Resume Bab II Apa Sebab Negara Republik

NAMA

: FAISAL ARDIANTO AJI SAPUTRA

NO

: 141150337

MATA KULIAH

: PENDIDIKAN PANCASILA

RESUME
BAB II
APA SEBAB NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERDASARKAN PANCASILA?
Amanat di Depan Kongres Rakyat Jawa Timur
Pada tanggal 24 September 1955 di Surabaya

Apa sebabnya Negara Republik Indonesia berdasarkan kepada Pancasila? Dan
penerangan tentang hal Panca Dharma. Didalam Undang-undang Dasar kita, telah dicantumkan

satu mukaddimah, kata pendahuluan. Dan didalam kata pendahuluan itu dengan tegas disebutkan
Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan Indonesia yang bulat, Perikemanusiaan,
Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial”. Bukan hanya sekali Pancasila disebutkan didalam
Undang-undang Dasar Republik Indonesia ini. Sejak tahun 1945 telah mengalami empat kali
naskah. Sebelum proklamsi 17 Agustus sudah ada naskah, pada tanggal 17 Agustus satu naskah
lagi. Kemudian saat RIS dibentuk satu naskah lagi, Republik Indonesia kesatuan, satu naskah
lagi. Dan dalam keempat naskah itu dengan tegas disebutkan Pancasila
Pada saat bangsa Indonesia didalam zaman Jepang, telah mempersiapkan diri pada tahun
1945 untuk menjadi bangsa yang merdeka. Pada waktu itu telah disusun satu naskah yang
dinamakan “Jakarta Charter”. Didalam “Jakarta Charter” ini telah disebutkan dengan tegas lima
azas yang hendak dipakai sebagai pegangan untuk negara yang akan datang. “Ketuhanan yang
maha esa, Kebangsaan, Perikemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial”.
Demikian pula tatkala proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan
tegas Undang-undang yang bangsa ini gunakan yaitu Undang-undang Dasar yang telah
direncanakan pada waktu zaman Jepang. Dan didalam Undang-undang Dasar itu dengan tegas
dikatakan Pancasila: “Ketuhanan yang maha esa, Kebangsaan, Perikemanusiaan, Kedaulatan

Rakyat, Keadilan Sosial”. Begitu juga saat politik di negeri ini Republik Indonesia Serikat (RIS),
pada waktu itu dibentuk Undang-undang Dasar RIS. Dan didalam mukaddimah Undang-undang
Dasar RIS ini disebutkan lagi dengan tegas Pancasila. Bangsa ini tidak menyukai federalfederalan. Dengan tegas rakyat memprotes adanya susunan federal ini. Delapan bulan susunan

federal ini. Delapan bulan susunan RIS berdiri, hancur lebur RIS, berdirilah Negara Republik
Indonesia Kesatuan. Dan Undang-undang Dasar yang dipakai RIS ini diubah menjadi Undangundang Dasar Sementara tetapi tidak diubah isi mukaddimah yang mengandung Pancasila. Jadi
dengan tegas, empat kali perubahan naskah. Tiap-tiap naskah menyebutkan Pancasila
Apa sebab negara Republik Indonesia didasarkan Pancasila? Pancasila adalah sementara.
Tetapi bukan saja Pancasila adalah sementara, bahkan ketentuan di dalam Undang-undang Dasar
kita, bahwa sang Merah Putih bendera kita itupun sementara! Segala Undang-undang Dasar kita
sekarang ini adalah sementara. Apa sebabnya sementara? Karena yang akan menentukan segala
sesuatunya ialah konstintuante. Konstintuante adalah pembentuk konstitusi. Konstitusi berarti
Undang-undang Dasar. Undang-undang Dasar yang tetap bagi Negara Republik Indonesia, yang
masih sementara.
Yah, benar segala sesuatunya masih sementara, bahwa Sang Merah Putih adalah
sementara, adalah bendera Republik Indonesia pun sementara. Janganlah memperdebatkan Sang
Merah Putih ini. Jangan ada pihak lain yang mengusulkan warna lain sebagai Bendera Republik
Indonesia. Warna merah Putih ini bukan buatan Republik Indonesia. Bukan buatan dari zaman
pergerakan nasional. Bukan buatan Bung Karno, bukan buatan bung Hatta! Enam ribu tahun
sudah bangsa ini mengenal akan warna Merah Putih. Tatkala disini belum ada berbagai agama
telah mengagungkan warna Merah Putih. Pada waktu itu belum mengenal tuhan. Pada waktu itu
yang disembah adalah matahari dan bulan. Siang matahari, malam bulan. Matahari merah, bulan
putih. Kemudian bertambah kecerdasan kita. Kita memperhatikan segala sesuatu di alam ini, ada
yang bergerak ada yang tidak bergerak. Ada manusia dan binatang, makhluk-makhluk yang

