PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEBAGAI DAYA D

PAPER PEREKONOMIAN INDONESIA

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEBAGAI DAYA DUKUNG
KEGIATAN EKONOMI DI INDONESIA
Bella Arum Kristanti
135020101111027
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang, 2015.

ABSTRAK
Pembangunan infrasturuktur merupakan salah satu aspek penting
dan

vital

mendukung

untuk

mempercepat


pertumbuhan

di

proses

pembangungan

dan

Indonesia.

Infrastruktur

juga

memegang peranan yang penting sebagai salah satu roda penggerak
ekonomi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa laju pertumbuhan
ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan
infrastruktur seperti transportasi, dan telekomunikasi. Oleh karena

itu pembangunan fasilitas dan layanan ini, menjadi fondasi dari
pembangunan infrastruktur di Indonesia untuk mendukung kegiatan
ekonomi.
Kata Kunci : Pembangunan, Infrastruktur, Ekonomi

PENDAHULUAN
Pembangunan suatu negara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peran pemerintah sebagai mobilisator pembangunan sangat strategis dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi negaranya. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat hasil pembangunan yang telah
dilakukan dan juga berguna untuk menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang.
Bidang ekonomi adalah hal penting yang terus
Secara umum tujuan negara dalam

menerus diperhatikan oleh pemerintah.

ekonomi makro adalah untuk mencapai stabilitas

ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Produk Domestik Bruto serta penganguran
yang sedikit. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut memerlukan berbagai faktor pendukung

yaitu salah satunya yang penting adalah keberadaan infrastruktur. Dengan adanya

infrastruktur yang baik diharapkan merangsang dunia usaha akan menanamkan modalnya
dalam investasi langsung sehingga dapat mempertinggi pertumbuhan. Infrastruktur yang baik
juga akan memberikan akses yang lebih luas untuk menikmati sumber daya ekonomi.
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia
mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meringankan beban dunia usaha. Peningkatan
pembangunan proyek infrastruktur di seluruh Indonesia dutujukan untuk mengatasi
gelombang pengangguran, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dermaga, energi, perhubungan
dan perumahan. Selain akan menyerap tenaga kerja, proyek infrastruktur juga membuat
perekonomian akan bergerak. Tetapi pembangunan infrastruktur di Indonesia masih jauh dari
kata memuaskan, hal ini terjadi karena pembangunan di Indonesia masih belum jelas,
transportasi umum yang masih kurang maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
distribusi barang di Indonesia. Indonesia sangat jauh dibilang sebagai negara yang maju,
Indonesia lebih tepat disebut sebagai negara yang sedang berkembang karena pembangunan
infrastrukturnya yang belum terstruktur.

PEMBAHASAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Infrastruktur adalah suatu rangkaian yang terdiri atas beberapa bangunan fisik yang

masing-masing saling mengkait dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Misalnya
jaringan jalan, dimana jalan adalah merupakan sarana yang salah satu fungsinya dapat
dipengaruhi dan mempengaruhi suatu kegiatan ekonomi terutama proses distribusi output.
“Kondisi perekonomian negara berkembang walaupun rendah dalam penyediaan modal
dalam negeri, namun memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Potensi tersebut dapat
berupa sumber daya alam yang melimpah dan adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi”
(Mukhlis : 2012). Pembangunan Infrastruktur dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan
tingkat kepentingan, sehingga diperlukan skala prioritas pembangunannya, ada yang cukup
dilaksanakan sekali saja dengan perawatan yang berlanjut, namun juga ada yang sifatnya
dinamis dan berpeluang berkembang. “Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus mental
(state of mind) dari suatu masyarakat telah, melalui kombinasi tertentu dari proses
sosial,ekonomi, dan lembaga, memiliki cara untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik”
(Todaro : 2011). Dalam setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu

saja terhadap infrastruktur yang sudah ada maupun kemungkinannya untuk rencana
pengembangan kedepan, sehingga perlunya dibuat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR),
RUTR adalah acuan yang perlu dipahami dan secara konsisten harus dapat dilaksanakan
sesuai yang ditetapkan.
Salah satu hal yang menyebabkan ketertinggalan suatu daerah dalam membangun
potensi dan ekonominya adalah rendahnya daya tarik suatu daerah dan sumber daya yang

dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana infrastruktur, sehingga menyebabkan tingkat
aktivitas ekonomi yang rendah. “Suatu daerah yang tidak memiliki sumber daya, baik sumber
daya manusia maupun sumber daya alam serta kurangnya insentif yang ditawarkan
(prasarana infrastruktur, perangkat keras dan lunak, dan keamanan) dapat menyebabkan suatu
daerah tertinggal dalam pembangunan” (Maqin : 2011), dalam penelitian yang dilakukan oleh
Maqin (2011) disimpulkan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
adalah infrastruktur listrik, tenaga kerja, dan pengeluaran pembangunan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini menunjukkan
bahwa apabila infrastruktur listrik, jumlah tenaga kerja dan pengeluaran pembangunan
meningkat, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat begitu juga sebaliknya.
Pembangunan infrastruktur tentu didasarkan atas gagasan, maksud dan tujuan tidak
saja bermanfat untuk suatu golongan saja namun harus mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas. Tolok ukur keberhasilan pembangunan infrastruktur adalah sejauh mana
pemanfaatan dan dampaknya terhadap dinamika pembangunan ekonomi masyarakat
meningkat. Keterkaitan fungsi diantara infrastruktur yang ada sangat menentukan tingkat
kemanfaatannya.
Tujuan dibangunnya infrastruktur adalah untuk mendukung kepentingan masyarakat
umum, bangsa dan negara yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri termasuk untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan yang diakibatkan oleh kemungkinan munculnya berbagai
ancaman dari dalam dan luar negeri. Infrastruktur merupakan driving force dalam

pertumbuhan ekonomi. Perannya dalam mengembangkan ekonomi di seluruh wilayah
tentu tak ada yang meragukannya lagi. Sehingga perkembangan kapasitas infrastruktur di
suatu wilayah akan berjalan seiring dengan perkembangan output ekonomi.

Pembangunan infrastruktur merupakan suatu strategi dalam penyediaan sarana yang utama
Prinsip dasar penyediaan infrastruktur secara keseluruhan antara lain:
1. Infrastruktur merupakan katalis bagi pembangunan. Ketersediaan infrastruktur dapat
meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan
produktifitas dan efisiensi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Hampir dalam semua aktifitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan
infrastruktur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi
kebutuhan dasar.
2. Keterkaitan Infrastruktur dengan berbagai aspek. Agar peran infrastruktur dalam
pembangunan menjadi optimal, maka keberadaan pembangunan infrastruktur harus
terkait dengan:
a. Bangkitan-bangkitan pembangunan yang lainnya
b. Pembangunan pertanian, perkebunan, budi daya pantai, kelautan,
industri, perdagangan, jasa, pariwisata, pertambangan, migas dan
sebagainya
c. Masyarakat yang akan menjadi kelompok sasaran pelayanan

infrastruktur tersebut dan kemampuan dalam membayar jasa layanan
infrastruktur
d. Institusi pengelolanya, misalnya peran pemerintah dalam pengelolaan
atau pemeliharaan serta memberi arahan dalam bentuk segulasi sebagai
bentuk layanan publik
e. Dalam

konteks

privatisasi,

investasi

infrastruktur

perlu

mempertimbangkan minat investor, tujuan yang dikehendaki investor,
syarat-syarat investasi dan insentif bagi investor
“Agar supaya perencanaan pembangunan itu terlaksana secara berkelanjutan seyogyanya

disusun berdasarkan atas masalah dan kendala yang dihadapi, kebutuhan yang diinginkan,
dan potensi yang dimiliki. Masalah, kendala, kebutuhan, dan potensi tersebut harus d kenali
sebagai arahan bukan hanya dalam proses perencanaan tetapi juga dalam pelaksanaan
rencana yang telah disusun” (Adisasmita : 2013)
3. Perencanaan kebutuhan infrastruktur harus dilakukan melalui kombinasi antara
perencanaan yang digagas pemerintah pusat dengan yang digagas pemerintah daerah.

