E-Book Majalah Traveling Backpacking Edisi 22

  JEJAK TERSERAK KRAKATAU Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883, ledakannya membuat separuh dunia bergetar. Selama dua setengah hari, dunia tertutup abu vukanik Krakatau. Daftar Isi

PIMPINAN UMUM/REDAKSI CATPER

  Ambar Arum

  15 KRAKATAU PENGOBAT RINDU

  ambar@backpackinmagazine.com

  GALERI

  25 BINGKAI KRAKATAU

EDITOR PENGANAN

  43 SUP GANGAN

  Muhammad Iqbal

  AKSESORIS

  46 PERALATAN MANDI ALA TRAVELER REDAKSI

  DARI REDAKSI TIPS

  Annisa M.F. Harahap

  47 MENGHEMAT BIAYA PERJALANAN

  Salam Ransel,

  RESENSI ARTISTIK & DESAIN

  49 THE GEOGRAPHY OF BLISS

  Mengapung di Selat Sunda, tersebutlah se- Galih Permadi

  JEDA

  buah gunung yang letusannya mendunia. Dan kini, Kibar Desain Salman

  51 TERPENCIL, HARGA BBM TINGGI

  keindahannya pun mendunia. Kami hadirkan langsung

  ORDINAT

  INTERAKSI

  JEJAK TERSERAK KRAKATAU ke depan mata sobat BM, Gunung Krakatau beserta

  53 AWAS CUACA BURUK!! WEBMASTER

  Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883, beberapa pulau di sekitarnya.

  Kurniawan Aji Saputra

  KONTRIBUTOR ledakannya membuat separuh dunia bergetar.

  3

  56 BM EDISI 22

  Konon, 1/8 penduduk bumi bisa mendengar Selamat membaca, dan kapan jejakkan kaki ke

  EDISI DEPAN ledakan Krakatau.

  Krakatau?

  57 JAKARTA PANDU

  MENUJU KRAKATAU Pelabuhan utama yang sering digunakan

  REDAKSI

  11

  orang untuk ke Krakatau adalah Pelabuhan Canti di Kalianda, Lampung.

BULOK KOMUNITAS PROFIL

  27 PONDASI RUMAH DARI

  33 JOURNALIST MOUNTAIN BIKE

  37 ARBAIN RAMBEY TERUMBU KARANG

  Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM Readers yang bisa dikirim melalui alamat email kami.

  FOTO COVER :

  IKA WUWIWA WEBSITE EMAIL FACEBOOK TWITTER www.backpackinmagazine.com redaksiezinebi@yahoo.com Backpackin Magz @Backpackin_Magz

  J E J A K T E R S E R A K KRAKATA U ORDINAT

  Dunia tahu, apa itu Krakatau. Pada 1883, ledakannya membuat separuh dunia bergetar. Selama 2,5 hari, dunia tertutup abu vukanik Krakatau. Pengusaha- pengusaha Belanda yang sudah lama di Jawa menuliskan kejadian ledakan Gu- nung Krakatau dalam catatan hariannya, bahwa itu adalah masa-masa suram.

  Konon, 1/8 penduduk bumi bisa mendengar ledakan Krakatau.

  OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO: FIRMANSYAH, IKA WUWIWA, INSAN FAUZIE KRAKATAU KEMUDIAN BUKANLAH Gunung Krakatau yang dulu meledak tahun 1883, tetapi adalah Anak Krakatau yang muncul 40 tahun setelah ledakan besar itu.

  Untuk mempermudah, yang dimaksud Anak Krakatau ini disebut Krakatau. Setiap tahun, Krakatau bertambah tingginya sepanjang 20 kaki. Banyak yang menilai, Krakatau ini akan meledak lagi di kemudian waktu.

  Meski begitu, Krakatau tetap men- jadi tempat wisata yang dikejar-kejar orang, karena keunikan sejarahnya dan keindahan bawah lautnya.

  Sekarang, orang banyak mengenal Krakatau sebagai tempat wisata yang pu- nya kesan “adventure”. Dari cara menuju ke sananya saja sudah panjang. Berbeda dengan Bali yang mayoritas tempat wisa- tanya bisa diakses satu jam dari bandara. Krakatau? Jangan harap.

  Dari Bandara Radin Inten (Bandar Lampung), perlu tambahan perjalanan darat selama dua jam, dan menyeberang lewat laut sekitar empat jam lagi. Itupun kalau laut tenang. Perjalanan bisa molor kalau laut sedang tidak bersahabat.

  Secara geografis, Krakatau terletak di Selat Sunda dan masuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Di Krakatau sendiri, tidak ada orang yang tinggal. Kemungkinan karena tidak ada akses air bersih. Biasanya, para pengunjung Krakatau menginap di Pulau Sebesi, sekitar 1,5 jam dari Krakatau.

  SETIAP TAHUN, KRAKATAU BERTAMBAH TINGGI SEPANJANG 20 KAKI CATPER

  KRAKATAU

  I FOTO : FIRMANSYAH Motif orang ke Krakatau pada umum- nya adalah wisata laut, bawah laut, dan sekaligus gunung. Beberapa spot diving/ snorkeling cukup menarik untuk dikunjungi, meskipun memang tidak semenarik Bu- naken atau Raja Ampat. Mungkin karena ada gunungnya dan karena dekat dengan Jakarta, jadi pengunjung Krakatau semakin banyak.

  Merupakan “pulau hidup” terdekat dengan Krakatau. Mayoritas penduduknya adalah nelayan dan petani.

  Bentuk Pulau Sebesi seperti gunung. Semakin tinggi, semakin lebat hutan dan banyak babi yang berkeliaran di hutan itu.

  Sebagian masyarakat Sebesi bertani cokelat. Untuk memanen cokelatnya di atas gunung sana, biasanya mereka membawa anjing yang akan menggonggong memberi infor- masi bahwa ada bahaya babi yang akan

  ORDINAT

  datang menyeruduk. Itulah banyak sekali ditemukan anjing di lingkungan pemukiman masyarakat.

  Seperti masyarakat kepulauan pada umumnya, masyarakat Sebesi ramah dengan pendatang dan tidak segan untuk membantu.

  Sebesi mempunyai sebuah genera- tor yang hidup dan melistriki Sebesi hanya 6 jam, yaitu dari pukul 6 sore sampai 12 malam. Selebihnya? Beberapa warga mem- punyai lampu templok. Sebagian lagi meng- gunakan genset.

