Analisis Perancangan dan Implementasi. pdf

Analisis, Perancangan dan Implementasi
Sistem Informasi Pembayaran pada Sekertariat Direktorat
Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian
1

Gatot Fajar Setiadi
2

1

Yuki Istianto

Jl. Kebagusan Wates Rt003/04 No.15A
2

Jl. M.H Thamrin, Jakarta

1

fajarsetiady@yahoo.com


2

ukiistianto@yahoo.com

ABSTRAK

Sistem informasi atas pembayaran pada Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan
Departemen Pertanian masih menggunakan sistem informasi manual atas pembayaran.
Selain itu banyaknya dokumen yang digunakan mengakibatkan proses tidak berjalan
dengan efektif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi
terkomputerisasi atas pembayaran guna meningkatkan pengendalian internal pada sistem
informasi atas siklus pembayaran. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yang
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak terkait. Unit yang dianalisis
adalah sistem informasi atas siklus pembayaran. Penelitian ini berhasil merancang sistem
informasi terkomputerisasi atas siklus pembayaran yang berguna bagi Sekertariat
Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.

Kata kunci : Pembayaran, Biaya, Sistem, Informasi

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat dan cepatnya telah
membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan
sebelumnya. Menurut Dr. Richardus Eko Indrajit dalam bukunya yang berjudul ‘Pengantar
Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi’, 2000, ditinjau dari
segi pengertiannya, sistem informasi dapat dianalogikan sebagai sebuah demand
(permintaan) dari masyarakat industri, ketika kebutuhan akan sarana pengolahan data dan
komunikasi yang cepat dan murah (menembus ruang dan waktu).
Didalam suatu instansi pemerintah dengan berbagai macam kegiatan operasional
memerlukan suatu sistem yang sangat diperlukan, terutama pada sistem informasi yang
digunakan untuk pengeluaran pada instansi pemerintahan akibat dari kegiatan yang
dilakukan oleh instansi tersebut dalam melayani publik. Instansi menghadapi banyak jenis
transaksi baru, alat keuangan baru dan situasi yang sebelumnya belum pernah
diperhitungkan, yang kesemuanya perlu dipertimbangkan dalam proses informasi.
Dalam melakukan semua kegiatan tersebut diperlukan pengawasan yang sangat
ketat, hal ini disebabkan karena makin kompleksnya kegiatan yang dilakukan diinstansi
tersebut, sehingga makin kompleks pula data dan informasi yang dibutuhkan. Data dan
informasi merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi suatu instansi, jika suatu
instansi tidak mempunyai informasi yang sesuai dengan kebutuhan, maka dikhawatirkan
instansi tersebut akan terganggu. Informasi yang dibutuhkan oleh suatu instansi adalah
informasi yang cepat, lengkap, dan benar. Oleh sebab itu maka kegiatan di Sekertariat

Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian memerlukan pengeluaran kas,
seperti belanja perjalanan dinas, belanja pengadaan barang dan persediaan vaksin, dan
belanja jasa lainnya untuk memantau pelayanan masyarakat yang merupakan suatu kegiatan
penting untuk kelangsungan kehidupan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai adalah :
Merancang dan mengimplementasikan siklus pengeluaran untuk membantu mempermudah
dalam mengolah dan menyimpan data dengan informasi yang cepat, tepat,pasti dan
memberikan alternatif sistem informasi pembelanjaan serta dapat dipertanggung jawabkan
untuk memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam menghemat waktu pembuatan
laporan nantinya. Kegunaan yang akan didapatkan adalah : Dapat menghasilkan suatu

sistem informasi yang secara cepat, mudah, lengkap, dan tepat tentang data informasi yang
relevan yang berkaitan dengan permasalahan siklus pengeluaran.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan suatu
informasi. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling
berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005:34).
Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang menyediakan cara untuk menyajikan dan
meringkas kejadian – kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada para
pemakainya ( Jogiyanto, 2005:227 ). Informasi adalah data yang berguna yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat (Jogiyanto,
2005:35). Jadi dengan demikian sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai
kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah
data transaksi keuangan dan data transaksi bisnis lainnya menjadi informasi keuangan yang
berguna bagi pemakainya (Jogiyanto, 2005 ; 227 ). “Pengendalian internal adalah rencana
organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan
informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya
organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan (Romney
dan Steinbart, 2004:229).

Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponennya dengan maksud untuk
menidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan – permasalahan, kesempatan –
kesempatan, hambatan – hambatan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan – perbaikannya (Jogiyanto, 1999:129).
Tujuan utamanya adalah untuk memahami sistem dan masalah yang ada, untuk
menguraikan kebutuhan informasi dan untuk menetapkan prioritas pekerjaan sistem
selanjutnya.


Terdapat empat tahap atau langkah umum dalam analisis sistem :
1. Survei sistem berjalan.
2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi pemakai.
3. Mengidentifikasi kebutuhan sistem yang perlu untuk memenuhi kebutuhan
informasi pemakai.
4. Penyajian laporan analisis sistem.
Dalam memahami kerja dari sistem yang ada dari beberapa tugas yang perlu
dilakukan, sebagai berikut :
a. Menentukan Jenis Penelitian
b. Merencanakan Jadwal Penelitian
c. Membuat Penugasan Penelitian
d. Membuat Agenda Wawancara
e. Mengumpulkan Hasil Penelitian

Desain Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analisis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tahap desain sistem
mempunyai dua tujuan utama, yaitu :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada pemrogram komputer dan ahli – ahli teknik lainnya yang terrlibat.
Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran – sasaran
sebagai berikut :
a. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan.
b. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan.
c. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan
dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas – tugas lainnya yang tidak dilakukan
oleh komputer.

d. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk
masing – masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data, informasi
serta pengendalian intern.
Desain sistem merupakan formulasi spesifikasi rinci dari sistem yang diusulkan.
Terdapat tiga tahap atau langkah umum dalam perancangan sistem.
1. Evaluasi rancangan alternatif dari sistem yang diusulkan.
2. Penyajian spesifikasi rancangan rinci.
3. Penyajian laporan perancangan sistem.

Implementasi

Sistem telah dianalisis dan didesain secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan
dipilih. Tiba saatnya sekarang sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem
dapat terdiri dari langkah – langkah sebagai berikut ini :
1. Menerapkan rencana implementasi.
2. Melakukan kegiatan implementasi.
3. Tindak lanjut implementasi
Konsep siklus hidup mempunyai implikasi bahwa setiap proyek pengembangan sistem
harus dibagi dalam tahap – tahap berbeda dengan titik pengendalian manajemen yang
formal diletakkan diantara tahap – tahap. Prinsip pengendalian dasar adalah setiap tahap
harus menghasilkan dokumentasi secara formal ditelaah dan disetujui sebelum memulai
tahap berikutnya dari siklus hidup proyek.

METODE PENELITIAN
Data yang diteliti adalah data yang berhubungan dengan proses pembuatan siklus
pengeluaran. Penelitian yang dilakukan adalah deskriptif aplikasi. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang memberi gambaran kepada pembaca dan mengungkapkan suatu
masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkapkan fakta secara detail.
Dari penelitian yang berhubungan dengan penentuan suatu sistem yang baik, maka
diperlukan adanya data. Data harus digolongkan menurut jenis dan sumbernya untuk dapat
lebih menitikberatkan pada tujuan yang diinginkan.


Sumber data berasal dari internal Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan
Departemen Pertanian, karena semua data yang diperoleh berasal dari direktorat tersebut.

Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Dimana
tehnik ini menganalisa data penelitian untuk memecahkan masalah yang ada, dengan
mengikuti tahapan – tahapan dalam sistem siklus pengembangan sistem, yaitu :
1. Perencanaan System, pada tahap ini di lakukan rincian biaya pembuatan sistem
pengeluaran manual yang ada. Rencana biaya yang di keluarkan untuk merancang
dan mengimplementasikan sistem ini, sebesar Rp 10,000,000.
2. Menganalisis sistem, pada tahap ini dilakukan survei dan investigasi ke sistem
pengeluaran manual yang ada, sehingga dapat dirumuskan informasi apa saja yang
dibutuhkan dan diperlukan sistem.
3. Merancang secara konseptual, pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap berbagai
alternatif rancangan dan menyiapkan spesifikasi rancangan yang sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan sistem. Sedangkan merancang secara fisik meliputi
perancangan formulir dan laporan, prosedur serta pengendalian.
4. Implementasi Sistem, pada tahap ini di lakukan penerapan software yang telah
selesai. Kemudian Software tersebut di pakai di Sekertariat Direktorat Jenderal

