INISIASI 7 Tuton ISIP4112 Pengantar Ilmu

Inisiasi 7
Keseimbangan Pendapatan Nasional
Perekonomian mempunyai empat komponen pengeluaran, yaitu sektor
rumah tangga, swasta, pemerintah dan sektor luar negeri (asing). Tiga
komponen yang pertama merupakan unsur dari perekonomian domestik atau
perekonomian tertutup. Pada saat semua komponen perekonomian dilibatkan
disebut dengan perekonomian terbuka.
Gambar 7.1 memperlihatkan aliran pendapatan dan pengeluaran yang
terjadi di antara 2 sektor ekonomi, yaitu RTK dan RTP. Aliran tersebut
disebut dengan circular flow, yang memperlihatkan bagaimana dua sektor
tersebut melakukan interaksi satu sama lain. Sektor rumah tangga akan
memberikan faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor bisnis
sebagai input, untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor produksi
tersebut meliputi tenaga kerja, modal, tanah, gedung, dan lainnya. Hal ini
diperlihatkan dengan adanya aliran jasa faktor produksi dari sektor rumah
tangga ke sektor bisnis. Sebaliknya, sebagai balas jasa dari penggunaan
faktor produksi maka sektor bisnis akan memberikan pembayaran
pendapatan atas penggunaan faktor produksi tersebut ke sektor rumah tangga,
misalnya dalam bentuk upah, gaji, bunga, sewa dan keuntungan. Aliran
tersebut akan diperlihatkan oleh aliran pembayaran pendapatan dari sektor
bisnis ke sektor rumah tangga. Pada saat lain, sektor bisnis akan

menghasilkan barang dan jasa dari hasil penggunaan faktor produksi tadi, dan
distribusikan ke sektor rumah tangga dalam bentuk aliran barang hasil
produksi. Sektor rumah tangga dalam menggunakan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor bisnis, akan memberikan balas jasa berupa
pengeluaran dari pendapatan sektor rumah tangga kepada sektor bisnis.
Aliran pengeluaran konsumsi memperlihatkan penyerahan sebagian atau
seluruh pendapatan sektor rumah tangga kepada sektor bisnis.

Gambar 7.1.
Model Perekonomian 2-Sektor

Pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga tidak seluruhnya
ditukarkan menjadi barang dan jasa, tetapi ada sebagian yang tidak
dikonsumsikan dan disimpan dalam bentuk tabungan. Hal ini merupakan
pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Tabungan tersebut akan masuk ke
dalam pasar uang dan modal, yang akan diserap oleh sektor bisnis untuk
dijadikan tambahan modal atau investasi.
Perekonomian dua sektor mempunyai 2 pendekatan dalam melihat
keseimbangan pendapatan nasionalnya. Pertama, dengan menjumlahkan
konsumsi yang dilakukan dengan tabungan atau investasi. Kedua, pada saat

tingkat tabungan sama dengan investasi.
Fenomena perubahan konsumsi akibat adanya perubahan pendapatan,
melahirkan suatu fungsi yang disebut fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
Kedua fungsi tersebut memperlihatkan hubungan yang terjadi antara
pendapatan dengan konsumsi atau tabungan. Melalui fungsi ini kita bisa
melihat bagaimana keseimbangan pendapatan nasional terjadi dengan melihat
sisi pengeluaran dan pendapatan.
Pada perekonomian tiga sektor kita akan memasukkan sektor pemerintah
dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional. Dengan demikian, dalam

perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor rumah tangga, sektor
bisnis/swasta, dan sektor pemerintah. Masuknya pemerintah dalam
perekonomian memberi dampak yaitu berkurangnya tingkat pendapatan yang
siap dibelanjakan akibat dari dikenakannya pajak terhadap pendapatan.
Selain itu, pengeluaran pemerintah (G) muncul sebagai akibat adanya
pendapatan dari pajak yang akan menyerap barang dan jasa dalam
perekonomian.
Pada Gambar 7.2 diperlihatkan adanya aliran baru yang berasal dari
sektor pemerintah. Pemerintah mengenakan pajak terhadap sektor rumah
tangga dan bisnis sebagai bentuk pendapatan, kemudian akan dikeluarkan

dalam aliran pengeluaran pemerintah. Pada saat itulah muncul kebijakan
moneter terhadap pasar uang untuk mengatur peredaran uang. Selanjutnya,
pemerintah akan mengeluarkan kebijakan fiskal untuk mengatur penerimaan
dan pengeluaran pemerintah.

