PELABELAN SELIMUT AJAIB SUPER PADA GRAF LINTASAN

  ISSN : 2450

  • – 766X

PELABELAN SELIMUT AJAIB SUPER PADA GRAF LINTASAN

  1

  2

  3 N. Farida , I W. Sudarsana , dan Resnawati 1,2,3

  Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. 2

   ABSTRACT Let such that each edge of = ( , ) be a simple graph. An edge covering of is a family of subgraphs

  1 , … , , is isomorphic to a given graph

( ) belongs to at least one of the subgraphs 1 ≤ ≤ . If every , then the

graph admits an − covering. Let be a containing a covering , and the bijectif function : ( ∪ ) →

  ′ ′ ′

{1,2,3, … , | | + | |} is said an −magic labeling of if for every subgraph = ( , ) of isomorphic to , is

obtained that is constant.

  ′ ′ ∑ ∈ ( ) ( ) + ∑ ∈ ( ) ( ) is said to be −super magic if ( ) = {1, 2, 3, … , | |}. In this case, the graph which can be labeled with -magic is called the covering graph −magic. The sum of all vertex labels and all edge labels on the covering

  − super magic then obtained constant magic is denoted by ′

  , ∑ ( ). The duplication graph 2 of graph 2 ( ) is a graph obtained from two copies of graph , called and ′ ′

with connecting each respectively vertex in . The purpose of

in with the vertexs immediate neighboring of this study is to obtain a covering super magic labeling for of ( ) on ( ( )) for ≥ 4 and 3 ≤ ≤ − 1. In

  2

  2 this paper, we have showed that duplication path graph ( )) has ( ) covering super magic labeling for

  (

  2

  2 ( ) ( +1) ≥ 4 and 3 ≤ ≤ − 1 with constant magic for all covering is ∑ ( 2 ( ) 2 ( ) ) = ∑ ( ).

  Keywords : Covering

−Magic. Covering −Super Magic, Duplication Path Graph.

ABSTRAK Misalkan

  = ( , ) adalah graf sederhana. Sebuah selimut sisi dari suatu grat adalah keluarga dari subgraf- subgraf sedemikian sehingga sebarang sisi dari graf 1 , … , ( ) berada dalam paling sedikit satu dari subgraf- subgraf , isomorfik dengan graf 1 ≤ ≤ . Jika setiap yang diberikan, maka dikatakan bahwa memuat sebuah selimut . Graf memuat sebuah selimut dan sebuah fungsi bijektif : ( ∪ ) → {1,2,3, … , | | + | |}

  ′ ′ ′ disebut pelabelan ajaib dari suatu graf jika untuk setiap subgraf = ( , ) dari isomorfik terhadap , sehingga diperoleh ′ ′ adalah konstanta. Dikatakan bahwa graf ∑

  ∈ ( ) ( ) + ∑ ∈ ( ) ( ) memiliki selimut ajaib super jika ( ) = {1, 2, 3, … , | |}. Dalam hal ini, graf yang dapat dilabeli dengan −ajaib disebut graf selimut − ajaib. Jumlah dari banyaknya titik dan banyaknya sisi memuat sebuah selimut ajaib super maka diperoleh konstanta ajaibnya yang di notasikan dengan ∑ ( ). Graf duplikasi sebanyak 2 dari graf

  2 ( ) adalah

graf yang diperoleh dari , dengan menghubungkan masing-masing titik 2 rangkap graf , sebut dan di

  ′ ′

dengan titik-titik tetangga langsung dari di . Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula

pelabelan selimut ajaib super berbentuk

  2 ( ) pada duplikasi dari graf lintasan 2 ( ) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa duplikasi dari graf lintasan (

  2 ( )) memiliki pelabelan selimut ajaib super berbentuk ( ) 2 ( ) untuk ≥ 4 dan 3 ≤ ≤ − 1 dengan konstanta ajaib untuk semua selimut adalah ∑ ( 2 ( ) ) = ( +1)

  ∑ ( 2 ( ) ). Kata kunci : Selimut −Ajaib, Selimut −Ajaib Super, Duplikasi Graf Lintasan.

  I. PENDAHULUAN 1.1.

   Latar Belakang

  Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf yang diperkenalkan oleh Leonhard Euler pada tahun 1736 sebagai upaya pemecahan masalah jembatan Konigsberg. Untuk memecahkan masalah tersebut, Euler mempresentasikan daratan yang dihubungkan jembatan dengan titik ( vertex) dan jembatan dinyatakan dengan sisi (edge) (Cunningham, 2004). Hingga saat ini pemanfaatan teori pelabelan graf sangat dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan transportasi, penyimpanan data komputer, ilmu kimia, sosiologi, dekomposisi graf dan kriptograf. Bahkan pelabelan graf dapat di aplikasikan dalam ilmu kesehatan dan navigasi yaitu kristal ografi sinar-x, teori koding, radar navigasi geografis, pemancar frekuensi radio, desain sirkuit gabungan pada komponen elektronik dan riset operasi (Baskoro, 2007).

