Bahan Ajar Ergonomi Industri

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Profil lulusan Program Studi Teknik Industri Universitas Hasanuddin merujuk kepada bidang pekerjaan atau jenis pekerjaan yang berkaitan dengan langsung dengan industri. Adapun profil lulusan yang diharapkan dapat berperan sebagai:

1. Operational Engineer

2. Plant Engineer

3. Industrial Designer

4. Quality Control Engineer

5. Project Engineer

6. Researcher / dosen

7. Konsultan Industri

8. Entrepreneur Untuk mencapai peran tersebut lulusan sarjana Program Studi Teknik Industri diharapkan bersifat sebagai integrator, team worker, creative dan adaptif. Nilai lebih lulusan Teknik Industri terletak pada kemampuan untuk berpikir integral atau secara system, dan pada saat yang bersamaan mampu mengoptimalkan detail atau elemen system tersebut. Prospek alumni Program Studi Teknik Industri selalu terbuka luas mengingat kebutuhan akan sarjana dibidang ini sangat dibutuhkan dalam menunjang kebutuhan industri. Jenis industri yang dapat menjadi prospek pekerjaan bagi alumni tidak terbatas pada beberapa jenis industri saja, tetapi meliputi seluruh jenis industri maupun jasa.

B. KOMPETENSI LULUSAN

Kurikulum pendidikan teknik industri harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu menunjukkan kemampuan merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dan memperbaiki sistem integral yang terdiri dari Kurikulum pendidikan teknik industri harus mampu menghasilkan lulusan yang mampu menunjukkan kemampuan merancang, mengembangkan, mengimplementasikan dan memperbaiki sistem integral yang terdiri dari

pendekatan analitik, komputasional dan eksperimen yang sesuai ( http://www.abet.org ).

sistem

menggunakan

Kompetensi Utama (U)

1. Menerapkan pengetahuan: matematika, sain, ilmu sosial, dan asas enjiniring untuk memecahkan persoalan teknik industri.

2. Menggunakan alat-alat pokok analitikal, komputasional, dan/atau eksperimental untuk memecahkan persoalan teknik industri.

3. Merencanakan, merancang, memperbaiki, dan/atau mengoperasikan suatu: sistem integral yang merupakan persoalan teknik industri.

4. Mengintegrasikan komponen dan/atau proses suatu sistem manufaktur yang meliputi: bahan, mesin dan peralatan, sumber daya insani, energi, informasi, dan/atau modal.

Kompetensi Pendukung (P)

1. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok yang bersifat multidisiplin.

2. Menggunakan teknik, keterampilan, dan/atau tools untuk: mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis, dan/atau memecahkan persoalan teknik industri.

3. Menanamkan kesadaran tentang tanggung jawab profesional dan etikal.

4. Menumbuhkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.

Kompetensi Lain-Lain (L)

1. Menumbuhkan penguasaan wawasan yang luas sehingga dapat memahami dampak penerapan keilmuan teknik industri terhadap konteks global/sosial.

2. Menanamkan kesadaran tentang pentingnya belajar berkelanjutan.

3. Membahas isu kontemporer.

4. Memberikan penguasaan untuk menerapkan teknik dan analisis baru dan/atau teknologi manufaktur maju, yang diperlukan dalam menjalankan praktek profesi keteknik-industrian.

C. ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN

Bahan ajar sebagai salah satu materi utama dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting keberadaaannya. Ketersediaan bahan ajar sangat membantu baik pihak pengajar maupun pihak yang diajar, agar proses perkuliahan dapat berjalan efektif dan efisien. Bagi pihak pengajar, ketersediaan bahan ajar memudahkan untuk memastikan bahwa keseluruhan aspek bahan mengajar tidak luput untuk disajikan. Di samping itu, dengan adanya bahan ajar, materi perkuliahan akan lebih konsisten, walaupun terjadi penggantian dosen / pengajar. Bagi mahasiswa, manfaat dari ketersediaan bahan ajar adalah memudahkannya untuk mendapatkan content perkuliahan dengan lebih detail, sehingga diharapkan dapat berujung pada meningkatnya prestasi mahasiswa.

Mata kuliah Ergonomi Industri merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan dalam Program Studi Teknik Industri. Peserta Mata Kuliah ini rata- rata adalah sebanyak 20 orang mahasiswa dalam satu kelas. Nilai rata- rata kelas adalah B- (66 – 70). Dengan belum tersedianya bahan ajar selama ini, tingkat kesulitan mahasiswa cukup tinggi untuk dapat mendapatkan material perkuliahan Ergonomi Industri dengan lengkap dan detail. Buku-buku text Ergonomi Industri sejauh ini masih sulit didapatkan di toko-toko buku di Makasar, dan jika ada dijual dengan harga yang cukup tinggi dan sebagian besar dalam Bahasa Inggris. Untuk memudahkan mahasiswa, selama ini dosen menyediakan hand out Mata Kuliah, atau membagi mahasiswa dalam kelompok untuk mempresentasikan topik tertentu yang diambil yang diambil dari bab tertentu dalam satu buku. Dengan cara ini mahasiswa tidak perlu membeli buku yang cukup mahal, dan dapat memahami secara garis besar seluruh topik melalui presentasi kelompok lain. Tetapi cara ini menyulitkan mahasiswa untuk mendapatkan pemahaman secara lengkap tentang topik-topik tersebut. Atas dasar inilah, penyusunan bahan ajar Mata Kuliah Ergonomi Indusri dipandang sangat penting untuk dilakukan.

RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KBK MATA KULIAH: ERGONOMI

Kompetensi Utama

5. Merencanakan, merancang, memperbaiki, dan/atau mengoperasikan suatu: sistem integral yang merupakan persoalan teknik industri.