bergerak. Ada tumbuh-tumbuhan yang tidak bisa bergerak. Manusia dan binatang itu darahnya
merah, tumbuh-tumbuhan darahnya putih. Getih – getah. Cuma ‘i’ diganti ‘a’. lalu kejadian
manusia ini adalah dari perhubungan laki dan perempuan. Perempuan dan laki. Perempuan
adalah merah, laki adalah putih. Dan itulah sebabnya maka tidak turun-temurun mengagungkan
merah putih. Tatkala kita mempunyai kerajaan Singosari, Merah Putih telah berkibar terus

dirampas oleh imperialisme asing. Tetapi di dalam dada kita tetap hidup kecintaan kepada Merah
Putih
Dan tatkala pergerakan nasional sejak tahun 1908, dengan lahirnya Budi Utomo dan
diikuti oleh Serikat Islam, oleh NIP (National Indische Party), oleh ISDP, oleh PKI, oleh Serikat
Rakyat, oleh PPPK, oleh Parinda, dan lain-lain, maka rakyat Indonesia tetap mencintai Merah
Putih sebagai warna benderanya. Dan tatkala pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamirkan
kemerdekaan, dengan resmi kita menyatakan sang Merah Putih adalah bendera kemerdekaan
kita.
Negara kita adalah wadah. Wadahnya, wadahnya saja yang bernama negara ini. Di dalam
wadah ini ada masyarakat. Wadah yang dinamakan negara ini adalah wadah untuk masyarakat.
Membentuk wadah adalah lebih mudah daripada membentuk masyarakat. Membentuk wadah
adalah sebenarnya bisa dijalankan dalam satu hari – wadah yang bernama negara itu. Tidaklah,
dari sejarah dunia kadang-kadang mendengar, bahwa oleh suatu konferensi kecil diputuskan
dibentuk negara ini, dibentuk negara itu. Misalnya, dahulu sesudah peperangan dunia yang

pertama, tidakkah negara Cekoslowakia sekedar dengan coretan pena dari suatu konferensi kecil.
Membentuk negara, gampang! Dulu disini pernah dibentuk negara Indonesia Timur,
negara Pasundan, hanya dengan dekrit Van Mook, tetapi mencoba membentuk masyarakat,
susah! Membentuk masyarakat harus bekerja siang dan malam, bertahun-tahun, berpuluh-tahun,
kadang-kadang berwindu-windu, berabad-abad. Masyarakat apapun tidak gampang dibentuknya.
Bukan bisa dibentuk dengan satu dekrit, dengan satu tulisan, dengan satu tarikan nafas manusia.
Membentuk masyarakat makan waktu!
Wadah yang bernama negara, negara yang bernama Republik Indonesia itu adalah wadah
untuk masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke! Dan masyarakat Indonesia ini adalah
beraneka ragam, beraneka adat-istiadat, beraneka suku, jikalau negara Republik Indonesia telah
berdiri, agar bisa menjadi wadah bagi segenap rakyat Indonesia, negara harus didasarkan apa?
Negara Indonesia ini cantiknya bukan main! Dan bukan hanya cantik, sehingga benarlah
apa yang diucapkan oleh Multatuli didalam kitab ‘Max havelar’. Bahwa Indonesia ini adalah
demikian cantiknya, sehingga ia sebutkan “Indulinde de zich daar slingert om den evenaar al
seen gordel van smaragd”. Indonesia yang laksana ikat pinggang terbuat daripada zamrud

