Teori teori Sosiologi yang dikemukakan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Materialisme Historisme
Materialisme dikaitkan dengan sesuatu paham mengenai aksi yang bersifat gila harta atau bersifat
keduniawian akan tetapi persepsi itu berbeda dengan para tokoh sosiologi yang menafsirkan art
materialisme dalam zamanya tokoh sosiologi itu hidup. Materialisme dalam teorinya Karl Marx sendiri
berbeda dengan teori Max Weber hal tersebut dilihat dari sudut pandang dan pelaku yang berbeda.
Pemkiran Karl Marx lebih menggacu kepada Historis atau sejarah. Riset historis Marx paling terkenal
adalah formasi ekonomi pra kapitalis (1857-1958)/1964). Banyak karya historis berikutnya berdasarkan
perspektf Marxian. Marx dalam tulisanya memang menggacu pada sejarahnya sepert pada masa
Revolusi Industri sekita abad ke-16-19, sedangkan dalam Tulisan Marx lebih mengacu pada kehidupan
kaum feodal atau kapitalis dan kaum buruh yang teralienasikan.
a. Arti Materialisme menurut Bahasa
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan Isme. Dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di alam
kebendaaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. 1
Materialisme sendiri diartkan sebagai paham (ajaran) yang mementngkan kebendaan (harta, uang dsb)
b. pemikiran Marx tentang Materialisme
marx lahir dikalangan yahudi kelas menegah di trier, jerman pada tahun 1818. Ia mendapat
pendidikanya pada orang tuanya di rumah dan dari baron Von Westphalen, seorang kawan dekat dan
tetangga ayahnya. Kemudian Marx melanjutkan ke sekolah menegah di trier. Setelah lulus, ia

memutuskan melanjutkan ke Universitas Bonn untuk belajar Hukum, namun tak lama setelah mulai
kuliah ia menjadi bosan dengan masalah-masalah hukum dan mulai tertarik dengan filsafat. 2
Pemikiran Marx ini dipengaruhi oleh Hegel, yang mana hegel mengungkapkan bahwa sebuah
kehidupan akan mengalami sebuah perubahan, hal tersebut karena adanya sebuah pertentangan yang
tdak puas pada kaum pemberi sebuah kebijakan.
Dari pemikiran ini Karl Marx lebih kearah Ekonomi, yang mana Perubahan pada masyarakat akibat dari
sebuah perekonomian Negara itu berkembang. Marx mengambil gagasan perubahan Hegelian; dan ideidenya bahwa semua sistem ekonomi akan menimbulkan kekuatan yang saling bertentangan dan
kemudian mengalami transformasi radikal berasal dari filsafat Hegel tersebut. Tak perlu dikatakan lagi
1 KBBI, diakses dari http;//kbbi.web.id/materialisme, pada tanggal 6 oktober 2013 pukul 10.47
2Steven Pressman, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002) H.70

1

bahwa visi ini mengancam pemimpin politk, yang menyukai Status quo, dan pemimpin bisnis, yang
memandang Marx dan pengikutnya mencoba menghancurkan keadaan mereka yang sudah mapan. 3
Marx tumbuh dipergolakan politk yang dikuasai oleh kaum kapitalis para Borjuis yang menentang
kekuasaan aristokrasi feodal dan membawa perubahan hubungan sosial. Meskipun ia memperjuangkan
kelas orang-orang tertndas sebagai referensi empiris dalam mengembangkan teori filsafatnya. 4
Dari sinilah pemikiran Marx mulai berkembang dan menganggap kaum buruh hanya sebagai buruh yang
tertndas dan menerima upah atau imbalan atas pekerjaan tdak sesuai yang diharapkan kaum buruh.