  Terdapat beberapa jenis pelabelan pada graf, antara lain pelabelan grafceful, pelabelan harmoni, pelabelan total tak beraturan, pelabelan ajaib, dan pelabelan anti ajaib. Dalam pengembangan pelabelan ajaib, dikenal pula pelabelan total titik-ajaib, pelabelan total titik ajaib super, pelabelan total sisi-ajaib, dan pelabelan total sisi-ajaib super (Gallian, 2016). Pelabelan ajaib kemudian dikembangkan oleh Kotzig dan Rosa (1970) sebagai total titik ajaib, pelabelan total titik ajaib super, pelabelan total sisi ajaib dan pelabelan total sisi ajaib super.

  Pelabelan total ajaib kemudian dikembangkan menjadi pelabelan selimut ajaib yang pertama kali diperkenalkan oleh Guti ιrrez dan Lladσ (2005) yang membuktikan bahwa graf bipartit lengkap dapat diselimuti dengan selimut bintang ajaib . Kemudian Llad σ dan

  

, 1,

  cycle ajaib dan telah membuktikan Moragas (2007) mengembangkan penelitian untuk selimut bahwa graf roda ( wheel graph) dengan -ajaib super.

  ≥ 5 dan ganjil adalah

  3 Selanjutnya, Maryati dkk (2008) meneliti selimut lintasan ajaib dan Ngurah (2008) meneliti cycle ajaib pada beberapa jenis graf.

  tentang selimut- Hingga kini terdapat beberapa hasil penelitian terkait pelabelan selimut ajaib super yaitu Selvagopal dan Jayanthi (2008) membuktikan untuk setiap bilangan bulat positif

  , sebuah − polygonal lintasan dengan panjang memiliki − ajaib super. Ngurah dkk. (2010) membangun pelabelan selimut ajaib super untuk beberapa graf kipas dan tangga. Jayanthi et al. (2012) membuktikan bahwa graf berikut memiliki

  −ajaib super: anti prisma,

  3

  kipas, dan graf-graf yang diperolehdari ladder dengan dua lintasan dan ラ , … ,

  2 1,1 1,

  dengan menambahkan sisi . Roswitha et al. (2013) membuktikan bahwa , … ,

  2,1 2, 1, 2, +1

  graf Jahangir diperumum memiliki ( ) memiliki −ajaib super, −ajaib super dan

  , +2 2,

  4

  untuk genap dan ≥ 4 memiliki −ajaib super. Jayanthi dan Muthuraja (2014)

  

3

  membuktikan memiliki −ajaib super untuk setiap , ≥ 2. Maryanti et al. (2015)

  ,

  2 membuktikan beberapa pelabelan −ajaib super dari siklus dengan beberapa sisi liontin dan sub divisinya.

  Penelitian tentang pelabelan selimut ajaib super untuk duplikasi dari suatu graf belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji tentang pelabelan selimut ajaib super pada duplikasi graf lintasan ).

  (

  2 1.2.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula pelabelan selimut ajaib super berbentuk ).

  2 ( ) pada duplikasi graf lintasan 2 ( 1.3.

   Batasan Masalah

  Pada Penelitian ini, observasi akan dilakukan pada duplikasi graf lintasan ) untuk

  2 ( ≥ 4.

  II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

   Pelabelan Selimut Ajaib Super

  Sebuah selimut sisi dari graf adalah keluarga dari subgraf-subgraf yang berbeda sedemikian sehingga sebarang sisi dari graf

  , … , berada dalam paling sedikit satu dari

  1

  subgraf-subgraf , 1 ≤ ≤ . Dengan demikian dikatakan bahwa graf memuat sebuah selimut sisi . Jika setiap isomorfik dengan suatu graf tertentu yang diberikan,

  , … ,

  1

  maka dikatakan bahwa graf memuat sebuah selimut yang di notasikan dengan selimut graf (Gutiιrrez dan Lladσ, 2005).

  Definisi 1 : Misalkan = ( ( ), ( )) memuat sebuah selimut dan sebuah fungsi bijektif

  : ( ) ∪ ( ) → {1,2,3, … , | ( )| + | ( )|} disebut pelabelan ajaib dari suatu

  ′ ′ ′

  graf jika untuk setiap subgraf = ( , ) dari isomorfik terhadap , sehingga diperoleh ′ ′ adalah konstanta. Dikatakan

  ∑ ( ) + ∑ ( )

  ∈ ( ) ∈ ( )

  bahwa graf memiliki selimut ajaib super jika ( ( )) = {1, 2, 3, … , | ( )|}. Dalam hal ini, graf yang dapat dilabeli dengan −ajaib disebut graf selimut − ajaib. Jumlah dari banyaknya titik dan banyaknya sisi yang memuat sebuah selimut ajaib super maka diperoleh konstanta ajaibnya yang di notasikan dengan

  ∑ ( ) (Gallian, 2016).

