ltm repro 2 Perubahan Anatomi dan Hormon

Rhea Putri Ulima
1006685014
Modul Reproduksi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Perubahan Anatomi dan Hormonal pada Ibu Hamil
Perubahan antomi dan fisiologi pada perempuan yang sedang hamil biasanya terjadi setelah
fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Mayoritas perubahan yang terjadi dikarenakan respon
tubuh terhadap janin.1 Adaptasi secara fisiologis maupun anatomis pada seorang ibu terjadi ketika
ibu sedang hamil, keadaan ini bertujuan untuk 2 :





Menyuport bayi di dalam kandungan untuk hidup (dalam hal nutrisi, oksigen, dan
sebagainya)
Menjaga bayi di dalam kandungan dari kelaparan, obat-obatan, dan toksin
Mempersiapkan uterus untuk proses kelahiran
Menjaga ibu dari kemungkinanan gagal kardiovaskular pada saat melahirkan

Uniknya, perubahan ini akan kembali seperti semula ketika keadaan sebelum hamil setelah proses

persalinan dan menyusui selesai. Perubahan anatomi dan fisiologis dapat terjadi di berbagai sistem
tubuh perempuan yang hamil tersebut, diantaranya adalah 1 :
1. Sistem Reproduksi1
a. Uterus
Pada perempuan yang tidak hamil uterus memiliki berat sebesar 70 gram dan
kapasitasnya 10 mL bahkan kurang. Normalnya pada perempuan yang sedang hamil, uterus
harus mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion di dalamnya. Maka, uterus
dapat menampung volume dari 5 hingga 20 liter dengan berat rata-rata 1100 gram pada
akhir kehamilan.
Pembesaran ini meliputi peregangan uterus dan penebalan sel-sel otot pada uterus.
Bersamaan dengan hal itu akan terjadi penumpukan jaringan ikat dan elastin pada lapisan
otot luar. Kerjasama seluruh jaringan ini akan membuat uterus menjadi lebih kuat. Pada
daerah korpus uterus akan menebal dibulan pertama namun seiring bertambahnya usia
kehamilan maka ketebalan pada korpus akan berkurang. Penebalan uterus dipengaruhi
oleh hormone esterogen dan sedikit progesterone. Posisi plasenta juga akan
mempengaruhi penebalan dari sel otot uterus tersebut. Uterus akan mengelilingi tempat
dari implantasi plasenta dan akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan dengan
bagian uterus lainnya, maka hal ini akan menyebabkan uterus menjadi tidak rata. Kejadian
ini disebut sebagai tanda Piscaseck.
Pada awal kehamilan tuba falopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada

sedikit di bawah apeks fundus, namun ketika pada akhir kehamilan letaknya akan bergeser
ke sebelah atas pertengahan uterus.
Pada minggu-minggu awal kehamilan bentuk uterus masih seperti biasanya,
berbentuk seperti buah alpukat. Seiring berjalannya waktu, maka bentuk fundus dan
korpus dari uteri akan menjadi sferis pada akhir trimester pertama. Panjangnya akan
bertambah lebih cepat dibandingkan dengan lebar dari uterus sehingga akan membentuk
oval. Pada minggu pertama ismus uteri akan mengalami hipertrofi layaknya korpus uteri
yang akan mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak. Hal ini dikenal sebagai
tanda Hegar.

Gambar 1. Hegar sign3
Ketika akhir trimester pertama pula, uterus akan terus membebsar hingga uterus
menyentuh rongga dinding abdomen, mendorong usus ke arah samping dan atas. Janin
akan terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pertumbuhan uterus akan berotasi ke
arah kanan (dekstrorotasi). Hal ini dikarenakan adanya rektosigmoid pada daerah kiri pelvis.
Pada triwulan akhir kehamilan, ismus akan menjadi segmen bawah dari uterus. Pada saat
ini pula otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi hingga segmen bawah uterus
semakin melebar dan menipis. Batas antara segmen yang tebal dan tipis tersebut disebut
dengan lingkaran retraksi fisiologis.
b. Serviks