Dari pandangan Marx tersebut bahwa kaum materialis adalah kaum kapitalisme yang lebih menekan
biaya produksi dalam sebuah industri ini lebih rendah sehingga tdak sesuai dengan yang diharapkan
oleh kaum buruh.
Menurut Marx kaum kapitalis yang bersifat Materialisme mempunyai tga kategori dalam pemilikan
barang yaitu modal tetap, modal variabel dan nilai surplus.
1. Modal tetap ini berkaitan dengan mesin-mesin, bangunan, dan peralatan yang dipakai dalam
produksi barang; pendapat ini sama dengan pandangan depresiasi yang sudah sangat terkenal
oleh mahasiswa akuntansi.
2. Modal variabel berkaitan dengan uang upah yang berlaku, atau pembayaran kepada pekerja
yang telah membantu memproduksi barang.
3. Sedangkan nilai surplus adalah sebagai nilai produk yang lebih dari dan diatas upah dan biaya
depresiasi. Pandangan ini sama dengan yang dikenal yaitu laba. 5
Menurut filsafat Marx, di dalam kehidupan masyarakat satu-satunya yng nyata adalah adanya
masyarakat dan kesadaran masyarakat, yaitu ide-ide, teori pandangan-pandangan hanya mewujudkan
suatu gambar cermin apa yang nyata. Oleh karena itu jikalau kita ingin mengert mengenai daya
pendorong yang ada di dalam hidup kemasyarakatan, kita jangan berpangkal daripada ide-ide atau teoriteori, Karena semuanya itu hanya gambaran-gambaran hanya lapisan atas ideologis dari hal yang nyata.
Manusia harus mencari landasan material hidup kemasyarakatan yaitu dengan cara berproduksi barangbarang material.6
c. Materialisme menentukan lapisan masyarakat
Karl Marx menjelaskan dengan adanya kaum kapitalis menimbulkan perbedaan atas lapisan
masyarakat itu sendiri yang disebabkan karena adanya Pemilikan Pribadi (kaum kapitalis) dan pemilikan

semu (kaum tertndas atau kaum buruh) kejadian ini menurut Marx merupakan penyebab
Pemberontakan sehingga Marx menilai merupakan sebuah era pemberontakan yang akan membawa
masyarakat sepert ini akan hancur.

3 Steven Pressman,h.70
4 Michael H.Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1978).
5Steven Pressman,h.71
6 Harun Hadiwiyono, Sarri Sejarah Filsafat Barat 2(Jogjakarta : Kanisius,1980) h.121

2

Menurut Marx lapisan masyarakat yang paling tinggi adalah kaum Feodal kaum ini merupakan kaum
yang menguasai harta yang bersifat keduniawian sepert tanah, pemilik barang Produksi dll. Dengan
adanya kaum ini menurut Marx sendiri “bahwa kepemilikan itu mulanya adalah komunal; pemilik pribadi
bukan berasal dari keadaan alam, akan tetapi merupakan hasil perkembangan sosial di kemudian hari. 7
Perkembangan masyarakat adalah hasil interaksi yang produktf dan berulang kali antara alam dan
manusia.8 Berkembangan sosial ini karena masyarakat selalu berubah dan menimbulkan pola pikir
masyarakat yang bersifat materialists sehingga dengan adanya sifat ini manusia akan berpikir untuk
memiliki hak milik suatu harta untuk dijadikan barang pribadinya.
Kelas kedua menurut Marx sendiri kaum Kepemilikan Semu yaitu kaum buruh, kaum petani

penggarap maupun kaum penumpang. Menurut Marx kaum ini merupakan kaum yang tertndas karena
kaum ini dimanfaatkan oleh kaum Feodal untuk dimanfaatkan sebagai Perahan sapi untuk menghasilkan
barang Produksi yang bersifat material.
Menurut Marx kedua dominasi Kelas ini akan tmbul apabila hubungan-hubungan produksi melibatkan
suatu pembagian tenaga kerja yang beraneka ragam, yang memungkinkan terjadinya penumpukan
surplus Produksi, sehingga merupakan pola hubungan memeras terhadap antar kelas di masyarakat. 9
Dengan adanya masyarakat sepert ini Marx juga menilai akan menimbulkan konflik antar kelas yaitu
kelas feodal dan kelas Buruh.
d. Materialisme memengaruhi Agama
Karl Marx mulanya merupakan tokoh yang dianggap Ateisme karena dianggap sebagai Ant agama yang
berpendapat sebagai candu masyarakat. Marx juga menganggap bahwa Agama merupakan faktor yang
menghambat kemajuan Sosial. Dengan adanya agama menurut Marx orang yang selalu fanatc dengan
Agama adalah kaum buruh sehingga kaum buruh dalam pandangan Marx merupakan sebagai Candu
masyarakat yang menyebabakan dalam diri kaum buruh memiliki ketenangan jiwa, anggapan ini menurut
marx sepert orang yang berkebiasaan memakai obat-obatan terlarang.
Analogi ini menurut Marx bahwa Agama memiliki kebahagiaan yang bersifat Ilusi dan harus di hapuskan
karena akan membawa kemalasan pada kaum manusia.
B. DIALEKTIKA