2.2. Duplikasi Graf Lintasan

  Duplikasi graf lintasan ( ) adalah graf yang diperoleh dari 2 rangkap graf

  2 ′

  lintasan , dengan menghubungkan masing-masing titik di dengan titik- ( ), sebut dan

  ′ ′

  titik tetangga langsung dari di dan menyatakan banyak titik pada graf lintasan. (Vaidya dan Shah, 2011). Contoh duplikasi sebanyak 2 dari graf lintasan dapat dilihat pada Gambar

  1. Gambar 1 : Contoh Graf ) (

  2

  5 III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur sebagai berikut.

  1. Memulai penelitian.

  2. Mengkaji literatur.

  2

  3. Menotasikan titik dan sisi pada duplikasi graf lintasan ( ) untuk ≥ 4.

  2

  4. Memberikan label titik dan sisi pada duplikasi graf lintasan ( ) untuk ≥ 4.

  5. Membuat formula untuk pelabelan selimut ajaib super pada duplikasi graf lintasan )

  2 (

  untuk ≥ 4.

  6. Hasil.

  7. Kesimpulan.

  8. Selesai.

  IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.

   Pelabelan Selimut Ajaib Super pada Dupliksai Graf Lintasan

  pada duplikasi graf Pada sub bab ini akan ditunjukan bahwa hasil secara umum lintasan

  ) disajikan seperti dalam teorema 1. Penotasian titik dan sisi pada duplikasi graf (

  2

  2 (

  lintasan ) seperti Gambar 2.

  Gambar 2 : Penotasian Himpunan Titik dan Sisi pada Graf )

  (

  2

  • 1 ′
  • 1 ′
  • 1
  • 1 ′ |1 ≤ ≤ − 1}.
  • 1
  • +1+

  • 1
  • +1+

  • 1
  • 1), 3 (
  • 1), 4 (
  • 1), ⋯ , (
  • 1+
  • 1) + 1, (
  • 1) + 2, (
  • 1) + 3, (
  • 1) + 4, ⋯ , (
  • 1) +
  • 1 ≤ ≤ − 1, label
  • 1+

  3 +1

  , ⋯ ,

  

− +1

  dengan masing-masing 1, 2, 3, 4, … , (

  −

  ) + 1.

  b. Label

  − +2

  ,

  − +3

  ,

  − +4

  , ⋯ , dengan masing - masing

  2 (

  −

  ,

  2 +1

  ,

  −1

  − +

  dengan masing-masing (

  −1

  ) + 2, (

  −1

  ) + 3, (

  ) + 4, (

  ,

  −1

  ) + 5, ⋯ , ( + 1) (

  −1 ) + 1.

  Kasus 3: ≡ ( ), dimana = 2, 3, 4, ⋯ , − 1

  a. Label

  1

  −

  − + 1).

  −

  −

  2 +1+

  ,

  3 +1+

  , ⋯ ,

  − − +1+

  dengan masing-masing (

  ) + + 1, (

  ,

  −

  ) + t + 2, (

  −

  ) + t + 3, (

  −

  ) + t + 4, ⋯ , ( + 1) (

  ,

  1+

  c. Untuk 1 ≤ ≤ , label

  , ⋯ ,

  1+

  ,

  ,

  2 +1+

  ,

  3 +1+

  − − +1+

  d. Untuk

  dengan masing-masing (

  −

  −

  −

  −

  −

  − .

  , ⋯ ,

  ,

  3 +1+

  ( ) memiliki pelabelan selimut ajaib super berbentuk

  dan diperoleh banyaknya titik graf

  2

  ( ) adalah 2 sedangkan banyaknya sisi pada graf

  2 ( ) adalah 2(2 − 2). Dengan demikian, jumlah banyaknya titk dan sisi 2(3 − 2).

  Teorema 1. Graf

  2

  2

  =

  ( ) untuk ≥ 4 dan 3 ≤ ≤ − 1. Bukti: Memberi label pada setiap titk dan sisi duplikasi graf lintasan

  2

  ( ) dengan cara sebagai berikut.

  Pelabelan titik untuk ( ) : .................................................................................................. (1)

  Kasus 1: ≡ 0 ( )

  a. Label

  ′

  ′′′

  ,

  |1 ≤ ≤ } (

  Berdasarkan Gambar 1 dapat dinotasikan graf

  2

  ( ) memiliki himpunan titik dan sisi sebagai berikut: (

  2

  ( )) = { |1 ≤ ≤ } ∪ {

  ′

  2

  |1 ≤ ≤ − 1} ∪ {

  ( )) = { =

  |1 ≤ ≤ − 1} ∪ {

  ′

  =

  |1 ≤ ≤ − 1} ∪ {

  ′′

  =

  1

  ,

  2 +1+

  , dengan masing-masing 1, 2, 3, 4, ⋯ , (

  ,

  2 +1

  ,

  3 +1

  , ⋯ ,

  −

  −1

  1

  ), (

  −1 ) + 1.

  b. Untuk 1 ≤ ≤ − 1, label

  1+

  ,

  ,

  ,

  a. Label

  2 +1

  1+

  ,

  3 +1

  , ⋯ ,

  − +1

  dengan masing-masing 1, 2, 3, 4, … , .

  b. Untuk 1 ≤ ≤ − 1, label

  ,

  Kasus 2: ≡ 1 ( )

  ,

  2 +1+

  ,

  3 +1+

  , ⋯ ,

  − +1+

  dengan masing-masing ( ) + 1, ( ) + 2, ( ) + 3, ( ) + 4, ⋯ , ( + 1) ( ).