Seiring dengan diimplementasikannya desentralisasi fiskal dan diberikannya
kewenangan yang lebih luas bagi daerah, setiap daerah diharapkan mampu lebih
mengembangkan potensi daerahnya. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan di
daerah harus didasarkan pada kebutuhan daerah masing-masing. Dalam hal ini,
pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan daerah diharapkan mampu
meningkatkan perekonomian daerah tersebut dan daerah sekitarnya. Untuk itu perlu
kerangka pembangunan yang digagas pemerintah daerah, disamping kerangka model
yang digagas pemerintah pusat yang selama ini digunakan. Yang dimaksud dengan
adanya perencanaan yang digagas pemerintah daerah adalah terdapat rencana indikasi
kebutuhan infrastruktur secara lokal dan regional, sehingga perencanaan tersebut
ditentukan oleh pemerintah daerah berdasarkan kebutuhan daerah. Sedangkan rencana
pembangunan


infrastruktur

yang

bersifat

digagas

pemerintah

pusat

dan

dikoordinasikan oleh kantor Menko Perekonomian. Criqui (2015) mengamati pada
kota-kota yang sedang berkembang bahwa dibutuhkannya peta dan preservasi jalan
dan

kelembagaan


mendukung.

Ini

instrumen

yang

menjanjikan

untuk

mengembangkan dan mengkonsolidasikan urbanisasi yang tidak terencana, dan untuk
mengembangkan pertumbuhan masa depan. Oleh karena itu, mereka menawarkan
perspektif baru untuk aksi publik dan perencanaan perkotaan di kota-kota
berkembang.
4. Keberhasilan kerjasama Pemerintah dan Swasta memerlukan kondisi yang harus
dipenuhi, yaitu:
a. Stabilitas kerangka ekonomi makro
b. Sektor keuangan yang efisien dan berkembang

c. Kerangka kebijakan yang mantap
d. Penerimaan proyek yang berkelanjutan
e. Adanya mekanisme arbitrase atau penyelesaian penyelisihan yang jelas
f. Undang-Undang perbankkan yang berkembang dengan baik
g. Adanya

investasi

pendamping

dari

pemerintah/ekuitas/subsidi (Kewajiban Sektor publik).

pinjaman

5. Penyediaan infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan. Pembangunan
infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan, sehingga dalam jangka
panjang keberadaan infrastruktur tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.
6. Mekanisme penyediaan infrastruktur harus mendasarkan pada prinsip-prinsip
akuntabilitas, transparansi, serta memperhatikan aspek efisiensi dan keadilan.
Pembangunan infrastruktur di Indonesia terbagi jadi beberapa bagian yaitu transportasi,
telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Jika keempat bagian itu di bangun secara benar dan
teratur maka Indonesia bisa bebas dari permasalahan pembangunan infrastruktur dan menjadi
negara yang maju.

Sumber : PROBLOG

Dengan naiknya kualitas infrastruktur akan memberikan dampak yang baik pada
sektor yang akan dipengaruhinya, terutama kualitas infrastruktur jalan, dengan kualitas
infrastruktur jalan yang baik maka akan menunjang pertumbuhan sektor yang terkait, dilihat
dari sektor yang terpengaruh adalah sektor ekonomi di Indonesia dimana proses distribusi
akan sangat terbantu oleh adanya perkembangan kualitas infrastruktur jalan. Sehingga dalam
proses distribusi akan sangat efisien dan mendatangkan profit tinggi serta dapat berpengaruh
pada tumbuhnya PDB negara.
Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk
menunjang aktivitas ekonomi, meliputi public utilities (tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi,
gas), public work (jalan, bendungan, kanal, irigasi dan drainase) dan sektor transportasi
(jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang dan sebagainya) Transportasi atau pengangkutan
berfungsi sebagai faktor penunjang dan perangsang pembangunan (the promoting sector) dan

