PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

  

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Akuntansi Oleh :

  

JHONATAN TRAFALGAR PURBA

NIM : 2014310553

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

S U R A B A Y A

  

2018

  PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

  Nama : Jhonatan Trafalgar Purba Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Nopember 1995 N.I.M : 2014310553 Program Studi : Akuntansi Program Pendidikan : Sarjana Konsentrasi : Keuangan Judul : Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan

  Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur.

  

Disetujui dan diterima baik oleh:

  Dosen Pembimbing, Tanggal:

  

(Laely Aghe Africa, SE., MM)

  Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi, Tanggal:

  

(Dr. Luciana Spica Almilia, SE., M.Si., QIA., CPSAK)

  i

  

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,

KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Jhonatan Trafalgar Purba

  STIE Perbanas Surabaya Email

  Jl. Wonorejo Timur 16 Surabaya 60296, Indonesia

  

ABSTRACT

This study aims to exemine the effect of capital structure, institutional ownership,

managerial ownership and profitability on firm value. In this study using independent

variables used in this study are Debt to Equity Ratio (DER), institutional ownership,

managerial ownership, and Return On Equity (ROE). While the dependent variable used in

this study is the firm value of secondary company data from Indonesia Stock Exchange (BEI)

period 2014-2017. The population used is all manufacturing companies listed on the

Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2014-2017 with sample manufacturing sector

multifarious industry. Sampling method used is purposive sampling where in determining the

sample has been determined criteria made by the researcher, so that the research will be

done must meet the criteria that have been determined. Sampling technique in this research is

multiple liniear regression analysis technique using SPSS 23. Based on the result of the

research, the result shows that Debt to Equity Ratio (DER), institutional ownership,

managerial ownership have no significant influence on the firm value. While the Return On

Equity (ROE) has a significant influence on the value of company. So that corporate goals

can be achieved if the company’s performance is able to optimize the value of the company.

  

Keywords: debt to equity ratio, institutional ownership, managerial ownership, return on

equity , firm value.

  diambil tidak salah dan mendapat

  PENDAHULUAN

  Sebuah perusahaan tentunya kepercayaan dari pengguna laporan memiliki tujuan utama perusahaan yaitu keuangan. Pengguna dari laporan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. keuangan tersebut adalah para pemegang Nilai perusahaan dapat dilihat dari laporan saham, investor dan kreditor. keuangan karena memiliki peranan yang Nilai perusahaan merupakan salah sangat besar dalam operasional suatu satu yang mempengaruhi investor. Investor perusahaan. Laporan keuangan merupakan cenderung akan menanamkan modalnya suatu alat komunikasi kepada pihak luar pada perusahaan yang memiliki nilai perusahaan untuk menginformasikan perusahaan yang baik terhadap pembagian aktivitas perusahaan selama periode waktu deviden dan kesejahteraan pemegang tertentu. Informasi dalam laporan saham. Perusahaan aneka industri keuangan sangat penting untuk berbagai digunakan karena perusahaan aneka pihak, misalnya untuk dasar dalam industri di indonesia yang semakin membuat keputusan mengenai aktivitas berkembang dalam beberapa tahun investasi maupun keputusan aktivitas terakhir. Sedangkan periode penelitian pendanaan dalam perusahaan. Oleh sebab yaitu tahun 2014-2017 dipilih karena itu laporan keuangan harus di buat dengan perkembangan di indonesia pada periode benar dan akurat agar keputusan yang tersebut mengalami fluktuatif menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Periode tersebut menarik untuk dipilih sebagai periode penelitian karena dengan perekonomian yang fluktuatif apakah nilai perusahaan memiliki nilai yang konsisten pada periode penelitian.