6. Mengintegrasikan komponen dan/atau proses suatu sistem manufaktur yang meliputi: bahan, mesin dan peralatan, sumber daya insani, energi, informasi, dan/atau modal.

Kompetensi Pendukung : Menggunakan teknik, keterampilan, dan/atau tools untuk: mengidentifikasi,

merumuskan, menganalisis, dan/atau memecahkan persoalan teknik industri.

MING- SASARAN

KRITERIA Bobot Nilai GU KE PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN PENILAIAN

Membuat landasan

Informasi Kontrak

Ice Breaking

yang efektif untuk

dan Tujuan,

Membentuk

proses pembelajaran

Manfaat, Rencana

Kelompok kerja dan

I selanjutnya

Pembelajaran dan

memilih ketua secara

keterkaitan dengan

demokratis

Mata Kuliah lain

Ketepatan pengertian

− Mampu memahami

Kuliah + Tugas

pemakaian biomekanika

Kajian Pustaka

konsep dgn penerapannya

dan

(PjBL) + presentasi

contoh; dalam perancangan kejelasan sistem kerja uraian; − Mampu mengukur

konsumsi

kemutakhiran manusia

II, III bekerja

pustaka. 10 − Mampu menghitung

MANUAL

HANDLING

beban yang optimal menurut

ketahanan tubuh. − Mampu memahami

postur

manual

handling yang baik

− Mampu mengukur

Ketepatan konsumsi energi

Kuliah + Tugas

pemakaian manusia ketika

Kajian pustaka

konsep dgn bekerja

(PjBL) +Presentasi

contoh; − Mampu memahami

kejelasan siklus fisiologi

uraian; manusia ketika

kemutakhiran melakukan

bahan

pekerjaan pustaka.

ASPEK FISIOLOGIS

DAN PSIKOLOGIS

− Memiliki

IV,V

10 pemahaman tentang

MANUSIA DALAM

BEKERJA

cara mengelola

kelelahan dalam bekerja

− Mampu merancang sistem kerja yang dapat meminimumkan kelelahan

Studi kasus +

Kejelasan

presentasi (case

langkah

study)

pemecahan kasus;

Mengevaluasi kejelasan pencapaian sasaran

alasan; VI, VII

20 pembelajaran yang

UTS

ketepatan telah dilakukan

langkah dan alasan; ketelitian; kemampuan analogi

− Mampu memahami

Kejelasan aspek-aspek

Kuliah+Studi Kasus

langkah lingkungan

(PjBL) +presentasi

pemecahan yang

kerja

kasus; diperhatikan dalam

harus

kejelasan perancangan sistem

alasan; VIII, IX

LINGKUNGAN

ketepatan 10

kerja yang baik

KERJA

langkah dan lingkungan

− Mampu merancang

alasan; yang kondusif dan

kerja

ketelitian; tidak berbahaya kemampuan

analogi − Mampu melakukan

Ketuntasan pengukuran

Kuliah+Tugas

Gagasan pada anthropometri.

merancang produk

rancangan; − Mampu

(PjBL) +presentasi

Kreativitas; menggunakan data

Kerja sama X, XI

10 anthropometri yang

ANTHROPOMETRI

Tim pada sesuai untuk

presentasi. kenyamanan dan keamanan pemakainya

Ketuntasan - Mampu

Kuliah+Tugas

Gagasan pada merancang control ANALISA DAN

memilih,

merancang display

display dari yang sesuai dengan PERANCANGAN

(PjBL) +presentasi

model yang kegunaannya

dipilih; XII, XIII

KONTROL DAN

10 - Mampu merancang DISPLAY YANG

Kreativitas; display

Kerja sama ergonomis

yang ERGONOMIS

Tim pada presentasi.

− Mampu

Kejelasan memahami

Kuliah+Studi Kasus

langkah hubungan

(PjBL) +presentasi

pemecahan makro

antara

kasus; dengan ergonomic

ergonomi

kejelasan mikro

alasan; − Mampu

ketepatan XIV,XV

MAKRO

memahami metode ERGONOMI langkah dan 10

CRT dan MOQS alasan; − Mampu

ketelitian; memahami

kemampuan penerapan Kaizen

analogi dalam perusahaan

Studi kasus +

Kejelasan

presentasi (case

langkah

study)

pemecahan kasus; kejelasan

alasan; XVI

Mengevaluasi seluruh

Uji kompetensi dan

20 sasaran pembelajaran

remedial

ketepatan langkah dan alasan; ketelitian; kemampuan analogi

TOTAL 100

BAB II OVERVIEW ERGONOMI

A. PENDAHULUAN

Sasaran Pembelajaran: − Mampu memahami pengertian ergonomi − Mampu memahami perkembangan sejarah keilmuan ergonomi − Mampu memahami bidang-bidang penerapan ergonomi

B. PENGERTIAN ERGONOMI

Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979).

Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan perempuan, utuh atau cacad tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja manusia Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick dan Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan adanya data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia, baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan perempuan, utuh atau cacad tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik manusia sangat berpengaruh pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja manusia

C. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU ERGONOMI

− 1800-1900 à prioritas utama pada optimasi produksi − PD I à didominasi oleh ahli psikologi − PD II à banyak kegagalan dalam perang akibat disain peralatan yang

salah − 1949 à textbook pertama tentang ergonomi − 1957 à organisasi ergonomi (HFS) berdiri

D. PENERAPAN ILMU ERGONOMI

Penyelidikan ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni :

1) Penyelidikan tentang tampilan/display. Penyelidikan pada suatu perangkat (interface) yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang,

2) Penyelidikan tentang aspek biomekanika dan kekuatan fisik manusia. Penyelidikan dengan mengukur ketahanan serta keterbatasan fisik manusia pada saat kerja.

3) Penyelidikan tentang aspek fisiologis dan psikologis manusia dalam bekerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan system kerja yang lebih sesuai dengan kelebihan dan keterbatasan manusia, dengan memahami aspek fisiologis dan psikologis.

4) Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Meliputi penyelidikan mengenai kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya, kebisingan, temperatur, dan suara.

5) Aspek makro ergonomi. Aspek ini merupakan tahapan perkembangan 5) Aspek makro ergonomi. Aspek ini merupakan tahapan perkembangan

Berkenaan dengan penyelidikan tersebut, beberapa disiplin ilmu ergonomi yang terlibat antara lain anatomi dan fisiologi (struktur dan fungsi pada manusia), antropometri (ukuran-ukuran tubuh manusia), fisiologi psikologi (sistim syaraf dan otak manusia), dan psikologi eksperimen (perilaku manusia). Studi tentang psikologi eksperimen dalam desain diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dimensi/ukuran tubuh manusia (misalnya saja kebiasaan, perilaku dan budaya manusia duduk, berdiri, mengambil sesuatu, dan bergerak), sehingga didapatkan ukuran yang tepat agar tidak terjadi kekeliruan data dalam perencanaan desain. Psikologi dijadikan studi karena dianggap penting untuk menelaah perilaku dan hal-hal yang dipikirkan oleh manusia sebagai pengguna desain. Seperti yang diungkapkan Ching (1987) dalam perencanaan desain mebel, manusia adalah faktor utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala mebel. Untuk memperoleh manfaat dan kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas, mebel harus dirancang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktivitas dan sifat aktivitas yang dijalani.

Pengambilan data ukuran yang keliru mengakibatkan kegagalan desain, struktur dan fungsi tubuh manusia terganggu dan berubah, bahkan yang paling vital mengakibatkan terganggunya sistem otak dan saraf. Misalnya dalam perancangan desain kursi, Suparto (2003) mengungkapkan hal penting yang diperhatikan dalam perancangan yaitu memperhatikan kemampuan elemen-elemen kursi untuk menanggapi dan membentuk keseimbangan dan kestabilan pada saat orang duduk di atasnya. Pusat gravitasi tubuh pada saat duduk tegak berada sekitar 22 cm di muka dan 24 cm di atas titik acuan duduk (titik acuan duduk adalah perpotongan bidang sandaran dan alas duduk), sedangkan pada saat berdiri tegak pusat gravitasi akan berada 10 cm di depan dan sekitar 15 cm di atas titik acuan duduk. Jadi perancangan dudukan yang terlalu tinggi atau rendah akan berpengaruh buruk pada kenyamanan, mengurangi keseimbangan duduk, kelelahan pada daerah punggung khususnya tulang belakang, bahkan bahaya yang lebih besar adalah terjadinya hambatan dalam sirkulasi darah atau gumpalan darah

(thrombophlebitis). Secara ringkas, kerugian akibat tidak menerapkan prinsip ergonomi dalam system kerja adalah sebagai berikut: • Biaya medis yang tinggi • Output produksi yang lebih rendah • Kualitas kerja yang rendah • Meningkatnya turnover pekerja • Penurunan penjualan

E. EVALUASI ERGONOMI DALAM PERANCANGAN DESAIN

Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia agar bisa terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah ‘man made object’ (Sritomo, 2000). Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke upaya pencapaian sebuah perancanganan desain suatu produk yang memenuhi persyaratan ‘fitting the task to the man’ (Granjean, 1982), sehingga setiap rancangan desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni perihal keselamatan, kesehatan, keamanan maupun kenyamanan. Sama seperti yang diungkapkan Sritomo (2000), desain sebelum

dahulu dilakukan kajian/evaluasi/pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis fungsional, maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas, evaluasi ergonomis, dan marketing.

Untuk melaksanakan kajian atau evaluasi (pengujian) bahwa desain sudah memenuhi persyaratan ergonomis adalah dengan mempertimbangkan faktor manusia, dalam hal ini ada empat aturan sebagai dasar perancangan desain, yakni :

1. Memahami bahwa manusia merupakan fokus utama perancangan desain, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan struktur anatomi (fisiologik) tubuh manusia harus diperhatikan, demikian juga dengan dimensi ukuran tubuh (anthropometri).

2. Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi dalam perancangan desain (studi 2. Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi dalam perancangan desain (studi

3. Pertimbangan mengenai kelebihan maupun kekurangan (keterbatasan) yang berkaitan dengan kemampuan fisik yang dimiliki oleh manusia di dalam memberikan respon sebagai kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan pengaruhnya dalam perancangan desain.

4. Mengaplikasikan semua pemahaman yang terkait dengan aspek psikologik manusia sebagai prinsip-prinsip yang mampu memperbaiki motivasi, attitude, moral, kepuasan dan etos kerja.

F. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian dari ergonomi!!

2. Sebutkan bidang-bidang penerapan ergonomi!!

3. Sebutkan kerugian bila suatu system kerja mengabaikan aspek ergonomi!!

4. Jelaskan tahap-tahap sejarang perkembangan ilmu ergonomi!!

G. DAFTAR PUSTAKA

Galer, I.A.R, Applied Ergonomics Handbook, Butterworths, London, 1989 Kroemer, K.H.E., et al. Ergonomics: How to Design For Ease and Efficiency. Prentice Hall. New Jersey. 1994 Mc. Cormick & Ernest J..Human Factors in Engineering and Design. Mc Graw Hill. New York. 1993 Niebel,B.W.and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th Ed; Mc Graw-Hill. New York.1999. Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik TataCara Kerja,MTI-ITB, 1979

BAB III BIOMEKANIKA DAN MANUAL HANDLING

A. PENDAHULUAN

Sasaran Pembelajaran: − Mampu memahami pengertian biomekanika dan penerapannya dalam

perancangan sistem kerja − Mampu mengukur konsumsi energi manusia ketika bekerja − Mampu menghitung beban yang optimal menurut jenis pekerjaan sesuai ketahanan tubuh. − Mampu memahami postur manual handling yang baik

B. BIOMEKANIKA

B.1. PENGERTIAN BIOMEKANIKA

Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika dari gerakan–gerakan tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antar keilmuan mekanika, anthropometri, dan dasar ilmu kedokteran (biologi dan fisiologi). Menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktivitas sehari- hari. Menurut Caffin dan Anderson (1984), occupational biomechanics adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar pekerja dan peralatannya, lingkungan kerja dan lain-lain untuk meningkatkan performansi kerja dan meminimisasi kemungkinan cidera.

Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika merupakan salah satu dari Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika merupakan salah satu dari

Walaupun biomekanik berdasarkan pada prinsip fisika dan matematika yang dikembangkan pada tahun 1600an dan 1700an oleh Galileo, Newton, Descrates, Euler dan lainnya, penelitian pertama biomekanika berhubungan dengan fungsi otot dan tulang dari pada tubuh manusia telah ada di awal tahun 1500an oleh Leonardo Da vinci.

Prinsip biomekanik dapat diaplikasikan pada system tubuh manusia yang istirahat,biasa disebut Statik, atau system tubuh yang bergerak disebut dinamik. Dalam system ini tubuh dapat didorong atau ditarik oleh sebuah aksi yang biasa disebut gaya. Dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan hokum Newton.

Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Dalam biomekanika banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untuk dapat menopang perkembangan biomekanika. Disiplin ilmu ini tidak terlepas dari kompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanika ini.

Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam melakukan tugas. Dalam hal ini penelitian biomekanika mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia dalam melakukan pekerjaan tertentu, dengan sikap kerja tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan cara kerja yang lebih baik, dimana kekuatan/ketahanan fisik maksimum dan kemungkinan cidera minimum.

Ilmu Biomekanika membahas mengenai manusia dari segi kemampuan- kemampuannya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan ketelitian. Pada ilmu kedokteran, biomekanika dibagi menjadi 2 (dua) pandangan, yaitu:

1. Ilmu Kinetika, merupakan ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor gaya 1. Ilmu Kinetika, merupakan ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor gaya

2. Ilmu Kinematika, adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat gerak tanpa memperhatikan bidang mana atau bagaimana sifat gerakannya atau sudutnya apakah penuh atau tidak.

Melalui sistem automatic dan biomechanic, faktor-faktor manusia teknik terfokus pada sistem musculoskeletal. Ini merupakan sendi yang memiliki dua segmen yaitu segmen distal dan segmen proximal.

Dalam melakukan tugas-tugas yang manipulatif, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Menyeimbangkan antara gerakan yang statik dan gerak yang dinamis.

2. Menjaga kekuatan otot, dimana pemakaian otot maksimum di bawah 15%.

3. Mencegah Range of Motion (ROM) sendi yang berlebihan.

4. Menggunakan grup otot yang lebih kecil untuk kecepatan dan ketelitian.

Dalam biomekanika, pada dasarnya ada 2 jenis model gerakan, yaitu:

1. Single- segment Static Model Menggambarkan beban diterima oleh siku (elbow), yaitu gaya reaksi siku

(R E ) dan momen reaksi siku (M E ).

1. Two-segment Static Model Menggambarkan beban diterima oleh bahu (shoulder), yaitu gaya reaksi

bahu (R E ) dan momen reaksi bahu (M S )

B. 2. APLIKASI BIOMEKANIKA

Pada banyak kegiatan/ pekerjaan sehari-hari secara tidak langsung ilmu biomekanika telah diaplikasikan. Dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti mengecat langit-langit rumah atau operator dengan display yang tidak sesuai, ilmu biomekanika menganalisanya sebagai pembebanan yang statis.

Prinsip-prinsip biomekanika ini memiliki penerapan sangat luas, mulai dari sport science, orthopedics, dan industri. Beberapa penerapan ilmu biomekanika pada industri atau kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Dalam perindustrian, ilmu mekanika digunakan untuk mengukur besarnya gaya yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk melakukan suatu pekerjaan dengan postur tubuhnya.

2. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya dalam industri menyatakan besarnya gaya otot yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.

3. Dengan meng-aplikasikan ilmu biomekanika, kita mengetahui dan memahami serta dapat menentukan sikap kerja yang berbeda dapat menghasilkan kekuatan atau tingkat produktivitas yang terbaik.

4. Dengan ilmu biomekanika, aplikasinya digunakan dalam mengevaluasi pekerjaan operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih baik yang meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada operator supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.

5. Aplikasinya yang lain adalah menentukan perancangan sistem tempat kerja dengan pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh manusia/ pekerja.

Dengan ilmu biomekanika ini, jelas bahwa kita akan lebih mudah untuk menentukan rancangan sistem tempat kerja, di samping tingkat ergonomisnya tinggi, sehingga tingkat produktivitas meningkat dan tingkat kecelakaan menjadi minimum.

Anatomy

Theorretical Mechanics

General Biomechanics

Occupational Workplace Design

Biostatics Biodynamics

Tool & Equipment Design

Seating Devices Design Biokinematic

Biokinetics

s Manual Material Handling

Screening & Assigment of

Personal Job Design & Redesign

Gambar 3.1. Diagram Ilmu Biomekanika

Sumber : Contini dan Drill (1966)

Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

1. General Biomechanic. Adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum- hukum dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organic manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).

b. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan

tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik). (Tayyari, 1997).

gambaran

gerakan-gerakan

2. Occupational Biomechanic. Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan 2. Occupational Biomechanic. Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan

Identifkasi awal dalam masalah cedera otot (muskoletal) • Langkah awal

Langkah awal dalam mengevaluasi dalam tempat kerja adalah rekam medis, keamanan dan jaminan.

