MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA Ka

MAKALAH
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA
Karya Ilmiah ini disusun guna melengkapi nilai mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Kelompok 1
A.S Fathoni
Ali Akbar Himawan
Heru Setiawan
Jeanti Rofiqoh

K3512001
K3512004
K2211027
K3512036

Mukhlis Eko A

K3512043

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia adalah salah satu mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna
diantara semua mahluk ciptaan-Nya. Manusia dibekali sesuatu yang amat berharga dan istimewa
yang tidak dibekalkan Tuhan Yang Maha Esa kepada mahluk ciptaan-Nya yang lain, dengan akal
manusia dapat membuat keputusan diantara beberapa pilihan yang ada, mengambil pelajaran
yang terjadi dalam kehidupannya baik itu kejadian menyenangkan dan tidak menyenangkan
baginya, serta dapat mempertimbangkan baik burunya segala hal yang akan mempengaruhi
kehidupannya.
Dalam kehidupannya manusia menjalani banyak aktifitas, mulai dari aktifitas pribadi,
keluarga, etnis/suku, kelompok dan masyarakat. Dari aktifitas-aktifitas tersebut kegiatan yang
melibatkannya etnis/sukunya yang memiliki kekhasan tersendiri. Pada umumnya kegiatan yang
terjadi dalam kalangan suatu suku atau etnis merupakan warisan turun-temurun dari para leluhurlehuhur mereka. Sedangkan sifat dari kegiatan-kegiatan tersebut umumnya sacral atau dianggap
suci dan bernilai oleh kalangan masyarakat suku atau etnis tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sakral tersebut
biasa kita sebut sebagai budaya. Selain berupa kegiatan-kegiatan budaya dapat berupa aturanaturan, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku didalam suatu kalangan suku atau etnis.

Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan etnis memiliki berbagai macam
budaya yang unik dan memiliki keistimewaan sendiri.
Manusia sebagai mahluk yang hidup dalam suatu suku atau etnis khususnya di
Indonesia merupakan pelaku utama budaya-budaya yang ada di dalam Nusantara itu, maka
karena itu manusia adalah mahluk budaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah keistimewaan manusia ?
2. Apakah yang disebut budaya dan kebudayaan ?

3. Adakah hubugan manusia dan budaya ?
4. Bagaimanakah terjadinya proses pembudayaan ?
5. Bagaimana jangkauan budaya itu sendiri ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keistimewaan manusia
2. Untuk mengetahui apa yang disebut sebagai budaya dan kebudayaan
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara manusia dan budaya
4. Mengetahui bagaimana proses terjadinya pembudayaan
5. Mengetahui sampai mana cakupan budaya itu sendiri


II. PEMBAHASAN

A. Fungsi Akal dan Budi bagi Manusia
Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki oleh
manusia.

Akal adalah

suatu

peralatan

rohaniah manusia yang

berfungsi

untuk

membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya
sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari

manusia pemiliknya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Akal)

Sedangkan budi adalah

merupakan unsur rohani dalam kebudayaan Budi diartikan sebagai batin manusia
panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik dan buruk segala sesuatu.
Adapun fungsi akal adalah untuk berpikir, kemampuan berpikir manusia mengingat
kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalahmasalah dan akhirnya membentuk tingkah laku. Dengan akal dan budi yang dimiliki
manusia akan dapat memanfaatkan alam untuk memenuhi kebutuhannya baik yang
bersifat primer maupun yang bersifat sekunder.
Dengan akal budi yang dimiliki itu manusia dapat menciptakan sesuatu baik berupa
barang yang berujud benda (material ) maupun yang tidak berujud benda ( imatrial ).
Dengan akal budi tersebut manusia memiliki daya cipta rasa dan Karsa sehingga manusia
mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu mempunyai keinginan untuk
melakukan sesuatu dan semua itu dilakukan dengan penuh rasa (keindahan ).
Manusia sebagai makhluk budaya memiliki kemampuan untuk menciptakan kebaikan ,
kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya manusia dapat
mendaya gunakan akal budinya yang halus untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi masyarakat demi untuk kesejahtraan dan kesempurnaan
hidupnya.


B. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti Cipta Rasa dan Karsa.
Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu bentuk jamak dari kata
buddhi yang berarti budi atau akal(Koentjaraningrat, 1974:80). Sedangkan dalam bahasa
Inggris budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda disebut cultuur dalam
bahasa Latin berasal dari kata colera berarti mengolah , menyuburkan , (bertani ). Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 149), disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah
pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedangkan “kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.
Definisi yang paling tua dapat diketahui dari E.B. Tylor yang dikemukakan di
dalam bukunya Primitive Culture (1871). Menurut Tylor, kebudayaan adalah
keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain (Nyoman Kutha Ratna, 2005: 5).
Adapun penjelasan lain mengenai kebudayaan berdasarkan beberapa ahli :
1. Koencaraningrat :

Kebudayaan Adalah keseluruhan sistim gagasan milik diri


manusia dengan belajar .
2. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil

karya, rasa, dan cipta masyarakat (http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah sebuah ide, gagasan dan
pemikiran manusia, sedangkan kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari ide,
pemikiran manusia itu sendiri. Kedudukan manusia dalam kebudayaan adalah sebagai
sentral, kepadanyalah segala kegiatan diarahkan sebagai tujuan. Terlingkup didalamnya
adalah usaha memanusiakan bahan alam mentah dan hasilnya. Membudayakan alam
memanusiakan hidup menyempurnakan hubungan keinsanian merupakan kesatuan yang
tak dapat dipisahkan, inilah inti dan batas kebudayaan.
Kebudayaan lama dan asli merupakan puncak kebudayaan diseluruh Indonesia, terhitung
sebagai kebudayaan bangsa Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan
adab,budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan bahan baru dari kebudayaan
asing yang dapat memperkaya kebudayaan bangsa sendiri. Serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa indonesia .

Kebudayaan Indonesia yang terdiri dari macam macam suku bangsa yang berbeda tetapi
setiap kebudayaan mempunyai ciri yang sama secara universal .yaitu tanpa membedakan
antara faktor rasa,lingkungan alam atau pendidikan .

Sifat umum yang berlaku bagi semua budaya adalah :
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari prilaku manusia
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lajhirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usia genenari yang bersangkutan
3. Budaya di perlukan oleh manusia dan diwujudkannya dalam tingkah lakuknya.
4. Budaya mencakup aturan aturan yang berisikan kewajiban kewajiban

tindakan-

tindakan yang terima dan ditolak , tindakan tindakan yang dilarang dan tindakan
tindakan yang di izinkan.

C. Manusia sebagai Pencipta Kebudayaan
Suatu kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia dengan isi alam ini.
Kebudayaan adalah pruduk manusia namun manusia adalah produk kebudayaan artinya
kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di
tengah kebudayaan yang diciptakannya dan kebudayaan akan terus hidup bila ada
manusia sebagai pendukungnya.
1. Guna Kebudayaan :
a. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya dengan akal budinya manusia

dapat mengembangkan kebudayaannya.
b. Manusia nhidup tergantung pada kebudayaannya sebagai hasil ciptaannya.
c. Kebudayaan memberikan pedoman ,norma aturan bagimanusia dan aturan bagi
manusia mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya yang memilki
kegunaan utama dalam melindungi lingkungan alamnya .
2. Kebudayaan memilki peran sebagai :
a. Suatupedoman hubungan antar manusia atau klompoknya .
b. Wadah untuk menyalurkan perasan perasaan dan kemampuan kemampuan .
c. Sebagai pembingbing kehidupan dan penghidupan manusia

d. Pembeda manusia dengan binatang .
e. Petujuk petunjuk bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku didalam
pergaulan .
f. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya berbuat,
bertindak dan menentukan sikapnya. Jika berhubungan dengan orang lain .
g. Sebagai modal dasar pembangunan.
Kebudayaan masyarakat sebagian besat dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan didalamnya.