Gambar 7.2.
Model Perekonomian 3-Sektor

Jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah bisa bermacam-macam,
tergantung kebijakan apa yang diterapkan. Pada intinya kita bisa merangkum
jenis pajak yang dikenakan terhadap pendapatan menjadi 4 jenis, yaitu
berikut ini.
1. Pajak regresif
Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semakin menurun,
jika pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.
2. Pajak progresif
Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang semakin naik jika
pendapatan yang kena pajak semakin bertambah besar.

3.


4.

Pajak proporsional
Merupakan pungutan pajak dengan persentase yang tetap, berapa pun
besarnya pendapatan yang kena pajak
Pajak tetap (lump sum tax)
Merupakan pungutan pajak dengan nilai yang tetap, berapa pun besarnya
pendapatan yang kena pajak.

Uang dan Bank
Secara definitif, uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat tukar atau pembayaran yang sah, yang diatur oleh undang-undang suatu
negara dan diakui oleh negara-negara lain. Menurut Sadono Sukirno, suatu
benda bisa digunakan sebagai uang harus memenuhi syarat-syarat berikut.
1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
2. Mudah dibawa-bawa.
3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya.
4. Tahan lama.
5. Jumlahnya terbatas.

6. Bendanya mempunyai mutu yang sama.
Selain syarat-syarat yang disebutkan di atas, uang mempunyai fungsifungsi utama, yaitu sebagai:
1. alat tukar;
2. satuan pengukur nilai;
3. alat penimbun kekayaan.
Seperti telah diketahui tiga fungsi utama uang, yaitu sebagai alat
pertukaran, satuan nilai, dan sebagai alat penimbun kekayaan. Tiga fungsi
tersebut sangat penting bagi semua orang. Sehingga seseorang bersedia untuk
memegang sejumlah uang dengan mengorbankan pendapatan yang diterima
bila menyimpan uang dalam bentuk lain. Biaya pengorbanan tersebut disebut
dengan bunga, yang merupakan harga dari uang.
Permintaan terhadap uang pada dasarnya dapat dibagi ke dalam 2 bagian
besar, yaitu berikut ini.

1.

2.

Permintaan untuk transaksi.
Seorang individu memerlukan uang untuk membeli berbagai barang dan

jasa. Demikian juga seorang pengusaha yang memerlukan uang untuk
membayar berbagai transaksi berkenaan dengan usahanya. Artinya,
semua pihak memerlukan uang untuk melakukan transaksi sehari-hari.
Permintaan atas Aset.
Jika seseorang memegang uang maka dia mengorbankan kesempatan
untuk memperoleh tambahan pendapatan. Misalnya, uang tersebut
disimpan dalam bentuk aset, seperti saham, deposito atau surat berharga
lainnya. Bentuk pilihan untuk menyimpan uang dalam bentuk aset
disebut dengan portfolio. Selain itu, seorang individu akan menyimpan
uangnya untuk berbagai tujuan, seperti sebagai dana pensiun, pendidikan
anak dan untuk berjaga-jaga.

Pilihan terhadap bentuk lain dari uang tersebut akan terjadi jika
keuntungan dalam bentuk bunga menjadi demikian menarik sehingga
seorang individu akan mengalihkan bentuk kepemilikan uangnya.
Dengan demikian, permintaan uang dipengaruhi oleh keputusan
seseorang untuk memegang uang. Selanjutnya, keputusan seseorang untuk
memegang uang dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku. Semakin
tinggi tingkat bunga maka permintaan uang akan semakin rendah karena
dipengaruhi oleh balas jasa dalam bentuk bunga yang lebih tinggi.