  Banyak penelitian yang menggunakan variabel nilai perusahaan sebagai variabel yang dipengaruhi, seperti penelitian yang dilakukan oleh Kadek Apriada dan Made Sadha Suardhika (2016) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham, nilai yang dimiliki para pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat. Hal tersebut ditandai dengan tingkat pengembalian terhadap investor yang tinggi kepada pemegang saham. Menurut Alfinur (2015) menyatakan bahwa nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang mengalami kenaikan, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Sehingga nilai perusahaan sangat penting dalam menggambarkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi para calon investor. Mengingat pentingnya nilai perusahaan sebagai salah satu dasar pengembalian keputusan investasi. Oleh karena itu, setiap perusahaan berusaha pencapaian kinerja yang lebih baik, yang menuntut para manajer keuangan harus mampu menjalankan fungsinya didalam mengelolah keuangan dengan benar dan seefisien mungkin.

  Nilai perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investasi pada investor, investor akan menanamkan modalnya pada suatu perusahaan dengan nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi dapat mencerminkan perusahaan yang sehat dan baik dalam menjalankan usahanya. Sehingga penting bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul

  “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur ”. KERANGKA TEORITIS HIPOTESIS Agency Theory

  Teori keagenan (agency theory) mendeskripsikan tentang hubungan yang terjadi antara pemilik perusahaan dan para pemegang saham (principals) dengan pihak manajemen (agents). Menurut Jansen dan Meckling (1976) teori keagenan berkaitan dengan hubungan prinsipal dan agen dengan adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Hubungan keagenan merupakan kontrak kerjasama antara prinsipal dan agen, dimana agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan prinsipal dan memiliki wewenang untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Dan atas tindakannya tersebut, agen mendapatkan imbalan tertentu.

  Signalling Theory

  Teori sinyal (signalling theory) adalah teori yang mengungkapkan bahwa pihak perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan atau informasi kepada investor melalui penerbitan laporan keuangan karena keputusan yang akan diambil investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan melalui laporan keuangannya. Informasi yang paling dinanti pihak eksternal perusahaan biasanya berupa good news. Investor menggunakan informasi dari laporan tahunan untuk melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan tetap memperhitungkan risiko yang akan terjadi. Dengan mengumumkan informasi mengenai prospek yang baik dimasa mendatang (good news), pihak perusahaan berharap investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

  Nilai Perusahaan

  Nilai perusahaan dapat dikatakan sebagai nilai pasar, dimana sangat erat hubungannya dengan harga saham dengan memberikan pandangan kepada investor mengenai resiko dan prospek perusahaan di masa depan (Brigham & Houston 2012 : 150). Menurut Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015) Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham dan semakin tinggi pula nilai perusahaan yang menunjukan prospek perusahaan di masa yang akan datang, serta mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan .

  Struktur Modal

  Struktur modal adalah belanja perusahaan yang dilakukan untuk kebutuhan jangka panjang yang dihitung dengan perbandingsn antara liabilitas jangka panjang dengan modal (I Made Sudana 2015 : 164). Menurut Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha (2016) Bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam mencerminkan keseimbangan di antara hutang jangka sering diistilahkan dengan struktur modal.

  Struktur modal merupakan suatu ukuran keuangan antara hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri dalam melakukan kegiatan perusahaan. Manajer harus berhati-hati mengambil keputusan pendanaan bagi perusahaan yang berkaitan dengan penentuan struktur modal, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham

  .

  Kepemilikan Institusional

  Struktur kepemilikan adalah pemisah antara pemilik dengan manajer perusahaan, dimana pemilik adalah pihak yang menanamkan modalnya pada perusahaan sedangkan manajer adalah orang yang ditugaskan untuk mengelolah perusahaan (I Made Sudana 2011 : 11).

  Menurut Alfinur (2015) Kepemilikan Instutisional merupakan pendiri atau pemegang saham mayoritas dalam suatu perusahaan. Kepemilikan saham oleh pihak berbentuk institusi, seperti bank, perusahaan ansuransi, perusahaan inventasi, dan institusi lain dapat mengurangi pengaruh dari kepentingan lain dalam perusahaan seperti kepentingan peribadi manajer dan debtholders. Kepemilikan saham oleh investor institusional dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aset perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.

