PELAKSANAAN TATA PAMONG, ORGANISASI KEPEMIMPINAN, PENGELOLAAN DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

  

PELAKSANAAN TATA PAMONG,

ORGANISASI KEPEMIMPINAN,

PENGELOLAAN DAN SISTEM

PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

  

Kompleks Masjid Agung Al Azhar

Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12110

  

Telp. (021) 727 92753, 726 7272, Fax. (021) 724 4767

Website :

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrahim

  Dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi yang ada dalam struktur organisasi universitas dan fakultas, perlu dibuat pedoman pola pelaksanaannya. Untuk melihat gambaran pelaksanaan Tata Pamong, kepemimpinan, pengelolaan organisasi serta pelaksanaan penjaminan mutu dari seluruh pemangku jabatan yang ada di UAI, maka perlu disusun pedoman “PELAKSANAAN TATA PAMONG, ORGANISASI KEPEMIMPINAN, PENGELOLAAN DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU“. Buku pedoman ini meliputi: Azas, Visi, Misi dan Tujuan UAI, Dasar dan Sasaran Penyelenggaraan Pendidikan di UAI, Pengelolaan Tata Pamong Dan Organisasi Kepemimpinan, Struktur dan Fungsi Organisasi, Organisasi Kepemimpinan, Pengelolaan Institusi Perguruan Tinggi, Sistem Penjaminan Mutu. Buku pedoman ini dapat pula digunakan sebagai salah satu dokumen yang mendukung akreditasi Program Studi. Terima kasih.

  Badan Penjaminan Mutu Universitas (BPMU) Ketua

  Muhsin Lubis

DAFTAR ISI

  COVER i

  KATA PENGANTAR ii

  DAFTAR ISI iii

  BAB I AZAS, VISI, MISI DAN TUJUAN UAI

  1 BAB II DASAR DAN SASARAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN – UAI

  2 BAB III PENGELOLAAN TATA PAMONG DAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN

  4 BAB IV STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANISASI

  9 BAB V ORGANISASI KEPEMIMPINAN

  15 BAB VI PENGELOLAAN INSTITUSI PERGURUAN TINGGI 18

  BAB VII SISTEM PENJAMINAN MUTU 21

  

Surat Keputusan

Rektor Universitas Al Azhar Indonesia

No. 191 / SK / R / UAI / X / 2013

Tentang

  

Pedoman Pelaksanaan Tata Pamong, Organisasi Kepemimpinan,

Pengelolaan dan Sistem Penjaminan Mutu

Universitas Al Azhar Indonesia

  Bismillahirrahmaanirrahiim

  Dengan mengharap rahmat dan ridha Allah SWT, maka Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) setelah:

  Menimbang :

  1. Bahwa pencapaian visi misi UAI sesuai statuta melalui pelaksanaan pembelajaran tata pamong dan manajemen universitas memerlukan Pedoman Pelaksanaan Tata Pamong, Organisasi Kepemimpinan, Pengelolaan dan Sistem Penjaminan Mutu;

  2. Bahwa untuk keperluan seperti yang tersebut pada diktum 1, maka UAI memerlukan Panduan Organisasi yang telah disempurnakan, yang perlu diterbitkan dengan Surat Keputusan Rektor.

  Mengingat :

  1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

  2. Undang-undang RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, tanggal 10 Agustus 2012;

  3. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

  4. Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi, tanggal 28 Januari 2010;

  5. Surat Keputusan Ditjen Dikti Depdiknas RI No. 135/D/O/2000, tanggal

  10 Agustus 2000;

  6. Surat Keputusan Pengurus Harian YPI Al Azhar No. 77/XI/KEP/YPIA- PH/1430.2009, tanggal 17 Dzulqaidah 1430 H/5 Nopember 2009 M tentang Jabatan Rektor Universitas Al Azhar Indonesia;

  7. Surat Keputusan Rektor No.073/SK/R/UAI/IX2010 tentang Peraturan Kepegawaian Universitas Al Azhar Indonesia;

  Memperhatikan :

  25 Oktober 2013 M Universitas Al Azhar Indonesia Rektor, Ttd

  5. Para Ka. Biro/Unit/Pusat

  4. Para Dekan

  3. Para Wakil Rektor

  2. Ketua BPMU dan Ketua LP2M

  1. Ketua YPI Al Azhar

  Prof . Dr. Ir. Zuhal., M.Sc.E.E Tembusan Yth:

  Ditetapkan : di Jakarta Pada Tanggal : 20 Dzulhijjah 1434 H

  1. Statuta Universitas Al Azhar Indonesia;

  kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan/atau kesalahan dalam Surat Keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

  

Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila di

  Memberlakukan Pedoman Pelaksanaan Tata Pamong, Organisasi Kepemimpinan, Pengelolaan dan Sistem Penjaminan Mutu Universitas Al Azhar Indonessia yang diterbitkan dengan Surat Keputusan Rektor;

  

Memutuskan

Menetapkan : Pertama :

  Hasil Rapat Senat Universitas tanggal 17 September 2013;

  2. Hasil Rapat Pimpinan Universitas tanggal 11 September 2013; 3.

  6. Arsip

  

PELAKSANAAN TATA PAMONG, ORGANISASI

KEPEMIMPINAN, PENGELOLAAN DAN SISTEM

PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

  Universitas Al Azhar Indonesia yang didirikan pada tahun 2000, sudah semakin berkembang, dan menjadi salah satu universitas terkemuka, karenanya perlu didukung oleh kelancaran dan ketertiban pelaksanaan manajemen, baik manajemen administratif maupun akademik serta kegiatan universitas yang mendukung terlaksananya Tridarma Perguruan Tinggi yang sesuai dengan Statuta UAI dan juga harus berdasarkan ketentuan- ketentuan pelaksanaan perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia.

