Kualitas dan Kesuksesan Implementasi Layanan E-Learning Berbasis Moodle dengan Menggunakan Expectation–Confirmation Model dan Delone and Mclean's Model

  Vol. 3, No. 1, Januari 2019, hlm. 90-99 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Kualitas dan Kesuksesan Implementasi Layanan E-Learning Berbasis

Moodle dengan Menggunakan Expectation

  • –Confirmation Model dan Delone
  • 1

    and Mclean's Model

    2 3 Aryanti Dyah Ayu Dwi Putranti , Admaja Dwi Herlambang , Mochamad Chandra Saputra

      Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: aryantidyah@student.ub.ac.id, herlambang@ub.ac.id, andra@ub.ac.id

      

    Abstrak

      Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi ada empat fakultas di Universitas Brawijaya yang telah memanfaatkan e-learning berbasis moodle, yaitu Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Ilmu Akuntasi (FIA), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), dan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi kualitas dan kesuksesan implementasi e-learning berbasis moodle. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua model yaitu Expectation-Confirmation Model (ECM) untuk mengetahui kualitas implementasi e-learning dan DeLone & McLean model untuk mengetahui kesuksesan implementasi e-learning. ECM memiliki empat variabel, yaitu perceived usefullness,

      

    confirmation, satisfaction, dan continuance intention. DeLone & McLean model memiliki enam

      variabel, yaitu system quality, information quality, service quality, use, user satisfaction, dan net

    benefits . Data yang digunakan sebanyak 148 responden yang dipilih dengan stratified cluster sampling.

    Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner online. Hasil pengolahan data yang dilakukan yaitu variabel confirmation, service quality, dan user satisfaction masuk ke dalam kategori cukup tinggi, dan variabel lainnya masuk ke kategori tinggi. Rekomendasi yang diberikan berdasarkan indikator tiap variabel yang memiliki nilai di bawah rata-rata total sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas dan kesuksesan implementasi e-learning.

      Kata kunci: Kualitas, Kesuksesan, E-learning, Expectation-Confirmation Model, Delone and Mclean Model.

      

    Abstract

    Based on the data obtained from the observation of four faculties in Brawijaya University that have

    utilized moodle-based e-learning, namely the Faculty of Agriculture (FP), the Faculty of Accounting

    (FIA), the Faculty of Agricultural Technology (FTP), and the Faculty of Computer Science (FILKOM).

    This research has purpose to know condition of quality and success of moodle based e-learning

    implementation. The research was conducted by using two models: Expectation-Confirmation Model to

    know the quality of e-learning implementation and DeLone & McLean model to know the success of e-

    learning implementation. ECM has four variables, namely perceived usefullness, confirmation,

    satisfaction, and continuance intention. DeLone & McLean model has six variables, namely system

    quality, information quality, service quality, use, user satisfaction, and net benefits. The data used were

    148 respondents selected with stratified cluster sampling. Data collection techniques were conducted

    through an online questionnaire. The result of the data has been collected, service quality, and user

    satisfaction was high enough category, and other variables was high category. The recommendations

    given based on indicators of each variable that has a value below the total average, so it can improve

    the quality and success of e-learning implementation.

      Keywords: Quality, Success, E-learning, Expectation-Confirmation Model, Delone and Mclean Model.

      elektronik ini dapat meningkatkan kompetensi 1.

       PENDAHULUAN dan kualitas sumber daya manusia. E-learning

      merupakan cara baru dalam proses belajar

      E-learning adalah salah satu dampak dari

      mengajar yang menggunakan media elektronik, perkembangan teknologi pada bidang khususnya internet sebagai media pembelajaran. pendidikan. Sistem pembelajaran secara

      Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

      

    90

      E-learning memungkinkan mahasiswa

      usefulness, confirmation, satisfaction, dan continuance intention, untuk mendeskripsikan

      ECM memiliki empat konstruk yang secara langsung menjadi penentu terhadap niat atau terhadap penggunaan yaitu kegunaan persepsi (perceived usefulness ), konfirmasi (confirmation), kepuasan (satisfaction), dan niat keberlanjutan penggunaan (continuance

      kualitas sistem dan kualitas layanan yang kurang optimal dalam layanannya.

      website STIKOM Library masih memiliki

      pada continuance intention. Penelitian lain dengan DeLone & McLean model dilakukan oleh (Widya, 2017) dengan objek website STIKOM library. Hasil dari penelitian bahwa variabel yang lebih berpengaruh terhadap kesuksesan website STIKOM Library adalah kualitas sistem, kualitas layanan, pengguna, dan kualitas sistem yang dimediasi oleh kepuasan pengguna memiliki pengaruh kuat terhadap manfaat bersih. Hal ini menjelaskan bahwa

      confirmation, dan satisfaction, berpengaruh

      menemukan bahwa faktor perceived usefullness,

      Expectation-Confirmation Theory dan

      ” melakukan pengembangan teori dari

      Continuance: An Expectation-Confirmation Model

      Penelitian ini mengacu pada penelitian (Bhattacherjee, 2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Understanding Information Systems

      mendeskripsikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas dan kesuksesan implementasi pada layanan e-learning Fakultas di Universitas Brawijaya.