  Kepemilikan Manajerial

  Struktur kepemilikan adalah pemisah antara pemilik dengan manajer perusahaan, dimana pemilik adalah pihak yang menanamkan modalnya pada orang yang ditugaskan untuk mengelolah perusahaan (I Made Sudana 2011 : 11). Menurut Alfinur (2015) Kepemilikan manajerial merupakan kondisi dimana manajer mempunyai saham perusahaan. Sehingga dalam hal ini manajer sebagai pengelola perusahaan juga pemilik perusahaan atau pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat diketahui dari besarnya prosentase kepemilikan saham perusahaan dalam laporan keuangan. Proporsi pemegang saham dari pihak manajemen dalam menjalankan perusahaan serta pengambilan keputusan perusahaan oleh direktur dan komisaris disebut sebagai kepemilikan manajerial (Diyah dan Widanar, 2009).

  Profitabilitas

  Profitabilitas merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur perusahaan untuk memperoleh keuntungan (Kasmir 2013 : 196). Menurut Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015) Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan dan merupakan salah satu faktor yang menjadi acuan investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan, meningkatkan profitabilitas adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap menarik bagi investor. Para investor melakukan

  overview suatu perusahaan dengan melihat

  rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Apabila investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan

  return atas investasi yang mereka

  tanamkan, yang akan di lihat pertama kali adalah profitabilitas, terutama ROE karena mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya.

  Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

  Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai perusahaan yang baik jika memiliki hutang yang lebih kecil dari pada ekuitas. Ekuitas dapat meningkat dengan meningkatkan modal saham yang dimiliki perusahaan dengan cara memberikan sinyal atau informasi kepada investor bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga investor tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan.

  Investor cenderung akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kualitas yang baik, jika investor menanamkan modalnya kepada perusahaan maka ekuitas perusahaan akan meningkat dan akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Dan dapat disimpulkan bahwa apabila struktur modal memiliki nilai yang tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Signalling Theory, suatu perusahaan harus menyajikan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat tentang struktur modal perusahaan karena informasi tersebut diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

  Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

  Kepemilikan saham oleh investor institusional menjadi salah satu faktor yang dapat diperhatikan untuk berinvestasi karena dengan adanya kepemilikan institusional maka suatu perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik. Citra perusahaan merupakan pandangan investor perusahaan. Dengan citra yang baik maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik dan akan berdampak pada kualitas perusahaan serta dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional dapat mengawasi segala aktivitas perusahaan dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga sehingga perusahaan memiliki kinerja yang baik. Dan dapat disimpulkan bahwa jika kepemilikan institusional tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Agency Theory, tentang hubungan yang terjadi antara pihak pemegang saham atau kepemilikan institusional (principals) dengan pihak manajemen (agents) dalam pengambilan keputusan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

  Kepemilikan saham oleh pihak manajerial menjadi salah satu faktor yang dapat diperhatikan untuk berinvestasi karena dengan adanya kepemilikan institusional maka suatu perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik. Citra perusahaan merupakan pandangan investor mengenai kualitas dan kinerja suatu perusahaan. Dengan citra yang baik maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik dan akan berdampak pada kualitas perusahaan serta dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat mengawasi segala kegiatan internal perusahaan secara langsung sehingga perusahaan memiliki kualitas dan kinerja yang baik. Dan dapat disimpulkan bahwa jika kepemilikan manajerial tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Agency

  Theory, tentang hubungan yang terjadi

  antara pihak pemegang saham (principals) dengan Kepemilikan manajerial (agents) dalam pengambilan keputusan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  Perusahaan

  Profitabilitas menjadi salah satu alat ukur yang digunakan oleh investor untuk menentukan apakah suatu perusahaan sehat atau tidak, sehingga profitabilitas merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Jika profitabilitas tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi, sebaliknya jika profitabilitas rendah maka nilai perusahaan juga akan rendah.