  Dengan demikian akan tercipta manajemen yang baik, transparan, akuntabel dan dapat mencapai Visi dan Misi, serta tujuan Universitas Al Azhar Indonesia. Untuk itu perlu ditetapkan “Pedoman Pelaksanaan Tata Pamong, Organisasi, Kepemimpinan, Sistim Pengelolaan dan Penjaminan Mutu UAI“ yang dijadikan sebagai pedoman melaksanakan manajemen.

BAB I AZAS, VISI, MISI DAN TUJUAN UAI

  1. Azas

  UAI berazaskan Islam, keilmuan, ke-Al-Azharan dan ke-Indonesiaan di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

  2. Visi

  VISI UAI adalah: Menjadi universitas terkemuka dalam membentuk manusia unggul dan bermartabat, yang memiliki kemampuan intelektual berlandaskan nilai–nilai spiritual, moral dan etika Islami.

  3. Misi

  Misi UAI adalah:

  a. Meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan pelayanan kepada masyarakat, dengan menerapkan kaidah enterprising university, b.

  Menjalin kemitraan dengan institusi yang relevan, baik di dalam maupun di luar negeri, c.

  Menumbuhkembangkan nilai–nilai universal Islam dalam pembentukan karakter.

4. Tujuan

  Tujuan UAI adalah: a.

  Menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang memiliki daya saing, kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur, dilandasi nilai–nilai universal Islam, b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang profesional dan kompeten dalam bidang masing–masing, c.

  Meningkatkan pelayanan kepada semua pemangku kepentingan, terutama pemakai jasa pendidikan, d. Mengintegrasikan nilai–nilai universal Islam dalam kegiatan tridarma terutama terhadap sivitas akademika, e.

  Menerapkan sistem tata pamong yang akuntabel, transparan sesuai prinsip Good

  University Government didukung oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi

  mutakhir, f. Membina kerja sama triple helix antara akademi, pemerintah, dan dunia industri untuk pengembangan universitas.

BAB II DASAR DAN SASARAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN – UAI Dalam usaha membangun citra, penyelenggaraan pendidikan di Universitas Al Azhar Indonesia, di samping mengikuti sepenuhnya ketentuan–ketentuan yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) yang terumuskan dalam

  “Tridarma Perguruan Tinggi” juga dilengkapi dengan 2 (dua) strategi dasar khusus yaitu “Tujuh Elemen Dasar” dan “Entreprising University”. Sedangkan dalam kegiatan pengembangan pendidikan, unit–unit penyelenggara pendidikan dibagi dalam 3 klaster yaitu: klaster Ilmu Pengetahuan dan Rekayasa, klaster

  

Pranata Sosial dan klaster Humaniora. Kedua strategi dasar dan pengelompokan

penyelenggara pendidikan dalam klaster dijelaskan secara singkat di pasal berikutnya.

1. Tujuh Elemen Dasar

  Sebagai Perguruan Tinggi yang ingin berdiri di garis depan dan dalam usahanya meningkatkan daya saing lulusannya, sejak pendiriannya UAI mencanangkan memberikan landasan khusus kepada mahasiswanya dengan kelompok perkuliahan yang disebut “Tujuh Elemen Dasar”. Elemen–elemen dasar dari ketujuh elemen dasar yang dimaksud adalah: (1) Nilai–nilai Islam, (2) Kepemimpinan, (3) Kewirausahaan, (4) Kemitraan, (5) Manajerial, (6) Kemampuan Menciptakan Teknologi Informatika dan (7) Kemampuan Bahasa Asing.

  Komponen pemberdayaan ke tujuh elemen dasar tersebut dijelaskan sebagai berikut: a.

  Elemen dasar yang pertama: (1) Nilai–nilai Islam.

  Elemen dasar yang pertama ini adalah landasan utama dalam merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai keberhasilan yang terhormat. Dalam kaitan dengan tujuan ini UAI memperkenalkan dan mendorong mahasiswa beserta seluruh civitas akademika dan para karyawan untuk mempelajari, mendalami dan menerapkan (mengaktualisasikan) sembilan nilai– nilai dasar (Core Values) of UAI, yaitu:

  • Cinta pada Allah dan Rasul-Nya;
  • Jujur dan amanah (honesty and trustworthiness);
  • Tanggung Jawab (responsibility);
  • Kendali diri (self control);
  • Penghargaan terhadap yang lain (respect);
  • Peduli (care);
  • Adil (fairness);
  • Kerja sama (cooperation dan solidarity);  Rendah hati, tidak sombong (humility).

  b. Dua elemen dasar berikutnya: (2) Kepemimpinan dan (3) Kewirausahaan.

  Manusia dalam usaha mengembangkan dan mempertahankan hidupnya sebenarnya adalah seorang Pemimpin dan Wirausahawan, baik bagi kelompoknya, masyarakatnya, keluarganya maupun bagi dirinya sendiri. Berkaitan dengan kenyataan ini UAI memberikan bekal kepada alumninya agar dapat menjadi Pemimpin yang memiliki karakter wirausahawan atau sebagai Wirausahawan yang mempunyai jiwa kepemimpinan.

  c.

  Elemen dasar berikutnya adalah: (4) Mitra Strategis dan (5) Manajemen Keberhasilan manusia baik sebagai pemimpin atau sebagai wirausahawan sangat terbantu oleh adanya mitra yang tepat handal dan terpercaya serta manajemen yang sesuai. Dalam hal ini, UAI berusaha menumbuhkan kesadaran kepada mahasiswanya bahwa kemungkinan akan lebih besar bila semua langkah dilakukan berdasarkan penataan atau manajemen yang sesuai dan dalam pelaksanaannya menyertakan jaringan mitra strategis yang handal dan dapat dipercaya.

  d.