  − ) + . Pelabelan titik untuk ( ) dengan + (Pelabelan titik pada ( )) .................................... (2)

  Selanjutnya, Pelabelan pada sisi ( ): ................................................................................ (3)

  Misal , 1 ≤ ≤ − 1, dan misalkan = − 1. Kasus

  1: ≡ 0 ( − 1)

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 3 − 1, 3 − 2,

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1 3 − 3, 3 − 4, ⋯ , 3 − ( ).

  −1

  1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − + +1 +

  b. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 2, Label ⋯ ,

  dengan masing-masing 3 − ( ) − 1, 3 − ( ) − 2, 3 − ( ) − 3, 3 −

  −1 −1 −1 −1 −1

  Kasus 2: ≡ 1 ( − 1)

  • −3

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 2 + ( ), 2 +

  1 2 −1 3 −2 4 −3 −1

  • −3 + −3 + −3 + −3

  ( ) − 1, 2 + ( ) − 2, 2 + ( ) − 3, 2 + ( ) − 4, ⋯ , 2 +

  −1 −1 −1 −1

  • −3 −1 ( ) − ( ).

  −1 −1

  1+ + 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − +

  b. Untuk , , , , 1 ≤ ≤ − 2, label , ⋯ ,

  • −3 −1 + −3 −1

  dengan masing-masing 3 + ( ) − ( ) − 2, 3 + ( ) − ( ) − 3, 3 +

  −1 −1 −1 −1

  • −3 −1 + −3 −1 + −3 −1

  ( ) − ( ) − 4, 3 + ( ) − ( ) − 5, 3 + ( ) − ( ) − 6, ⋯ ,

  

−1 −1 −1 −1 −1 −1

  • −3 −1 3 + ( ) − ( + 1) ( ) − 1.

  −1 −1

  Kasus 3: ≡ ( − 1), dimana = 2, 3, 4, ⋯ , − 2

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 2 +

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1

  • − −2 + − −2 + − −2 + − −2

  ( ), 2 + ( ) − 1, 2 + ( ) − 2, 2 + ( ) − 3, 2 +

  −1 −1 −1 −1

  • − −2 + − −2 − ( ) − 4, ⋯ , 2 + ( ) − ( ).

  −1 −1 −1

  • − −2

  b. Label , , , dengan masing-masing ⋯ , 2 + ( ) −

  − +2 − +3 − +4 −1 − + − −2 − + − −2 −

  2 ( ) − 1, 2 + ( ) − 3 ( ) − 2, 2 + ( ) − 4 ( ) − 3, ⋯ , 2 +

  −1 −1 −1 −1 −1

  • − −2 − ( ) − ( ) − ( − 1).

  −1 −1

  1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − + +1 +

  c. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 1, label ⋯ ,

  • − −2 − + − −2

  dengan masing-masing 2 + ( ) − ( + 1), 2 + ( ) −

  −1 −1 −1

− + − −2 − + − −2 −

  ( + 1) − 1, 2 + ( ) − ( + 1) − 2 , 2 + ( ) − ( + 1) −

  

−1 −1 −1 −1 −1

  • − −2 − + − −2 − − 3, 2 + ( ) − ( + 1) − 4, ⋯ , 2 + ( ) − ( + 1) − ( − 1).

  −1 −1 −1 −1 −1

  d. Untuk , , , , , ≤ ≤ − 2, label ⋯ ,

  1+ + 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − + +1

  • − −2 − + − −2

  dengan masing-masing 2 + ( ) + ( − − 1) ( ), 2 + ( ) +

  −1 −1 −1 − + − −2 − + − −2

  ) − 1, 2 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 2, 2 + ( ) + ( − − 1) (

  −1 −1 −1 −1 − + − −2 −

  , ) − 3, 2 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 4, ⋯ 2 +

  ( − − 1) (

  −1 −1 −1

  • − −2 − − ( ) + ( − − 1) ( ) − ( − 1).

  −1 −1 −1 Pelabelan pada sisi ( ) : ................................................................................................... (4)

  ′

  Misal , 1 ≤ ≤ − 1, dan misalkan = − 1. Kasus

  1: ≡ 0 ( − 1)

  ′ ′ ′ ′ ′ ′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 4 − 2, 4 − 3,

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1 4 − 4, 3 − 5, ⋯ , 4 − ( ) − 1.

