ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMSIA DI RSUD PROF. DR SOEKANDAR KABUPATEN MOJOSARI

  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN

PREEKLAMSIA DI RSUD PROF. DR SOEKANDAR

KABUPATEN MOJOSARI

SILMIYA

1312010056

SUBJECT:

  Asuhan Keperawatan, Ibu Hamil, Preeklamsia

  

DESCRIPTION:

  Preeklamsi merupakan kumpulan-kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan masa nifas yang terdiri dari proteinuri, hipertensi, dan edema, kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma.Tujuan studi kasus ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsi .

  Desain penelitian ini adalah studi kasus, dengan jumlah partisipan 2 orang pada ibu hamil dengan preeklamsi di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto. Penelitian dilaksanakan pada partisipan 1 tanggal15 juni 2016-19 juni 2016 dan partisipan 2 tanggal 22 juli 2016-26 juli 2016 di RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto. Uji keabsahan menggunakan triangulasi data. Analisa data dilakukan dengan membandingkan antara fakta dan teori selanjutnya dituangkan dalam bentuk opini, penyajian data dalam bentuk narasi dan tabel.

  Hasil penelitian yang didapatkan dari 2 responden, antara klien 1 dan klien 2 memiliki perbedaan yaitu klien 1 mempunyai keluhan nyeri pada abdomen karena HIS pembukaan 4, tekanan darah 130/90 mmHg, proteinurine +3, nafsu makan berkurang selama kehamilan, Hb 7,8. Klien 2 mempunyai keluhan pusing berat seperti bliur dengan tekanan darah 150/100 mmHg, protein urine +2, Hb 8,5.Pada klien 1 saat dilakukan 1x implementasi mampu menambah porsi makan 5-6 sendok walaupun klien tidak dilakukan terapi farmakologis untuk menambah nafsu makannya.

  Hal ini terjadi karena pengalaman selama kehamilan tidak nafsu makan, jadi klien mampu menanggapi tidak nafsu makannya tersebut. Sedangkan, pada klien 2 saat dilakukan implementasi 1x dalam pemberian MgSO4 20% 4gr dalam 5 cc pelan tekanan darah 140/ 100 mmHg. Hari ke 5 tekanan darah kembali normal 120/80 mmHg. Namun kedua klien masih sama-sama anemis, mempunyai Hb rendah. Jadi dilakukan HE dalam upaya meningkatkan Hbnya kembali normal.Kesimpulan dari studi kasus ini yaitu saat melakukan pemeriksaan kehamilan rutin dan mempunyai keluhan hendaknya mengikuti prosedur yang disarankan oleh bidan atau perawat dan vitamin diminum rutin sesuai anjuran.

  

ABSTRACT

  Preeclampsia was a collection of symptoms that occur in pregnantcy, inpartu and postnatal consist of protein urine, hypertension, and edema, sometimes with convultions until coma. The purpose of this case study was to implement nursing care in pregnant mother with preeclampsia.

  The Research design was a case study, the number of participant was two. The Research conducted on june 15-19-2016 and july 22-26 2016 in RSUD Prof. Dr. Mojokerto. Test of validity using triangulation data. Analysis by comparing the facts and theories subsequently poured in the form of opinions, presentation of data in narrative form and tables.

  The results of care study were obtained from the participants, between the 2 participant the First were differrent that First participant had complaints of pain in his abdomen because the servix dilation was 4, the blood pressure was 130/90 mmHg, protein urine was +3, decreased appetite during pregnancy, Hb was 7.8, participant 2 had complaints such as severe dizziness with 150/100 mmHg blood pressure, protein urine +2, Hb was 8.5. The Second participant was done was able to add 5-6 spoons of food even though the participant did not get any pharmacologic therapy to increase appetite.

