Chapter I Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kejahatan Di Kabupaten Tapanuli Selatan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor pendukung terciptanya kesejahteraan masyarakat adalah rendahnya
tingkat kejahatan/ kriminalitas yang terjadi ditengah tengah kehidupan masyarakat.
Tingkat rendahnya kejahatan yang terjadi sangat tergantung pada seberapa banyak
pelaku kejahatan/ pelanggaran dapat diselesaikan secara hukum.
Kriminalitas atau tindak kejahatan adalah tingkah laku yang melanggar hukum
dan norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. Dalam banyak kasus
kejahatan terjadi karena beberapa faktor. Faktor penyebab kejahatan antara lain faktor
Jumlah Penduduk, Jumlah Penduduk Miskin yang terdiri dari faktor-faktor ekonomi
(Jumlah Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi Penduduk), faktor-faktor mental
(agama, bacaan, harian-harian, film),

dan faktor-faktor pribadi (umur, ras dan

nasionalitas, alkohol, perang).
Kondisi Kejahatan Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2006 sebanyak 628 kasus,
tahun 2007 sebanyak 692 kasus, tahun 2008 sebanyak 752 kasus, tahun 2009 sebanyak
890 kasus, tahun 2010 sebanyak 988 kasus, tahun 2011 sebanyak 1051 kasus, tahun

2012 sebanyak 1270 kasus, tahun 2013 sebanyak 1275 kasus. Berdasarkan kondisi
tersebut Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami naik turunnya tindak kejahatan (Polres
Tapsel, 2014)
L.M Cristone (1791-1848) mengatakan bahwa ada hubungan antara industri
dengan pertambahan kemiskinan yang mengakibatkan naiknya kejahatan. Kemiskinan
merupakan

penyebab

dari

revolusi

dan

kriminalitas

(Aristoteles).

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup

memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak
mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok.
Masalah penganguran dinilai menjadi faktor utama pemicu terjadinya tindak
kejahatan di Kabupaten Tapanuli Selatan. Sulitnya mencari penghasilan, tuntutan perut
dan gaya hidup yang mahal membuat seseorang nekat melakukan tindak kejahatan.

Universitas Sumatera Utara

Berbagai penyimpangan yang mereka lakukan adalah

buah dari sendi kehidupan

masyarakat pengangguran yang tiada pilihan.
Aparat keamanan yang punya tugas memberikan rasa aman kepada masyarakat
seakan tidak mampu berbuat banyak. Ini karena jumlah pelaku kejahatan kendati
ditangkap terus bertambah, bahkan modusnya makin berani dan menggila. kenyataan di
lapangan selalu menunjukkan, rata-rata pelaku kejahatan adalah para pengangguran
yang terdesak kebutuhan ekonomi, khususnya pelaku kejahatan kelas teri.
sesungguhnya tingkat pengangguran yang sangat akrab dengan kemiskinan itu tidak
pantas dibiarkan berlarut-larut, sebab bakal memicu berbagai kerawanan.

Dengan melihat realita dan memiliki harapan atau mimpi bangsa ini untuk
menjadi negara yang makmur dan sejahtera maka penulis ingin mengusulkan judul
"Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kejahatan Di Kabupaten Tapanuli
Selatan''.

1.2 Rumusan Masalah
Kehidupan yang aman, nyaman dan tentram tentunya merupakan suatu hal yang sangat
diinginkan oleh setiap manusia. Sebagai usaha untuk meningkatkan keamanan di
Kabupaten Tapanuli Selatan diperlukan adanya pengkajian data yang dapat
menggambarkan faktor apa yang paling mempengaruhi terjadinya tindakan kejahatan
dengan cara mengolah dan menganalisa data yang diperoleh.

1.3 Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dan pemecahan masalah, maka perlu dibuat suatu
pembatasan masalah agar sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran, yaitu :
1. Analisi data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda.

Universitas Sumatera Utara

2. Pemecahan masalahnya dibatasi pada jumlah kejahatan, persentase tingkat

pengangguran, jumlah industri, jumlah penduduk dan jumlah penduduk miskin
dengan menggunakan data pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2013.