pemberi jasa bagi perkembangan ekonomi. Infrastruktur baik listrik, jalan maupun air bersih
mempunyai pengaruh yang positif terhadap perekonomian di Indonesia. Listrik mempunyai
peranan paling penting dalam proses produksi, dalam analisis yang dillakukan oleh Cook
(2011) dikatakan bahwa elektrifikasi memungkinkan mata pencaharian di beberapa sektor.
Hal ini akan merangsang kegiatan dan pendapatan serta tenaga kerja, di mana orang
membangun aset seperti perluasan produksi dan mencapai arus kas yang lebih baik. Oleh
sebab itu kebijakan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian Indonesia
dalam menghadapi krisis global sangatlah tepat dan perlu mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak.

SEKTOR EKONOMI DAN KEGIATAN EKONOMI INDONESIA
Indonesia memiliki 5 pulau besar dan mempunyai potensi ekonomi yang besar di
Indonesia. Pulau-pulau ini sebagai penghasil devisa dari kekayaan alamnya. Terdapat unsurunsur yaitu density (kepadatan), distance (jarak), dan division (bagian) yang menjadi syarat
percepatan pertumbuhan ekonomi, ketiga unsur tersebut tentunya perlu didukung oleh
infrastruktur yang baik. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan
kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan Nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Terdapat banyak sektor ekonomi Indonesia yang berpotensi dapat berkembang dengan
pesat yakni Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri
Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan/Konstruksi, Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Sektor Jasa. Dari banyaknya sektor ini membutuhkan
suatu fasilitas pendukung untuk membantu mempercepat berkembangnya sektor-sektor ini.
Dalam hal ini terdapat beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan di dalam sektor-sektor ini
untuk menghasilkan output dan pendapatan.
Kategori kegiatan ekonomi yang utama di segala sektor ekonomi di Indonesia adalah
kegiatan Produksi dimana kegiatan ini berupa kegiatan untuk menciptakan barang / jasa,
dalam kegiatan produksi ini diperlukan pula sebuah pola kegiatan distribusi yakni kegiatan

menyalurkan barang dari produsen ke konsumen selanjutnya adalah kegiatan konsumsi yang
merupakan kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai manfaat suatu barang. Semua
kegiatan ekonomi ini akan maksimal ketika didukung dengan adanya infrastruktur yang
berkualitas yang menunjangnya, terutama infrastruktur berupa akses jalan, transportasi
maupun telekomunikasi yang memiliki kualitas tinggi, infrastruktur ini akan mengurangi
biaya dan akan menambah manfaat sehingga akan memicu cepat geraknya kegiatan ekonomi
ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal menuju ke percepatan pertumbuhan ekonomi.
“Setiap kegiatan produksi umumnya memiliki backward linkage (daya menarik) dan forward
linkage(daya mendorong)” (Tarigan : 2014). Tetapi ketika infrastruktur dibangun buruk,
“misalnya infrastruktur seperti jalan raya yang buruk akan menyebabkan aliran barang dan
jasa terganggu, sehingga mendorong kenaikan cost of transpotation. Implikasinya adalah cost
of distribution yang semakin mahal dan kemudian dilimpahkan ke harga barang konsumen”
(Wahyuningsih : 2012).

Sumber : BPS

Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang mencapai 11,15 persen, diikuti oleh Sektor
Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan dan sektor lainnya. Pertumbuhan PDB tahun
2014 mencapai sekotar 30 persen yang berarti dengan ini banyak sekali faktor pendukung
berkembangnya sektor ekonomi mengalami perbaikan dan peningkatan kualitas terutama
pada infrastruktur , pengolahan kualitas infrastruktur memberikan kontribusi terbesar
terhadap total pertumbuhan sektor ekonomi dan PDB.

Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas harus bisa mengurangi kemiskinan dan
tingkat pengangguran. Maka, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kebijakan
pemerintah seharusnya ditargetkan untuk mencapai target-target pembangunan infrastruktur
yang membangun indikator-indikator perekonomian.
PENTINGNYA INFRASTRUKTUR BAGI KEGIATAN EKONOMI INDONESIA
Infrastruktur merupakan elemen yang sangat vital bagi sebuah kota terutama kota
tersebut menjadi sentral di suatu negara, begitu juga dengan negara Indonesia yang sangat
bergantung dengan infrastruktur. Masyarakat Indonesia sangat beragam dengan berbagai
kegiatan

ekonominya

sangat

bergantung

dengan

infrastruktur.

Masyarakat

yang

membutuhkan infrastruktur demi kelangsungan kegiatan ekonominya akan selalu peduli dan
menjaga agar infrastruktur itu tetap terjaga dengan baik dan lebih sering memberi saran
kepada pemerintah Indonesia agar segera memperbaiki suatu infrastruktur yang masih
kurang. Tapi secara tidak langsung masyarakat Indonesia sangat bergantung dengan
infrastruktur, maka dari itu infrastruktur sangatlah penting bagi segala kegiatan ekonomi
masyarakat Indonesia. “Pengembangan wilayah yang dilaksanakan di Indonesia :
pengembangan wilayah pada tingkat makro cenderung berorientasi pada pertumbuhan
ekonomi

dan

menempatkan

penanggulangan

kemiskinan

pada

posisi

sekunder”

(Tjokrowinoto : 2012).
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penentu pembangunan ekonomi, yang
sebenarnya sama pentingnya dengan faktor-faktor produksi umum lainnya yakni modal dan
tenaga kerja. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama sistem ekonomi masyarakat.
Sistem infrastruktur dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar,
peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem ekonomi masyarakat. Dalam meningkatkan perkembangan kegiatan
ekonomi, prasarana (infrastruktur) umum merupakan hal yang penting. Pengembangan output
tidak dapat berjalan dengan maksimal jika prasarana tidak baik. Infrastruktur mempunyai
peranan penting dalam kegiatan produksi. Secara nyata, infrastruktur dapat dimasukkan ke
dalam fungsi produksi sebab adanya peran penting dari infrastruktur sebagai salah satu input
dalam produksi yakni sebagai pendukung. “Transportasi yang memadai, Fasilitas
menurunkan biaya transportasi , dan suplai listrik yang lebih rendah biaya energi .
Penghematan biaya ini menyebabkan lebih tinggi tingkat produktivitas bagi perusahaanperusahaan” (Daido : 2013). Peran infrastruktur yang produktif tersebut yang akan
menciptakan potensi pertumbuhan.

Perkembangan infrastruktur dengan pembangunan ekonomi mempunyai hubungan
yang erat dan saling ketergantungan satu sama lain, infrastruktur merupakan penentu utama
keberlangsungan kegiatan pembangunan, diantaranya untuk mencapai target pembanguan
ekonomi secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam jangka pendek pembangunan
infrastruktur akan menciptakan lapangan kerja sektor konstruksi dalam jangka menengah dan
panjang akan mendukung peningkatan efisiensi dan produktifitas sektor-sektor ekonomi
terkait. Sehingga pembangunan infrastruktur dapat dianggap sebagai strategi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup,
peningkatan mobilitas barang dan jasa, serta dapat mengurangi biaya investor dalam dan luar
negeri.
Infrastruktur berupa jalan dan listrik akan mempengaruhi baik pekerjaan dan
pendapatan dari usaha ekonomi. Terlihat akan ada keuntungan dari strategi pembangunan
yang meningkatkan baik akses dan kualitas infrastruktur.

Olivia (2010) menyimpulkan

bahwa efek negatif dari kualitas yang buruk infrastruktur akan memberi efek pada
masyarakat pedesaan berupa kemiskinan karena kurangnya akses ke infrastruktur. Oleh
karena itu, banyak keuntungan yang dapat diharapkan dari meningkatkan kualitas
infrastruktur yang ada di desa dan membangun infrastruktur baru untuk lebih meningkatkan
akses.
Hubungan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi adalah secara langsung
infrastruktur memberikan manfaat kepada rumah tangga dan banyak dinikmati juga oleh
perusahaan yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya
memberikan kesejahteraan.