Pada perempuan yang tidak sedang hamil, serviksnya mengandung kolagen yang
terbungkus rapat namun tidak beraturan. Kolagen akan secara aktif disintesis pada saat
kehamilan. Sintesis ini dilakukan oleh kolagenase untuk meremodel kolagen yang disekresi
oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen akan didegradasi oleh kolagenase intraselular
agar prokolagen yang tidak sempurna hancur sehingga kolagen yang lemah tidak terbentuk
dan janin di dalam rahim dapat tetap terjaga tidak keluar melalui serviks begitu saja.
Sedangkan peran kolagenase ekstraselular secara lambat akan membuat matriks kolagen
melemah sehingga memudahkan proses persalinan pada ibu hamil yang siap bersalin.
c. Ovarium
Pada saat hamil, proses ovulasi dan pematangan folikel akan terhenti sementara dan
hanya akan ditemukan satu korpus luteum pada ovarium. Folikel ini akan berfungsi secara
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Kemudian akan berperan sebagai penghasil
progesterone dalam jumlah yang minimal.
d. Vagina dan Perineum
Ketika perempuan sedang hamil, maka akan terjadi peningkatan dari vaskularisasi
dan hiperemia pada kulit dan otot di perineum dan vulva. Keadaan ini disertai penipisan
mukosa dan menghilangnya jaringan ikat dan hipertrofi dari sel otot polos. Hal inilah yang
menyebabkan vagina berwarna keunguan dan dikenal dengan tanda Chadwick.
Perubahan pada vagina ini merupakan fase persiapan vagina untuk persalinan yang
membutuhkan vagina yang regang dengan mukosa yang semakin tebal, jaringan ikat yang

mengendor, dan hipertrofi dari sel otot polos. Regangan ini akan menyebabkan vagina

menjadi lebih panjang. Papil mukosa juga akan mengalami hipertrofi dan membentuk
gambaran seperti paku sepatu.
Vagina juga akan mengeluarkan cairan. Volume sekresi ini akan meningkat, dimana
sekresi yang dihasilkan vagina berwarna keputihan, menebal, dengan pH pada kisaran 3,56. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dari produksi asam laktat glikogen yang
dihasilkan oleh epitel dari vagina sebagai respons dari Lactobacillus acidophilus.
2. Kulit1

Pada dinding perut akan terjadi perubahan kulit menjadi berwarna kemerahan dan
kusam. Terkadang hingga daerah payudara dan paha. Hal ini disebut dengan nama striae
gravidarum. Striae ini terjadi karena pembesaran berlebihan pada payudara. Pembesaran
payudara ini disebabkan karena adanya chorionic somatotropin, esterogen, dan progesterone.4
Pada perempuan yang multipara akan dapat ditemukan garis berwarna perak berkilau selain
striae tersebut. Garis ini adalah sikatrik dari striae sebelumnya. Kejadian ini dapat terjadi serupa
dengan tempat predileksi lainnya, diantaranya adalah :
 Ukuran dan variasi pada wajah dan leher (chloasma atau melasma gravidum).
 Pigmentasi berlebih pada aerola dan daerah genital. Namun pigmentasi ini akan
berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga dapat menyebabkan keadaan ini.
o Hiperpigmentasi ini dapat dihasilkan dari cadangan melanin pada epidermal dan

dermal, namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Pada akhir bulan
kedua kehamilan, kadar yang MSH meningkat masih diragukan sebagai
penyebabnya.
o Esterogen dan progesterone yang memiliki peran dalam melanogenesis diduga
menjadi faktor pendorongnya. Kedua hormone ini dapat menstimulasi
melanosit sehingga terjadi hiperpigmentasi kulit.
 Meningkatnya esterogen dapat menyebabkan perubahan pada kulit seperti spider
angioma dan palmar eritema.

3. Payudara1
Air susu dari payudara perempuan yang sedang hamil tidak dapat keluar dikarenakan
adanya prolactin inhibiting hormone yang menekan sekresi dari hormon prolaktin. Namun
setelah bulan pertama kehamilan, perempuan ini akan mengeluarkan cairan berwarna
kekuningan yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum ini disekresi dari kelenjar asinus.
Pada awal kehamilan pula, payudara perempuan akan terasa lebih lunak. Melewati
bulan kedua, ukuran payudara akan bertambah dan vena di bawah kulit akan mulai terlihat,
puting payudara akan menjadi lebih besar hitam, dan tegak. Kadar esterogen yang tinggi dan
progesterone yang dihasilkan oleh plasenta dapat menyebabkan bertambahnya ukuran
payudara dan menjadi tegang. Lebih spesifiknya, esterogen akan merangsang pertumbuhan
duktus kelenjar mamae dan jaringan payudara. Sedangkan progesterone berperan dalam

perkembangan dari sistem alveoli kelenjar susu. 4
Seusai persalinan, kadar progesterone dan esterogen menurun sehingga pengaruh
inhibisi progesterone terhadap alfa-laktalbumin akan hilang. Hal ini akan menyebabkan prolaktin
meningkat dan merangsang sintesis dari lactose dan pada akhirnya meningkatkan produksi air
susu. Di bulan yang sama, aerola ibu akan menjadi lebih besar dan kehitaman.