• Gejala survey Jenis dari kuosioner,yang dikembangkan oleh OSHA (1990) yang ditunjukkan pada gambar sebelumnya,pertanyaan dirancang untuk menyesuaikan dengan kondisi alam, lokasi dan keragaman gejala.

• Peta ketidaknyamanan tubuh. Alat yang seriing digunakan dalam mensurvey pekerja adalah peta ketidaknyamanan tubuh yang dikembangkan oleh Corleet dan Bishop (1976). Para pekerja menandai tubuh mereka yang mengalami sakit dan kemudian menentukan tingkat nyeri dengan Visual analogue scale (VAS).

Gambar 3.2 Peta Ketidaknyamanan Tubuh dengan rating rasa sakit yang dirasakan

B.3. CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS (CTD)

Cumulative trauma disorders didefinisikan sebagai sakit pada kumpulan otot, tendon dan syaraf yang terkait, akibat dari melakukan kerja yang berulang. Resiko kerja yang berimplikasi pada CTD adalah seperti tarikan otot pada bagian tertentu yang berulang dan terus menerus, posisi pinggang tertentu pada waktu yang lama, suhu yang rendah, dan getaran. CTD merupakan penyebab paling banyak dalam kasus kecelakaan kerja. Ketika melakukan pekerjaannya, seorang operator melakukan suatu gerakan yang sama berulang-ulang kali, seperti mengangkat kedua lengan di atas kepala, atau memutar pinggang, atau membengkokkan siku pada posisi yang tidak nyaman, sebagai bagian dari pekerjaan. Jika aktivitas tersebut dilakukan berulang-ulang kali, hal tersebut bisa menyebabkan cidera. Trauma yang berulang pada bagian tubuh tertentu ini bisa berlangsung lama, sebelum CTD Cumulative trauma disorders didefinisikan sebagai sakit pada kumpulan otot, tendon dan syaraf yang terkait, akibat dari melakukan kerja yang berulang. Resiko kerja yang berimplikasi pada CTD adalah seperti tarikan otot pada bagian tertentu yang berulang dan terus menerus, posisi pinggang tertentu pada waktu yang lama, suhu yang rendah, dan getaran. CTD merupakan penyebab paling banyak dalam kasus kecelakaan kerja. Ketika melakukan pekerjaannya, seorang operator melakukan suatu gerakan yang sama berulang-ulang kali, seperti mengangkat kedua lengan di atas kepala, atau memutar pinggang, atau membengkokkan siku pada posisi yang tidak nyaman, sebagai bagian dari pekerjaan. Jika aktivitas tersebut dilakukan berulang-ulang kali, hal tersebut bisa menyebabkan cidera. Trauma yang berulang pada bagian tubuh tertentu ini bisa berlangsung lama, sebelum CTD

1. Memastikan pekerja paham akan job requirement dan tipe-tipe alat yang diperlukan dalam pekerjaan, sehingga mereka dapat memilih alat dengan ukuran yang sesuai

2. Memastikan pekerja paham bagaimana melakukan pekerjaan dengan posisi yang nyaman, belajar menggunakan keseluruhan tangan sebisa mungkin, menghindari melakukan tekanan yang keras tanpa bantuan alat, menjaga posisi pinggang pada posisi netral ketika bekerja

3. Memastikan pekerja melakukan posisi mengangkat yang benar. Banyak pekerja yang mengangkat beban dengan bertumpu pada tulang belakangnya.

B.4. LOW BACK PAIN

Low back pain (nyeri di punggung bagian bawah) merupakan salah satu penyebab utama cidera pada tempat kerja. Hal ini terjadi jika ada ketidaksesuaian antara kebutuhan pekerjaan dengan kapabilitas operator. Bukti epidemis menunjukkan, jika kebutuhan kekuatan pada suatu pekerjaan melebihi kapabilitas operator, maka resiko akan cidera otot (musculoskeletal injury) akan meningkat tiga kali lipat. Penelitian lain menunjukkan bahwa hamper sepertiga dari masalah low back pain, melebihi beban maksimum yang diperbolehkan, untuk 75% wanita.

Kegiatan aerobik juga dapat mengakibatkan low back pain, seperti kegiatan membungkuk, memanjat, dan mengangkat secara berulang kali. Factor lain yang diketahui dapat menyebabkan hal ini adalah postur pekerja ketika sedang melakukan pekerjaan. Posisi statis pada waktu yang lama, seperti membungkuk sampai di bawah lutut, dan mengulurkan lengan untuk menjangkau benda yang jauh.

Tulang Belakang Tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra / ruas tulang. Pada orang dewasa panjang tulang belakang dapat mencapai 57 - 67 cm. Tulang belakang Tulang Belakang Tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra / ruas tulang. Pada orang dewasa panjang tulang belakang dapat mencapai 57 - 67 cm. Tulang belakang

Fungsi tulang belakang adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh.

2. Melindungi organ–organ tubuh (contoh tengkorak melindungi otak).

3. Untuk pergerakan (otot melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak), memberi fleksibilitas untuk memutar dan membungkuk

4. Merupakan gudang untuk menyimpan mineral (contoh kalsium).

5. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang).

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa tulang belakang adalah sebagai penyangga tubuh, dan memberikan fleksibilitas untuk bergerak memutar atau membungkuk, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengangkat.

C. MANUAL HANDLING

C.1. PENGERTIAN MANUAL HANDLING

Biomekanika adalah ilmu yang menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep-konsep mekanika untuk mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas.