PULAU SEBESI

  Satu Pulau Sebuku memiliki tga mobil dan tiga orang sarjana. Anak-anak kecil se- habis Maghrib belajar mengaji. Pagi harinya, mereka berangkat ke sekolah. Pulau Sebesi mempunyai sarana pendidikan sampai SMA.

  Meskipun tertatih-tatih dalam pen- danaan, toh sekolah yang berada di Sebesi itu masih berjalan. Guru yang digaji hanya Rp800 ribu untuk mengajar di dua sekolah

  PULA U SEBUKU

  I F O T O : FIRMANS Y AH

PULAU RAKATA

  BANYAK YANG BERMALAM DI ANAK KRAKATAU MESKI TIDAK ADA SUMBER AIR pun tidak mengeluh dengan kondisinya.

  Menurut cerita lokal, dulu anak-anak kecil Sebesi suka menyembelih penyu-penyu sisik yang mampir ke pantai. Edukasi membuat mereka kini tidak lagi melakukan hal tersebut.

  Letaknya tepat bersebelahan dengan Pulau Sebesi. Bentuk pulaunya yang sama- sama hampir bundar membuat keduanya seperti pulau kembar. Namun, penduduk Pulau Sebuku tidak sebanyak Pulau Sebesi.

  Pada umumnya mereka bertani cokelat, pisang, atau jengkol. “Mau dibawa ke Jakarta,” kata salah satu petani Jengkol Pulau Sebuku. Banyak pengunjung yang tidak melewatkan snorkeling di sekeliling Pulau Sebuku.

  Disebut anak, karena memang baru muncul setelah erupsi Gunung Krakatau. Sementara Gunung Krakatau yang asli sudah tidak ada lagi.

  Sampai sekarang, Anak Krakatau masih aktif dan masih rajin meletup. Meski begitu, gunung ini masih terbilang aman untuk dikunjungi. Banyak yang bahkan bermalam di Anak Krakatau, meskipun tidak ada sumber air bersih. Mungkin karena lautan biru tenang di sekeliling Anak Krakatau yang cukup menarik minat pengunjungnya berlama-lama.

  Di beberapa waktu tertentu, Anak Krakatau menjadi berbahaya karena lava pijar yang dimuntahkannya. Sebagai anak dari gunung yang pernah membuat separuh dunia gelap, wajar saja kalau sesekali tabiat keganasan bapaknya muncul.

  ORDINAT

  I FOTO : INSAN FAUZIE

PULAU RAKATA

  Ini adalah pulau yang tersisa dari hasil ledakan Krakatau purba yang meletus 150.000 tahun lalu. Setelah ledakan dahsyat itu, baru terjadi ledakan dahsyat berikutnya, yaitu yang banyak didokumentasikan pada tahun 1883.

  Awalnya, pulau ini gundul tanpa penghuni. Tetapi dalam perkembangannya kemudian kadal-kadal berenang menuju Rakata. Burung dan kelelawar mulai ber- datangan. Ekosistem baru muncul di Rakata, membuatnya kembali hidup.

ANAK KRAKATAU

PULAU SEBUKU

  PANDU

MENUJU CANTI

  AKSES KE KRAKATAU cukup melelahkan. Pelabuhan utama yang

  DARI JAKARTA

  sering digunakan orang untuk ke Krakatau adalah Pelabuhan

  Jakarta – Merak:

  Canti di Kalianda, Lampung. Di sana terdapat beberapa kapal

  Bus (banyak dari Rambutan) atau kereta dari

  angkutan orang dan barang yang rutin menuju Pulau Sebesi dan

  Tanah Abang Sebuku, yaitu sekitar separuh perjalanan menuju Krakatau. Merak – Bakauheni:

  Sayangnya, tidak ada kapal yang menuju Krakatau, se-

  Ferry (Rp11.500; 3 jam; ferry ada setiap saat)

  hingga kapal harus disewa. Ini yang membuat jalan-jalan ke

  Bakauheni – Kalianda: Krakatau akan mahal sekali kalau sendiri. Mini bus (Rp15.000; 30 menit)

  Banyak yang langsung menuju Krakatau, lalu camping

  Kalianda – Canti :

  di sana (kapal sewaannya bermalam di Krakatau). Kelemahan-

  Angkot (Rp5.000; 30 menit)

  nya, sulit mencari makanan dan air bersih. Sebagian lagi memilih menginap di Pulau Sebesi yang penduduknya sudah ramai dan

  DARI BANDAR LAMPUNG mudah akses makanan dan air bersihnya. Terminal Rajabasa – Kalianda: Mini bus (Rp15.000; 30 menit) Kalianda – Canti: Angkot (Rp5.000; 30 menit)

MENUJU KRAKATAU

  DARI CANTI Sewa kapal, biasanya menginap dulu di

  Sebesi. Atau bisa ke Sebesi dulu dengan kapal rutin dari Canti (pkl13; Rp15.000; 2 jam). Dari Sebesi tetap harus menyewa kapal ke Krakatau, sekitar 1,5 jam perjalanan.

  Biaya sewa kapal per 2 hari untuk rute Canti – Sebesi – spot-spot snorkeling – Krakatau – Sebesi – Canti Rp3 juta.

  AH Y

  DARI CARITA Naik kapal kayu sekitar 3 jam, naik speed

  O : FIRMANS T O

  boat 1-1,5 jam perjalanan. Biaya sewa kapal Rp3

  F juta per hari dengan kapasitas 25 orang.

  PANDU AKTIVITAS PILIHAN 1. Camping di Anak Krakatau.

  2. Snorkeling di banyak spot seputaran Sebesi- Sebuku-Krakatau.

  3. Ngobrol dengan masyarakat Sebesi tentang aktivitas masyarakatnya, betapa ketergantun- gan terhadap alam begitu besar.

  4. Bakar ikan! Kira-kira harga ikan di Sebesi Rp40 ribu per kg.

  TIPS

  1. Gali informasi sebanyak-banyaknya tentang Krakatau ke Pak Chandra. Dia pemilik Kapal

  PENGINAPAN

  Batang Hari yang rutenya: Canti-Sebuku-Sebe- si. Semua bisa diurusnya, termasuk penyewaan

  1. Penginapan Sebesi. Rumah hanya berisi 10 snorkeler lengkap (Rp60 ribu/2 hari), pengina- kasur. Rp200 ribu. Terdapat 6 rumah.

  NOMOR KONTAK pan, dan makan.

