Kel 1 keterampilan bertanya penguatan me
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1) Hakikat serta Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk
mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian
siswa tertuju pada materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. Kegiatan
membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja
melainkan juga pada awal setiap penggal kegiatan, misalnya pada saat
memulai kegiatan tanya jawab, mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan
diskusi, mengawali pekerjaan tugas.
Tujuan membuka pelajaran
Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran,
maka kegiatan membuka pelajaran tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan
yang bersifat adminitrasi :
Mengecek kehadiran siswa
Menyiapkan alat – alat pejaran
Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada mengawali
pembelajaran, belum tentu akan mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental
siswa secara optimal. Dengan demikian, kegiatan membuka pembelajaran selain
untuk mempersiapkan hal – hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus
memfokuskan pada upaya mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian
dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah :
1.
Membangkitkan motivasi dan perhatian
2.
Membuat anak didik memahami bentuk tugas
3.
Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
4.
Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah
dimiliki/ diketahui dengan yang akan dipelajari
5.
Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Prinsip-Prinsip Membuka Pelajaran
1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan
komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi
siswa dalam mengondisikankesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti
pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka
pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka pelajaran
tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya
menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat
perhatian anak, terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh
kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang
ada kaitannya dengan materi pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu ( berkesinambungan ).
Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis
pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri
harus harus ada relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki
tingkat inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri.
Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk bahan pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak
terputus-putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau
cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep
pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan
dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan
pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang
dimiliki oleh guru dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka
pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran
tidak selalu harus dengan mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya,
membawa benda model, menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan tekateki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh
pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat
ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman
mereka tidak bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau
kegiatan lain yang menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan
antusiasme dan kehangatan. Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan
Membuka Pelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
Singkat, padat dan jelas
Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
Mengikat perhatian anak
Komponen-komponen dalam membuka pelajaran
Sebagaimana diketahui kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap
awal kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka
pelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Menarik perhatian siswa
1.
Memvariasikan gaya mengajar guru
Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
-
Pola interaksi yang bervariasi
(djamarah, syaiful Bahri.2005) pembelajaran adalah suatu proses komonikasi,
komonikasi pembelajaran yang dikembangkan secara interaktif akan menarik
perhatian siswa, karena suasana pembelajaran tidak menonton, varisai komonikasi
pembelajaran, misalnya kapan saat yang tapat untuk klasikal, individu, kelompok.
Tempat belajar, misalnya selaen belajar didalam kelas, juga untuk menarik
perhatian siswa, guru dapat merancang pembelajaran dilakukan diluar kelas,
laboratorium, perpustakaan, atau tempat belajar lainnya yang memungkin
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
b.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa
dan berkomonikasi secara kekeluargaan.
Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari
suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
c. Memberi acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan,
yang dapat dilakukan dengan cara:
Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran ,sehingga siswa
memahami apa yang harus dilakukan.
Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajran
berlangsung
d.
Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat melakukannya
dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang
telah dikuasai siswa siswi (pengetahuan siap) disamping itu perlu dikaitan dengan
pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa siswi.Cara yang dapat dilakukan guru
menurut Mulyasa (2005:88) antara lain dapat berupa:
-
Mengajukan pertanyaan apersepsi
-
Mengulas sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu
-
Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan siswa siswi
-
Menghubungkan hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan berurutan
Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk menyimpulkan
atau mengakhiri kegiatan inti. Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir
setiap penggal kegiatan, misalnya mengakhiri kegiatan diskusi, tanya jawab,
menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa. Kegiatan menutup
pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir
penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat
garis besar materi yang baru saja dibahas.
Tujuan menutup pelajaran:
Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah
diperoleh siswa, sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3.
Komponen-komponen menutup pelajaran
a.
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap akhir
penggal kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang
penguasaan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan
membuat inti pelajaraan.
b.
Menilai (mengevaluasi)
Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan,kelompok atau klasikal
-
Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain
Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru
meminta siswa memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas,
baik pendapat itu berupa pendapat perorangan maupun pendapat kelompok
-
Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula
c.
Tindak lanjut
Altematif lain yang dapat dilakukann guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah
dengan cara memberikan tindak lanjut (Aqib, zainal.2003). yang dimaksud dengan
tindak lanjut yaitu upaya menindak lanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik
berkenaan dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka
mengamlikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah
praktis. Jika kegiatan tindak lanjut bisa berupa pekerjaan rumah(pr), megerjakan
tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan opserfasi atau pengamatan, wawan cara
sederhana atau kegiatan lain atau yang sejenis.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal
dan akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih
dahulu guru harus dapat mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa
pada materi yang akan dipelajari. Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan
memberi acuan atau struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau
kopetensi dasarsecara indikator hasil belajar, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja, dan pembagian waktu belajar kepada siswa. Demikian pula sebelum
mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus menutup pelajaran, misalnya
dengan memberikan rangkuman atau mengadakan evalusi.