  −1 ′ ′ ′ ′ ′ ′

  b. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 2, Label ⋯ ,

  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − + +1

  dengan masing-masing 4 − ( ) − 2, 4 − ( ) − 3, 4 − ( ) − 4, 4 −

  −1 −1 −1 ( ) − 5, ⋯ , 4 − ( + 1) ( ) − 1. −1 −1

  Kasus

  • −3 ′ ′ ′ ′ ′ ′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 3 + ( ) − 1,

  1 2 −1 3 −2 4 −3 −1

  • −3 + −3 + −3 + −3

  3 + ( ) − 2, 3 + ( ) − 3, 3 + ( ) − 4, 3 + ( ) − 5, ⋯ , 3 +

  −1 −1 −1 −1

  • −3 −1 ( ) − ( ) − 1.

  −1 −1 ′ ′ ′ ′ ′ ′

  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − +
  • −3 −1 + −3 −1

  b. Untuk , , , , , 1 ≤ 〱 ≤ − 2, label ⋯ ,

  dengan masing-masing 4 + ( ) − ( ) − 3, 4 + ( ) − ( ) − 4, 4 +

  −1 −1 −1 −1

  • −3 −1 + −3 −1 + −3 −1

  ( ) − ( ) − 5, 4 + ( ) − ( ) − 6, 4 + ( ) − ( ) − 7, ⋯ ,

  

−1 −1 −1 −1 −1 −1

  • −3 −1 4 + ( ) − ( + 1) ( ) − 2.

  −1 −1

  Kasus 3: ≡ ( − 1), dimana = 2, 3, 4, ⋯ , − 2

  ′ ′ ′ ′ ′ ′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 3 +

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1

  • − −2 + − −2 + − −2 + − −2

  ( ) − 1, 3 + ( ) − 2, 3 + ( ) − 3, 3 + ( ) − 4,

  −1 −1 −1 −1

  • − −2 + − −2 − 3 + ( ) − 5, ⋯ , 3 + ( ) − ( ) − 1.

  −1 −1 −1

  • − −2 ′ ′ ′ ′

  b. Label , , , dengan masing-masing ⋯ , 3 + ( ) −

  − +2 − +3 − +4 −1 − + − −2 − + − −2 −

  2 ( + 1), 3 + ( ) − 3 ( + 1), 3 + ( ) − 4 ( + 1), ⋯ , 3 +

  −1 −1 −1 −1 −1

  • − −2 − ( ) − ( + 1).

  −1 −1 ′ ′ ′ ′ ′ ′

  c. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 1, label ⋯ ,

  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − + +1
  • − −2 − + − −2

  dengan masing-masing 3 + ( ) − ( + 1) − 1, 3 + ( ) −

  −1 −1 −1

− + − −2 − + − −2 −

  ( + 1) − 2, 3 + ( ) − ( + 1) − 3 , 3 + ( ) − ( + 1) −

  

−1 −1 −1 −1 −1

  • − −2 − + − −2 − − 4, 3 + ( ) − ( + 1) − 5, ⋯ , 3 + ( ) − ( + 1) − ( ).

  −1 −1 −−1 −1 −1 ′ ′ ′ ′ ′ ′

  d. Untuk , , , , , ≤ ≤ − 2, label ⋯ ,

  1+ + 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − + +1

  • − −2 − + − −2

  dengan masing-masing 3 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 1, 3 + ( ) +

  −1 −1 −1 − + − −2 − + − −2

  ( − − 1) ( ) − 2, 3 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 3, 3 + ( ) +

  −1 ฀−1 −1 −1 − + − −2 −

  , ) − 4, 3 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 5, ⋯ 3 +

  ( − − 1) (

  −1 −1 −1

  • − −2 − − ( ) + ( − − 1) ( ) − ( ).

  −1 −1 −1 ′′

  Pelabelan pada sisi ( ) : ................................................................................................... (5)

  ′′

  Misal , 1 ≤ ≤ − 1, dan misalkan = − 1. Kasus

  1: ≡ 0 ( − 1)

  ′′ ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 4 − 1, 4 − 1 +

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1 1, 4 − 1 + 2, 4 − 1 + 3, 4 − 1 + 4, 4 − 1 + 5, ⋯ , 4 − 1 + ( − 1).

  −1 ′′ ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  b. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 2, Label ⋯ ,

  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − + +1

  dengan masing-masing 4 − 1 + ( ), 4 − 1 + ( ) + 1, 4 − 1 + ( ) + 2,

  −1 −1 −1 4 − 1 + ( ) + 3, 4 − 1 + ( ) + 4, ⋯ , 4 − 1 + ( + 1) ( ) − 1.

−1 −1 −1

  Kasus 2: ≡ 1 ( − 1)

  ′′ ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 4 − 1, 4 − 1 + 1,

  1 2 −1 3 −2 4 −3 −1

  4 − 1 + 2, 4 − 1 + 3, 4 − 1 + 4, 4 − 1 + 5, ⋯ , 4 − 1 + ( ).

