Kiat Sukses Menjadi Milyoner Kebaikan

Judul Asli

:“Kaifa Takûnu Milyonîr Bi al
Hasanât”

Judul Terjemah

: “Kiat sukses menjadi milyoner
kebaikan!”

Penulis

: Hamba Allah

Penerbit

: Daar at Taqwa, Subro Khaimah,
Mesir

Cetakan


: -

Jumlah halaman Asli

: 64

Jumlah halaman Terjemah

: 86

Penerjemah

: H. Abdillah Obid, Lc

Penerbit Di Indonesia

: Rizki Putra

Kiat Sukses Menjadi Milyoner Kebaikan!
Buku

yang

kecil

diambil

ini

secara

merupakan
ringkas

kumpulan

dari

do’a

kitab


dan

“Kaifa

wasiat
Tuthîlu

‘Umrak? (Kiat Memperpanjang Umur!)” yang ditulis oleh DR.
Muhammad

Na’im

dan

dari

kitab

“Al-Muttajir


al-Râbih

(Pedagang Yang Beruntung)”, yang ditulis oleh DR. Dimyati
dan direvisi oleh DR. Dahisy.
Rasulullah
memberitahukan
baik.

Saw

kepada

Sehingga,

bersabda:
kalian

perbuatan


“Bukankah

tentang
tersebut

aku

beberapa

telah

perbuatan

dianggap

sebagai

perbuatan paling suci menurut malaikat. Perbuatan tersebut
dianggap


memiliki

derajat

paling

tinggi,

dan

lebih

baik

bagi kalian dari pada menginfakkan emas dan uang. Bahkan,
lebih

baik

dari


pada

menemui

musuh,

lalu

kalian

tebas

leher-leher mereka dan mereka tebas leher-leher kalian?’
Mereka menjawab: ‘Benar wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda:
‘Ya, berdzikir kepada Allah Swt.” (Hadits shahih riwayat
Imam Ahmad bin Hanbal: 21750)
Beberapa Amal Yang memiliki Pahala Berlipat Ganda
Pertama: Shalat di Makkah Al-Mukarramah:
Dua rakaat di Masjidil Haram pahalanya sama dengan

seribu rakaat. Atau, sama dengan pahala shalat sunnah yang
dilakukan

dalam

46

tahun

berturut-turut.

Dan

shalat

10

rakaat dalam 20 detik —di tempat yang sama— pahalanya sama
dengan shalat selama 230 tahun. Atau, sama dengan satu juta
rakaat.


Adapun

wanita

yang

melakukan

shalat

di

rumahnya

lebih baik dari pada shalat di Masjidil Haram dan Masjid
Nabawi.

Dalil: Rasulullah Saw bersabda: “Shalat di masjidku
lebih baik dari pada seribu kali shalat di tempat yang

lain. Kecuali, Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram
lebih baik dari pada seratus ribu kali shalat di tempat
yang lain.” (Hadits Shahih Imam Ahmad bin Hanbal: 15306)
Dalam riwayat lain disebutkan: “Sebaik-baiknya masjid
(tempat shalat) bagi perempuan adalah di dalam rumahnya.”
(Hadits Hasan Lighairihi, Imam Ahmad bin Hanbal: 26584)
Ke dua: Shalat Jum’at:
Pahalanya

dalam

setiap

langkah

sama

dengan

pahala


bangun malam dan puasa selama satu tahun. Tidak hanya itu,
perempuan

yang

melaksanakan

mendorong

shalat

suami

jum’at

dan

dan

anak-anaknya

mensegerakan

diri

untuk
menuju

shalat tersebut, mereka akan mendapatkan pahala yang sama.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang
mencuci dan mandi pada hari jum’at, lalu bangun pagi dan
berbuat sesuatu yang bermanfaat, berjalan (menuju masjid)
dan tidak menggunakan kendaraan, lalu memilih posisi yang
lebih dekat dengan imam, kemudian mendengarkan perkataan
(khatib) dan tidak berbicara, maka akan mendapatkan pahala
puasa

dan

bangun

malam

selama

satu

tahun

untuk

setiap

langkahnya.” (hadits Shahih riwayat Abu Daud: 345)
Ke tiga: Shalat jama’ah:
Barang siapa yang shalat isya’ dan subuh berjama’ah,
pahalanya sama dengan pahala bangun malam. Di samping itu,
pahala

shalat

isya’

dan

subuh

berjama’ah

tersebut

sama

dengan melaksanakan ibadah haji. Bahkan, seorang perempuan
akan

mendapatkan

kedua

pahala

tersebut

hanya

dengan

mendukung putera-puteri dan suaminya untuk melakukan shalat
isya’ dan subuh secara berjamaah.

Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Barang siapa keluar dari rumahnya dalam
keadaan bersih (berwudhu’) untuk melakukan shalat wajib,
maka pahalanya sama dengan pahala orang yang melaksanakan
ibadah haji yang sedang berihram.” (Hadits Hasan Riwayat Abu
Daud: 558)
Ke empat: Shalat di Masjid Quba’:
Shalat

dua

rakaat

di

Masjid

Quba’,

pahalanya

sama

dengan pahala melaksanakan umrah.
Dalil:
beliau

Ditetapkan

bersabda:

dari

“Barang

Rasulullah

siapa

yang

Saw,

bahwasanya

membersihkan

diri

(berwudhu’) di rumahnya, kemudian berangkat menuju masjid
Quba’, lalu melaksanakan shalat di dalamnya, maka pahalanya
sama

dengan

pahala

melaksanakan

umrah.”

(Hadits

Shahih

riwayat Ibnu Majah: 1412)
Ke lima: Shalat Isyrâq:
Shalat

isyrâq

pahalanya

sama

seperti

melaksanakan

haji dan umrah secara sempurna.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang
shalat subuh berjama’ah kemudian duduk menyebut nama Allah
Swt

hingga

terbit

matahari,

lalu

shalat

sebanyak

dua

rakaat, maka pahalanya sama dengan pahala haji dan umrah
secara

sempurna,

sempurna

dan

sempurna

(Rasulullah

mengucapkan kata: ‘Sempurna’ sebanyak tiga kali).” (Hadits
Hasan Riwayat Tirmidzi: 586)
Ke enam: Shalat Dhuha:
Orang yang melaksanakan shalat dhuha akan mendapatkan
pahala yang sangat besar, sama dengan bershadaqah sebanyak
360 kali dalam sehari.

Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Dalam diri manusia terdapat tiga ratus
enam

puluh

tulang

sendi.

Maka,

hendaknya

ia

bershadaqah

untuk setiap tulang sendi itu dengan satu shadaqah.’ Orangorang-pun
mampu

bertanya:

melakukan

‘Bagaimana

itu

wahai

dengan

orang

Rasulullah?

yang

Beliau

tidak

bersabda:

‘Membersihkan air ludah yang tercecer di dalam masjid dan
menjauhkan

sesuatu

dari

tengah

jalan.

Jika

tidak

dapat

melakukannya, maka shalat dhuha sebanyak dua rakaat dapat
menggantikannya.”

(Hadits

shahih

Riwayat

Imam

Ahmad

bin

Hanbal: 23048, dan Abu Daud: 5242)
Ke tujuh: Shalat sunnah yang dilakukan sendirian (secara
diam-diam):
Shalat

sunnah

yang

dilakukan

secara

diam-diam

pahalanya sama dengan melaksanakan shalat berjamaah sebanyak
dua puluh lima kali.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Shalat seseorang yang dilakukan secara
berturut-turut
sama

dengan

tanpa

shalat

dilihat
di

oleh

orang

tengah-tengah

lain,

manusia

shalatnya

sebanyak

25

kali”. (Hadits Shahih: Shahih al-Jâmi’; 13821)
Ke delapan: Umrah di bulan Ramadhan:
Umrah

di

bulan

Ramadhan

pahalanya

sama

dengan

melaksanakan ibadah haji bersama Rasulullah Saw.
Dalil:

Sabda

Rasulullah

Saw

kepada

seorang

wanita

dari Anshar: “Sesungguhnya pahala umrah di bulan Ramadhan
sama

seperti

melaksanakan

engkau
haji

melaksanakan

bersamaku.”

