LAPORAN AKHIR BIOKIMIA TANAMAN PENGENALA

LAPORAN AKHIR
BIOKIMIA TANAMAN
PENGENALAN ALAT-ALAT DASAR, KARBOHIDRAT DAN
PROTEIN

DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR CAHYA WATI LAILIA
NIM : C1011161031

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan akhir praktikum biokimia tanaman ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu metode

pembelajaran bagi Mahasiswa/i Universitas Tanjungpura dalam memenuhi tugas
(Mata Kuliah Praktikum Biokimia Tanaman).
Saya menyadari atas kekurangan kemampuan saya dalam pembuatan laporan
ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi saya apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar laporan ini akan lebih baik
lagi untuk tugas membuat laporan berikutnya.Demikian akhir kata dari saya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan sebagai media
pembelajaran.

Pontianak, 4 April 2017

Nur Cahya Wati Lailia

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pegertian Karbohidrat............................................................................3
B. Pengertian Protein..................................................................................5
BAB III METODE KERJA PRAKTIKUM
A. Acara 2 (Karbohidrat)............................................................................7
B. Acara 3 Protein (Uji Biuret ).......................................................... ......7
C. Acara 3 Protein ( Uji Ninhidrin )...........................................................8
BAB IV HASIL PRAKTIKUM
A. Tabel 1. Hasil Praktium Pengenalan Alat Dasar....................................9
B. Tabel 2. Hasil Perubahan Reaksi Pada Uji Benedict Dengan Lama
Pemanasan 3 Menit...................................................................14
C. Tabel 3. Hasil Perubahan Reaksi Pada Uji Biuret................................15
D. Tabel 4.Hasil Perubahan Reaksi Pada Uji Ninhidrin............................15
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................16
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan.............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
LAMPIRAN..........................................................................................................20

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Praktium Pengenalan Alat Dasar
Tabel 2. Hasil Perubahan Reaksi pada Uji Benedict dengan lama pemanasan
3 menit
Tabel 3. Hasil Perubahan Reaksi pada Uji Biuret
Tabel 4.Hasil Perubahan Reaksi Pada Uji Ninhidrin

DAFTAR LAMPIRAN
A.Laporan Sementara Acara 1 Pengenalan Alat
B. Laporan Sementara Acara 2 Karbohidrat
C. Laporan Sementara Acara 3 Protein (Uji Biuret)
D. Laporan Sementara Acara 3 Protein (Uji Ninhidrin)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang
tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul
karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat
tiga golongan utama karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit

polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida
terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida
(Umar, 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk
mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat berdasarkan
terbentuknya furfural, berdasarkan sifat pereduksinya dan mengidentifikasi jenis
polisakarida berdasarkan perubahan warna lodin yang terikat pada molekul
polisakarida sebelum dan setelah terhidrolisis.
Protein merupakan komponen utama semua sel mahluk hidup. Protein
berfungsi sebagai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim, dan
lain-lain. Ditinjau dari segi kimia, protein merupakan suatu senyawa polimer dari
asam amino dengan berat molekul tinggi (104 sampai 106). Asam amino
merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi amino (- NH 2) dan asam
karboksilat (- COOH) pada molekul yang sama. Asam amino merupakan
monomer yang menyusun polimer-polimer pada prtein.Asam amino dapat
mengalami proses hidrilisis yang menghasilkan hidrolisat protein.Hidrolisat
protein didefinisikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitikdengan
asam atau basa kuat dengan hasil akhir berupa campuran beberapa hasil.
Fungsihidrolisat protein dapat sebagai penyedap atau sebagai intermedia tes untuk
isolasi danmemperoleh asam amino secara individu atau dapat pula untuk

pengobatan yaitu sebagaidiet untuk penderita pencernaan. Dengan menggunakan
teknik kromatografi, berbagai macam asam amino dalamhidrolisat protein dapat

diidentifikasi. Kromatografi digunakan untuk memisahkansubstansi campuran
menjadi komponen-komponennya.Selain teknik ini, ada berbagaicara dalam
pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi
ujiprotein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji
millon, ujihopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan
untuk uji protein,berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh
logam dan alkohol. Sertauji koagulasi dan denaturasi protein. Pada uji asam
amino terdapat uji bersifat umum danuji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti
halnya uji millon bersifat spesifik terhadaptirosin, uji Hopkins cole terhadap
triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret
B. Tujuan Praktikum
- Mahasiswa mengetahui jenis, fungsi dan cara penggunaan alat-alat dasar
yang digunakan pada saat praktikum
- Mahasiswa dapat melakukan percobaan uji keberadaan karbohidrat
secara kualitatif serta mengetahui jenis karbohidrat yang terdapat dalam
beberapa bahan sampel yang digunakan
- Mahasiswa dapat mengamati identitas warna yang terbentuk pada uji

biuret dan uji ninhidrin
-Mahasiswa dapat mengetahui reaksi protein dengan tembaa dalam
lingkungan alkali

BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1.)Pegertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai dialam,
terutama sebagai penyusun tumbuh-tumbuhan, nama lain karbohidrat adalah
sakarida (Saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida
atau polihidroksi keton yang mengandung unsure unsure karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O), dengan rumus empiris total (CH₂O). karbohidrat paling
sederhana adalah monosakarida diantaranya glukosa yang mempunyai rumus
molekul C₆H₁₂O₆. (Fessenden & Fessenden 1986)
Karbohidrat yang dihasilkan merupakan cadangan makanan yang
disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam
tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak dan
sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
karbohidrat dalam sel tubuh disimpan didalam hati dan jaringan otot dalam bentuk
glikogen. (pine 1988). jenis-jenis karbohidrat sederhana:

1.

Monosakarida
Monosakarida biasa dikenal dengan heksosa, karena terdiri atas 6 cincin
karbon.Ada tiga jenis heksosa yang dikenal dalam ilmu gizi, yaitu glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Ketiganya memiliki jenis dan jumlah atom yang sama.
Perbedaannya adalah terletak pada cara penyusunan atomnya. Perbedaan inilah
yang menyebabkan adanya perbedaan dalam tingkat kemanisan dan daya larutnya.

2.

Disakarida
Dalam disakarida dikenal ada empat jenis, yaitu sukrosa atau sakarosa,
maltosa, laktosa, dan trehalosa. Senyawanya tebentuk dari 2 molekul
monosakarida yang sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan
asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
3.

Oligosakarida
Senyawa yang terdiri dari gaungan molekul-molekul monosakarida yang

banyak. Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum
Ada beberapa metode uji kualitatif kerbohidat, yaitu:
1. Uji molisch
Adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji
Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari

Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat
membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan
sampel. H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk
menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini
kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang
berwarna ungu. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu αnaphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi,
H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak
sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.
2. Uji benedict
Adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)
pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa
disakarida seperti laktosa dan maltosa. Karateristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan Benedict, Dengan prinsip berdasarkan reduksi

Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk
menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen
Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi
oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga
sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan Benedict.
3. Uji Barford
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan
mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi
Cu2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat.
4. Uji Seliwanoff
Adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa danketosa. Ketosa
dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton atau aldehida gula tersebut. Jika
gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta
bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Reagen
uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat. Asam reagen ini
menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana. Ketosa
yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna
merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah

muda. Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji
positif. Sukrosa menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri
dari furktosa dan glukosa.
5. Uji Pati dengan Iodium

Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam
suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru
sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan dengan uji Benedict.
2.) Pengertian Protein
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk
polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut
denganpeptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi
gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul
besar polipeptida yang dinaman protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi
dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino dan protein
konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan lain
seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid
(lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito, dkk,
2014).

Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan
molekul lain seperti okseigen, mendukung secaramekanis sstem kekbalan
(imunitas) tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf
dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein
menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu
beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu
(Katili, 2009).
Protein merupakan komponen itama dalam semua hal hidup, baik
tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdidi atas unsurunsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan fosfor (P) dalam
jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang mengandung unsur
logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).
Metode pengujian kualitatif protein
1.
Uji Ninhidrin
Ninhidrin adalah suatu senyawa oksidator kuat yang apabila bereaksi dengan
asam α amino akan menghasilkan warna ungu. Reaksi ini terjadi dengan senyawa
amin primer dan ammonia tanpa pembebasan CO. Reaksi ninhidrin digunakan
untuk mengetahui adanya kandungan asam α-amino. Ninhidrin adalah suatu
reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan
konsentrasinya dalam larutan. Apabila bereaksi dengan asam amino menghasilkan
zat berwarna ungu. Reagen ini dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan. Berbahaya jika tertelan dan berbahaya jika diserap melaluikulit atau

terhirup. Biuret adalah reagen yang digunakan untuk mendeteksi adanya ikatan
peptida. Dalam uji biuret ini terdapat 2 reagen, yakni CuSO 4 dan NaOH. Reagenreagen ini dapat berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan gangguan
pencernaan dan iritasi saluran pernafasan dengan luka bakar, menyebabkan iritasi
mata dan kulit dan luka bakar, higroskopis, mutagen dan kemungkinan sensitizer.
2.
Uji Biuret
Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer
ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu,
adalah test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua
atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai
struktur mirip dengan struktur peptida dari protein.