Koencaraningrat membagi kebudayaan menjadi tiga bagian :
1. Wujud sebagai suatu komplek dari ide ide ,gagasan nilai nilai ,norma norma dan
peraturan. Wujud tersebut masih merupakan ide ide dari kebudayaan yang memilki sifat
abstrak tak dapat diraba dan tempatnya ada dialam pikiran warga masyarakat dimana
kebudayaan itu hidup .
2.Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek,aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat. Wujud ini diberinama Sistim sosial karena menyangkut tindakan
berpola dari manusia itu sendiri .Wujud ini dapat di foto, didokumentasikan karena sistim
sosial ini mendapat aktivitas manusia, dan berhubungan serta bergaul satu dengan yang
lainnya dalam masyarakat .
3.Wujud Kebudayaan sebagai karya manusia. Wujud ini sering pula disebut kebudayaan
fisik, contoh pendirain Candi Brobudur. Wujud kebudayaan ini merupakan perwujudan
kebudayaan yang bersifat kongrit dalam bentuk materi .
Subtansi (isi ) utama kebudayaan merupakan wujud abrak dari semua macam ide dan
gagasan manusia yang bermunculan di masyarakat yang memberi jiwa pada masyarakat
itu sendiri baik dalam bentuk berupa

: Sistim pengetahuan,Nilai,pandangan hidup,

kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan.

1.

Sistim Pengetahuan :

Sistim pengetahuan yang dimiliki manisia sebagai mahkluk sosial merupakan suatu
akumulasi dari perjalanan hidup nya dalam hal berusaha memahami :: a. Alam sekitar .b
Alam flora di daerah tempat tinggal .c Alam fauna didaeah tempat tinggal .d. Zat zat

bahan mentah dan benda benda dalam lingkungannya, e. Tubuh manusia f Ruang dan
waktu .
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan ,dicita citakan dan dianggp penting
oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat . Nilai tersebut dapat berupa nilai
kebenaran, nilai keindahan,nilai moral atau etis, dan nilai religius (Agama).
3. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup

Merupakan pedoman dari suatu bangsa atau masyarakat dalam

menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Pandangan hidup ini

mengandung konsep nilai kehidupan yang dicita citakan sehingga pandangan hidup
merupakan nilai nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh
individu kolompok atau bangsa.
4. Kepercayaan
Kepercayaan mengandung arti yang lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan yang maha Esa. Dasar kepercayaan :
a. Manusia memilki naluri untuk mengambakan diri yang maha tinggi

yang

dipandang mampu mengendalikan hidup manusia
b. Hal ini muncul karena manusia tidak mampu menghadapi tantangan hidup .
5. Persepsi
Persepsi merupakanSuatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata kata
yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.
6. Etos Kebudayaan
Etos Kebudayaan berarti watak, ciri khas. Etos sering tampak pada perilaku masyarakat
bisa seperti kegemaran warga dan bisa berupa berbagai benda budaya

hasil karya

mereka.

D. Memanusiakan Manusia
Kata “memanusiakan manusia” memiliki makna yang dalam, di mana konsep kata ini
menyentuh ke dalam seluruh dimensi kehidupan manusia.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memanusiakan manusia adalah upaya membuat
manusia menjadi berbudaya.
Memanusiakan manusia berarti memanusiakan sesama. Dengan memanusiakan antar
sesama, maka akan menguntungkan bagi diri sendiri dan orang lain.
Untuk memahami konsep memanusiakan manusia, manusia harus memahami konsep
keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, pengabdian, pandangan hidup,
keindahan, dan kegelisahan.
Memanusiakan manusia melalui pemahaman terhadap konsep
a. Keadilan
Keadilan adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan adalah
suatunkualitas hasil dari sesuatu perbuatan. Keadilan merujuk kepada suatu tindakan baik
yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Keadilan sama dengan kesetaraan, tidak
memandang perbedaan sebagai sesuatu hal yang dipermasalahkan. Siapa saja, di mana
saja, dan kapanpun setiap orang memiliki hak yang sama. Ada beberapa macam keadilan,
yaitu adil pada diri sendiri, pada sesama manusia, pada makhluk ciptaan Allah, alam, dan
benda mati lainnya, dan adil kepada Tuhan. Contohnya adalah hak yang sama di dalam
hukum.
Ciri-ciri atau karakteristik keadilan antara lain :
1) Adil (jus)
2) Bersifat hukum (legal)
3) Sah menurut hukum (lawful)
4) Tidak memihak (unpartial)
5) Sama hak (equal)
6) Layak (fair)
7) Wajar secara emosional (equitable)
8) Benar secara moral (righteous)

b. Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, di mana kata derita berasal dari bahasa Sansekerta,
dhra artinya menahan atau menanggung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
derita berarti menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan

adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai
eksistensi manusia di dunia. Karena pada dasarnya setiap manusia pasti dihadapi pada
sebuah masalah.