Bukhari: 1863, dan Muslim: 1256)

ibadah

(Hadits

haji

Shahih

atau

Riwayat

Ke

sembilan:

Mengucapkan

kalimat

tasbih

yang

pahalanya

dilipat gandakan:
Bacaan kalimat tasbih yang pahalanya dilipat gandakan
adalah: “Subhânallah wa Bihamdihi ‘Adada Khalqihi wa Midâda
Kalimâtihi wa Ridlâ Nafsihi wa Zinata ‘Arsyihi (Maha Suci
Allah dengan segala puji-Nya, seperti bilangan ciptaan-Nya,
tinta

kalimat-kalimat-Nya,

dan

keridlaan

diri-Nya

serta

timbangan arsy-Nya).” jika dibaca sebanyak 3 kali, pahalanya
sama

dengan

pahala

yang

didapatkan

oleh

seluruh

makhluk

Allah, ditambah dengan beratnya arsy. Di samping itu, ia
juga

akan

mendapatkan

keridlaan

Allah

Swt.

Bahkan,

seandainya laut dijadikan tinta untuk menuliskan kalimatkalimat Allah, niscaya air laut tersebut akan habis.
Ke sepuluh: Pahala istighfar yang dilipat gandakan:
Bacaan istighfar adalah sebagai berikut: “Allâhumma
Ighfirlî wa Liwâlidayya wa Lil Mukminîn wal Mukminât wa Lil
Muslimîn wal Muslimât al-Ahyâi Minhum wal Amwât (Ya Allah,
ampunilah aku, kedua orang tuaku, orang-orang mukmin dan
mukminat, orang-orang muslim dan muslimat, baik yang hidup
ataupun yang telah meninggal dunia).” Dengan membaca kalimat
istighfar

ini,

maka

pahalanya

sama

dengan

catatan

amal

perbuatan baik setiap orang mukmin laki-laki dan perempuan
dan dari setiap muslim laki-laki dan perempuan.
Ke sebelas: Shadaqah jariah:
Shadaqah

jariyah

dapat

berupa

memberikan

bantuan

dalam pembangunan masjid, rumah sakit, tempat perlindungan
atau pendidikan anak-anak. Dengan tujuan memberikan petunjuk
kepada mereka untuk menjalankan agama secara benar. Atau,
shadaqah juga dapat berupa memberi nasehat kepada orang lain
agar tertunduk patuh kepada Allah Swt.

Dalil:
beliau
maka

Ditetapkan

bersabda:
putuslah

dari

“Jika

segala

Rasulullah

seseorang
amal

telah

Saw,

bahwasanya

meninggal

perbuatannya,

kecuali

dunia,
tiga

perkara: shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak
sholeh yang mendo’akannya.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim:
1631)
Ke Dua belas: Membantu memenuhi kebutuhan orang lain:
Pahala membantu memenuhi kebutuhan orang lain, sama
dengan pahala i’tikaf satu bulan di dalam masjid. Jika anda
membantu seorang sahabat dengan harta untuk menyelesaikan
permasalahan yang
orang-orang lemah,

sedang dihadapinya,
orang miskin

atau anda

membantu

dan wanita-wanita

janda,

maka anda akan mendapatkan pahala yang begitu besar ini.
Dalil:

Rasulullah

Saw

bersabda:

“Berjalan

dengan

temanku untuk suatu tujuan tertentu, lebih baik bagiku dari
pada beri’tikaf di masjid selama satu bulan.” (Hadits Hasan
Lighairihi, Shahih al-Targhib: 2623)
Ke tiga belas: Pekerjaan yang diniatkan karena Allah Swt:
Pekerjaan

yang

diniatkan

karena

Allah

Swt

dapat

berupa apapun. Contohnya, tidur diniatkan untuk takwa kepada
Allah. Sehingga, dapat melaksanakan shalat malam dan subuh.
Begitu pula dengan meniatkan makan minum karena takwa, agar
mendapatkan harta

secara halal.

Sehingga, dapat

mencegah

manusia dari meminta-minta dan memelihara anak-anak serta
istrinya

dari

kefakiran.

Atau,

dengan

harta

tersebut

ia

dapat menggunakan untuk diinfakkan kepada orang-orang yang
membutuhkan.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Barang siapa yang beranjak ke peraduan dan
ia berniat bangun malam untuk shalat; lalu kedua matanya

terlelap hingga pagi hari, maka ditulis baginya apa yang
telah diniatkan. Dan tidurnya merupakan shadaqah dari Allah
Swt bagi dirinya.” (Hadits Hasan Riwayat al-Nasa’i: 1787)
Ke empat belas: Berjihad dengan harta dan jiwa:
Allah Swt mengutamakan jihad dengan harta dari pada
jiwa.

Dan

pahalanya

sama

dengan

puasa

dan

bangun

malam

selama satu bulan.
Dalil: Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang
memberikan sarana untuk jihad fi sabilillah selama satu hari
satu malam, maka pahalanya sama dengan puasa dan bangun
malam selama satu bulan.” (Hadits Shahih Riwayat muslim: 14,
dan An-Nasâ’i: 3167)
Ke lima belas: Menghadiri berbagai pengajian, pengajaran dan
ceramah-ceramah agama:
Menghadiri
ceramah-ceramah

berbagai
agama

pengajian,

pahalanya

sama

pengajaran

dengan

dan

melaksanakan

haji secara sempurna. Yaitu, terbebasnya seorang muslim dari
dosa-dosa yang pernah ia lakukan. Sehingga, ia dalam kondisi
seperti bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya.
Dalil: Sabda Rasulullah Saw: “Barang siapa yang pergi
ke masjid tidak berkeinginan sesuatu, kecuali untuk belajar
kebaikan atau

mengajarkannya, maka

pahalanya sama

dengan

orang yang melaksanakan haji secara sempurna.” (Hadits Hasan
Shahih Riwayat Thabrani 8/94, hadits no: 7473)
Ke enam belas: Berbagai niat dalam amal perbuatan:
Ketika menziarahi keluarga suami dengan niat karena
Allah

Swt,

dapat

digabungkan

di

dalamnya

berbagai

seperti:
1. Diniatkan untuk mencapai keridhaan Allah Swt

niat,

2. Diniatkan
Karena,

untuk

mendapatkan

keridhaan

suami

keridhaan

merupakan

suami.

bagian

dari

keridhaan Allah Swt.
3. Diniatkan untuk bersilaturahmi
4. Diniatkan untuk saling bertukar hadiah dan saling
mengasihi antara anggota keluarga.
5. Membantu mereka di saat sakit. Dan pahalanya sama
seperti pahala menziarahi orang yang sakit.
6. Menjamu

tamu

pahalanya

sama

dengan

memenuhi

kebutuhan dan memberikan bantuan kepada mereka.
7. Diniatkan untuk membahagiakan mereka.
8. Mengarahkan

pembicaraan

terhadap

mereka

dengan

berbagai nasehat yang dapat mengurangi dosa dan
menganjurkan agar bersabar dengan musibah penyakit
yang sedang menimpa mereka. Maka, dengan niat-niat
di atas pahalanya akan dilipat gandakan.
Ke tujuh belas: Sabar dalam menghadapi musibah:
Seseorang yang berlaku sabar dalam menghadapi setiap
musibah yang datang kepadanya, pahalanya sama dengan masuk
surga tanpa dihisab.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Orang sehat, di hari kiamat, menginginkan
pahala

seperti

yang

diberikan

kepada

orang

yang

ditimpa

musibah. Walaupun, ketika di dunia kulit mereka dikuliti
dengan gunting.” (Hadits Shahih riwayat Tirmidzi: 2402)
Ke delapan belas: Amal shaleh pada hari-hari sepuluh dzul
hijjah:
Pahala amal shaleh pada sepuluh hari bulan tersebut
melebihi pahala jihad dengan harta dan jiwa.