  Meanwhile, at the time of implementation of second in the provision of MgSO4 on Time 20% 4 gr in 5 cc slowly the blod pressure was 140/100 mmHg, day 5 returned to normal blood pressure was 120/80 mmHg. But both participants were still anemic. So gave based on the result of case study, as a nurse, have to gave Health Education in effort to improve hemoglobin. The conclution of this study was performing routine antenatal care and have a complain they should follow the procedures recommended by midwives or nurses and vitamins taken regularly as directed.

  Keywords: Nursing, Maternity, Pre-Eclampsia Contributor : 1. Vonny N. M S. Kep, Ns. M.Kep

  2. Sulis Diana M. Kes

  Date : 1 Agustus 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG

  Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, adapun gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu (Obgynacea, 2009). Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian maternal selain pendarahan antara lain infeksi, preeklamsia, persalinan macet dan aborsi. (WHO, 2005).

  Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 tercatat 359/100.000 kelahiran hidup. Negara maju seperti di Australia dan Inggris, preeklampsia merupakan penyebab utama kematian maternal. Angka kejadian preeklampsia di Australia sebesar 10- 25%, di Inggris sebesar 100 per 1 juta kehamilan, sedangkan di Indonesia sepanjang tahun 2012 terdapat 30 kematian akibat preeklampsia (Rozikhan, 2011). Selain kematian pada ibu, preeklamsia berat dan eklampsia juga ikut berperan dalam tingginya angka mortalitas dan morbiditas perinatal, yaitu sekitar 35-300 kematian dari 1000 kelahiran (Brooks, 2005).Data dari RSUD prof DR. Soekandar Kabupaten Mojokerto menyatakan bahwa selama tahun 2015 jumlah kehamilan sebanyak 1.509, dengan preeklamsia 112. Jadi presentasi dari preeklamsia yaitu 7,42% dari jumlah kehamilan.

  Penyebab preeklamsia masih menjadi tanda tanya dan sampai saat ini preeklamsia masih disebut disease of theory (Haryono, 2011). Faktor resiko penyebab preeklamsia, yaitu: status reproduksi, status kesehatan, dan perilaku kesehatan. Beberapa faktor resiko tersebut status reproduksi diduga merupakan faktor dominan penyebab preeklamsia (Rozhikan, 2007). Preeklamsia merupakan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan yang hingga kini penyebabnya masih belum diketahui dengan pasti, yang ditandai dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi, edema dan proteinuria yang merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi, untuk mendeteksi preeklamsia sedini mungkin dengan melalui pemeriksaan kehamilan secara teratur mulai trimester I sampai trimester III dalam upaya mencegah preeklamsia menjadi lebih berat (Wiknjosastro, 2008).

  Deteksi dini kehamilan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan komplikasi kehamilan. Salah satu faktor resiko pada ibu hamil adalah riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya. Deteksi dini pada asuhan Antenatal Care (ANC) merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung serta mendeteksi kesehatan ibu hamil mendeteksi kesehatan ibu hamil agar tidak terjadi komplikasi pada kehamilan (Saifuddin,2008). Upaya untuk mengatasi preeklamsiakarena usia ibu dengan terutama melalui promosi kesehatan intensif bahwa kehamilan kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mempunyai resiko yang besar untuk terjadi preeklamsia. Upaya nyata yang dapat dilakukan adalah sebisa mungkin tidak menikah pada usia dini dan pada usia yang terlalu tua agar tidak mengalami kehamilan pada keadaan tersebut sehingga resiko preeklamsia dapat dicegah. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsia di RSUD Prof. DR Soekandar Kabupaten Mojosari.

  METODOLOGI

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan preeklamsia adalah asuhan yang meliputi adanya pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan, ditujukan pada ibu yang sedang hamil dengan usia kehamilan 35-36 minggu.