Perkebunan Departemen Pertanian.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Sistem
Investigasi Awal
Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan merupakan suatu direktorat yang
bergerak dalam bidang pertanian khususnya bibit tanaman baru, perluasan lahan

perkebunan, dan lain-lainnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, bahwa bibit dan
benih tanaman baru, dari tahun ke tahun makin bertambah terutama terhadap perluasan
lahan perkebunan, sehingga mengakibatkan kebutuhan akan barang – barang dan
perjalanan dinas tersebut meningkat. Berdasarkan observasi yang dilakukan peningkatan
barang ini khususnya bibit dan benih ini disebabkan makin banyaknya area lahan
perkebunan yang timbul dimasyarakat, sehingga dapat menimbulkan permasalahan –
permasalahan yang khususnya dalam pengadaan barang. Permasalahan – permasalahan
yang terjadi adalah sebagai berikut :
-

Dalam melakukan proses pembayaran membutuhkan waktu yang lama.


-

Dalam melakukan pembibitan tanaman baru masih sedikit tenaga yang ada di
kesehatan yang ada didaerah sehingga direktorat tersebut sering melakukan
perjalanan dinas untuk mengadakan pelatihan – pelatihan.

-

Dokumen – dokumen seperti SPPD dan kuintansi – kuintansi lainnya kadang kala
dalam penyimpanannya tidak dapat diketahui keberadaannya. Akibatnya dalam
penyusunan laporannya sering mengalami kesulitan.

-

Pencatatan pada dokumen – dokumen kadang mengalami kesalahan dan baru
disadari beberapa lama kemudian.

-

Dalam pembuatan laporan banyak mengalami kesalahan – kesalahan nilai dan

sering terlambat dibuat dan dilaporkan.

Survei terhadap Sistem
Beberapa penyebab permasalahan yang timbul didalam internal perusahaan seperti
yang telah disebutkan dalam investigasi awal antara lain :
-

Proses pembayaran yang dilakukan lama.

-

Sumber daya manusia yang ada di direktorat tersebut terbatas maka sering diadakan
pelatihan oleh direktorat tersebut keberbagai dinas kesehatan yang ada didaerah.

-

Dokumen – dokumen penting sering hilang akibat dari kurang baiknya administrasi.

-

Pencatatan yang salah pada dokumen dapat mengakibatkan informasi yang
dihasilkan juga salah dan tidak akurat. Kesalahan baru disadari beberapa lama

kemudian karena sistem manual didirektorat tidak memungkinkan untuk
mengadakan pengecekan satu per satu mengingat banyaknya data yang masuk.
-

Banyaknya data yang harus diolah dalam membuat laporan tersebut membuat
laporan sering terlambat dan banyak mengalami kesalahan nilai.

Kebutuhan – Kebutuhan Informasi dan Sistem.
Dari permasalahan – permasalahan yang ada di direktorat, dapat diketahui bahwa
permasalahan itu timbul akibat tingkat efisiensi dan efektifitas yang masih kurang dan
banyak terjadi kesalahan manusia ( human error ). Pemrosesan data diperusahaan masih
menggunakan cara manual sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan
suatu informasi. Adapun kebutuhan sistem informasi adalah sebagai berikut :
1. Dapat melakukan pembayaran dengan cepat dan lebih baik.
2. Mengurangi kesalahan yang diakibatkan kurang baiknya administrasi.
3. menyediakan laporan yang akurat dan tepat waktu.
Dengan sistem informasi yang terkomputerisasi, banyak permasalahan di direktorat
yang dapat ditangani, selain itu sistem informasi terkomputerisasi juga dapat
menguntungkan direktorat dalam melakukan pembayaran yaitu dengan cara sebagai
berikut:
1. Sistem informasi yang terkomputerisasi akan menyediakan pelayanan yang lebih
baik, dengan mempercepat proses pembayaran dan mengurangi kesalahan –
kesalahan yang terjadi.
2. Sistem informasi akan menyediakan informasi – informasi yang dibutuhkan oleh
direktorat untuk mengatasi dalam pembuatan laporan nantinya.
3. Sistem informasi akan dapat meningkatkan produktifitas kerja pegawai sehingga
pelayanan direktorat tersebut meningkat.
Apabila dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi didalam internal Sekertariat
Direktorat Jenderal Perkebunan seperti yang disebutkan dalam investigasi awal, maka
sistem informasi yang terkomputerisasi dapat menangani masalah yang timbul dengan cara
sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi maka rata – rata waktu yang
dibutuhkan untuk menangani pembayaran pada perusahaan dan pegawai menjadi
berkurang karena pengolahan data menggunakan komputer dapat lebih cepat.
2. Sistem informasi terkomputerisasi dapat mengusahakan adanya pengendalian
kesalahan yang dapat berupa berikut ini :
a. Pencegahan kesalahan.
b. Pendektesian kesalahan.
c. Pembetulan kesalahan.
Dengan pengendalian kesalahan seperti diatas, kesalahan karyawan dalam
memasukkan data dapat dikurangi dan apabila memang terjadi kesalahan, maka pegawai
dapat menyadarinya dengan cepat sehingga kesalahan nilai dalam memasukkan data dan
laporan – laporan yang dihasilkan dapat dikurangi.
3. Sistem pengolahan data yang baik.
Agar data tidak mudah hilang, keamanannya terjaga, mudah untuk diakses dan
dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan pegawai maka Sekertariat Direktorat Jenderal
Perkebunan memerlukan suatu sistem manajemen database yang baik. Penggunaan sistem
manajemen database ini akan memudahkan direktorat dalam mengolah datanya sehingga
waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan data menjadi lebih singkat. Dengan demikian
waktu yang dibutuhkan untuk menangani pembayaran menjadi lebih cepat.