  −1 ′′ ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  1 ≤ ≤ − 2, label ⋯ , dengan

  1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − + + −1 −1 −1 −1

  masing-masing 4 + ( ), 4 + ( ) + 1, 4 + ( ) + 2, 4 + ( ) + 3,

  −1 −1 −1 −1 −1 −1

  4 + ( ) + 4, ⋯ , 4 + ( + 1) ( ) − 1.

  −1 −1

  Kasus 3: ≡ ( − 1), dimana = 2, 3, 4, ⋯ , − 2

  ′′ ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 4 − 1, 4 −

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1 −

  1 + 1, 4 − 1 + 2, 4 − 1 + 3, 4 − 1 + 4, 4 − 1 + 5, ⋯ , 4 − 1 + ( ).

  −1 − ′′ ′′ ′′ ′′

  b. Label , , , dengan masing-masing ⋯ , 4 + 2 ( ), 4 +

  − +2 − +3 − +4 −1 − − − 3 ( ) + 1, 4 + 4 ( ) + 2, ⋯ , 4 + ( ) + ( − 2). −1 −1 −1 ′′ ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − + +1 − − −

  c. Untuk , , , , , dengan 1 ≤ ≤ , label ⋯ ,

  • masing-masing 4 − 1 + ( + 1), 4 − 1 + ( + 1) + 1, 4 − 1 + (

  −1 −1 −1 − − −

  1) + 2, 4 − 1 + ( + 1) + 3, 4 − 1 + ( + 1) + 4, ⋯ , 4 − 1 + ( + 1) +

  −1 −1 −1 −

  ( − 1).

  −1 ′′ ′′ ′′ ′′ ′′

  d. Untuk , , , , ,

  • 1 ≤ ≤ − 2, label
  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − ′′

  dengan masing-masing 4 + ( ) + ( − 1), 4 + ( ) + ( − 1) +

  − − + +1 −1 −1 − − −

  1, 4 + ( ) + ( − 1) + 2, 4 + ( ) + ( − 1) + 3, 4 + ( ) + ( − 1) + 4,

  −1 −1 −1 − −

  ⋯ , 4 + ( ) + ( − 1) + ( − 1).

  −1 −1 ′′′

  Pelabelan pada sisi ( ) : .................................................................................................. (6)

  ′′′

  Misal , 1 ≤ ≤ − 1, dan misalkan = − 1. Kasus

  1: ≡ 0 ( − 1)

  ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 6 − 4, 6 − 5,

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1 6 − 6, 6 − 7, 6 − 8, ⋯ , 6 − 4 − ( − 1).

  

−1

′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  b. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 2, Label ⋯ ,

  • 1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − + +1

  dengan masing-masing 6 − 4 − ( ), 6 − 4 − ( ) − 1, 6 − 4 − ( ) − 2,

  −1 −1 −1 6 − 4 − ( ) − 3, 6 − 4 − ( ) − 4, ⋯ , 6 − 4 − ( ) − ( − 1). −1 −1 −1 −1

  Kasus 2: ≡ 1 ( − 1)

  ′′′ ′′′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 4 + ( − 1),

  1 2 −1 3 −2 4 −3 −1

  • + −3 + −3 + −3

  4 + ( − 1) − 1, 4 + ( − 1) − 2, 4 + ( − 1) − 3, 4 +

  

−1 −1 −1

  • −3 + −3 −1 ( − 1) − 4, ⋯ , 4 + ( − 1) − ( ).

  −1 −1 −1 ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  b. Untuk , , , , , 1 ≤ 扤 ≤ − 2, label ⋯ ,

  1+ + 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − +

  • −3 −1 + −3

  dengan masing-masing 5 + ( − 1) − ( ) − 2, 5 + ( − 1) −

  −1 −1 −1 −1 + −3 −1 + −3 −1

  ( ) − 3, 5 + ( − 1) − ( ) − 4, 5 + ( − 1) − ( ) − 5,

  −1 −1 −1 −1 −1

  • + −3 −1 + −3 −1

    5 + ( − 1) − ( ) − 6, ⋯ , 5 + ( − 1) − ( + 1) ( ) − 1.

  −1 −1 −1 −1

  Kasus 3: ≡ ( − 1), dimana = 2, 3, 4, ⋯ , − 2

  ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  a. Label , , , , , dengan masing-masing ⋯ , 5 +

  1 2 −1 3 −2 4 −3 − +1

  • − −2 + − −2 + − −2 + − −2

  ( ) − 3, 5 + ( ) − 4, 5 + ( ) − 5, 5 + ( ) − 6,

  −1 −1 −1 −1

  • − −2 + − −2 − 5 + ( ) − 7, ⋯ , 5 + ( ) − ( ) − 3.

