AKTIVITAS FISIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI WERDHA MAJAPAHIT MOJOKERTO ANGGA DWI PRASETYA NATAGAMA 1212020002 SUBJECT: Lansia, Aktivitas Fisik, Hipertensi DESCRIPTION: Hipertensi sering terjadi pada lansia yang disebabkan oleh perub

  

AKTIVITAS FISIK PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI

DI UPT PANTI WERDHA MAJAPAHIT MOJOKERTO

ANGGA DWI PRASETYA NATAGAMA

  1212020002

  

SUBJECT:

  Lansia, Aktivitas Fisik, Hipertensi

  

DESCRIPTION:

  Hipertensi sering terjadi pada lansia yang disebabkan oleh perubahan sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (otak dan jantung) karena kondisi tubuh yang menurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah aktivitas fisik. Fenomena yang ada orang lanjut usia yang memiliki penyakit hipertensi cenderung mengurangi aktifitasnya di usia senja karena penurunan fungsi degeneratif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian adalah aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi. Populasi adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi dengan sampel sebanyak 15 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pengambilan data dilakukan di UPT Panti Werdha Majapahit Mojokerto pada tanggal 1-6 Juli 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner diadopsi dari Physical Activities Scale for Elderly (PASE). Analisa data menggunakan distribusi frekuensi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik dengan baik sebanyak 9 responden (60%) dan hampir setengah responden kurang dalam melakukan aktivitas fisik yaitu sebanyak 6 responden (40%).

  Lansia yang mengalami hipertensi melakukan aktivitas fisik dengan baik karena aktivitas yang dilakukan merupakan aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari seperti duduk, berjalan-jalan di kamar dan mengikuti senam. Selain itu masih ada responden yang masih kurang melakukan aktivitas fisik dikarenakan faktor usia yang mulai bertambah lemah dan otot-otot mengalami kemunduran dan melemah.

  Aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Majapahit Mojokerto adalah baik. Perawat hendaknya berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kepada lansia di panti lansia dalam menjaga kesehatan khususnya dalam menjaga kebugaran lansia.

  

ABSTRACT:

Hypertension often occurs in the elderly. It is caused by changes in the

circulatory system and organs that receive blood supply (brain and heart) due to

decreasing body condition. One of the factors that affect hypertension is physical

activity. It is not uncommon that elderly people with hypertension tends to reduce their

activity in old age due to degenerative function decline. The purpose of this study was

conducted to know the physical activity in the elderly with hypertension.

  This research is a descriptive study with survey design. Research variable is

physical activity in the elderly with hypertension. The population is elderly with

  

hypertension with a sample of 15 respondents. The sampling technique used was

purposive sampling. Data is collected in Panti Werdha Majapahit Mojokerto from July

1 to July 6, 2015. The data was collected using questionnaire adapted from the Physical

Activities Scale for the Elderly (PASE). The data was the analyzed by using frequency

distribution.

  The results showed that most respondents do physical activity well as many as 9

respondents (60%) and almost half of respondents were lacking in physical activity as

many as 6 respondents (40%).

  Elderly with hypertension performs good physical activity because the activities

are daily routine such as sitting, walking around the room and doing gymnastics. In

addition, there were respondents who are still lacking physical activity due to age factor

when they began to grow weak and their muscles are declining and weakening.

  Physical activity in the elderly with hypertension in Panti Werdha Majapahit

Mojokerto is good. Nurses should actively participate in the implementation efforts of

services to the elderly in nursing elderly unit to maintain the health of the elderly,

especially their fitness.

  Keywords: Physical Activity, Elderly, Hypertension Dwiharini P, S.Kep., Ns., M.Kep.

  Contributor : 1.