Secara garis besar, lembaga keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam 2
kelompok, yaitu bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1. Lembaga keuangan berupa bank. Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak, bisa dikategorikan menjadi:
a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Sentral, merupakan lembaga keuangan yang mengatur sistem
perbankan dan moneter di suatu negara. Nasabah dari Bank Sentral
adalah bank-bank umum dan pemerintah.

c.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.


Seperti disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 10 tahun 1998, kegiatan usaha yang dapat dilakukan BPR
adalah:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
b. memberikan kredit;
c. menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip
Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;
d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia,
deposito berjangka, sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank
lain.
Kegiatan usaha yang dilarang dilakukan oleh BPR adalah:
a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran;
b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
c. melakukan penyertaan modal;
d. melakukan usaha perasuransian;

e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang dapat dilakukan
oleh BPR.
Jika berbentuk bank maka Bank Sentral (Bank Indonesia sebagai Bank
Sentral di Indonesia) akan mengatur sistem perbankan dengan instrumen
kebijakan moneter sebagai alat mengatur sistem moneter di Indonesia,
sedangkan untuk lembaga-lembaga keuangan lain (bukan Bank) diatur
oleh Departemen Keuangan.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Contoh-contoh untuk lembaga keuangan bukan bank, misalnya berikut
ini.
a. Lembaga asuransi, yaitu perusahaan yang akan menerima
pembayaran berupa premi dari nasabahnya, untuk menanggung

b.

c.

d.

e.


risiko yang akan muncul dari orang atau barang yang
ditanggungnya. Contohnya, asuransi kematian, asuransi pendidikan,
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, dan
lain-lain.
Bursa Saham, di Indonesia dua buah, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan Bursa Efek Surabaya (BES), merupakan suatu pasar dengan
produk yang diperdagangkan berupa modal atau uang. Modal
tersebut merupakan modal penyertaan terhadap suatu perusahaan
yang sudah terbuka atau Go Public, yang disebut dengan saham.
Pegadaian, merupakan lembaga keuangan yang akan memberi
pinjaman dengan jaminan barang-barang apa saja yang bisa
digadaikan.
Koperasi simpan pinjam, yaitu lembaga koperasi yang usahanya
adalah menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para
anggotanya.
Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan (PDPK), merupakan
lembaga keuangan yang mirip bank tetapi tidak diatur oleh Bank
Sentral, dan merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah daerah
dalam membantu keuangan pengusaha kecil di daerah, terutama di

kecamatan.

Setiap negara hanya memiliki satu Bank Sentral. Undang-undang No. 23
tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan Undang-undang No. 3 tahun 2004
tentang Perubahan Atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, memberikan status dan kedudukan
kepada Bank Indonesia sebagai suatu lembaga negara yang independen dan
bebas dari campur tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya. Dalam
kapasitasnya sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan
nilai rupiah ini mengandung 2 aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang
negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi,
sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar (kurs)
rupiah terhadap mata uang negara lain.
Fungsi Bank Sentral berkaitan dengan struktur perbankan suatu negara,
meliputi berikut ini.
1. Pengaturan permintaan uang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengawasan perbankan
Penyimpan cadangan tunai dari bank umum
Penyimpan dan pengelola cadangan devisa negara
Lender of the last resort (pemberi pinjaman terakhir)
Penyelenggara kliring perbankan.
Mencetak dan memusnahkan uang.

Tugas Bank Sentral yang utama adalah menjadikan sektor moneter selalu
berada dalam keadaan keseimbangan. Bank Sentral, dalam hal ini Gubernur
Bank Sentral, mempunyai kewenangan dalam membuat kebijakan moneter
yang diharapkan dapat mempengaruhi berbagai indikator makro ekonomi.
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh
Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, yang
antara lain dilakukan melalui pengendalian jumlah uang beredar dan/atau
suku bunga.