  Jumlah partisipan 2 (dua) orang, dengan kriteria yang diambil pada partisipasi studi kasus ini adalah ibu hamil yang mengalami preeklamsia dengan usia kehamilan 35-36 minggu. Penelitian ini dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto pada partisipan 1 melakukan pengkajian dari tanggal 15 juni dan evaluasi tanggal 19 juni 2016 pada partisipan 2 melakukan pengkajian dari tanggal 22 juli dan evaluasi 26 juli 2016. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan observasi. Analisa data dilakukan dengan cara pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil dari pengkajian di dapatkan data pada klien 1 (Ny. R/21 tahun) data yang muncul yaitu nyeri pada abdomen karena HIS pembukaan 4 cm. Usia kehamilan 35 minggu pemeriksaan hasil laborat protein urine +3 Hb 7,8 Tekanan darah 130/90 mmHg, dan terjadi kenaikan berat badan usia kehamilan 25 minggu 41,5 kg, usian kehamilan 32 minggu 48 kg, usia kehamilan 33 minggu 49 kg, dan usia 38 minggu 53 kg. Data klien 2 (Ny. N/32 tahun), data yang muncul yaitu pusing berat seperti bliur dan merasa kesemutan. Usia kehamilan 35/36 minggu pemeriksaan hasil laborat protein urine +2 Hb 8,5 Tekanan darah 150/100 mmHg terdapat pembengkakan pada ektrimitas bawah, tidak edema. Terjadi penurunan berat badan 25 minggu 93 kg, kehamilan 33 minggu 92 kg, kehamilan 38 minggu 91 kg.

  Menurut teori (Wiknjosastro, 2008) pembagian preeklamsi dibagi dalam golongan ringan dan berat. Golongan ringan bila disertai dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih apabila diukur posisi berbaring atau terlentang. Edema umum kaki, jari, tangan dan muka, serta kenaikan berat badan 1 kg/ lebih setiap minggunya. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr/ lebih /ltr, kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstriam. Golongan preeklamsi berat tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr/ltr. Oliguria yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc/ 24 jam. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium. Terdapat edema paru atau sianosis. Menurut (Nurarif, 2015) nyeri kepala hebat pada bagian depan atau abnormal.

  Berdasarkan ulasan diatas, hasil data klien 1termasuk golongan preeklamsia ringan dan hasil data klien 2 termasuk golongan preeklamsia berat memiliki kesesuaian dengan teori yaitu klien 1 terjadi peningkatan berat badan 1 kg/ lebih tiap minggunyadan protein urine +3 merupakan salah satu ciri preeklamsia ringan. Sedangkan klien 2 keluhan utama yang sesuai dengan teori klien mengalami pusing berat seperti bliur dan merasa kesemutan dan tekanan darah meningkat 160/100 mmHg dan terjadi pembengkakan pada ekstrimitas.

  Klien 1 dan 2 berdiagnosa tidak sama yaitu klien 1 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis dan klien 2 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan terjadinya vasospasme arterional, edema serebral, pendarahan

  Menurut teori ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Nurarif, 2015). Sedangkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, definisi: Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan (Nurarif, 2015).

  Diagnosa keperawatan dalam kasus ini, selain mengacu pada teori juga disesuaikan dengan masalah yang ada berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian.

  Klien 1 (Ny. R/21 tahun) dan klien 2 (Ny. N/32 tahun) dilakukan intervensi yang berbeda yaitu mengubah diagnosis keperawatan menjadi status kesehatan yang di inginkan sesuai durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Klien 1 mendapatkan intervensi 1). Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, 2). Anjurkan kepada keluarga pasien untuk memberikan menu kesukaannya dari rumah, 3) Observasi tekanan darah, 4). Jelaskan kepada pasien tentang nutrisi, 5). Diet nutrisi yang tepat bagi pasien preeklamsia, 6). Pertahankan lingkungan yang nyaman, 7). Observasi dalam pemberian terapi dari dokter. Klien 2 mendapatkan intervensi 1). Anjurkan klien untuk istirahat cukup, 2) Observasi tekanan darah pasien, 3) Anjurkan pasien untuk tidak memikirkan sesuatu yang membuat pasien stress, 4) Berikan lingkungan nyaman dan tenang, 5). Batasi jumlah pengunjung, 6). Observasi dalam pemberian terapi dari dokter.