Dalil: Ditetapkan dari Nabi Muhammad Saw, bahwasanya
beliau bersabda: “Tidak ada hari-hari dimana amal shaleh di
dalamnya lebih disenangi di sisi Allah melainkan hari-hari
yang sepuluh ini.” (Hadits Shahih riwayat Bukhari: 969)
Ke sembilan belas: Puasa ‘Arafah:
Pahala puasa ‘Arafah dapat menghapus dosa-dosa selama
setahun sebelumnya dan setelahnya.
Dalil: Bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda: “Aku
telah meminta kepada Allah agar membalas pahala puasa di
hari

Arafah,

dengan

menghapus

dosa-dosa

selama

setahun

sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (Hadits Shahih Riwayat
Tirmidzi: 749)
Ke dua puluh: Pahala Muadzin (yang mengumandangkan adzan):
Pahala
dengan
orang

yang

pahala
yang

menjawab

didapatkan

orang

menjawab

adzan,

ia

yang

oleh

shalat

adzan.

seorang

bersamanya.

Maka,

mendapatkan

barang

pahala

muadzin

sama

Begitu

juga

siapa

selalu

seperti

pahala

muadzin. Dan seorang wanita akan mendapatkan pahala seperti
pahala muadzin apabila selalu menjawab adzan dari rumahnya —
karena para wanita akan lebih mendapatkan keutamaan untuk
melaksanakan

shalat

di

rumah

dari

pada

di

masjid—.

Sekalipun, ia menjawab adzan seorang muadzin yang berada di
Makkah, dengan mendengarkannya melalui radio atau televisi.
Dalil Dan Contoh: Terdapat seratus orang jama’ah haji
yang melakukan shalat berjamaah. Kita tidak usah menghitung
shalat sunnah yang mereka lakukan. Katakanlah mereka hanya
melakukan shalat 5 waktu yang fardhu. Maka, 100 X 5 = 500
(pahala orang yang melaksanakan haji dan shalat berjamaah),
ditambah dengan 27 pahala berjama’ah bagi setiap orangnya.
Ditambah lagi dengan pahala setiap langkah mereka menuju

masjid. Ditambah lagi dengan pahala bangun malam apabila
mereka melakukan shalat isya’ sampai subuh. Jadi, seorang
muadzin dan yang menjawab adzan tersebut akan mendapatkan
milyaran kebaikan.
Dalil:
pahala

Dari

seperti

Rasulullah

pahala

Saw:

orang

“Dan

yang

ia

mendapatkan

melaksanakan

shalat

bersamanya.” (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Imam Ahmad
bin Hanbal: 18529)
Ke dua puluh satu: Mengunjungi orang sakit:
Jika mengunjungi orang sakit di pagi hari, maka 70
ribu

malaikat

akan

bertasbih

untuknya.

Begitu

juga

jika

mengunjungi di sore hari.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Tidak ada seorang muslim yang mengunjungi
orang muslim (yang sedang sakit) di pagi hari, melainkan
berdo’a untuknya tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari.
Dan jika mengunjunginya di malam hari, maka tujuh puluh ribu
malaikat akan berdo’a untuknya hingga pagi hari, dan ia akan
memiliki taman (kharif) di surga.” (Hadist Shahih Riwayat
Tirmidzi: 969)
Ke dua puluh dua: Silaturahmi:
Dengan
tidak

mengunjungi

menyambung

mendapatkan pahala

kerabat

dekat

silaturrahmi,

maka

yang nilainya

yang

sudah

seseorang

sama dengan

lama
akan

mengerjakan

amal kebaikan selama 40 tahun. Masing-masing amal tersebut
akan tercatat di dalam shahifah.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Orang yang menyambungkan tali silaturrahmi
bukanlah orang yang membalas silaturrahmi seseorang. Akan
tetapi,

penyambung

silaturrahmi

adalah

orang

yang

menyambungkan

kembali

tali

silaturrahmi

yang

telah

lama

terputus.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 5991)
Ke dua puluh tiga: Pemberi petunjuk dan orang yang berusaha
kepada

jalan

kebaikan,

pahalanya

sama

dengan

pahala

pelakunya:
Orang
mendapatkan
seperti:
Allah,

yang

membuat

pahala

yang

mengumpulkan

mendidik

anak

seseorang
sama

bantuan
agar

beramal

dengan
untuk

dapat

shaleh

pahala
digunakan

mengamalkan

akan

pelakunya,
di

jalan

rukun-rukun

Islam dan membantu orang yang membutuhkan harta. Sedangkan
orang yang menjadi penyebab timbulnya kejahatan akan dilipat
gandakan siksaannya, seperti: menjual film-film dan lagulagu yang dapat merusak moral manusia.
Dalil:
beliau

Ditetapkan

bersabda:

dari

“Barang

Rasulullah

siapa

yang

Saw,

bahwasanya

menciptakan

suatu

kebiasaan baik dalam Islam, maka ia akan mendapatkan pahala
kebaikan tersebut dan pahala orang-orang yang mengerjakan
setelahnya.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 1017)
Ke dua puluh empat: Membaca shalawat untuk Nabi:
Setiap shalawat mendapatkan pahala sebanyak sepuluh
rahmat yang semisal dengannya.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Barang siapa yang bershalawat kepadaku,
maka

Allah

Swt

akan

shalawat tersebut

memberikan

rahmat

sebanyak sepuluh

kepadanya

dengan

kali.” (Hadits

Shahih

Riwayat Muslim: 408)
Ke

dua

puluh

lima:

Bangun

malam

menghidupkan sepuluh malam terakhir:

di

bulan

Ramadhan

dan

Pahala

bangun

menghidupkan sepuluh

malam

di

bulan

malam terakhir

Ramadhan

akan menerima

dan
pahala

yang berlipat ganda.
Dalil: Firman Allah Swt: “Malam kemuliaan itu lebih
baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3)
Ke dua puluh enam: Menyebut nama Allah ketika berada di
pasar:
Orang yang menyebut nama Allah ketika berada di pasar
akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Karena, pada
waktu itu kebanyakan manusia lupa kepada Allah Swt.
Dalil:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau bersabda: “Barang siapa yang memasuki sebuah pasar
lalu mengucapkan: La Ilâha Illallah Wahdahû La Syarîka Lah,
Lahu

al-Mulku

Hayyun



Syai’in
sekutu

wa

Yamût,

Qadîr

Lahu

Biyadihi

(Tidak

bagi-Nya.

al-Hamdu

ada

Yuhyî

al-Khair
Tuhan

Kepunyaan-Nya

wa

wa

selain
lah

Yumît

Huwa

‘alâ

Allah.

segala

wa

Huwa
Kulli

Tidak

ada

kekuasaan

dan

segala pujian. Ia menghidupkan dan mencabut nyawa. Ia hidup
dan tidak mati. Di tangan-Nya semua kebaikan. Dan Ia Maha
Berkuasa terhadap segala sesuatu), maka Allah akan menulis
baginya beribu-ribu kebaikan. Tidak hanya itu, Allah juga
akan menghapuskan beribu-ribu dosa yang dimilikinya. Bahkan,
Allah

akan

mengangkat

derajatnya

beribu-ribu

derajat.”

(Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Tirmidzi: 3428)
Ke dua puluh tujuh: Membaca surat al-Ikhlas:
Membaca surat Al Ikhlas sebanyak 3 kali lebih baik
dari pada membaca surat tersebut dengan bacaan yang salah.
Pahalanya

sama

menghatamkan

dengan

al-Qur’an.

orang
Artinya,

yang
orang

telah
yang

berkali-kali
membaca

al-

Ikhlas sebanyak tiga kali, dianggap telah mengkhatamkan al
Quran. Dan pahala tersebut akan ditulis dalam shahifah.1
Dalil:

Dari

Rasulullah

Saw,

beliau

bersabda:

“Qul

Huwallâhu Ahad (katakanlah bahwa Allah itu satu) menyamai
sepertiga al-Qur’an.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 811)
Ke dua puluh delapan: Berpuasa enam hari pada bulan syawal +
berpuasa tiga hari pada Ayyâm al-Bîdh; 13, 14, 15:
Pertama:

Berpuasa

sebanyak

enam

hari

pada

bulan

syawal, pahalanya sama seperti berpuasa seumur hidup. Ke
dua:

Berpuasa

tiga

hari

setiap

bulannya,

pahalanya

sama

dengan pahala berpuasa satu bulan. Ke tiga: Barang siapa
yang berpuasa pada setiap tanggal sepuluh bulan Muharram,
akan diampuni dosa-dosanya yang telah dilakukan selama satu
tahun. Ke empat: Barang siapa yang berpuasa senin dan kamis,
maka Allah Swt akan mengampuni dosa-dosanya.
Dalil:
beliau

Ditetapkan

bersabda:

dari

“Berpuasa

Rasulullah

enam

hari

Saw,

sama

bahwasanya

dengan

pahala

berpuasa selama dua bulan.” (Hadits Shahih Riwayat An-Nasâi
dalam Al-Kubrâ: 2/162, Hadits no: 2860)
Dan
dalam

Rasulullah

setiap

bulan,

Saw

bersabda:

pahalanya

sama

“Berpuasa
dengan

tiga

berpuasa

hari
dan

berbuka selama seumur hidup.” (Hadits Shahih Riwayat Imam
Ahmad bin Hanbal: 15632)
Pahala Orang Yang Berbudi Pekerti baik Dan Keutamaannya

yang

Rasulullah

Saw

terbaik

antara

di

bersabda:
kalian

“Sesungguhnya
adalah

yang

orang-orang
paling

perangainya.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 3559)

1

Shahifah adalah catatan amal perbuatan manusia.

baik

Allah

Swt

berfirman

seraya

memuji

sang

kekasih,

sahabat karib dan hamba-Nya yang paling mulia, Sayyidina
Muhammad Saw:

“Dan sesungguhnya

kamu benar-benar

berbudi

pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4)
Dan Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya, seorang
mukmin

yang

memiliki

budi

pekerti

baik

akan

mengetahui

derajat orang yang bangun malam hari dan berpuasa di siang
hari.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 4798, dan Imam Ahmad
bin Hanbal: 24639)
Di antara budi pekerti baik adalah:
Pertama: Berbuat baik kepada kedua orang tua:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang ingin diperpanjang umurnya dan
ditambahkan baginya rizkinya, hendaknya berbuat baik kepada
kedua orang tuanya dan hendaknya menyambung silaturrahmi.”
(Hadits

Hasan

Lighairihi

Riwayat

Imam

Ahmad

bin

Hanbal:

13425, dan Ibnu Hibban: 7855)
Suatu ketika, seseorang datang kepada Rasulullah Saw
dan meminta izin untuk ikut berjihad. Akhirnya, Rasulullah
Saw

bertanya

hidup?”

Orang

kepadanya:
itu

“Apakah

menjawab:

kedua

‘Iya.’

orang

Lalu,

tuamu

masih

Rasulullah

Saw

bersabda: ‘Maka, berjihadlah melalui berbakti kepada kedua
orang

tuamu.”

(Hadits

Shahih

Riwayat

Bukhari:

3004,

dan

Muslim: 2549)
Ke dua: Bersilaturahmi, memiliki budi pekerti yang baik dan
sopan santun dalam bertetangga:
Bersilaturahmi, memiliki budi pekerti yang baik dan
sopan

santun

dalam

bertetangga

dapat

menambah

memperpanjang umur.
Ke tiga: Mengayomi anak yatim dan menafkahinya:

rizki

dan

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Aku dan orang yang mengayomi anak yatim di surga
seperti ini. Lalu, beliau menunjukkan dengan jari telunjuk
dan jari tengah. Kemudian, ia memberikan jarak di antara
keduanya.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 5304)
Ke empat: Orang yang menolong wanita janda dan orang miskin:
Ditetapkan
bersabda:

dari

“Orang

yang

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

menolong

wanita

janda

beliau

dan

orang

miskin, akan mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad
di jalan Allah. Atau, seperti orang yang berpuasa di siang
hari

dan

bangun

di

malam

hari.”

(Hadits

Shahih

Riwayat

Bukhari: 6006, dan Muslim: 2982)
Ke lima: Menghilangkan kesusahan orang muslim:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang menghilangkan kesusahan orang
muslim,

maka

kesusahannya
menyembunyikan

Allah
di

Swt

hari

(aib)

meyembunyikan (aib)nya

akan

kiamat.

orang

menghilangkan
Dan

muslim,

pada hari

barang
maka

berbagai

siapa

Allah

yang

Swt

kiamat.” (Hadits

akan

Shahih

Riwayat Bukhari:2442, dan Muslim 2580)
Ke enam: Membahagiakan sesama muslim:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Pekerjaan yang paling utama adalah membahagiakan
orang mukmin, menutupi aibnya, memberinya makan ketika lapar
dan memenuhi kebutuhannya.” (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat
At-thayâlisy: 5/202, Hadits no: 5081)
Ke tujuh: Mengunjungi saudaranya yang seagama:

Dari Rasulullah Saw, beliau bersabda: “Jika seorang
muslim mengunjungi saudaranya atau menziarahinya, maka Allah
Swt telah berfirman: Kamu baik dan baik pula tempat yang
kamu

jalani.

surga.”

Dan

(Hadits

kamu

Hasan

akan

menempati

Lighairihi

sebuah

Riwayat

Imam

tempat

di

Ahmad

bin

Hanbal: 8517)
Ke delapan: Orang-orang yang saling mencintai karena Allah:
Orang-orang

yang

saling

mencintai

karena

Allah

termasuk di antara orang-orang yang dilindungi Allah. Mereka
akan selalu berada di bawah lindungan-Nya pada hari kiamat
dari

panasnya

perlindungan,

matahari.
kecuali

Dimana

pada

hari

perlindungan-Nya.

itu

tidak

(Hadits

ada

Shahih

Riwayat Bukhari: 660, dan Muslim: 1031)
Ke sembilan: Tawadlu’ (merendahkan hati):
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku agar
kalian

bersikap

rendah

hati.

Sehingga,

seseorang

tidak

diperbolehkan untuk menyombongkan diri atau melampaui batas
dari yang lain.” (Hadits Shahih riwayat Muslim: 2865, dan
Ibnu Majah: 4176)
Ke sepuluh: Kasih sayang, toleran dan menahan amarah:
Ditetapkan

dari

Rasullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang menahan amarahnya dan ia mampu
untuk menghilangkannya, maka Allah Swt mendo’akan baginya di
hadapan
Allah

makhluk-makhluk-Nya
akan

tercantik,

memilihkan
sesuai

pada

untuknya

dengan

hari

kiamat.

Sehingga,

bibadari-bidadari

kehendak-Nya.”