  Profitabilitas sangat erat hubungannya dengan penjualan perusahaan. Konsumen cenderung akan menggunakan suatu produk atau jasa dari perusahaan yang mereka kenal dengan kualitas yang baik dan benar-benar telah memiliki nama yang telah terpercaya sehingga nilai perusahaan sangat penting dalam hal ini. Jika suatu perusahaan memiliki citra yang baik maka dapat menghasilkan penjualan yang tinggi dan akan berdampak pada tingginya profitabilitas serta diikuti dengan tingginya nilai perusahaan. Sesuai dengan Signalling

  Theory, suatu perusahaan harus

  menyajikan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat tentang profitabilitas perusahaan karena informasi tersebut sangat diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  Kerangka Pemikiran

  Berdasarkan landasan teori yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat dalam kerangka teoritis yang disusun sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

  Debt to Equity Ratio Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial

  Return On Equity Nilai Perusahaan

  Hipotesis Penelitian H 1 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Nilai Perusahan.

  1. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu Nilai Perusahaan.

  penelitian ini mengacu pada penelitian I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut Mustanda (2017) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Book Value (PBV) yang digunakan dalam

  salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan. Perhitungan ini dapat digunakan oleh investor untuk mengetahui nilai pasar saham sebuah perusahaan (Brigham & Houston, 2012 : 151). Price to

  4 : Return On Equity Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Nilai Perusahaan

  X

  : Kepemilikan Manajerial

  3

  X

  : Kepemilikan Institusional

  2

  X

  1 : Debt to Equity Ratio

  X

  2. Variabel independen (X) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan perusahaan, yang meliputi :

  Variabel penelitian yang digunakan terdiri atas variabel dependen dan independen dengan rincian sebagai berikut:

  H

  Identifikasi Variabel

  Perusahaan (PBV) yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian.

  On Equity (ROE) terhadap Nilai

  Metode pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah Data sekunder dimana sumber data tidak langsung memberikan datanya. Data sekunder untuk penelitian ini di peroleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu Variabel yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM), dan Return

  . Kemudian dilakukan penelitian meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

  Purposive Sampling

  Ditinjau melalui kedalaman risetnya, penelitian yang akan dilakukan menguji dengan melibatkan satu objek saja yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014- 2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian yang akan datang adalah teknik pengambilan sampel menggunakan

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010 : 100). Pengertian riset pengujian hipotesis adalah pengujian yang memberi penjelasan atau hasil dari pernyataan yang perlu dibuktikan. Pengujian hipotesis peneliti yang akan dilakukan menggunakan riset yang bersifat kausal. Riset yang bersifat kausal merupakan riset yang menyatakan suatu variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Dimensi waktu riset yang digunakan yaitu melibatkan waktu yang telah di tentukan. Hal ini dapat dilihat dari data yang saya gunakan merupakan perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2017.

  METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

  H 4 : Return On Equity berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

  terhadap Nilai Perusahaan .

  H 3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh

  : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

  2

  PBV=Harga Per Lembar Saham X100% Nilai Buku Per Lembar Saham

  Struktur Modal Debt to Equity Ratio (DER)

  satu ratio yang dapat menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian investasi dengan penggunaan modal perusahaan (Brigham & Houston, 2012 : 149). Return on Equity (ROE) yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Zuhria Hasania, Sri Murni, dan Yunita Mandagie (2016) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Data dan Metode Pengumpulan Data

  Perusahaan tidak mengalami deslisting selama periode pengamatan.

  c.

  Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan satuan mata uang Rupiah (Rp).

  b.

  Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan lengkap yang telah di audit dan berakhir pada tanggal 31 desember (akhir periode).

  Populasi adalah kumpulan data yang menjadi objek penelitian. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017. Teknik atau metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling . Sampel yang akan digunakan adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode sebagai berikut: a.

  Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

  ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Ekuitas Perusahaan

  Profitabilitas Return on Equity (ROE) adalah salah

  merupakan alat untuk mengetahui seberapa besar dana perusahaan yang digunakan untuk dijadikan jaminan liabilitas (Kasmir, 2013 : 158). Debt to

  Kep.Man = Saham Manajer X 100% Saham Beredar

  Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Alfinur, 2015). Kepemilikan manajerial yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ni Putu Wida P. D dan I Wayan Suartana (2014) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Kepemilikan Manajerial

  Kep.Ins = Saham Institusi X 100% Saham Beredar

  Kepemilikan Instutisional merupakan pendiri atau pemegang saham mayoritas dalam suatu perusahaan (Alfinur, 2015). Kepemilikan institusional yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ni Putu Wida P. D dan I Wayan Suartana (2014) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Kepemilikan Institusional

  DER = Total Hutang X 100% Total Modal

  penelitian ini mengacu pada penelitian I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut Mustanda (2017) dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Equity Ratio (DER) yang digunakan dalam

  Metode pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah jenis data kuantitatif dengan data sekunder. Menurut Sugiyono (2010) Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur dan dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010). Data sekunder untuk penelitian ini di peroleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, yaitu Variabel yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Manajerial (KM), dan Return

  On Equity (ROE) terhadap Nilai

  Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam, 2016 :134). Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya penyimpangan asumsi. Pada penelitian yang akan dilakukan untuk menguji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser. Dasar pengukuran yaitu nilai yang ditunjukan diatas tingkat yang ditentukan yaitu 0,05 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas

  4. Uji Multikolinieritas

  tersebut tidak terkena masalah autokorelasi

  Durbin Watson , maka artinya peneliti

  ditunjukkan oleh penelitian ini dan empat dikurangi hasil yang di tunjukan oleh

  Durbin Watson berada diantara hasil yang

  Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan residual dalam model regresi pada periode t dengan periode t-1 atau periode sebelumnya (Imam, 2016 : 107). Uji Autokorelasi mempunyai tujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara kesalahan pengujian pada periode peneliti yang akan dilakukan dengan kesalahan pengujian penelitian yang terdahulu. Alat yang digunakan dalam Dimana kriteria pengukurannya bila

  3. Uji Autokorelasi

  2. Uji Heterokedastisitas

  Perusahaan (PBV) yang telah disesuaikan dengan tujuan penelitian.

  Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai signifikan 0,05, maka setiap variabel yang digunakan memilki distribusi yang normal.

  Uji normalitas adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel yang peneliti gunakan menggunakan distribusi yang normal atau tidak normal. Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal atau tidak (Imam, 2016 : 154). Dalam pengujian penelitian yang akan dilakukan menggunakan analisis statistic non- parametrik yaitu Uji Kolmogorov- Smirnov. Pengukuran yang digunakan adalah bila hasil yang ditunjukkan oleh uji

  Metode Uji Asumsi Klasik

  Pengukuran analisis deskriptif dilakukan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel independen dan dependen dalam penelitian ini. Deskripsi atau gambaran tersebut dapat dilihat dari kategori nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari data yang dapat diukur dengan alat bantu berupa software

  Metode Analisis Deskriptif

  Data yang telah siap diolah dalam penelitian ini akan diuji dengan beberapa alat uji statistik yaitu:

  Teknik Analisis Data

  Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi (Imam, 2016 : 103). Uji multikolinieritas merupakan pengujian yang bertujuan untuk membuktikan bahwa akan ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dalam variabel model regresi. Uji multikolinieritas dapat diuji dengan menggunakan nilai tolerance dan

  Variance Inflation Factor (VIF). Dengan

  2

  Artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan dengan variabel dependen dalam penelitian tersebut.

  Artinya variabel independen memiliki pengaruh signifikan dengan variabel dependen dalam penelitian tersebut.