  1. CHANDRA 2. Vila Munca Indah (dekat Pelabuhan Canti). Nahkoda kapal Batang Hari

  2. Persiapkan akomodasi jauh-jauh hari. Pengi- Rumah di pinggir pantai Canti, muat sekitar 30

  081369686243 napan sering penuh, perlu dicari rumah warga orang. untuk disewa. Kira-kira Rp200 ribu/rumah, bisa muat 10 orang.

  2. HAYUN 3. Rumah-rumah warga. Penginapan Sebesi 081369923312/081996829672

  3. Persiapkan air tawar jika ingin camping di Krakatau. Untuk 30 orang kira-kira butuh 20 galon. Isi ulang galon di Sebesi Rp5.000/galon.

  3. ZAKIYAH

WAKTU TERBAIK

  Vila Munca Indah, Canti Galon boleh dipinjam. Musim kemarau, ketika laut tidak banyak

  08287035719 bergejolak dan tidak keruh.

  CATPER K R A K A T A U P e n g o b a t R i n d u

  Saya rindu laut! Saya rindu laut! Setelah menjamah gegunungan dan dataran tinggi, saya

  AH merasa betul-betul rindu laut. Apalagi, sudah enam bulan mendekam di kamar dan kantor. Y

  OLEH: NIA JANIAR | FOTO: FIRMANSYAH FIRMANS : O T FO

DERMAGA PULAU SEBESI

  AWALNYA, SAYA PILIH yang dekat-dekat saja dari Jakarta, yaitu Kepulauan Seribu. Tapi karena belum ada yang mengajak ke sana, lalu kemudian ada ada yang mengajak trekking dan snorkeling di Selat Sunda, maka saya memu- tuskan untuk pergi ke Krakatau.

  Seperti biasa, saya pergi dengan Eka. Hanya ada beberapa tambahan yaitu teman-teman yang pernah satu perjalanan bersama, yaitu Sis dan Andrie. Saya dan Eka memutuskan untuk memakai event organiz- er (EO) saja, karena sedang malas mengatur uang, bikin itinerary, dan mengatur tujuan mana yang akan didahulukan. Mungkin itu lain kali saja, kalau destinasinya jauh dan dalam jangka waktu yang lama pula. Total yang saya habiskan dari EO yang saya pakai jasanya adalah Rp550.000, sudah dengan peralatan snorkeling.

  Kami berangkat di Jumat malam. Begitu jam pulang, saya langsung ketemu Eka di PGC dan kami makan malam. Te- man saya memilih tempat makan yang terkenal dengan kelamaannya dalam mem- proses makanan dan saya memilih fast food karena diburu waktu. Setelah selesai, tanpa berlama-lama, kami langsung pergi ke Kampung Rambutan.

  Ini adalah kali pertama saya pergi ke Kampung Rambutan. Terminalnya luas, ban- yak orang, namun tidak terlalu menyeramkan.

  Kalau ada banyak orang yang bertanya kami mau ke mana, ya wajar. Namun kalau sudah melebihi batas, seperti kasus ada satu orang bapak-bapak yang sudah memperhatikan dari kejauhan, menyempatkan mendatangi diri pada kami, sambil cengar-cengir lalu ngobrol berlama-lama, ya harus tegas.

  Kami pergi naik bus Arimbi menuju Pelabuhan Merak. Bus ini memperbolehkan naik turunnya pedagang dan penumpang sepanjang perjalanan yang menghabiskan membiru karena kedalamannya yang menin- gkat. Sayangnya laut di sini agak kotor dengan sampah-sampah. Jangan-jangan itu penyebab sensasi ditusuk-tusuk dan gatal saat saya snorkeling di Pulau Sebuku Besar. Saya pikir saya kena bulu babi atau dihinggapi binatang laut. Tapi pas saya lihat tidak ada apa-apa. Dan beberapa teman mengeluhkan hal yang sama.

  Sebetulnya saya pernah melihat karang yang lebih indah dari karang yang ada di sekitar Pulau Sebuku Kecil dan Lagoon Cabe (dekat Rakata). Tapi, setiap pulau pasti memiliki karak- teristik dan keunikan masing-masing. Memang tidak seberwarna dan sebervariasi seperti yang ada di Karimunjawa, tapi ada beberapa karang yang belum pernah kami lihat di sana misalnya seperti karang berbentuk bunga kol.

  Inilah yang saya rindukan dari penan- waktu tiga jam. Tempat duduknya tidak enak, likan kebersihan, saya tidur saja. Perjalanan tian berbulan-bulan yaitu melihat kehidupan karena jarak kaki cukup sempit dan punggung pun berkisar 2,5 hingga 3 jam. lain di bawah sana. Ikan-ikan yang berseli- bangkunya tidak bisa dimundurkan, sehingga Melewati jalur lintas Sumatera tentu weran membuat saya berkhayal bahwa mer- kepala saya berkali-kali jatuh. adalah hal yang baru. Kiri dan kanan jalan eka memiliki struktur masyarakat perikanan.

  Sesampainya di terminal Pelabuhan kadang masih rimbun dengan rerumputan dan Mereka terkagum-kagum atau takut melihat Merak, kami dan teman-teman lain naik ojek. perkebunan. Kalau kata supir, jalur barat ini makhluk besar yang mengambang di atas mer- Sebetulnya kalau jalan tidak terlalu jauh. Na- lebih mending dari jalur timur karena hutan- eka. Karena saya merasa beberapa kali kontak mun karena keberatan membawa peralatan nya sudah jarang dan lebih banyak orang yang mata dengan para ikan. Hehe. snorkeling, maka kami ikut saja ketika disuruh melalui jalur ini.

  Saya dan Eka lebih agresif minta foto naik ojek bertiga-tiga. Begitu sampai di Pelabu- Sekitar pukul 6 pagi, kami sampai di underwater karena selama snorkeling kami han Merak. Dermaga Canti di Lampung. Dermaga Canti ini belum pernah punya foto underwater. Mau

  Entah di bus atau di kapal ya sama menghubungkan kami ke Pulau Sebesi tempat saja. Sama-sama ada anak kecoaknya. Saya kami menginap dan pulau-pulau lain yang akan yang protes mengenai keterjatuhan kepala, kami kunjungi. Setelah menggosok gigi (tidak memilih tempat duduk paling pojok agar mandi karena sebentar lagi akan snorkeling) kepala ini jelas mau disimpan di mana. dan sarapan, kami naik kapal yang kira-kira

  BEBERAPA KARANG BELUM Tapi tetap saja tidak bisa bersandar karena cukup untuk 30 orang.