(Hadits

Lighairihi riwayat Abu Daud: 4777, dan Tirmidzi: 2021)

yang
Hasan

Dan Allah Swt berfirman: “Orang-orang yang menahan
amarahnya

dan

Sesungguhnya

mema’afkan

Allah

(kesalahan)

menyukai

orang

orang-orang

lain.

yang

berbuat

kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran: 134)
Ke sebelas: Menghormati tamu:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir,

maka

hendaknya

ia

menghormati

tamunya.”

(Hadits

Shahih Riwayat Bukhari: 6135, dan Muslim: 48)
Ke dua belas: Bersikap ramah dalam segala hal:
Ditetapkan
bersabda:

dari

Rasulullah

“Wahai

‘Aisyah,

sesungguhnya jika

Allah Swt

Saw,

bahwasanya

bersikaplah

dengan

menginginkan sebuah

beliau
ramah,

kebaikan

dari Ahlil Bait, Ia memasukkan kepada mereka sikap ramah.”
(Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 24778)
Ke tiga belas: Berdamai antara sesama manusia:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Bukankah aku telah memberitahukan kalian tentang
sesuatu yang lebih utama dari pada pahala puasa, shalat dan
shadaqah?”, mereka menjawab: ‘Benar ya Rasulallah.’ Beliau
bersabda: ‘Perbaikilah Dzat al-bayn. Sesungguhnya, rusaknya
Dzat al-bayn adalah kebinasaan.” (Hadits Shahih riwayat Abu
Daud:

4919)

Yang

dimaksud

dengan

Dzat

al-bayn

adalah

mendamaikan pertikaian yang terjadi antara sesama manusia
(memperbaiki

tali

silaturahmi

yang

terputus

akibat

perselisihan).
Ke empat belas: Mencegah seorang muslim yang berbuat Ghibah:

Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang melindungi daging saudaranya
dari

perbuatan

ghibah,

maka

Allah

Swt

berhak

untuk

membebaskannya dari api neraka.” (Hadits Shahih Lighairihi
Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 27650)
Ke lima belas: Mengucapkan salam dan berjabat tangan antara
sesama mukmin:
Ditetapkan
bersabda:

“Tidak

dari
ada

Rasulullah
dua

Saw,

orang

bahwasanya

muslim

yang

beliau

berjumpa,

kemudian saling berjabat tangan, melainkan diampuni dosadosa keduanya sebelum berpisah.” (Hadits Hasan Lighairihi
Riwayat Abu Daud: 5212)
Dari

Anas

bin

Malik,

ia

berkata:

Rasulullah

Saw

berkata kepadaku: “Wahai anakku, jika engkau bertemu dengan
keluargamu, ucapkanlah salam. Maka, (ucapan tersebut) akan
menjadi

barakah

kepadamu

dan

kepada

penghuni

rumahmu.”

(Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Tirmidzi: 2698)
Ke enam belas: Ungkapan yang baik (al-kalimah at-thayyibah):
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Jauhilah api neraka walaupun hanya dengan separuh
kurma. Jika kamu tidak mendapatkannya, cukuplah berkata-kata
dengan ungkapan yang baik.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhari:
3480)
Ke tujuh belas: Lapang dada dalam proses jual beli:
Ditetapkan
bersabda:

Rasulullah

“Seseorang

telah

Saw,

bahwasanya

meminjamkan

(uang)

beliau
kepada

seseorang. Lalu, ia berkata kepada anaknya: ‘Jika datang
kepadamu dan mempersulit dirimu (tidak membayar hutangnya),
maka

maafkanlah

dia.

Mudah-mudahan

Allah

Swt

mengampuni

kita. Beliau

bersabda: ‘Kemudian,

orang tersebut

menemui

ajalnya. Maka Allah-pun mengampuni dosa-dosanya.” (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari: 3480)
Dari

Rasulullah

memberitahukan

Saw:

kepada

“Bukankah

kalian

tentang

aku

telah

seseorang

yang

diharamkan dari api nereka. Atau, tentang seseorang yang
diharamkan

baginya

mempermudah diri.”

api

neraka?

Yaitu,

(Hadits Shahih

setiap

orang

Hasan Lighairi

yang

Riwayat

Tirmidzi: 2488)
Ke delapan belas: Menahan pandangan (ghadh al-bashar):
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Ada tiga orang yang mata mereka tidak melihat api
neraka.

Mereka

adalah:

mata

yang

selalu

berjaga-jaga

di

jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah
Swt, dan mata yang dipalingkan dari hal-hal yang diharamkan
Allah.” (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Thabrani: 1003)
Ke sembilan belas: Menjaga lisan:
Mu’adz

bin

Jabal

bertanya

kepada

Rasulullah

Saw:

“Apakah kita akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang
kita

ucapkan?’

Beliau

menjawab:

‘Apakah

terasa

berat

kematian ibumu wahai Mu’adz. Apakah wajah-wajah manusia –
lubang hidung-hidung mereka— akan dibolak balik di dalam
neraka? Semuanya itu tergantung pada hasil ucapan lisanlisan mereka.” (Hadits Shahih Lighairihi Riwayat Tirmidzi:
2616, dan Ibnu Mâjah: 3973)
Ke dua puluh: Pahala orang-orang fakir:
Ditetapkan

dari

bersabda: “Orang-orang
fakir

akan

lebih

dulu

Rasulullah
mukmin yang
masuk

Saw,

bahwasanya

berasal dari

surga,

empat

beliau

kalangan

ratus

tahun,

sebelum orang-orang kaya.” (Hadits Shahih Riwayat Imam Ahmad
bin Hanbal: 9822) Hal ini dikarenakan ketatnya penghitungan
amal bagi orang-orang kaya.
Ke dua puluh satu: Pahala orang yang takut kepada Allah Swt:
Ditetapkan
bersabda:
mengalir

“Api
atau

dari

Rasulullah

nereka

akan

menangis

Saw,

bahwasanya

diharamkan

karena

takut

bagi

kepada

beliau

mata

yang

Allah

Swt.”

(Hadits Hasan Lighairihi, Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal:
17252)
Ke dua puluh dua: Hak seorang muslim terhadap sesamanya:
Ditetapkan
bersabda:

“Yang

dari

Rasulullah

diharamkan

dari

Saw,

bahwasanya

setiap

muslim

beliau

terhadap

sesamanya adalah: darah, kehormatan dan hartanya. Seorang
muslim

adalah

saudara

bagi

sesamanya.

Oleh

karena

itu,

hendaknya ia tidak menganiaya dan mengkhianatinya.” (Hadits
Shahih Riwayat Muslim: 2564)
Rasulullah Saw juga bersabda: “Manusia itu akan tetap
dalam

kebaikan

selama

mereka

tidak

saling

menghasud.”

(Hadits Hasan Riwayat Thabrani: 8157)
Dalam hadits yang lain dikatakan: “Barang siapa yang
mendiamkan saudaranya selama satu tahun, maka ia sama dengan
menumpahkan darahnya (membunuhnya).” (Hadits Shahih Riwayat
Abu Daud: 4915)
Pada

hadits

diperbolehkan

lain

bagi

Rasulullah

seorang

Saw

muslim

bersabda:
untuk

“Tidak

mendiamkan

saudaranya lebih dari tiga hari. Sehingga, apabila keduanya
bertemu, masing-masing
paling

baik

antara

saling membuang

keduanya

adalah

muka. Adapun
yang

lebih

yang

dahulu

mengucapkan salam.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhari: 6237)

Sumber Rujukan:
Kitab Al-Muttajir al-Râbih (pedagang yang beruntung):
Dimyati.
***
Pahala Shalat dan Wudhu’
Pertama: Berwudhu’ untuk melaksanakan shalat:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang menyempurnakan wudhu’ seperti
yang diperintahkan Allah Swt, maka shalat-shalat wajib yang
dilakukannya dapat dijadikan sebagai penebus atas dosa-dosa
yang dilakukan antara waktu shalat yang satu dengan shalat
yang lainnya.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 231)
Dari Rasulullah Saw: “Bukankah aku telah menunjukkan
kepada

kalian

tentang

sesuatu

yang

dengannya

Allah

akan

menghapuskan dosa dan mengangkat beberapa derajat?’ Mereka
menjawab: ‘Benar wahai Rasulullah. Lalu, beliau bersabda:
‘Menyempurnakan

wudhu’

dari

hal-hal

yang

dilarang...”