      quality, information quality, system quality, use, user satisfaction, dan net benefits, dan untuk

      kesuksesan pada e-learning Fakultas di Universitas Brawijaya pada aspek service

      Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas e-learning Fakultas di Universitas Brawijaya pada aspek perceived

      mendapatkan produktivitas dan pengetahuan melalui komputer di tempat masing-masing tanpa harus datang ke ruangan kelas sehingga dapat melakukan sistem pembelajaran jarak jauh.

      quality, information quality, service quality, use, user satisfaction, dan net benefits.

      mengetahui kesuksesan implementasi sistem informasi adalah DeLone & McLean berdasarkan enam pengukuran, yaitu system

      confirmation, satisfacation, dan continuance intention. Model lain yang digunakan untuk

      adanya empat konstruk yang memengaruhi keinginan seseorang untuk menentukan hubungan antara faktor kegunaan, kepuasan dan konfirmasi atas harapan yang mampu memengaruhi intensi seseorang untuk melanjutkan perilaku menggunakan sebuah sistem informasi yaitu perceived usefullness,

      Confirmation Model / ECM mengidentifikasi

      Dengan uraian permasalahan tersebut, diperlukan suatu model untuk mengetahui kondisi kualitas dan kesuksesan implementasi penggunaan e-learning, dalam teori Expectation

      digunakan tidak awam, dan beberapa settingan yang belum diatur sebagaimana mestinya yang mengharuskan mahasiswa mengganti password akibat tidak terintegrasi langsung dengan Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM) daripada itu berdasarkan wawancara yang dilakukan tampilan e-learning dinilai tidak menarik oleh mahasiswa.

      login , kemudian beberapa bahasa yang

      Dalam pengoperasiannya, masih terdapat keluhan terkait pemanfaatan e-learning di tiap fakultas di Universitas Brawijaya yang didapatkan dari Pusat Informasi, Dokumentasi dan Keluhan (PIDK) di tiap fakultasnya. Rata- rata menyebutkan bahwasanya data dari Sistem Informasi Akademik Mahasiswa (SIAM) tidak terintegrasi secara otomatis dan harus memasukkan data secara manual yang akhirnya menyebabkan banyak mahasiswa nya tidak bisa

      vlm.ub.ac.id. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi sebanyak empat fakultas yang telah memanfaatkan e-learning berbasis moodle yaitu Fakultas Pertanian (FP) melalui alamat elearning.fp.ub.ac.id, Fakultas Ilmu Akuntasi (FIA) melalui alamat elearning.fia.ub.ac.id, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) melalui alamat elearning.tp.ub.ac.id, dan Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) melalui alamat elearning- filkom.ub.ac.id.

      e-learning pusat yang dapat diakses pada

      Fakultas dan program studi di Universitas Brawijaya Malang ini tidak semua menggunakan

      Dampak dari perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan pada suatu universitas sudah banyak diimplementasikan. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran untuk mahasiswa dan dosen, karena bisa dengan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh (e-learning) tentu akan memberikan kemudahan serta dapat mengefesienkan waktu. Salah satu universitas yang menggunakan metode ini adalah Universitas Brawijaya (UB).

      intention ). Variabel perceived usefulness

      Tahap selanjutnya, yaitu penyusunan kuesioner dengan menetapkan indikator- indikator setiap variabel pada model ECM dan

      use serta user satisfaction. Penggunaan (use) dan

      DeLone & McLean model. Model ECM menjelaskan hubungan antara faktor kegunaan, kepuasan dan konfirmasi atas harapan mampu memengaruhi intensi seseorang untuk melanjutkan perilaku. Sementara, model (DeLone & McLean, 2003) merupakan model kesuksesan sistem informasi yang mendapatkan tanggapan positif karena model ini merupakan model yang sederhana tetapi dianggap cukup valid.