PERNAH KAMI LIHAT, MISALNYA

  kecoak yang merayap di dinding kapal. Jadi, Target pertama adalah Pulau Sebuku

KARANG BENTUK BUNGA KOL

  pembaca, lain kali bawa baygon yaaa. Un- Kecil. Sepanjang perjalanan, matahari lamat- tungnya ada bantal. Maka, tanpa mempedu- lamat muncul dari arah Timur. Laut semakin

  CATPER

  beli kameranya juga mahal. Mau pinjem tapi

OMBAK TERASA BESAR

  tidak punya temen yang punya. Huu, miskin kalian. Apalagi Eka sudah konsisten meny- MEMBUAT KAPAL BERGOYANG elamnya. Saya masih kadang-kadang bisa dan

  ANGIN DI LUAR CUKUP BESAR kadang-kadang tidak.

  Kami menginap di rumah warga Pulau Sebesi. Rumah yang perempuan tinggali tidak terlalu bersih, terutama bagian kamar. Dind- semua jendela. Jadinya kami berada di satu ingnya banyak jejak air sehingga udara terasa ruangan yang penuh orang sambil terguncang. lembab dan baunya tidak enak. Memang bikin mual.

  Untungnya tidak ada binatang selain Untungnya saya menemukan spot ti- nyamuk dan semut besar. Berbeda saat saya duran (duluan). Karena begitu saya terbangun, dan Eka menginap di Ujung Genteng. Ada kaki di sebelah kanan saya sudah ada orang yang seribu di kasur dan kamar mandi. lagi tidur dan di sebelah kiri saya sudah ada

  Sekitar pukul 4 pagi, kami berangkat ke kaki. Sementara sepatu trekking saya kehu- Anak Krakatau. Semua orang masuk ke lam- janan di luar. bung kapal. Saat itu ombak terasa besar dan Pasir hitam langsung menyambut membuat kapal bergoyang, sementara angin di kami. Lambang Cagar Alam Krakatau juga luar cukup besar. yang langsung diserbu teman-teman untuk

  Agak seru. Tapi keseruan berakhir foto-foto, menandakan kami resmi berada di setelah hujan datang. Para ABK menutup hasil erupsi Gunung Krakatau. Rupanya ini lho CATPER

  bencana alam modern yang pernah menggem- parkan dunia, yang sering namanya dicatut dalam film-film luar negeri.

  Perjalanan menuju patok 9 (patok tera- man dari Anak Krakatau) tidak terlalu jauh, tapi kemiringannya membuat bibir pucat. Dari pa- tok 9 juga bisa terlihat Pulau Panjang dan Pulau Rakata. Gunung dan laut membuat perjalanan ini lengkap.

  Alam sedang bekerjasama dengan baik. Ia memberikan matahari yang terbit dan

  MERDEKA ITU...

  terbenam untuk menambahkan keindahannya, juga memberikan langit yang biru. Oranye, biru,

  Ambil Cuti, Lalu Liburan hijau, putih.

  Saya sadari, melalui alam, Tuhan men- gajari warna-warna. Juga melalui alam, Tuhan mendekatkan para manusia. GALERI BINGKAI KRAKATA U

PULAU RAKATA (FIRMANSYAH)

SPOT SNORKELING (INSAN FAUZIE)

  PULAU SEBUKU (FIRMANSYAH)

  JEJAKKAN KAKI DI KRAKATAU

  BULOK S E B A G A I P O N D A S I R U M A H

  Jangan heran nanti, kalau berjalan-jalan masuk ke pemukiman masyarakat di Pulau Sebesi (bagian Barat Provinsi Lampung), akan terlihat tumpukan batu karang di pinggir jalan. Dalam waktu dekat, batu-batu karang tersebut akan digunakan untuk pondasi rumah

  OLEH: MUHAMMAD IQBAL | FOTO ILUSTRASI: ISTIMEWA TRASI US O IL T O F BULOK

  Begitu dekatnya masyarakat Sebe- si dengan laut membuat mereka paham betul apa yang ada di dalam laut dan apa saja yang bisa dimanfaatkan. Termasuk ketika mereka membutuhkan sesuatu untuk dijadikan bahan pondasi rumah. Sebagian dari mereka hanya mengetahui fakta-fakta ini: bahwa membeli mate- rial untuk pondasi rumah adalah sesuatu yang mahal dan mengambil karang di laut adalah murah. Begitulah mengapa mudah ditemukan tumpukan karang di pinggir-pinggir jalan pemukiman Pulau Sebesi.

  Tetapi jangan bayangkan itu hanya terjadi di Pulau Sebesi. Seorang aktivis bayaran dari LSM lingkungan ditugaskan untuk mendata jumlah pulau di Kepulau- an Banyak (Aceh). “Kita kalau ke pulau itu lebih baik tutup mata tutup telinga saja lah,” kata dia. Di satu sisi, dia sadar posisinya sebagai aktivis lingkungan, tetapi di lapangan dia menemukan ham-

FOTO ILUSTRASI

  pir semua rumah di pulau-pulau yang didatanya menggunakan karang sebagai

MEMBELI MATERIAL ADALAH

  TIDAK BERLEBIHAN KALAU perilaku adalah nelayan yang mencari ikan di pondasi rumahnya.

SESUATU YANG MAHAL

  semacam ini sudah membudaya di malam hari, biasanya mereka menguasai Lebih ekstrem lagi yang terjadi

  Sebesi. Mungkin bisa dipahami dengan ilmu perbintangan, alias bisa membaca di Pulau Balai, sebuah pulau yang ma-

BATU KARANG MURAH

  mudah kalau kita memperhatikan aktivi- arah mata angin hanya dengan cara me- suk dalam gugusan kepulauan Banyak. tas sehari-hari masyarakat Sebesi. Mata lihat posisi bintang di langit.

