PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FINANCIAL LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
FINANCIAL LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI
1 DI INDONESIA
2 3 1)
Sri Wahyuni , Muhammad Arfan , M. Shabri
Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)Staf Pengajar Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
Abstract: This research aimed to test the effect of managerial ownership, institutional ownership, financial
leverage, and profitability either partially or mutually on the investment decision of manufacturing companies in
Indonesia. The population of this research was all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange from 2009 to 2013, with the criteria that they own shares by managerial and institutional. The
population obtained was 197 companies. Since the number of companies surveyed during the study was
different, the data used was unbalaced panel data or pooled data. The statistic method used common effect test,
chow test, and panel data regression. The results show that managerial ownership, institutional ownership,
financial leverage and profitability negatively affect the investment decision. Keywords : Managerial Ownership, Institutional Ownership, Financial Leverage, ProfitabilityAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
financial leverage , dan profitabilitas baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap keputusan
investasi perusahaan manufaktur di Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai dengan 2013,
dengan kriteria yang memiliki saham oleh manajerial dan institusional. Populasi yang diperoleh adalah sebanyak
197 perusahaan. Oleh karena jumlah perusahaan yang diteliti selama periode penelitian berbeda, maka data yang
digunakan adalah unbalanced panel data atau pooled data. Metode pengolahan statistik menggunakan uji
common effect, uji chow , dan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, financial leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan investasi dengan
arah yang negatif.Kata Kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Financial Leverage, Profitabilitas
PENDAHULUAN juga berperan sebagai sarana dalam mencari
Pasar modal mempunyai peranan penting dana yang bersifat jangka panjang seperti bagi perekonomian suatu negara. Pemerintah penerbitan saham dan obligasi. dalam hal ini berupaya untuk meningkatkan Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu peran pasar modal karena peranannya dalam bursa yang menjadi acuan pasar modal pembangunan nasional merupakan salah satu Indonesia memiliki 424 emiten, 68% atau 271 sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan diantaranya adalah Industri Manufaktur. sarana investasi bagi masyarakat. Pasar modal Perkembangan industri manufaktur akhir-akhir ini menarik minat para investor untuk menanamkan investasinya. Selama tiga tahun terakhir, menurut data BPS terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur id ).
Meningkatnya pertumbuhan industri manufaktur merupakan alasan mengapa para investor tertarik melakukan investasi pada sektor ini. Selain itu, industri manufaktur memiliki peran besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dari besarnya persentase jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (dari 424 emiten, 68% adalah industri manufaktur) ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur menempati posisi yang dominan . Hal ini mengakibatkan pentingnya informasi bagi para investor untuk menilai kinerja keuangan perusahaan manufaktur, sehingga dikemudian hari dapat menghasilkan return yang diharapkan. Media yang dapat digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan dengan melakukan analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.
Keputusan-keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan, diantaranya keputusan pembelanjaan, keputusan investasi dan keputusan deviden. Dari ketiga keputusan tersebut, keputusan investasi merupakan keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan. Keputusan investasi menjadi sangat penting bagi pemegang saham karena investasi dijadikan indikator eksistensi perusahaan yang apabila tidak adanya investasi baru maka perusahaan tersebut dianggap tidak memiliki prospek positif.
Selanjutnya keputusan investasi menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan merupakan inti dari seluruh analisis keuangan (Gitman, 2000 dan Brealey dan Myers, 2000). Keputusan investasi merupakan kekuatan penggerak utama dari setiap sistem usaha (Helfert, 1997:7) dan dapat berperan sebagai mekanisme transmisi antara kepemilikan dan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).
Berikut ini merupakan tren nilai rata-rata keputusan investasi di beberapa perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2009 sampai dengan 2013.
Gambar 1 Tren nilai rata-rata keputusan investasi
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa rata- rata nilai keputusan investasi yang diukur dengan growth opportunities aset dari tahun 2009-2013 menunjukkan perubahan yang fluktuatif. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa rata-rata nilai keputusan investasi mengalami kenaikan dari tahun 2009 sampai 2012, dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013, dengan nilai rata-rata keseluruhan keputusan investasi sebesar 0.027. Hal ini diduga terjadi akibat adanya kenaikan dan penurunan dari variabel-variabel lainnya yang diperkirakan juga ikut mempengaruhi variabel keputusan investasi.
