SESI 10 SESI 10 MANAJEMEN MUTU YANKES 2018 | 7041Dandy Maslow Panungkunan

ASPEK KUANTITATIF MUTU DI PELAYANAN
KESEHATAN I

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. The Seven Simple Quality Control Tools
2. Pengertian dan konsep aspek kuantitatif mutu
(I) meliputi: Pareto diagram, Histogram, Scatter
diagram
3. Studi kasus Pelayanan Kesehatan (Quality
Tools)

OUTLINE
2

The 7 QC (Quality Control) tools
• Ada 7(tujuh) macam alat untuk mengukur mutu
yang dikenal dengan nama The 7 QC (Quality

Control) tools.
• The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang

bermanfaat untuk memetakan lingkup
persoalan, menyusun data dalam diagramdiagram agar lebih mudah untuk dipahami,
menelusuri berbagai kemungkinan penyebab
persoalan dan memperjelas kenyataan atau
fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.

The 7 QC (Quality Control) tools
• Dalam menggunakan The 7 QC ada 2 hal
pokok yang perlu menjadi pedoman,
sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu :
EFISIEN (tepat) dan EFEKTIF (benar).
• EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan
dalam memilih alat bantu yang sesuai
dengan karakteristik persoalan yang akan
dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa
penggunaan alat bantu tersebut dilakukan
dengan "benar", sehingga persoalan
menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan

Pareto Diagram

• Diagram
Pareto
pertama
kali
diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi
dari Italia, bernama "Vilvredo Pareto",
pada tahun 1897 dan kemudian digunakan
oleh Dr. M. Juran dalam bidang
pengendalian mutu. Alat bantu ini biasa
digunakan untuk menganalisa suatu
fenomena, agar dapat diketahui hal-hal
yang prioritas dari fenomena tersebut.
Maka istilah PARETO biasanya identik
dengan PRIORITY.

Pareto Diagram
• Pada suatu diagram Pareto akan dapat
diketahui, suatu faktor merupakan faktor yang
paling prioritas dibandingkan faktor-faktor
(minimal 4 faktor) lainnya, karena faktor tersebut

berada pada urutan terdepan, terbanyak atau
pun tertinggi pada deretan sejumlah faktor yang
dianalisa.
• Melalui dua diagram Pareto yang
diperbandingkan, akan dapat dilihat perubahan
seluruh/sebagian faktor-faktor yang sedang
diteliti, pada kondisi yang berbeda.

Pareto Diagram
• Ketika Anda mencoba mengidentifikasi faktor
atau item mana dalam sistem yang paling
menarik perhatian. Anda kemudian dapat fokus
pada faktor-faktor atau item ketika Anda
memulai pekerjaan perbaikan Anda.

Pareto Diagram
• Diagram Pareto juga biasa digunakan untuk
dapat
menentukan"pangkal
persoalan",

berdasarkan analisa yang massif, dengan
mempertimbangkan beberapa sudut pandang.
Misalnya : Ada 4 persoalan yang dihadapi, yaitu
A, B, C, D.

Pareto Diagram
• Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata
persoalan C yang paling sering terjadi, tetapi bila
ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyata
persoalan A yang paling merugikan bila tidak
segera diatasi, tetapi bila dilihat dari segi enerji
yang terbuang, mungkin malah persoalan B
yang paling menonjol. Berdasarkan tinjauantinjauan inilah, kemudian dapat disimpulkan,
manakah dari ke-empat faktor itu, yang akan
menjadi prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti
?

Pareto Diagram
CARA MEMBUAT DIAGRAM PARETO
• Langkah 1

a. Tentukan macam masalah yang akan diteliti
(mis. Item rusak, kejadian kecelakaan)
b. Tetapkan data apa yang diperlukan dan
bagaimana cara mengklasifikasi (mis. rusak
berdasarkan tipe, lokasi, proses, mesin, pekerja
dan metoda; item yang jarang muncul diringkas
dalam judul “Lain-lain”)
c. Tetapkan metoda pengumpulan data dan
periodenya

Pareto Diagram
• Langkah 2
Rencanakan lembaran catatan data yang
mendaftar semua item, dengan menyediakan
ruang untuk jumlah total (lihat Tabel 1)
• Langkah 3
Isi lembaran catatan dan hitung jumlah total
• Langkah 4
Buat lembaran data diagram Pareto yang
mendaftar semua item (lihat Tabel 2)


Pareto Diagram
• Langkah 5
Aturan item dalam urutan jumlah dan isilah lembaran data.
Item “Lain-lain” harus diletakkan pada garis terakhir.
• Langkah 6
Gambar 2 sumbu vertikal dan sebuah sumbu horisontal.
1. Sumbu vertikal
Tandailah sumbu vertikal kiri dengan skala dari 0 sampai
total seluruhnya dan sumbu vertikal kanan dengan skala
dari 0% sampai 100%
2. Sumbu horisontal
Bagilah sumbu ini dengan jumlah interval sampai jumlah
item yang diklasifikasikan.

Pareto Diagram
• Langkah 7
Buat diagram balok
• Langkah 8
Gambar kurva kumulatif (kurva Pareto)

Tandai nilai kumulatif diatas interval kanan dari setiap item,
dan hubungkan titik-titik tersebut dengan garis.