  Seorang nelayan datang dari melaut pelkan dengan sebilah besi tajam dengan pencaharian utama mereka -dan pada Begitu pahamnya mereka dengan menuju ke pinggir Pulau Balai. Terlihat di pengait yang membuat ikan tidak bisa umumnya masyarakat kepulauan- adalah kondisi laut, sampai-sampai bisa mem- dalam perahunya yang berukuran sedang lepas kembali setelah tertombak. sebagai nelayan. Mereka mencari ikan di prediksi kapan ikan akan banyak berkum-

  (kira-kira muat lima orang) penuh den- Bisa-bisa, dalam sesore, satu laut. pul dan di mana posisinya. Hampir setiap gan batu-batu karang. Sebagian terlihat pemuda bisa membawa setengah

  Ada nelayan siang, ada nelayan sore, ada saja pemuda yang bermain seperti karang mati dengan warnanya lusin ikan hasil tombakannya. Malam malam. Nelayan siang adalah nelayan tombak ikan di pantai sekeliling Pulau yang sudah memutih, tetapi sebagian harinya, ikan-ikan itu menjadi menu hi- yang mencari ikan ketika matahari Sebesi. Mereka menombak ikan dengan lagi terlihat berwarna. dangan meja makan bersama keluarga berkilau. Sedangkan nelayan malam sebatang tongkat yang ujungnya ditem-

  “Kita tidak diurusi negara, buat mereka. apa kita urusi negara,” kata dia kesal. Komentar tersebut adalah bentuk keke- salan masyarakat karena sudah lama sekali pembangunan tidak terjadi di Pu- lau Balai. Di saat bulan purnama, air laut pasang dan menggenangi rumah-rumah mereka. Sama sekali tidak ada langkah konkret dari negara. Mereka memb- etulkan jalan dengan dana dan tenaga swadaya mereka sendiri. Jadi buat apa mereka dengar negara teriak-teriak untuk menjaga lingkungan?

  Budaya lokal semacam ini -mem- buat pondasi rumah dari batu karang- memang dinilai banyak pihak sebagai perbuatan yang merusak keseimban- gan lingkungan. Tetapi perhatikan juga bagaimana mereka terpaksa melakukan- nya. Biaya transportasi bahan material bisa melangit kalau tujuannya begitu jauh dan terpencil seperti di pulau yang mereka tempati. Apalagi pemesanannya jarang-jarang dan dalam kuantitas yang kecil, membuat harga semakin melangit. Pilihannya, ya gunakan apa yang ada: batu karang.

  Mungkin negara perlu mencip- takan alat transportasi murah agar inter- aksi pulau-pulau kecil semakin intensif sehingga perbedaan harga terjadi tidak terlalu jauh. Atau mungkin sebagai obat instan, negara bisa memberikan subsidi untuk produk-produk material tersebut agar masyarakat kepulauan bisa mem- bangun rumah mereka tanpa menggu- nakan batu karang, karena mereka sudah mampu membeli bahan material.

  BULOK hidup serasa sempurna ketika kesalahan telah dimaafkan...

FOTO ILUSTRASI

  PENGANAN OLEH: AMBAR ARUM | FOTO: ISTIMEWA

  KE MANA PUN kaki kita ber- wisata, tentu wajib mencicipi kuliner lokalnya. Saat berkun- jung ke Lampung misalnya, coba pesan menu yang satu ini, Ikan Baung. Ikan Baung adalah ikan yang hidup di air tawar, sering ditemukan di daerah muara hingga hulu sungai. Tekstur dag- ingnya lembut dan tebal, serta berwarna putih.

  Masih satu kerabat den- gan ikan lele, bentuk fisik ikan baung pun menyerupai lele dengan ciri bagian wajah agak pipih, ditambah kumis panjang di sudut kiri kanan wajahnya. Namun berbeda dengan lele, penyajian ikan baung lebih ban- yak variasi. Mulai dari bumbu, hingga potongan ikan yang ter- lebih dulu dibagi tiga atau em- pat bagian, tidak melulu utuh.

  Ikan Baung biasa dimasak dengan dibuat gulai atau pin- dang atau bumbu asam pedas.

  Semuanya sama-sama sedap, dan dapat dengan mudah kita temukan di Lampung. Tidak hanya lezat, ikan baung juga kaya akan gizi karena mengand- ung banyak protein dan rendah lemak. Cocok untuk asupan gizi tubuh selama traveling.

  Sebetulnya Ikan Baung bukanlah jenis ikan yang en- demik hanya hidup di Lampung, tetapi cenderung lebih mudah menemukan masakan ikan baung di Lampung ketimbang daerah lain.

  Selain di Sumatra, ikan ini juga cukup populer di Kali- mantan dan di sebagian daerah di pulau Jawa. Kadang disajikan sebagai ikan bakar. Ditambah cabai merah atau cabai hijau, slurp!

  IKAN BAUNG: SEHAT & LEZAT

  PROFIL PROFIL

  Backpackin berkesempatan tatap muka lang- sung dangan seorang suhu di dunia persilatan fotografi, Arbain Rambey. Ribuan foto momen dan lansekap telah ia abadikan. Yuk simak perbincangan seru Backpackin dengan master fotografi yang baik hati dan tidak sombong ini.

  Mas Arbain sudah memotret banyak jenis baik itu foto model, landscape, human inter- est, sport, dan masih banyak lagi. Di antara semua itu, mana yang lebih mas Arbain sukai?

  Kalo ngomong seneng, saya suka motret wanita cantik. Foto pemandangan ba- gus, pasti saya suka, karena saya suka travel- ing. Seiring berjalannya waktu, foto yang paling laku dijual itu adalah foto landscape. Bisa jadi kalender, agenda, atau apa aja. Foto wanita cantik juga. Hampir setiap produk

BOLEH FOTO,

  NGGA

  pasti ada wanitanya. Jadi kalau saya foto- grafer bebas, saya akan banyak memotret

CARI TEMPAT

  LAIN!!

  pemandangan dan wanita cantik. Intinya sih

  OLEH: AMBAR ARUM | FOTO: AMBAR AMRUM, ARBAIN RAMBEY.doc saya suka keindahan.

  FOTOGRAFI BANYAK SISI SUKA HASILNYA ATAU SUKA TANTANGANNYA PROFIL

  Fotografi itu ada banyak sisi. Kamu menyukai hasilnya, atau kamu menyukai tantangannya. Foto-foto jurnalistik itu banyak tantangannya. Kalau dilihat hasilnya kayaknya biasa aja, gak menarik. Jadi fotografi itu bisa dilihat dari banyak hal. Bisa juga dari duit yang dihasilkan. Ada satu foto landscape yang biasa aja, tapi dibeli mahal. Bagi saya mengesankan karena duitnya gede. Tapi ada yang gak dibeli orang, tapi saya suka sekali. Ada foto yang bikinnya susah, saya menikmati result-nya, dan tidak menghasilkan apa-apa bagi saya. Namun bagi saya itu adalah suatu achievement.

