETAHUAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI (STUDI KASUS PADA KOPERASI KARYAWAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KABUPATEN KUDUS)

0 0 12

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN

0 1 13

ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP EFISIENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI

0 1 14

PENGARUH INDEPENDENSI, GAYA KEPEMIMPINAN, KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, PROFESIONALISME, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH (STUDI PADA AUDITOR PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS)

0 3 14