Desain Konseptual
Prosedur Pembayaran Belanja Vaksin dan Bahan Lainnya.
Prosedur pembelanjaan vaksin dan barang lainnya di Sekertariat Direktorat Jenderal
Perkebunan adalah dengan melalui pihak ke tiga dengan cara penunjukkan langsung dan
lelang terbuka oleh direktorat tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Dibuat terlebih dahulu surat penerbitan pembayaran oleh Sekertariat Direktorat
Jenderal Perkebunan, melalui surat perintah pembayaran langsung yang ditujukan
kepada pihak ketiga.
2. Kemudian diajukan kepada pejabat pengeluaran untuk dilakukan penandatanganan
oleh pejabat tersebut.

3. Setelah diajukan dan ditandangani, kemudian dibuat surat perintah pembayaran
(SPN).
4. Setelah dibuat surat perintah pembayaran kemudian diajukan kepada Kantor
Pembayaran Pembendaharaan Negara ( KPPN ) untuk ditandangani oleh Bendahara
dan Kepala KPPN.
5. Setelah ditanda tangani oleh Kepala dan Bendahara KPPN, kemudian dilakukan
pembayaran dilakukan transfer ke nomor rekening yang diajukan kepada pihak ke 3.

Prosedur Pembayaran Belanja Perjalanan.
Adapun prosedur pembayaran belanja perjalanan adalah sebagai berikut :
1. Meminta surat tugas kepada Kasubdit yang bersangkutan dan nota perjalanan
dinas kepada Pejabat Pengeluaran, yang kemudian ditandatangani.
2. Setelah disetujui oleh Kasubdit dan Pejabat Pengeluaran maka diajukan kepada
Sekertaris Direktur Jenderal Perkebunan, untuk ditandangani.
3. Setelah disetujui kemudian dibuatkan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
untuk diberikan kepada pegawai yang berangkat.
4. Setelah SPPD selesai dibuat pegawai berangkat bertugas ke daerah yang dituju.
5. Setelah sampai didaerah yang dikunjung kemudian distempel dan ditanda
tangani oleh Kepala Dinas daerah yang bersangkutan pada saat dikunjung.
6. Setelah selesai pegawai bertugas kembali ke Sekertariat Direktorat Jenderal
Perkebunan,kemudian membuat laporan SPPD.
7. Setelah membuat laporan perjalanan dinas kemudian dilaporkan dan
ditandangani oleh kepala Sub Direktorat pegawai tersebut.
8. Setelah selesai kemudian dilaporkan ke KPPN, kemudian setelah disetujui dan
ditandangani oleh bendahara KPPN, maka ditanda tangani oleh pejabat
pengeluaran Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan.