Pareto Diagram
• Langkah 9
Tulis item-item yang diperlukan pada diagram :
1. Item yang berhubungan dengan diagram : judul,
kuantitas sebenarnya, unit
2. Item yang berhubungan dengan data : periode, tempat
penelitian, jumlah data

Pareto Diagram

Pareto Diagram

TIPE DIAGRAM PARETO
1. Diagram Pareto berdasarkan gejala
Berhubungan dengan hasil yang tidak diinginkan
dalam proses.
Digunakan untuk menemukan masalah utama

timbulnya permasalahan.
a. Mutu : rusak, salah, gagal, keluhan, item yang
kembali, perbaikan
b. Biaya : jumlah kerugian, pengeluaran
c. Pengiriman : kekurangan persediaan,
kesalahan pembayaran
d. Keselamatan : kecelakaan, kesalahan,
17

TIPE DIAGRAM PARETO
• 2. Diagram Pareto berdasarkan penyebab
• Berhubungan dengan sebab dalam proses.
Digunakan untuk mencari sebab utama
timbulnya permasalahan
• a. Operator : shift, grup, umur, pengalaman,
keahlian, individu perorangan
• b. Mesin : mesin, peralatan, organisasi, model,
alat ukur
• c. Bahan baku : pembuat, pabrik, lot, macam
• d. Metode operasi : perintah, pengaturan

18

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
membuat Diagram Pareto :
• 1. Teliti macam-macam klasifikasi dan buat
bermacam-macam diagram Pareto
• 2. Tidak diinginkan bahwa judul “lain-lain”
menyatakan persentase yang tinggi
• 3. Bila biaya dimasukkan ke dalam data,
sangat baik menggambar diagram Pareto
dengan sumbu vertikal menunjukkan
pemakaian biaya.
19

HISTOGRAM

HISTOGRAM
• Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah
satu jenis grafik batang yang digunakan untuk
menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil

produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai
standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran
datanya.
• Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang
sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar
ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa
mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang
bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data
pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi
dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati

HISTOGRAM
• Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat
tentang kondisi hasil produksi, perlu dilakukan
pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai
dari pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel,
yaitu jumlah yang dianggap dapat memenuhi
populasi yang akan diamati.
• Pengolahan data pada Histogram menjadi sangat
penting, terutama dalam menentu-kan besaran nilai

tengah (standar) dan seberapa banyak kelas-kelas
data yang akan menggambarkan penyebaran data
yang tercipta.

HISTOGRAM
Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi
hal-hal sebagai berikut :
• a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas
yang tertinggi berbentuk simetri, maka dapat diprediksi bahwa
proses berjalan konsisten, artinya seluruh faktor-faktor dalam
proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
• b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi
adalah ketidak-tepatan dalam pengukuran atau pembulatan nilai
data, sehingga berpengaruh pada penetapan batas-batas kelas.
• c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka
dapat dikatakan bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak
memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi sebaliknya, bila sebaran
data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi, maka
hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan.

HISTOGRAM
• Secara umum, histogram biasa digunakan
untuk memantau pengembangan produk
baru, penggunaan alat atau teknologi
produksi yang baru, memprediksi kondisi
pengendalian proses, hasil penjualan,
manajemen lingkungan dan lain sebagainya.

HISTOGRAM
• Histogram dirangkai dengan variabel-variabel
seperti waktu, berat, temperatur dan tidak
cocok untuk data yang bersifat kategorik
• Ketika Anda ingin mengenali dan
menganalisis pola dalam data yang tidak
jelas hanya dengan melihat tabel data, atau
dengan mencari rata-rata atau median.

SCATTER DIAGRAM

SCATTER DIAGRAM
 Alat bantu ini sangat berguna untuk
mendeteksi korelasi (hubungan) antara dua
variable (faktor), sekaligus juga
memperlihatkan tingkat hubungan tersebut
(kuat atau lemah).
 Pada pemanfaatannya, scatter diagram
membutuhkan data berpasangan sebagai
bahan baku analisisnya, yaitu sekumpulan nilai
x sebagai faktor yang independen berpasangan
dengan sekumpulan nilai y sebagai faktor
dependen. Artinya, bahwa setiap nilai x yang
didapatkan memberi dampak pada nilai y.

SCATTER DIAGRAM
 Contohnya : Diperoleh data bahwa ada
hubungan antara banyaknya komplain (x)
dengan jumlah retur barang (y) : x = 5 ; y =
50 eks.
 x = 10 ; y = 120 eks.
 x = 12 ; y = 150 eks. dst.

SCATTER DIAGRAM
 Melalui penggambaran data tersebut dalam
scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa
lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y
memiliki korelasi, yang dalam hal ini
direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu
nilai yang menunjukkan tingkat keeratan
hubungan antar faktor tersebut.
 Dikatakan kedua faktor itu berhubungan sangat
erat bila nilai rho mendekati angka + 1. Di
samping itu, juga akan dapat disimpulkan
kecenderungan arah korelasi tersebut (positif
atau negatif).

SCATTER DIAGRAM
 Korelasi memiliki kecenderungan positif bila
setiap pertambahan faktor x menyebab-kan
pertambahan faktor y, sebaliknya
kecenderungan negatif bila setiap pertambahan menyebabkan pengurangan faktor y.

SCATTER DIAGRAM
 Diagram Scatterplot digunakan ketika Anda
ingin menentukan hubungan antara dua ukuran
yang berbeda.
 Gunakan Diagram Scatterplot Bila:
1. Anda mencurigai ada hubungan antara dua
variabel
2. Data bersifat kontinu, seperti suhu, waktu,
atau angka
3. Anda membutuhkan cara cepat dan mudah
untuk menguji hubungan antar variabel