Dialektk (Dialektika) berasal dari kata dialog yang berart komunikasi dua arah, istlah ini

telah ada sejak masa yunani kuno ketka diintrodusir pemahaman bahwa segala sesuatu
berubah (panta rei).
7 Anthony Giddens, Kapitalis Dan Teori Sosial Modern (jakarta : Penertbit UI,1985)h.30
8 Anthony Giddens,h.43
9 Anthony Giddens,h.44

3

Kemudian Hegel menyempurnakan konsep dialektka dan menyederhanakannya dengan
memaknai dialektka ke dalam trilogi tesis, ant-tesis dan sintesis. Menurut Hegel tdak ada satu
kebenaran yang absolut karena berlaku hukum dialektk, yang absolut hanyalah semangat
revolusionernya (perubahan/pertentangan atas tesis oleh ant-tesis menjadi sintesis). 10
Kata dialektka berasal dari Bahasa Yunani “dialego” artnya pembalikan, pembantahan. Dengan
istlah dialektka Marx mengacu pada kondisi-kondisi fundamental eksistensi manusia. Di dalam
pengertan lama dialektka bermakna seni pencapaian kebenaran melalui cara pertentangan
dalam perdebatan dari suatu pantangan berikutnya.11
Dialektka bersumber pada filsafat Klasik Jerman pada abad ke-19, atau dengan kata lain,
materialisme Dialektka adalah pengembangan lebih lanjut dari filsafat klasik Jerman. Pada masa
itu, filsafat Jerman merupakan filsafat yang paling maju di Eropa.
Dialektka pada intnya seni berdiskusi dan mencari sebuah permasalahan, ini berart pada

Zaman Marx sendiri masalah itu bersumber dari kaum buruh dan kaum feodal sedangkan kaum
buruh mempunyai permasalahan yang tdak sesuai dengan hasil jerih payah yang disuruh oleh
kaum feodal. Dialektka ini pertama dikembangkan oleh para Hegelian. Dialektka Hegel
sebenarnya mengikut suatu silogisme yang menyatakan bahwa
a. Ide-ide berkembang melalui Proses Dialektka, maksud penjelasan ini adalah bahwa suatu
permasalahan akan selesai karena sebuah pemikiran masyarakat yang terbentuk karena
diskusi dan pemikiran itu akan berkembang sehingga permasalahan dalam masyarakat akan
terselesaikan.
b. dunia Eksternal merupakan perwujudan Dunia ide (kesadaran / ide Absolut)
maksudnya disini dunia luar adalah pengalaman yang terjadi masalah masyarakat merupakan fakta
Sosial, dengan adanya pengalaman masyarakat akan belajar dari sebuah permasalahan.

10 http://id.wikipedia.org/wiki/Dialektk
11 Dialektka Karl Marx diakses dari, http://www.referensimakalah.com/2012/10dialektka-karl-marx.html,
padatanggal 6 oktober 2013 pukul 10.47 WIB.

4

c.dunia eksternal berkembang atau berproses secara dialektk
ketka dua tahap ini sudah dilakukan maka muncul perkembangannya maka proses Dialektk

dilakukan.