(Hadits Shahih Riwayat Muslim: 251)
Dari

Rasulullah

Saw:

“Seandainya

tidak

menyulitkan

ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk melakukan wudhu’
dalam setiap waktu shalat.” (Hadits Hasan Shahih Riwayat
Imam Ahmad bin Hanbal: 4504)
Ke dua: Memakai Siwak:
Ditetapkan
bersabda:

dari

“Dianjurkan

Rasulullah
bagi

kalian

Saw,

bahwasanya

untuk

memakai

beliau
siwak.

Karena, sesungguhnya siwak itu dapat mengharumkan mulut dan
mendatangkan keridhaan Allah Swt.” (Hadits Shahih Riwayat
Imam Ahmad bin Hanbal: 7504)

Ke tiga: Shalat sunnah setelah wudhu’:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang berwudhu’ dan menyempurnakan
wudhu’nya,

kemudian

shalat

dua

rakaat

dan

bersungguh-

sungguh, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(Hadits Hasan Shahih Riwayat Abu Daud: 905)
Ke empat: Pahala orang shalat pada barisan pertama:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt dan malaikat-malaikat-Nya
mendo’akan orang-orang yang shalat di barisan pertama –atau
beberapa barisan pertama—.” (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat
Imam Ahmad bin Hanbal: 22317)
Ke lima: Mengisi barisan-barisan yang kosong dalam shalat:
Ditetapkan
bersabda:

dari

“Barang

berjamaah),

maka

Rasulullah

siapa

Saw,

menutupi

Allah

akan

bahwasanya

celah

mengangkat

beliau

(dalam

shalat

derajat

orang

tersebut sebanyak satu derajat dan membangun baginya sebuah
rumah

di

surga.”

(Hadits

Shahih

Lighairihi

Riwayat

Thayâlisi: 5797)
Ke enam: Membersihkan Masjid:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Meludah di masjid adalah perbuatan dosa. Dan dosa
tersebut

dapat

ditebus

dengan

membersihkannya.”

(Hadits

Shahih Riwayat Muslim: 552)
Dari
“Meludah

di

Rasulullah
masjid

membersihkannya

Saw,

adalah

merupakan

bahwasanya
perbuatan

suatu

beliau

tidak

kebaikan.”

Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 22297)

bersabda:

terpuji.
(Hadits

Dan

Hasan

Ke tujuh: Berjalan menuju masjid di waktu gelap:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Beritahukanlah berita gembira kepada orang-orang
yang berjalan menuju masjid di waktu gelap, bahwa mereka
akan

mendapatkan

(Hadits

Shahih

cahaya

yang

Lighairihi

sempurna

Riwayat

di

Abu

hari

Daud:

kiamat.”
561,

dan

Tirmidzi: 223)
Ke delapan: Menunggu datangnya waktu shalat:
Ditetapkan
bersabda:
setelah

dari

“Orang

Rasulullah

yang

melaksanakan

menunggu

shalat,

Saw,

bahwasanya

datangnya

seperti

beliau

waktu

seorang

shalat

mujahid

fi

sabilillah yang duduk di atas pinggang kuda yang kencang
larinya.
belum

Malaikat

batal.

mendo’akan

Atau,

berdiri

untuknya

selama

sedangkan

dia

(wudhu’nya)

berada

dalam

lindungan Yang Maha Besar (Allah Swt).” Maksudnya: seperti
penunggang

kuda

yang

lari

kencang

bersama

kudanya

dalam

sebuah peperangan di jalan Allah. (Hadits Hasan Riwayat Imam
Ahmad bin Hanbal: 8610)
Ke sembilan: Shalat sunnah sebelum dhuhur:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Barang siapa yang melakukan empat rakaat sebelum
dhuhur dan empat rakaat setelahnya, diharamkan baginya api
neraka.” (Hadits Hasan Shahih Riwayat Abu Daud: 1269)
Ke sepuluh: Shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat Ashar:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Allah Swt akan memberikan rahmat kepada seseorang
yang

shalat

empat

rakaat

sebelum

Hasan Riwayat Abu Daud: 1271)

shalat

Ashar.”

(Hadits

Ke sebelas: Shalat malam:
‘Aisyah

Radhiyallahu

‘Anha

berkata:

“Jangan

tinggalkan shalat malam. Sesungguhnya Rasulullah Saw tidak
meninggalkannya.

Apabila

sakit

atau

malas,

beliau

melaksanakan shalat dengan duduk.” (Hadits Shahih Riwayat
Abu Daud: 1307)
Ke dua belas: Mengqadha’ sesuatu yang ditinggalkan ketika
melaksanakan shalat malam:
Ditetapkan
bersabda: “Barang
sebagian

dari

Rasulullah

siapa yang

al-Qur’an)

atau

Saw,

bahwasanya

melalaikan hizibnya

sesuatu

darinya.

beliau
(bacaan

Kemudian,

ia

membacanya pada waktu antara shalat shubuh dengan shalat
dhuhur, maka pahala yang akan ia dapatkan sama dengan pahala
orang yang membacanya semenjak malam hari.” (Hadits Shahih
Riwayat Muslim: 747)
Ke tiga belas: Pahala orang berdiam diri di masjid:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda: “Sesungguhnya di masjid-masjid itu terdapat orangorang yang berdiam diri (i’tikaf). Sahabat-sahabat mereka
adalah para malaikat. Jika mereka tidak ada, para malaikat
merasa kehilangan mereka. Jika mereka sakit, para malaikat
menjenguk mereka. Dan jika mereka membutuhkan sesuatu, para
malaikat akan

memenuhinya.” (Hadits

Hasan Shahih

Imam Ahmad bin Hanbal: 9414)
***
Keutamaan Bershalawat Kepada Nabi Saw

Riwayat

Bacaan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw yang paling
utama adalah bacaan shalawat yang terdapat dalam tasyahhud
akhir, yaitu: “Allahumma Shallî ‘Ala Muhammad wa ‘Ala Âli
Muhammad Kamâ Shallaita ‘Ala Ibrâhîma wa ‘Ala Âli Ibrâhîma
Innaka Hamîdun Majîd, Allâhumma Bârik ‘Alâ Muhammad wa ‘Ala
Âli

Muhammad

Ibrâhîma
rahmat

Kamâ

Innaka
kepada

Bârakta

Hamîdun
Nabi

sebagaimana

Engkau

Ibrahim

keluarga

Dzat

dan

Yang

Maha

‘Alâ

Majîd

Ibrâhîma
(Ya

Muhammad

telah

Allah,

dan

Terpuji

Maha

Âli

limpahkanlah

rahmat

sesungguhnya

lagi

‘Alâ

keluarga

melimpahkan

beliau,

wa

beliau,

atas

Engkau

Agung.

Ya

Nabi
adalah
Allah,

limpahkanlah keberkahan atas Nabi Muhammad beserta keluarga
beliau, sebagaimana Engkau telah melimpahkan berkah atas
Nabi

Ibrahim

dan

keluarga

beliau.