c. Cintakasih
Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas kasihan. Cinta
merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan
bentuknya yang khas manusiawi.
Menurut Ali Akbar (1995:194) dalam cinta kasih itu mengenal adanya istilah merawat
yaitu memelihara, meluruskan, dan meningkatkan
 “memelihara” agar tetap stabil
 “meluruskan” bila ia menyimpang dari arti yang sebenanrnya
 “meningkatkan” bila ia sudah mulai berkurang

d. Tanggung jawab
Tanggungjawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya adalah hakikat
keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh
kebahagiaan, di mana dengan mengerjakan tanggung jawab maka manusia itu sendiri bias
menikmati haknya.
Menurut M. Habib Mustopo, etal.(1998:192-194) bahwa eksistensi manusia sebagai
makhluk Tuhan, makhluk individu, dan makhluk sosial maka manusia mempunyai
tanggungjawab. Ada beberapa macam tanggung jawab yaitu
 Terhadap diri sendiri, contoh : menjaga kesehatan tubuh baik fisik maupun batin
 Keluarga, contoh : tidak mencoreng nama keluarga dengan perbuatan yang rusak
 Masyarakat, contoh : bersosialisasi, menjaga kebersihan lingkungan, dan lain-lain
 Tuhan YME, contoh : beribadah kepada-Nya

e. Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal memperhamba diri kepada tugas-tugas yang
dianggap mulia. Mengikhlaskan diri terhadap hal yang dikerjakan sehingga tidak
menimbulkan keterpaksaan.

Pengabdian juga merupakan perihal mengabdi dan penghambaan diri. Bentuk perbuatan
baik manusia berupa pikiran, pendapat, serta tenaga sebagai wujud kesetiaan.

f. Pandangan hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia dalam hubungannya
dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam tempat kita berdiam. Pandangan hidup
hampir sama dengan prinsip hidup.
Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut ileh suatu masyarakat secara selektif oleh
para individu, golongan dalam masyarakat (Koentjoroningrat, 1980). Nilai-nilai tersebut
meliputi cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Pandangan hidup biasanya berasal dari agama, berupa idiologi, atau mungkin
hasil renungan dari pengalaman atau kejadian di sekitarnya.

g. Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, elok, molek, dan
sebagainya. Keindahan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Keindahan identic
dengan kebenaran.
Eksistensi manusia didunia diliputi dan digairahkan oleh keindahan. Manusia tidak hanya
penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan. Manusia menciptakan
kekreatifitasan sehingga banyak hal-hal unik yang terjadi di sekitarnya.

h. Kegelisahan
Kegelisahan merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram hati maupun
perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah laku, dan merupakan salah
satu ekspresi kecemasan. Kegelisahan bias berarti bahwa manusia itu menyadari dan
merasakan adanya ketidakberesan di sekitarnya, sehingga manusia itu sendiri memiliki
niat untuk memperbaikinya. Contoh dari kegelisahan adalah merasa terasingkan dari
lingkungannya.
Situasi-situasi hidup hidup yang bisa mendatangkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan
ketidaktenangan yaitu :
1) Keadaan jasmani yang kurang baik

Cacat jasmani menyebabkan manusia merasa tidak percaya diri, malu bahkan
berusaha mengingkari diri.
2) Kemiskinan
Kondisi ini dapat menyebabkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan ketidaktenangan
3) Situasi perempuan
Di berbagai belahan bumi, perempuan merasa belum dipperlakukan secara adil. Atuan
budaya, bahkan agama, masih dianggap memperlakukan mereka secara diskriminatif
4) Malapetaka
Malapetaka yang paling ditakuti orang adalah perang, dimana akibat dari perang itu
menimbulkan kegelisahan yang pada akhirnya merupakan suatu penderitaan.
Memang tidak ada batasan atau ukuran pasti kita sudah melakukan hal “Memanusiakan
manusia”. Tidak ada juga ukuran yang pasti kita melakukan hal yang “Tidak
Memanusiakan Manusia”. Ukuran ini terkait dengan rasa prikemanusiaan yang ada dalam
diri kita.
Ada tiga orang yang dapat dijadikan contoh dalam makalah ini yakni mendiang KH.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dan
dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Gus Dur disebut telah “Memanusiakan Manusia” karena sikap mantan presiden RI ini
yang berpegang pada nilai keadilan, kesetaraan serta nilai persaudaraan. Gus Dur sosok
pemimpin, pembela rakyat marjinal, pembela minoritas agama etnis yang hak-haknya
terhalangi baik dalam berkeyakinan, beragama atau mendirikan rumah ibadah. Selain itu,
keyakinannya pada iman yang terbuka sehingga mengembangkan Pluralisme.
Jokowi, terlihat dari cara memindahkan pedagang kaki lima kala menjabat sebagai
Walikota Surakarta. Tanpa menggusur secara paksa, pedagang kaki lima pindah. Di
Jakarta