  Dua elemen dasar terakhir yaitu: (6) Teknologi Informatika Terapan, dan (7) Bahasa Asing.

  Teknologi informatika terapan yaitu cara-cara menggunakan teknologi informatika yang menjadi tuntutan abad modern ini. Bahasa asing (sekarang baru difokuskan pada bahasa Inggris). Kedua elemen dasar ini sangat membantu meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam menjalankan kegiatan–kegiatan yang diperlukan untuk mempercepat dan mengakuratkan komunikasi, pengumpulan informasi dan pengolahan data. Dalam kaitan ini UAI mendorong mahasiswanya agar tumbuh keinginan untuk mendalami dan menguasai kedua elemen dasar ini.

2. Enterprising University

  Dengan cita–cita menjadikan UAI salah satu Universitas yang terpandang, sejak tahun 2005 seluruh jajaran pimpinan UAI bertekad untuk mengelola UAI sebagai suatu “Enterprising University”, yang ditandai dengan tiga unsur utama, yaitu unsur “excellent”, unsur “equity” dan unsur “entrepreneurship”, pemaknaan ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut : a.

  Unsur “Excellent” diartikan sebagai sifat yang selalu mengejar ke-unggul-an; b.

  Unsur “Equity” diartikan sebagai dasar pelaksanaan langkah yang selalu memperhatikan nilai–nilai yang berke-adil-an dan; c.

  Unsur “Entrepreneurship” diartikan sebagai naluri kewirausahaan atau naluri keber-ikhtiar-an, suatu naluri untuk mengejar keberhasilan. Dalam kaitan ini UAI berusaha agar ketiga unsur tersebut excellent, equity, dan

  

entrepreneurship atau oleh UAI disebut dengan istilah unggul, adil dan ikhtiar (UAI)

menjadi dasar dalam penyelenggaraan semua kegiatan di UAI.

  Dalam menuju enterprising university, di samping pembudayaan ketiga unsur utama tersebut, seluruh penyelenggaraan kegiatan di UAI harus mengacu pada 13 (tiga belas) sasaran mutu pelaksanaan pendidikan di UAI.

BAB III PENGELOLAAN TATA PAMONG DAN ORGANISASI KEPEMIMPINAN

1. Pengelolaan Tata Pamong

  Pengelolaan universitas mengacu kepada UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, antara lain: Pengelolaan tata pamong universitas dilakukan berdasarkan prinsip Kredibiltas, akuntabilitas, transparansi, tanggung jawab, nirlaba, dan keadilan serta hasil penjaminan mutu yang menunjukkan efektifitas serta efisiensi.

  Tata pamong (governance) merupakan sistem untuk memelihara efektivitas peran para konstituen dalam pengembangan kebijakan, pengambilan keputusan, dan penyelenggaraan dan pengelolaan dari tingkat yang paling tinggi, yaitu universitas, fakultas hingga program studi. Struktur tata pamong mencakup badan pengatur yang aktif dengan otonomi yang cukup untuk menjamin integritas lembaga dan memenuhi pertanggungjawaban dalam pengembangan kebijakan dan sumber daya, yang konsisten dengan visi dan misi lembaga. Tata pamong mampu memberdayakan sistem pengelolaan yang berorientasi pada prinsip pengelolaan perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dengan tata pamong memungkinkan terbentuknya sistem administrasi akademik dan non akademik yang berfungsi untuk memelihara efektifitas, efisiensi dan produktivitas pewujudan visi, pelaksanaan misi dan pencapaian tujuan serta memelihara integritas secara menyeluruh. Implementasi tata pamong yang baik dicerminkan dari baiknya sistem pengelolaan fungsional program studi, fakultas dan universitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, pengarahan, pengawasan, monitoring dan evaluasi, terutama dalam penggunaan sumber daya pendidikan, agar tercapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi dalam lingkup perguruan tinggi. Sistem pengelolaan yang dikembangkan dapat menjamin berkembangnya kebebasan akademis dan otonomi keilmuan, serta mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan dan seluruh sumber daya yang diperlukan untuk meraih keunggulan mutu yang diharapkan. Untuk membangun tata pamong yang baik (good governance), program studi, fakultas, dan universitas harus memiliki kepemimpinan yang kuat (strong leadership) yang dapat mempengaruhi seluruh perilaku individu dan kelompok dalam pencapaian tujuan. Kepemimpinan yang kuat adalah kepemimpinan yang visioner, mampu merumuskan dan UAI mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, menarik tentang masa depan.

1.1. Uraian Ringkas Sistem Tata Pamong

  Tujuan UAI dalam membangun tata pamong adalah tata pamong yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil dalam pelaksanaannya. Sistem tata pamong UAI didasarkan pada 3 pedoman utama, yaitu Statuta UAI (SK YPI Al Azhar No. 18/X/KEP/YPIA-P/1434/2013) dan Pedoman Pelaksanaan Tata Organisasi Kepemimpinan dalam Pengelolaan UAI (SK Rektor No. 191/SK/R/UAI/X/2013) dan uraian tugas pekerjaan (UTP) Jabatan Struktural di lingkungan UAI (SK No. 135/SK/R/UAI/VIII/2011) serta kebijakan- kebijakan universitas yang meliputi: a. Kebijakan Universitas, b. Kebijakan Akademik, c. Kebijakan Keuangan, Akuntansi dan Sarana Perlengkapan,

  d. Kebijakan Kemahasiswaan, Inovasi dan Kerja Sama, e. Kebijakan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan f. Kebijakan Penjaminan Mutu Internal dan Panduan Organisasi Universitas Al Azhar Indonesia.