2. Keterampilan Bertanya
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan
informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses
pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa
ini menunjukkan adanya interaksi dikelas yang dinamis dan multi arah.
Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup
berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan.
Tujuan guru mengajukan pertanyaan :
(1) mengembangkan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
(2) menimbulkan rasa keingintahuan
(3) merangsang fungsi berfiikir
(4) mengembangkan keterampilan berfikir
(5) memfokuskan perhatian siswa
(6) menstruktur tugas yang akan diberikan
(7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa
(8) mengkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari
siswanya.
Keterampilan bertanya ini harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula
maupun guru yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan
baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta dapat
menggugah perhatian siswa atau peserta didik.
Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan
tugas pembelajaran
(1) pertanyaan permintaan
(2) pertanyaan mengarahkan atau menuntun
(3) pertanyaan yang bersifat menggali
(4) peratanyaan teoritis. Pertanyaan-pertanyaan berguna untuk memacu
gagasan peserta didik misalnya dalam hal memancing gagasan/ide peserta
didik dalam memecahkan masalah.
(5) pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah
satu peserta didik
(6) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
(7) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan
informasi
(8) Pertanyaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang
dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
(9) Pertanyaan meminpin ( Leadingf Question ), Yaitu pertanyaan yang
jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.
Prinsip-prinsip bertanya :
1. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu
berpikir kepada peserta didik.
2. pertanyaan hendaknya singkat, jelas, dan disusun dengan kata-kata
yang sederhana.
3. pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.
4. pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.
5. pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan
peserta didik
6. sebaiknya hindari pertanyaan retorikaatau leading question
Teknik-teknik dalam bertanya
1. Teknik menunggu
2. Teknik menguatkan kembali
3. teknik menuntun dan menggali
4. teknik mengacak
Keterampilan Bertanya memiliki 2 macam (Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut)
Kelompok Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar yaitu ketrampilan guru dalam membuat pertanyaan
tentang materi tersebut biasanya ditanyakan sebelum pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui pengetahuan apa yang sudah dimiliki siswa berkaitan dengan materi
tersebut.
Tujuannya antara lain :
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi
pembelajaran.
Memusatkan perhatian peserta didik terhadap fokus permasalahan yang
sedang dibahas.
Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
Komponen-komponennya antara lain :
Pengungkapan pertanyaan secara jelas
Pemberian acuan
Pemusatan perhatian
Pemindahan giliran
Penyebaran
Pemberian waktu berpikir
Pemberian tuntunan
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Kehangatan dan keantusiasan
Menghindari menjawab serempak
2. Kelompok Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya tingkat lanjut merupakan pertanyaan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami materi setelah melalui proses
pembelajaran.
Tujuannya antara lain :
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menemukan,
mengorganisasi, dan menilai informasi yang didapat
meningkatkan kemampuan peserta didik
mendorong peserta didik untuk mengembangkan ide
Komponen-komponennya antara lain :
Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
enagaturan urutan pertanyaan
Penggunaan pertanyaan pelacak
Peningkatan terjadinya interaksi
3. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respons
terhadap
suatu
perilaku
yang
dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik
pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara
verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang
dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan
mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka
pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif,
sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara
menghentikan atau menghapus Rangsangan yang tidak menyenangkan.
Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian dalam
belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya
diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif.
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1. Menimbulkan perhatian peserta didik.
2.Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
3. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
4. Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5. Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam
belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
Prinsip-prinsip penguatan :
1. Dilakukan dengan hangat dan semangat
2. Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3. Berdampak terhadap perilaku positif
4. Dapat bersipat pribadi atau kelompok
5. Hindari penggunaan respon negatif
1)
2)
3)
4)
5)
Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan
atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang
memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan,
maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun
dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat
fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat
mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.
1) Hakikat serta Tujuan Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk
mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk menciptakan prakondisi agar mental dan perhatian
siswa tertuju pada materi pelajaran yang akan dipelajari mereka. Kegiatan
membuka pelajaran tidak hanya dilakukan pada awal pelajaran saja
melainkan juga pada awal setiap penggal kegiatan, misalnya pada saat
memulai kegiatan tanya jawab, mengenalkan konsep baru, memulai kegiatan
diskusi, mengawali pekerjaan tugas.
