KEBUMEN CYBER AND EDUCATION COMMUNITY (Virtual community E-Learning)

  

E-KEBUMEN

KEBUMEN CYBER AND EDUCATION COMMUNITY

(Virtual community & E-Learning)

  Bambang Dwi Anggono

  Abstrak Meskipun menyandang predikat termiskin ketiga dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah, status tersebut tidak

menyurutkan semangat masyarakat Kebumen untuk maju mengejar ketertinggalan dan meningkatkan kualitas SDM

masyarakat agar mampu memberi arti lebih luas. Kesadaran itu selanjutnya melahirkan ide untuk membangun

sebuah komunitas dan mengkoordinir kegiatan bersama antara unsur masyarakat, dunia pendidikan, akademisi,

aparat pemerintahan daerah bahkan unsur legislatif serta dunia usaha (swasta/BUMN di Kebumen), sehingga

lahirlah Komunitas cyber dan pendidikan Kebumen dengan nama e-kebumen ( www.e-kebumen.net dan milis

  e- kebumen@yahoogroups.com ) Komunitas e-Kebumen merupakan jawaban atas relatif terbatasnya infrastruktur Teknologi Informasi di

Kebumen, baik infrastruktur publik, pemerintahan maupun pendidikan. Konsep dasar yang dibangun adalah

melakukan share berbagai sumberdaya Teknologi Informasi yang dimiliki oleh pemerintahan, pendidikan dan

publik menjadi sebuah sumber daya Kebumen bagi kepentingan pendidikan dan peningkatan penetrasi Teknologi

Informasi masyarakat Kebumen. Upaya pemberdayaan ini ditempuh mengingat berbagai keterbatasan Pemerintah

Daerah, terutama dalam hal pendanaan (APBD) bagi percepatan pembangunan masyarakat informasional di

Kebumen.

  Dukungan luar biasa diberikan mulai dari BUMN dan BUMD yang berada di Kebumen, Perbankan,

pengusaha daerah, bahkan swasta nasional dan pribadi masyarakat yang bersimpati. Universitas Indonesia

(departemen elektro UI) bahkan secara khusus memberikan support materi, pembicara hingga berbagai akomodasi

secara Cuma-Cuma. E-Kebumen mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan seminar dan workshop gratis

dengan tema “Teknologi Informasi untuk pendidikan” tanpa membebani APBD.

  Peserta seminar dan workshop gratis terdiri dari Kepala sekolah, guru Teknologi Informasi, staf TU

sekolah, Siswa yang didampingi oleh orang tuanya (internet untuk keluarga dan pendidikan), LSM, birokrat dan

publik. Disamping pembicara yang berasal dari Universitas Indonesia (UI), pemberi materi seminar dan workshop

berasal dari para perantau asal Kebumen yang telah sukses di berbagai daerah secara Cuma-Cuma.

  Materi yang diberikan antara lain internet dasar, internet dan modul pendidikan, e-learning/e-school yang

mencakup data siswa, guru, nilai, administrasi, inventaris, Information Technology advance (network dan website

design) dan sebagainya. Undangan kepada orang tua siswa untuk turut mendampingi anak-anak mereka dalam

workshop ditujukan agar orang tua tahu dan paham bahwa Teknologi Informasi merupakan salah satu cara

strategis untuk memintarkan generasi muda harapan bangsa. Jumlah peserta pada setiap kegiatan mencapai ribuan

orang. Antusiasme yang sangat mengejutkan ditunjukkan oleh masyarakat, khususnya dunia pendidikan. Sarana

dan prasarana workshop menggunakan laboratorium komputer sekolah. Mengingat keterbatasan jumlah komputer

dan luasnya wilayah Kabupaten Kebumen, workshop dilaksanakan secara roadshow agar mampu menjangkau

lokasi yang jauh dari perkotaan. Koneksi internet menggunakan VSAT mobile sumbangan salah satu sponsor tetap.

  Bagi publik upaya komunitas e-kebumen mampu menurunkan harga sewa warnet dari semula Rp. 10 – 12

ribu/jam menjadi Rp. 3 – 4 ribu/jam. Bahkan telah dilaksanakan cyber Monday, dimana masyarakat dapat

mengakses internet gratis setiap hari senin. Sebagai upaya meningkatkan budaya menulis, juga telah disediakan

media khusus di web www.e-kebumen.net dimana siswa dapat mengirimkan karyanya secara online.

E-Kebumen telah menjadi salah unggulan yang dibawa pada forum WSIS 2005 di Tunisia oleh pakar Teknologi

Informasi nasional Onno W. Purbo dalam konteks public private partnership dan menempati peringkat 3 Indonesia

serta pada posisi 35 tingkat Asia pada stockholm challenge 2006 ( www.stockholmchallenge.se ).