      Expectation-Confirmation Model (ECM) dan

      Tahap pertama pada penelitian dengan merumuskan masalah berdasarkan wawancara dengan pihak e-learning . Selanjutnya, melakukan studi literatur mengenai teori kualitas dan kesuksesan berdasarkan jurnal, buku, dan penelitian sebelumnya. Kemudian, penulis menentukan model yang digunakan yaitu

      Penelitian menggunakan skala likert lima poin, yaitu: 1) sangat tidak setuju; 2) tidak setuju; 3) ragu-ragu; 4) setuju; 5) sangat setuju. Setelah penyusunan kuesioner maka melakukan pengujian melalui penilaian ahli (expert judgement ) yang dilakukan oleh tiga dosen ahli. Hasil dari penilaian ahli akan dihitung menggunakan formula Aiken’s V. Hasil dari penilaian ahli adalah nilai koefisien Aiken’s. Nilai yang dihasilkan antara 0,5

      didefinisikan oleh Davis (Davis, 1989) yaitu sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja pada pekerjaannya dan dapat digunakan secara menguntungkan. Kemudian variabel berikutnya didefinisikan oleh (Bhattacherjee, 2001) yaitu 1)

      kepuasan pengguna (user satisfaction ) memberikan pengaruh pada seberapa besar manfaat-manfaat bersih (net benefits) yang diperoleh.

      saling berpengaruh terhadap intention to use atau

      DeLone & McLean Model berdasarkan penelitian terdahulu dan objek penelitian.

      quality, information quality , dan service quality

      Pada tahun 2003, DeLone & McLean memperbarui model kesuksesan sistem informasinya yang dijelaskan bahwa system

      suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau positif, yang dihasilkan dari penilaian terhadap performa sesuatu produk atau jasa; 3) continuance intention digambarkan bahwa seseorang yang harapan dengan pengalamannya setelah menggunakan sistem informasi terkonfirmasi, maka orang tersebut akan mengambil keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan perilakunya untuk menggunakan teknologi informasi di masa mendatang.

      satisfaction

      atas kesamaan antara ekspektasi penggunaan sistem informasi dengan kenyataannya; 2)

      confirmation merupakan persepsi dari pengguna

    2. METODOLOGI PENELITIAN

    • – 1 dengan ketentuan pernyaatan dinilai valid jika >0,69. Terdapat empat pernyataan yang memiliki nilai <0,69 maka pernyataan tersebut diperbaiki sesuai saran dari ahli.

      Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data penelitian terbagi mejadi dua, yaitu: 1) data primer yang diperoleh dengan wawancara ke pihak e-learning dan penyebaran kuesioner ke pengguna; 2) data sekunder diperoleh melalui studi literatur, artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

      Pilot test dilakukan dengan menyebarkan

      kuesioner kepada 30 responden. Pilot test tersebut menghasilkan nilai validitas tiap butir pernyataan dan nilai reliabilitas. Pernyataan yang tidak valid memiliki nilai koefisien korelasi kurang dari 0,361 akan dikeluarkan dari kuesioner. Sementara untuk uji reliabilitas dengan melihat nilai Alpha Cronbach. Hasil yang diperoleh keseluruhan variabel memiliki nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6 sehingga kuesioner dapat digunakan untuk pengambilan data selanjutnya dengan total 24 pernyataan.

      Pada penelitian ini jumlah populasi adalah 19.146 mahasiswa aktif. Teknik pengambilan sampel melalui stratified cluster sampling,

      Gambar 1 Desain Penelitian dipilih karena dianggap paling tepat di antara teknik pengambilan sampel yang lain, karena populasi pada penelitian ini merupakan pengambilan beberapa fakultas pada Universitas Brawijaya yang mempunyai e-learning fakultas dan mempergunakanya dan kluster yang digunakan adalah fakultas. Sampel yang digunakan pada penelitian berjumlah 100 orang. Pengumpulan data melalui kuesioner yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner melalui media sosial.

      Setelah data terkumpul maka akan diuji terlebih dahulu melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas. Selanjutnya, data diolah dengan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2016). Hasil nilai mean setelah diubah menjadi persentase akan digolongkan ke enam kategori menurut Azwar (2012).

      Tabel 3 Statistik Deskriptif Confirmation Modus Median Std.

      satisfaction disajikan pada Tabel 4. Rata-rata

      Hasil analisis data pada variabel

      Rendah

      2 2 1,038 1,079 2,37 47,4 Kriteria Cukup

      Deviasi Varians Mean %

      Tabel 4 Statistik Deskriptif Satisfaction Modus Median Std.

      total secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup tinggi dengan persentase sebesar 54,4%. Variabel confirmation memiliki rata-rata di atas rata-rata total sehingga tetap direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan agar dapat mencapai kategori sangat tinggi

      confirmation disajikan pada Tabel 3. Rata-rata

      Hasil analisis data pada variabel

      Tinggi

      2 3 1,015 1,032 2,72 54,4 Kriteria Cukup

      Deviasi Varians Mean %

      rata-rata total sehingga tetap direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan agar dapat mencapai kategori sangat tinggi.