  Berdasarkan Statuta UAI, sistem tata pamong UAI dilaksanakan oleh pimpinan universitas yang terdiri dari rektor, para wakil rektor, ketua LP2M, dan BPMU (Statuta, pasal 32, 2013:14). Pelaksanaan sistem tata pamong ini didukung pula oleh beberapa organ, yaitu Badan Penyelenggara, Badan Pelaksana Harian (BPH), Dewan Penyantun (DP), Senat Universitas (SU), Pelaksana Akademik, Pelaksana Administrasi, dan pelengkap. (Statuta, pasal 25, 2013:12) Secara umum, ada tiga pilar utama yang melandasi sistem tata pamong UAI, yaitu excellence (unggul), equity (adil), dan entrepreneurship (ikhtiar). Ketiga pilar tersebut tercakup dalam jiwa enterprising university yang selalu dibentengi nilai- nilai luhur Islam (Budaya Korporat, 2009: 16-18). Pilar pertama mengandung maksud bahwa semua aktifitas setiap individu selalu diarahkan untuk mengejar

  keunggulan, sehingga dengan sendirinya pencapaian visi dan keterlaksanaan misi

  dapat diwujudkan. Pilar kedua, yakni adil, mengisyaratkan jiwa yang selalu melangkah berdasarkan keadilan. Artinya, pengelolaan universitas pada setiap lini dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi selalu menerapkan prinsip-prinsip keadilan, sehingga tidak ada komponen yang tertinggal, tidak ada yang dizalimi, dan tidak pula bertindak untuk kepentingan individualis, tetapi selalu mengedepankan kepentingan dan kemaslahatan bersama. Adapun yang terakhir adalah ikhtiar. Pilar ini mengandung makna pantang menyerah dalam melakukan segala hal. Ada begitu banyak tantangan dan kendala untuk menjadi unggul dan terkemuka (visi UAI). Namun, dengan spirit yang tidak pernah berhenti untuk berikhtiar, setiap individu pada tingkat program studi, fakultas, dan universitas dan unit-unit pendukung lainnya dapat bekerja dan berkarya secara maksimal dan optimal.

  Tiga pilar tersebut diimplementasikan dalam semangat enterprising university yang selalu merujuk pada nilai-nilai Islam, sebagaimana yang dituangkan dalam misi UAI. Itu semua diupayakan dapat dijabarkan dalam aspek-aspek kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab dan keadilan.

a. Aspek Kredibilitas.

  Untuk menjamin kredibilitas implementasi sistem tata pamong UAI, ada beberapa dokumen yang dijadikan pedoman, yaitu Statuta, Renstra, Budaya Korporat, Uraian Tugas Pokok, dan Pedoman Administrasi Akademik. Masing-masing dokumen memuat aturan tugas dan deskripsi yang rinci untuk setiap elemen di UAI, dimulai dari input, proses, dan diakhiri output pekerjaan.

  Dalam hal tata kelola organisasi, khususnya dalam penentuan personalia pada struktur organisasi, UAI senantiasa berpedoman pada “the

  right man in the right place” yang dipilih secara berkala dan demokratis. Itu

  dilakukan, agar aturan yang ditetapkan dapat dijalankan dengan baik dan konsisten sebagai amanah kepada yang bersangkutan agar dijalankan dengan penuh kepercayaan (Renstra UAI, 2012: 21).

  UAI menerapkan desentralisasi kewenangan pada setiap tataran. Itu berarti setiap unsur pimpinan dalam sebuah tataran diberikan kebebasan secara otonom untuk membuat kebijakan yang dapat membuat institusi yang dipimpinnya menjadi unggul. Itu dilakukan dengan tetap merujuk pada statuta UAI dan tidak keluar dari koridor UAI, serta selalu di bawah monitoring pimpinan yang lebih tinggi, yang dalam hal ini adalah kalangan rektorat dan yayasan. Kewenangan yang diberikan didasari pada konsep kepercayaan pada masing-masing pimpinan di tatarannya agar dapat berbuat secara kreatif untuk kemajuan institusinya masing-masing.

  Pada aspek akademis, untuk menjaga kredibilitasnya, UAI berusaha menjalankan rekrutmen mahasiswa secara selektif. Penerimaan mahasiswa dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap ujian tertulis untuk melihat kemampuan potensial akademik dan kemampuan bahasa Inggris calon mahasiswa. Tahap berikutnya adalah wawancara. Tahap ini tidak hanya dilakukan untuk mengetahui orientasi dan kompetensi calon mahasiswa terhadap program studi yang diminati, tetapi juga untuk mencermati perilaku dan akhlak mereka. UAI, sesuai dengan visi dan misinya bukan saja ingin mencetak manusia unggul secara akademik tetapi juga mengedepankan nilai-nilai Islam pada perilaku dan kepribadian calon mahasiswa. Dengan spirit yang demikian, pada proses belajar mengajar pun, di samping kualitas dosen yang lebih dari memadai, mahasiswa pun selalu diarahkan untuk menjadi manusia yang unggul secara akademik, dan bermartabat Islam dalam perilaku dan paradigma berpikir mereka. Untuk mencapai derajat kualitas dosen tersebut, UAI juga sangat serius dalam hal rekrutmen dosen dan tenaga pengajar. Yang menjadi prioritas utama, bukan hanya kualitas akademik calon dosen, tetapi juga jejak rekam dan perilakunya.

  Segala hal yang terkait dengan rekrutmen mahasiswa, rekrutmen dosen, proses belajar mengajar, dan kegiatan akademik lainnya, serta sistem administrasi akademik mulai dari pendaftaran calon mahasiswa hingga kelulusan, telah didukung oleh SOP dan sistem yang terpadu melalui manajemen informasi yang telah dirancang oleh PKSI (Pusat Komputer dan Sistem Informasi) UAI.