Tanpa pembangunan infrastruktur yang baik, pertumbuhan ekonomi nasional tidak
akan maksimal. Kebijakan pemerintah untuk menumbuhkan ekonomi adalah dengan
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dengan agenda
konkret membangun infrastruktur jalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS),
kontribusi infrastruktur terhadap produk domestik bruto (PDB) terus meningkat. Dengan
tekad kuat pemerintah dan pelaku usaha, perkembangan PDB tumbuh menggembirakan.
Pertumbuhan ekonomi selama 2009-2014 rata-rata 34,5 persen, sektor ekonomi lah yang
memberikan kontribusi terhadap PDB ini.

Kenaikan ini memperlihatkan peranan strategis infrastruktur sebagai penggerak
ekonomi nasional. Fluktuasi pertumbuhan pembangunan cenderung bersamaan dengan
fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur mendukung kegiatan ekonomi dan kelancaran
proses produksi, meningkatkan aksesibilitas dan ruang mobilitas kepada masyarakat. Peran
strategis sektor konstruksi juga dapat dilihat dari keterkaitan ke belakang dengan sektorsektor pendukungnya serta keterkaitan ke depan dengan sektor yang memanfaatkan produk
sektor konstruksi. Artinya, pertumbuhan sektor konstruksi akan mampu menarik gerbong
pertumbuhan sektor pendukung serta mendorong pertumbuhan sektor pembangunan yang
lain.
“Pertumbuhan PDB mempengaruhi kesempatan kerja, melalui peningkatan tenaga
kerja. Pada kondisi nilai tambah total meningkat, sektor-sektor produksi akan meningkatkan
permintaannya akan tenaga kerja. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi juga berakibat pada

meningkatnya pendapatan perkapita dan turunnya angka kemiskinan yang menunjukkan
meningkatnya standar kesejahteraan” (Husen : 2011).
Dengan maksimalnya pembangunan negara maka akan memiliki dampak kepada
sektor ekonomi dan sosial diantaranya selain tumbuh pesatnya PDB dan ekonomi,
pengangguran

dan

kemiskinan

mengalami

penurunan.

Pembangunan

infrastruktur

membutuhkan dukungan anggaran yang besar. Merencanakan, membangun, dan memelihara
infrastruktur memakan biaya sangat besar, apalagi Indonesia negara sangat luas, terdiri dari
ribuan pulau yang sangat spesifik dari sisi kebutuhan, tantangan, dan kendalanya.

DUKUNGAN PEMERINTAH
“Mendorong peningkatan pertumbuhan PDB melalui penetapan arah kebijakan
pembangunan yang mampu meningkatkan peran sektor – sektor ekonomi dalam
memperbesar pendapatan perkapita” (Husen : 2011). Pemerintah dalam melaksanakan
pembangunan di seluruh wilayah Indonesia mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk
meringankan beban dunia usaha. “Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya peningkatan pengeluaran
pemerintah misalnya untuk penyediaan atau perbaikan infrastruktur” (Dewi : 2013).
“Instrumen utama yang digunakan pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan
perekonomian adalah pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) untuk membiayai
pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang menyerap tenaga tenaga kerja dan berfungsi
meningkatkan pengembangan kegiatan berbagai sektor” (Adisasmita : 2013). Pemerintah
memberikan

fasilitas dan kemudahan agar usaha bisa tetap berjalan baik. Kemudian

peningkatan pembangunan proyek infrastruktur di seluruh

Indonesia untuk mengatasi

gelombang pengangguran, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dermaga, energi, perhubungan
dan perumahan. Selain akan menyerap tenaga kerja, proyek infrastruktur juga membuat
perekonomian akan bergerak. Peran pemerintah sebagai mobilisator pembangunan sangat
strategis dalam

mendukung peningkatan kesejateraan masyarakat serta pertumbuhan

ekonomi negara. peningkatan prasarana infrastruktur diharapkan dapat membawa
kesejahteraan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dalam mendorong pembangunan infrastruktur, pemerintah sebagai pemain utama
dalam sektor infrastruktur selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan
infrastruktur dan memprioritaskan infrastruktur dalam rencana pembangunan, sehingga