Sesungguhnya

Engkau

adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung).”
Dan

jika

anda

menginginkan

pahala

shalawat

ini

sebanyak jumlah ciptaan Allah, seberat ‘arsy dan sejalan
dengan ridha Allah, maka setelah anda membaca shalawat di
atas, lengkapilah dengan bacaan: “Bi ’Adadi Khalqika, wa
Midâdi

Kalimâtika,

(Dengan

memuji-Mu

wa

Zinati

sebanyak

‘Arsyka,

bilangan

wa

Ridhâa

Makhluk-Mu,

Nafsika
sebanyak

kalimat-kalimat-Mu dan seberat ‘Arsy-Mu, dan seridha DzatMu)”
Beberapa

faedah

membaca

shalawat

kepada

Nabi

Muhammad

Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
1. Mengangkat kedudukan manusia sebanyak sepuluh derajat
2. Menghapus sepuluh dosa
3. Ditulis sepuluh kebaikan bagi pembacanya
4. Dianggap sebagai shadaqah
5. Menjadikan seseorang merasa berkecukupan dari segala
sesuatu yang dibutuhkannya

6. Mengangkat do’a ke langit
7. Jika

dibaca

setelah

berdo’a,

membantu

dikabulkannya

do’a tersebut
8. Untuk membantu terkabulnya segala harapan
9. Mendapat syafaat Rasulullah Saw di hari kiamat
10.Dapat menebus berbagai dosa
11.Untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah Saw di hari
kiamat
12.Agar selamat dari bahaya hari kiamat
13.Untuk kebaikan sebuah majlis
14.Untuk menghilangkan kefakiran
15.Untuk mendapatkan rahmat Allah Swt
16.Agar pekerjaan dan umur menjadi barakah
17.Untuk

mengingatkan

seorang

hamba

atas

apa

yang

menghidupkan

hati

dilupakannya
18.Untuk

memberikan

petunjuk

dan

seorang hamba
19.Untuk menerangkan jalan bagi hamba-Nya
20.Untuk memantapkan kaki ketika hendak berjalan
21.Untuk mengeluarkan seorang hamba dari kehampaan (hati)
22.Agar seorang hamba tidak disebut sebagai orang yang
pelit (sebagaimana yang tertera dalam hadits Nabi)
23.Untuk menyempurnakan pembicaraan yang dimulai dengan
bacaan shalawat
24.Menyebabkan langgengnya cinta kepada Allah Swt
25.Menyebabkan langgengnya cinta kepada Rasulullah Saw
26.Shalawat yang dibacakan akan menyampaikan nama orang
yang

membacanya

kepada

Rasulullah

di

dalam

kubur

beliau.
27.Shalawat termasuk ke dalam bacaan dzikir kepada Allah
Swt

28.Dengan membaca shalawat sama dengan mengikuti sunnah
Allah Swt dalam bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw
29.Dengan

membaca

perbuatan

shalawat

malaikat

dalam

sama

dengan

bershalawat

mengikuti

kepada

Nabi

Muhammad Saw
30.Allah Swt dan malaikat-malaikat-Nya melimpahkan rahmat
kepada orang yang membaca shalawat
31.Melaksanakan perintah Allah Swt
32.Mendapatkan sepuluh berkah dari Allah Swt yang dilipat
gandakan
33.Merupakan

berita

gembira

bagi

hamba

Allah

sebelum

meninggal dunia bahwa dia akan dimasukkan ke surga
34.Melaksanakan hak-hak paling kecil dari sekian banyak
hak-hak yang harus dipenuhi terhadap Rasulullah Saw.
Keutamaan Ulama Dan Penuntut Ilmu
Allah

Swt

dan

Rasul-Nya

menganjurkan

orang-orang

mukmin untuk menuntut ilmu dan mengajarkannya kepada orang
lain. Rasulullah Saw bersabda: “Mencari ilmu itu wajib bagi
setiap orang muslim.” (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah:
224). Banyak sekali ayat-ayat al Qur’an dan Hadits-Hadits
Shahih yang menunjukkan adanya pahala besar bagi prang-orang
yang menuntut ilmu. Walaupun, ilmu yang dipelajari hanyalah
satu dari sekian banyak kajian ilmu agama yang ada. Artinya,
orang

yang

hendak

mengajarkan

ilmunya

tidak

disyaratkan

memiliki tingkatan akademis yang tinggi. Karena, banyak di
antara

orang-orang

yang

kurang

berilmu;

baik

laki-laki

maupun perempuan, mereka hafal al Qur’an dan mempraktekkan
hafalan

tersebut

dengan

menghafal al Qur’an.

membuka

lembaga-lembaga

untuk

Oleh sebab itu, siapa pun tidak diperbolehkan untuk
menyembunyikan
memilikinya

ilmu

wajib

pengetahuan.

memberitahukan

Sehingga,
dan

bagi

mengajarkan

yang

ilmunya

tersebut kepada orang lain. Maka, orang yang menunjukkan
pada kebaikan akan mendapatkan pahala seperti orang yang
melakukannya;

tidak

berkurang

dari

pahalanya

sedikitpun.

Berikut ini pahala ilmu dan ulama:
1.

Ilmu menyebabkan seseorang masuk surga: Ditetapkan dari
Rasulullah

Saw,

bahwasanya

beliau

bersabda:

“Barang

siapa yang berjalan di atas jalan Allah untuk menuntut
ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya —dengan
ilmu

tersebut—

sebuah

jalan

menuju

surga.”

(Hadits

Shahih Riwayat Muslim: 2699)
2.

Semua makhluk memohonkan ampun bagi orang yang berilmu:
Ditetapkan

dari

Rasulullah

bersabda:

“Sesungguhnya

dimintakan

ampunan

oleh

Saw,

orang

bahwasanya
yang

beliau

berilmu

makhluk-makhluk

yang

itu

ada

di

langit dan di bumi, hingga seekor ikan paus yang ada di
laut.” (Hadits Hasan Lighairihi Riwayat Abu Daud: 3641)
3.

Keutamaan orang yang berilmu lebih besar dari keutamaan
ahli ibadah: Ditetapkan dari Rasulullah Saw, bahwasanya
beliau bersabda: “Keutamaan orang yang berilmu atas ahli
ibadah,

seperti

bintang.”

keutamaan

(Hadits

Hasan

bulan

atas

semua

bintang-

Lighairihi:

Lihat

riwayat

sebelumnya)
4.

Ulama adalah pewaris para nabi dalam hal ilmu

5.

Rasulullah Saw menyamakan para ulama dengan bintangbintang yang menunjukkan manusia dari kegelapan menuju
terang benderang.

6.

Seorang

yang

berilmu

ketika

dibangkitkan

kiamat berhak untuk mendapatkan syafaat.

pada

hari

7.

Orang yang berilmu lebih utama dari ahli ibadah dengan
tujuh puluh derajat.

8.

Allah Swt memberikan kepada ulama sebuah kemuliaan yang
didamba-dambakan para syuhada’.

9.

Seorang yang berilmu dapat mengajarkan manusia tentang
kebenaran.

10.

Menuntut ilmu di masjid untuk belajar dan diajarkan
kepada yang lain, pahalanya sama seperti pahala orang
yang melaksanakan haji secara sempurna. Atau, seperti
pahala orang yang berjihad di jalan Allah.

11.

Pahala orang yang berilmu sama dengan pahala orang yang
bangun malam dan berpuasa di siang hari. Dari Abdullah
bin Imam Ahmad bin Hanbal Ra, ia berkata: “Aku bertanya
kepada bapakku: ‘Apakah aku harus bertahajjud pada malam
hari atau menulis ilmu pengetahuan?’ Ayahku menjawab:
‘Tulislah ilmu pengetahuan!’ (sesungguhnya manfaat ilmu
itu

melebihi

orang

yang

yang

lainnya.