  BPMU UAI juga memiliki peran yang besar dalam mengupayakan tata pamong yang kredibel pada setiap elemen di UAI. Bukan hanya aspek tridharma yang menjadi porsi utama BPMU UAI, melainkan semua elemen dari tingkat yang paling rendah hingga yang tertinggi, baik pada pelaksanaan tridharma, pada tata kelola organisasi, sistem keuangan, rekrutmen mahasiswa, dosen, dan pegawai, maupun pada implementasi program dan kegiatan di setiap biro, pusat, dan unit. Artinya, BPMU memiliki kewenangan penuh untuk mengawasi dan mengawal setiap aktifitas di kampus ini, agar berjalan sesuai dengan standar mutu yang telah disepakati bersama berdasarkan pada visi misi UAI. Apa yang telah diupayakan BPMU UAI telah menuai hasil, yakni UAI termasuk dalam 58 PT di Indonesia yang memperoleh predikat good practices yaitu termasuk dalam kelompok Perguruan Tinggi yang melakukan system penjaminan mutu internal (SPMI) dengan baik.

b. Aspek transparansi

  Keterbukaan dalam sistem tata pamong UAI dapat diimplementasikan berkat adanya sistem manajemen informasi yang telah dirancang oleh tim PKSI. Pemilihan rektor, dekan, kaprodi dan kepala pusat, biro, dan unit dilakukan secara terbuka dan memberi kesempatan yang sama kepada siapa pun yang memang memenuhi syarat untuk diajukan sebagai kandidat. Demikan pula dalam menyeleksi calon mahasiswa, calon dosen, dan calon karyawan. Syarat dan ketentuan untuk mengikuti seleksi tersebut diumumkan secara terbuka di situs UAI. Begitu pula, dengan penetapan keputusan seleksi tersebut; pihak yang berwenang selalu mengadakan rapat, mengundang para warek, dekan, kaprodi dan pihak lain untuk mendengar beberapa masukan dan pertimbangan dalam menerima calon mahasiswa, calon dosen, dan calon karyawan di lingkungan UAI. Artinya, pada tahap

  input, keterbukaan menjadi bagian penting yang menjadi landasan

  sebagaimana terkandung dalam pilar “adil”. Ada pun pada tahap proses hingga out put di tiap aktiftas pada masing-masing elemen, transparansi itu juga diutamakan, dalam bentuk laporan berkala.

  Secara umum, dalam pembuatan kebijakan, UAI senantiasa mengembangkan sistem yang demokratis (bottom-up) dan terbuka dari semua pihak untuk kesempurnaan pelaksanaan dan atau penyelenggaraan organisasi, sehingga masukan dan inovasi dari segala unsur dapat didengarkan. Dalam melakukan monev, termasuk pemberian nilai pada mahasiswa dilakukan secara transparan, sesuai dengan capaian, atau kinerja yang diperoleh bersangkutan.

  Pada bidang keuangan, untuk menjaga aspek transparansi, UAI memisahkan secara tegas fungsi akuntansi, fungsi kebendaharaan, fungsi perpajakan, dan fungsi alokasi dana. Ini dilakukan agar tidak terjadi bias dan tumpang tindih pekerjaan. Dengan pemisahan tersebut, administrasi keuangan tercatat dengan baik, transparan dan mudah dilacak dan diperiksa oleh stakeholder yang berwenang.

c. Aspek Akuntabilitas

  Semua perencanaan kegiatan dilaksanakan secara bertanggung jawab dengan mekanisme secara jelas dan akuntabel guna menghindari subjektifitas dan KKN, terutama yang menyangkut aliran dana. Akuntabilitas sistem tata pamong UAI dapat dilihat dari pola pertanggungjawaban yang diciptakan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan setiap personal bertanggung jawab terhadap setiap amanah yang diembannya. Dalam konteks ini, UTP (Uraian Tugas Pokok), Budaya Korporat, Pedoman Administrasi Akademik, dan Pedoman Penelitian dan Pengabdian Masyarakat memberikan deskripsi yang detail tentang setiap beban dan amanah yang harus dipertanggungjawabkan oleh masing-masing individu sesuai dengan posisi, status dan jabatannya. Pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja tiap personal dilakukan sesuai dengan porsinya masing-masing.

  1) Pada kegiatan akademik mahasiswa, dosen dan BAA yang akan memberi penilaian terhadap performansi akademik mahasiswa di kelas. Artinya, mahasiswa diberi kesempatan penuh untuk mempertanggungjawabkan kegiatan akademiknya dalam durasi satu semester yang mereka jalani.

  Sedangkan untuk kegiatan non akademik, mahasiswa, melalui organisasinya, harus mempertanggungjawabkan setiap kegiatan dan keuangannya kepada dosen, kaprodi, dekan, dan biro kemahasiswaan dalam bentuk laporan tertulis. 2)

  Pada kegiatan tridharma dosen, dosen harus mempertanggungjawabkan kinerjanya dalam satu semester kepada kaprodi melalui rapat prodi, dan kepada biro SDM melalui laporan BKD (Beban Kinerja Dosen). Untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, dosen membuat laporan kegiatannya dan keuangannya untuk dipertanggungjawabkan kepada LP2M. 3)

  Pada aspek organisasi, pertanggungjawaban setiap fungsi organisasi dilakukan terhadap pimpinan yang berada di atasnya dalam bentuk laporan tertulis secara periodik.