pun,

setelah

menjabat

Gubernur,

ia

membangun

tanpa

menggusur.

Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Achmad Sodiki bahkan menyebut Jokowi
menerapkan konsep “Memanusiakan Manusia”.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini pun demikian. Ia dinilai memanusiakan warga karena
aktivitasnya keluar-masuk lokalisasi untuk membujuk para pekerja seks komersial untuk
berganti profesi. Ia datang pada siang hari, sore atau malam. Tekadnya, ia ingin
mengurangi lokalisasi di kota Surabaya, tetapi tidak memilih cara menggusur. Ia turun
langsung, mengajari para pekerja seks itu dengan aneka keterampilan.

E. Proses Pembudayaan

a. Proses Internalisasi
Proses internalisasi dimaksud proses panjang sejak seorang individu dilahirkan, sampai ia
hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala
perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidupnya.
Dalam pengertian lain, internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin
atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau
nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:
439).
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gen-nya untuk mengembangkan
berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadian individunya,
tetapi wujud dan pengaktifan dari berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat
dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang berada dalam sekitaran alam dan
lingkungan sosial maupun budayanya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam
kepribadian seorang bayi kecil pada saat ia dilahirkan keluar dari kandungan ibunya,
adalah perasaan puas dan tak puas. Sekitaran yang berada di luar kandungan ibu dimana
ia sekonyong-konyong berada itu memberi pengalaman tidak puas yang pertama kepada
si individu yang baru itu. Baru setelah ia dibungkus dengan selimut dan diberi
kesempatan untuk menyusu, maka rasa tak puas itu dipuaskan, dan perasaan puas pun
dialaminya. Kemudian setiap kali ia terkena pengaruh – pengaruh lingkungan yang
menyebabkan rasa tidak puas tadi ia akan menangis, dan setiap kali juga selimut dn susu
mendatangkan rasa puas tadi. Secara sadar si bayi telah belajar untuk tidak hanya
mengalami, tetapi juga mengetahui cara bagaimana mendatangkan rasa puas, ialah
dengan menangis.

b. Proses sosialisasi

Proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan
dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak – anak hingga
masa tuanya belajar pola – pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu
sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat
baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.
Proses sosialisasi antara golongan sosial yang satu dengan yang lain akan berbeda.
Sebagai contoh bayi yang diasuh dalam keluarga kaum buruh dalam kota – kota industri
besar di Amerika Serikat. Tokoh ayah dalam keluarga kaum buruh tidak terlalu penting
dalam proses sosialisasi pertama dari bayi, karena ayah sudah berangkat ke pabrik pagi –
pagi sebelum si bayi bangun, sedang siang ia tidak pulang untuk makan, dan baru
kembali pada malam hari apabila bayi sudah akan ditidurkan. Hanya pada hari Sabtu dan
Minggu bayi mengalami pengaruh kehadiran ayahnya.
Contoh lain dari suatu proses sosialisasi yang lain akan dialami misalnya oleh bayi yang
diasuh dalam keluarga – keluarga dari berbagai suku bangsa di Irian Jaya. Di sana bayi
pada waktu yang sangat muda seringkali sudah akan berhadapan dengan berbagai wanita
lain selain ibunya, yang segera setelah ia merasa kuat untuk bekerja kembali, akan pergi
ke kebun ubi tiap hari dengan membawa bayinya untuk bekerja. Bayinya diikat di atas
punggungnya, dan selama waktu istirahat bayi itu selalu dikerumuni serta banyak
mendapat perhatian dari para wanita lain di kebun.
Demikianlah para individu dalam masyarakat yang berbeda akan mengalami juga proses
sosialisasi yang berbeda, karena proses sosialisasi itu banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan.

c. Proses enkulturasi

Proses ini dapat juga kita terjemahkan dengan suatu istilah Indonesia yang cocok sekali,
yaitu

“pembudayaan”.