      Tabel 1 Kategori Nilai Rentang Nilai Kategori

      perceived usefulness memiliki rata-rata di atas

      secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 71%. Variabel

      usefulness disajikan pada Tabel 2. Rata-rata total

      Hasil analisis data pada variabel perceived

      72 Kriteria Tinggi

      4 4 0,797 0,636 3,60

      Deviasi Varians Mean %

      Tabel 2 Statistik Deskriptif Perceived Usefulness Modus Median Std.

      Sebelum melakukan pengolahan data statistik deskriptif maka dilakukan terlebih dahulu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas.

      3. HASIL

      Langkah selanjutnya, yaitu melakukan evaluasi dari hasil pengolahan data dengan melakukan pembahasan. Pembahasan dilakukan dengan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap indikator tiap variabel yang memiliki nilai di bawah rata-rata total. Rekomendasi yang diberikan penulis dapat digunakan oleh pihak fakultas. Tahap terakhir pada penelitian ini yaitu menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah berdasarkan pengolahan dan pembahasan data. Sedangkan saran berdasarkan evaluasi pada penelitian yang telah dilakukan sehingga menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.

      0 < x ≤ 16,67 Sangat rendah

      83,35 < x ≤ 100 Sangat tinggi 66,68 < x ≤ 83,35 Tinggi 50,01 < x ≤ 66,68 Cukup tinggi 33,34 < x ≤ 50,01 Cukup rendah 16,67 < x ≤ 33,34 Rendah

      total secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup rendah dengan persentase sebesar 47,4%. Variabel satisfaction memiliki rata-rata di bawah rata-rata total sehingga menjadi prioritas utama yang direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan agar dapat mencapai kategori sangat tinggi Tabel 5 Statistik Deskriptif Continuance Intention Modu s Media n Std.

      Devias i Varian s

      IQ 2 4 4,00 0,89

      Hasil analisis data service quality disajikan pada Tabel 8. Nilai variabel service

      quality secara keseluruhan termasuk dalam

      kategori cukup tinggi dengan presentase sebesar 64,8%. Indikator assurance dan emphaty memiliki rata-rata kurang dari rata-rata total sehingga keduanya direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

      Tabel 8 Statistik Deskriptif Service Quality Indi kato r Kod e M od us

      Med ian Std.

      Devi asi Varian s

      Mea n %

      Com plete ness

      IQ 1 3 3,00 1,00

      7 1,016 3,19 63 ,8

      For mat

      6 0,803 3,41 68 ,2

      Pada variabel service quality terdapat tiga indikator, yaitu responsiveness, assurance, dan

      Acc urac y

      IQ 3 4 4,00 0,83

      7 0,701 3,50

      70 Tim eline ss

      IQ 4 4 4,00 0,85

      2 0,726 3,76 75 ,2

      Rele vanc e

      IQ 5 4 4,00 0,86

      5 0,749 3,68 73 ,6

      Jumlah Total

      70 ,1

      emphaty.

      analisis data information quality disajikan pada Tabel 7. Nilai variabel information quality secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 70,16%. Indikator completeness dan format memiliki rata-rata kurang dari rata-rata total sehingga keduanya direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

      Mea n % 2 2,00 0,947 0,898 2,01 40,2

      SQ3 4 4,00 1,040 1,08

      Kriteria Cukup Renda h

      Hasil analisis data pada variabel continuance intention disajikan pada Tabel 5. Rata-rata total secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup rendah dengan persentase 40,2%. Variabel continuance intention memiliki rata-rata kurang dari rata-rata total sehingga menjadi prioritas utama yang direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan agar mencapai kategori sangat tinggi.

      Tabel 6 Statistik Deskriptif System Quality Indi kato r

      Kod e M od us Med ian Std.

      Devia si Vari ans

      Mea n %

      Ease of use

      SQ1 4 4,00 0,970 0,94

      3 3,87 77,4 Resp onse time

      SQ2 4 4,00 1,006 1,01

      2 3,62 72,4 Flex ibilt y

      2 3,66 73,2 Reli abili ty

      accuracy, timeliness, dan relevance. Hasil

      SQ4 4 4,00 0,920 0,84

      7 3,93 78,6 Secu rity

      SQ5 4 4,00 0,790 0,62

      5 3,79 75,8 Jumlah Total 75,4

      8 Kriteria Ting gi

      Pada variabel system quality terdapat lima indikator, yaitu ease of use, response time,

      flexibility, reliability, dan security. Hasil analisis

      data system quality disajikan pada Tabel 6. Nilai variabel system quality secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 75,48%. Indikator response

      time dan flexibility memiliki rata-rata kurang

      dari rata-rata total sehingga keduanya direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan

      Tabel 7 Statistik Deskriptif Information Quality

      Pada variabel information quality terdapat lima indikator, yaitu completeness, format,

      6 Kriteria Ti ng gi Tabel 9 Statistik Deskriptif Use Indika tor Kod e M od us

      Med ian Std.