  Untuk memastikan akuntabilitas sistem tata pamong, UAI melakukan audit internal dan audit eksternal terhadap kegiatan akademik dan non- akademik secara menyeluruh di lingkungan UAI. Audit internal untuk kegiatan akademik bertugas mengevaluasi kegiatan akademik. Untuk hal ini, UAI membentuk tim audit mutu internal yang direkomendasi oleh BPMU. Adapun untuk audit terhadap aktifitas non-akademik, UAI mempunyai API (Audit Pengawasan Internal), bertugas untuk mengevaluasi aktivitas organisasi di bidang non akademik secara independen.

  Sementara untuk audit eksternal di bidang akademik, telah dilakukan secara berkala oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), serta audit eksternal bidang keuangan dilakukan secara berkala oleh kantor akuntan publik (KAP) seperti dilakukan oleh akuntan publik MRA (Meidina, Ratna, Adityasih) izin usaha No. Kep-953/km-1/2009

  d. Aspek Bertanggung Jawab

  Sistem tata pamong UAI didesain sedemikian rupa dengan landasan utama adalah nilai-nilai Islam. Dalam hal ini, setiap individu secara given and driven mau dan mampu bertanggung jawab kepada Allah SWT. Kenyataan yang demikian menciptakan situasi dan suasana yang secara internally membuat setiap personal bertanggung jawab. Selain itu, dengan bagan struktur organisasi yang telah ditampilkan sebelumnya, semua tugas dilaksanakan sesuai prosedur yang dibuat, sesuai dengan SOP dan deskripsi kerja, sehingga setiap pekerjaan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan jangka waktunya (Renstra, 2012: 21).

  e. Aspek keadilan

  Sesuai dengan budaya korporat UAI yang “unggul, adil, dan ikhtiar” tertera keadilan, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UAI harus memegang prinsip tersebut, yakni tata pamong dilaksanakan secara bersama-sama, tanpa keberpihakan, dan semuanya mendapatkan hak dan kesempatan yang sama sesuai peraturan.

BAB IV STRUKTUR DAN FUNGSI ORGANISASI Struktur Organisasi Universitas disusun untuk menggambarkan pola hubungan kerja

  organisasi universitas mulai dari Yayasan, Senat Universitas, Majelis Pemangku Amanah, Rektor, Wakil Rektor, dengan LP2M, BPMU dan hubungan kerja masing-masing dengan Fakultas, Prodi dan Biro serta Unit kerja yang ada di lingkungan Universitas digambarkan dalam struktur organisasi UAI.

  

YAYASAN PESANTREN ISLAM AL AZHAR

( YPIA )

Badan Pelaksana Harian Dewan Penyantun (DP) (BPH) Penasehat Ahli Rektorat Senat Universitas REKTOR ( SU ) ……………………………………. Staf Ahli Rektorat Wakil Rektor I Wakil Rektor II Wakil Rektor III Badan Lembaga Bidang Bidang Bidang Kemahasiswaan, Sumber Daya Manusia, Penjaminan Mutu Universitas dan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademik, Kerjasama, Inovasi, Integrasi Islam, Keuangan, Rumah Tangga, Sarana, Promosi dan Penerapan Etika, Keamanan, Sekretariat Audit Pengawasan Internal Mata Kuliah Umum dan Perpustakaan Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas, dan Pengembangan Universitas ……………………………………………

Fakultas Sains dan Teknologi Fakultas Ekonomi Fakultas Sastra Fakultas Hukum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Psikologi dan Pendidikan

…………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… …………………………………………… Senat
  • - Akuntansi - Ilmu Hukum (S1) - Ilmu Komunikasi - Pendidikan Agama Islam - Psikologi

  Senat Fakultas - Teknik Industri - Teknik Elektro - Sastra Arab - Sastra Inggris Penelitian Pusat - Kepala Bagian Penelitian - Teknik Informatika - Biologi - Sastra Cina - Sastra Jepang - Ilmu Hukum (S2) - Ilmu Hubungan Internasional Administrasi Akademik Biro - Ka. Bag. Akuntansi dan Pelaporan - Manajemen - Ka. Bag. Pendidikan, Evaluasi, dan MKU Biro - Ka. Bag. Kegiatan/Kesejahteraan Kemahasiswaan - Ka. Bidang …….. - Ka. Sub. Bag. Adm. Akademik Keuangan dan Kemahasiswaan, dan Akuntansi Pengembangan Karir Pusat Monitoring dan Biro - Ka. Bag. Administrasi Keuangan Mahasiswa - Ka. Sub. Bag. Pajak / Kasir - Ka. Bidang …….. - Ka. Sub. Bag. ……… - Bimbingan Penyuluhan Islam - PG PAUD Pusat Pelaksanaan Fakultas Sekretariat BPMU Masyarakat Pengabdian - Kepala Bagian Pengabdian Masyarakat Pusat - Ka. Bag. Beasiswa Korporat Kerjasama dan Inovasi Rumah Tangga dan Biro Biro - Ka. Sub. Bag. …….. - Ka. Bag. Rumah Tangga Biro Sumber Daya - Ka. Bidang …….. - Ka. Sub Bag. Sarana dan Perlengkapan Sarana - Ka. Bidang …….. Manusia Pusat Pegawai - Ka. Bag. Administrasi dan Pengembangan - Ka. Bag. Kinerja dan Kepangkatan Dosen - Ka. Sub Bag. Sistem Informasi dan Kesejahteraan Pegawai Akreditasi dan Audit/ Penjaminan Mutu Internal Bagian Audit Mutu Evaluasi Internal dan Monitoring Evaluasi Penjaminan Mutu Studi Program Studi Pusat Pusat - Ka. Bag. Komputer dan Sistem Informasi - Kepala Bagian Studi Program Studi dan Mata Kuliah Umum Pusat Integrasi Islam Perpustakaan Unit - Ka. Sub. Bag. Mata Kuliah Umum (MKU) Penerapan Pengawasan - Ka. Bidang …….. - Ka. Bag. …….. - Ka. Sub. Bag. Pelayanan & Sirkulasi Promosi & Penerimaan - Staf Administrasi Mahasiswa Baru Biro - Ka. Sub. Bag.PMB/Promosi/Humas - Ka. Bidang …….. - Ka. Bag. Promosi & PMB Etika dan Keamanan Unit Sekretariat Universitas ( P3EK ) Fakultas/Prodi - Ka. Bag. Tata Laksana Persuratan / Garis Komando - Satpam Sekretaris Rektor - Ka. Bag. Tata Laksana Kearsipan - Pengawas Pelaksana Ketertiban Biro/Unit/Pusat/Prodi Tim Keterangan : Akreditasi Garis Koordinasi Koordinator Kendali Mutu Sekprodi Komputer dan Sistem Informasi ( PKSI ) - Ka. Bidang …….. - Ka. Sub. Bag. Sistem Informasi - Ka. Sub. Bag. Sistem Website - Ka. Sub. Bag. Sistem Komputer Pengembangan Universitas Unit Unsur Manajemen Unsur Pelaksana Akademik Struktural Unsur Penunjang Lembaga Tertinggi Universitas Pimpinan Universitas Lembaga Normatif Akademik