  1. H = µ < 0,05, maka H ditolak

  Uji t digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Imam, 2016 : 99). Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis yang ada menggunakan uji signifikan parameter individual atau Uji t. Pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut :

  Metode Uji Hipotesis (Uji t)

  (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel independen. Jika (R) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R) makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variable dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi semakin baik.

  ) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menjelaskan variabel dependen (Imam, 2016 : 95). Pada model kontribusi untuk variabel bebas terhadap variabel terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R). Nilai R mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R ≥ 1). Semakin besar R

  Koefisien determinasi (R

  ketentuan apabila nilai tolerance < 0,1 atau nilai VIF > 10, maka terdapat multikolinieritas antara variabel independen, sebaliknya apabila nilai

  2 )

  Metode Uji Koefisien Determinasi (R

  Uji F digunakan untuk menguji persamaan model apakah variabel independen memiliki pengaruh secara bersamaan atau tidak terhadap variabel dependen (Imam, 2016 : 96). Tujuan dari dilakukannya uji F ini adalah untuk mengetahui fit atau tidaknya suatu variable dengan tingkat signifikan ɑ = 0,05.

  Metode Uji Kelayakan Model (Uji F)

  Model regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan terpisah antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen tanpa ada pengaruh unsur lain di dalam peneltian ini.

  Metode Uji Regresi Linear Berganda

  tidak terjadi multikolinieritas antara variabel independen.

  tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka

H

  ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif

  

N Minimum Maximum Mean

Std.

  Deviation

  DER 48 0,13512 1,22968 0,6294548 0,28488910 KEP_INST 48 0,29399 0,88108 0,6603963 0,15131331 KEP_MANJ 48 0,00000 1,69533 0,0427542 0,02517551 ROE 48 0,00063 0,27908 0,0898495 0,07326270 Sumber: SPSS 23 (data diolah)

  Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukkan jumlah pengukuran (N), nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata- rata (mean), dan standar deviasi untuk masing-masing variabel independen. Tabel tersebut menunjukkan deskripsi dari masing-masing variabel independen yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. Jumlah keseluruhan data dalam penelitian ini ada 48 data perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017. Berikut pembahasan analisis deskriptif mengenai masing-masing variabel dalam penelitian antara variabel independen.

  A . Debt to Equity Ratio (DER)

  Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,13512 dimiliki oleh PT. Indospring Tbk pada tahun 2017, kemudian untuk nilai maximum sebesar 1,22968 dimiliki oleh PT. Kabelindo Murni Tbk pada tahun 2014. Nilai minimum terjadi karena nilai total liabilitas yang dimiliki PT. Indospring Tbk lebih rendah dari pada nilai total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

  Struktur modal (DER) pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,6294548, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,28488910. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata- rata lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa struktur modal (DER) memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

  B. Kepemilikan Institusional

  Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,29399 dimiliki oleh PT. Nusantara Inti Corpora Tbk pada tahun 2017, kemudian untuk nilai maximum sebesar 0,88108 dimiliki oleh PT. Indospring Tbk pada tahun 2017. Nilai minimum terjadi karena jumlah saham institusional yang dimiliki PT. Nusantara Inti Corpora Tbk lebih rendah dari pada jumlah saham institusional yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang lain.

  Kepemilikan institusional pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,6603963, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,15131331. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata- rata lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

  C . Kepemilikan Manajerial

  Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT. Nusantara Inti Corpora Tbk selama empat tahun penelitian, kemudian untuk nilai maximum sebesar 1,69533 dimiliki oleh PT. Nippres Tbk pada tahun 2016. Nilai minimum terjadi karena jumlah saham manajerial yang dimiliki PT. Nusantara Inti Corpora Tbk lebih rendah dari pada jumlah saham manajerial yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang lain.

  Kepemilikan manajerial pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0427542, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,02517551. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata- rata lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

  D. Return On Equity (ROE)

  Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa nilai minimum sebesar 0,00063 dimiliki oleh PT. Star Petrochem Tbk pada tahun 2015, kemudian untuk nilai maximum sebesar 0,27908 dimiliki oleh PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk pada tahun 2016. Nilai minimum terjadi karena tingkat ROE yang dimiliki PT. Star Petrochem Tbk lebih rendah dari pada tingkat ROE yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang lain.