  Selama ini kalau mas amati, foto apa sih yang bisa membuat orang mau beli mahal untuk foto itu? Apakah ada ukurannya?

  Sangat tidak ada ukurannya. Foto saya yang terjual itu adalah foto yang bagi saya gak hebat-hebat amat. Sementara foto yang saya bayangkan bakal dibeli orang, sampai sekarang gak ada yang mau beli. Karena foto itu adalah masalah bagus dan jelek. Bagus itu gak ada tolak ukurnya. dan harga foto itu gak pernah bisa jadi tolak ukur. Barang seni harganya itu gak pernah standar. Misal ada foto dijual 1 M, itu saya gak percaya. Kadang digelembungkan.

  Kalau harga mobil, gak pernah bohong kan, semua orang tau standarnya.

  Banyak tempat wisata yang mematok harga untuk memotret. Gimana menurut mas Ar- bain? Kalau gak mau bayar, ya pergi aja.

  Mereka berhak pasang harga. Negara kita ini bangkrut, semua orang ingin dapat duit. Kalau di Louvre, begitu kamu masuk, terserah kamu mau pakai baju pengantin atau baju apa, silah- kan memotret. Kamu di Orchard Road Singa- pura juga gak masalah, paling disorakin orang. Gak ada yang minta duit. Karena itu tempat umum.

  Negara ini mayoritas orang miskin, semua ingin dapat duit. Karena setiap orang merasa kekurangan, entah mental pengemis, atau mungkin memang kekurangan beneran.

  Akhirnya kembali ke mentalitas, bukan ma- salah peraturan. Secara hak, mereka berhak minta duit. Larangannya apa? Kecuali ada peraturan yang bilang tidak boleh memungut apapun selain yang sudah ditentukan, nah baru bisa dituntut. Kalau kamu kepala stasiun, kamu juga berhak minta duit.

  Problemnya adalah, di negara ini terlalu banyak orang yang merasa berhak minta duit. Mobil mau puter balik aja dimintain duit. Sebenernya gak beda sama premanisme. Dan kita butuh bertahun-tahun untuk membenahi itu semua. Jadi ya kalau kamu berani ya lawan, kalau gak berani ya pergi aja. Gak ada rumus- nya. Tergantung premannya seseram apa, dan karatemu sudah sejauh mana. Hahaha… Kalau saya simpel aja, di sana gak boleh moto, ya sudah saya bisa cari tempat lain. Gak masalah.

  Melihat perkembangan fotografi dewasa ini, ada gak sih yang dirasa kurang, misalnya eti- kanya kurang, atau kurang mau belajar…

  Sebenarnya dari dulu ya gitu-gitu lagi, tapi sekarang tambahannya ini lebih banyak lagi, tambahan yang lembek-lembek ini, yang kalau dikasih tau gak ngerti-ngerti. Ada beber- apa hal yang rumusnya simpel, tapi prakteknya susah.

  Banyak orang berpikir dengan tips, selesai. Tips itu hanya pintu pembuka, sisanya kamu harus usaha. Kuncinya kamu bisa adalah keinginan yang kuat. Kalo belum-belum nanya, kapan bisanya, ya lembek lah. 99% fotografer professional itu otodidak. Semua kembali ke orangnya masing-masing. Live Love

  FACEBOOK.TWITTER.ISSUU J O I N U S .

  Adventure

  MENIKAH- Webmaster Backpackin Magazine, Kurniawan Aji Saputra menikah dengan

  L E T ’ S C L I C K T H E B U T TO N

  Dewi Ratnasari, Minggu (23/6) lalu. Kami keluarga BM ikut berbahagia dan semoga menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Amin

  KOMUNITAS

  DARI NAMANYA SUDAH bisa ditebak, bahwa Journalist BEKERJA DAN Mountain Bike (JMTB) adalah kumpulan jurnalis yang hobinya BERMAIN bersepeda gunung.

  BERSAMA OLEH : MUHAMMAD IQBAL | FOTO: MTB.DOC KOMUNITAS

  Kebanyakan dari mereka yang menjadi sekitar 60 km dengan keadaan jalan yang san- anggotanya adalah pewarta foto di bermacam gat variatif. Sepanjang perjalanan itu, peserta media, hanya sebagian kecil saja yang meru- nyambi foto-foto. Yang bukan fotografer pakan wartawan tulis atau wartawan TV. Jadi, saja senang foto-foto, apalagi memang yang sehari-hari mereka bertemu di dalam peliputan profesinya fotografer. Sepertinya pemandan- berita, setelah itu mereka bermain bersama gan indah Bromo tidak mau dilewatkan satu dengan sepada gunung. jepretan pun. Sampai-sampai, perjalanan baru

  Dari 8 orang anggotanya di awal, kini bisa diselesaikan puku tujuh malam, padahal jumlahnya sudah 40 orang. “Keanggotaan mulainya sudah sejak pukul tujuh pagi.

  JMTB hingga saat ini masih sangat sedikit. Ini Yang membuat perjalanan Bromo se- menjadi tantangan kami untuk menambah makin berbekas, meskipun agak pahit, adalah anggota bagi para jurnalis,” kata Ketua JMTB bahwa satu anggota sempat tersesat dan

  Indonesia Achmad Fauzie yang merupakan hilang di hutan karena ketinggalan rombongan. pewarta foto di Harian Kontan.

  Satu peserta lainnya masuk jurang karena trek yang cukup berbahaya. Namun begitu, semua peserta selamat.