Dalam

bahasa

Inggris

juga

dipergunakan

istilah

“institutionalization”. Dalam proses itu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikapnya dengan adat – adat, sistem, norma, dan peraturan – peraturan
yang hidup dalam kehidupannya.
Sejak kecil proses enkulturasi itu sudah dimulai dalam alam pikiran warga suatu
masyarakat, mula – mula dari orang – orang di dalam lingkungan keluarganya, kemudian
dari teman – temannya bermain. Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat
permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya
dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik
perhatiannya dan yang konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia
mempelajari unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Apakah perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi? M.J.Herskovits berpendapat
bahwa perbedaan antara enculturation (enkulturasi) dengan sosialization (sosialisasi)
adalah sebagai berikut :
1) Enculturation (enkulturasi) adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar
maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
2) Sosialization (sosialisasi) adalah suatu proses bagi seorang anak untuk menyesuaikan
diri dengan norma-norma yang berlaku dalam keluarganya.
Secara singkat perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi
seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan
kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu melakukan proses penyesuaian diri
dengan lingkungan sosial.

d. Proses difusi
Proses Difusi adalah saat penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka
bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia. Namun, penyebaran unsur-unsur
kebudayaan juga bias tanpa melalui perpindahan kelompok-kelompok manusia atau
bangsa dari suatu tempat ke tempat lain, namun karena ada individu-individu tertentu
yang membawa unsur-unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali. Bentuk difusi yang lain
adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan berdasarkan pertemuan antara-antara
individu-individu dalam suatu kelompok manusia dengan individu-individu kelompok
tetangga. Dan pertemuan- pertemuan kelompok ini dapat dengan berbagai cara.
Cara yang pertama adalah hubungan di mana antara bentuk dari kebudayaan masingmasing hampir tidak berubah. Hubungan ini disebut hubungan symbiotic. Cara yang lain
adalah bentuk hubungan yang disebabkan karena perdagangan, tetapi dengan akibat yang
lebih jauh dari hubungan symbiotic.

e. Proses Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi adalah konsep mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Jika masalah tentang akulturasi diringkas, ada lima golongan masalah yang akan tampak,
yaitu :
1. Masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan
proses akulturasi dalam suatu masyarakat;

2. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima, dan
unsur-unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima;
3. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan
unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan
asing;
4. Masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan
individu-individu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan
asing;
5. Masalahmengenai ketegangan-ketegangan dan krisisi-krisis sosial yang timbul
sebagai akibat akulturasi.
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada : (i) golongan-golongan manusia
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, (ii) saling bergaul secara langsung
secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga (iii) kebudayaan-kebudayaan golongangolongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Ada faktor-faktor yang menghambat proses asimilasi. Factor-faktor itu adalah : (i) kurang
pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi, (ii) sifat takut terhadap kekuatan dari
kebudayaan lain; (iii) perasaan superioritas pada individu-individu dari suatu kebudayaan
terhadap yang lain.
f. Proses Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energy,
dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua
akan mneyebabkan adanya system produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru.

Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses sosial yang panjang yang melalui
dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. Suatu discovery adalah suatu penemuan
dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru, suatu ide baru
yang diciptakan oleh seorang individu, atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam
masyarakat yang bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat
sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu.
Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam rangka kebudayaan di mana penemuan
tadi terjadi. Hal ini disebabkan karena suatu penemuan baru jarang merupakan suatu
perubahan mendadak dari keadaan tidak ada menjadi keadaan ada. Suatu penemuan baru
biasanya berupa suatu rangkaian panjang, dimulai dari penemuan-penemuan kecil yang
secara akumulatif atau secara bertimbun menjadi banyak. Proses inovasi itu juga
merupakan suatu proses evolusi, bedanya ialah bahwa dalam proses evolusi individuindividu itu pasif, bahkan sering bersifat negatif.

F. Perubahan Kebudayaan Lokal Menuju Global

a. Pengertian Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau bangsa
dalam hal ini adalah indonesia yang merupakan tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
masyarakat.
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki
bersama oleh warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, normanorma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa
keindahan (Soelaeman,2001:46).