  

D O S E N & P E N A S E H A T A K A D E M I K

M A H A S I S W A

  10 Pelaksanaan Tata Pamong, Organisasi Kepemimpinan, Pengelolaan dan Sistem Penjaminan Mutu

1. Organisasi Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) terdiri atas : a.

  Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (YPIA)

  b. Badan Pelaksana Harian (BPH) c.

  Dewan Penyantun (DP) d.

  Senat Akademik Universitas;

  e. Pimpinan Universitas; f.

  Unsur Pelaksana Akademik : 1)

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M); 2) Badan Penjaminan Mutu Universitas (BPMU);

3) Unsur Pelaksana Faklultas dan Program studi.

  1.1. Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (YPIA)

  Badan Penyelenggara Universitas Al Azhar Indonesia UAI adalah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (YPIA)

  1.2. Badan Pelaksana Harian (BPH)

  BPH adalah Badan yang diangkat oleh Yayasan sebagai Pelaksana harian Yayasan yang bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan UAI.

  1.3. Dewan Penyantun

  (1) Dewan Penyantun merupakan perwakilan Yayasan yang berasal dari unsur masyarakat, pengusaha, tokoh pendidikan, organisasi kemasyarakatan yang berfungsi membantu pengembangan jejaring dan kesehatan keuangan UAI;

  (2) Anggota Dewan Penyantun minimal berjumlah 5 (lima) orang yang dipilih oleh Senat Universitas dan diusulkan oleh Rektor Kepada Yayasan untuk ditetapkan, dengan masa bakti 4 (empat) tahun.

  1.4. Pengertian Senat Akademik Universitas

  (1) Senat Universitas merupakan badan Professional akademik dan perwakilan tertinggi Universitas.

  (2) Senat Universitas terdiri atas Guru Besar, Pimpinan Universitas, Dekan dan Wakil Dosen, serta professi lain yang ditetapkan Senat. (3)

  Anggota Senat Universitas yang berasal dari Wakil Dosen ditetapkan oleh Rektor berdasarkan usul Dekan, yang jumlahnya proporsional dengan jumlah Dosen tiap fakultas. (4) Anggota Senat Universitas diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

  1.2. Tugas Senat Universitas

  (1) Senat Universitas mempunyai tugas pokok : a.

  Merumuskan kebijaksanaan akademik, pengembangan Universitas, penilaian prestasi akademik, dan kecakapan serta kepribadian civitas akademika sesuai dengan tuntunan Islam; b. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan UAI; c. Memberikan pendapat atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja d.

  Menilai pertanggung jawaban pimpinan Universitas atas pelaksanaan kebijaksanaan yang telah ditetapkan; e. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan UAI; f.

  Memberikan pertimbangan kepada Yayasan berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi Rektor; g.

  Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi civitas akademika; h. Mengukuhkan pemberian jabatan Guru Besar sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku; i. Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

  (2) Dalam melaksanakan tugas pokoknya Senat Universitas dapat membentuk komisi-komisi yang beranggotakan anggota Senat Universitas dan bila dipandang perlu ditambah dengan anggota lain.

  (3) Tata cara pengambilan keputusan dalam rapat Senat Universitas dapat ditempuh melalui musyawarah mufakat dan/atau pemungutan suara.

  (4) Senat Universitas bersidang sekurang-kurangnya sekali tiap semester.

1.3. Pimpinan Universitas (Rektor, Warek, Ka LP2M, Ka BPMU)

  (1) Pimpinan Universitas terdiri dari Rektor, Wakil Rektor, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Ka LP2M) serta Ketua Badan Penjaminan Mutu (Ka

  BPMU). (2)

  Rektor dalam memimpin pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dibantu oleh para Wakil Rektor yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan; (dalam hal ini di UAI ada WR I, II, III).

  (3) Para Wakil Rektor meliputi WR I bidang akademik, dan Kerja sama dan Inovasi.