  Itu yang paling berkesan. Kalau perjala- nan yang paling jauh adalah ketika JMTB diajak Garuda Indonesia untuk ke Beijing dan ber-

  Komunitas yang terbentuk sepeda ke Tembok China. Motif Garuda adalah pada 19 Desember 2009 ini tertutup memperkenalkan fasilitas membawa sepeda bagi wartawan saja. Tapi bukan berarti dalam penerbangan dengan tiada pembe- tidak bisa ada anggota atau masyrakat banan bagasi. Jurnalis dianggap wadah yang umum yang bergabung dalam kegiatan tepat untuk memperkenalkan fasilitas gratis

  JMTB. “Kami sering mengajak masyra- itu. Cocoklah sudah. kat, teman di luar jurnalis untuk bergabung

  Itulah juga yang menjadi alasan men- dalam kegiatan kami. Bukan menutup gapa begitu banyak sponsor yang mewadahi diri, namun kami belum bisa men- kegiatan-kegiatan JMTB. Karena profesi jurna- gendalikan anggota kalau terlalau lis memberikan kesempatan untuk membuat banyak. Fokus kami adalah men- banyak jaringan dengan banyak perusahaan gajak, memasyarakatkan olahraga top, maka JMTB bisa lebih mudah menggan- bersepeda bagi para jurnalis,” deng mereka sebagai sponsor, meskipun tetap kata Fauzie. dengan prosedur standard seperti pembuatan

  Sudah belasan perjalanan yang proposal. dilakukan dalam 3,5 tahun sejak

  Mau bergabung? Coba dibuka-buka terbentuknya JMTB. Yang paling seru grup Journalist Mtb di Facebook. adalah perjalanan terakhirnya di kawasan Gu-

KEBANYAKAN DARI MEREKA

  nung Bromo. Trek Bromo sangat panjang, yaitu

  ADALAH PEWARTA FOTO DARI BERBAGAI MEDIA

  AKSESORIS P E R A L A T A N M A N D I A L A T R A V E L E R

  SAAT TRAVELING, JANGAN takut untuk atas. Penutup botol tipe kedua rentan untuk bo- berkotor-kotor ria. Biar jalur berlumpur, basah cor apabila botol tertekan. Sementara saat meny- kehujanan, maupun pakaian kotor karena jatuh impan alat mandi, botol wadah sabun berpotensi ke comberan, hati harus tetap ceria. Jangan tertekan dengan bawaan lain seperti baju. kuatir, sebab pasti ada saat untuk mandi dan membersihkan semua kotoran setelah blusukan SHAMPOO ke mana-mana. Alat mandi apa saja yang wajib Sebaiknya membawa shampoo dalam dibawa saat traveling? Ini dia! bentuk sachet. Pastinya lebih hemat tempat. Bisa juga menggunakan shampoo dengan botol kecil SIKAT GIGI DAN PASTA GIGI seperti yang biasa dipakai di kamar-kamar hotel. Pilih sikat gigi lipat yang banyak dijual di supermarket. Sikat gigi ini praktis dan hemat HANDUK KECIL tempat sehingga sangat cocok untuk dibawa Bawalah handuk berukuran kecil, um- bepergian. Juga ada pasta gigi ukuran mini, nyaris umnya 20x20 cm. Lebih bagus lagi jenis handuk setengah dari ukuran standar. microfiber, karena memiliki daya serap lebih Atau kalau sering ke hotel, bawa pulang saja dibanding handuk biasa. paketan sikat gigi dan pasta gigi mini. Lalu nanti digunakan saat traveling.

  SABUN TIPS

  Lebih praktis membawa sabun cair. Akan lebih mudah jika sabun cair dibawa dalam wadah Berkolaborasilah dengan teman jalan kamu agar kamu dengan tutup yang diputar, bukan dipletek ke tidak membawa semua barang di atas sendirian. Sabun, shampoo, dan pasta gigi bisa dibawa hanya oleh satu orang kalau pergi rombongan. Praktis dan irit!

  TIPS & TRIK Hemat Biaya JALAN BARENG.

  Ujung Kulon, akan mahal sekali mengak- sesnya kalau tidak menyewa kendaraan semacam Elf. Berkeliling Kepulauan Seribu

  Transportasi juga sulit kalau tidak menyewa kapal. Nah, Satu dari tiga komponen biaya utama selama perjalanan, yakni biaya transportasi, selain pen- jumlah peserta dalam perjalanan bisa men- ginapan dan makan. Kadang porsi paling besar ada di si transportasi ini. Berikut beberapa cara BUS. gurangi beban biaya sewa sekaligus menghemat supaya biaya transportasi makin irit:

  Menjadi sarana transportasi darat pal- menambah teman. ing murah saat ini, setelah kereta eko- nomi dihapus dari peredaran. Gunakan sebanyak-banyaknya, selama punggung kuat menahan pegal.

HITCHHIKE WEBSITE.

  i cara tebangan. In Alias minta

  Jika menggunakan pesawat, sering-sering tongk-

  aling h sekaligus p paling mura

  rongin website maskapai penerbangan. Tiket promo

  h, lalu wajah rama seru. Pasang

  bisa muncul tiba-tiba. Bisa malam, bisa siang, tidak r jalan.

  pol di pinggi ulurkan jem

  terduga. Kalau beruntung, kita bisa dapat tiket Jakar- SEWA MOTOR.

  pat dari tu dua kali li Siapkan wak

  Di beberapa ‘pusat turis’ seperti Malio- ta-Medan Rp100 ribu pulang pergi. Kelemahan: sering

  akan uh menggun waktu temp

  boro (Jogja), Jalan Jaksa (Jakarta), dan kali tiket yang didapat untuk pener-bangan beberapa

  mum. kendaraan u

  Jalan A. Yani (Bukittinggi), lazim dijumpai bulan ke depan. penyewaan sepeda motor dengan jaminan KTP. Tarif sewa Rp75 ribu seharian lebih irit ketimbang turun-naik kendaraan umum untuk sambangi beberapa lokasi.

  RESENSI Tentu saja sulit menemukan negara paling Layaknya seorang pejalan, Eric menemu- bahagia, dengan tidak mengetahui indikatornya. Eric kan banyak keunikan di negara-negara yang dikun- memulainya dengan menemui seorang profesor junginya. Misalnya ketika di Bhutan. Banyak laki-laki arti

  M E N C A R I penelitian kebahagiaan di Belanda: Ruut Veenhoven. Bhutan menarik diri dari keramaian untuk berme- Eric menemukan banyak hasil penelitian, seperti ditasi di pondok kayu sederhana di pinggir-pinggir meraka yang menikah, lebih bahagia daripada yang jurang. Meditas dilakukan tiga tahun, tanpa potong

  K E B A H AG I A A N bujangan, meskipun mereka yang mempunyai anak rambut, tanpa berbicara. Hebatnya, pemerintah OLEH : MUHAMMAD IQBAL tidak lebih bahagia daripada yang tidak mempunyai mau mengalirkan listrik ke pegunungan tempat para anak. Orang yang bergelar sangat tinggi, tidak lebih lelaki itu bermeditasi. Apa ada negara yang mau bahagia daripada yang hanya lulusan sarjana. menghabiskan US$100 ribu untuk membuat in- Hasil-hasil penelitian itu membuatnya stalasi listrik? Mungkin pemerintah lain akan bilang: semakin bingung. Jadi apa yang harus dilakukan? Tidak, Anda yang turun ke sini kalau mau listrik. NEGARA PALING BAHA- Menikah tapi jangan mempunyai anak? Drop Perjalanan Eric begitu bermakna, sampai-