Berdasarkan survei literatur ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi keputusan investasi yaitu kepemilikan manajerial (Wijaya dan Murwani, 2011; Machmud dan Djakman, 2008),
financial leverage
(Wijaya dan Murwani, 2011; Bayu, 2011; Bayu, 2012 dan Sadiar, 2012), dan profitabilitas (Wijaya dan Murwani, 2011; Saragih, 2008; Hasibuan, 2005; Wahyuningsih, 2001) serta kepemilikan institusional (Machmud dan Djakman, 2008; Wahyudi dan Hartini, 2006).
Berdasarkan fenomena dan survey literatur dari beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap keputusan investasi diantaranya, faktor kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage, dan profitabilitas.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage, dan profitabilitas baik secara bersama-sama maupun parsial terhadap keputusan investasi pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
I. KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Keputusan Investasi
Kepemilikan manajerial mempengaruhi keputusan investasi dimana pengaruhnya terjadi dalam jangka pendek. Jika seorang manajer diberikan saham (adanya kepemilikan manajerial) maka akan berpengaruh terhadap keputusan investasi. Bertolak dari kepentingan (peningkatan gaji dan status atau jabatan) seorang manajer dalam perusahaan, menyebabkan manajer cenderung mengambil keputusan (dalam hal ini keputusan investasi) yang intinya untuk memenuhi kepentingannya tanpa memperdulikan kepentingan pemegang saham (stokholders). Kepemilikan manajerial bertujuan untuk mengontrol keputusan investasi. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka akan menimbulkan rasa memiliki sehingga manajer dalam pengambilan keputusan cenderung bertindak hati-hati, karena segala hasil dari investasi yang dilakukan baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan akan berimbas pada manajer. Penelitian yang dilakukan oleh Machmud dan Djakman (2008) menemukan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan investasi. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2006), dan Gul dan Kealey (1999) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berdampak positif terhadap keputusan investasi perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Keputusan Investasi
Kepemilikan institusional diperkirakan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin besar pula pengawasan yang diberikan kepada pihak manajerial maka pihak institusional menginginkan adanya dividen yang besar pula sehingga semakin besar dividen yang diberikan kepada pihak institusional maka semakin besar pula investasi yang akan ditanamkan. Semakin tinggi kepemilikan institusional dalam perusahaan maka semakin meningkat pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan dan hal tersebut mengakibatkan menurunnya minat pihak manajerial untuk memperbesar kepemilikannya (Susanto, 2009).
Hasil penelitian Machmud dan Djakman (2008) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif dengan keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena tidak semua pemilik saham institutional menginginkan investasi yang tinggi, karena mereka juga menginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen. Sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka terima. Walaupun perannya di dalam perusahaan sebagai controlling, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemilik institutional ini akan mementingkan kepentingan institusinya dibandingkan dengan kepentingan perusahaan.
Pengaruh Financial Leverage terhadap Keputusan Investasi
Dampak financial leverage terhadap keputusan investasi perusahaan merupakan isu sentral dalam perusahaan keuangan. Financial
leverage yang tinggi menggambarkan
kebijakan/ keputusan investasi yang menyimpang (Sandiar, 2012). Menurut Aivazian et al. (2005), hubungan antara
financial leverage dan investasi adalah teori over-investment yang merupakan konflik
potensial antara manajer dan pemegang saham. Menurut teori ini, manajer memiliki keinginan untuk memperbesar ukuran perusahaan sehingga terkadang menerima proyek merugikan yang dapat mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Kemampuan manajer dalam mengendalikan fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus dibatasi dengan penggunaan utang. Penggunaan utang akan membuat manajer perusahaan membayar bunga kepada pemegang obligasi sehingga dalam melakukan investasi manajer akan lebih berhati-hati dan tidak berinvestasi pada proyek yang merugikan perusahaan. Financial leverage merupakan sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengurangi terjadinya masalah over- investment dalam perusahaan.