  1.

  globalisasi dengan berbagai resikonya. Pertaruhannya

   PENDAHULUAN

  adalah, kita akan mampu menjadi subyek atau pelaku Perkembangan dunia bergerak begitu cepat. dalam persaingan global tersebut atau kita akan Globalisasi menjadi sebuah hantu yang menakutkan menjadi korban dan bulan-bulanan masyarakat ketika kita berkaca akan kemampuan manusia dengan budaya yang lebih maju dan siap menghadapi Indonesia dihadapkan pada keadaan, siap atau tidak globalisasi. siap bangsa kita harus masuk dan mendukung

  Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

  90

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

  91 Perkembangan Teknologi Informasi seakan

  berdampingan erat dengan arus globalisasi yang makin masuk dalam budaya lokal. Jarak dan waktu sudah mampu dijembatani oleh Teknologi Informasi. Batasan negara dan budaya seolah transparan melalui Teknologi Informasi.

  Pemerintah sendiri sebanarnya menyadari kondisi dan resiko yang bakal terjadi. Namun negara kita dihadapkan pada kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, sehingga rakyat tidak bisa sepenuhnya bergantung pada uluran tangan Pemerintah. Sudah saatnya masyarakat membangun dirinya sendiri.

  Secara sistematis upaya penyiapan manusia Indonesia yang siap menghadapi globalisasi dan era informasional sudah dilaksanakan, terutama melalui jalur pendidikan formal dan non formal. Pelajaran Teknologi Informasi yang dulunya hanya menjadi pelajaran ekstra kurikuler kini telah menjadi mata pelajaran wajib siswa, dan bahkan dimungkinkan menjadi salah satu penentu kelulusan siswa.

1.1 Latar Belakang

  Kebumen merupakan Pemerintah Daerah termiskin ketiga dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Hingga tahun 2005, Kebumen masih masuk dalam kategori daerah stagnan. Dengan jumlah penduduk lebih dari 1,2 juta jiwa dengan hasil pertanian mendominasi pendapatan masyarakat dan tidak ada industri besar, maka tidak heran bila Kebumen termasuk berpotensi tertinggal dengan Pemerintah Daerah-Pemerintah Daerah lainnya. Kondisi di atas masih diperparah dengan keberadaan perguruan tinggi yang belum signifikan dengan kebutuhan pendidikan masyarakat, dimana hanya ada dua perguruan tinggi swasta setingkat Sekolah Tinggi. Daya tampung mahasiswanya pun relatif rendah. Universitas negeri maupun swasta terdekat berjarak 80 Km dari Kota Kebumen. Tidak mengherankan bila puluhan ribu lulusan SLTA lebih memilih merantau ke daerah lain, baik untuk kepentingan melanjutkan sekolah maupun mencari pekerjaan.

  Teknologi Informasi juga merupakan jembatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara lebih luas. Bila melihat sistem belajar mengajar yang saat ini umum berjalan, proses transfer knowledge masih dominan satu arah. Siswa tidak memiliki banyak alternatif untuk mempelajari ilmu pengetahuan, baik terstruktur melalui kurikulum yang ada maupun dengan cara mandiri. Faktor pengetahuan guru sangat mendominasi kualitas transfer knowledge. Karena itu diperlukan sebuah media yang memungkinkan proses belajar mengajar dilaksanakan secara lebih komprehensif dan berasal dari banyak sumber ilmu. Teknologi Informasi merupakan sarana yang relatif mudah digunakan kalangan pendidikan dan publik untuk memperoleh alternatif sumber ilmu pengetahuan tersebut.

  Keterbatasan APBD bagi peningkatan kualitas pendidikan harus disikapi masyarakat secara lebih bijak. Hanya menunggu tidak akan menghasilkan percepatan peningkatan kualitas pendidikan. Karena itu perlu dilakukan sebuah action yang lebih riil dengan menggunakan berbagai kekuatan dan sumber daya yang ada di masyarakat itu sendiri, melalui swadaya. Upaya pemberdayaan yang dilaksanakan juga harus mampu melakukan transformasi knowledge melibatkan segenap komponen masyarakat, mulai kepada siswa dan public dari kalangan pendidikan, pengusaha, pemerintahan e.