Pahalanya

memanfaatkannya

dalam

seperti

hidupnya.

pahala
Setelah

meninggal dunia, ilmu yang bermanfaat itu selama-lamanya
sebagai shadaqah jariah. Sedangkan pahala tahajjud hanya
bagi

orang

tersebut

yang

berhenti

melaksanakannya

saja.

setelah

tersebut

orang

Dan

pahala

meninggal

dunia).”
Melaksanakan Shalat Lima Waktu Dan Usaha Dalam
Mempertahankannya untuk Tetap Dilaksanakan Secara Berjamaah
Adalah Wajib
Hukuman Orang Yang Meninggalkan Shalat:
Allah
janganlah

Swt

kamu

berfirman:
termasuk

Allah.” (QS. Ar-Ruum: 31)

“Dan

dirikanlah

orang-orang

yang

shalat.

Dan

mempersekutukan

Dari Jabir bin Abdillah Ra, ia berkata: “Aku mendengar
Rasulullah

Saw

bersabda:

‘Sesungguhnya

yang

membedakan

antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan
shalat.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim: 82)
Dari Buraidah Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Batasan

antara

kita

dengan

mereka

adalah

shalat.

Maka,

barang siapa yang meninggalkannya ia telah kufur.” (Hadits
Shahih Riwayat Imam Ahmad bin Hanbal: 22987, dan Tirmidzi:
2621)
Dan

Allah

Swt

telah

memerintahkan

malaikat

untuk

bersujud kepada Adam. Mereka pun bersujud sebagai kepatuhan
terhadap perintah Tuhan mereka, kecuali iblis. Ia menolak
untuk

bersujud.

Sehingga,

Allah

melaknatnya

dan

Antara

Sifat-Sifat

Orang

menjauhkannya dari rahmat-Nya.
Melalaikan

Shalat

Termasuk

Di

Munafik:
Allah Swt berfirman: “Dan mereka tidak mengerjakan
sembahyang, melainkan dengan malas.” (QS. At-Taubah: 54)
Dalam
“Sesungguhnya
Allah

akan

surat

yang

orang-orang
membalas

lain,

Allah

munafik

tipuan

itu

mereka.

Swt

menipu
Dan

berfirman:
Allah,

apabila

dan

mereka

berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud

riya

tidaklah

mereka

(dengan

shalat)

menyebut

nama

di

hadapan

Allah,

manusia.

kecuali

Dan

sedikit

sekali.” (QS. An-Nisaa’: 142)
Dari Anas bin Malik Ra, ia berkata: “Aku mendengar
Rasulullah Saw bersabda: ‘Begitulah shalatnya orang-orang
munafik. Begitulah shalatnya orang-orang munafik. Begitulah
shalatnya

orang-orang

munafik.

Salah

seorang

di

antara

mereka duduk-duduk hingga matahari menguning. Padahal, pada
saat itu posisi matahari tengah berada di antara dua ujung

tanduk syaitan. Maka, orang tersebut berdiri untuk melakukan
shalat

empat

rakaat

seperti

(burung)

mematuk-matuk

(melakukan shalat dengan sangat cepat). Ia tidak menyebut
nama Allah di dalamnya, kecuali sebentar.” (Hadits Shahih
Riwayat Muslim: 622)
Hukuman Orang Yang Melalaikan Shalat Ashar:
Dari Abdullah bin Umar Ra, bahwasanya Rasulullah Saw
bersabda: “Orang yang tidak melakukan shalat ashar (dengan
sengaja), seakan-akan
hartanya

(sehingga,

menolongnya

di

ia telah
tidak

hadapan

ditinggalkan keluarga

ada

lagi

Allah).”2

orang

(Hadits

yang

Shahih

dan

dapat
Riwayat

Bukhari: 552)
Hukuman Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar:
Dari Buraidah Ra, bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Barang

siapa

yang

meninggalkan

shalat

Ashar,

maka

amal

perbuatannya tidak akan diterima.” (Hadits Shahih Riwayat
Bukhari: 553)
Hukuman Orang Tidak Melaksanakan Shalat Wajib Karena Tidur:
Samrah

bin

Jundub

Ra

berkata:

“Rasulullah

Saw

bersabda: “Semalam, telah datang dua orang kepadaku. Kedua
orang itu berusaha membangunkanku. Lalu, keduanya berkata
kepadaku: ‘Ayo pergi!’ Maka, aku pun pergi bersama mereka.
Ternyata, kami mendatangi seseorang yang sedang tertidur dan
seorang yang lain sedang berdiri dengan batu yang diarahkan
2

Akan tetapi, ada sebagian keterangan yang memaknai hadits

ini dengan: “Orang yang tidak melakukan shalat ashar (dengan
sengaja), seakan-akan

ia telah

memberikan bencana

kepada

keluarga dan hartanya.” Anda dapat melihatnya dalam kitab
Fath al-Bâri, bab: Mawâqît al Shalât (penj.)

ke kepalanya. Ia hendak memecahkan kepalanya dengan batu
itu.

orang

tersebut

memukul-mukulkan

batu

tersebut

ke

kepalanya hingga pecah. Sehingga, batu yang ada di tangannya
pun

pecah

berserakan

di

sana

sini.

Kemudian,

ia

mengumpulkannya kembali batu tersebut. Akan tetapi, ia tidak
melakukan perbuatan
kembali

sempurna

yang tadi,

seperti

sampai akhirnya

semula.

Setelah

kepalanya

sempurna,

ia

kembali melakukan perbuatan seperti yang telah dilakukannya
pertama kali. Rasulullah berkata: ‘Hal tersebut membuat aku
bertanya kepada mereka berdua: ‘Maha Suci Allah: Apa yang
terjadi

dengan

meneruskan:

dua

‘Mereka

orang
berdua

ini?’
berkata

Lalu

Rasulullah

kepadaku:

‘Kami

Saw
akan

memberitahu engkau; orang pertama yang engkau datangi tadi
dimana kepalanya dipecahkan dengan batu, dia adalah orang
yang mengambil al-Qur’an, akan tetapi tidak membacanya. Ia
juga tidur dan tidak melaksanakan shalat wajib...” (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari: 7047)
Shalat Jamaah Adalah Wajib
Allah

Swt

berfirman:

“Dan

ruku’lah

beserta

orang-

orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)
1.

Dari

Abu

Hurairah,

ia

berkata:

“Seorang

laki-laki buta datang kepada Nabi Muhammad Saw seraya
berkata: ‘Wahai Rasulullah, tidak ada seorang pun yang
menuntunku menuju masjid’. Ia meminta keringanan kepada
beliau

agar

diperkenankan

Beliau

pun

mengizinkannya.

untuk

shalat

Namun,

di

ketika

rumahnya.
ia

hendak

pulang, Nabi memanggilnya kembali dan bertanya: ‘Apakah
engkau mendengarkan adzan?’, ia menjawab, ‘Ya’ Beliau
bersabda: ‘Jawablah (dengan datang ke masjid).” (Hadits
Shahih Riwayat Muslim: 653)

2.

Dari

Ibnu

Ummi

Maktum

bahwa

dia

bertanya

kepada Rasulullah Saw, ia berkata: “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku adalah orang yang tidak dapat melihat,
rumahku besar, dan aku memiliki seorang penuntun yang
tidak cocok bagiku. Apakah aku mendapatkan keringanan
untuk shalat di rumah. Beliau bertanya: ‘Apakah kamu
mendengarkan adzan?’, ia menjawab: ‘Ya.’ Rasulullah Saw
bersabda:

‘Aku

tidak

memberikan

keringanan

bagimu.’”

(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud: 552, dan Ibnu Majah:
792)
Membantu Memenuhi Kebutuhan Orang Lain:
Sebagian
orang

yang

manusia

banyak

meminta-minta

yang

men