Penelitian Aliahmed (2008) dalam Wijaya dan Murwani (2011) menyatakan bahwa
financial leverage merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap kebijakan investasi perusahaan. Penelitian Aliahmed (2008) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Verdi (2006) yang menyatakan bahwa utang dapat merupakan subtitusi bagi kas perusahaan dalam melakukan investasi. Utang merupakan subtitusi cash holding perusahaan yang dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan investasi. Perusahaan dapat menahan kas dalam jumlah yang kecil dan menggunakan dana yang diperoleh dari utang untuk investasi perusahaan, sehingga hubungan antara kebijakan utang dan investasi perusahaan adalah positif.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Investasi
Efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki menjadi tolok ukur kinerja perusahaan dapat pula memotivasi tindakan manajemen pada suatu perusahaan. Semakin besar return on assets (ROA) sebagai rasio profitabilitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. ROA merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi memiliki ketersediaan kas yang lebih besar, sehingga semakin tinggi kesempatan investasinya. Laba yang besar akan memberikan manajer fleksibilitas keuangan yang memberikan manajer kesempatan dalam melakukan investasi lebih luas. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi perusahaan.
Hasil penelitian Saragih (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, sejalan dengan hasil penelitian Wahyuningsih (2001) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Namun, hasil penelitian Saragih (2008) dan Wahyuningsih (2001) tidak didukung oleh hasil penelitian Hasibuan (2005) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.
Skema kerangka pemikiran tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage dan profitabilitas terhadap keputusan investasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2 Skema Kerangka Pemikiran Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang diajukan dan tujuan penelitian ini, hipotesis dalam penelitian ini adalah: Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage , dan
Profitabilitas Financial Leverage
Keputusan Investasi Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial profitabilitas baik secara bersama-sama maupun secara parsial, berpengaruh terhadap keputusan investasi perusahaan manufaktur di Indonesia.
II. METODE PENELITIAN
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Shien et al., 2006 dalam Isnanta, 2008). Pengukuran variabel kepemilikan institusional menggunakan prosentase saham yang diperoleh dari jumlah saham institusional dan kepemilikan
sebagai penggunaan aktiva atau dana, dimana
Financial Leverage Financial leverage dapat didefinisikan
Kepemilikan saham institusional KM = Jumlah saham yang beredar
Kepemilikan institusional dapat dinotasikan sebagai berikut:
saham yang beredar (Ismiyanti dan Hanafi, 2003).
blockholder dibagi dengan jumlah keseluruhan
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai dengan 2013, dengan kriteria yang memiliki saham oleh manajerial dan institusional. Populasi yang diperoleh adalah sebanyak 197 perusahaan.
Operasionalisasi Variabel Keputusan Investasi
Kepemilikan saham manajerial KM = Jumlah saham yang beredar
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi, manajemen, komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Tingkat kepemilikan manajerial ini diukur dengan membagi jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali dengan jumlah saham yang beredar (Pancawati, 2009). Formulasinya adalah sebagai berikut:
INV = Total Aset Kepemilikan Manajerial
Nilai buku aktiva tetap t - Nilai buku aktiva tetap t-1
dengan basis aktiva tetap perusahaan yaitu penambahan atau pengurangan aktiva tetap perusahaan mengacu pada Adam dan Goyal (2008). Keputusan Investasi dinotasikan dengan rumus sebagai berikut.
growth opportunities yaitu keputusan investasi
Keputusan investasi merupakan suatu tindakan manajemen untuk menentukan penggunaan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu dikehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selama jangka waktu tersebut (Samosir, 2004:16). Keputusan investasi dapat dilihat dari aspek
Kepemilikan Institusional
investasi masing-masing -0,0755, -0,0239, - 0,0519, dan -0,2127. Nilai koefisien regresi ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage, dan profitabilitas tidak sama dengan nol (βi 0;
Error t-Statistic Prob. C 0,0915 0,0288 3,1803 0,0017 KM
leverage dan profitabilitas terhadap keputusan
Berdasarkan Tabel 1 nilai koefisien regresi dari variabel independen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial
Dari persamaan di atas diketahui bahwa konstanta sebesar 0,0915 menyatakan jika kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage, dan profitabilitas bernilai nol, maka keputusan investasi perusahaan akan bernilai sebesar 0,0915 persen.