  Keberadaan laboratorium sekolah lebih dan publik lainnya. Bila disinergikan dengan baik, banyak digunakan sebagai media belajar maka berbagai kepentingan yang ada pada setiap komputer, semestinya laboratorium komponen tersebut akan berjalan dengan baik dan komputer juga mampu dimanfaatkan sebagai bersifat mutualistik. media belajar ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Misalkan belajar biologi dapat dilakukan melalui multimedia dan

2. PERMASALAHAN UMUM Teknologi Informasi.

  Kesadaran untuk membangun swadaya masyarakat

  3. PELUANG DAN POTENSI

  dan tidak menggantungkan pada subsidi Pemerintah Daerah, didasari pada kompleksitas permasalahan

  Semangat untuk melakukan gerakan rakyat yang dihadapi bersama, baik pada komponen publik, membangun dirinya sendiri melalui peningkatan dunia pendidikan, swasta dan pemerintahan, antara Teknologi Informasi di kalangan publik dan lain : pendidikan didukung dengan beberapa pertimbangan potensi yang telah dimiliki masyarakat, dunia

2.1. Permasalahan Umum :

  pendidikan, swasta dan potensi di lingkup

  2.1.1 Rendahnya komitmen Pimpinan Daerah pemerintahan, antara lain : terhadap peningkatan kualitas

  Infrastruktur Teknologi Informasi antar pendidikan (keilmuan) melalui jalur satuan kerja yang dapat dimanfaatkan bagi

  Teknologi Informasi pada sektor publik kepentingan peningkatan penetrasi dan pendidikan

  Teknologi Informasi

  2.1.2 Terbatasnya infrastruktur Teknologi Dibukanya beberapa jurusan Teknologi

  Informasi publik, sehingga alternatif Informasi pada beberapa SMK, bahkan akses Teknologi Informasi menjadi diantaranya sudah bertaraf nasional dan sangat terbatas SMA yang bertaraf internasional

  2.1.3 Ketiadaan Internet Service Provider Keberadaan laboratorium komputer yang

  (ISP) lokal, sehingga ketergantungan memadai pada sebagian besar SLTP dan terhadap akses internet telkom sangat

  SLTA dengan pemberian materi internet tinggi sebagai salah satu pelajaran wajib siswa yang mengikuti

  Banyaknya

2.2 Permasalahan Pendidikan :

  pendidikan/kursus Teknologi Informasi di a. Lemahnya kemampuan lembaga Pemerintah lembaga pendidikan informal

  Daerah yang mengelola Pendidikan dan Adanya keinginan beberapa ISP untuk

  Kebudayaan (Dinas P dan K) di bidang menanamkan investasi di Kabupaten penguasaan Teknologi Informasi, terutama Kebumen. bagi kepentingan pendidikan formil dan

  Adanya semangat dari para pengusaha lokal, informil. Lemahnya penguasaan Teknologi perbankan dan BUMD/N untuk

  Informasi ini menyebabkan kebijakan di meningkatkan penetrasi Teknologi sektor Teknologi Informasi menjadi sangat

  Informasi melalui jalur pendidikan lemah.

  b. biaya pembangunan dan Mahalnya pengembangan perangkat dan infrastruktur

  Teknologi Informasi, baik bagi kalangan

  4. MEMBANGUN KOMUNITAS LOKAL

  publik maupun pendidikan Diawali dengan pemikiran untuk berpikir global dan c. Ketiadaan akses internet lokal (ISP Lokal) melakukan aksi mulai pada lingkup lokal (Think menyebabkan biaya tinggi pada akses

  Global, act local), pembangunan komunitas diawali internet telkom yang kurang mampu dengan berkumpulnya beberapa komponen mendukung untuk kebutuhan puluhan masyarakat yang disponsori oleh Bidang Pengelolaan

  Personal Computer pada laboratorium Data Elektronik Pemerintah Kabupaten Kebumen komputer sekolah pada awal Agustus 2005. Dari beberapa kali diskusi d. Rendahnya kemampuan trainer lokal dan intensif, disepakati pembentukan komunitas guru Teknologi Informasi sekolah untuk multimedia dan pendidikan Kebumen dengan nama e-kebumen.

  Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

  92 Aktifitas ini oleh Pakar Teknologi Informasi Nasional, Bp. Onno W. Purbo dibawa ke WSIS di Tunisia tahun 2005 sebagai contoh dari bentuk kemitraan publik dan swasta bagi kepentingan pendidikan rakyat, dengan tidak menggantungkan diri pada uluran tangan pemerintah semata.

5. AKTIFITAS E-KEBUMEN

  Jurnalistik bagi siswa Para pengisi seminar dan pengajar pada workshop berasal dari para perantau asal Kebumen yang telah sukses di perantauan, khususnya di bidang Teknologi Informasi. Para pengisi ini tidak diberikan honor mengajar karena dibangun atas dasar kesadaran untuk mencerdaskan anak bangsa dan semangat memberi kontribusi bagi pembangunan daerah.

  5. Semangat untuk membangun laboratorium komputer online dan keinginan untuk melakukan integrasi antar laboratorium sekolah yang nantinya juga akan dimanfaatkan bagi komunikasi suara (VoIP) dan share internet melalui media Wireless LAN.

  4. Majalah Dinding Online (MjDO), dimana seluruh siswa di Kebumen diberi kesempatan mengirimkan majalah dinding dalam berbagai bentuk, baik text maupun gambar untuk dipublikasikan di web www.e-kebumen.net . Bagi siswa yang karyanya dinilai bagus akan diberikan penghargaan berupa souvernir menarik dan uang pembinaan sebesar Rp. 50.000,- yang diumumkan seminggu sekali.