Fungi Dialektika
Dialektka merupakan seni diskusi untuk mencari sebuah permasalahan yang bersifat
kontradiksi menurut Marx mengenai Dialektka beliau memfokuskan pada hubungan kaum
buruh dengan kaum kapitalis yang memiliki banyak pertentangan antara keduanya sehingga
Marx lebih menekan mencari sebuah permasalahan menggunakan Dialektka.
Menurut pandangan sepert ini antara kaum kapitalis dan buruh, dipandang tak perlu
melakukan apapun. Menurutnya pandangan ini, tanpa terelakan Sistem kapitalis akan hancur.
Pada tngkat teori, Marxisme ini mengesampingkan hubungan dialektka antara individu dan
Struktur Sosial yang lebih luas.12Dari penjelasan tersebut bahwa melalui Dialektka Karl Marx
kaum buruh tdak usah melakukan sesuatu yang bersifat penyerangan akan tetapi cukup dengan
Dialektk.
C. TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER
Tindakan merupakan sebuah aksi yang dilakukan Individu maupun kelompok. Banyak tokoh
Sosiologi yang mendefinisikan art tndakan sosial. Tindakan sosial sebagai satuan kenyataan
sosial yang paling kecil dan paling fundamental. Elemen-elemen dasar adalah tujuan, alat,
kondisi dan norma. Antara alat dan kondisi itu berbeda, orang yang bertndak mampu
menggunakan alat dalam usahanya untuk mencapai tujuan sedangkan kondisi merupakan aspek
situasi yang dapat dikontrol oleh orang yang bertndak. 13 Dalam sebuah tndakan past ada yang

bersifat merugikan atau bahkan menguntungkan hal tersebut tergantung pelaku individu
maupun kelompok tersebut.

12 George Ritzer dkk, Teori Sosiologi Moden (Jakarta : Kencana,2004) h.55
13 Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial (bandung : Bumi Aksara, 2007) h. 153

5

Tokoh sosiologi yang terkenal adalah Max Weber yang mencerminkan suatu tradisi yang idealis,
weber sendiri dalam memahami sebuah tndakan harus melihat sebuah pendekatan sebelum
kita memutuskan hasil tndakan individu maupun kelompok. Max Weber sangat tertarik pada
masalah-masalah sosiologis yang luas mengenai struktur sosial dan masyarakat. Oleh karena itu
ia mendefinisikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh
pemahaman interpretatve mengenai tndakan Sosial agar dengan demikian bisa sampai kesuatu
penjelasan kausal mengenai arah dan akibat-akibatnya.
Weber mengembangkan tpe ideal sebagai suatu cara untuk memungkinkankan perbandingan
dan generalisasi empirik. Disini dia memberikan suatu pengertan bahwa suatu tpe ideal
dibentuk dengan suatu penekanan yang berat sebelah mengenai suatu pokok pandangan atau
lebih. Orang yang biasa mengembangkan suatu tpe ideal mengenain seorang jahat dan orang
yang religious misalnya. Tipe ideal digunakan sebagai analisa bukan sebagai evaluasi. Tipe ideal

dari weber yang terkenal adalah birokasi, hirarki otoritas, penerimaan pegawai berdasarkan
keahlian teknis, tekanan pada aturan formal dan impersonalitas sehingga membentuk tpe ideal
suatu organisasi birokasi. Tipe tersebut dapat dikontruksikan menurut tngkat yang berbedabeda dan dengan tngkat generalitas yang berbeda pula, seorang dapat mengembangkan tpe
ideal mengenai pola-pola personalitas, hubungan sosial, kelompok atau kolektvitas yang lebih
besar.
Dalam memahami tndakan sosial menurut Weber harus memperhatkan dua aspek yang
berbeda yaitu dalam hubunganya dengan art Subjektf, maka diperlakukan pengembangan
suatu metode guna mengetahui art Subjektf secara objektf dan analits. Bagi weber konsep
rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa objektf mengenai art-art subjektf dan juga
merupakan kunci bagi suatu analisa objektf mengenai art-art subjektf dan juga merupakan
dasar perbandingan mengenai jenis-jenis tndakan sosial yang berbeda.
1. Pendekatan Subjektf Berusaha untuk memperhatkan gejala-gejala yang sukar ditangkap
dan tdak dapat diamat. Sepert : perasaan Individu dalam pemikiranya serta motf-motf
yag dilakukan.
6