INVS it = 0,0915
Berdasarkan Tabel 1 dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
0,0000
F-Statistic 57,4668 Prob (F- Statistic)
Tabel 1 Hasil Regresi Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Financial Leverage dan Profitabilitas terhadap Keputusan Investasi Perusahaan Manufaktur di Indonesia Variable Coeff. Std.
untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap (Riyanto, 2001:375). Rasio ini menunjukkan besarnya besar aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai dengan utang. Financial leverage dinotasikan dengan rumus sebagai berikut:
- 0,0755 0,0572 -1,3195 0,1886 KI
- 0,0239 0,0344 -0,6956 0,4875 FL
- 0,0519 0,0194 -2,6715 0,0082 ROA
- 0,2127 0,0141 -15,0664 0.0000 R-Squared 0,5449 Durbin-Watson stat 2,1580 Adjusted R-Squared 0,5354
- – 0,0755KM it – 0,0239KI it<
- – 0,0519FL it – 0,2127ROA it + e it
Hasil pengujian hipotesis merupakan jawaban untuk hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis pertama terjawab dalam hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama (uji F), sedangkan hipotesis kedua, ketiga, keempat, dan kelima terjawab dalam hasil pengujian secara parsial (uji t). Hasil regresi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada Tabel 1.
HASIL PENELITIAN Hasil Pengujian Hipotesis
Laba bersih ROA = Total aktiva III.
(2004), ROA diproksikan sebagai berikut:
asset (ROA). Mengacu pada penelitian Lestari
Menurut Sartono (2001) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas diproksikan dengan return on
Profitabilitas
Total utang FL = Total aktiva
βi = 1,2,3,4). Hal ini juga dapat dilihat pada nilai F-statistic 57,4668 yang signifikan pada tingkat 1%. Dengan demikian kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial
leverage dan profitabilitas secara bersama-sama
dan parsial berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Pembahasan Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Financial Leverage dan Profitabilitas terhadap Keputusan Investasi
Berdasarkan Tabel 1 nilai koefisien regresi dari variabel independen kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial
leverage dan profitabilitas terhadap keputusan
investasi masing-masing -0,0755, -0,0239, - 0,0519, dan -0,2127. Nilai koefisien regresi ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage, dan profitabilitas tidak sama dengan nol (
0; = 1,2,3,4). Hal ini juga dapat dilihat pada nilai F-statistic 57,4668 yang signifikan pada tingkat 1%. Dengan demikian kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial
leverage dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage dan profitabilitas terhadap keputusan investasi perusahaan memiliki nilai koefisien determinasi (Adj R 2 ) sebesar 0,5354 atau 53,54%. Hal ini menunjukkan bahwa 53,54% perubahan keputusan investasi perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 46,46% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Koefisien korelasi (R 2 ) sebesar
0,5449 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel-variabel independen dengan dependen sebesar 54,49%.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Keputusan Investasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial sebesar -0,0755. Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka semakin kecil keputusan perusahaan untuk melakukan investasi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Machmud dan Djakman (2008) yang menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial memiliki arah hubungan yang negatif terhadap keputusan investasi. Menurut Machmud dan Djakman (2008) tidak semua pemilik saham manajerial menginginkan investasi yang tinggi, karena mereka juga menginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen. Sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka terima. Inilah salah satu tindakan opportunistik para pemegang saham managerial. Mereka mengabaikan kepentingan perusahaan dan pemegang saham lainnya untuk kepentingan pribadi. Selain itu seringnya terjadi konflik kepentingan antara pihak manajer (agen) dengan pihak pemilik
(prinsipal) berdasarkan agency theory juga menjadi penyebab mengapa manajer tidak berperan dalam menentukan investasi apa yang akan dijalankan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan manajer cenderung untuk memilih investasi yang menguntungkan dirinya sendiri.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2006) yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian Wijaya dan Muwarni (2011) yang menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Keputusan Investasi
Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,0239. Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka semakin kecil keputusan perusahaan untuk melakukan investasi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Machmud dan Djakman (2008) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki arah hubungan yang negatif terhadap keputusan investasi. Pengaruh negatif ini mengakibatkan penurunan perusahaan dalam keputusan investasi. Menurut Machmud dan Djakman (2008) tidak semua pemilik saham institutional menginginkan investasi yang tinggi, karena mereka juga menginginkan kesejahteraan melalui pembayaran dividen, sedangkan investasi akan mengurangi dividen yang akan mereka terima. Walaupun perannya di dalam perusahaan sebagai controlling, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemilik institutional ini akan mementingkan kepentingan institusinya dibandingkan dengan kepentingan perusahaan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Wahyudi dan Hartini (2006) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap seluruh keputusan keuangan.