  −1 −1 −1

  • − −2 ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  b. Label , , , dengan masing-masing ⋯ , 5 + ( ) −

  − +2 − +3 − +4 −1 − + − −2 − + − −2 −

  3 ( ) − 1, 5 + ( ) − 4 ( ) − 2, 5 + ( ) − 5 ( ) − 3 , ⋯ , 5 +

  −1 −1 −1 −1 −1

  • − −2 −

  ( ) − ( + 1) ( ) − ( − 1)

  −1 −1 ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  c. Untuk , , , , , 1 ≤ ≤ − 1, label ⋯ ,

  1+ + 2 + −1 3 + −2 4〰+ −3 − − + +1

  • − −2 − + − −2

  dengan masing-masing 5 + ( ) − ( + 1) − 3, 5 + ( ) −

  −1 −1 −1

− + − −2 − + − −2 −

  ( + 1) − 4, 5 + ( ) − ( + 1) − 5, 5 + ( ) − ( + 1) −

  

−1 −1 −1 −1 −1

  • − −2 − + − −2 − − 6, 5 + ( ) − ( + 1) − 7, ⋯ , 5 + ( ) − ( + 1) − ( ) − 2.

  −1 −1 −1 −1 −1 ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′ ′′′

  d. Untuk , , , , , ≤ ≤ − 2, label ⋯ ,

  1+ 2 + −1 3 + −2 4 + −3 − − + +1 +

  • − −2 − + − −2

  dengan masing-masing 5 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 3, 5 + ( ) +

  −1 −1 −1 − + − −2 − + − −2

  ) − 4, 5 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 5, 5 + ( ) + ( − − 1) (

  −1 −1 −1 −1 − + − −2 −

  , ( − − 1) ( ) − 6, 5 + ( ) + ( − − 1) ( ) − 7, ⋯ 5 +

  −1 −1 −1

  • − −2 − − ( ) + ( − − 1) ( ) − ( − 1).

  −1 −1 −1

  2

  2 ( )

  Dapat dilihat bahwa adalah fungsi bijektif dari ( ( )) ∪ ( ( )) ke

  ) {1, 2, 3, … , 2(3 − 2)}. notasi ∑( ( ) merupakan jumlah kostanta ajaib untuk semua

  2

  2

  2 Dapat ditunjukkan dengan

  selimut ( ) ke dengan panjang pada duplikasi graf lintasan ( ( )).

  ( ( ( ))) = {1,2,3, ⋯ , 2 }. Untuk 1 ≤ ≤ −

  2 ′ ′

  ( ) = ( ) − 2 ............................................................................. (7) ) + ( ) + ( + +

  ( ) = ( ) + 1 ......................................................................................................... (8)

  −1+ ′ ′

  ( ) = ( ) + 1 ......................................................................................................... (9)

  −1+ ′′ ′′

  ( ) = ( ) − 1 ....................................................................................................... (10)

  −1+ ′′′ ′′′

  ( ) = ( ) + 1 ....................................................................................................... (11)

  −1+ ( )

  Jumlah label titik - titik dan sisi - sisi yang masuk didalam selimut )

  2 ( ′ ( )

  dengan ) 1 ≤ ≤ − + 1 dan 3 ≤ ≤ − 1 adalah ( ( ) = { , | ≤ ≤ + −

  2 ′ ′′ ′′′ ( )

  1} dan ( ) ) = { , , , ( | ≤ ≤ + − 2}. Dapat diverifikasi bahwa himpunan

  2

  ( ) ( +1)

  titik ) )

  ( ( ) ∩ ( ( ) = { , | + 1 ≤ ≤ + − 1} dan himpunan sisi

  2

  2 ′ ′′ ′′′ ( ) ( +1)

  ( ) ) ∩ ( ) ) = { , , ,

  2 ( 2 ( | + 1 ≤ ≤ + − 2}.

  Dengan demikian, dari persamaan (7), (8), (9), (10) dan (11) dapat dirumuskan

  ( )

  konstanta ajaib untuk semua selimut adalah sebagai berikut: )

  2 (

  • −1 + −2 ′ ′ ′′ ′′′ ( )

  ∑ ( ) ) = ∑ [ ( ) + ( )] + ∑ [ ( ) + ( ) + ( ) + ( )]

  2 ( = =

  • −1 ′ ′ ′′ ′′′

  = ∑ [ ( ) + ( )] + ∑ [ ( ) + ( ) + ( ) + ( )]

  = +1 = +1 ( +1)

  ) = ∑ ( ( )

  2 Berdasarkan hasil diatas dapat diperlihatkan bahwa konstanta ajaib untuk semua ( ) ( +1)

  selimut adalah ) )

  ∑ ( ( ) = ∑ ( ( ). Dengan demikian duplikasi graf lintasan

  2

  2

  ( ) untuk ≥ 4 dan 3 ≤ ≤

  2 ( ) memiliki pelabelan selimut ajaib super berbentuk

  2 − 1.