2. Pendekatan objektf ini hanya berhubungan dengan gejala yang dapat diamat.
Rasionalitas dan peraturan biasa mengenai logika merupakan suatu kerangka acuan
bersama secara luas, dimana aspek-aspek subjektf perilaku dapat dinilai secara objektf.
Rasionalitas disini digunakan Weber guna mengklafikasikan mengenai tpe-tpe tndakan

sosial yaitu antara tndakan sosial rasional dan tndakan sosial Irasional. Dari hal tersebut
mengandung dua pembagian perbedaan yaitu:
a. Tindakan Sosial rasional
Yang meliput :
Rasional Instrumental merupakan rasional yang paling tnggi tngkatanya, ditandai
adanya suatu pertmbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan
dilakukannya suatu tndakan, serta alat/instrumen yang digunakan untuk pencapaianya.
Rasional Orientasi Nilai hal yang terpentng disini adalah individu berusaha mencapai
nilai-nilai tersebut dengan pertmbangan alat, meski nilai-nilai tersebut sepertnya sudah
ada. Sepert tata cara peribadatan seseorang kepada tuhanya, digunakan untuk
mendapat kedamaian dalam hidupnya.
b. Tindakan Sosial Irasional yang meliput
Tindakan Tradisional yaitu bagaimana seseorang memperlihatkan perilaku yang sudah
menjadi kebiasaanya yang menurut adat tradisi mereka memang yang sepert itu yang
baik, tanpa ada kesadaran atau perencanaan.
Kedua adalah Tindakan Afektif tndakan ini lebih cenderung didominasi oleh perasaan
atau emosi tanpa refleksi.
Keeempat tndakan yang merupakan gabungan antara tndakan rasional dan irasional tersebut
menurut Weber harus dilihat sebagai tpe-tpe ideal. Baginya jika salah satu tndakan diatas
sudah sesuai dengan seluruhnya, tdak perlu tndakan yang banyak. Misalnya orang yang sedang

7

jatuh cinta mungkin akan dengan sadar merencanakan bagaimana mengungkapkan perasaan
cintanya dengan sebaik-baiknya. Dan juga mencari hadiah untuk kekasihnya, secara tdak
langsung tndakan tersebut mencerminkan tndakan rasional yang berorientasi nilai.
Pada intnya tndakan sosial (social acton) adalah perilaku yang secara sadar diarahkan pada
perilaku orang lain.14 Weber sendiri mengenai pemahaman rasional memungkinkan kita untuk
menjelaskan tndakan aktual sebagai bentuk deviasi penyimpangan dari standar ideal.

D. STRUKTUR SOSIAL
Secara harfiah Struktur diartkan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tdak harus dalam
bentuk fisik, adapula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi struktur
sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok ksosial dalam
masyarakat. Susunan bisa vertkal maupun horisontal. Masyarakat pada umumya secara tdak
sadar maupun tdak memiliki struktur sosial walaupun itu masyarakat Primitf sepert kaum
pemburu misalnya biasanya ditugaskan untuk kaum laki-laki sedangkan untuk kaum yang tdak
berburu biasanya kaum yang status sosialnya rendah.
Pada masyarakat modern mStruktur sosial jelas adanya hal tersebut biasanya terbentuk karena
factor pendidikan, politk atau budaya yang menyebabkan terjadinya masyarakat menjadi
berstruktur.
Adapaun Struktur Sosial menurut para ahli
a. George Simmel : Struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
b. George C. Hommans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat
dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.