Pengaruh Financial Leverage terhadap Keputusan Investasi
Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,0519. Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin besar financial
leverage maka semakin kecil keputusan perusahaan untuk melakukan investasi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Aivazian et al. (2005) yang menemukan adanya hubungan negatif antara
financial leverage dan investasi tetapi hanya
untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah atau tidak ada sama sekali. Menurut Aivazian et al. (2005), hubungan antara financial leverage dan investasi adalah teori over-investment yang merupakan konflik potensial antara manajer dan pemegang saham. Menurut teori ini, manajer memiliki keinginan untuk memperbesar ukuran perusahaan sehingga terkadang menerima proyek merugikan yang dapat mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Kemampuan manajer dalam mengendalikan fluktuasi arus kas dalam perusahaan harus dibatasi dengan penggunaan utang. Penggunaan utang akan membuat manajer perusahaan membayar bunga kepada pemegang obligasi sehingga dalam melakukan investasi manajer akan lebih berhati-hati dan tidak berinvestasi pada proyek yang merugikan perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Bayu (2012) dan Sandiar (2012), Tong dan Green (2004), serta hasil penelitian Lin dan Smith (2005) yang menemukan bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi karena biaya agensi yang timbul sangat tinggi saat perusahaan menggunakan utang.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Aliahmed (2008) dan Wijaya dan Murwani (2011) yang menemukan bahwa
leverage berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Verdi (2006) dan Bayu (2011) yang menyatakan bahwa
financial leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Investasi
Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi perusahaan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,2127. Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin kecil keputusan perusahaan untuk melakukan investasi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Machmud dan Djakman (2008) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi perusahaan. Menurut Machmud dan Djakman (2008), tingginya laba akan mengurangi pendanaan eksternal perusahaan, sedangkan investasi perusahaan sebagian besar didanai oleh sumber dana eksternal. Ini menyebabkan tingginya profitabilitas akan menurunkan utang dan kesempatan investasi perusahaan. Disisi lain, Hoy (1992) dalam Fitzsimmons et al. (2005) menyimpulkan bahwa mengejar pertumbuhan (investasi) yang tinggi dapat meminimalkan bahkan membuat korelasi negatif dengan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Hasibuan (2005), Vahid (2012) dan Barbosa et
al. (2007) yang menemukan bahwa
profitabilitas berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Wijaya dan Murwani (2011), Saragih (2008) dan hasil penelitian Lestari (2004) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap investasi perusahaan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Electronic Theses & Dissertation (ETD) . Universitas Gadjah Mada.
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Perusahaan Makanan dan
Vol. 13, No. 4: 401-16. Hasibuan, M, Sonya. (2005). Analisis Faktor-
Quantitative Finance and Accounting .
Gul, F.A, dan Kealey, B.T. (1999). Chaebol, Investment Opportunity Set, and Corporate Debt and Dividend Policies of Korean Companies. Review of
Finance . 9th d, Addison Wasler, Massachussets.
Gitman, L.J. (2000). Principle of Management
Corporate Finance . McGraw Hill. New York.
Brealey dan Myers. (2000). Principles of
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diperoleh kesimpulan bahwa, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial
leverage , dan profitabilitas secara bersama-
Bulletin -Winter
Barbosa, et al. (2007), Investment Decision and Financial Standing of Portuguese Firms. Banco de Portugal. Economic
Aliahmed, H.J. (2008). The Impact of Financing Decision, Dividend Policy, Corporate Ownership on Firm Performance at Presence or Absence of Growth Opportunity: A Panel Data Approach, Evidence from Kuala Lumpur Stock Exchange.
Aivazian, Varouj A, et al. (2005). Debt Maturity Structure and Firm Investment. Financial Management, Vol. 34 No. 4: 107-11.
Financial Research , Vol. 31 No. 1: 41- 63.