Kelenjar sebasea dari aerola (kelenjar Montgomery) akan membesar dan cenderung
menonjol keluar. Apabila payudara semakin membesar maka striae yang terlihat pada perut juga
akan muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak memiliki hubungan dengan jumlah air
susu yang akan dihasilkan nantinya ketika setelah persalinan.
4. Perubahan metabolit1
Penambahan berat badan yang terjadi pada ibu hamil sebagian besar terjadi karena bayi
yang sedang tumbuh di dalam uterus ibu. Diikuti dengan perkembangan payudara ibu,
penambahan volume darah dan cairan ekstraselular. Diperkirakan penambahan berat badan
yang terjadi sebanyak 12,5 kg. Standart penambahan berat badan dapat diperhitungkan dari
besar IMT yang dimiliki ibunya.
Tabel 1. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa
tubuh
Kategori
Rendah

Normal
Tinggi
Obesitas
Gemeli

IMT
29

Rekomendasi penambahan BB (kg)
12,5 – 18
11,5 – 16
7 – 11,5
≥7
16 - 20,5

Pada saat awal kehamilan, akan terjadi peningkatan jumlah cairan. Hal ini terjadi secara
fisiologis. Hal ini terjadi karena menurunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang disebabkan
karena menurunnya ambang rasa haus dan sekresi dari vasopressin.
Peningkatan tekanan vena kava pada bagian bawah uterus akan menyebabkan oklusi
parsial vena kava yang pada akhirnya akan menyebabkan pitting edeme pada kaki dan tungkai,

terutama pada usia akhir kehamilan.
Kadar konsentrasi lemak, lipoprotein, apolipoprotein, pada plasma akan meningkat
seiring dengan kehamilannya. Lemak ini sebagian besar disimpan pada sentral dan kemudian
akan digunakan oleh fetus sebagai nutrisi. Regulasi lemak ini dipengaruhi oleh hormon
progesterone dan esterogen. LDL akan sampai pada puncaknya ketika hamil usia ke-36 minggu.
HDL sampai pada puncaknya ketika usia kehamilan ke-25 minggu dan berkurang hingga minggu
ke-32 kemudian akan menetap.
Gejala metabolit lainnya yang dirasakan ibu hamil adalah mudah lelah pada trimester
pertama. Hal ini dikarenakan sedang menurunnya BMR. Seiring bertambahnya usia kehamilan,
maka rasa lelah yang dirasakan ibu hamil tersebut akan sedikit demi sedikit berkurang dan
menghilang. Maka ibu hamil akan tampak lebih segar kembali. 4
5. Sistem Kardiovaskular2
Progesteron akan menurunkan resistensi vascular sistemik ketika kehamilan, yang
kemudian akan diikuti oleh menurunnya tekanan darah. Respon yang ditemukan adalah cardiac
output akan bertambah sebanyak 30-50%.
Aktivasi dari sistem rennin-angiotensin akan membuat sirkulasi angiotensin II
meningkat. Hal ini akan menyebabkan retensi sodium dan air sehingga volume darah akan
bertambah sebanyak 40%.

6. Sistem Pencernaan1,2

Semakin besarnya uterus tentunya akan menggeser letak lambung dan usus. Hal ini
dapat menyebabkan penurunan motilitas otot polos pada saluran pencernaan dan penurunan
sekresi asam hidroklorid dan peptin di dalam lambung sehingga menyebabkan pyrosis
(heartburn) yang disebabkan karena tonus sfingter bawah esofagus menurun karena perubahan
letak lambung sehingga menyebabkan refluks asam lambung. Selain itu progesterone akan
membuat otot polos gastrointestinal menjadi relaksasi sehingga menyebabkan keterlambatan
pengosongan lambung dan meningkatkan refluks.
Penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas dapat menyebabkan mual dan
konstipasi. Konstipasi disertai peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena adanya
pembesaran uterus dapat menyebabkan pendarahan.
Gusi yang lebih hiperemis dan lunak dapat menyebabkan mudahnya terjadi pendarahan
apabila ada trauma sedang saja. Sedangkan hati tidak mengalami perubahan anatomi maupun
morfologinya. Pada uji fungsi hati, kadar alkalin fosfatase akan meningkat hingga dua kali lipat,
sedangkan serum aspartat, alani transamin, gamma-glutamil transferase, albumin, dan bilirubin
akan menurun. Kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi dari kolelitiasis (batu empedu).
Penyebab mayor pada kejadian batu empedu di ibu hamil adalah batu kolesterol.
Kehamilan adalah “diabetogenic state” dengan penampakan resistensi insulin dan
berkurangnya uptake glukosa perifer (karena meningkatnya level hormon plasenta anti-insulin,
terutama human placental lactogen (hPL). Mekanisme ini diatur untuk memastikan suplai
glukosa ke fetus secara terus menerus.