berlilit-lilit sekeliling khatulistiwa! Indahnya demikian. Dan memang benar jika engkau terbang
diangkasa dan melihat ke bawah, kelihatan Indonesia ini adalah sebagai ikat pinggang yang
terbuat dari zamrud, melilit mengelilingi khatulistiwa, berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu
pulau. Dan tiap-tiap pulau itu berwarna-warna. Ada yang hijau kehijauan, ada yang kuning

kekuningan. Lebih daripada 3.000 pulau, bahkan kalau dihitung dengan yang kecil-kecil, 10.000
pulau.
Bangsa Indonesia adalah beraneka ragam? Bahwa bangsa Indonesia ini beraneka adatistiadat, beraneka suku pula. Beraneka suku, beraneka agama, beraneka adat-istiadat. Sebelum
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, para pejuang ingin
membentuk suatu wadah. Wadah yang bernama negara. Wadah untuk masyarakat, bagi
masyarakat yang beraneka agama, beraneka suku, beraneka adat-istiadat, membentuk satu wadah
yang tidak retak, yang utuh, yang mau menerima semua masyarakat Indonesia yang beraneka itu
dan yang masyarakat Indonesia mau duduk pula di dalamnya.
Pancasila tidaklah diciptakan. Sebab sesuatu dasar negara ciptaan tidak akan bertahan
lama. Jikalau hendak mengadakan dasar untuk sesuatu Negara, dasar untuk sesuatu wadah,
jangan bikin sendiri, jangan anggit sendiri, jangan karang sendiri. Selamilah sedalam-dalamnya
lautan daripada sejarah! Gali sedalam-dalamnya bumi dari pada Sejarah! Sejarah rakyat
Indonesia, lima mutiara yang terbenam di dalamnya, yang tadinya lima mutiara itu cemerlang
tetapi karena oleh penjajahan asing yang 350 tahun lamanya, terbenam kembali di dalam bumi
bangsa Indonesia ini.
Pancasila diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Pancasila hanya digali daripada
buminya bangsa Indonesia. Pancasila terbenam di dalam bumi bangsa Indonesia 350 tahun
lamanya, digali kembali dan dipersembahkan Pancasila ini di atas persada bangsa Indonesia
kembali.
Tidakkah benar, bahwa kita sebelum ada Bung Karno, sebelum ada Republik Indonesia,

sebenarnya telah mengenal Pancasila? Tidakkah benar kita dari dahulu mula telah mengenal
Tuhan, hidup di dalam alam ketuhanan Yang Maha Esa? Sejak dahulu mula bangsa Indonesia
adalah bangsa yang cinta kepada ketuhanan. Kemudian Ketuhanan itu disempurnakan oleh
agama-agama. Disempurnakan oleh Agama Islam, disempurnakan oleh Agama Kristen. Tetapi
dari dahulu mula kita adalah satu bangsa yang berketuhanan.

Demikian pula, tidakkah benar bahwa kita ini dari dahulu mula telah cinta kepada Tanah
Air dan Bangsa? Hidup di dalam alam kebangsaan? Dan bukan kebangsaan kecil, tetapi
kebangsaan Indonesia. Rasa kebangsaan bukan rasa baru bagi kita. Mungkinkah mempunyai
kerajaan seperti kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dahulu jikalau kita tidak mempunyai rasa
kebangsaan yang berkoar-koar di dalam dada kita? Ya kata pemimpin besar yang bernama
Gadjah Mada sang Maha Patih Ihino Gadjah Mada. Benar, kita mempunyai pemimpin yang
besar itu. Tetapi apakah pemimpin ini yang sebenarnya pencipta daripada kesatuan kerajaan
Majapahit? Tidak! Pemimpin besar sekedar adalah sambungan lidah daripada rasanya rakyat
jelata. Tidak ada satu orang pemimpin besar, walaupun besarnya bagaimanapun juga, bisa
membentuk negara yang sebesar Majapahit – ialah satu negara yang besar, yang wilayahnya dari
Sabang sampai Merauke, bahkan sampai daerah Philipina sekarang.
Kemerdekaan adalah hasil dari segenap perjuangan rakyat, Negara Republik Indonesia
ini bukan milik satu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan
milik sesuatu golongan adat istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai merauke!