14 William Outhwaite, Ensiklopedia Pemikiran Sosial Modern (Jakarta : Kencana,2008)h.3

8

c. William Kornblum : struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya
pengulangan pola perilaku individu.
d. Soerjono Soekanto struktur sosial adalah hubungan tmbal balik antara posisi-posisi dan
peranan-peranan sosial.15
Struktur Sosial dalam perspektf Weber sebagai suatu istlah yang bersifat probabilistc dan
bukan sebagai kenyataan empirik yang terlepas dari individu-individu. Suatu keteraturan sosial
akan diarahkan ke suatu kepercayaan akan validitas keteraturan itu. Realitas akhir yang menjadi
dasar satuan-satuan sosial yang lebih besar adalah tndakan sosial individu dengan art
subjektfnya. Bagi weber struktur sosial ekonomi sebagai dasar yang fundamental untuk kelas.
Kelas sosial dari semua mereka yang memiliki kesempatan hidup yang sama dalam bidang
ekonomi yaitu :
a. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber
dalam kesempatan hidup mereka.
b. Komponen ini secara eklusif tercermin dalam kepentngan ekonomi berupa kepemilikan
benda-benda dan kesempatan-kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
c. Kondisi-kondisi atau pasar tenaga kerja.
Bahwa kelas sosial berlandaskan pada dasar stratfikasi yang bersifat impersonal dan objektf.
Bagi weber, kekuasaan adalah kemampuan untuk melaksanakan kehendak seseorang meskipun
mendapat tantangan dari orang lain. Partai politk merupakan organisasi dimana diperjuangan
untuk memperoleh atau menggunakan kekuasaan dinyatakan paling jelas ditngkat organisasi
rasional. Struktur kekuasaan tdak harus setara dengan struktur otoritas.16

15 Struktur Sosial, diakses http://tanpatandajasa.Wordpress.com/2009/07/28/struktursosial/, tanggal 6 oktober
2013 pukul 10.49 WIB
16 Pemikiran Tokoh Sosiologi, diakses, http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2013/07/pemikiran-tokohsosiologi.html pada tanggal 6 oktober 2013 pukul 9.01 WIB

9

Struktur sosial dan stratfikasi sosial selalu berkaitan, dimana jika ada Struktur Sosial maka ada
Stratfikasi Sosial. Stratfikasi ini dapat didefinisikan sebagai perbedaan anggota masyarakat
berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki seseorang dapat dibedakan lagi antara
status yang diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih(achieved status). 17
Adapun Stratfikasi Sosial yang terdiri dari tga dimensi yaitu:
1. Dimensi ekonomi kaya kelas menengah dan miskin
2. Dimensi kehormatan :kelas bangsawan dan rakyat jelata dan,
3. Dimensi kekuasaan : Ruler dan the ruled; sebab terjadinya sratfikasi sosial
a. Imbalan bagi status yang dimiliki imbalan bagi seorang manajer beda dengan
imbalan yang diterima buruh harian;
b. Pembagian kerja : memungkinkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan prestse
seseorang;
c. Ketdakmerataan dalam bidang ekonomi kekuasaan dan Prestse
Ketdak merataan kelas sosial Peter L.Berger dan Jafries berbeda pendapat. Kelas sosial adalah
suatu tpe stratfikasi sosial disuatu posisi umum masyarakat yang secara mendasar ditentukan
oleh kriteria ekonomi.18
Struktur Sosial Marx
Marx juga rupanya membagai masyarakat menjadi berstruktur yang memusatkan perhatannya
pada Struktur ekonomi masyarakat kapitalis yang tak terlihat. Kelompok lain melihat Struktur
sebagai model yang mereka gunakan untuk mengkontruksikan kehidupan sosial. 19

17 Nurul Aini, sosiologi dan Politk (Jakarta : PT raja Grafindo Persada,2009)h.35
18 Nurul Aini, sosiologi dan Politk, h.37-38
19 George Ritzer dkk, Teori Sosiologi Moden (Jakarta : Kencana,2004) h.99

10

E. BIROKASI MENURUT MAX WEBER
Ada beberapa pengertan mengenai Birokasi, menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (1)sistem
pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hieraki
dan jenjang jabatan;(2) cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut
tata aturan (adat dsb) yang banyak liku-liku. 20 Max Weber menyatakan birokasi atau sistem
kekuasaan, dimana pemimpin (superordonat) mempraktekan kontrol atas bawahan
(subrdonat). Sistem birokasi menekankan pada aspek “disiplin.” Sebab itu, weber juga
memasukan birokrasi sebagai sistem legal rasional. Legal oleh seb itu tunduk pada aturanaturan tertulis dan dapat disimak oleh siapapun juga. Rasional artnya dapat dipahami,
dipelajari dan jelas penjelasan sebab akibatnya.