      6 3,21 64,2 Emph aty

      memiliki rata-rata kurang dari rata- rata total sehingga keduanya direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

      4. PEMBAHASAN

      Variabel perceived usefulness dalam

      Indika tor Kod e

      M od us M ed ia n Std.

      Devia si Vari ans

      Mea n %

      Respo nsiven ess

      SEQ

      1 4 3, 5 0,948 0,90 3,36 67,2

      Assur ance SEQ

      2

      3 3 0,972 0,94

      SEQ

      variabel net benefits secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 70,1%. Indikator improved

      3

      4 3 1,115 1,24

      3 3,16 63,2 Jumlah Total 64,8 Kriteria Cuk up Ting gi Indika tor Kod e M od us

      Med ian Std.

      Devia si Vari ans

      M ea n %

      Inform ation Satisfa ction

      US1 2 2,00 0,900 0,77

      8 2, 24 44,8

      Repea t Purch ase

      US2 4 4,00 0,811 0,60

      6 3, 66 73,2

      Jumlah Total

      knowledge sharing dan communication effectiveness

      improved individual prouctivity , dan communication effectiveness . Hasil analisis data net benefits disajikan pada tabel 11. Nilai

      Devi asi Vari ans

      variabel user satisfaction secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup tinggi dengan persentase sebesar 59%. Indikator information

      M ea n %

      Natur e of use

      U1 4 4,00 1,02

      9 0,90 6 3,

      58 71,6 Frequ ency of use

      U2 3 3,00 1,06 0,82

      2 3, 37 67,4

      Jumlah Total 69,5 Kriteria Ting gi

      Pada variabel use terdapat dua indikator, yaitu nature of use dan frequency of use. Hasil analisis data use disajikan pada Tabel 9. Nilai variabel use secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dengan presentase sebesar 69,5%. Indikator frequency of use memiliki rata- rata dibawah rata-rata total sehingga direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

      Pada variabel user satisfaction terdapat dua indikator, yaitu information satisfaction dan

      repeat purchase.

      Hasil analisis data user

      satisfaction disajikan pada Tabel 10. Nilai

      satisfaction memiliki rata-rata kurang dari rata-

      Pada variabel net benefits terdapat tiga indikator, yaitu improved knowledge sharing,

      rata total sehingga direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

      Tabel 10 Statistik Deskriptif User Satisfaction Tabel 11 Statistik Deskriptif Net Benefits Indikato r Kod e M od us

      M ed ia n

      Std. Devia si

      Vari ans Mea n

      % Improve d Knowle dge Sharing

      NB1 4 4,

      00 0,899 0,80 9 3,47 69,4

      Improve d Individu al Producti vity

      NB2 4 4,

      00 0,924 0,85 5 3,59 71,8

      Commu nication Effective ness

      NB3 4 4,

      00 0,943 0,89 3,46 69,2 Jumlah Total 70,1 Kriteria Ting gi

      59 Kriteria Cukup Tinggi penelitian ini untuk mengetahui meningkat atau tidaknya produktifitas dan kualitas pekerjaan (kerja jadi lebih mudah) pengguna saat menggunakan sistem layanan e-learning oleh pengguna yaitu mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya; sebagaimana pernyataan Darmawan (2012:9) disitasi dalam (Ihwanah, 2016), ada sejumlah masalah lain dalam upaya implementasi e-learning salah satu penyebab utama adalah kurangnya sumber daya manusia dalam proses transformasi teknologi, infrastruktur, dan perangkat hukum yang mengaturnya. Hal yang perlu diperhatikan bahwa Universitas Brawijaya tentu juga perlu mentransformasi cara pengajaran dan proses pembelajarannya yaitu dengan cara memaksimalkan penggunaan e-learning tiap fakultas agar mahasiswa dapat merasakan kegunaan dari e-learning; tentu perkuliahan di kelas dinilai terbatas waktunya karena hanya sekitar dua jam; sehingga pemahaman mahasiswa masih kurang. Oleh karena itu diberikan faktor pendukung untuk menunjang perkuliahan yang salah satunya mengoptimalkan penggunaan e-learning. Karena terkait fasilitas

      e-learning itu sendiri selain dapat

      mengumpulkan tugas, mahasiswa juga bisa mengunduh materi perkuliahan. Sehingga mahasiswa tidak perlu repot mencatat ketika perkuliahan berlangsung dan lebih fokus mengikuti perkuliahan. Kemudian menjadikan

      e-learning sebagaimana fungsinya dalam

      pembelajaran yaitu subtitusi atau pengganti; tujuannya untuk membantu mempermudah mahasiswa mengelola kegiatan pembelajaran/perkuliahan sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan perkuliahan.