  Wakil Rektor II adalah Bidang Administrasi umum dan Keuangan, sumber dana, Promosi dan hubungan Masyarakat. Wakil Rektor III adalah bidang Kemahasiswaan dan Sumber daya Manusia. (4)

  Rektor dalam memimpin pelaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat dibantu oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M); Demikian pula dalam bidang penjaminan mutu serta Akreditasi Rektor dibantu oleh Badan Penjaminan Mutu Universitas (BPMU). (5) Bilamana Rektor berhalangan tidak tetap; para Wakil Rektor dan Ketua Lembaga dan badan, bertindak sebagai PLh Rektor sesuai dengan bidang masing-masing. (6)

  Bilamana Rektor berhalangan tetap, Yayasan dengan Senat Universitas mengangkat seorang dari Wakil rektor dengan JJA paling tinggi, sebagai pejabat Rektor (Pj) untuk menyelesaikan masa jabatan Rektor yang lama. (7)

  Rektor diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan Yayasan dengan memperhatikan pertimbangan Senat Universitas untuk masa jabatan 4 (empat) tahun. (8)

  Ketua LP2M dan Ka BPMU diangkat dan diberhentikan oleh Rektor untuk masa jabatan 4 tahun.

  (9) Rektor yang ditetapkan yayasan melalui proses pemilihan pada Senat Universitas dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak boleh lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut.

  1.4. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

  (1) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat membantu Rektor dalam peningkatan penyelenggaraan mutu belajar-mengajar serta mutu akademik dosen melalui penelitian dan pengabdian pada masyarakat. (2) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dipimpin oleh seorang Ketua yang dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan wakil Rektor terkait. (3)

  Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bertanggung jawab langsung kepada Rektor. (4)

  Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

  1.5 Ketua Badan Penjaminan Mutu Universitas (BPMU)

  (1) BPMU merupakan Tim Evaluasi universitas yang diangkat oleh Rektor untuk mengawasi Penyelengaraan, dan pelaksanaan Kegiatan Universitas. Sebagai perangkat pimpinan universitas, BPMU berfungsi menyelenggarakan proses penjamian mutu terhadap program dan kegiatan universitas baik pelaksanaan akademik maupun non akademik dalam upaya mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan pada kurun waktu tertentu;

  (2) Tujuan BPMU UAI adalah memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan yang dijalankan secara internal untuk mewujudkan visi dan misinya serta untuk memenuhi kebutuhan stakeholders;

  (3) BPMU mengadakan evaluasi dengan cara memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program yang ada baik dalam akademik maupun non akademik (mengadakan MONEV). (4) Ketua BPMU diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.

1.6 Struktur Organisasi Fakultas

  1.7. Dekan Fakultas

  (1) Dekan memimpin penyelenggaraan Tri Darma Fakultas, membina Dosen, mahasiswa, tenaga administrasi, serta bertanggung jawab kepada Rektor.

  (2) Bilamana Dekan berhalangan tidak tetap, bila memiliki Wakil Dekan, maka Wakil

  Dekan bertindak sebagai pelaksana harian Dekan; bila tidak memiliki Wakil Dekan, maka salah seorang Ketua Program Studi ditunjuk sebagai Pelaksana Harian Dekan.

  (3) Bilamana Dekan berhalangan tetap, Rektor mengangkat Pejabat Dekan sebelum diangkat Dekan yang baru dengan memperhatikan pertimbangan Senat Fakultas.

  (4) Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor dengan memperhatikan pertimbangan Senat Fakultas untuk masa jabatan 4 (empat) tahun.

  (5) Dekan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut. (6)

  Wakil Dekan (bagi fakultas yang mahasiswanya mencapai 500 orang) dapat diangkat seorang Wakil Dekan. (7) Wakil Dekan diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan fakultas.

  1.8. Ketua Program Studi

  (1) Program Studi merupakan unsur pelaksana akademik pada Fakultas yang melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sebagian atau satu cabang ilmu;

  (2) Program Studi terdiri atas :

  a. Unsur Pimpinan: Ketua dan apabila diperlukan dapat diangkat Sekretaris Program Studi; b.

  Unsur Pelaksana Akademik: Para Dosen. (3)

  Ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Pimpinan Fakultas yang membawahinya; (4)

  Ketua Program Studi diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan, setelah mendapat pertimbangan dan pengesahan Senat Fakultas; (5) Ketua Program Studi diangkat untuk masa jabatan empat tahun dan dapat diangkat kembali, dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa jabatan berturut-turut;

  (6) Sekretaris Program Studi sebagaimana tercantum dalam ayat 2a. diangkat dan diberhentikan oleh Rektor atas usul Dekan; (7)

  Program Studi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu tertentu sesuai dengan program yang ada berdasarkan peraturan yang berlaku;

  (8) Hal-hal lain yang menyangkut jabatan, tugas dan struktur dalam Fakultas akan diatur dengan Peraturan yang ditetapkan Universitas.

BAB V ORGANISASI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku semua unsur dalam institusi

  perguruan tinggi mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat. Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan, merumuskan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke depan yang menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi, serta mampu memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada seluruh unsur dalam institusi perguruan tinggi. Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan dikenal kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik.

  

1. Kepemimpinan operasional berkaitan dengan kemampuan menjabarkan visi, misi ke dalam

  kegiatan operasional institusi perguruan tinggi. Kepemimpinan organisasi berkaitan dengan pemahaman tata kerja antar unit dalam organisasi institusi perguruan tinggi dan dalam sistem pendidikan tinggi secara nasiona.

  

2. Kepemimpinan publik berkaitan dengan kemampuan menjalin kerjasama dan menjadi

  rujukan bagi publik pola dan kinerja kepemimpinan institusi perguruan tinggi, mencakup informasi tentang kepemimpinan operasional, organisasi, dan publik. Pola Kepemimpinan di UAI memiliki karakteristik yang bersifat dua arah. Artinya, proses kepemimpinan yang berjalan dapat berupa bottom up process, dan dapat pula berupa top

  down process, bergantung pada kondisi yang ada, dengan tetap mengutamakan musyawarah