infrastruktur dapat dibenahi baik secara kuantitas maupun kualitas. Pembangunan
infrastruktur sepatutnya melibatkan pihak swasta dan masyarakat demi tercapainya
pembangunan yang berkesinambungan. “Infrastruktur nasional membutuhkan publik manajer
infrastruktur untuk memperoleh pendapatan eksplisit dari aset publik, sehingga bergerak dari
persepsi lama yang mengatakan bahwa infrastruktur publik adalah 'barang bebas’” (Abuzayan
: 2014), berhubungan dengan analisis yang dikatakan memang benar bahwa infrastrukutur
membutuhkan pengelolaan dan perbaikan supaya kualitas infrastruktur tetap terjaga dan
mengalami perkembangan.
Haruslah ada kombinasi yang tepat antar infrastruktur berskala besar dan kecil untuk
mencapai target pemerataan pendapatan dan penanggulangan kemiskinan. Untuk itu perlu
pendekatan lebih terpadu dalam pembangunan infrastruktur mulai dari perencanaan sampai
pelayanannya kepada masyarakat, guna menjamin sinergi antar sektor.
“Data Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), menyebutkan sasaran pembangunan
tahun 2019 yakni sasaran pembangunan infrastruktur dasar dan konektifitas pada tahun 2019,
pembangunan jalan nasional sepanjang 45.592 km dari kondisi tahun 2014 sepanjang 38.570
km. Pembangunan jalan baru ditargetkan 2.650 km dari kondisi 2014 sepanjang 1.202 km.
Pengembangan jalan tol sepanjang 1000 km dari kondisi tahun 2014 sepanjang 807 km”
(PROBLOG : 2014). Hal ini ditujukan untuk lebih memperbesar akses jalan baik untuk
kegiatan ekonomi. Pembangunan jalan yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi telah
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradan, Bagchi (2013) di India bahwa
dikatakan transportasi jalan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya. Sarana
transportasi jalan merupakan salah satu masukan dasar dalam proses produksi, karenanya
peningkatan transportasi jalan akan diharapkan untuk memiliki efek positif pada
pertumbuhan ekonomi. Dengan pembangunan sarana ini maka diharapkan proses distribusi
output dapat berjalan dengan baik sehingga pendaptan dapat lebih meningkat.

Data 2013.
Pemerintah telah berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui
pembangunan yang terencana di bidang infrastruktur serta meningkatkan banyak sektor lain
untuk berkpontribusi mendorong perkembangan infrastruktur dan untuk berpartisipasi
langsung dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, demi kelangsungan pertumbuhan
ekonomi. Kateja (2012) menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa pemerintah harus
menciptakan lingkungan untuk menarik partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur.

KESIMPULAN
Infrastruktur sebagai sistem yang dikaitkan dengan unsur yang berada di dalam suatu
sistem ruang dan kegiatan, memiliki peran penting terhadap perubahan kesejahteraan
masyarakat. Peran infrastruktur terhadap perkembangan memiliki kontribusi yang sangat
signifikan, baik pada aspek perekonomian, sosial-kemasyarakatan, maupun kelestarian
lingkungan. Akan tetapi arah kebijakan pembangunan sistim infrastruktur yang berlangsung
saat ini belum menunjukan hasil yang memadai untuk memerankan fungsinya sebagai
pengarah dan pendorong pembangunan. Secara ekonomi makro ketersediaan dari jasa
pelayanan infrastruktur mempengaruhi produktivitas sedangkan dalam konteks ekonomi
mikro, ketersediaan jasa pelayanan infrastruktur berpengaruh terhadap pengurangan biaya
produksi. Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan

produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran
nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi. Infrastruktur baik listrik, jalan maupun air
bersih mempunyai pengaruh yang positif terhadap seluruh sektor perekonomian di Indonesia.
Listrik mempunyai peranan paling penting dalam proses produksi, Jalan dan transportasi
mempunyai peran dalam proses distribusi. Peran infrastruktur dalam mendukung
pembangunan ekonomi amat penting, keadaan dan perbaikan infrastruktur sebagai penunjang
kegiatan perekonomian