7. Sistem Kemih1
Ketika bulan pertama kehamilan, uterus akan menekan kandung kemih sehingga
perempuan hamil cenderung lebih sering ingin berkemih dibandingkan dengan perempuan tidak
hamil. Keadaan ini akan semakin hilang ketika usia kehamilan bertambah karena uterus keluar
dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas rongga
panggul, kemudian keluhan tersebut akan muncul kembali.
Ketika hamil, ukuran ginjal juga akan membesar. GFR dan renal plasma flow juga akan
meningkat. Pada ureter akan terjadi dilatasi, sisi kanannya akan lebih membesar dibandingkan
ureter kiri. Hal ini mungkin terjadi karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan terdapat
tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus, karena adanya kejadian deksorotasi uterus. Dapat
juga disebabkan karena ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan. Hormon
progesteron juga mempengaruhi kejadian ini.
8. Sistem endokrin2
Hormon-hormon yang berperan pada saat kehamilan diantaranya adalah :
 Esterogen meningkatkan produksi thyroid binding globulin yang kemudian menyebabkan
konsentrasi total hormone tiroid meningkat.
 Level kadar kalsium yang menurun pada ibu hamil membuat meningkatnya hormone
paratiroid untuk menginduksi perubahan kolekalsiferol (vitamin D3) menjadi metabolit





aktifnya yaitu 1,25-dihidroksikolekalsiferol dengan menggunakan 1a-hidroksilase pada
plasenta. Ini akan membuat peningkatan absorpsi kalsium pada usus.
Aldosteron dan kortisol meningkat pada ibu hamil.
Prolaktin meningkat pada saat kehamilan, fungsinya masih belum jelas. Namun pastinya
sangat penting dalam proses laktasi setelah melahirkan.

9. Sistem muskuloskeletal1
Perubahan musculoskeletal yang sering terjadi pada ibu hamil adalah lordosis yang
terjadi pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan adanya perbesaran uterus ke arah anterior, lordosis
akan menggeser pusat daya berat ke arah kedua tungkai.
10. Sistem Imun2
Imunitas selular akan menurun ketika sedang hamil. Perempuan yang sedang hamil
biasanya risiko terkena infeksi virus akan bertambah.
11. Sistem Hematologi2
Ibu hamil biasanya menunjukkan hiperkoagulasi dengan meningkatnya level sirkulasi
dari faktor 1 (fibrinogen), VII, VIII, IX, dan X. Perubahan ini untuk menjaga ibu dari kehilangan
darah yang berlebihan pada saat kelahiran.
12. Sistem Pernapasan2
Adaptasi pernapasan ketika sedang hamil dibuat untuk mengoptimalkan oksigenasi ibu
dan bayi yang berada di dalam kandungannya, dan juga untuk memfasilitasi transfer
karbondioksida dari fetus ke ibunya. Mekanisme pernapasan akan berubah selama hamil. Tulang
rusuk akan menjadi lebih mengembang dan letak diafragma akan naik 4 cm.

Daftar Pustaka :
1. Sulin D. Ilmu Kebidanan: Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil. FKUI:
Departemen Obstetri Ginekologi. 2010. Pg. 174-86.
2. Norwitz ER, Schorge JO. Obstetrics and gynaecology at a glance. London: Blackwell Science.
2001. Pg. 80-1.
3. Alison Burke Medical and Scientific Illustration. Pregnancy: Hegar sign and fundal height.
Available at http://www.alison-burke.com/works-medicine.html (accessed on Oct 23rd
2012).
4. Adriaansz G, Hanafiah TM. Ilmu Kebidanan: Diagnostik kehamilan. FKUI: Departemen
Obstetri Ginekologi. 2010. Pg. 214-20.