Perjuangan untuk merebut kemerdekaan ini dijalankan oleh semua bangsa Indonesia.
Rasa kebangsaan kita sudah sejak zaman dahulu, demikian pula rasa perikemanusiaan.
Kita sebagai bangsa Indonesia adalah satu-satunya bangsa di dalam sejarah dunia, satu-satunya
bangsa yang tidak pernah menjajah bangsa lain adalah bangsa Indonesia, apa sebab? Oleh karena
bangsa Indonesia di atas dasar perikemanusiaan sejak zaman dahulu. Dari zaman hindu kita
sudah mengenal perikemanusiaan. Disempurnakan lagi rasa perikemanusiaan itu dengan agamaagama yang kemudian.
Demikian pula rasa kedaulatan rakyat. Apa sebab pergerakan Nasional Indonesia laksana
api mencetus dan meledakan segenap rasa kebangsaan Indonesia? Oleh karena pergerakan
nasional Indonesia itu berdiri di atas dasar kedaulatan rakyat. Bangsa Indonesia dari dahulu mula
telah mengenal kedaulatan rakyat, hidup di dalam alam kedaulatan rakyat. Demokrasi bukan
barang baru bagi kita.
Demikian pula cita-cita keadilan sosial, bukan cita-cita baru bagi kita. Jangan kira, bahwa
cita-cita keadilan sosial itu buatan Bung Karno, Bung Hatta, atau komunis atau kaum serikat
rakyat, kaum sosialis. Tidak! Dari dahulu mula bangsa Indonesia ini cinta kepada keadilan sosial.

Maka oleh karena itu, baik Ketuhanan yang Maha Esa maupun Kebangsaan, maupun
Perikemanusian, maupun Kedaulatan Rakyat, maupun Keadilan sosial bukanlah diciptakan tetapi
sekedar digali sila-sila itu. Dan sila-sila ini dipersembahkan kembali kepada bangsa Indonesia
untuk dipakai sebagai dasar daripada wadah yang harus berisi masyarakat yang beraneka agama,
beraneka suku, beraneka adat-istiadat.

Maka di dalam sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai, di dalam zaman Jepang, pertengahan
tahun 1945 telah diadakan satu sidang daripada pemimpin-pemimpin Indonesia, dan di dalam
sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai itu dibicarakan hal-hal ini. Pertama, apakah negara akan
datang itu harus berdasar satu falsafah ataukah tidak? Semua berkata, “harus berdasarkan satu
falsafah”. Harus memakai dasar. Sebab kita melihat di dalam sejarah dunia ini banyak sekali
negara yang tidak berdasar, lantas berbuat jahat, oleh karana itu tidak mempunyai ancer-ancer
hidup bagi rakyatnya. Kita melihat negara-negara yang besar, tetapi tidak mempunyai ancerancer hidup, tidak mempunyai dasar hidup, dengan sedih kita melihat bahwa negara-negara itu
berbuat sesuatu yang sebenarnya melanggar kedaulatan dan perikemanusiaan.
Dan tatkala kita memproklamirkan kemerdekaan, kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, dasar ini yang dipakai. Oleh karena dasar ini, segenap rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke menyebutkan proklamasi itu dengan gegap-gempita. Inilah dasar yang
menjamin ketuhanan bangsa kita yang beraneka agama, beraneka adat-istiadat, beraneka suku.
Di dalam Kongres Rakyat Indonesia, di dalam Kongres Partai Nasional Indonesia di
Bandung terlihat gejala-gejala perpecahan makin lama makin meningkat, makin lama makin
menampak. Bersatulah kembali Saudara-saudara, bersatulah rakyat, bersatu kembali di dalam
persatuan nasional revolusioner yang sebulat-bulatnya. Sebab kita duduk di dalam alam
revolusioner nasional. Kalau kita mengadakan persatuan yang bukan persatuan nasional
revolusioner, kita tidak bisa menyelesaikan revolusi nasional kita itu.
Panca Dharma, apa inti dari Panca Dharma? Tak lain dan tak bukan ialah inti itu keluar
daripada jiwa Pancasila. Tidakkah Panca Dharma lima? Pertama, Persatuan. Kedua, yang