2. Umul Fatkiyah, S.Kep.Ns.

  Date : 29 Juni 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : - Right : Open Document Summary : Latar Belakang

  Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa dimana lansia mengalami suatu kehilangan yang bersifat, misalnya berkurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, kekuatan fisik dan kesehatan, menatap kembali kehidupan, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran sosial yang baru (Azizah, 2011). Lansia yang mempunyai penyakit darah tinggi, tekanan darah akan mengalami fluktuasi setiap saat. Hipertensi akan menjadi masalah apabila tekanan darah tersebut persisten, karena hal ini membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (otak dan jantung) menjadi tegang. Lanjut usia sering dikaitkan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan diasumsikan menjadi beban bagi yang berusia produktif. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia, diantaranya perubahan komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi, dan kognisi. Lansia sering mengalami kendala dalam melakukan aktivitas-aktivitas fisik dalam kategori berat seperti berkebun (Muzamil, 2014).

  Secara global data WHO tahun 2011, di negara berkembang, perhatian terhadap hipertensi (kesadaran, pengobatan, dan kontrol) tergolong lebih rendah daripada negara maju. Prevalensi hipertensi pada kelompok lansia sebesar 37% dengan kesadaran 25%, pengobatan 16%, dan kontrol 5%. Di Indonesia, bahwa prevalensi hipertensi di Pulau Jawa sebesar 41,9%. Prevalensi hipertensi di pedesaan (44,1%) lebih tinggi dari pada prevalensi di perkotaan (39,9%). Prevalensi tertinggi terdapat pada kelompok umur ≥ 65 tahun (75,4%). Perempuan lebih banyak menderita hipertensi (47,1%) dibandingkan laki – laki (36,7%) (Setiawan, 2004 dalam Lidya, 2012).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Werdha Majapahit Mojokerto dari data bulan Maret 2015 jumlah lansia yang tinggal di panti sebanyak 46 lansia, jumlah lansia yang mengalami hipertensi sebanyak 15 orang. Dari 5 lansia yang mengalami hipertensi menyatakan mengurangi aktivitasnya setiap hari dan hanya melakukan aktivitas ringan, seperti melakukan menyapu, mencuci baju/piring mengikuti pengajian, berjemur dan nonton TV.

  Faktor yang mempengaruhi hipertensi ada dua. Faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang dapat dikontrol adalah aktifitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur sangat penting untuk mempertahankan kondisi kesehatan dan kebugaran pada lansia. (Khomarun, 2013). Orang lanjut usia pada lazimnya secara fisiologis adalah normal memiliki nilai tekanan darah yang tinggi. Selain karena mengurangi aktifitasnya di usia senja, kondisi ini juga terjadi karena dinding arteri lansia telah menebal dan kaku karena arteriosclerosis sehingga darah dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Penyakit tekanan darah tinggi / hipertensi tersebut kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia, sejalan dengan itu lansia penderita hipertensi sering mengurangi aktivitas fisiknya karena penurunan fungsi degeneratif (Nina, 2007). Menurut Nurhidayah, 2011 ada tiga macam aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kesehatan, kemandirian, dan perasaan well-being pada lansia, diantaranya: (1)

  

endurance activity, (2) strengthtraining activity, serta (3) balance, mobility, dan

flexibility (stretching) activities (Khomarun, 2013).

  Upaya peningkatan kemampuan lansia merawat diri dapat diterapkan oleh perawat komunitas dengan melibatkan peran serta dari keluarga dalam pemberian informasi terkait perawatan diri hipertensi, keluarga dapat menjalankan perannya untuk memberikan motivasi pada lansia dalam mengatasi masalah kesehatan akibat faktor- faktor ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan sehingga lansia memiliki keyakinan untuk dapat merubah perilaku dan gaya hidupnya sehari-hari (Permatasari, 2014). Dari uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi di UPT Panti Werdha Majapahit Mojokerto.

  Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan survey.

  Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi di UPT Panti Werdha Majapahit Mojokerto wisma 1-wisma 4 dengan sampel sebanyak 15 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah

  

purposive sampling. Pengambilan data dilakukan di UPT Panti Werdha Majapahit

  Mojokerto pada tanggal 8-9 Juli 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi.

  Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan aktivitas fisik dengan baik sebanyak 9 responden (60%). Aktivitas merupakan seluruh kegiatan manusia dalam menghadapi permasalahan yang jelas dan terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk membangun sebuah ilmu, dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang dimiliki seseorang, keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi seseorang yang ingin menghasilkan sebuah ilmu (Hidayat, 2011). Lansia yang tidak melakukan aktivitas fisik akan meningkatkan risiko kejadian hipertensi sistolik terisolasi sebesar 2,33 kali lebih besar dibandingkan dengan lansia yang melakukan aktivitas fisik dan bermakna. Aktivitas fisik merupakan faktor risiko kejadian hipertensi pada lansia, namun tetap diharapkan untuk rutin melakukan aktivitas fisik karena apabila dilakukan secara tepat dan teratur serta frekuensi dan lamanya waktu yang digunakan dengan baik dan benar maka dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga secara teratur paling sedikit 30 menit/hari minimal tiga hari per minggu ideal untuk sebagian besar pasien hipertensi (Kuswardani, 2006). Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik antara lain tingkat perkembangan tubuh, kesehatan fisik, keadaan nutrisi, emosi, kelemahan neuromuskuler dan skeletal dan pekerjaan (Tarwoto, 2006).

  Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar lansia yang mengalami hipertensi melakukan aktivitas fisik, responden yang melakukan aktivitas fisik dengan baik karena merupakan aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari seperti duduk, berjalan-jalan di kamar dan mengikuti senam. Selain itu masih ada responden yang masih kurang melakukan aktivitas fisik dikarenakan faktor usia yang mulai bertambah lemah dan otot- otot mengalami kemunduran dan melemah. Pada masa lansia mulai terjadi penurunan hormon estrogen sehingga berdampak pada kondisi tubuh & juga mentalnya. Akibatnya akan mengganggu aktivitas pada lansia. Karena perubahan tersebut mengakibatkan kegiatan fisik lansia menjadi kurang menyenangkan atau cepat merasa lelah jika melakukan aktivitas. Kelelahan dapat menjadi respon normal terhadap aktivitas fisik dan mental, penyebab kelelahan yang biasa dialami setiap orang diantaranya adalah kurang tidur, stres dan cemas. Aktivitas fisik seperti olahraga diharapkan untuk rutin melakukan aktivitas fisik karena apabila dilakukan secara tepat dan teratur serta frekuensi dan lamanya waktu yang digunakan dengan baik dan benar maka dapat menurunkan tekanan darah.

  Berdasarkan aktivitas waktu luang, sebagian besar lansia melakukan aktivitas fisik dengan baik yaitu sebanyak 11 responden (73%). Sesuai dengan teori Suryadi (2010) salah satu fenomena lansia setelah mereka memasuki masa pensiun atau usia yang dianggap sudah udzur (60+) oleh sebagian masyarakat adalah menarik diri dari segala bentuk aktivitas. Masyarakat cenderung dengan pemikiran negatif yang belum tentu kebenarannya (stereotype) oleh masyarakat seperti: lansia sudah saatnya pensiun dari aktivitas; Lansia itu selalu sakit-sakitan. Akhirnya banyak lansia yang menganggap dirinya sudah harus masuk dan diam saja di rumah.

  Sebagian besar lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Majapahit melakukan aktivitas di waktu luang dengan baik seperti melakukan aktivitas duduk, berjalan-jalan di dalam kamar atau di luar kamar, menyapu kamar atau sekitarnya dan membawa makanan dari dapur ke kamar, aktivitas yang dilakukan lansia cenderung ringan dan tidak membutuhkan tenaga extra sehingga lansia mampu untuk melakukan aktivitas tersebut.

  Berdasarkan aktivitas aktivitas didalam rumah, sebagian besar lansia melakukan aktivitas fisik dengan baik yaitu sebanyak 9 responden (60%). Sesuai dengan teori Suryadi (2010) aktivitas dalam rumah merupakan aktivitas berkaitan dengan pengaturan/manajemen rumah, dari membersihkan perabotan sampai dengan pengaturan tata ruang rumah. Lansia mengalami penuaan yang optimal akan tetap aktif dan tidak mengalami penyusutan dalam kehidupan sehari-hari seperti menggrakkan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga dimana sangat penting bagi kesehatan mental.