  Profitabilitas (ROE) pada penelitian memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0898495, sedangkan untuk nilai standar deviasi adalah sebesar 0,07326270. Perbandingan antara nilai rata-rata dengan nilai standar deviasi menghasilkan data yang bersifat homogen, dimana nilai rata-rata lebih tinggi dari pada nilai standar deviasi. Hasil dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas (ROE) memiliki tingkat penyimpangan yang rendah, dimana semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil variasi data penelitian.

  Uji Asumsi Klasik

  

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

  N Asymp. Sig. (2-failed)

  48 0,060

  Sumber : SPSS 23 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.2 hasil uji normalitas setelah melakukan pengeluaran data outlier menunjukkan bahwa sampel yang di uji (N) sebanyak 48 sampel dengan nilai Asymp. Sig. (2-failed) atau signifikansi sebesar 0,060. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,060 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal pada uji normalitas.

  2. Uji Heterokedastisitas Tabel 4.3

Uji Heterokedastisitas

Variabel Signifikansi

  DW > DU, maka tidak terdapat autokorelasi. Dan nilai yang diperoleh pada penelitian adalah sebesar 2,321 > 1,7206 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari autokorelasi.

  Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai

  DER 0,648 1,543 Kepemilikan Institusional 0,974 1,027 Kepemilikan Manajerial 0,683 1,465 ROE 0,946 1,058 Sumber : SPSS 23 (data diolah)

  VIF

  Variabel Tolerance

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas

  4. Uji Multikolinieritas

  menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,231. Berdasarkan ketentuan yang berlaku tentang deteksi autokorelasi positif : jika

  DER 0,330 Kepemilikan Institusional 0,304 Kepemilikan Manajerial 0,205 ROE 0,302 Sumber : SPSS 23 (data diolah)

  Durbin Watson

  Berdasarkan Tabel 4.4 hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji

  1 2,321 Sumber : SPSS 23 (data diolah)

  

Model Durbin Watsom

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

  3. Uji Autokorelasi

  Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji glejser menunjukkan bahwa tidak terdapat satu variabel yang memiliki nilai signifikansi < 0,05. Dengan tingkat signifikansi sebesar > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terindikasi heterokedastisitas.

  tolerance dari masing-masing variabel memiliki nilai > 0,1 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa model regresi terbebas dari bahwa apabila nilai tolerance > 0,1 atau multikolinieritas dan tidak ada hubungan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi linier antara variabel independen dalam multikolinieritas antara variabel model regresi. independen. Sehingga dapat disimpulkan

  Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 4.6 Koefisien Regresi

  Variabel B Std. Error

  (Constant) 0,645 0,486 DER 0,091 0,401 Kepemilikan Institusional 0,032 0,616 Kepemilikan Manajerial -0,316 0,202 ROE 6,183 1,290 Sumber : SPSS 23 (data diolah)

  Berdasarkan Tabel 4.6 persamaan institusional akan menambah nilai regresi linear berganda diatas dapat perusahaan sebesar 0,032. dijelaskan sebagai berikut: 4. regresi kepemilikan

  Koefisien 1. (a) sebesar 0,645 manajerial (X

  3 ) sebesar -0,316

  Konstanta menunjukkan bahwa apabila variabel menunjukkan apabila variabel lainnya independen dianggap konstan (tetap), dianggap konstan (tetap), maka setiap maka nilai perusahaan sebesar 0,645. penambahan satuan kepemilikan

  2.

  1 ) sebesar manajerial akan mengurangi nilai

  Koefisien regresi DER (X 0,091 menunjukkan apabila variabel perusahaan sebesar 0,316. lainnya dianggap konstan (tetap), maka 5.