Secara umum biomekanika industri (occupational biomechanics) didefinisikan sebagai sub disiplin dalam biomekanika, yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan peralatan, mesin dan material, yang bertujuan untuk meningkatkan performansi pekerja dengan meminimasi resiko dari cidera otot (musculoskeletal injury). Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak Secara umum biomekanika industri (occupational biomechanics) didefinisikan sebagai sub disiplin dalam biomekanika, yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan peralatan, mesin dan material, yang bertujuan untuk meningkatkan performansi pekerja dengan meminimasi resiko dari cidera otot (musculoskeletal injury). Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah banyak membantu aktivitas manusia, namun tetap saja ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan dengan pertimbangan biaya maupun kemudahan. Pekerjaan ini membutuhkan usaha fisik sedang hingga besar dalam durasi waktu kerja tertentu, misalnya penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik ini banyak

C.2. RESIKO PADA PEKERJAAN BERAT YANG TERDAPAT DALAM MANUAL HANDLING

Terdapat beberapa tipe cidera muskuloskeletal pada pekerjaan berat yang terdapat dalam manual handling:

• Muscle Overexertion Injuries

Ketika pekerjaan dilakukan melebihi dari kekuatan otot aktif, cidera berat dapat terjadi seperti salah urat, codera otot atau sakit pada persendian tulang. Jika pekerjaan didesain dengan tidak memperhatikan kekuatan dari pekerja (pria dan wanita) serta postur yang dimilki, maka kemungkinan besar pembebaban pekerjaan yang diberikan tidak tepat sasaran.

• Muscle Overuse Injuries

Muscle overuse injuries merupakan suatu cidera dimana terjadi akibat akumulasi urat-urat pada otot serat timbunan asam laktat sehingga terbentuk pembengkakan pada otot dan persendian tulang. Hal ini sering kali kita jumpai apada aktivitas yang intens dan tanpa persiapan. Hal ini juga dijumpai pada saat pertama pekerja memulai pekerjaan baru dan tidak dibolehkan untuk beristirahat.

• Inflammatory response to a sustained or repetitive load

Keadaan ini merupakan cidera seperti muscle overuse dimana akan terjadi pada kegiatan yang tidak berkala. Sementara itu, terjadi pembebanan yang berulang pada tiap-tiap otot yang bekerja ketika melakukan usaha dan pekerjaan berat.

• Work-Related Musculosceletal Disorders

Cidera muskuloskeletal dan penyakit lainnya paling banyak terjadi pada industri yang mempunyai tingkat kronis. Hal ini terjadi akbiat adanya saraf yang terganggu, seperti rasa sakit pada pergelangan tangan, sindrom cuff rotator pada bahu serta sindrom costaclavicular pada bahu dan leher.

C.3. STRATEGI UNTUK MEREDUKSI FAKTOR-FAKTOR RESIKO DALAM PENANGANAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL • Analisis Aliran Material

Merupakan salah satu cara terbaik dalam mereduksi terjadinya kecelakaan dalam pemindahan material secara manual. Analisis aliran material pada beberapa perusahaan dilakukan untuk menghilangkan kegiatan operasi yang tidak memberikan nilai tambah dalam production line (SME 1998, 2000). Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam perancangan sebuah sistem pemindahan material (material handling); - Unit Load Principle; dilakukan dengan meningkatkan ukuran,

jumlah, atau berat dari unit-unit beban sehingga semuanya dapat dipindahkan dengan peralatan yang lebih kuat.

- Mechanization Principle; dilakukan dengan memindahkan material atau produk antara stasiun kerja secara mekanik. Beberapa metode dilakukan dengan menggunakan konveyor horizontal.

- Standardization Principle; dilakukan dengan standarisasi

terhadap jenis, ataupun ukuran peralatan yang digunakan. - Adaptability Principle; melaksanakan metode dan menggunakana peralatan dengan baik ketika bekerja dengan berbagai pekerjaan. Beberapa tempat kerja didesain secara dinamis sehingga sistem yang lain cukup fleksibel untuk mengakomodasi lebih dari satu jenis ukuran material, perbedaan tingkatan konveyor dan kebutuhan yang diperlukan pada ruang yang sama. Hal ini juga memungkinkan terjadinya pekerjaan maual sepanjang line production yang telah diautomatisasi sehingga ada pengawasan serta perbaikan terhadap mesin apabila terjadi kesalah sepanjang pemindahan material.

- Dead Weight Principle; mereduksi rasio beban dari suatu container atau peralatan pemindah lainnnya untuk dibawa. Beban dari baki, kaleng, botol, tong, sebaiknya diminimasi sehingga memungkinkan untuk tidak ditangani oleh pekerja lain ataupun menggunakan peralatan pemindah bahan.

- Gravity Principle; Menggunakan gravitasi dalam melakukan pemindahan lebih praktis. Sebagai contoh, penggunaan gravity- feed conveyor, tempat luncuran dan alat lainnya. Meluncurkan material lebih baik daripada mengangkatnya karena menggunakan gaya gravitasi dalam pemindahannya.

- Automation Principle ; Menyediakan automatisasi untuk memasukkan penanganan dan fungsi penyimpanan , seperti atomatisasi penumpukan. Beberapa sistem atumatisasi dapat melakukan berbagai macam aktivitas seperti inspeksi, pengeakan, pemberian laber, kecuali pembebanan dan penurunan beban.

• Pelatihan Kepada Pekerja

- Jenis Pelatihan Dalam beberapa tahun, telah dilakukan sebuah usaha terpadu dalam perusahaan untuk mendidik pekerja mengangkat dengan baik, khususnya untuk pekerjaan mengangkat dengan berbagai jenis material tiap shift. Untuk pekerjaan khusus dimana peralatan digunakan dan penggunaan tenaga sangat tinggi, pelatihan one- on-one kepada pekerja baru di suatu stasiun kerja akan diperlukan untuk mendapatkan keahlian sehingga dapat menghindario terjadinya cidera yang berlebihan saat bekerja.