  3. Cyber Monday, yaitu sebuah kegiatan kerjasama Pemerintah Kabupaten Kebumen, dalam hal ini Bidang Pengelolaan Data Elektronik dengan ISP lokal untuk menyediakan akses internet gratis pada hari senin antara jam 09.00 – 12.00 WIB dan jam 13.00 – 15.00 WIB. Internet gratis ini disediakan di ruang komputer ISP dengan peserta berasal dari kalangan pendidikan dan publik. Pada kegiatannya dilakukan juga messenger conference yang umumnya diikuti oleh puluhan peserta, baik dari kalangan pelajar, pemerintahan maupun umum, baik yang berada di Kebumen maupun di luar Kebumen. Pada messenger conference tersebut juga diberikan kuis-kuis dengan hadiah menarik bagi yang bisa menjawab dengan benar. Materi kuis merupakan pelajaran sekolah dan pengetahuan umum yang informasinya dapat diperoleh melalui internet.

  2. Keberadaan ISP tersebut mampu menekan biaya sewa warung internet yang semula berkisar antara Rp. 6000 – Rp. 12.000,-/jam menjadi hanya Rp. 3000 – Rp. 4000,-/jam saja. Faktor fasilitasi infrastruktur Teknologi Informasi Pemerintah Daerah juga memberi kontribusi terhadap perubahan tarif warnet yang sangat signifikan tersebut.

  Masuknya investasi swasta dalam bentuk ISP lokal

  Hasil lebih riil yang mampu diraih adalah : 1.

  Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

  93 Kegiatan ini ditindaklanjuti dengan pembangunan

  Sistem Informasi sekolah 3. E-Learning 4. Networking (LAN dan WLAN) 5. VoIP 6. Sistem Informasi Manajemen bagi birokrasi dan dunia pendidikan

  1. Internet dasar 2.

  Universitas Indonesia (UI) bahkan secara khusus mengalokasikan dana dan tenaga untuk penyelenggaraan training kelas dasar hingga lanjutan (advance) dengan sasaran utama kalangan birokrasi dan pendidikan, baik dari kalangan sekolah negeri maupun swasta. Antusiasme peserta sangat tinggi. Dari tiga kali pelaksanaan seminar dan workshop, jumlah peserta mencapai lebih dari 2000 orang. Materi workshop yang diberikan mencakup, antara lain :

  Peserta seminar dan workshop tidak dipungut biaya. Segala kebutuhan seminar dan workshop dibiayai oleh sponsor, mulai dari bandwidth internet sebesar 2 Mbps, seminar dan workshop kit, konsumsi, spanduk, hingga penyediaan genset listrik.

  Dengan bermodal keberanian dan keinginan untuk maju, berbagai kegiatan sudah dihasilkan dengan melibatkan banyak pihak. Kegiatan seminar dan workshop dilaksanakan dengan sasaran peserta dari kalangan eksekutif, legislatif, dunia pendidikan, pengusaha Teknologi Informasi dan publik.

  web komunitas dengan URL www.e-kebumen.net dan mailing list e-kebumen@yahoogroups.com . Diskusi yang lahir selanjutnya menghasilkan kesepakan untuk menyelenggarakan seminar dan workshop melalui pemberdayaan komunitas dan tidak membebani APBD. Komunitas e-kebumen beranggotakan komponen dari birokrasi/eksekutif, legislatif/DPRD, kepala sekolah dan jajarannya, forum guru Teknologi Informasi, siswa dan orang tuanya, LSM dan publik lainnya.

  7. Majalah dinding online 8.

6. PENUTUP

  Masyarakat Kebumen menyadari bahwa untuk maju diperlukan kerjasama dan saling mengisi dari segenap komponen masyarakat, pemerintah, swasta dan dunia pendidikan. Tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Dengan melakokan kolaborasi dan saling berbagi sumber daya, ternyata beban yang ditanggung menjadi lebih ringan dan dapat menghasilkan karya yang tidak kecil. Meskipun demikian, perkembangan komunitas yang lahir dari kesadaran swadaya masyarakat ini sulit untuk diharapkan dapat berlari kencang, karena setiap penyplay sumber daya tentu memiliki keterbatasan. Untuk itu dukungan dari Pemerintah maupun lembaga donor lainnya diyakini akan mempercepat perkembangan komunitas untuk memberikan hasil yang lebih besar.

  Kami berharap pengalaman ini dapat diadopsi oleh masyarakat Daerah lain, sehingga dapat dibangun kekuatan masyarakat yang mampu membangun dirinya sendiri, khususnya melalui jalur multimedia dan pendidikan.

  Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

  94