      Variabel confirmation dalam penelitian ini untuk mengetahui sesuai atau tidaknya harapan dan kesesuaian pada realita pengguna dalam segi pengalaman dan tingkat layanan terhadap sistem layanan e-learning oleh pengguna yaitu mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa user tersebut akan merasa puas karena konfirmasi yang terpenuhi; hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghasemaghaei & Hassanein (2015); pengguna akan mengunjungi situs web apabila merasa situs web tersebut akan membantu dalam menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas, tiap fakultas perlu meningkatkan penggunaan e-learning, dikarenakan masih banyak dosen yang tidak menggunakan e- learning fakultas dengan semestinya; maka tiap fakultas tentu perlu mengeluarkan kebijakan terkait penggunaan e-learning. Kebijakan yang tepat tentunya adalah kebijakan top-down. Kebijakan top-down sendiri yaitu pendekatan dari atas ke bawah, pada pendekatan ini asumsi yang terjadi adalah para pembuat keputusan merupakan aktor kunci dalam keberhasilan implementasi, sedangkan pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses implementasi dianggap menghambat. Hal ini tentu akan sangat meningkatkan minat penggunaan e-learning secara signifikan .

      Variabel satisfaction dalam penelitian ini untuk mengetahui perasaan terhadap pengalaman secara umum mengenai program e-

      learning yang telah digunakan, seperti senang,

      kecewa, dan buruk. Penelitian yang dilakukan oleh Ghasemaghaei & Hassanein (2015) menyatakan bahwa information quality memengaruhi secara kuat kepuasan pengguna. Rekomendasi yang diberikan adalah menyediakan informasi yang lengkap, tepat, dan

      up to date seperti misalnya materi kuliah yang di

      upload secara berkala untuk meningkatkan minat menggunakan e-learning dan kepuasan penggunananya. Sistem informasi e-learning yang memuaskan tentu akan digunakan oleh mahasiswa dan dosen apabila sistemnya mudah digunakan, memberi banyak informasi, sesuai dengan keinginan pengguna, dan memberi layanan interaktif.

      Variabel continuance intention dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana niat pengguna dalam keberlangsungan penggunaan sistem layanan e-learning. Niat perilaku untuk menggunakan e-learning fakultas di Universitas Brawijaya tersebut dipengaruhi oleh sikap pengguna yang merupakan ketertarikan untuk menggunakan e-learning. Persepsi kegunaan dipengaruhi oleh fungsionalitas sistem yang merupakan kemampuan dari suatu e-learning untuk menyediakan akses yang fleksibel. Fungsionalitas sistem merupakan faktor utama berjalan atau tidaknya suatu e- learning. Perbaikan infrastruktur perlu dilakukan agar layanan sistem dapat berjalan dengan lancar. Pemakaian fitur juga perlu dimaksimalkan untuk meningkatkan fungsionalitas sistem dan meningkatkan kepuasan pengguna, fitur yang bisa lebih ditingkatkan kegunaannya adalah forum diskusi agar mahasiswa dan dosen dapat berinteraksi.

      Variabel system quality dalam penelitian ini untuk mengetahui mudah atau tidaknya e-

      learning dipahami dan atau digunakan oleh pengguna yaitu mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya. Jika sistem memiliki kecepatan akses atau waktu respon yang optimal maka dapat dikatakan bahwa sistem yang diterapkan memiliki kualitas yang baik.

      Response time juga dapat dilihat dari kecepatan

      pengguna dalam menelusuri informasi yang dibutuhkan (DeLone & McLean, 2016). Hal yang perlu diperhatikan website e-learning fakultas adalah menghapus elemen website yang dirasa tidak penting dan menyewa hosting yang lebih cepat seperti vps atau dedicated server agar pengguna lebih cepat dalam menemukan konten yang diinginkan.

      Variabel information quality dalam penelitian ini untuk mengetahui kualitas output dari e-learning pada perspektif pengguna yaitu mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya. Semakin jarang informasi diperbarui maka semakin kecil kemungkinan informasi tersebut berguna bagi pengguna (Bovee, Srivastava, & Mak, 2003) maka rekomendasi yang diberikan adalah menyediakan informasi yang lengkap, tepat, dan up to date seperti misalnya materi kuliah yang dibutuhkan di

      upload secara berkala untuk meningkatkan

      minat menggunakan e-learning. Sesuai dengan rujukan menurut (Tam & Oliveira, 2016) pembaruan informasi secara berkala dan lengkap sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna dapat meningkatkan kualitas informasi.