  4 ) sebesar

  Koefisien regresi ROE (X setiap penambahan satuan DER akan 6,183 menunjukkan apabila variabel menambah nilai perusahaan sebesar lainnya dianggap konstan (tetap), maka 0,091. setiap penambahan satuan ROE akan

  3. regresi kepemilikan menambah nilai perusahaan sebesar Koefisien institusional (X

  2 ) sebesar 0,032 6,183.

  menunjukkan apabila variabel lainnya 6.

  “e” merupakan variabel penggangu dianggap konstan (tetap), maka setiap diluar variabel DER, kepemilikan penambahan satuan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan ROE.

  Uji Kelayakan Model (Uji F)

Tabel 4.7 Uji F

  

Model Sum of Squares dF Mean Squares F Signifikansi

  Regression 10,695 4 2,674 6,734 0,000 Residual 17,073 44 0,397 Total 27,768

  48 Sumber : SPSS 23 (data diolah) Berdasarkan pada Tabel 4.7 hasil uji

  F menunjukkan bahwa hasil signifikansi pada penelitian adalah 0,000. Berdasarkan ketentuan apabila model persamaan memiliki tingkat signifikan < 0,05 maka model regresi fit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DER, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ROE secara bersamaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H

  1 diterima.

  Uji Koefisien Determinasi (R

  2 )

Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi (R

  2 )

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

  1 0,621 0,385 0,328 0,63010739 Sumber : SPSS 23 (data diolah)

  Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji koefisien determinasi (R ) menunjukkan bahwa hasil koefisien determinasi (R

  2

  ) memiliki nilai sebesar 0,328 atau setara dengan 32,8%. Berdasarkan ketentuan apabila nilai koefisien determinasi mendekati angka satu maka variabel independen dapat menerangkan variabel dengan kuat, maka dapat disimpulkan bahwa DER, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan ROE mempengaruhi nilai perusahaan sebesar 32,8%. Sedangkan sisanya (100% - 32,8% = 67,2%) dijelaskan oleh variabel atau faktor-faktor lain diluar penelitian.

  Uji Hipotesis (Uji t)

  4. Return On Equity (ROE) Variabel ROE memiliki nilai t sebesar 4,793 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai B dengan nilai positif sebesar 6,183. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

  Equity Ratio (DER), kepemilikan

  perusahaan. Hasil penelitian dapat dilihat berdasarkan pengujian hipotesis (uji t) yang menyatakan bahwa variabel Debt to

  Return On Equity (ROE) terhadap nilai

  institusional, kepemilikan manajerial, dan

  Debt to Equity Ratio (DER), kepemilikan

  mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

  for Social Sciences (SPSS) untuk

  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian berdasarkan teori-teori secara statistik yang telah diuji dengan menggunakan Statistical Package

  Pembahasan

  4 : Ada pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan.

  H

  4 diterima.

  Berdasarkan ketentuan maka H ditolak dan H

  H : Tidak ada pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

Tabel 4.9 Uji t

  3 ditolak.

  3. Kepemilikan Manajerial Variabel manajerial memiliki nilai t sebesar -1,565 dengan nilai signifikansi sebesar 0,125 dan nilai B dengan nilai negatif sebesar 0,316. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan ketentuan maka H diterima dan H

  H : Tidak ada pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

  2 ditolak.

  Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan ketentuan maka H diterima dan H

  2. Kepemilikan Institusional Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai t sebesar 0,052 dengan nilai signifikansi sebesar 0,959 dan nilai B dengan nilai positif sebesar 0,032.

  H : Tidak ada pengaruh DER terhadap nilai perusahaan.

  1 ditolak.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR MODAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 25 1

ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN TINGKAT LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 6 83

ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN TINGKAT LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 2 16

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE, DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

0 5 124

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FINANCIAL LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

0 0 13

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 0 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 1 64

ABSTRAK PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN ASING TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 DAN 2013

0 0 12

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 3 17

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI ASIA TENGGARA ARTIKEL IMIAH

0 0 17