  Sebagian besar lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Majapahit melakukan aktivitas didalam rumah dengan baik, seperti mengepel lantai, mencuci piring atau pakaian dan melakukan ibadah. Banyak dari lansia yang mampu untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang cukup banyak karena kondisi tubuh lansia yang masih terlihat bugar.

  Berdasarkan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, sebagian besar lansia melakukan aktivitas fisik dengan kurang baik yaitu sebanyak 11 responden (73%). Lansia yang dapat mempertahankan aktivitas pada usia dewasa pertengahan serta lansia yang masih aktif dan dapat melakukan aktivitas fisik akan memberikan kontribusi paling besar terhadap masa tua yang sukses. Successful aging atau keberhasilan usia lanjut dapat dilihat melalui aktivitas kesehariannya dan akan terus menunjukkan peningkatan apabila lansia melakukan peningkatan mutu dalam aktivitas keseharian yang dilakukan oleh para lansia, terutama dalam hal melakukan pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga lebih banyak (Suryadi, 2010).

  Sebagian besar lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Majapahit melakukan aktivitas didalam rumah dengan kurang baik, seperti tidak rutin mengikuti kegiatan senam lansia yang diadakan oleh pihak panti. Lansia yang mengalami penurunan kesehatan dan kemampuan dalam melakukan aktivitas yang berat cenderung tidak mengikuti kegiatan senam.

  Simpulan

  Aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi di Panti Werdha Majapahit Mojokerto adalah baik yaitu sebanyak 9 responden (60%).

  Rekomendasi

  Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menambah atau menyediakan sumber kepustakaan dan bacaan khususnya tentang upaya penerapan pelayanan kesehatan wanita usia lanjut untuk dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada lansia yang mengalami hipertensi. Perawat hendaknya berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kepada lansia di panti lansia.

  Alamat Correspondensi :

  Alamat rumah : Kp. Krajan RT.01/RW.01 Desa Sumberanyar, Kecamatan - Jatibanteng, Kabupaten Situbondo

  Email - : anggadwi968@gmail.com

  • No. HP : 085229198982

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius roxb) SEBAGAI ALTERNATIVE ANTI KANKER SERVIKS ERVIN DWI PRAMITA NIM. 1212010011 SUBJECT pandan wangi, terpenoid flavonoid, kanker serviks DESCRIPTION Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membua

0 2 7

HARGA DIRI PADA KLIEN GANGGUAN JIWA YANG MENJALANI RAWAT JALAN DI RSU DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO KOTA MOJOKERTO

0 0 7

TINGKAT KECEMASAN LANSIA INKONTINENSIA URIN YANG FUNGSI KOGNITIFNYA MASIH BAIK DI UPT PANTI WERDHA MAJAPAHIT MOJOKERTO

0 0 7

PERKEMBANGAN LUKA ULKUS PLANTAR PADA PENDERITA KUSTA DI RUMAH SAKIT KUSTA SUMBER GLAGAH KABUPATEN MOJOKERTO DIGNA NURLAELA MAI LESTARI NIM. 12120008 Subject : Kusta, Ulkus Plantar, Perkembangan Luka

0 0 6

ANEMIA KEHAMILAN DENGAN JENIS PERSALINAN DI KLINIK MEDIKA UTAMA WONOKUPANG KECAMATAN BALONG BENDO KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015

0 0 8

HUBUNGAN SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

0 1 7

GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA SEMESTA MOJOKERTO

1 8 5

PENANGANAN NON FARMAKOLOGIS UNTUK MENGURANGI NYERI SENDI LUTUT PADA LANSIA DI DESA GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO ARIK MEGA SANDY 1212020004 SUBJECT: Penanganan non farmakologis, Nyeri sendi lutut, Lansia DESCRIPTION: Penanganan non-farmakologis merupakan sa

0 0 5

BLACK GARLIC PENCEGAH INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PENDERITA AIDS (AQCUIRED IMMUNODEFICIENCY SYNDROME)

0 0 6

PENGEMBANGAN FASILITAS PERTUMBUHAN SPIRITUAL PASIEN DI UNIT HEMODIALISA RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN

0 0 6