      Variabel service quality dalam penelitian ini untuk mengetahui kualitas dukungan yang diberikan e-learning terhadap pengguna yaitu mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya. Menyediakan bantuan online , karyawan IT yang mudah dihubungi ketika pengguna membutuhkan bantuan, menyediakan pelatihan, sosialisasi, dan edukasi untuk menggunakan e-learning pun direkomendasikan untuk meningkatkan pelayanan. Hal ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh (Alaan, 2016) terkait dengan peningkatan kualifikasi sumber daya manusia; menurutnya bahwa peningkatan kualifikasi dapat dilakukan dengan pemberian pelatihan dan pengembangan bagi karyawan, sehingga peningkatan dalam pelayanan yang cepat dalam menangani masalah pengguna akan menunjukkan bahwa penyedia benar-benar memahami kebutuhan pengguna.

      Variabel use dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa sering mahasiswa di empat Fakultas pada Universitas Brawijaya menggunakan e-learning berbasis moodle. Seiring dengan munculnya berbagai kendala yang timbul dalam implementasi e-learning di empat Fakultas di Universitas Brawijaya, bukan berarti penerapannya ditunda dan tidak segera dimulai. Namun, harus dicarikan upaya agar penerapannya bisa optimal dengan segala keterbatasan yang ada. Adapun upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah seperti yang diketahui bahwa semua sumber daya manusia memiliki pengaruh yang besar dalam e-

      learning

      , tetapi komponen yang mendasar adalah dosen dan mahasiswa, sehingga karakteristik atau budaya yang menjadi kebiasaan dosen dan mahasiswa perlu diubah serta disesuaikan melalui berbagai pendekatan, pelatihan dan sosialisasi dari karakteristik dosen dan mahasiswa secara konvensional ke modernisasi. Tentunya setelah itu pengguna akan merasakan kegunaan pada e-learning yang pastinya akan meningkatkan minat penggunaan pada e-learning.

      Variabel user satisfaction dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon yang diberikan mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya setelah menggunakan e-

      learning berbasis moodle. Kepuasan pemakai

      (user satisfaction) merupakan respon pengguna terhadap penggunaan keluaran dari sistem informasi. Kepuasan pemakai merupakan respon langsung terhadap hasil keluaran dari sistem informasi, beberapa peneliti seperti EinDor dan Segev serta Hamilton dan Chervany dalam Jogiyanto (2007) disitasi dalam (Widodo, Handayani, & Saifi, n.d.) mengusulkan bahwa kepuasan pemakai adalah satu-satunya faktor penentu keberhasilan suatu sistem informasi. Maka seperti pada pembahasan sebelumnya, kredibilitas situs dapat diamati dari aspek konten informasi. Kredibilitas informasi merupakan kunci sukses dari situs dan berdampak pada loyalitas pengguna (McKnight & Kacmar, 2007: 423) disitasi dalam (Rusfian, Irwansyah, & Ernungtyas, 2014), terkait hal ini maka masih ada yang perlu diperbaiki seperti menyediakan informasi yang lengkap, tepat, dan up to date. Sehingga pengguna tidak hanya mengunjungi website e-learning berulang hanya untuk mengumpulkan tugas namun juga untuk mencari informasi yang dibutuhkan secara berulang

      .

      Variabel net benefits dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dampak dari pemakaian e-learning terhadap pengguna yaitu mahasiswa pada empat Fakultas di Universitas Brawijaya. Pada e-learning tiap fakultas terdapat fitur forum diskusi yang masih jarang dipergunakan dengan maksimal oleh pengguna,

      learning , memperbarui informasi secara rutin, dan melakukan perawatan pada website.

      Alaan, Y. (2016). Pengaruh Service Quality (Tangible,Empathy,Reliability,Responsive ness dan Assurance) Terhadap Customer Satisfaction : Penelitian Pada Hotel Selera Bandung. Jurnal Manajemen, 15(2), 255

      disarankan membuat sistem yang bisa menampung informasi dari pengguna sehingga dari sistem tersebut bisa dijadikan dasar evaluasi terkait kualitas informasi yang disajikan e-

      and Use of Technology) dan Seddon Model, dan

      Penelitian selanjutnya bisa dengan memperbesar jumlah sampel agar hasilnya lebih representatif sehingga dapat menggeneralisir kondisi yang sebenarnya di lapangan, kemudian menggunakan metode selain Expectation- Confirmation’s Model dan Delone and Mclean’s Model untuk mengukur kualitas dan kesuksesan seperti UTAUT (Unified Theory of Acceptance

      oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan improved knowledge sharing (meningkatkan berbagi pengetahuan) dan

      agar lebih menarik, melakukan kegiatan evaluasi secara rutin, meningkatkan penggunaan e-

      moodle yaitu memperhatikan tampilan design

      diberikan kepada empat Fakultas di Universitas Brawijaya untuk meningkatkan kualitas dan kesuksesan implementasi e-learning berbasis

      quality dan user satisfaction. Rekomendasi yang

      improved knowledge sharing dan communication effectiveness.