  Berdasarkan ulasan diatas diharapkan klien 1 status gizi membaik, dan klien 2 tekanan darah diharapkan kembali normal.Semua rencana yang dibuat sesuai dengan teori dan keadaan klien, rencana keperawatan ini terlebih dahulu adalah menetapkan prioritas masalah meningkatkan kebutuhan nutrisi dan tekanan darah

  Klien 1 (Ny. R/21 tahun) dan 2 (Ny. N/32 tahun) dilakukan tindakan yang berbeda yaitumengubah diagnosis keperawatan menjadi status kesehatan yang di inginkan sesuai durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. Implementasi dilakukan 2x24 jam. Pada klien 1 dilakukan 1). Menganjurkan pasien makan 2 jam sekali dalam 3-4 sendok, 2). Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk membawa makanan kesukaan pasien namun tetap sesuai dengan diet bagi preeklamsia seperti kuah bayam, 3). Menjelaskan bagi ibu hamil kepada pasien, 4). Mengobservasi tekanan darah pasien 2 jam sekali, 5). Menganjurkan pasien makan bayam, kacang-kacangan, putih telur, dan makanan rendah garam, 6). Batasi pengunjung kepada keluarga pasien mengurangi kebisingan, 7). Mengobservasi dalam pemberian terapi dari dokter infuse RL 500 cc drip dexamitazone 1 ampul 2ml 20 tpm. Pada klien 2 dilakukan 1). Menganjurkan klien istirahat penuh, 2). Mengobservasi tekanan darah pasien 2 jam sekali, 3). Menganjurkan pasien untuk tidak memikirkan sesuatu agar tidak stress, 4). Pertahankan lingkungan nyaman dan tenang dengan menutup tirai, 5). Batasi jumlah pengunjung yang datang kepada pasien, 6). Mengobservasi dalam pemberian terapi dari dokter infuse RL 500 cc 20 tpm, Injeksi MgSO4 20% 4gr dalam 5cc pelan. Dengan dilakukan implementasi 2x24 jam diharapkan klien 1 status gizi membaik, dan klien 2 tekanan darah diharapkan kembali normal. Terdapat kendala pada saat melakukan implementasi, dikarenakan klien 2 pembukaan 1cm dilangsungkan SC steril.

  Klien 1 mengatakan pada hari ke dua nafsu makan bertambah hingga 5- 6 sendok makan. sedangkan klien 2 mengatakan pada hari ke dua pusing masih dirasakan tekanan darah 140/ 100 mmHg hari ke 5 pusing berkurang namun tekanan darah kembali normal 120/80 mmHg.

  Menurut teori tujuannya yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kenaikan berat badan membaik. kriteria hasil adanya peningkatan berat badan. Sedangkan pada klien 2 selama 2x24 jam diharapkan status sirkulasi adekuat. Kriteria hasil tekanan darah kembali normal.

  Hasil evaluasi antara klien 1 dan klien 2 memiliki perbedaan yaitu, pada klien 1 saat hanya dilakukan 1x implementasi mampu menambah porsi makan 5-6 sendok walaupun klien tidak dilakukan terapi farmakologis untuk menambah nafsu makannya. Hal ini terjadi karena pengalaman selama kehamilan tidak nafsu makan, jadi klien mampu menanggapi tidak nafsu makannya tersebut. Sedangkan, pada klien 2 saat dilakukan implementasi ke 2 dalam pemberian MgSO4 20% 4gr dalam 5 cc pelan tekanan darah 140/ 100 mmHg. Hari ke 5 tekanan darah kembali normal 120/80 mmHg. Namun kedua klien masih sama-sama anemis, mempunyai Hb rendah. Klien 1 Hb 7,8 dan klien 2 Hb 8,5 jadi dilakukan HE dalam upaya meningkatkan Hbnya kembali normal.