Tujuan membuka pelajaran
Untuk menciptakan kondisi kesiapan mental siswa dalam mengikuti pembelajaran,
maka kegiatan membuka pelajaran tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan
yang bersifat adminitrasi :
Mengecek kehadiran siswa
Menyiapkan alat – alat pejaran
Mempersiapkan buku sumber dan kegiatan adminitrasi lainnya.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada mengawali
pembelajaran, belum tentu akan mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental
siswa secara optimal. Dengan demikian, kegiatan membuka pembelajaran selain
untuk mempersiapkan hal – hal yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus
memfokuskan pada upaya mengkondisikan kesiapan baik fisik dan mental, perhatian
dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
Maka tujuan dari keterampilan membuka pelajaran adalah :
1.
Membangkitkan motivasi dan perhatian
2.
Membuat anak didik memahami bentuk tugas
3.
Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
4.
Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah
dimiliki/ diketahui dengan yang akan dipelajari
5.
Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan
diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar.
Prinsip-Prinsip Membuka Pelajaran
1. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan
komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi
siswa dalam mengondisikankesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti
pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka
pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka pelajaran
tersebut.
Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya
menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat
perhatian anak, terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh
kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang
ada kaitannya dengan materi pelajarannya.
2. Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu ( berkesinambungan ).
Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis
pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri
harus harus ada relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki
tingkat inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri.
Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk bahan pengait.
3. Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak
terputus-putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau
cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep
pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan
dipelajari.
Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan
pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang
dimiliki oleh guru dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka
pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran
tidak selalu harus dengan mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya,
membawa benda model, menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan tekateki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.
4. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh
pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat
ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman
mereka tidak bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau
kegiatan lain yang menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan
antusiasme dan kehangatan. Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan
Membuka Pelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
Singkat, padat dan jelas
Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
Mengikat perhatian anak
Komponen-komponen dalam membuka pelajaran
Sebagaimana diketahui kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan pada setiap
awal kegiatan. Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka
pelajaran adalah sebagai berikut:
a.
Menarik perhatian siswa
1.
Memvariasikan gaya mengajar guru
Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa
-
Pola interaksi yang bervariasi
(djamarah, syaiful Bahri.2005) pembelajaran adalah suatu proses komonikasi,
komonikasi pembelajaran yang dikembangkan secara interaktif akan menarik
perhatian siswa, karena suasana pembelajaran tidak menonton, varisai komonikasi
pembelajaran, misalnya kapan saat yang tapat untuk klasikal, individu, kelompok.
Tempat belajar, misalnya selaen belajar didalam kelas, juga untuk menarik
perhatian siswa, guru dapat merancang pembelajaran dilakukan diluar kelas,
laboratorium, perpustakaan, atau tempat belajar lainnya yang memungkin
pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
b.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa
dan berkomonikasi secara kekeluargaan.
Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari
suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
c. Memberi acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan,
yang dapat dilakukan dengan cara:
Mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran ,sehingga siswa
memahami apa yang harus dilakukan.
Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajran
berlangsung
d.
Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pembelajran guru dapat melakukannya
dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi yang
telah dikuasai siswa siswi (pengetahuan siap) disamping itu perlu dikaitan dengan
pengalaman,minat,dan kebutuhan siswa siswi.Cara yang dapat dilakukan guru
menurut Mulyasa (2005:88) antara lain dapat berupa:
-
Mengajukan pertanyaan apersepsi
-
Mengulas sepintas garis besar isi pelajran yang telah lalu
-
Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan siswa siswi
-
Menghubungkan hubungkan bahan pelajran yang sejenis dan berurutan
Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran merupakan kegiatan dan pernyataan guru untuk menyimpulkan
atau mengakhiri kegiatan inti. Menutup pelajaran juga dapat dilakukan pada akhir
setiap penggal kegiatan, misalnya mengakhiri kegiatan diskusi, tanya jawab,
menindaklanjuti pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa. Kegiatan menutup
pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir
penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran, misalnya merangkum atau membuat
garis besar materi yang baru saja dibahas.
Tujuan menutup pelajaran:
Untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap materi pokok atau
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Mementapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah
diperoleh siswa, sekaligus sebagai umpan balik bagi guru.
Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan
hasil pembelajaran yang telah dicapai siswa.
3.
Komponen-komponen menutup pelajaran
a.
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap akhir
penggal kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang
penguasaan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan
membuat inti pelajaraan.
b.
Menilai (mengevaluasi)
Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara
perorangan,kelompok atau klasikal
-
Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain
Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru
meminta siswa memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas,
baik pendapat itu berupa pendapat perorangan maupun pendapat kelompok
-
Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula
c.
Tindak lanjut
Altematif lain yang dapat dilakukann guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah
dengan cara memberikan tindak lanjut (Aqib, zainal.2003). yang dimaksud dengan
tindak lanjut yaitu upaya menindak lanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik
berkenaan dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka
mengamlikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah
praktis. Jika kegiatan tindak lanjut bisa berupa pekerjaan rumah(pr), megerjakan
tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan opserfasi atau pengamatan, wawan cara
sederhana atau kegiatan lain atau yang sejenis.