BAB II
A. Acara 2 Karbohidrat
1. Alat
- Tabung Reaksi
- Rak Tabung Reaksi
- Pipet Tetes
- Becker Glass
- Pemanas Listrik
- Reagent Benedict
2. Bahan
- Larutan Glukosa
- Larutan Fruktosa
- Larutan Maltosa
- Larutan Pati
- Sukrosa
3. Cara kerja :
a. Didihkan air dalam gelas piala.
b. Masukkan masing-masing 20 tetes reagent benedict ke dalam
tabung reaksi.
c. Tambahkan 20 tetes larutan karbohidrat ( glukosa, fruktosa,
maltosa, pati,sukrosa ) pada masing-masing tabung.
d. Homogenkan larutan dengan cara dikocok, kemudian mesukkan
tabung-tabung tersebut ke dalam air yang telah mendidih selama 3
menit.
e. Setelah 3menit angkat sampel dan amati perubahan warna yang
terjadi
B. Acara 3 Protein ( Uji Biuret )
1. Alat dan bahan
- Tabung reaksi dan rak
- Pipet tetes
- Putih telur dan kuning telur
- Air bersih
- Pereaksi biuret.
2. Cara kerja
a. Masukkan ke dalam tabung reaksi larutan protein sebanyak 2 ml.
Untuk blanko digunakan 2 ml air. Beri label agar tidak tertukar.
b. Tambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan teteskan 2-5
tetes CuSO4 0,2%.

c. kocok dan diamkan selama 10 menit pada suhu kamar
d. Akan terjadi warna ungu atau merah bila positif. Warna biru berarti
negatif
C. Acara 3 ( Uji Ninhidrin )
1. Alat dan bahan
- Tabung reaksi dan rak
- Pipet tetes
- Putih telur dan kuning telur
- Air bersih
- Pereaksi biuret.
2. Cara kerja
a. Teteskan 2 ml larutan protein kedalam tabung reaksi
b. Tambahkan 10 tetes pereaksi ninhidrin pada setiap tabung
c. Masukkan tabung reaksi kedalam air panas yang telah mendididh,
tunggu hingga 3 menit.
d. Dinginkan dan amati perubahan warna yang terjadi.

BAB IV
Tabel 1. Hasil Praktium Pengenalan Alat Dasar
N
O

1

2

NAMA ALAT

GAMBAR

FUNGSI

Tabung reaksi

Untuk
mereaksikan zatzat kimia dalam
jumlah sedikit

Penjepit tabung
reaksi

Untu memegang
tabung reaksi
pada dan selama
pemansan

3

4

5

Batang
pengaduk

Untuk mengaduk
suatu campuran
atau larutan zatzat kimia

Corong

Untuk
memudahkan atau
menolong pada
waktu
memasukkan
cairan ke dalam
suatu tempat yang
sempit mulutnya

Pipet tetes

Untuk
memindahkan
sedikit zat cair
atau larutan yang
tidak memerlukan
ketelitian yang
tinggi

6

Gelas piala

Untuk mengambil
atau menyimpan
sementara seta
memindahkan
larutan

7

Labu
erlenmeyer

Sebagai wadah
zat yang dititrasi

8

Gelas/ kaca
arloji

Untuk
menimbang zat
yang berbentuk
kristal

Gelas ukur

Untuk mengukur
larutan atau
pelarut yang
panas

9

10

Labu ukur

Untuk membuat
larutan dengan
volume yang tepat

11

Buret

Untuk melakukan
titrasi

12

Standar buret

Sebagai
penyangga buret

Klem buret

Untuk memegang
buret bersama
standar buret

13

14

Botol semprot

Sebagai wadah
cairan yang
digunakan untuk
membilas alat-alat
gelas

15

Cawan porselin

Sebagai tempat
pemanasan zat
pada suhu tinggi

Piring tetes

Untuk reaksi
identifikasi zat
dalam jumlah
sedikit dan tidak
boleh dipanaskan

16

17

18

19

20

Lampu spiritus

Sebagai sumber
energi untuk
reaksi yang
memerlukan
pemanasan

Botol reagen

Sebagai wadah
reagen atau
larutan untuk zatzat yang diperiksa

Neraca analitik

Untuk
menimbang bahan
dengan ketepatan
tinggi

Hotplate stirrer

Untuk
memanaskan zatzat kimia dan
membantu proses
pengadukan
dalam melarutkan
suatu zat kimia