DFD ( Data Flow Diagram )
Laporan pembayaran
Pemasok

Faktur pembelian

Sekertaris
Direktur

Sistem
Pembayaran
Kuintansi dan cek pembayaran
Form surat tugas
Pegawai
C dan nota dinas
Kuintansi dan uang
perjalanan

Laporan perjalanan

Bendahara
Pengeluaran

Gambar 1. Diagram konteks prosedur pembayaran belanja vaksin dan bahan lainnya
serta pembayaran belanja perjalanan.
Pemasok

Pemeriksaa
n Validasi
Faktur

Faktur pembelian

data pemasok

file pemasok

Data pesanan brg
file pesanan brg

faktur valid

Pembuatan
Surat
Perintah

surat perintah pembayaran yg
blm acc

Validasi dan
ACC Surat
Perintah
Pembayaran

KPPN
surat perintah pembayaran yg blm acc
surat perintah pembayaran yg sdh acc

Sekertaris
Direktur

surat perintah
pmbyrn yg sdh acc

Data Surat perintah pmbyrn
yg sdh acc

Kuintansi dan uang perjalanan

Validasi
Surat
belanja

file surat pmbyrn

Proses
Pembayaran

Lap. pembayaran

Kuintansi dan cek pembayaran

Surat belanja
perjalanan Yg sdh acc

form surat prjlnn dan nota dinas

Pegawai

data surat
pembayrn

Lap.perjalanan

surat belanja perjalanan
Buat surat
belanja
perjalanan

Proses
validasi
data

file pembayaran

Bendahara
Pengeluaran
data dinas
file dinas

data pegawai

pegawai

Gambar 2. Diagram zero prosedur pembayaran belanja vaksin dan bahan lainnya serta
pembayaran belanja perjalanan.

Desain Program
Setelah melakukan desain secara konsep, yang dilakukan selanjutnya adalah
mengembangkan konsep tersebut kedalam desain secara fisik. Perancangan fisik ini dimulai
dengan desain terhadap input kemudian desain output yang akan dihasilkan dalam sistem
informasi atas transaksi pembayaran. Langkah utama adalah mendesain bentuk – bentuk
input yang dibutuhkan oleh pihak direktorat tersebut.
Form Menu Utama dan Resume Kontrak

Gambar 3. Form Menu Utama dan Resume Kontrak
Form Data Pemasok dan Surat Permintaan Pembayaran

Gambar 4 Form Data Pemasok dan Surat Permintaan Pembayaran

Form Data Pegawai dan Surat Perintah Membayar

Gambar 5 Form Data Pegawai dan Surat Perintah Membayar
Form Nota Perjalanan Dinas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas

Gambar 6. Form Nota Perjalanan Dinas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas
Sumber : Hasil pengolahan penulis

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan penelitian yang dilakukan pada Sekertariat Direktorat
Jenderal Perkebunan, Sistem informasi terkomputerisasi atas siklus pengeluaran dirancang
dengan mengikuti beberapa tahap dalam SDLC dan output yang telah terancang. Input yang
telah terancang berupa format form pada layar komputer. Form tersebut antara lain form

pemasok, form pegawai, form barang, serta form transaksi pembayaran. Komputerisasi
terhadap sistem informasi atas siklus pengeluaran diharapkan dapat mengurangi
permasalahan yang dihadapi oleh Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan, seperti
kesalahan dalam pencatatan transaksi pembayaran dan dapat menyediakan informasi yang
memadai dan tepat waktu bagi user dalam rangka mengambil keputusan yang baik.

Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah melakukan penelitian dan
pembahasan terhadap Direktorat Surveilans Epidemiologi Imunisasi dan Kesehatan Matra,
Sistem informasi yang manual atas siklus pengeluaran sebaiknya diubah menjadi sistem
informasi atas pengeluaran yang terkomputerisasi.

DAFTAR PUSTAKA
George H.Bodnar dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Kedelapan. Jilid 1. PT. Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta.
George H.Bodnar dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.
Edisi Kedelapan. Jilid 2. PT. Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta.
Jogiyanto, HM. 1999. Analisis Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan
Terstruktur. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. PT Andi. Yogyakarta.
Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Teknologi Informasi. Edisi Kedua. PT Andi.
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. PT Andi. Yogyakarta
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. 2005. Accounting Information
Systems. 9th Edition. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta.
Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart. 2005. Accounting Information
Systems. 9th Edition. Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta.
Raymond Mcleod, Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ketujuh. Jilid 1.
PT.Prenhallindo. Jakarta.
Raymond Mcleod, Jr. 2001. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ketujuh. Jilid 2.
PT.Prenhallindo. Jakarta.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65