  Simpulan

  Data hasil pengkajian tanda dan gejala serta keluhan utama dari preeklamsia klien 1 dan klien 2 tidak sama. Bedanya pada klien 2 tekanan darah memiliki hasil 150/100 mmHg sedangkan klien 1 memiliki hasil 130/90 mmHg. Klien 1 memiliki diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis. Klien 2 memiliki diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan terjadinya vasospasme arterional, edema serebral, pendarahan.

  Rencana intervensi yang ditegakkan pada kedua klien berbeda yaitu intervensi pada klien 1 memenuhi kebutuhan nutrisi pada klien 2 dengan menegakkan relaksasi. Tindakan yang dilakukan sama dengan rencana intervensi masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian. Sedangkan pada klien 2 hari ke-5 masih merasakan sedikit pusing namun tekanan darah sudah kembali normal 120/80 mmHg.

  Rekomendasi

  Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa tentang preeklamsia pada ibu hamil agar tidak terjadi dan dapat segera ditangani. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan bagi ibu hamil untuk mencegah terjadinya preeklamsi.

  Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengembangkan penelitian ini misalnya dengan mengkombinasikan antara penelitian ini dengan judul yang baru. Diharapkan melakukan upaya promosi kesehatan seperti penyuluhan tentang mencegah terjadinya preeklamsi pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

  Haryono. (2011). Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklamsia dan Eklamsia. Jakarta : Salemba Medika. Nurarif, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Yogya.

  Obgynacea 2009. Nanda NIC NOCjilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. Yogyakarta: Media Action. Rozikhan, 2007. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Preeklamsia Berat di Rumah sakit DR. H. Soewando Kendal. Saifuddin (2014). Faktor-faktor yangberhubungan dengan kemampuan bidan dalam mendeteksi dini kasus preeklamsia di puskesmas gajah mada kabupaten indragiri hilir. Hal.2. Wiknjosastro. (2008). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

  Alamat Correspondensi :

  • : 089862638399

  : sisilmiya71@gmail.com Email

  No. HP

  • : Jln. Wijaya Kusuma Gang 7 Dawuhan, Situbondo Alamat

Dokumen yang terkait

TINGKAT KECEMASAN LANSIA INKONTINENSIA URIN YANG FUNGSI KOGNITIFNYA MASIH BAIK DI UPT PANTI WERDHA MAJAPAHIT MOJOKERTO

0 0 7

PERKEMBANGAN LUKA ULKUS PLANTAR PADA PENDERITA KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA SUMBER GLAGAH KABUPATEN MOJOKERTO DIGNA NURLAELA MAI LESTARI NIM. 12120008 Subject : Kusta, Ulkus Plantar, Perkembangan Luka

0 0 6

ANEMIA KEHAMILAN DENGAN JENIS PERSALINAN DI KLINIK MEDIKA UTAMA WONOKUPANG KECAMATAN BALONG BENDO KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015

0 0 8

HUBUNGAN SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

0 1 7

GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA SEMESTA MOJOKERTO

1 8 5

PENANGANAN NON FARMAKOLOGIS UNTUK MENGURANGI NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO ARIK MEGA SANDY 1212020004 SUBJECT: Penanganan non farmakologis, Nyeri sendi lutut, Lansia DESCRIPTION: Penanganan non-farmakologis merupakan sa

0 0 5

BLACK GARLIC PENCEGAH INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA AIDS (AQCUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME)

0 0 6

PENGEMBANGAN FASILITAS PERTUMBUHAN SPIRITUAL PASIEN DI UNIT HEMODIALISA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

0 0 6

AKTIVITAS FISIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI WERDHA MAJAPAHIT MOJOKERTO ANGGA DWI PRASETYA NATAGAMA 1212020002 SUBJECT: Lansia, Aktivitas Fisik, Hipertensi DESCRIPTION: Hipertensi sering terjadi pada lansia yang disebabkan oleh perub

0 0 5

ASUHAN KEPERAWATAN BIMBINGAN SPIRITUAL PADA KLIEN GANGGUAN JIWAHARGA DIRI RENDAH DI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG

0 1 6