Pada dasarnya, kebudayaan itu bersifat adaptif, artinya kebudayaan itu akan berubah
mengikuti tuntutan-tuntutan yang dihadapinya. Kebudayaan juga berpola mantap, artinya
perubahan kebudayaan biasanya memakan waktu beberapa generasi.
Globalisasi oleh sebagian masyarakat sering diartikan sebagai gagasan tentang
penyeragaman dan standarisasi dunia melalui teknologi, perdagangan dan sinkronisasi
budaya dengan budaya yang berasal dari Barat. Selain itu, globalisasi juga sering
dihubungkan dengan sifat-sifat modern, dan sifat-sifat modern selama ini selalu
dihubungkan dengan budaya Barat. Oleh karena itu, budaya yang berasal dari Barat
selalu dianggap sebagai ciri dari masyarakat modern dan global.

b. Sebab-sebab terjadinya perubahan budaya


Sebab - sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri. Misalnya:
perubahan jumlah dalam komposisi penduduk.



Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain berubah lebih cepat.



Penemuan baru atau inovasi dari yang telah ada . hal ini karena kreatifitas dalam
rangka adaptasi dengan perkembangan zaman



Adanya ynsur-unsur kebudayaan yang tudak cocok lagi dengan lingkungan lalu
ditinggalkan atau diganti dengsn yang lebih baik



Apabila terjadi kegagalan dalam pewarisan dari satu generasi ke generasi lain
sehingga terdapat unsur-unsur budaya yang hilang.

c. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Indonesia
Pengaruh budaya global di Indonesia sangat nampak sekarang ini dan mempengaruhi
segala aspek kehidupan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dan penyebaran
budaya global sangat cepat sebagai akibat dari pengiriman informasi yang cepat dan
mudah (globalisasi informasi) oleh penggunaan media elektronik yaitu: radio, tv, telp, hp,
jaringan internet, dll. Sehingga berdampak ruang dan waktu menjadi kecil, para ahli
menyebutnya time-space compression (menyusutnya ruang dan waktu). Budaya global

adalah budaya kompetisi dengan menggunakan standar kualitas internasional, contohnya
dari produk barang dan jasa sampai gaya hidup keseharian seakan dipaksa untuk
mengikuti standar yang bersifat global. Sehingga interasi antar budaya semakin tinggi
mendorong terjadinya difusi dan akulturasi secara cepat, masyarakat dan kebudayaan
Indonesia tidak bisa menolak atau menghindarinya karena teknologi informasi telah
menjangkau seluruh wilayah nusantara.
Mencuatnya globalisasi berdampak terhadap manifestasi kebudayaan bangsa-bangsa
sebagai kelanjutan dari makin meningkatnya pertemuan antar budaya sedunia. Pengaruh
antar budaya tidak timbal balik melainkan satu arah dimana negara yang mempunyai
keunggulan dalam penguasaan teknologi berarti mempunyai kemampuan untuk
memperkenalkan berbagai gagasan serta memperagakan gaya hidup secara masal dan
global. Sehingga pihak yang didukung teknologi tinggi berfungsi sebagai pengalih
(transmitter) sedangkan pihak yang belum maju cenderung menjadi penerima (receiver)
dan pihak penerima sering kali kurang kritis, cenderung menerima sebagai model gaya
hidup masyarakat yang dianggap maju. Mulai dari cara memilih makanan, berpakaian,
juga berpenampilan. Contohnya generarasi muda sekarang lebih memilih makanan
berbau luar negeri seperti pizza, burger, steak, chicken, dll. Para selebritis juga memilih
pakaian “kurang bahan” seperti model dunia yang akhirnya dicontoh oleh masyarakat.
Gaya hidup masyarakat sudah sangat konsumtif, masyarakat sering membeli barang
bukan karena kebutuhan tetapi karena gengsi atau dianggap lebih gaul dan keren.
Pada kenyataanya globalisasi malah lebih banyak mengorbankan budaya daerah termasuk
budaya lokal. Budaya global sulit diimbangi karena didukung oleh modal kuat serta
teknologi tinggi sedangkan budaya daerah hanya bisa bertahan secara tradisional. Karena
tidak ada yang menyediakan modal. Contohnya anak-anak lebih suka tokoh-tokoh dari
cerita yang ada dalam produk budaya global (seperti: doraemon, naruto, badman, dll) dari
pada tokoh-tokoh dari budaya daerah. Dan anak-anak juga lebih memilih produk
mutakhir dengan beragam merk terkenal di dunia sehingga anak-anak tak disadari
tumbuh menjadi generasi konsumtif. Apalagi dengan adanya internet anak-anak dapat
menjelajahi dunia yang tak terbatas ruang dan waktu. Dunia anak pun menjadi semacam
dunia yang tidak terkendali dan terbatas. Akibatnya identitas diri sebagai anak Indonesia

