Jalur Pentosa Fosfat dan Jalur Lain Pada

7. JALUR PENTOSA FOSFAT DAN JALUR LAIN PADA
METABOLISME HEXOSA
PENGANTAR

Jalur Pentosa Fosfat (Hexosa Monophosphat Shunt = HMS) merupakan suatu

lintasan alternatif dari metabolisme glukose. Jalur ini tidak menghasilkan ATP, tetapi
mempunyai 2 peran penting:

1. menghasilkan NADPH yang diperlukan pada sintesis reduktif, misalnya untuk
sintesis asam lemak dan steroid.

2. menghasilkan residu ribosa untuk sintesis asam nukleat.

Glukosa, fruktosa dan galaktosa secara kuantitatif merupakan hexosa paling penting

yang diabsorpsi dari usus. Hexosa ini diperoleh dari hasil hidrolisis amilum, sukrosa
dan laktosa. Selanjutnya di hepar telah ditemukan adanya jalur khusus untuk

mengubah fruktosa dan glukose menjadi glukosa. Jalur HMS sangat aktif di jaringan
hepar, adiposa, testis, kelenjar mammae laktasi, korteks adrenal, tiroid, eritrosit, tetapi


tidak aktif di otot. HMS merupakan suatu jalur reaksi yang kompleks bila dibandingkan
jalur glikolisis. Melewati HMS, dari tiga molekul glukosa-6 fosfat akan dihasilkan 3

molekul CO2 dan 3 residu monosakarida 5 karbon (pentosa). Proses selanjutnya akan
menghasilkan glukosa-6-fosfat dam 1 molekul gliseraldehid 3-fosfat. Dari 2 molekul
gliseraldehid-3 fosfat akan dihasilkan glukosa-6 fosfat dan akhirnya lewat jalur HMS ini
dapat dioksidasikan glukosa dengan sempurna.

3 glukosa 6-fosfat + 6 NADP ------> 3 CO2 + 2 glukosa 6-fosfat + gluseraldehid-3-P + 6
NADHP + 6H

KEPENTINGAN BIOMEDIS

Jalur metabolisme utama untuk pemanfaatan glukosa adalah glikolisis dan

jalur HMS. Adanya defisiensi enzim dalam jalur HMS merupakan penyebab utama
hemolisis enzim eritrosit yang dapat menimbulkan anemia hemolitika. Enzim kunci
pada kasus ini adalah glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G-6-PD). Dari kajian


epidemiologis didapatkan lebih dari 100 juta penduduk dunia yang menderita defisiensi
enzim ini secara genetis.

Senyawa yang secara kuantitatif sedikit tetapi secara kualitatif mempunyai

fungsi besar untuk ekskresi sisa metaolit dan senyawa kimia asing (xenobiotik) ialah
glukoronida yang berasal dari asam glukoronat hasil metabolisme glukosa melalui jalur
asam uronat (uronic acid fathways). Kegagalan dalam proses jalur HMS dapat
menimbulkan pentosuria esensial (essetial pentossuria). (Tidak adanya satu enzim

tertentu dari HMS pada primata, merupakan penyebab diperlukannya vitamin C dalam
diit manusia tetapi hal ini tidak berlaku untuk mamalia lain). Defisiensi enzim untuk
metabolisme fruktosa dan galaktosa dalam jalur ini dapat menimbulkan fruktosuria

essensial dan galaktosemia. Fruktosa telah digunakan untuk nutrisi parenteral, tetapi

pada kadar tinggi dapat menyebabkan penurunan nukleotida adenin dalam hepar dan
ini mengakibatkan nekrosis hepar.

REAKSI JALUR HMS BERLANGSUNG DALAM SITOSOL


Enzim yang bekerja dalam HMS, terdapat di dalam sitosol. Seperti glikoalisis,

oksidasi dicapai melalui dehidrogenasi tetapi pada kasus HMS, dibutuhkan NADP dan
bukan NAD untuk sebagai akseptor ion hidrogen. Urutan reaksi dalam HMS terjadi
dalam 2 proses yaitu fase oxidative non-reversible dan fase nonoxidative reversible.

Pada awalnya, glukosa 6-fosfat mengalami dehibrogensi dan dekarboksilasi
menghasilkan suatu pentosa yaitu rinulosa 5-fosfat. Pada fase berikutnya ribulosa 5fosfat diubah kembali menjadi glukosa 6-fosfat melalui suatu seri reaksi yang
melibatkan transketolase dan transaldolase.

FASE OKSIDATIF MENGHASILKAN NADPH
Dehidrogenasi

pembentukan

dehidrogenase,

glukosa


6-fosfat

6-fosfoglukonolakton
suatu

enzim

menjadi

yang

yang

fosfoglukonat

dikatalisis

memerlukan

oleh


NADP.

terjadi

glukosa

melalui

6-fosfat

Selanjutnya

6-

fosfoglukonolakton mengalami hidrolisis oleh enzim glukonolakton hidrolase. Oksidasi

berikutnya dikatalisis oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase yang memerlukan NADP
sebagai


akseptor

hidrogen.