merusak persatuan dan mengacau-ngacaukan keamanan ini harus kita lenyapkan. Nomor tiga,
pembangunan, pembangunan, pembangunan! Keempat, Irian Barat. Kelima, Pemilihan Umum.
Pemilihan Umum pada intinya adalah persatuan.

Pembangunan juga tidak bisa selesai zonder persatuan. Dapatkah engkau membangun
ekonomi Indonesia tanpa persatuan? Tahukah engkau bahwa Indonesia ini ekonomi yang
sebenarnya satu unit, satu kesatuan yang besar, yang jikalau satu daerah dikeluarkan, kocar-kacir
ekonomi kita ini. Dan kita menyusun satu ekonomi yang bukan ekonomi kolonial, ekonomi
imperialis. Tidak! Di dalam Undang-undang Dasar kita disebutkan dengan tegas bukan ekonomi
yang bikin gendut perutnya satu dua orang. Tetapi ekonomi yang membikin sejahtera segenap
rakyat. Inilah dasar, inti jiwa daripada Undang-undang Dasar kita, meskipun Undang-undang
Dasar yang dinamakan sementara.
Satu ekonomi nasional yang menjamin semua bangsa Indonesia hidup sejahtera, layak,
makmur. Bukan ekonomi yang membikin gendut orang satu tetapi ekonomi sama rata sama rasa.
Satu ekonomi yang mengandung jaminan kehidupan yang baik buat semua, di alam suasana
kesatuan dan persatuan. Pengacau keamanan bahwa itu memecah kepada persatuan merugikan
kepada rakyat.
Irian Barat. Sebab apa menuntut Irian barat? Sebab Irian Barat adalah sebagian daripada
tanah air Indonesia, oleh karena suku Irian Barat adalah sebagian daripada bangsa Indonesia
seluruhnya. Bangsa Indonesia adalah satu dari Sabang sampai ke Merauke.

Jadi, dasarnya ialah persatuan bangsa. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang kecil
jumlahnya. Lebih besar daripada bangsa yang lain-lainnya. Tidak ada satu tanah air daripada
sesuatu bangsa yang lebih hebat daripada tanah air Indonesia. Tidak ada suatu bangsa yang lebih
– seragam, sebenarnya jikalau mau – daripada bangsa Indonesia. Tidak ada satu tanah air yang
lebih indah daripada bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tidaklah sedikit jumlahnya daripada
bangsa-bangsa lain didunia, jikalau bangsa ini bersatu padu didalam kesatuan nasional
revolusioner, tidak ada satu cita-cita yang tidak terlaksana oleh kita.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA KOPER-X (KOTAK PERKALIAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PERKALIAN SISWA KELAS II DI SD NEGERI MOJOLANGU 2

8 90 18

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kalisat Kabupaten Jember)

1 35 17

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

Evaluasi Kebijakan Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2008 Bab IV Dan Bab VI (Studi Kasus PKL Jl. Untung Suropati)

0 50 15

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Analisis Rasio Keuangan Dengan Menggunakan Leverage Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TBK

2 11 1

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70

TEKNIK REAKSI KIMIA II

0 26 55

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17