      6. DAFTAR PUSTAKA

      pengetahuan) dan communication effectiveness (efektivitas komunikasi) terjamin akan meningkat, hal ini merujuk pada penelitian (Astuti Maria Hanim, Pripadi Apol Dr., 2013) bahwa case-based learning dapat meningkatkan

      knowledge sharing (meningkatkatkan berbagi

      kelas. Pada tingkat individu, seseorang diberikan tugas untuk menganalisis sebuah kasus seorang diri. Individu tersebut akan menggunakan pengetahuannya dan sumber-sumber rujukan yang dimilikinya untuk melakukan tugasnya tersebut. Individu ini akan melakukan analisis secara sistematis, mulai dari perumusan masalah, analisis, hingga menemukan solusinya, setelah melalui fase pembelajaran individu, mulailah pembelajaran di tingkat kelompok, dengan demikian keberlangsungan improved

      learning , yakni tingkat individu, kelompok dan

      dengan menggunakan kasus. Secara metodologis, case-based learning adalah proses pembelajaran bertingkat dengan menggunakan kasus sebagai media pembelajarannya. Terdapat tiga tingkatan dalam sebuah case-based

      based learning yaitu proses pembelajaran

      komunikasi) adalah dengan menerapkan case-

      communication effectiveness (efektivitas

      learning.

    • – 270.

      Hasil statistik deskriptif pada model expectation-confirmation menunjukkan bahwa kondisi variabel perceived usefulness termasuk kategori tinggi, confirmation termasuk kategori cukup tinggi, satisfaction termasuk kategori cukup rendah, dan continuance intention termasuk kategori cukup rendah. Secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup tinggi, aspek yang perlu diperhatikan adalah variabel satisfaction dan continuance intention. Sedangkan hasil statisitik deskriptik pada model delone and mclean menunjukkkan bahwa kondisi variabel system quality termasuk dalam kategori tinggi, information quality termasuk dalam kategori tinggi, service quality termasuk dalam kategori cukup tinggi, use termasuk dalam kategori tinggi, user satisfaction termasuk dalam kategori cukup tinggi, dan net benefits termasuk dalam kategori tinggi. Secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi, aspek yang perlu diperhatikan adalah variabel service

      Astuti Maria Hanim, Pripadi Apol Dr., K. A.

    5. SIMPULAN

      (2013). Analisis Kualitas Sistem Informasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Dan Pengetahuan Mahasiswa Sebagai Pengguna Media Pembelajaran Berbasis E- Learning (Studi Kasus : Jurusan Sistem Informasi ITS Surabaya). Teknik Pomits,

      1 –8. Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas (4th ed.). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

      Bhattacherjee, A. (2001). UNDERSTANDING

      INFORMATION SYSTEMS CONTINUANCE: AN EXPECTATIONCONFIRMATION MODE, 25(3), 351 –370.

      Bovee, M., Srivastava, R. P., & Mak, B. (2003).

      A Conceptual Framework and Belief- Function Approach to Assessing Overall Information Quality. Proceedings of the

      Sixth International Conference on Information Quality , 18 , 311 –328.

      https://doi.org/10.1002/int.10074 Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness , Perceived Ease of Use , and User Acceptance of lnformation Technology.

      MIS Quarterly , 13 (3), 319 –340.

      https://doi.org/10.2307/249008 DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The

      DeLone and McLean model of information systems success: A ten-year update.

      Journal of Management Information

      , (4),

      9 Systems

      19 –30.

      https://doi.org/10.1080/07421222.2003.11 045748 DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2016).

      Information Systems Success Measurement .

      https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1561/2 900000005 Information Ghasemaghaei, M. & Hassanein, K., 2015.

      Online information quality and consumer satisfaction: The moderating roles of contextual factors – A meta-analysis. Information & Management , Volume 52, pp. 965-981.

      Ihwanah, A. I. (2016). Implementasi E-Learning Dalam Kegiatan Pembelajaran Pgmi Iain Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

      Cakrawala , XI(1), 76 –91.

      Rusfian, Z. E., Irwansyah, & Ernungtyas, F. N.

      (2014). USABILITAS , DESAIN DAN INFORMASI KONTEN SITUS BURSA. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi . Bandung: Alfabeta. Tam, C., & Oliveira, T. (2016). Performance impact of mobile banking: using the task- technology fit (TTF) approach.

      International Journal of Bank Marketing , 34 (4), 434

    • –457. https://doi.org/10.1108/IJBM-11-2014- 0169 Widodo, T. W., Handayani, S. R., & Saifi, M.

      (n.d.). Pengaruh aplikasi sistem informasi manajemen (sim) terhadap kinerja karyawan, 87 –100. Widya, L. T. (2017). Analisis Kesuksesan

      Website STIKOM Library dengan Menggunakan Model DeLone dan McLean Berdasarkan Persespsi Mahasiswsa Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya, 1 –8.