  Apa ada? Kalaupun ada, GIA? out dari program doktoral? Tidak, tidak, Eric ingin sampai ketika buku ini terbit, banyak peneliti yang bagaimana menilainya? Apa mendefinisikan kebahagiaan dengan mendengar semakin intensif dalam melakukan penelitian indikator kebahagiaan? Ini yang langsung penduduk di negara-negara yang di- mengenai kebahagiaan. Gaya penulisannya santai, coba dicari oleh Eric Weiner, kunjunginya. Maka kemudian dia menyimpulkan layaknya jurnalis senior, begitu mengalir. seorang jurnalis yang berkeliling bahwa di Thailand, kebahagiaan adalah tidak ber- dunia untuk menemukan negara pikir. Di Qatar, kebahagiaan adalah menang lotre. Di paling bahagia.

  Swiss, kebahagiaan adalah kebosanan. Di Islandia, kebahagiaan adalah kegagalan. Tiap negara mem- punyai definisinya masing-masing.

  JEDA

  BELAKANGAN, BANYAK YANG mengeluh

  Solar tentang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

  Bensin yang tadinya Rp4.500, naik jadi Rp

  untuk “ 6.500. Solar menjadi Rp5.500. bahan

  Orang-orang kota ribut mengeluh

  bakar

  tentang kenaikan itu. Wajar saja, karena kalau

  lampu

  BBM naik, otomatis harga-harga barang

  templok yang lain ikut terkerek naik. Ibu-ibu menjerit. atau “Aaaargh,” katanya.

  Tapi berita kenaikan BBM itu bukan

  mesin

  sesuatu yang wah untuk masyarakat di daerah- pompong. daerah terpencil. Coba saja lihat saudara- saudara kita di Mentawai. Harga bensin paling murah Rp8.000 di Muara Siberut (pusat

  B B M

  ekonomi Mentawai). Dan harga itu bisa mero- ket lebih dari Rp10.000 kalau sudah sampai ke

  D A E R A H pedalamannya.

  Sebut saja Saibi, yang berjarak 2 jam naik pompong (semacam perahu) dari Muara Jangan harap bisa

  T E R -

  Siberut. Harganya Rp10.000 untuk solar mau- menemukan SPBU pun bensin. Solar biasa mereka gunakan untuk buka dengan mudah. bahan bakar lampu templok atau untuk mesin Biasanya, setelah

  P E N C I L

  pompong mereka. tanki SPBU diisi, “Yang repot itu kalau tidak ada sama langsung diserbu jirigen-

  S U D A H

  sekali,” kata seorang warga Saibi. Itu bisa jirigen besar dan dalam waktu terjadi ketika ombak terlalu besar, sehingga singkat habis. Lantas mereka masyarakat enggan untuk membelinya ke menjualnya di pinggir-pinggir

  N A I K

  Muara Siberut -yang mendapat pasokan BBM jalan dengan harga sekitar dari Padang. Rp6.000 per liter.

  Hal serupa terjadi di Sebesi, seki- Jadi buat masyara-

  D A R I

  tar 2 jam dari Pelabuhan Canti (Kalianda, kat di beberapa daerah, Lampung). Bensin di sana sekitar Rp8.000. kenaikan bensin menjadi

  D U L U

  “Sssst! Tapi diam-diam ya, karena membawa Rp6.000 adalah hal yang biasa BBM dari Canti ke Sebesi itu ilegal,” kata saja. Justru yang jadi perhatian

  OLEH : MUHAMMAD IQBAL aparat setempat. mereka adalah, jangan-jangan nanti Atau jangan jauh-jauh ke Mentawai BBM tidak ada sama sekali karena dan Sebesi, coba jalan-jalan pakai mobil distribusinya yang berantakan. melintasi Lampung dan Sumatera Selatan. Mudah-mudahan tidak. kunjungi website ka mi : w w w. b a c k pa c k i n m a g a z i n e . c om

  INTERAKSI

  Belakangan ini, cuaca tidak mudah dipr ediksi.

  Kadang hujan, kadang panas terik, k adang bisa tiba-tiba datang badai. Sobat BM pernah apes pas traveling cuaca yang tiba-tiba buruk

  ?

  Awas

  April 2012 saya dan teman mendaki Kerinci. Waktu mau muncak subuh-subuh, badai kencang sekali se- hingga kami batal muncak. Besoknya kami ke Medan, rencana mau lanjut ke Aceh. Pas lagi santai di kedai kopi di Medan, tiba-tiba terjadi gempa besar di Aceh, getarannya terasa sampai Medan. Gagal deh ke Aceh.

  SHAH RENDY

  Apes banget pas badai di Gunung Guntur. Saking kencangnya badai tersebut, frame tenda saya retak, frame tenda tem an saya patah, dan tenda teman saya yang satunya lagi robek. Ckckck…

  BAYU

  ISMAYA Cuaca

  Buruk !!

  Waktu ke Pulau Tidung tahun 2008 lalu, salah posisi pas mendirikan tenda. Tiba-tiba hujan deras plus angin kencang, tenda nyaris terbang. Beruntung menemukan batang pohon di dekat tenda, langsung saja saya bawa masuk ke tenda supaya tidak tertiup angin. Fiuh.

THANKS TO OUR CONTRIBUTORS

  put your ads here...

  W I S ATA I N D O N E S I A S E K A L I K L I K !

  FIRMANSYAH

  Mau jadi kontributor? Kirim tulisan kamu sesuai dengan rubrik ke redaksiezinebi@yahoo.com

  Masih belum kapok nyumbang foto buat Backpackin Magazine. Hidup Firmansyah!

IKA WUWIWA

  Gadis jomblo yang baik hati dan rajin ngetrip. Punya kekuat- an super sehingga bisa aktif di banyak komunitas, organisasi, plus pekerjaan.

  Senang melakukan kegiatan eksplorasi kota atau daerah kemudian berbagi lewat tulisan, foto, dan video. Kesehariannya bekerja sebagai jurnalis di Media Indo- nesia Publishing. DAERAH KHUSUS IBUKOTA Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia. Menjadi satu-satunya kota di In- donesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

  TENTANG

  Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (se- belum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia,

  JAKARTA atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).

  Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia. -Wikipedia-