- Bimbingan untuk latihan mengangkat Ada beberapa jenis pelatihan mengangkat dan force exertion yang pada umumnya harus diketahui oleh pekerja. Pekerja dapat mengikuti petunjuk berikut :

ü Perencanaan Pengangkat ü Menentukan cara terbaik dalam mengangkat ü Ambil pegangan/gagang yang aman dan buka kedua kaki

untuk mendapatkan posisi yang stabil ü Gunakan kekauatn kaki untuk mengangkat objek yang berat ü Hindari jalan berliku ketika mengangkat

ü Mengganti mengangkat yang berat atau pekerjaan dengan gaya yang besar dengan pekerjaan ringan

ü Gunakan otot yang kuat pada pekerjaan berat dan saat pemindahan beban.

- Two-Person Handling Training Beberapa objek sangat sulit untuk dipindahkan kecual dua pekerja yang melakukannya yang dikarenakan berat, dimensi atau distribusi berat. Contohnya untuk penanganan lembaran kayu yang sangat besar, kotak dengan dua atau lebih dimensi, karung besar, pipa, dll. Pada umumnya, berat beban yang diangkat oleh dua orang akan lebih ringan dan hal ini tentunya akan mereduksi terjadinya cidera. Penanganan dengan dua orang sebaiknya tidak di pertimbangakn atas dasar ergonomis dalam menentukan pembebanan karena dengan dua pekerja hampir seluruh material dapat dipindahkan. Hal ini tentunya sangat cocok untuk memindahkan material yang sangat besar dimana material tersebut mungkin saja tidak berat tetapi mempunyai permukaan yang luas sehingga seorang pekerja saja tidak dapat menggemgam material tersebut.

- One-One Lifting and Force Exertion Training Salah satu cara yang umum digunakan untuk memberikan pelatihan kepada pekerja baru adalah dengan menempatkannya pada posisi yang sesuai dengan pengalamannya pada minggu pertama. Pendekatan ini cukup sukses apabila pengalaman pekerja merupakan bakat alami dan dapat mengetahui teknik tersebut lebih baik dari pada diberikan pelatihan secara manual.

- Training Handlers in the Use of Handling Assist Devices Terdapat banyak peralatan pendukung yang digunakan dalam memndahkan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya. Pada dasarnya, ketika sebuah peralatan direkomndasikan untuk membuat pemindahan material lebih ergonomic, pekerja tidak seharusnya diberikan pelatihan untuk menggunakan peralatan tersebut. Apalagi jika peralatan tersebut sudah sangat sering kita temukan dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa peralatan tersebut dapat digunakan untuk lebih dari satu pekerjaan , sehingga mengetahui lingkungan dan keperluan - Training Handlers in the Use of Handling Assist Devices Terdapat banyak peralatan pendukung yang digunakan dalam memndahkan material dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya. Pada dasarnya, ketika sebuah peralatan direkomndasikan untuk membuat pemindahan material lebih ergonomic, pekerja tidak seharusnya diberikan pelatihan untuk menggunakan peralatan tersebut. Apalagi jika peralatan tersebut sudah sangat sering kita temukan dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa peralatan tersebut dapat digunakan untuk lebih dari satu pekerjaan , sehingga mengetahui lingkungan dan keperluan

- Training in The Use of Back Belts and Gloves Di bagian pergudangan, pusat barang dan dibeberapa pekerjaan pertanian, pekerja menggunakan sabuk untuk mengingatkan mereka mengangkat dengan baik.Meskipun buktinya belum jelas bahwa sabuk belakang yang fleksibel melindungi tulang belakang, beberapa perusahaan menyediakan sabuk belakang fleksibel bagi pekerjanya yang melakukan pekerjaan mengangkat secara berulang. Pekerja di gudang, bagian pengiriman dan penerimaan barang, pekerjaan pertanian dan beberapa perusahaan manufaktur menggunakan sarung tangan untukmelindungi tangan mereka. Jika ukuran atau bentuk sarung tangan tidak tepat, akan mengakibatkan penangana material akan semakin sulit karena tangan akan kehilangan kekuatan untuk menggenggam.

• Selection

Seleksi pekerja untuk melakukan pekerjaan berat telah ditawarkan kepada pekerja sebagai salah satu cara untuk mereduksi cidera musculoskeletal ketika bekerja. Dengan cara ini, pekerja tidak akan diberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kapasitas pekerja sehingga dapat meminimalisir terjadinya cidera dalam bekerja. Beberapa proses operasi sukup sulit untuk dikembangkan mengikuti konsep ergonomi dikarenakan faktor teknologi yang belum tersedia. Sementara itu, proses seleksi dapat dilakukan ketika proses staffing.

• Perancangan Ulang Pada Stasiun Kerja Dan Pekerjaan

Perancangan ulang pada stasiun kerja ataupun pekerjaan dimaksudkan untuk mereduksi resiko terjadinya cidera dan juga rasa sakit yang diderita oleh pekerja selama proses pemindahan material. Hal ini juga memberikan pengaruh terhadap proses bisnis yang lebih Perancangan ulang pada stasiun kerja ataupun pekerjaan dimaksudkan untuk mereduksi resiko terjadinya cidera dan juga rasa sakit yang diderita oleh pekerja selama proses pemindahan material. Hal ini juga memberikan pengaruh terhadap proses bisnis yang lebih

dalam zona ini adalah sekitar 51 cm-114 cm dari atas lantai. - Jaga jarak beban sekitar 36 cm dari badan

- Mengangkat dan menurunkan. Bukan menekan, menarik, memikul, mendorong ataupun menarik dengan rantai - Mendorong, sebagai cara lain apabila mengangkat beban tidak dimungkinkan. Hal ini dapat mereduksi erjadinya cidera pada pekerja.