1.4 Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan persamaan linier berganda dari faktor penduga terjadinya
tingkat kejahatan.
2. Untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi tindak
kejahatan.
3. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap tingginya tingkat
kejahatan.

1.5 Manfaat Penelitian
Ada pun metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data faktor yang
mempengaruhi tingkat tindak kejahatan di Kabupaten Tapanuli Selatan Diantaranya
adalah :
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)
Penelitian yang dilakukan dengan mengamati data yang tersedia, data tersebut
diperoleh dengan membaca buku-buku serta bahan-bahan yang bersifat teoritis yang
berasal dari perpustakaan dimana data itu diperoleh.

2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan dari Kepolisian Negara Tapanuli Selatan.
Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
sekumpulan data tersebut
3. Metode Pengolahan Data
Data dianalisa menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat
persamaan regresi liniernya dan untuk mengetahui hubungan setiap variabel digunakan
analisi korelasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1. Mengelompokkan data menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y).
2. Menentukan hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
sehingga didapat regresi Y atas X1, X2, ... , Xk
3. Uji Regresi Linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variable
bebas X secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y.

4. Uji korelasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabelvariabel bebas tersebut terhadap variabel terikat.

1.6 Metode Penelitian
Ada pun metode-metode yang dilakukan dalam pengumpulan data faktor yang
mempengaruhi tingkat tindak kejahatan di Tapanuli Selatan diantaranya adalah:
1. Metode Penelitian Kepusatakaan (Studi literature)
Penelitian yang dilakukan dengan mengamati data yang telah tersedia, data
tersebut diperoleh dengan membaca buku-buku serta bahan-bahan yang bersifat
teoritis yang berasal dari perpustakaan dimana data itu diperoleh.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari Bada Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Dan Dari Polres Tapanuli Selatan. Data yang
dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-

Universitas Sumatera Utara

angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan
data tersebut.
3. Metode Pengolahan Data
Data dianalisa menggunakan metode regresi linier berganda untuk variable

digunakan analisis korelasi.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1. Mengelompokkan data menjadi variable bebas (X) dan variable terikat (Y).
2. Menentukan hubungan antara variable bebas (X) dengan variable terikat (Y)
sehingga didapat regresi Y atas X1,X2, … ,Xk.
3. Uji Regresi Linier Berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variable bebas
X secara bersama-sama terhadap variable terikat Y.
4. Uji Korelasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variablevariabel bebas tersebut terhadap terikat.

1.7 Tinjauan Pustaka
Analisi regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara variabel, hubungan tersebut dapat dikorespondensikan dalam bentuk persamaan
yang menghubungkan variabel terikat/ defendent dengan satu atau lebih variabel
bebas/ independent, maka pada regresi berganda digunakan lebih dari satu variabel
bebas/ independent.
Dengan semakin banyaknya variabel bebas berarti semakin tinggi pula
kemampuan regresi yang dibuat untuk menerangkan variabel terikat, atau peran faktorfaktor lain diluar variabel bebas yang digunakan, yang dicerminkan oleh error semakin
kecil. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi berganda.
Persamaan Regresi Linier Berganda:


Y=b0 + b1X2 + b2X3 + b3X3 + ... + bkXk + ∑

Universitas Sumatera Utara

di mana:
Y

: Variabel tak bebas/ variabel terikat

X1, X2, ... Xk

: Variabel Bebas



: Kesalahan

b0

: Konstanta


b0, b1, b2, ... , bk : Koefisien variabel bebas

Maka variabel-variabel penelitian dapat dimasukkan kedalam persamaan dengan::
Y

= Tingkat Kejahatan

X1

= Jumlah Penduduk

X2

= Jumlah Penduduk Miskin

X3

= Jumlah pengeluaran dan konsumsi Penduduk


Nilai koefisien korelasi
Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan
(keeratan) suatu hubungan antar variable. Koefisien korelasi biasanya disimbolkan
dengan r.

Universitas Sumatera Utara