Adam, T dan V.K. Goyal. (2008). The Investment Opportunity Set and Its Proxy Variables. The Journal of
Berdasarkan keterbatasan yang ada maka penulis memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu dengan memperluas subjek penelitian, tidak hanya pada perusahaan manufaktur saja, tetapi juga jenis industry lainnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya dapat mengembangkan faktor-faktor lain diluar model penelitian ini yang dapat mempengaruhi keputusan investasi perusahaan, seperti pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan modal kerja.
sama dan parsial berpengaruh dengan arah yang negatif terhadap keputusan investasi perusahaan. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah, pertama hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada subjek penelitian yang terbatas yaitu perusahaan manufaktur dan yang kedua penelitian ini hanya melihat empat faktor (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, financial leverage dan profitabilitas) yang diduga dapat mempengaruhi keputusan investasi perusahaan, sehingga memungkinkan terabaikannya faktor-faktor lain yang mungkin mempunyai pengaruh lebih besar terhadap keputusan investasi.
Bayu. (2011). Pengaruh Financial Leverage Terhadap Keputusan Investasi Dengan Growth Sebagai Variabel Moderasi. Minuman. Sekolah Pascasarjana USU, Medan. Helfert, A. Erich. (1997). Teknik Analisis
Keuangan . Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Hoy, F., McDougall, P.P. and D'Souza, D.E.
Research Journal of Finance and Economics : 155-162.
Vahid, Tagizhadeh Khanqah and Akbari Khosrhosashi Mohsen. (2012). The Impact of Working Capital Management Policies on Firm's Profitability and Value: Evidence from Iranian Companies. International
Working Paper Series The University of Loughborough .
Or Trade-Off Hypothesis? Evidence on the Capital Structure of Companies.
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya. Tong, G dan Green, C.J. (2004). Pecking Order
Kepemilikan Terhadap Keputusan Investasi pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Susanto, Ferry. (2009). Pengaruh Struktur
Indonesia Berdasarkan data BI pada Tahun 2005-2006. Thesis Pascasarjana Ilmu Manajemen FEUI . Jakarta.
Yogyakarta: BPFE. Shien, et al. (2006). Efisiensi Perbankan di
Sartono, Agus. (2001). Manajemen Keuangan.
Mempengaruhi Keputusan Investasi pada Perusahaan Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia . Tesis. Sekolah Pascasarjana, USU Medan.
Saragih, Joana L. (2008). Faktor-Faktor Yang
Dissertation (ETD). Universitas Gadjah Mada.
Sandiar. (2012). Growth Opportunity Dalam Memoderasi Pengaruh Leverage Dan Debt Maturity Terhadap Keputusan Investasi. Electronic Theses &
Likuiditas Terhadap Keputusan Investasi Aktiva Tetap di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi. Tesis. Sekolah Pascasarjana, USU Medan.
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-dasar Akuntansi , Edisi 5. Yogyakarta: BPFE. Samosir, Arifin T. (2004). Analisis Pengaruh
Isnanta, Rudi. (2008). Pengaruh Corporate
(1992). Strategies and Environments of
High-Growth Firms . In D.L. Sexton
and J.D. Kasarda (eds.). The State of the Art of Entrepreneurship. Boston: PWS-Kent: 341-357. Ismiyanti, F. dan M. M. Hanafi. (2003).
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institutional, Risiko, Kebijakan Hutang, Dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan. Simposium Jurnal
Akuntansi . Vol. 6, No. 7: 260-277.
Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan . Jakarta: Universitas Islam Indonesia.
Pancawati, Hardiningsih. (2009). Determinan Nilai Perusahaan. Jurnal JAI. Vol.5, No.2, Juli 2009: 231-250. Semarang.
Jensen, Meckling. (1976). Theory of the Firm: Manajerial Behavior, Agency Cost And Ownership Structure. Journal of Financial Economics , Vol. 3: 305-360.
Lestari, H. (2004). Pengaruh Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, Risiko dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Set Kesempatan Investasi. Simposium
Nasional Akuntansi
VII: Ikatan Akuntan Indonesia.
Machmud, Novita dan Djakman, Chaerul D.
(2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan (Survey pada Perusahaan Manufaktur di PT. Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional
Akuntansi
XI: Ikatan Akuntan Indonesia.
Verdi, R.S. (2006). Financial Reporting Quality and Investment Efficiency.
Wahyudi dan Hartini P. Pawestri. (2006).
Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional
Akuntansi
IX : Ikantan Akuntansi
Indonesia Wahyuningsih. (2001). Analisis Hubungan
Interpendensi Antara Keputusan Investasi, Hutang Dan Dividen Perusahaan Properti Go-Public Di Bursa Efek Jakarta. Media Riset Bisnis dan . Vol. 1, No. 3: 245-266.
Manajemen