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal
dan akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih
dahulu guru harus dapat mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa
pada materi yang akan dipelajari. Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan
memberi acuan atau struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau
kopetensi dasarsecara indikator hasil belajar, pokok persoalan yang akan dibahas,
rencana kerja, dan pembagian waktu belajar kepada siswa. Demikian pula sebelum
mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus menutup pelajaran, misalnya
dengan memberikan rangkuman atau mengadakan evalusi.
2. Keterampilan Bertanya
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan
informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses
pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, antara siswa
ini menunjukkan adanya interaksi dikelas yang dinamis dan multi arah.
Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup
berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan.
Tujuan guru mengajukan pertanyaan :
(1) mengembangkan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
(2) menimbulkan rasa keingintahuan
(3) merangsang fungsi berfiikir
(4) mengembangkan keterampilan berfikir
(5) memfokuskan perhatian siswa
(6) menstruktur tugas yang akan diberikan
(7) mendiagnosis kesulitan belajar siswa
(8) mengkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari
siswanya.
Keterampilan bertanya ini harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula
maupun guru yang sudah profesional karena dengan mengajukan pertanyaan
baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta dapat
menggugah perhatian siswa atau peserta didik.
Ada 4 jenis pertanyaan yang dapat kita gunakan dalam melaksanakan
tugas pembelajaran
(1) pertanyaan permintaan
(2) pertanyaan mengarahkan atau menuntun
(3) pertanyaan yang bersifat menggali
(4) peratanyaan teoritis. Pertanyaan-pertanyaan berguna untuk memacu
gagasan peserta didik misalnya dalam hal memancing gagasan/ide peserta
didik dalam memecahkan masalah.
(5) pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah
satu peserta didik
(6) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
(7) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan
informasi
(8) Pertanyaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang
dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
(9) Pertanyaan meminpin ( Leadingf Question ), Yaitu pertanyaan yang
jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri.
Prinsip-prinsip bertanya :
1. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu
berpikir kepada peserta didik.
2. pertanyaan hendaknya singkat, jelas, dan disusun dengan kata-kata
yang sederhana.
3. pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.
4. pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.
5. pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan
peserta didik
6. sebaiknya hindari pertanyaan retorikaatau leading question
Teknik-teknik dalam bertanya
1. Teknik menunggu
2. Teknik menguatkan kembali
3. teknik menuntun dan menggali
4. teknik mengacak
Keterampilan Bertanya memiliki 2 macam (Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut)
Kelompok Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar yaitu ketrampilan guru dalam membuat pertanyaan
tentang materi tersebut biasanya ditanyakan sebelum pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui pengetahuan apa yang sudah dimiliki siswa berkaitan dengan materi
tersebut.
Tujuannya antara lain :
Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi
pembelajaran.
Memusatkan perhatian peserta didik terhadap fokus permasalahan yang
sedang dibahas.
Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
Komponen-komponennya antara lain :
Pengungkapan pertanyaan secara jelas
Pemberian acuan
Pemusatan perhatian
Pemindahan giliran
Penyebaran
Pemberian waktu berpikir
Pemberian tuntunan
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
Kehangatan dan keantusiasan
Menghindari menjawab serempak
2. Kelompok Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya tingkat lanjut merupakan pertanyaan yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami materi setelah melalui proses
pembelajaran.
Tujuannya antara lain :
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menemukan,
mengorganisasi, dan menilai informasi yang didapat
meningkatkan kemampuan peserta didik
mendorong peserta didik untuk mengembangkan ide
Komponen-komponennya antara lain :
Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan
enagaturan urutan pertanyaan
Penggunaan pertanyaan pelacak
Peningkatan terjadinya interaksi
3. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respons
terhadap
suatu
perilaku
yang
dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik
pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara
verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang
dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan
mimik, gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka
pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif,
sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara
menghentikan atau menghapus Rangsangan yang tidak menyenangkan.
Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatkan perhatian dalam
belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya
diri, dan memelihara iklim belajar yang kondusif.
Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :
1. Menimbulkan perhatian peserta didik.
2.Membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
3. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi.
4. Merangsang peserta didik berfikir yang baik
5. Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam
belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
Prinsip-prinsip penguatan :
1. Dilakukan dengan hangat dan semangat
2. Memberikan kesan positif kepada peserta didik
3. Berdampak terhadap perilaku positif
4. Dapat bersipat pribadi atau kelompok
5. Hindari penggunaan respon negatif
1)
2)
3)
4)
5)
Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan
atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.
Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang
memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan,
maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran
Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun
dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang
dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat
fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat
mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.