1. Kelebihan sistem birokasi Weber
Ada aturan, Norma dan prosedur untuk mengatur Organisasi dalam model teori
birokasi Max Weber, ditekankan mengenai pentngnya peraturan. Weber percaya bahwa
peraturan seharusnya diterapkan secara rasional dan seharusnya ada peraturan untuk
segala hal dalam organisasi. Tentunya, peraturan-peraturan itu tertulis. Dengan demikian
organisasi akan mempunyai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya.
2. Kekurangan Sistem Birokasi Weber
Hierarki Otoritas Formal cenderung kaku karena sistem hierarki perusahaan, maka
bawahan akan segan menyapa atasanya kalau tdak benar-benar perlu. Hal ini
menciptakan suasana formal yang malah cenderung kaku dalam organisasi.
Birokasi sebagai wewenang atau kekuasaan yang berbagai departemen pemerintah dan cabangcabangnya merebutkandiri untuk mereka sendiri atas sesame warga Negara. Kamus teknik

20 KBBI, diakses pada tanggal 6 oktober 2013 pukul 10.47 WIB

11

bahasa italia terbit 1823 mengartkan birokasi sebagai kekuasaan pejabat di dalam administrasi
pemerintahan.
Birokasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu sistem kontrol
dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan sistemats untuk
mengkoordinasi dan mengarahkan aktvitas-aktvitas kerja individu dalam rangka penyelesaian
tugas-tugas administasi berskala besar.

BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Materialisme muncul sekitar abad ke-19 dimana kaum kapitalis semena-mena terhadap
kaum buruh. Materialisme ini menurut Marx suatu paham yang menganut bahwa hidup dengan
keduniawian. Karl Marx kuga menganggap bahwa agama merupakansesuatu yang menghambat
kemajuan sosial karena kaum buruh menganggap agama sebagai ketenangan Jiwa yang
memunculkan sikap kemalasan kaum buruh sehingga merupakan penghambat factor kemajuan
sosia. Dengan adanaya sepert ini maka menurut Marx agama harus dihapuskan karena memiliki
sifat Ilusi semata.
Sedangkan dari permasalahan kaum buruh dengan kapitalis maka Marx mencari sebuah
solusi untun memacahkan masalah melalui Dialektka, sedangkan dialektka merupakan hasil
kontradiksi kaum buruh yang tdak menyepakat kaum kapitalis. Mungkin bisa dikatakan kaum
oposisi tapi dialektka ini upaya mencari jawaban atas pwrmasalahan tersebut.
Weber juga membagi beberapa tndakan yang bersifat Rasional dan Irasional tendakan tersebut
untuk menialai dengan cara dua pandangan yaitu Subjektf dan objektf.

12

Max Weber juga menyatakan birokasi atau sistem kekuasaan, dimana pemimpin (superordonat)
mempraktekan kontrol atas bawahan (subrdonat). Sistem birokasi menekankan pada aspek
“disiplin.”

DAFTAR PUSTAKA
Anthony Giddens, Kapitalis Dan Teori Sosial Modern, Jakarta : Penertbit UI,1985
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, Bandung : Bumi Aksara, 2007
George Ritzer dkk, Teori Sosiologi Moden, Jakarta : Kencana,2004
Harun Hadiwiyono, Sarri Sejarah Filsafat Barat 2, Jogjakarta : Kanisius,1980
KBBI, diakses dari http;//kbbi.web.id/materialisme, pada tanggal 6 oktober 2013 pukul 10.47
Michael H.Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, Jakarta : Dunia Pustaka
Jaya, 1978
Nurul Aini, sosiologi dan Politk, Jakarta : PT raja Grafindo Persada,2009
Steven Pressman, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002
http://id.wikipedia.org/wiki/Dialektk

13

Dialektka Karl Marx diakses dari, http://www.referensimakalah.com/2012/10dialektka-karlmarx.html, padatanggal 6 oktober 2013 pukul 10.47 WIB.
William Outhwaite, Ensiklopedia Pemikiran Sosial Modern, Jakarta : Kencana,2008
Struktur Sosial, diakses http://tanpatandajasa.Wordpress.com/2009/07/28/struktursosial/,
tanggal 6 oktober 2013 pukul 10.49 WIB

14