mempunyai pengaruh yang begitu besar dalam mencapai

pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu kebijakan pembangunan infrastruktur untuk
meningkatkan perekonomian Indonesia dalam menghadapi krisis global sangatlah tepat dan
perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Cook, Paul (2011), “Infrastructure, rural electrification and development”, Energy for
Sustainable Development Journal, Volume 15, Issue 3, Pages 30431, University of Manchester, UK
Tarigan, Robinson (2014) “ Ekonomi Regional”, Jakarta : Bumi Aksara.
Mukhlis, Imam (2012), “Aliran Foreign Direct Investment dan Produk Domestik Bruto Di
Indonesia”, JESP-VOL. 4, NO. 2.
Todaro, Michael P. & Smith Stephen C. (2011), “Pembangunan Ekonomi”, Jakarta :
Erlangga.
Maqin, Abdul (2011), “ Pengaruh Kondisi Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Jawa Barat”, Trikonomika Volume 10, No. 1, Juni 2011, Hal. 10–
18, Bandung.
Adisasmita, Raharjo (2013), “Pembangunan Perdesaan”, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Criqui, Laure (2015), “Infrastructure urbanism: Roadmaps for servicing unplanned
urbanisation in emerging cities”, Habitat International Journal,
Volume 47 , page 93-102.

Wahyuningtyas, Tri (2012), “ Dampak Investasi Pemerintah Terhadap Investasi Swasta dan
Kesejahteraan

Masyarakat

Setelah

Pemekaran

Daerah

Kabupaten Kota di Provinsi Maluku”, JESP-VOL. 4, NO. 2.
Tjokrowinoto, Moeljarto (2012), “Pembangunan, Dilema dan Tantangan”, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Daido, Kohei and Tabata, Ken (2013), “Public infrastructure, production organization, and
economic

development”,

Journal

of

Macroeconomics, volume 38, page 330–346.
Olivia, Susan and Ghibson, Jhon (2010), “The Effect of Infrastructure Access and Quality on
Non-Farm Enterprises in Rural Indonesia”, World
Development Journal Vol. 38, No. 5, Page 717–
726.
Husen, Shariffuddin (2011), “PENGARUH PENGELUARAN AGREGAT DALAM
MENDORONG

PERTUMBUHAN

PRODUK

DOMESTIK BRUTO DAN IMPLIKASINYA PADA
KESEJAHTERAAN

SOSIAL”,

Jurnal

Ekonomi

Pembangunan, Volume 12, Nomor 1, Halaman 130-158,
Jakarta.
Abuzayan, Kayis dkk (2014), “Asset-management framework(s) for infrastructure facilities
in adverse (post-conflict/disasterzone/high-alert) conditions”,
Procedia Economics and Finance Journal, Volume 18, Page
304 – 311, Australia.
Ernita, Dewi dkk (2013), ” ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN
KONSUMSI DI INDONESIA”, Jurnal Kajian Ekonomi, Januari,
Vol. I, No. 02.
Adisasmita, Raharjo (2013), “Teori-teori Pembangunan Ekonomi”, Yogyakarta : Graha Ilmu.
PROBLOG (2014), Peluang Infrastruktur Indonesia di Pasar Modal Saat Ini,
https://premierinvestment.wordpress.com/2014/01/07/peluanginfrastruktur-indonesia-di-pasar-modal-saat-ini/ Diakses pada 03 April
2015.
Pradhan, Rudra P. & Bagchi, Tapan P (2013), “Effect of transportation infrastructure on
economic growth in India: The VECM

approach”, Research in Transportation
Economics Journal, Volume 38, Page 13148
Kateja, Alpana (2012), “Building infrastructure: Private participation in emerging economies”
Procedia - Social and Behavioral Sciences Journal , Volume 37,
Page 368 – 378, India.

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING PENGRAJIN PERAK DI DESA PULO KECAMATAN TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG

44 381 111

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17