telah terkikis dan lama-kelamaan akan hilang jika kita tidak menyadari akan pentingnya
untuk membimbing dan menanamkan nilai-nilai budaya luhur pada anak.
d. Sikap Bangsa Indonesia dalam Menyikapi Budaya Global
Gejala-gejala diatas menyebabkan perubahan budaya dari tingkat lokal sampai tingkat
nasional. Budaya lokal sebagai bagian dari kebudayaan suku bangsa secara umum
berfungsi sebagai bagian dari kebudayaan suku bangsa secara umum berfungsi sebagai
sarana penanaman nilai-nilai luhur bangsa pada generasi muda lewat pendidikan di
lingkungan keluarga. Lewat keluargalah nilai-nilai budaya, norma, adat-istiadat, pranatapranata sosial, dsb ditanamkan sejak dini. Maka akan terbentuk individu-individu yang
mempunyai akar kuat pada budaya sendiri sehingga dapat sebagai filter dari pengaruh
budaya global. Sehingga dalam menyikapi budaya global harus tertanam nilai-nilai luhur
budaya bangsa dengan kuat. Agar identitas diri sebagai bangsa Indonesia semakin kuat
dan teguh pendirian sehingga tidak terpengaruh dampak negatif dari budaya global.

PENUTUP
KESIMPULAN
1. Akal adalah kemampuan berpikir manusia
2. Budi diartikan sebagai batin manusia panduan akal dan perasaan yang dapat
menimbang baik dan buruk segala sesuatu.
3. Fungsi akal dan budi adalah untuk berpikir guna memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupannya.
4. Budaya adalah sebuah ide, gagasan dan pemikiran manusia.
5. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari ide, pemikiran manusia itu sendiri.

6. kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia alam.
7. Kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat
hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya.
8. Memanusiakan manusia adalah upaya membuat manusia menjadi berbudaya.
Dapat dilakukan melalui pendalaman keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung
jawab, pengabdian, pandangan hidup, keindahan, kegelisahan
9. Proses pembudayaan dapat terjadi melalui internalisasi , sosialisasi , enkulturasi ,
difusi, akulturasi dan asimilasi
10. Kebudayaan itu akan berubah mengikuti tuntutan-tuntutan yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rayindha Lintang Pangesti. Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi. 17 oktober 2012
Juli Ardi Bachtiar. Enkulturasi dan Sosialisasi. 30 Maret 2011
http://www.tni.mil.id/view-12070-berjuang-memanusiakan-manusia.html (Diakses pada :
15 September 2013)
http://imamarliana-ilmusosialdanbudayadasar.blogspot.com/2011/06/materi-kuliah-isbdperdana-pembuka.html (Diakses pada : 15 September 2013)
http://ariekisbd.blogspot.com/ (Diakses pada : 15 September 2013)
http://sitihalimah2b.blogspot.com/2010/06/memanusiakan-manusia-melaluipemahaman.html (Diakses pada : 15 September 2013)
http://irwandasyahputra.blogspot.com/2012/04/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html?
q=manusia (Diakses pada : 15 September 2013) (Diakses pada : 15 September 2013)
http://sosbud.kompasiana.com/2013/04/05/memaknai-kata-memanusiakan-manusia543137.html (Diakses pada : 15 September 2013)

http://ilmusosialdasar-lintang.blogspot.com/2012/10/internalisasi-belajar-danspesialisasi.html (Diakses pada: 13 september 2013, 15:42 WIB)
http://juliardibachtiar.wordpress.com/2011/03/30/enkulturasi-dan-sosialisasi/
pada: 13 september 2013, 15:12 WIB)

(Diakses