- Kedua tangan mengangkat pada posisi berdiri ( tidak mengangkat

dengan satu tangan atau duduk atau dengan posisi berlutut) - Maksimal 8 jam per hari (untuk pekerjaan mengangkat yang berulang) - Beban padat atau beban stabil - Tempat kerja harus mencukupi luasnya untuk bergerak nyaman

0 - Temperatur lingkungan ( 70 0 F ± 10 ) - Mengangkat dengan kecepatan yang rendah atau sedang.

- Lantai yang rata, tidak licin. - Mereduksi belokan dan mengurangi hal-hal ekstrim dalam

pekerjaan mengangkat yang berulang. - Gunakan sabuk, atau alat bantu lainnya untuk - Kurangi jumlah perpindahan material, bahan-bahan, ataupun

produk dalam production line serta antar stasiun kerja - Ikuti petunjuk analisis aliran material ketika melakukan pengaturan

pada sebuah stasiun kerja atau pada jalur perpindahan baru.

C.4. BEBAN YANG DIPERBOLEHKAN (PERMISSIBLE LOAD)

Faktor-Faktor Yang Berperan Untuk Mengangkat Beban Yang Bisa Diterima

• Ukuran Objek yang Diangkat: Container Design

Ukuran berat yang aman untuk diangkat tergantung dari beberapa faktor, termasuk konfigurasi dan ukuran dari beban dan seberapa mudah beban tersebut dapat dipindahkan.

Desain baki/palet Berikut adalah petunjuk perancangan baki dimana akan mempengaruhi jumlah beban yang mampu untuk dikendalikan: - Lebar baki menjelaskan jarak horizontal pusat massa dan beban

dari tulang pinggang pekerja. Tekanan biomekanik yang terjadi pada pinggang pekerja dapat meningkat secara signifikan ketika beban dipindahkan dari badan secara horizontal. Lebar 36 cm atau lebih dianjurkan dalam perancangan baki dan tidak lebih dari 51 cm apabila baki dikendalikan secara manual.

- Panjang baki mempengaruhi kumpulan otot yang bekerja ketika beban ditangani secara manual. Secara umum, baki yang mempunyai panjang lebih dari 48 cm tidak dapat dipegang tanpa melibatkan kedua bahu pekerja. Panjang yang direkomendasikan adalah 48 cm atau kurang dari itu dengan batas maksimal 61 cm untuk penanganan secara manual.

- Kedalaman baki ditentukan oleh volume material, produk atau permintaan persediaan dalam sebuah proses produksi atau dalam jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya, misalnya satu jam. Kedalaman yang direkomendasikan dalam perancangan baki adalah 13 cm atau dibawahnya apabila baki dikendalikan secara manual.

- Bahan atau material yang lepas dalam satu suatu baki dapat menyebabkan berat yang diangakat tidak tidak terdistribusi secara merata antara kedua tangan. Penggunaan pembagi atau pengganjal untuk mengisi bagian-bagian/parts dapat membuat distribusi beban menjadi rata dengan cara memberi sedikit dorongan ke arah hilangnya kendali.

- Perancangan gagang atau pegangan dapat mengakibatkan suatu perbedaan yang besar pada berat yang diterima oleh baki. Lokasi lift juga sangat mempengaruhi dalam pemilihan gagang/pegangan mana yang baik digunakan pada sebuah baki. Gagang yang baik adalah dibuat dengan tinggi di bawah 102 cm.

- Gagang baki dipastikan pada posisinya sehingga pusat massa dari beban mendekati titik dimana baki sesuai dengan jari-jari dan tangan. Studi tentang handle positioning mengindikasikan bahwa

sudut antara 30 o -45 disarankan untuk keseluruhan dari tinggi angkat.

Ukuran peti/kotak Dimensi/ukuran

tekanan dan memaksimalkan beban yang dapat diterima seperti pada perancangan baki sebelumnya. Perbedaan utama adalah pada kebanyakan peti/kotak tidak mempunyai gagang dan diangkat berhadapan pada sudut-sudut dan alas kotak. Tekanan biomekanik pada tulang pinggang yang efektif dan dapat diterima adalah kurang dari 9 kg untuk objek 51 cm, lebar mengangkat pada 76 cm di atas lantai. Penyediaan gagang pada peti tidak perlu dilakukan karena biayanya sangat mahal. Selain itu, perancangan gagang pada peti juga membutuhkan banyak peralatan tambahan untuk mengakomodasi tangan dalam memegang. Namun demikian, ada beberapa keuntungan apabila terdapat gagang dimana hal ini lebih tepat digunakan pada beberapa produk/material. Berikut diantaranya;

- Jika berat peti lebih dari yang direkomendasikan, penambahan gagang dapat meningkatkan berat yang direkomendasikan sampai 10%

- Jika peti yang selalu diangkat dan kemudian dilepas lagi, prores metabolisme akan lebih efisien sebesar 11% dengan gagang. - Jika peti diangkat pada jarak yang cukup jauh, gagang diperlukan untuk mencegah terjadinya fatique - Gagang juga diperlukan untuk peti berukuran besar.

Jarak horizontal dari tangan ke punggung bagian bawah Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pendistribusian beban dengan kedua tangan adalah jarak horizontal dimana beban dikendalikan oleh punggung bawah. Analisis biomekanik menjelaskan tentang resiko gaya yang berlebihan pada pinggang

Lokasi horizontal dari seorang pengangkat Ini diukur pada awal sampai akhir pemindahan dan juga dapat diukur sebelum pemindahan dilakukan apabila jaraknya lebih jauh. Pengukurannya dapat dilakukan dengan cara berikut : - Mengambil titik tengah jarak antara mata kaki - Mengambil titik tengah jarak antara kedua tangan - Memproyeksikan titik tengah pada lantai, lalu ikuti - Ukur jarak antara titik tengah, yaitu H pada persamaan NIOSH

(NIOSH 1994) TInggi vertical pada awal dan akhir dari pengangkatan