21

Untuk mengukur
suhu pada suatu
zat

Thermometer

Tabel 2. Hasil Perubahan Reaksi pada Uji Benedict dengan lama pemanasan
3 menit
N
O
1
2
3
4
5

Sampel
Fruktosa
Sukrosa
Pati
Maltosa
Glukosa

Perubahan Warna
Warna awal
3 menit pemanasan
Biru
Merah kecoklatan
Biru
Merah bata pekat
Biru keruh
Biru keruh
Biru
Merah bata tidak pekat
Biru
Merah bata tidak pekat

Positi /
negatif

Tabel 3. Hasil Perubahan Reaksi pada Uji Biuret
N
O
1
2
3

Sampel
Kuning telur
Putih telur
Aquades

Uji Biuret
Warna awal
Warna setelah reaksi
Kuning pekat
Kuning keruh
Putih keruh
Ungu
Bening
Bening

Tabel 4.Hasil Perubahan Reaksi Pada Uji Ninhidrin

Positif/
negati
+

+

-

N
O
1
2
3

Sampel
Kuning telur
Putih telur
Aquades

Uji Ninhidrin
Warna awal
Warna setelah reaksi
Kuning muda
Putih violet
Bening
Kompleks
Bening
Bening

Positif/
negati
+

+

-

BAB V
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa larutan
fruktosa dan sukrosa menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna
merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa larutan fruktosa dan sukrosa mengalami
oksidasi dan mampu mereduksi senyawa yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk
tembaga oksida (Cu2O). Aquades, glukosa dan pati tidak menunjukan warna
merah bata alias tidak bereaksi diarenakan bukan gula pereduksi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sumarjo (2006) yang menyebutkan bahwa Uji Benedict
berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan
mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang
memiliki gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis pada
strukturnya
Berdasarkan hasil praktikum pada uji biuret, awalnya larutan putih telur berwarna
putih bening, kemudian ketika ditambahkan dengan NaOH 1 ml, larutan tidak
berubah warna putih bening, setelah itu ketika ditambahkan dengan 2 tetes
CuSO4, larutan berubah menjadi berwarna ungu pada bagian atasnya. Dalam hal
ini terbentuknya warna ungu menunjukkan bahwa pada larutan putih telur
tersebut mengandung protein. Hal ini sesuai dengan perdapat Ariwulan (2011)
yang menyebutkan ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan
efek/tanda terjadinya reaksi kimia, yang berbeda-beda antara pereaksi yang satu
dengan pereaksi yang lainnya. Semisal reaksi uji protein (albumin) dengan Biuret
test yang menunjukkan perubahan warna, belum tentu sama dengan pereaksi uji
lainnya.
Berdasarkan hasil praktikum pada uji ninhidrin, kuning telur dan putih telur
positif mengandung protein karena membentuk komplek berwarna hal ini sesuai
dengan pendapat

yang menyatakan bahwaUji Ninhidrin terjadi apabila

ninhidrin dipanaskan bersama asam amino maka akan terbentuk kompleks
berwarna. Asam amino dapat ditentukan secara kuntitatif dengan jalan
menggunakan intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi
asam amino tersebut. Pada reaksi ini dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam
amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan
NH3 yang dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan warna kompleks
yang berbeda warnanya dengan asam amino lainnya. Kompleks berwarna yang
terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan ammonia
yang dilepaskan pada oksidasi asam amino. Hasil uji positif pada uji ninhidrin

diberikan pada asam amino yang mengandung asam α-amino dan peptida yang
memiliki gugus α-amino yang bebas.

BAB VI
A. Kesimpulan
1. Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polisakarida keton, atau
senyawa hasil hidrolisis dari keduanya.
2. Fruktosa dan sukrosa mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa
yaitu melepas O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) berwarna
merah bata setelah ditetesi pereaksi Benedict

3.

Protein adalam sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan
N yang tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat.

4.

Dalam hal ini terbentuknya warna ungu menunjukkan bahwa pada larutan
yang diujikan tersebut mengandung protein.

DAFTAR PUSTAKA
Poedjiaji Anna, 1996, Dasar-dasar Biokimia, UI-Press: Jakarta.
Sinaga E. 2012. Biokimia Dasar. Jakarta: PT.ISFI Penerbitan.
Winarno F.G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor : M-BRIO PRESS.
Girindra, A. 1986. BIOKIMIA I. Gramedia. Jakarta
Hart, H. 1987.KIMIA ORGANIK. alih bahasa:Sumarni Ahmadi, Erlangga.Jakarta

Winarno, F.G. 1997. KIMIA PANGANdan GIZI, Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.