Reaksi

dekarboksilasi

diikuti

oleh

pembentukan

ketopentosa yaitu ribulosa - fosfat. Reaksi ini melalui 2 fase melibatkan senyawa
antara 3-keto-6 fosfoglukonat

FASE NON-OKSIDATIF MENGHASILKAN PREKURSOR RIBOSA

Ribulose-5 fosfat berperan sebagai substrat untuk 2 enzim yang berbeda yaitu


ribulosa 5-fosfat 3-epimerase yang merubah konfigurasi sekitar karbon 3 membentuk

epimer xylosa 5-fosfat, suatu ketopentosa lain. Enzim lain yaitu ribosa 5 fosfat

ketoisomerase mengubah ribulosa 5-fosfat menjadi aldopentosa yaitu ribosa-5 fosfat,

yang merupakan prekursor residu ribosa yang dibutuhkan untuk sintesis nukleotid dan
asam nukleat.

Transketolase dalam proses ini dibutuhkan untuk memindah 2 unit karbon

untuk karbon 1 dan 2 ketosa kepada karbon aldehid dari gula aldosa hasilnya adalah

perubahan gula keton menjadi aldose dengan atom karbon berkurang dua dan

bersamaan dengan perubahan gula aldose menjadi ketose dengan penambahan dua
atom karbon. Reaksi ini memerlukan tiamin sebagai koenzim tiamin difosfat dan

tambahan ion Mg. Dengan adanya pemindahan 2 unit karbon ini maka dihasilkan

ketosa dengan 7 atom karbon yaitu sedoheptulosa-7-fosfat dan aldosa gliseraldehid-3
fosfat.

Transaldolase membantu transfer 3 karbon dari dehidroksi aseton (karbon 1-3)

dari sedoheptulosa-7-fosfat menjadi gliseraldehid-3 fosfat membentuk ketose fraktosa6 fosfat dan aldosa 4 karbon yaitu erytrosa 4-fosfat. Dalam proses ini gliseraldehid-3
fosfat dibuahi menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam reaksi ini melibatkan enzim pada

glikolisis yang bekerja sebaliknya untuk glukoneogenesis yaitu fruktol,6 bifoposfatase.
Bila enzim ini tidak ada maka gliseraldehid-3 fosfat mengikuti jalur normal glikolisis
diubah menjadi piruvat.

DUA JALUR UTAMA KATABOLISME GLUKOSA

Jalur Pentosa fosfat jelas berbeda dengan glikolisis. Oksidasi terjadi pada

reaksi pertama memerlukan NADP bukan NAD dan dihasilkan CO2 sebagai produk

khusus. Pada HMS tidak dihasilkan ATP seperti pada glikolisis. Pada HMS dihasilkan
ribosa yang tidak dapat dihasilkan oleh glikolisis.


EKUIVALEN PEREDUKSI DIHASILKAN DALAM JARINGAN KHUSUS UNTUK
KEPENTINGAN SINTESIS REDUKTIF

Aktivitas HMS meningkat dalam jaringan tertentu yang aktif melaksanakan sintesis,

misalnya di hepar, jaringan adiposa, korteks adrenal, tiroid, eritrosit, testis dan kelanjar
mamma yang laktasi; tetapi HMS tidak aktif dan kelenjar mammae yang tdak sedang

laktasi dan otot skelet. Di dalam jaringan tersebut banyak diperlukan NADPH untuk

reduksi. Yang meliputi sintesis asam lemak, steroid, asam amino melalui glutamat

dehidrogenase dan glutation teresuksi dalam eritrosit. Keadaan ini mungkin

disebabkan adanya lipogenesis yang aktif atau penggunaan NADPH meningkat
menghasilkan NADP yang memicu degradasi glukosa aktif melalui HMS. Di jaringan ini

terjadi peningkatan sintesis glukosa-6 fosfat dehidrogenase dan 6fosfoglukonat


dehidrogenase yang dipacu oleh insulin yang ada hubungannya dengan keadaan
kenyang.

PENTOSA DAPAT DISINTESIS DI SEMUA JARINGAN

HMS menyediakan residu ribosa untuk sintesis nukleotida dan asam nukleat.

Sumbernya adalah ribosa-5 fosfat yang dapat beraksi dengan ATP membentuk

pirofosforibosil-5 fosfat (PPRP) untuk biosintesis nukliotida. Meskipun demikian otot
skelet mengandung sedikit glukosa-6 fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat
dehidrogenase. Otot skelet, seperti jaringan lainnya mampu mensintesis ribosa 5fosfat
untuk sintesis nukleotida. Reaksi ini dilengkapi oleh kebalikan dari fase nonoksidatif

HMS dengan memanfaatkan fruktosa 6-fosfat. Dengan demikian adalah tidak perlu
untuk memiliki fungsi HMS lengkap dijaringan untuk sintesis ribosa fosfat.

HMS MEMBANTU GLUTATION PEROKSIDASE DALAM MENCEGAH HEMOLISIS
ERITROSIT


HMS dalam eritrosit menyediakan NADPH untuk mereduksi glutation

teroksidasi menjadi glutation tereduksi yang dikatalisis oleh glutation reduktase suatu
enzim flavoprotein yang memerlukan FAD. Pada gilirannya, glutation tereduksi dapat

membuang H202 dari eritrosit melalui suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim glutation
peroksidase yang mengandung selenium. Reaksi ini penting karena H202 yang

terakumulasi dapat memperpendek umur eritrosit dengan peningkatan oksidasi
hemoglobin menjadi methemoglobin.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45