  ′

  Teorema 2. Graf untuk

  ( ) memiliki pelabelan selimut ajaib super berbentuk ( ) ≥ 4

  2

  2

  dan 3 ≤ ≤ − 1. Bukti: Dengan menggunakan Teorema 1, dan mengambil label titik dan sisi yang baru berupa:

  ′

  ) ( ) = + 1 − (

  ′

  ( ′ ) = 3 + 1 − ( ′ )

  ′

  ) ( ) = 6 − − 4 + 4 − (

  ′ ′ ′

  ( ) = 6 + − 4 + 2 − ( )

  ′ ′′ ′′′

  ( ) = 6 + 3 − 4 − ( )

  ′′′ ′′′ ′

  ( ) = 6 + 5 − 4 − 2 − ( ) Dimana

  ( ) adalah titik yang memenuhi persamaan (1), ( ′ ) adalah titik yang

  ′ ′

  memenuhi persamaan (2),

  ) adalah ( ) adalah sisi yang memenuhi persamaan (3), (

  ′′

  sisi yang memenuhi persamaan (4), ( ) adalah sisi yang memenuhi persamaan (5) dan

  ′′′ ( ) adalah sisi yang memenuhi persamaan (6).

  Berdasarkan hasil diatas dapat diperlihatkan bahwa konstanta ajaib untuk semua

  

( +1)

′( )

  selimut adalah ) ) = ∑ ( ) ′ ). Dengan demikian duplikasi graf lintasan

  ∑ (

  2 ( 2 (

  2

  ( ) untuk ≥ 4 dan 3 ≤ ≤ − 1 dengan konstanta ajaib untuk semua selimut adalah ∑ (

  ′

  pada Teorema 2

  V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa duplikasi dari graf lintasan

  (

  2

  ( )) memiliki pelabelan selimut ajaib super berbentuk

  2

  2 (

  6

  )

  ( )

  ) = ∑ (

  2 (

  )

  ( +1) ).

  DAFTAR PUSTAKA

  a

  )

  (

  ( ) memiliki pelabelan selimut ajaib super berbentuk

  (

  2

  ( )

  ′

  untuk ≥ 4 dan 3 ≤ ≤ − 1.

  Sebagai contoh kasus memberikan label titik dan sisi dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

  Gambar 3 : Pelabelan Titik dan Sisi Selimut

  2

  3

  2

  ) pada Graf

  2 (

  6

  ) pada Teorema 1 Gambar 4 : Pelabelan Titik dan Sisi Selimut

  2

  (

  3

  ) pada Graf

  [1] Baskoro, E, T, Miller, M, Slamin, dan Wallis, W, D, Mengenalkan Indonesia Melalui Teori Graf, Institut Teknologi Bandung 2007, Bandung. [2] Cunningham, D, Vertex-magic, Electronic Journal of Undergraduate Mathematics 9, 2004, 1- 20. [3] Gallian, A, J, A Dynamic Survey of Graph Labeling, U.S.A , University of Minnesota Duluth, 19, 2016, 150-153. [4] Guti ιrrez, A., dan Lladσ A, Magic coverings, J, Combin, Math, Combin, Comput. 55 , 2005, 43-56.

  [5] Jayanthi, P, Salvagopal, P, dan Sundaram, S, Soma, Some

  3 − Supermagic Graphs, Until.

  Math, 89, 2012, 357-366. [6] Jayanthi, P, dan Muthuraja, N, T, Some Cycle-Super Magic Graphs, Internat, J, Math, Soft Comput, 4(2), 2014, 173-144.

  [7] Kotzig, A., and Rosa, A, Magic Valuations of finite Graphs, Canad, Math, Bull, 13, 1970, 451- 461. [8] Llad σ, A., dan Moragas, J, Cycle-megic graphs, Discrete Math, 307 : 23, 2007, 2925-293. [9] Maryati, T, K, Baskoro, E,T, dan Salman, A, N, M,

  • supermagic labelings of some trees, J, Combin, Math, Combin, Comput, 65, 2008, 197-207.

  ℎ

  [10] Maryati, T, K, Salman, A, N, M, Baskoro, E, T, dan Irawati, On The Path-(super) Magicness of a Cycle With Some Pendants, Until Math, 96, 2015, 319-330. [11] Ngurah, A, A, G, Salman, A, N, M, dan Susilowati, L, H-supermegic labelings of graphs, Discrete Math, 310 : 8, 2008, 1293-1300. [12] Ngurah, A, A,G, Salman, A, N, M, dan Sudarsana, I, W, On supermagic coverings of fans and ladders, SUT Jurnal of Mathematics Vol. 46, No.1, 2010 ,67-78. Tokyo University of Science, Kagaruzaka, Sahinjuku-ku, Tokyo Japan. [13] Roswitha, M, Baskoro, E, T., Maryati, T, K., Kurdhi, N, A., dan Susanti, I,

  Father Results on Cycle-Supermagic labeling, AKCE Int. J, Graphs Comb, 10(2), 2013, 211-220. [14] Selvagopal, P, dan Jayanthi, P,

  On − Supermagic Graphs, International Journal Mathematics and Scientific Computing, Sci, 3, 2008, 25-30.

  [15] Vaidya, S, K, dan Shah, N, Some New Families of Prime Cordial Graphs, Journal of Mathematics Research, 3 (4), 2011, 1-10, Tersedia online